The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by GARLICLIB, 2023-09-08 00:06:47

MENGGAPAI MIMPI

MENGGAPAI MIMPI

i


ii Kata Pengantar Allah menciptakan segala yang ada di dunia ini dengan perencanaan. Tidak ada kejadian secara kebetulan. Semua direncanakan dengan sempurna. Harapanharapan yang kita inginkan bukan hanya menjadi impian jika Allah menghendaki. Buku Mengejar Mimpi merupakan langkah awal dari penulis untuk menguak tabir rahasia dari kekuatan mimpi yang dialami manusia. Penulis mencoba memberanikan diri menulis berbagai pengalaman dan pengetahuan tentang mimpimimpi dan harapannya. Buku Mengejar Mimpi ini merupakan kumpulan cerita pendek (cerpen) yang dituliskan berdasarkan kisah nyata maupun kisah yang dialami oleh orangorang disekitar penulis. Isi buku ini juga memberikan gambaran perjuangan, harapan, cita-cita, serta kiat mencapai kesuksesan seseorang. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu guru yang telah berusaha menuliskan cerita pendek terkait menggapai cita-cita. Semoga kumpulan cerita pendek ini dapat memberi manfaat untuk pembaca. Surabaya, 7 November 2021 Kepala SDN Wonorejo 274 Reny Indaryati, M.Pd. NIP. 196805271990032006


iii Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi 1. Ada Pelangi di Bola Matamu, Bu Inayah Oleh: Reny Indaryati, M.Pd. ……………………………………………1 2. Ibu, Tunggu Aku di Jawa Oleh: Riska Dwi Puspaningrum, S.Pd. …………………………….........6 3. Tuntutan atau Tuntunan Oleh: Imam Yafi’i, S.Pd. ………………………………………………12 4. Mendadak Youtuber Oleh: Iyyakum Khoiron, S.Pd. …………………………………………18


1 | M e n g e j a r M i m p i Pagi itu matahari sudah sepenggalan naik, cuaca panas yang menyengat menambah galau dan gelisah hati bu Inayah, seorang guru sekolah dasar di daerah pinggiran kota kecil. Dengan gaji UMR yang tidak begitu besar dia harus menghidupi tiga orang anaknya dan orangtuanya yang sakit sakitan. Suaminya bekerja serabutan disamping sebagai satpam perumahan dimana dia menempati rumah salah satu pemilik rumah yang kosong. Penghasilannya sebagai satpam perumahan yang tidak seberapa mengharuskan dia harus menerima pekerjaan apapun asal halal, katanya. Dengan menempati rumah kecil yang sudah rusak sana sini bu Inayah bersama suami dan ketiga anaknya yang masih kecil kecil hidup sangat sederhana di rumah kontrakan tersebut. Untunglah suaminya rajin dan ringan tangan dalam bekerja sehingga banyak penghuni perumahan yang memakai jasa nya misalnya memotong rumput, membersihkan halaman rumah, memperbaiki atap bocor, kran rusak dan lain lain, tidak ada pekerjaan yang ditolaknya bahkan juga bersedia antar jemput anak sekolah. Upah yang didapat lumayan untuk menambah keperluan rumah tangga mereka. Sudah dua hari ini anak lelaki bungsunya yang bernama Arga terbaring di rumah sakit dalam kondisi kritis berjuang melawan penyakit hidrosepalus yang dideritanya sejak dari bayi. Hidrosefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak (ventrikel) sehingga menyebabkan otak mengalami pembengkakan yang berakibat pembesaran pada kepala. Ini adalah yang kesekian kalinya si bungsu arga harus masuk rumah sakit dan kali ini agak serius nampaknya. Dengan wajah lesu dan pucat pasi bu Inayah menunggu sang buah hati kesayangannya itu diluar ruang ICU sambil berurai air mata yang tak henti sejak semalam. Suaminya berada di sampingnya sambil menenangkannya. Mulutnya terlihat komat kamit tak henti hentinya berdoa agar anaknya terselamatkan. Rasanya kering Ada Pelangi di Bola Matamu, Bu Inayah Oleh: Reny Indaryati, M.Pd. Kepala Sekolah


2 | M e n g e j a r M i m p i sudah air matanya tertumpah untuk anak lelaki kesayangannya itu. Yang tersisa kini hanyalah harapan adanya keajaiban untuk kesembuhan Arga. Hari itu pula hati bu Inayah sedang berkecamuk campur aduk penuh harap cemas menunggu pengumuman tes PPPK yang ditunggu tunggunya. Satu kesempatan dan satu satunya harapan yang selama ini sangat diidam idamkan. Berbulan bulan Bu Inayah harus mempersiapkan tes PPPK yang menjadi idaman dan cita citanya sejak dulu. Berbagai latihan soal dari berbagai sumber dikerjakan dengan sungguh sungguh dan berdiskusi dengan teman yang lain. Soal demi soal dicermati dan dipahami. Juga mengikuti pendalaman materi dan pembahasan soal soal P3K. Berbekal semangat yang tinggi dan kerja keras bu Inayah terus berupaya untuk mewujudkan cita citanya sejak kecil yaitu menjadi abdi negara sepenuhnya. Sebagai guru tidak tetap bu Inayah sudah mengabdi selama bertahun tahun di sekolah ini. Suka duka mengajar dan mendampingi anak didiknya dengan sabar, ikhlas, serta dedikasi tinggi untuk sekolah sebagai bentuk profesionalisme guru sudah tak diragukan lagi. Setiap tugas sekolah selalu dilakukan dengan baik dan tuntas. Kerja kerasnya dalam mengawal belajar anak didiknya patut diacungi jempol. Penerapan metode dan penggunaan media pembelajaran dilakukan dg baik kepada para siswa. Interaksi dan komunikasi dengan wali murid terus menerus dilakukan secara intens. Sudah berkali kali bu Inayah mengikuti tes CPNS dan berkali kali pula ia tidak lolos tes. Sempat putus harapan dan tak berharap menjadi PNS karena harus fokus merawat si kecil. Itu menjadi pertimbangan bu Inayah saat itu. Namun berkat dorongan dan motivasi dari Bu Yati kepala sekolahnya, yang terus menerus memacu semangatnya agar tidak putus asa, bu Inayah merasa tertantang bangkit untuk meraih cita citanya yang hampir pupus. Dia berharap dengan lolos P3K maka kehidupan akan lebih baik, perekonomiannya akan meningkat, kesejahteraan akan terjamin. Dan ada jenjang karier untuk ke depannya. Untuk itulah bu Inayah berusaha keras untuk menggapai cita citanya dan kepala aekilahnyapun mendukung penuh para guru yang akan mengikuti tes P3K.


3 | M e n g e j a r M i m p i Sebagai kepala sekolah, Bu Yati sangat memperhatikan kondisi guru guru dan murid muridnya, baik kondisi kesehatan maupun mentalnya. Bagi bu Yati kesehatan fisik dan mental guru dan murid itu jauh lebih penting dan utama apalagi di masa pandemi saat ini. Jika semuanya sehat jasmani dan rohaninya maka kegiatan belajar mengajar akan terlaksana dengan baik. Guru bisa mentransfer dengan mudah ilmunya kepada murid. Dan kini bu Inayah berharap cemas menunggu pengumuman PPPK. Sambil menyandarkan kepalanya di samping pintu masuk ICU dia hanya bisa menatap dari kejauhan anaknya yang sedang berjuang dari masa kritis. Betapa teriris hatinya mendengar tangis anaknya dari kejauhan. #(Flashback) Tiga tahun lalu saat usia kandungan bu Inayah menginjak 3 bulan, dokter kandungannya mengatakan: "Janin yang ibu kandung ini memiliki kelainan serius bu, sehingga pertumbuhannya lambat tidak sempurna jika saya pertahankan saya kuatir dengan keselamatan ibu. Saya sarankan sebaiknya digugurkan saja. karena jika hiduppun bayi akan cacat seumur hidup. Apakah ibu tidak kasihan melihat penderitaannya? janin inipun tidak akan tumbuh sempurna." Begitu kata dokter kandungan kala itu. Namun bu Inayah tetap bersikukuh dan yakin ingin mempertahankan bayinya. Dia yakin bahwa Kuasa Alloh lebih hebat daripada perkiraan manusia. Sehebat apapun manusia tidak bisa mengalahkan Kuasa-Nya. Bu Inayah yakin dengan harapan untuk menebus kesalahannya. "Apapun yang terjadi saya akan mempertahankan janin ini dok, saya akan rawat bayi ini dengan baik dan penuh kasih sayang kami. Saya akan menebus kesalahan yang saya perbuat demi anak ini dok. Hingga dia keluar kedunia nantinya. Saya yakin anak ini nantinya akan membawa keberkahan dalam hidup kami. Saya akan mempertahankannya apapun yang terjadi. Bahkan meski harus mempertaruhkan nyawa


4 | M e n g e j a r M i m p i saya sekalipun, dokter." Pinta bu Inayah sambil berurai air mata terus memohon namun dengan keyakinan akan adanya mukjizat terhadap janin yang dikandungnya. Hari hari dilalui bu Inayah dengan sukacita. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, hingga tak terasa sudah sembilan bulan usia kandungan bu Inayah. Semua keluarga gembira menyambut hadirnya bayi kecil kesayangannya lahir kedunia dengan selamat dan sehat layaknya bayi pada umumnya. Wajahnya ganteng dengan kulit putih bersih menambah kebahgiaan bu Inayah dan keluarga. Arga kecilpun tumbuh besar dan sehat. Hingga suatu hari tubuhnya kejang kejang sampai membiru. Keadaan ini berulang ulang hingga usia arga memasuki dua tahun sekarang keadaan itu terulang lagi. Untuk yang kesekian kalinya pula kesabaran dan ketabahan bu Inayah diuji. Pagi itu sambil menenteng tas kresek berisi pakaian gantinya, bu Inayah tergopoh gopoh datang ke sekolah utk menemui Bu Yati. Dengan wajah tegang dan perasaan cemas dia menghadap kepala sekolahnya itu meminta ijin satu hari untuk menunggui buah hatinya yang akan dioperasi pagi ini. "Ibu, saya mohon ijin tidak ke sekolah hari ini karena saya harus menunggui anak saya yang akan dioperasi pagi ini bu" kata bu Inayah dengan suara terbata bata dan mata yang berkaca kaca sambil menghampiri bu Yati yang baru saja turun dari kendaraannya. Tanpa bertanya panjang lebar kepala sekolah yang bijaksana itu menghampiri dan menggenggam tangan bu Inayah: "Ibu harus ada di dekat putra ibu, jangan tinggalkan sedetikpun ketika dia harus berjuang. Dampingi dia terus bu. Walaupun ibu tidak bisa menunggui disampingnya, dia butuh kekuatan doa dari orangtuanya terutama ibunya." Bu Yati berhenti sejenak sambil menghela nafas dan ikut meneteskan airmatanya meligat bu Inayah sesenggukan, lalu mencoba meneruskan kalimatnya "Jika seorang ibu selalu ikhlas berada di samping anak anaknya dalam kondisi apapun tanpa mengeluh sedikitpun maka Alloh akan memberi hadiah yang luar biasa"


5 | M e n g e j a r M i m p i "Terimakasih bu Yati atas support dan semangatnya" Bergegas bu Inayah menuju rumah sakit. Disana sudah ada suami tercintanya menunggu di depan ruang operasi. Operasi berjalan selama dua jam lebih. Dan operasi hari itu berjalan lancar. Tim dokter menemui bu Inayah yang sedari pagi tadi tidak beranjak dari kursi di depan pintu operasi bersama suaminya. Seketika mereka berpelukan dan keduanya menangis gembira mendengar keterangan dokter yang mengoperasi arga. Bu Inayah tak kuasa membendung air matanya lalu berdoa mengucap syukur kepada Alloh SWT Chatt whatsapp bu Inayah: “Assalamualaikum bu, Alhamdulillah sore ini adik Arga diperbolehkan pulang. Terimakasih atas doanya dan supportnya.” Balasan bu Yati: “Waalaikumsalam wr wb. Alhamdulillah. Semoga semakin membaik kesehatan dik Arga, bertambah pintar dan memjadi anak yang sholih serta membanggakan orangtuanya.” Keesokan harinya ... Chat whatsapp bu Inayah: Ini hasil tes PPPK bu. (Tertera hasil tes) Balasan bu Yati: “Alhamdulillah Ya Rabb. Selamat ya bu Ina lolos tes P3K. Semoga diberi kelancaran proses administrasi. Ini hadiah terindah dari Alloh untuk bu Ina krn kesabaran dan keikhlasan ibu mendampingi si buah hati. Yakinlah bu..dibalik air mata seorang ibu ada pelangi warna warni yang akan menghiasi hari hari indah selanjutnya.


6 | M e n g e j a r M i m p i Gadis berambut ikal berseragam merah putih dan beralaskan kaki itu bernama Ana Rambu. Ia berjalan menyusuri perbukitan dan menyeberang sungai berebut pesona terik sang mentari. Tak lupa tangannya menggenggam erat tas kebanggaannya. Bukan tas layaknya anak kota bergambar frozen maupun boboboi. Bukan pula tas model koper yang diseret bak pramugari sedang bertugas. Kantong plastik bekas detergenlah tas kebanggaannya. “Selamat paa giii bu.” Sapa Ana kepadaku dengan wajahnya ceria dan memancarkan semangat belajar. “Selamat pagi, Ana. Pagi sekali sudah sampai di sekolah?” tanyaku. “Ibu Jawa ini koh, nyungga ingin pintar seperti Ibu. Biar bisa naik pesawat ke Jawa dan kuliah disana toh lalu menjadi guru seperti Ibu.” Jawab Ana dengan bersemangat. “Oke ibu pegang janjimu. Ibu tunggu kamu di Jawa.” Timpalku. Mentari tampaknya mulai meninggi, panasnya sampai menusuk ke kulit. Teng…teng…teng loncengpun berbunyi tanda masuk sekolah. Ana Rambu memimpin doa pagi ini. Selepas berdoa kelas dimulai dengan pelajaran matematika. Suasana kelas terasa begitu mencekam lagaknya. Jika dihitung jari, dari 12 siswa hanya 2 siswa yang sudah memahami operasi hitung dasar. Diantaranya Ana Rambu dan Jesri. “Berapa hasil perkalian dari 6 x 7?” tanyaku pada Yakobus, lalu pada Ance namun keduanya tetap taka da jawaban. Melihat wajah asam mereka, akhirnya kuajak mereka belajar di luar kelas. “Baik anak-anak hari ini kita akan belajar perkalian.” Sambil meminta mereka mengambil 7 kerikil sebanyak 6 kali. “Ibu tadi meminta kalian mengambil kerikil berapa kali?” tanyaku. Ibu, Tunggu Aku di Jawa Oleh: Riska Dwi Puspaningrum, S.Pd. Guru Kelas 3-B


7 | M e n g e j a r M i m p i “enam kali, Ibu.” Jawab Arinto “Lalu setiap mengambil kerikil ada berapa banyak?” tanyaku lagi. “Eee tujuh kerikil to, Ibu.” Sahut Yakobus. “Baiklah, kalau begitu, berapa banyak itu kerikil kalian sekarang?” sambil meminta murid menghitung kerikil keseluruhan. “Ada empat puluh dua Ibu.” Jawab Ana Rambu dengan cepat. “Hebat Ana, benar sekali jawabanmu.” Sambil kuberikan gulagula padanya. Jadi kita dapat menuliskan dalam bentuk matematikanya 6 x 7=42. Untuk ukuran siswa kelas 6 materi ini seharusnya sudah mereka pahami. Namun, untuk siswa di daerah terpencil belum memahami operasi hitung dasar seperti ini menjadi hal yang biasa. Bahkan kelas enampun masih ada yang kurang lancar membaca ataupun melakukan penjumlahan bersusun. Lain halnya dengan Ana Rambu. Ia adalah salah satu murid yang cerdas diantara teman-temannya. Sempat kuberikan buku persiapan UNAS yang dikirim oleh teman-teman dari Jawa. Ia mengerjakan setiap soal dengan runtut. Jika ada kesulitan ia selalu mencariku untuk mendapatkan penjelasan. Beberapa hari Buku persiapan UNAS ia bawa, hampir separuh isi buku telah ia kerjakan. Ana rambu bukan saja pandai dalam bidang akademik. Ia mahir juga dalam bidang olahraga. Ia pernah ikut dalam nomor lomba lari jarak pendek. Ana bersama Dion telah memenangkan dalam tingkat kota. Ana menang menjadi juara harapan I lomba lari jarak pendek, sedangkan Dion memenangkan juara I dalam lomba lempar peluru. Meskipun ia menjadi juara harapan, hal tersebut menjadi kebanggaan sekolah dan kecamatan kami. Setiap istirahat sekolah maupun sore hari ia selalu bermain voli bersama teman-temannya di lapangan sekolah. Saya dan teman-teman guru sering bermain voli dengan mereka. Tak jarang Ana Rambu mengajariku untuk melakukan servis atau passing ketika bermain voli. Disela-sela istirahat terkadang Ana Rambu mengajak teman-temannya untuk membantuku menimba air di mata air. “Ibu, dimana Ibu punya jerigen air?” Tanya Ana Rambu.


8 | M e n g e j a r M i m p i “Ada di mess guru, Ana. Tapi tidak perlu. Biar ibu nanti sore ambil air sendiri.” Jawabku “E . . . tidak apa ibu. Biar kita pi mata air bantu Ibu. Biar kita jadi murid yang berbakti to.” Jawab Ana Rambu “tapi satu anak satu jerigen saja ya, agar kalian tidak terlalu berat.” Sahutku kembali. “Iya Ibu. Ibu sudah membantu kita menimba ilmu. Sekarang biar kita bantu ibu menimba air.” Celetuk Ana Rambu. Seketika terharu hatiku dibuatnya. Mata air disini berupa kubangan yang digali dipinggiran sungai dan diendapkan beberapa saat. Jadi bisa dipastikan sebenarnya mata air ini adalah resapan air sungai tersebut. Jarak dari mata air ke mess guru tidaklah dekat. Ia harus naik dan turun beberapa bukit. Kira-kira mereka menempuk waktu 15 menit untuk bolak-balik dari mess guru ke mata air dan sebaliknya. Di desa tempat kita tinggal belum terdapat aliran air PDAM. Sehingga kita memanfaatkan air dari aliran sungai. Tidak tega rasanya melihat para murid membantu mengambilkan air dari mata air yang jauh. Namun mereka tetap bersikukuh untuk membantu menimab air dengan senang hati. Keesokan harinya seperti biasa aku menunggu kedatangan muridku. Aku berjalan ke pinggir bukit. Kulihat seperti titik-titik putih berjalan diantara kabut pagi. Ya benar, mereka adalah muridku yang berjalan menyusuri bukit demi bukit dan berjalan kiloan meter menuju ke sekolah. Ada beberapa muridku yang berangkat bak pangeran berkuda. Ia memarkirkan kudanya di pinggir pagar pohon waru. Sekian lama salah satu murid yang ku tunggu tak kunjung datang. Mungkin saja dia sedang sakit. Namun hari-hari berikutnya ia tetap tak kunjung berangkat ke sekolah. Hatiku bertanya-tanya apa yang sedang terjadi padanya. Ana rambu anak yang rajin. Tidak biasanya ia membolos sekolah. Kutanya pada beberapa temannya, namun tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Sepulang sekolah akupun mengajak teman guru dan salah satu muridku untuk mengantar ke rumah Ana Rambu. Tak kutemukan ia di rumah. Setelah memutari desa akhirnya aku bertemu mama Anto, tetangga Ana Rambu. “Ibu Jawa mau pergi kemana koh?” tanyanya dengan logat yang khas.


9 | M e n g e j a r M i m p i “Saya mencari Ana Rambu, mama. Beberapa hari ini dia tidak hadir ke sekolah. Mama tahu dimana Ana Rambu?” tanyaku dengan hati gelisah. “Coba ibu pi lumbung, desa sebelah dekat sungai. Saya kemarin lihat Ana disana bersama bapaknya.” Akupun berjalan memutari bukit dan berjalan kurang lebih 1,5 km dan menyeberangi satu sungai besar agar sampai di desa lumbung. Untungnya ada bapak desa dan kawan guru membantu kami menyeberang sungai. Sungai saat itu memang sedang deras. Bisa saja menyeretku kedalamnya. Tak kubayangkan bagaimana perjuangan murid-muridku untuk datang ke sekolah dengan medan seperti ini. Akhirnya kumenemukan Ana Rambu. Ia sedang menunggu kebun jagung dan padinya yang telah menguning siap untuk dipanen. Kudekati dan kutanya mengapa ia tidak datang ke sekolah beberapa hari ini. Ternyata dia harus membolos sekolah untuk menjaga kebun jagung dan padinya. Memang ekonomi masyarakat disekitar sini begitu sulit. Ana Rambu harus mengorbankan jam belajarnya untuk membantu keluarganya mencukupi kebutuhan keluarga. Selang beberapa waktu ayah Ana Rambu datang menghampiri. Ia terkaget dengan kehadirranku. Kusampaikan pada ayah Ana Rambu bhwa dia anak yang pandai, anak berbakat. Akupun meminta ayahnya untuk memberikan kesempatan pada Ana Rambu sekolah setiap hari dan tidak membebani menunggu kebun ketika jam sekolah. Ku ceritakan pada ayahnya tentang impiannya untuk berkuliah di Jawa dan menjadi seorang guru sepertiku. Ayah Ana Rambu mulai luluh dan mampu menerima bujukanbujukanku untuk memberikan kesempatan sekolah bagi anaknya. Dengan semakin dekatnya waktu ujian aku meminta Ana Rambu dan 3 murid perempuan lainnya tidur di mess guru. Untuk siswa laki-laki tinggal di mess guru lakilaki disebelah mess guru wanita. Jadwal belajar bersama ini dilakukan setiap siang hari pukul dua siang, malam selepas maghrib dan pagi selepas subuh. Meski pada malam hari atau selepas subuh kita hanya diterangi dengan pelita atau sesekali senter HP kunyalakan. Karena memang ditempatku mengabdi ini belum dijangkau oleh aliran listrik. Namun semangat belajar mereka sungguh menyala bak pelita.


10 | M e n g e j a r M i m p i Dalam menjelaskan materi-materi tidaklah mudah bagiku. Karena memang ada beberapa murid yang mampu memahami jika berbicara dengan bahasa ibu mereka. Ana Rambu sangat membantuku dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya. Ana rambu layaknya penerjemah dan sekretaris pribadiku dalam mengajar. Hari H ujian nasional telah tiba. Selepas subuh mereka sudah bangun. Namun, mereka tidak belajar seperti biasanya. Mereka dipersiapkan secara mental dan fisiknya agar tidak terlalu terbebani dan materi yang telah diajarkan agar tidak hilang begitu saja. Mereka bergegas mandi dilanjutkan makan dan minum yang telah disiapkan oleh ibu-ibu mereka. Pada saat itu bukan hanya Ana Rambu dan teman-temannya yang berjuang. Ibu-ibu mereka juga berjuang memasak makanan dan menyiapkan minuman hangat bagi anak-anak mereka. Sebelum berangkat menuju kelas anak-anak diberi motivasi dan melakukan tos bersama. “Tanatura... Bisa…” Sorak guru dan murid dipagi itu. Ana Rambu memimpin teman-temannya untuk menuju kelas dan memimpin doa ketika ujian di mulai. Anak-anak sudah berupaya semampunya. Hingga pada saat pengumuman hasil ujian ternyata Ana Rambu mendapat nilai tertinggi sekecamatan. Iapun dapat memasuki SMPN favorit dikecamatannya. “Ibu…lihat aku bisa masuk di SMP N Kambata.” Sorak Ana Rambu menghampiriku di mess guru. “Wah, selamat Ana. Ibu sangat senang mendengar kabar darimu.” Sahutku kembali. Hingga masa ajaran baru dimulai, Ana Rambu beserta teman-temannya tinggal di kecamatan dekat dengan SMP mereka. Rindu rasanya belajar danbersenda gurau bersama. Namun aku harus terbiasa dengan kerinduan itu karena masa pengabdianku ditempat ini telah habis. Tiba hariku pulang ke Jawa. Kunaiki Otto melewati kecamatan Kambata. Dari otto terlihat beberapa anak melambai-lambai dari atas bukit d sekitar kecamatan. Ternyata mereka adalaha murid SD ku dulu, Ana Rambu dan kawan-kawannya. Sebelum menuju kekota otto akan berhenti sejenak di pasar kambata untuk


11 | M e n g e j a r M i m p i menganggkut penumpang kembali. Dari arah bukit, Ana berlari menghampiriku. Aku berpelukan dengan Ana Rambu sambil sesenggukan. Rasanya sulit meninggalkan salah satu anak terbaikku disini. Namun, aku yakin dia mampu menepati janji-janji, impianimpian, dan harapan-harapannya. Satu kata yang ku ingat darinya. “Ibu, tunggu aku di Jawa”. Bisik Ana sambil memelukku erat. “Pasti Ana, Ibu akan menunggumu. Tetap semangat ya. Teruslah berusaha menggapai cita-citamu” Jawabku sambil menitikkan air mata. Ana, Ibu masih menunggu janjimu. Ibu tunggu kabar kedatanganmu ke Jawa. Semoga segera terwujud cita-citamu dan kita lekas bertemu. Hingga sampai saat ini telepon dari Tanah Timur adalah adalah berita yang paling aku tunggu. Beberapa tahun lagi, kita pasti bertemu. (Ana rambu ketika membantu ibu guru menimba air di mata air)


12 | M e n g e j a r M i m p i Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, ungkapan itu mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Ya memang tugas seorang guru sangat mulia beliau bersedia memberikan ilmunya, pengetahuannya dan keterampilannya kepada perserta didiknya. Jika ada ilmu pengetahuan baru beliau dituntut untuk lebih awal mengetahuinya meski dengan biaya sendiri. Semua itu beliau lakukan demi murid-muridnya supaya kelak menjadi orang yang baik yang bisa menata bangsa ini lebih baik. Masa depan bangsa memang bergantung pada generasi penerusnya. Untuk itulah peran seorang guru sebagai pencetak generasi penerus bangsa menjadi sangat penting. Mungkin selama ini banyak masyarakat beranggapan bahwa tugas seorang guru itu biasa - biasa saja, tapi sebenarnya beban tugas guru sangat besar apalagi guru Sekolah Dasar sebab dipundaknyalah dasar masa depan bangsa ini diemban. Seorang Guru Sekolah Dasar (SD) tidaklah hanya bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa-siswanya saja. Banyak hal yang harus beliau jalankan sebagai peletak pondasi generasi bangsa, diantaranya sebagai berikut: Yang pertama seorang guru SD harus bisa berperan sebagai orang tua kedua bagi siswanya, sebab yang beliau hadapai adalah anak-anak kecil yang masih ingin bermanja bersama kedua orang tuanya. Dari sinilah seorang guru SD dituntut memiliki kesabaran tingkat tinggi. Sebab tidak sedikit orang tua yang kurang sabar menghadapi putra-putrinya sendiri yang hanya 2 atau 3 orang. Namun seorang guru harus menjadi orang tua dari 30 s/d 40 anak bangsa dengan latar belakang berbeda-beda dan mereka harus mendapatkan hak Pendidikan yang sama. Suatu hari di pertengahan jam belajar ada salah seorang siswa tiba – tiba berteriak; KUTITIPKAN BANGSA INI PADAMU WAHAI GURU Oleh: Imam Yafi’i, S.Pd. Guru Kelas 6-B


13 | M e n g e j a r M i m p i “Pak … Pak Yafik, Dimas berak.” Teriak si Aldi yang duduknya bersebelahan dengan Dimas. Sontak suasana menjadi gaduh. Suasana belajar yang tadinya tenang menjadi ramai karena tidak tahan menahan bau tak sedap. Dengan sabarnya Pak Yafik berkata. “Baik anak – ana, kalian boleh keluar sebentar”, lalu Pak Yafik mendatangai Dimas yang menangis karena malu. “Dimas kamu sakit perut ya?” Tanya Pak Yafik. Dimas hanya menganggukkan kepalanya sambil menangis. “Ayo, Pak Yafik antar kekamar mandi ya!” Dengan menundukkan kepalanya Dimas meninggalkan kelas di tuntun Pak Yafik. Sesampai di kamar mandi Dimas disuruh membersihkan kotorannya yang ada di celananya. Kemudian Pak Yafik menghubungi orang tua Dimas untuk membawakan celana pengganti. “Mohon maaf Pak Yafik. Ini celana ganti Dimas. Mohon maaf jadi merepotkan Pak Yafik.” “Tidak apa bu, ini memang tugas kami. Tolong jaga anak ibu ya saya harus melanjutkan pembelajarannya.” “Iya pak terima kasih banyak”, jawab orang tua Dimas. Lalu Pak Yafik melanjutkan pembelajarannya dan berpesan kepada murid-muridnya, “Anak - anak kalian kalau sakit sebaiknya bilang pada Pak Yafik ya. Jangan malu. Agar kejadian ini tidak terulang lagi.” “Iya pak .” Jawab murid-murid sambil melanjutkan pembelajaran. Berdasarkan cerita tersebut dapat kita ketahui bahwa peran guru di tuntut kesabaran yang tinggi karena mereka sadar yang di hadapi adalah siswa yang masih kecil. Yang kedua, seorang guru SD harus bisa menanamkan dasar - dasar nilai ketaatan beribadah, bersyukur, berdoa, toleransi beragama, yang semua itu sangat dibutuhkan Bangsa Indonesia yang beraneka ragam agama, suku, ras untuk tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tercinta. Meskipuan siswanya berasal dari suku yang berbeda, agama yang berbeda, seorang guru harus bisa menanamkan nilai – nilai luhur bangs ini. Indonesia memang negara yang luar biasa, kita mempunyai kebiasaan sopan santun dan toleransi


14 | M e n g e j a r M i m p i berbangsa yang tinggi, hal inilah yang membedakan negara Indonesia dengan negara lain. Lalu bagaimana cara mempertahankan nilai - nilai itu? Nilai - nilai ini bisa bertahan jika generasi peneruskan memiliki nilai-nilai tersebut. Disinilah peran seorang guru sebagai pencetak generasi bangsa untuk bisa meenanamkan nilai – nilai bangsa tersebut kepada siswa-siswanya. Yang ketiga, sebagai pencetak generasi bangsa dimasa depan, seorang guru juga harus bisa menanamkan nilai – nilai kejujuran, disiplin dan tanggung jawab. Nilainilai ini dijadikan nilai yang harus dimiliki oleh putra-putri bangsa Indonesia, dan harus ditanamkan sejak dini. Suatu hari Pak Yafik meminta siswa-siswanya mengeluarkan hasil pekerjaan rumahnya. “anak-anak kemaren kita membahan trentang bangun datar, kalian sudah mengerti?” “Sudah pak.” Jawab murid-murid serempak. “Bagus, coba Pak Yafik lihat hasil pekerjaan rumah kalian kemaren.” Siswa-siswa bergegas mengeluarkan hasil pekerjaan rumahnya, dan terlihat Toni kebingungan. “Toni, silahkan keluarkan hasil pekerjaan rumahmu!” “e…e… anu pak, ketinggalan dirumah.” Jawab Toni. “Rumahmu jauh dari sekolah ini?” Tanya Pak Yafik lagi “Tidak pak.” Jawab Toni. Kalau begitu kamu ambil saja atau minta orangtuamu mengantarkan pekerjaan rumahmu. Toni tampak lebih kebingungan. Melihat gelagat seperti itu kemudian Pak Yafik mendatangi Toni dan berkata “Toni kamu sudah mengerjakan atau belum?” “Belum pak.” Jawab Toni. “Lhoo, kenapa kamu berbohong?” Toni tertunduk diam, Lalu Pak Yafik Kembali kedepan kelas dan berkata,”Anak-anak perbuatan temanmu ini sebaiknya jangan ditiru ya!”


15 | M e n g e j a r M i m p i Toni hari ini tidak jujur, sebab ketika saya tanyakan mana perkerjaan rumahmu, dia menjawab ketinggalan di rumah. Dia juga tidak disiplin karena sudah waktunya mengumpulkan tugas dia belum selesai. Dia juga tidak bertanggung jawab, karena telah melalaikan tugasnya. Anak-anak kalian sebagai putra bangsa, penerus bangsa Indonesia ini jangan sampai melakukan perbuatan tidak jujur, tidak disiplin, dan tidak bertanggung jawab. Tiba-tiba Toni maju menghampiri Pak Yafik dan berkata,” Maaf pak saya hari ini melakukan kesalahan dan saya akan berjanji tidak akan melakukan perbuatan ini lagi”. “Alhamdulillan kamu sudah sadar nak, jangan diulangi lagi perbuatan itu ya!” “Iya pak.” Jawab Toni. “Ya, sekarang kamu kembali ketempat dudukmu dan kita lanjutkan pelajaran hari ini.” Begitulah ketulusan seorang guru dalam menjaga keutuhan dan menata masa depan bangsa Indonesia ini. Kalau siswa SD sudah memiliki dasar nilai – nilai tersebut insyaallah Indonesia makin maju dan beradab. Yang keempat pengetahuan, dasar-dasar pengetahuan apa saja yang harus di tanamkan pada individu seorang siswa SD? Hal ini sudah tercantum dalam standart kurikulum nasional. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan lain-lain. Luas wilayah Indonesia juga sangat luas, dalam rangka pemerataan pengetahuan siswa maka di bentuklah standar kurikulum nasional. Hal ini ditujukan agar pengetahuan putra-putri bangsa baik yang ada di perkotaan maupun yang ada di pedalaman sama. Disinilah peranan guru sangat penting. Bagi guru yang tinggal di perkotaan mungkin tugasnya lebih ringan dibandingkan dengan guru yang tinggal di pedalaman kepullauan Indonesia. Sebab dalam pelaksaan pembelajaran nya seorang guru memerlukan media dan alat peraga. Kalau guru yang tinggal di perkotaan untuk pengadaan alat peraga akan lebih mudah dibandingkan guru yang tinggal di pedalaman. Sehingga seorang guru harus mempunyai kreatifitas dalam pembelajaran. Hal ini karena siswa yang kita hadapai sangat bervariasi. Diperkotaan saja dalam satu kelas yang jumlahnya hanya 30 siswa, pengetahuan dan pemahaman


16 | M e n g e j a r M i m p i siswanya sangat bervariasi. Hal ini di pengaruhi oleh latar belakang siswa itu sendiri. Ada yang dari keluarga mampu, ada yang dari keluarga belum mampu, ada yang dari keluarga terbelakang semua jadi satu kelas dan harus bisa mencapai pengetahuan yang berstandart nasional. Hehehe. Hebat bukan? Guru, memang layak disebut sebagai pahlawan, karena mereka berjuang memberikan dasar-dasar kebangsaan, mencetak generasi bangsa demi masa depan bangsa ini agar menjadi lebih baik, demi tetap terjaganya keutuhan bangsa ini. Tugas guru tidak hanya menyampaikan kurikulum tersebut, melainkan menanamkan pengetahuan dasar tersebut pada seluruh siswa yang beliau ajar. Baik pengetahuan literasi maupun pengetahuan numerasi. Pengetahuan literasi misalnya, dalam agama islam, perintah belajar pertama yang diberikan Allah adalah membaca (iqro’=bacalah) itupun sampai di ulang 3 kali. Hal ini menunjukkkan betapa pentingnya kita membaca. Seiring perkembangan peradaban perintah itu dikemas dalam bentuk program literasi hal ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang bacaan yang dialami oleh para siswa. Pada suatu waktu pembelajaran Bahasa Indonesia Pak Yafik mengajak para siswanya untuk membaca teks bacaan yang ada di buku. “Anak-anak setelah kalian berdo, marilah kita mulai pelajaran hari ini dengan membaca 15 menit.” “Buka halaman 98 buku paket Bahasa Indonesia dan baca serta fahami ini bacaan tersebut.” Perintah Pak Yafik. “Baik pak”, jawab para siswa Baru 5 menit berjalan tiba - tiba Aldi berkata,“sudah pak.” “Sudah kamu fahami nak?” tanya Pak Yafik. “Sudah pak.” Jawab Aldi. “Baiklah kita tunggu temanmu menyelesaikan membacanya dulu agar tidak ketinggalan.” Setelah 15 menit berjalan Pak Yafik memulai penjelasannya. “Anak-anak teks tersebut ada berapa paragraph?” Tanya Pak Yafik pada siswanya “Lima pak.” Jawab siswa serempak.


17 | M e n g e j a r M i m p i “Ayo Aldi apa isi paragrap pertama?” Tanya Pak Yafik pada Aldi yang membacanya paling cepat selesai tadi. Aldi terdiam “Silahkan Aldi apa jawabanmu?” Tanya Pak Yafik kembali. Aldi tetap terdiam sambil kembali membaca teks tadi. “Siapa yang tahu isi paragrag pertama?” Tanya Pak Yafik kepada para siswanya. Kemudian Anita angkat tangan “Ya kamu Anita, apa jawabanmu?” “Paragraph pertama berisi tentang makna proklamasi pak.” Jawab Anita “Bagus, betul jawabanmu nak.” Lalu Pak Yafik memberikan penjelasan kepada siswa-siswanya. Jadi didalam membaca kalian juga harus memahami isinya, jangan hanya membaca tapi gak tau isinya. Hal inilah yang membedakan target kurikulum yang lama dengan kurikulum yang baru. Dan untuk pemahaman pengetahuan baru seorang guru juga dituntut mempelajarinya dulu sebelum disampaikan kepada siswanya. Begitulah perjuangan seorang guru sehingga bagi dirinya belajar sepanjang sampai akhir hayat merupakan kewajiban. Itu semua mereka lakukan demi mencetak generasi bangsa, dan demi masa depan Bangsa ini lebih baik. Dari keempat poin diatas dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa sebenarnya peran seorang guru sangatlah besar dalam menata masa depan bangs ini. Seorang guru sebagai pencetak generasi bangsa, baik guru yang mengajar disekolah-sekolah, guru yang mengajar di Lembaga-lembaga Pendidikan, guru yang dengan ikhlas mengajari satri-satrinya disurau-surau dan orang tua sebagai guru pertama kita. Semua berperan dalam mencetak generasi bangsa, semua berjuang agar Indonesia menjadi lebih baik Dimasa yang akan datang. Terima kasih guruku, dipundakmulah masa depan bangsa ini ku titipkan. Selamat hari guru semoga Engkau selalu dibeikan Kesehatan, kekuatan dalam mengemban tugas ini. Keikhlasanmu adalah tabungan amal ibadahmu. Semoga kelak bangsa ini lebih menghargai jasa-jasamu.


18 | M e n g e j a r M i m p i Menjadi seorang guru adalah impian saya sedari kecil. Mungkin bisa dibilang itu sudah bawaan dari orok, saya ingin menjadi seorang guru jika sudah besar nantinya. Karena saat masik kecilpun setiap ada yang bertanya apa cita-cita saya, saya selalu dengan bangga mengatakan “SAYA INGIN JADI GURU”. Yang ada di pikiran saya saat itu, menjadi guru adalah sekolah seumur hidup, bermain dengan banyak anakanak, dan selalu bekerja dengan riang. Dan saya mersakan hal itu sekarang, saat impian kecil saya menjadi kenyataan. Saya, Rudi. seorang guru SDN, yang biasa dipanggil Kamdo oleh teman-teman kecil saya. Yaa, impian saya saat masih anak-anak, berdiri di depan kelas, memegang spidol, menerangkan pelajaran ke teman-teman kecil saya, terwujud. Dan saya bangga akan hal itu. Tapi itu dulu, bayangan guru berdiri di depan kelas, memegang spidol, bercanda dengan anak-anak, memberi nilai di buku tulis. Sejak akhir Bulan Maret 2020, itu semua hanya semacam mimpi, menjadi sesuatu yang De Javu, seperti pernah ada tapi tidak tahu kapan. Semua hilang secepat kilat, hingga lupa bagaimana caranya menyapa anak-anak di dalam kelas. Di masa sekarang ini, yang kebanyakan orang sebut atau bahasa kerennya adalah masa pandemi, merubah banyak hal, mulai dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Sangat hebat sekali pandemi ini merubah seluruh isi dunia. Yaa, saya katakan merubah dunia karena seluruh dunia seperti terhipnotis. Hanya dengan sebuah Mendadak Youtuber Oleh: Iyyakum Khoiron, S.Pd. Guru PJOK


19 | M e n g e j a r M i m p i virus yang sangat kecil bahkan kita tidak bisa melihatnya, dia bisa menidurkan seluruh dunia dan membuat dunia kocar kacir tak karuan. Pelajaran olahraga adalah salah satu mata pelajaran yang sangat dinanti dan digemari oleh siswa-siswa, dimana pelajaran ini adalah pelajaran yang isinya bermain dan bersenang-senang. Dimana pelajarn ini sangat digemari oleh mereka yang punya kelemahan pada pelajaran lain seperti Matematika, IPA atau yang lain. Disini mereka pasti menjadi unggulan karena lebih mengarah ke fisik dan ketangkasan. Tapi itu adalah cerita dulu. Dulu, dimana belum ada virus kecil yang bernama Corona Virus Disease 19 atau sering diesbut COVID 19. Dulu saat saya mengajar lebih banyak terdengar gelak tawa murid-murid, semangat kemenangan dan wajah muram kekalahan saat memainkan sebuah permainan. Dulu, dimana kami bisa bermandi cahaya matahari di tengah lapangan dan mengirup udara segar di luar tanpa harus tertutup oleh benda yang bernama masker. Perang besar sedang terjadi di dunia. Tidak hanya di Indonesia, seluruh dunia ikut perang, melawan ‘Dia’ yang tidak terlihat, yang berbentuk mungil, kecil, cantik karena bermahkota, tapi pembunuh berdarah dingin. Yang mempunyai nama sangat keren, Novel Coronavirus. Nama yang cukup keren untuk pembunuh berdarah dingin. Atau sekarang punya nama beken, Corona Virus Disease-19 (COVID -19). Dunia dibuat bungkam, dibuat mati suri olehnya, tak berkutik, tanpa perlawanan dan sempat kewalahan. Semua terkena dampaknya, mulai dari negara adi kuasa sampai negaranegara kecilpun takluk olehnya. Mulai dari ekonomi hingga dunia pendidikan semua dipaksa rehat sejenak. Saya berada di dunia pendidikan, saya sangat merasakan bagaimana hebatnya ‘Dia’ membuat semuanya berhenti secara paksa. Awalnya bisa dibilang ‘Kesempatan dalam Kesempitan’ karena pasti akan banyak libur atau tinggal dirumah, atau bahkan bisa santai sejenak tanpa harus ribet dengan urusan mendidik anak-anak disekolah. Tapi perasaan itu ternyata hanya sementara, perasaan itu hanya bertahan 2 minggu.


20 | M e n g e j a r M i m p i Kami para guru datang kesekolah tapi gedung yang biasanya ramai dengan canda tawa khas anak-anak, teguran guru saat ada anak yang melanggar peraturan, sibuknya anak-anak main lari-lari, sudah tidak ada. Berubah menjadi gedung besar yang kosong tanpa nyawa, tanpa rasa, tanpa penghuni. Kami para guru datang ke sekolah yang kosong tanpa ada kegiatan belajar mengajar bagaikan pilot yang terbang membawa pesawat tapi tanpa awak dan penumpang. Untuk apa pilot berangkat ke tempat tujuan tanpa ada yang diantar. Masa-masa sulit adalah saat awal pembelajaran online. Para guru tentu saja terkejut dengan metode yang baru dan harus banyak penyesuaian disana dan sini. Para wali murid dan siswa pun sama, tidak kalah kewalahannya. Mereka bingung bagaimana cara menangkap pelajaran, mengerjakan tugas bahkan bagaimana harus menghidupi pembelajaran mereka dengan kouta, sedangkan untuk hidup sehari-hari saja mereka sudah sangat kewalahan. Dan rasanya semua yang kami berikan itu sesuatu yang mustahil, sesuatu yang sulit dan sangat awam bagi mereka. Adaptasi cara pembelajarn yang baru sangat menguras tenaga. Memberi pengertian, menuntun satu per satu siswa dan wali murid yang kurang paham, semua metode dan cara kami coba dengan trial and error berkali-kali. Tadinya kami kira, semua akan berakhir pada tahun ajaran baru, tapi ternyata ‘Tamu Tak diundang’ ini masih betah dan makin kerasan bertamu di bumi, sehingga masih butuh waktu yang agak banyak dan dengan berbagai macam syarat supaya ‘Tamu Tak Diundang’ ini bisa segera meninggalkan bumi kita tercinta ini. Situasi pembelajaran yang serba rumit dan sulit ini berlanjut hingga pada tahun ajaran 2021/2022. Semua harus lebih bersiap karena sudah terbiasa atau lebih tepatnya dipaksa terbiasa dengan situasi pembelajaran yang serba sulit ini. Saya pribadi sebagai seorang guru, ingin memberikan yang terbaik untuk murid-murid saya. Saya menyadari, materi mata pelajaran yang saya ajarkan adalah materi yang menjadi momok bagi sebagian murid-murid saya. Saya putar otak dengan sangat amat keras, bagaimana caranya pembelajaran ini seperti menghadirkan saya di depan mereka dan


21 | M e n g e j a r M i m p i mereka dapat dengan mudah mencerna materi yang saya berikan. Dan tentunya satu lagi, mempermudah saya juga pastinya. Saya sempat mencoba beberapa metode, tentunya dengan sharing pada temanteman yang lain. Saya mencoba membuat power point untuk pembelajaran anak-anak, lalu saya buatkan video. Saya pikir itu adalah cara paling gampang dan tidak merepotkan anak-anak dengan kuota dll. Ternyata saya salah, banyak sekali kendalanya, ada yang tidak bisa membuka ada yang tidak terkirim-kirim dan masih banyak kendala-kendala lainnya. Lalu salah satu teman menyarankan pada saya untuk memanfaatkan Youtube. Awalnya saya ragu lalu saya pikir apa salahnya jika dicoba. Mulailah saya mengunduh aplikasi pembuat video, saya coba pelajari pelan-pelan, tentunya dengan trial and error. Saya buat video paling sederhana yaitu power point saya yang saya kirim ke anak-anak tadi. Lalu saya semakin penasaran membuat video yang lebih benar dan rapi. Saya terus mencoba dan belajar dari teman-teman yang sudah berpengalaman, dan saya berhasil, malah bisa dibilang saya ketagihan. Selain sebagai seorang guru, saya adalah orang tua dengan 2 anak, yang salah satunya adalah batita yang fans berat saya. WFH bukan hal yang mudah bagi saya, karena jam kerja saya pastilah sangat kacau. Saya baru bisa bekerja saat anak-anak saya sudah tidur atau diatas jam 9 malam. Apalagi pilihan saya akhirnya jatuh pada membuat konten Youtube pada chanel saya sebagai bahan pembelajaran siswa-siswi saya, tentu bukan hal yang mudah. Saya merasakan seperti artis stripping sinetron atau Youtuber handal sekelas Atta Halilintar atau Raffi Ahmad, yang setiap hari harus shooting, membuat konten dan dikejar deadline. Hampir setiap hari saya memikirkan dan membuat konsep video pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa-siswi saya. Semua saya kerjakan di malam hari setelah anak-anak saya tidur tentunda. Terkadang saya harus bekerja sampai jam 2.30 pagi demi menyelesaikan konten saya dan deadline yang harus dipatuhi. Semua saya lakukan dengan senang hati dan ikhlas karena saya ingin


22 | M e n g e j a r M i m p i memberikan yang terbaik untuk teman-teman belajar kecil saya. Saya ingin mereka tetap mendapat hak mereka untuk belajar tanpa kurang satu apapun. Selain itu, pada saat itu, otak bisnis saya pun menjadi-jadi. Melalu konten Youtube kita bisa mendapatkan peghasilan tambahan dari luar penghasilan saya sebagai seorang guru honorer di sekolah dan bisa mewujudkan segala impian saya yang ertunda. Yaa... seketika pikiran-pikiran dan impian-impian konyol berlarian dipikiran saya, seperti mempunyai rumah yang bersebelahan denagn Raffi Ahmad atau minimal bisa mengajak liburanseluruh keluarga saya keliling Indonesia. Aaahh, itu hanya khayalan Si Bungkuk. Tapi tidak ada salahnya jika kita mempunyai angan-angan yang siapa tau bisa juga terwujud Awalnya saya sangat optimis dengan apa yang saya lakukan, karena Youtube pasti menjadi salah satu sahabat bagi mereka yang sedang dalam keadaan terbatas gerak dan linkungan. Apalagi media-media sekarang banyak yang kurang dipercaya oleh banyak masyarakat yang ada diluar sana. Sebagian besar masyarakat kita sekarang ini lebih memilih Youtube sebagai salah satu media yang bisa dipercaya dan paling praktis, karena tidak pelu megetahui banyak hal yang tidak ingin diketahui, hanya tinggalmenulikan katakunci lalu, bimsalabim, muncullah hal yang diingin tahui. Akan tetapi bayangan indah yang saya harapkan tidak bisa saya dapatkan dengan mulus. Dengan model siswa yang heterogen tentu bukanlah hal yang mudah bagi saya menggunakan metode yang saya pikir tepat untuk teman belajar kecil saya. Di sekolah tempat saya mengajar tidak semua melek teknologi dan mampu memiliki anggaran lebih hanya untuk sebuah kuota. Banyak dari siswa saya yang bahkan untuk makan saja kesulitan, dan saya harus bisa menyadari hal tersebut. Hal tersebut idak menyurutkan semangat saya untuk tetap memberikan yang terbaik bagi teman belajar kecil saya. Tapi semangat saya jadi patah, saat saya tahu tidak semua melihat video penjelasan materi dari saya atau bahkan mereka hanya melihat sambil lalu tanpa mau mempelajari atau memahami penjelasan dari saya. Hancur rasanya hati ini, seperti


23 | M e n g e j a r M i m p i semua yang sudah saya usahakan untuk mereka sia-sia. Mungkin mereka masih merasa bahwa kehadiran video pun tidak bisa menggantikan kehadiran seorag guru untuk mereka. Tapi saya tetap bersemangat dan akan tetap menjadi Youtuber bagi mereka teman-teman belajar kecil saya, supaya mereka juga tetap semangat belajar dan tidak merasa ditinggalkan oleh kami para guru mereka. Awalnya saya merasa saya bukanlah youtuber handal yang mampu membuat video atau konten yang bagus atau keren seperti youtuber lain pada umumnya. Saya membuat video itu hanya untuk mempermudah teman-teman belajar kecil saya merasa saya selalu menemani mereka setiap hari di setiap pembelajaran. Saya sempat bertemu dengan beberapa siswa saya secara tidak sengaja dan saya menanyakan bagaimana pendapat mereka tentang metode pembelajaran yang saya berikan. Jawaban yang saya dapatkan pun beragam sesuai dengan kondisi siswadi sekolah saya yang heterogen. Ada beberapa pendapat yang positif ada pula yang tidak begitu menanggapi atau malah sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan saya. Mereka yang merespon negatif atau merespon seadanya, jelas membuat saya jadi berkecil hatidan patah semnagat, bahkan berniat untuktidak melanjutkan metode yang saya gunakan ini. Mereka menyampaikan, maaf pak, saya tidak ada kuota untuk melhat video bapak. Ada pula yang mengatakan “Video bapak kurang menarik dan membosankan pak, lebih seru lihat game saya”. Bagaimana perasaan saya? Angan ditanya, pasti sedih. Karena eterbatasan siswa saya. Dan saya juga terpacu dengan kritikan yang diberikan oleh siswa saya lainnya, sehingga saya bisa membuat konten video pembelajaran lain dengan bervariasi atau dengan model yang lain. Meski ada beberapa yang merespon negatif, tapi juga tidak banyak yang memberikan respon positif. Dan pastinya mereka ini yang membuat amunisi semangat saya semakin bertabah dan memunculkan ide-ide kretif baru bagi saya untk membuat video konten lainnya lagi. Beberapa dari mereka menatakan “Videonya bagus sekali pak, saya suka” ada juga siswa lain mengatakan “Terimakasih pak, video bapak sangat membantu saya dalam memahami materi Olahraga. Besok saya diajak shooting juga


24 | M e n g e j a r M i m p i ya pak”. Mendengar kalimat-kalimat positif yang melucur polos dari siswa saya membuat saya serasa tersiram air hujan di tengah kemarau panjang. Semangat saya langsung bertambah menjadi 150% sehingga ide-ide membuat konten baru semakin banyak ada di dalam otak saya. Ide baru pun banyak bermunculan dan saya mulai membuat lebih banyak video dan konten pembelajaran baru untuk teman-teman belajar kecil saya. Mulai dari mengajak mereka terlibat di alam salah satu video saya, menjadikan tugas-tugas video mereka konten dalam video saya dan masih banyak lagi. Pengikut, penonton, dan penyuka chanel Youtube saya pun bertambah pesat tanpa saya duga sebelumnya, bahka diluar dugaan saya. Sampai akhirnya saya mendapatkan pundi-pundi uang dari hasil konten tersebut. Benar-benar diluar dugaan saya, seperti mendapatkan durian runtuh. Penghasilan saya dari Chanel Youtube saya bisa melebihi penghasilan utama saya sebagai seorang guru. Mulai saat itu saya mulai semakin serius membuat konten dan merekrut beberapa rekan-rekan bahan alumni yang pernah saya ajar untuk membantu saya membuat video dan mengedit video. Selain saya bisa mendapat cara yang efektif untuk teman belajar kecil saya, saya juga membuka beberapa lowongan kerja untuk orangorang yang ada di sekitar saya. Itu membuat saya juga lega dan puas. Lalu bagaimana dengan tugas utama saya sebagai seorang guru? Tidak perlu khawatir dan gundah gulana. Mengajar adalah hobi saya. Menjadi seorang guru adalah impian saya dari kecil. Tidak mungkin saya mudah berpaling begitu saja hanya karena ada hal baru yang lebih menjanjikan. Saya tetaplan menjadi seorang guru bagi teman kecil belajar saya hanya saja dengan media yang berbeda dan dengan tampilan yang lebih fresh dan menyenangkan bagi mereka. Tidak pernah tebayangkan sedikitpun oleh saya tentang hal ini. Menjadi Youtuber seperti menjadi seorang artis, karena banyak sekali yang mulai mengenali saya dan menyapa saya saat di jalan, meski sa pun tidak tahu itu siapa mungkin beberapa dari mereka menggunakan video saya untuk pembelajaran juga. Dan menurut


25 | M e n g e j a r M i m p i saya tidak ada salahnya menjalani keduanya selama keduanya bisa bersinergi dan saling mendukung dan pastinya tidak merugikan atau bahkan harus mengorbankan satu dna lainnya. Tapi tetap saya lebih suka bertemu dengan emua teman belajar kecil saya secara langsung tanpa ada batasan, tanpa ada jarak, tanpa ada masker. Semoga impian semua orang yang ada di muka bumi ini bisa terkabul. Kita bisa meramaikan lagi sekolah dengan segala macam keriuhannya, keceriannya dan lain sebagainya. Semoga semua segera kembali. Semoga bumi ini segera pulih dan sehat kembali. Kita semua bisa memenangkan peperangan ini dengan telak tanpa ada lagi syarat-syarat ini dan itu. Dan kami kembali pada posisi kami masing-masing dan bisa bermain lagi, bisa belajar lagi, bisa mengisi gedung kosong yang bernama SDN. Lekas pulih bumiku. Lekas pulang tamuku. Kembalilah ke asalmu. Biarlah kami belajar kembali seperti dulu. Biarkan kami bermain lagi seperti dulu. Terimakasih atas pembelajaran yang kau berikan pada kami. Pembelajarn tentang hidup bersih, tentang quality time dengan keluarga, tentang peduli pada linkungan, peduli pada keluarga, peduli pada kesehatan. Biarlah namamu menjadi tinggal cerita dalam buku IPA atau sejarah yang hanya dibaca oleh generasi penerus kami tanpa pernah kau sentuh mereka. Aamiin


26 | M e n g e j a r M i m p i


Click to View FlipBook Version