CGP Angkatan 9 MODUL 1.4 KONEKSI ANTARMATERI YOKEBED TRIWIGATI
Seorang guru yang baik harus memiliki kemampuan dalam mewujudkan budaya positif di sekolah. Kesimpulan mengenai peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah Budaya positif tersebut dapat dijalankan dengan menerapkan konsepkonsep inti seperti disiplin positif, memahami motivasi perilaku manusia yang berkaitan dengan hukuman dan penghargaan, posisi kontrol seorang guru, pembuatan keyakinan kelas/sekolah dan penerapan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah murid.
Cara penerapan disiplin yang mengajarkan anak bertanggung jawab dan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Lebih ke arah disiplin diri yang dapat mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan. Dapat membuat murid memahami dan menyadari berdasarkan motivasi internal, bukan akibat paksaan, pujian ataupun hukuman. DISIPLIN POSITIF
Untuk menghindari ketidaknyamanan/ hukuman. MOTIVASI PERILAKU MANUSIA Untuk mendapatkan imbalan/pengharga an dari orang lain. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilainilai yang mereka percaya. Motivasi eksternal Motivasi Internal
MOTIVASI PERILAKU MANUSIA Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilainilai yang mereka percaya. Motivasi Internal Hindari hukuman dan penghargaan berlebihan agar meminimalisir motivasi eksternal dalam diri murid.
POSISI KONTROL GURU Penghukum Pembuat Rasa Bersalah Teman Pemantau Manajer
Posisi Manajer Guru berbuat sesuatu bersama murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya dan mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Posisi manajer mengacu pada restitusi yang dapat menjadikan murid sebagai manajer bagi dirinya sendiri sehingga tercipta identitas positif/berhasil pada diri murid.
KEYAKINAN KELAS/SEKOLAH Guru berperan dalam mewujudkan terbentuknya keyakinan kelas/sekolah dengan adanya kesepakatan antara guru dan murid. Keyakinan kelas/sekolah berupa pernyataan universal yang mudah diingat, dipahami dan harus diterapkan dalam lingkungan sekolah.
SEGITIGA RESTITUSIDALAM PENYELESAIAN MASALAH Guru yang berperan sebagai manajer menggunakan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah melalui 3 tahapan yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan. Tujuan: Menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab.
KETERKAITAN MATERI
Penerapan Budaya Positif di sekolah yang dilakukan guru mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional sesuai filosofi pendidikan KHD yaitu pendidikan yang berpihak pada murid yang menuntun murid dan mengacu pada kekuatan kodrat yang ada pada murid. Budaya Positif Filosofi KHD Nilai & Peran Guru Penggerak Visi Guru Penggerak
Visi Guru Penggerak Budaya Positif Filosofi KHD Nilai & Peran Guru Penggerak Budaya Positif dapat terwujud jika seorang guru memiliki 5 nilai Guru Penggerak yaitu; mandiri, reflektif, kolaborstif, inovatif dan berpihak pada murid. Budaya Positif dapat terwujud dengan mendorong kolaborasi antarwarga sekolah melalui keyakinan sekolah yang dibuat dan disepakati untuk dijalankan bersama.
Nilai & Peran Guru Penggerak Budaya Positif Filosofi KHD Visi Guru Penggerak Salah satu perubahan yang diharapkan oleh Guru Penggerak melalui visinya adalah terbentuknya Budaya Positif, agar terwujud sekolah yang nyaman, aman dan berpihak pada murid. Dalam mewujudkan visi tersebut menggunakan prakarsa perubahan sesuai filosofi KHD yang tertuang dalam Profil Pelajar Pancasila.
REFLEKSI
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
Saya sudah memahami konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Hal yang menarik adalah motivasi diri berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia, dalam menciptakan murid yang mandiri dan bertanggung jawab perlu mendorong motivasi intrinsik dengan menanyakan keyakinan yang dipercaya. Hal yang di luar dugaan adalah tentang motivasi manusia berupa penghargaan. Ternyata penghargaan berdampak kurang baik bagi murid diantaranya yaitu; dapat merusak hubungan, mengurangi ketepatan, menurunkan kualitas, mematikan kreativitas dan bersifat menghukum.
PERUBAHAN APA YANG TERJADI PADA CARA BERPIKIR ANDA DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA POSITIF DI KELAS MAUPUN M SEKOLAH ANDA SETELAH EMPELAJARI MODUL INI?
Perubahan yang terjadi adalah saya menyadari bahwa posisi kontrol yang biasa saya lakukan adalah penghukum dan pemantau. Seharusnya sebagai manajer dengan menerapkan segitiga restitusi dalam menangani masalah.
PENGALAMAN SEPERTI APAKAH YANG PERNAH ANDA ALAMI TERKAIT PENERAPAN KONSEPKONSEP INTI DALAM MODUL BUDAYA POSITIF BAIK DI LINGKUP KELAS MAUPUN SEKOLAH ANDA?
Saya menangani siswa yang tertidur di kelas saat kegiatan belajar sedang berlangsung. Saya menerapkan tahap segitiga restitusi yaitu, menstabilkan masalah, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan.
BAGAIMANAKAH PERASAAN ANDA KETIKA MENGALAMI HAL-HAL TERSEBUT? Perasaan saya ketika mengalami hal-hal tersebut sangat termotivasi untuk terus memperbaiki diri dengan menerapkan budaya positif sekolah.
MENURUT ANDA, TERKAIT PENGALAMAN DALAM PENERAPAN KONSEP-KONSEP TERSEBUT, HAL APA SAJAKAH YANG SUDAH BAIK? ADAKAH YANG PERLU DIPERBAIKI? Hal yang sudah baik menurut saya adalah sudah munculnya motivasi internal pada murid untuk melaksanakan budaya positif sesuai nilai kabjikan yang diyakini. Yang harus diperbaiki adalah konsisten menerapkan posisi kontrol manajer.
Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?
Sebelum mempelajari modul ini, posisi kontrol yang saya perankan adalah sebagai penghukum dan pemantau. Perasaan saya saat itu selaludiliputi rasa bersalah setelah memberi hukuman pada murid jika membuat kesalahan karena kesalahan dan hukuman sering tidak berkorelasi. Setelah mempelajari modul ini, saya menerapkan posisi manajer dalam menyelesaikan masalah. Sekarang saya merasa semakin mantap dan percaya diri saat membangun komunikasi dengan murid. Saya juga merasa bahagia melihat murid mandiri dan bertanggung jawab didasari oleh motivasi intrinsiknya sendiri.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Saya pernah menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid yaitu tahap validasi tindakan yang salah. Contohnya saat murid berpindah-pindah tempat duduk. Padahal mereka sudah sepakat untuk mengundi posisi duduk setiap bulannya. Saya menanyakan kepada kelas ‘ mengapa kalian membuat kesepakatan tetapi tidak dilakukan? Apakah sudah tidak membutuhkan undian posisi duduk lagi?’
Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Hal lainyang menurut sayapentinguntuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positifadalah melakukankolaborasi antara warga sekolah, agar budayapositifini jangan hanya dilakukan oleh beberapagurusaja, tetapi juga diterapkan olehsemua warga sekolahsehingga apayang didapat anakakan sejalan dansatutujuansehingga semakin menguatkankemandirian dantanggungjawab anak.
Terima Kasih Salam dan Bahagia