MEMORI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
PERIODE 2014 - 2019
(LAPORAN KINERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KABUPATEN WONOGIRI)
SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN WONOGIRI
2019
PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
2. K E M A N U S I A A N YA N G A D I L D A N
BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH
HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah atas rahmat dan ridho serta bimbingan
Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penyusunan "Buku
Memori Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Wonogiri
Periode 2014-2019" dapat diselesaikan tepat waktu.
Buku memori ini merupakan gambaran dan garis besar yang
telah dicapai dalam kurun waktu 5 tahun. Sebagian besar isi
buku ini merefleksikan semua kegiatan, peraturan daerah, keputusan DPRD dan hasil -
hasil yang telah dicapai DPRD Kabupaten Wonogiri periode 2014-2019 dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, baik dalam hubungannya dengan penyelenggaraan
Pemerintahan Kabupaten Wonogiri maupun penyerapan aspirasi masyarakat.
Harapan kami buku memori ini dapat digunakan sebagai kenangan yang mendalam
bagi para Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri periode 2014-2019 dan menjadi salah satu
sumber informasi yang bermanfaat bagi Anggota DPRD periode berikutnya dalam rangka
pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Wonogiri secara berkesinambungan.
Kami menyadari dalam penyusunan buku ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu
tiada kata yang lebih bijaksana yang dapat kami ucapkan, selain permintaan maaf yang
sebesar-besarnya atas kekurangan kami. Selanjutnya kritik dan saran kami harapkan dari
semua pihak untuk dapat kami jadikan acuan pada masa-masa mendatang.
Akhirnya ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak, khususnya pada
Bapak Ketua dan para Wakil Ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, yang telah memberikan
kepercayaan serta memberikan
iii
dukungan, pengarahan dan petunjuk kepada Sekretariat DPRD Kabupaten Wonogiri
dalam penyusunan Buku Memori ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, dalam
rangka pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara, khususnya Kabupaten
Wonogiri yang kita cintai. Amiin
Wonogiri, Juli 2019
SEKRETARIS DPRD
KABUPATEN WONOGIRI
Ir. GATOT SISWOYO, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19631020 198909 1 001
iv
SAMBUTAN
KETUA DPRD KABUPATEN WONOGIRI
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, mari kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
hidayah dan pertolongan-Nya yang telah diberikan kepada
kita semua, sehingga masa kerja dan pengabdian anggota
DPRD Kabupaten Wonogiri periode 2014-2019 dapat
berjalan dengan baik dan dinamis.
Sudah sepantasnya kita semua bersyukur karena
telah dapat menjalankan tugas-tugas pokok dan fungsi,
serta menjalankan kewajiban sebagai wakil rakyat sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan dan dapat bekerja sejalan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk membangun daerah dan memperjuangkan
aspirasai masyarakat Kabupaten Wonogiri.
DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sejajar dan
menjadi mitra pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Sebagai lembaga perwakilan rakyat yang merupakan hasil pemilihan umum yang diikuti
partai politik sesuai perolehan kursi yang kemudian terhimpun dalam fraksi-fraksi sesuai
dengan partai politik maupun gabungan partai politik.
DPRD Kabupaten Wonogiri Periode 2014-2019 hasil pemilu 2014 berjumlah 45
orang yang terdiri dari 7 fraksi yaitu Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Partai Golkar, Fraksi
Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai Gerindra, Fraksi
Partai Demokrat, Fraksi Persatuan Kebangkitan Nasional, dan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi DPRD dibentuk alat kelengkapan tetap DPRD yang meliputi
Pimpinan DPRD, Badan Musyawarah, Badan Anggaran, Komisi,
v
Bapemperda, Badan Kehormatan dan Alat Kelengkapan Lainnya jika diperlukan.
DPRD Kabupaten Wonogiri Periode 2014-2019 yang telah melaksanakan tugas
selama periode 5 tahun tersebut banyak dinamika yang muncul dalam kegiatan
persidangan (rapat) pada semua tingkatan/tahapan maupun kegiatan lainnya, ini
merupakan hal yang tidak bisa dihindari mengingat DPRD merupakan tempatnya anggota
DPRD dari berbagai fraksi-fraksi yang merupakan tangan panjang partai politik. Oleh
karena itu dinamika dalam menjalankan tugas sebagai anggota DPRD merupakan
konsekuensi logis di dalam demokrasi yang selama ini dijunjung tinggi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan tata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Buku memori yang terbit saat ini merupakan bentuk otentik dan sekaligus laporan
kinerja DPRD Kabupaten Wonogiri Periode 2014-2019 sekaligus pelaporan kepada
konstituen/masyarakat yang telah memberi kepercayaan/mandat selama 5 tahun, dan
catatan-catatan yang ada dalam buku memori bukan merupakan yang terbaik bagi DPRD
tetapi setidaknya dapat menjadi koreksi bagi anggota DPRD yang dengan tulus dan ikhlas
mengantar tugas mulia tersebut, semoga buku memori ini nantinya juga dapat bermanfaat
bagi semua kalangan demi kebaikan pemerintahan dan masyarakat kabupaten wonogiri.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Wonogiri, Juli 2019
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN WONOGIRI
Ketua,
SETYO SUKARNO
vi
PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
PERIODE 2014-2019
SETYO SUKARNO
KETUA DPRD KABUPATEN WONOGIRI
SUHARDONO BASRIYONO, S.Pd SUNARMIN, SE, MM
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PANCASILA ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN WONOGIRI ........................................ v
PIMPINAN DPRD KABUPATEN WONOGIRI PERIODE 2014-2019 .................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Sejarah Singkat Kabupaten Wonogiri .................................. 1
B. Sejarah Singkat DPRD Kabupaten Wonogiri ....................... 11
BAB II ANGGOTA DPRD KABUPATEN WONOGIRI PERIODE
2014-2019 HASIL PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 ................. 24
A. Pemilu Legislatif Tahun 2014 ............................................... 24
B. Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri Periode 2014-2019 ... 26
C. Penggantian Antar Waktu (PAW) Anggota DPRD
Kabupaten Wonogiri Periode 2014-2019 ............................ 28
BAB III TUGAS POKOK DAN FUNGSI DPRD ........................................... 30
A. Fungsi DPRD ...................................................................... 30
B. Tugas dan Wewenang DPRD Kabupaten Wonogiri ............. 31
C. Alat Kelengkapan DPRD ..................................................... 32
BAB IV HIMPUNAN PERATURAN DAERAH DAN PRODUK
HUKUM DPRD KABUPATEN WONOGIRI .................................... 38
A. Peraturan Daerah ................................................................ 38
B. Peraturan DPRD .................................................................. 43
C. Keputusan DPRD ................................................................. 43
D. Keputusan Pimpinan DPRD .................................................. 75
viii
Bab V PROFIL ANGGOTA DPRD KABUPATEN WONOGIRI
PERIODE 2014-2019 ............................................................................. 100
A. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ........................... 100
B. Fraksi Partai Golongan Karya ...................................................... 100
C. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera .................................................. 101
D. Fraksi Partai Amanat Nasional ..................................................... 101
E. Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya ......................................... 101
F. Fraksi Partai Demokrat ................................................................. 101
G. Fraksi Persatuan Kebangkitan Nasional ....................................... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 192
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. SEJARAH SINGKAT KABUPATEN WONOGIRI
Sejarah terbentuknya Kabupaten Wonogiri tidak bisa terlepas dari
perjalanan hidup dan perjuangan Raden Mas Said atau dikenal dengan julukan
Pangeran Sambernyawa. Asal kata Wonogiri sendiri berasal dari bahasa Jawa
wana (alas/hutan/sawah) dan giri (gunung/ pegunungan). Nama ini sangat tepat
menggambarkan kondisi wilayah Kabupaten Wonogiri yang memang sebagian
besar berupa sawah, hutan dan gunung.
Pemerintahan di Kabupaten Wonogiri awal mulanya merupakan suatu
daerah basis perjuangan Raden Mas Said dalam menentang penjajahan Belanda.
Raden Mas Said lahir di Kartasura pada hari Minggu Legi, tanggal 4 Ruwah 1650
tahun Jimakir, Windu Adi Wuku Wariagung, atau bertepatan dengan tanggal Masehi
8 April 1725. Raden Mas Said merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Aryo
Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan yang wafat saat melahirkannya.
Memasuki usia dua tahun, Raden Mas Said harus kehilangan ayahandanya
karena dibuang oleh Belanda ke Tanah Kaap (Ceylon) atau Srilanka. Hal itu karena
ulah keji berupa fitnah dari Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo. Akibatnya, Raden
Mas Said mengalami masa kecil yang jauh dari selayaknya seorang bangsawan
Keraton. Raden Mas Said menghabiskan masa kecil bersama anak-anak para abdi
dalem lainnya, sehingga mengerti betul bagaimana kehidupan kawula alit. Hikmah
dibalik itulah yang menempa Raden Mas Said menjadi seorang yang mempunyai
sifat peduli terhadap sesama dan kebersamaan yang tinggi karena kedekatan
beliau dengan abdi dalem yang merupakan rakyat kecil biasa.
Pada suatu saat terjadi peristiwa yang membuat Raden Mas
Said resah, karena di Keraton terjadi ketidakadilan yang dilakukan
1
oleh Raja (Paku Buwono II) yang menempatkan Raden Mas Said hanya sebagai
Gandhek Anom (Manteri Anom) atau sejajar dengan Abdi Dalem Manteri. Padahal
sesuai dengan derajat dan kedudukan, Raden Mas Said seharusnya menjadi
Pangeran Sentana.
Melihat hal ini, Raden Mas Said ingin mengadukan ketidakadilan kepada
sang Raja, akan tetapi pada saat di Keraton oleh sang Patih Kartasura ditanggapi
dingin. Dan dengan tidak berkata apa-apa sang Patih memberikan sekantong emas
kepada Raden Mas Said. Perilaku sang Patih ini membuat Raden Mas Said malu
dan sangat marah, karena beliau ingin menuntut keadilan bukan untuk mengemis.
Raden Mas Said bersama pamannya Ki Wiradiwangsa dan Raden
Sutawijaya yang mengalami nasib yang sama, mengadakan perundingan untuk
membicarakan ketidakadilan yang menimpa mereka. Akhirnya Raden Mas Said
memutuskan untuk keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan terhadap
Raja.
Raden Mas Said bersama pengikutnya mulai mengembara mencari suatu
daerah yang aman untuk kembali menyusun kekuatan. Raden Mas Said bersama
para pengikutnya tiba disuatu daerah dan mulai menggelar pertemuan-pertemuan
untuk menghimpun kembali kekuatan dan mendirikan sebuah pemerintahan
biarpun masih sangat sederhana. Peristiwa itu terjadi pada hari Rabu Kliwon
tanggal 3 Rabiulawal (Mulud) tahun Jumakir windu Sengoro, dengan candra
sengkala Angrasa Retu Ngoyag Jagad atau tahun 1666 dalam kalender Jawa. Dan
dalam perhitungan kalender Masehi bertepatan dengan hari Rabu Kliwon tanggal
19 Mei 1741 M.
Daerah yang dituju Raden Mas Said waktu itu adalah Dusun
Nglaroh ( wilayah Kecamatan Selogiri ), dan disana Raden Mas Said
menggunakan sebuah batu untuk menyusun strategi melawan
ketidakadilan. Batu ini dikemudian hari dikenal sebagai Watu
Gilang yang merupakan tempat awal mula perjuangan Raden Mas Said
2
dalam melawan ketidakadilan dan segala bentuk penjajahan. Bersama dengan
pengikut setianya, dibentuklah pasukan inti kemudian berkembang menjadi
perwira-perwira perang yang mumpuni dengan sebutan Punggowo Baku
Kawandoso Joyo. Dukungan dari rakyat Nglaroh kepada perjuangan Raden Mas
Said juga sangat tinggi yang disesepuhi oleh Kyai Wiradiwangsa yang diangkat
sebagai Patih. Dari situlah awal mula suatu bentuk pemerintahan yang nantinya
menjadi cikal bakal Kabupaten Wonogiri.
Dalam mengendalikan perjuangannya, Raden Mas Said mengeluarkan
semboyan yang sudah menjadi ikrar sehidup semati yang terkenal dengan sumpah
“Kawulo Gusti” atau “Pamoring Kawulo Gusti” sebagai pengikat tali batin antara
pemimpin dengan rakyatnya, luluh dalam kata dan perbuatan, maju dalam derap
yang serasi bagaikan keluarga besar yang sulit dicerai-beraikan musuh. Ikrar
tersebut berbunyi “Tiji tibeh, Mati Siji Mati Kabeh, Mukti Siji Mukti Kabeh”. Ini adalah
konsep kebersamaan antara pimpinan dan rakyat yang dipimpin maupun sesama
rakyat.
Raden Mas Said juga menciptakan suatu konsep manajemen pemerintahan
yang dikenal sebagai Tri Darma yaitu :
1. Mulat Sarira Hangrasa Wani, artinya berani mati dalam pertempuran karena
dalam pertempuran hanya ada dua pilihan hidup atau mati. Berani bertindak
menghadapi cobaan dan tantangan meski dalam kenyataan berat untuk
dilaksanakan. Sebaliknya, disaat menerima anugerah baik berupa harta benda
atau anugerah lain, harus diterima dengan cara yang wajar. Hangrasa Wani, mau
berbagi bahagia dengan orang lain.
2. Rumangsa Melu Handarbeni, artinya merasa ikut memiliki
daerahnya, tertanamdalam sanubari yang terdalam, sehingga
pada akhirnya pada akhirnya akan menimbulkan perasaan rela
3
berjuang dan bekerja untuk daerahnya. Merawat dan melestarikan kekayaan
yang terkandung didalamnya.
3. Wajib Melu Hangrungkebi, artinya dengan merasa ikut memiliki timbul
kesadaran untuk berjuang hingga titik darah penghabisan untuk tanah
kelahirannya.
Kegigihan Raden Mas Said dalam memerangi musuh-musuhnya sudah
tidak diragukan lagi, bahkan hanya dengan prajurit yang jumlahnya sedikit, tidak
akan gentar melawan musuh. Raden Mas Said merupakan panglima perang yang
mumpuni, terbukti selama hidupnya sudah melakukan tidak kurang 250 kali
pertempuran dengan tidak menderita kekalahan yang berarti. Dari sinilah Raden
Mas Said mendapat julukan “Pangeran Sambernyawa” karena dianggap sebagai
penebar maut (Penyambar Nyawa) bagi siapa saja musuhnya pada setiap
pertempuran.
Berkat keuletan dan ketangguhan Raden Mas Said dalam taktik
pertempuran dan bergerilya sehingga luas wilayah perjuangannya meluas meliputi
Ponorogo, Madiun dan Rembang bahkan sampai daerah Yogyakarta. Pada
akhirnya atas bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said bersedia diajak ke
meja perundingan guna mengakhiri pertempuran.
Dalam perundingan yang melibatkan Sunan Paku Buwono III, Sultan
Hamengkubuwono I dan pihak Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden
Mas Said mendapat daerah kekuasaan dan diangkat sebagai Adipati Miji
atau mandiri bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA)
Mangkunegoro I. Penetapan wilayah kekuasaan Raden Mas Said terjadi pada
tanggal 17 Maret 1757 melalui sebuah perjanjian di daerah Salatiga.
Kedudukannya sebagai Adipati Miji sejajar dengan kedudukan Sunan
Paku Buwono III dan Sultan Hamengkubuwono I dengan daerah kekuasaan
meliputi wilayah Keduwang ( daerah Wonogiri bagian timur ), Honggobayan
4
(daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo
Kabupaten Karanganyar), Sembuyan (daerah sekitar Wuryantoro dan Baturetno),
Matesih, dan Gunung Kidul.
KGPAA Mangkunegoro I membagi wilayah Kabupaten Wonogiri menjadi 5
(lima) daerah yang masing-masing memiliki ciri khas atau karakteristik yang
digunakan sebagai metode dalam menyusun strategi kepemimpinan, yaitu :
1. Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri bagian utara, sekarang masuk wilayah
kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah ini adalah Bandol Ngrompol yang
berarti kuat dari segi rohani dan jasmani, memiliki sifat bergerombol atau
berkumpul. Karakteritik ini sangat positif dalam kaitannya untuk menggalang
persatuan dan kesatuan. Rakyat di daerah Nglaroh juga bersifat pemberani,
suka berkelahi, membuat keributan akan tetapi jika bisa memanfaatkan potensi
rakyat Nglaroh bisa menjadi kekuatan dasar yang kuat untuk perjuangan.
2. Daerah Sembuyan (wilayah Wonogiri bagian selatan sekarang Baturetno dan
Wuryantoro), mempunyai karakter sebagai Kutuk Kalung Kendho yang berarti
bersifat penurut, mudah diperintah pimpinan atau mempunyai sifat paternalistik.
3. Daerah Wiroko (wilayah sepanjang Kali Wiroko atau bagian tenggara Kabupaten
Wonogiri sekarang masuk wilayah Kecamatan Tirtomoyo). Masyarakat didaerah
ini mempunyai karakter sebagai Kethek Saranggon, mempunyai kemiripan
seperti sifat kera yang suka hidup bergerombol, sulit diatur, mudah tersinggung
dan kurang memperhatikan tata krama sopan santun. Jika didekati mereka
kadang kurang mau menghargai orang lain, tetapi jika dijauhi mereka akan sakit
hati. Istilahnya gampang-gampang susah.
5
4. Daerah Keduwang (wilayah Wonogiri bagian timur) masyarakatnya mempunyai
karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan. Sifat ini bagai tanah liat yang bisa
padat dan dapat dibentuk jika ditepuk-tepuk. Masyarakat daerah ini suka
berfoya-foya, boros dan sulit untuk melaksanakan perintah. Akan tetapi bagi
seorang pemimpin yang tahu dan paham karakter sifat dan karakteristik mereka,
ibarat mampu menepuk-nepuk layaknya sifat tanah liat, maka mereka akan
mudah diarahkan ke hal yang bermanfaat.
5. Daerah Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan
Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar) mempunyai karakter seperti
Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik masyarakat disini diibaratkan anjing buas
yang suka menggonggong akan tetapi tidak suka menggigit. Sepintas dilihat dari
tutur kata dan bahasanya, masyarakat Honggobayan memang kasar dan keras
menampakkan sifat sombong dan congkak serta tinggi hati, dan yang terkesan
adalah sifat kasar menakutkan. Akan tetapi mereka sebenarnya baik hati,
perintah pimpinan akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab.
Dengan memahami karakter daerah-daerah tersebut, Raden Mas Said
menerapkan cara yang berbeda dalam memerintah dan mengendalikan rakyat
diwilayah kekuasaannya, menggali potensi yang maksimal demi kemajuan dalam
membangun wilayah tersebut. Raden Mas Said memerintah selama kurang lebih
40 tahun dan wafat pada tanggal 28 Desember 1795.
SEJARAH SINGKAT JABATAN WEDONO GUNUNG WONOGIRI HINGGA
BUPATI WONOGIRI
Setelah Raden Mas Said meninggal dunia, kekuasaan trah
Mangkunegaran diteruskan oleh putra - putra beliau. Ada beberapa
perkembangan penting mengenai situasi dan kondisi daerah
6
kekuasaan, serta sistem pemerintahan yang menyangkut nama penguasa wilayah
Praja Mangkunegaran termasuk di wilayah Wonogiri.
Wilayah Wonogiri merupakan daerah Kawedanan (onderregent) dibawah
Praja Mangkunegaran, yang dipimpin oleh seseorang dengan jabatan sebagai
Wedono Gunung. Organisasi pemerintahan pada saat itu masih sangat sederhana,
dengan titik berat bidang pemerintahan hanya dua urusan yaitu urusan dalam (reh
jero) dan urusan luar (reh njobo).
Wedono Gunung Wonogiri
Jabatan Wedono Gunung Wonogiri pertama dijabat oleh Raden Ngabei
Joyosudarso, sejak tahun 1847. Makam Wedono Gunung pertama ini terdapat di
Dusun Ambarwangi, Desa Wonoharjo, Kecamatan Nguntoronadi.
Pada tahun 1875, atas permohonan R. Ng. Joyosudarso, Kawedanan
Gunung Wonogiri dipecah menjadi dua yaitu Kawedanan Gunung Wonogiri dan
Kawedanan Gunung Baturetno. Kawedanan Gunung Wonogiri meliputi wilayah
Keduang, Honggobayan, dan Nglaroh, dengan jabatan Wedono Gunung yang
dipegang oleh Raden Ngabei Djoyosaronto (putra tertua R. Ngabei Joyosudarso).
Kawedanan Gunung Baturetno meliputi wilayah Wiroko, Sembuyan, dan Ngawen
dengan jabatan Wedono Gunung yang dipegang oleh Raden Ngabei Djoyohandojo
(Putra kedua R. Ng. Joyosudarso). Pada tahun 1892, terjadi penghapusan wilayah
Kawedanan Gunung Baturetno dan digabungkan kembali dengan Kawedanan
Gunung Wonogiri. Pejabat Wedono Gunung dipegang oleh Raden Mas Ngabei
Tjitrodipuro hingga tahun 1900. Hingga pada tahun 1903, terjadi penghapusan
jabatan Panekaring Wedono Gunung. RM. Ng. Tjitrodipuro sendiri kemudian
diangkat sebagai Bupati Patih di Praja Mangkunegaran dan berganti nama Raden
Mas Ngabei Brotodipuro.
7
Jabatan yang ditinggalkannya diganti oleh Raden Mas Ngabei Haryokusumo
(Eyang dari Ibu Tien Soeharto) sampai tahun 1916. Kemudian jabatan Wedono
Gunung Wonogiri dipegang oleh Raden Mas Tumenggung Warso Adiningrat.
Pada tahun 1917, ada peristiwa penting yaitu Tetedakan KGPAA
Mangkunegara VII yang diumumkan pada tanggal 19 Nopember 1917, yaitu
berubahnya status wilayah Wonogiri yang semula Kawedanan Gunung menjadi
Kabupaten yang dikepalai oleh seseorang oleh seorang Bupati yang menyandang
gelar Tumenggung. KGPAA Mangkunegara VII kemudian mengangkat Raden Mas
Tumenggung Warso Adiningrat sebagai Bupati Wonogiri. Sehingga beliau
merupakan Bupati Wonogiri pertama dengan gelar Tumenggung. Akibat perubahan
status ini, wilayah Wonogiri pun dibagi menjadi 5 Kawedanan yaitu Kawedanan
Wonogiri, Wuryantoro, Baturetno, Jatisrono dan Purwantoro.
Bupati Wonogiri :
Sebelum masa kemerdekaan :
1. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Warso Adiningrat
2. Mas Tumenggung Warsodingrat
3. Raden Ngabei Joyowirono
4. Kanjeng Raden Tumenggung Harjowiratmo
Setelah masa kemerdekaan :
Seiring dengan peristiwa kemerdekaan, Republik Indonesia tanggal 17
Agustus 1945 sampai tahun 1946 di wilayah Mangkunegaran terjadi dualisme
pemerintahan, yaitu Kabupaten Wonogiri masih dalam wilayah monarki Praja
Mangkunegaran dan di lain pihak menginginkan Kabupaten Wonogiri masuk dalam
sistem demokrasi Republik Indonesia. Timbulah gerakan Anti Swapraja yang
8
menginginkan Wonogiri keluar dari sistem kerajaan Mangkunegaran. Akhirnya
disepakati bahwa Kabupaten Wonogiri tidak menghendaki kembalinya Swapraja
Mangkunegaran.
Sejak saat itu Kabupaten Wonogiri mempunyai status seperti sekarang, dan
masuk sebagai Kabupaten yang berada diwilayah Provinsi Jawa Tengah.
Nama Bupati Wonogiri setelah masa kemerdekaan :
1. SOETOJO HARDJO REKSONO ( 1946-1948 )
2. R. DANOEPRANOTO ( 1948-1950 )
3. R. AGUS MIFTAH DANOEKOESOEMO ( 1950-1953 )
4. SENTOT WONGSO ADMOJO ( 1953-1956 )
5. R. SOETARKO ( 1956-1957 )
6. POERWO PRANOTO ( 1958 )
7. R. YAKOP DANOE ADMOJO ( 1958-1959 )
8. RM. Ng. BROTO PRANOTO ( 1960-1966 )
9. R. SAMINO ( 1967-1974 )
10. KRMH. SOEMOHARMOYO ( 1974-1979 )
11. DRS. AGOES SOEMADI ( 1979-1980)
12. R. SOEDIHARTO ( 1980-1985 )
13. DRS. OEMARSONO ( 1985-1995 )
14. Drs. TJUK SUSILO ( 1995-2000 )
15. H. BEGUG POERNOMOSIDI ( 2000-2010 )
16. H. DANAR RAHMANTO ( 2010 - 2015)
17. JOKO SUTOPO (2016 - sekarang)
Hari Jadi Kabupaten Wonogiri
Dengan mengambil momentum tanggal 19 Mei 1741 M, ketika
Raden Mas Said membentuk sebuah awal pemerintahan di Nglaroh
9
yang juga dianggap sebagai cikal bakal Kabupaten Wonogiri, maka Pemerintah
Kabupaten Wonogiri menetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Hari Jadi Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri. Hari Jadi suatu daerah pada
hakekatnya adalah merupakan awal perjalanan sejarah dan titik tolak untuk
menatap masa depan dengan pembangunan secara sistematis dan
berkesinambungan.
Tahun 1741 dilambangkan dengan surya sengkala Kahutaman Sumbering
Giri Linuwih. Arti kata yang terkandung didalamnya adalah Kahutaman :
keberanian; Sumbering : sumber kekuatan; Giri : Gunung/Wonogiri; dan Linuwih :
tertinggi. Sehingga jika digabungkan mengandung maksud filosofis yaitu : Dengan
keberanian atas dasar keluhuran budi, tekad dan semangat, segala tujuan luhur
akan tercapai.
Hari Jadi Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu jati diri daerah yang
perlu dihormati, dilestarikan dan diperingati oleh segenap jajaran Pemerintah
Daerah dan seluruh lapisan masyarakat dengan menumbuhkan semangat juang,
patriotisme, kesatuan bangsa, kemandirian, suri tauladan dan nilai budaya luhur
para leluhur bagi generasi muda untuk mencapai cita-cita bangsa. Setiap tanggal
19 Mei di Kabupaten Wonogiri digelar serangkaian upacara dan kegiatan dalam
rangka memeriahkan peringatan Hari Jadi, dan sekaligus sebagai sarana
mempromosikan potensi wisata budaya yang ada di Kabupaten Wonogiri.
Sekarang Kabupaten Wonogiri sudah menjadi sebuah Kabupaten
yang memiliki berbagai keunggulan diberbagai bidang berkat kerja
keras, keuletan, kemandirian dan semangat pantang menyerah
seluruh rakyat dan semua komponen di Kabupaten Wonogiri
dalam pembangunan. Kesadaran rakyat Wonogiri sangat tinggi
dalam berpartisipasi untuk membangun daerah yang dulunya
10
tandus menjadi daerah yang potensial dibidang ekonomi, sosial kebudayaan
pariwisata, dan olahraga.
Sumber : www.wonogirikab.go.id
B. SEJARAH SINGKAT DPRD KABUPATEN WONOGIRI
1. Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan ditetapkanlah
berlakunya UUD Tahun 1945 bagi Negara RI.
Pasal 18 UUD 1945 mengamanatkan pembagian wilayah RI dalam
daerah-daerah yang bentuk dan susunannya ditetapkan dengan Undang-
Undang. Berdasarkan ketentuan pasal 18 UUD tersebut kemudian ditetapkan
UU No. 22 Tahun 1948 yaitu UU Pembentukan Daerah Otonom.
Sebagai tindak lanjutnya adalah ditetapkannya berbagai UU
Pembentukan Daerah Otonom, di Lingkungan Propinsi Jawa Tengah
pembentukan daerah otonom dilakukan dengan UU No. 13 Tahun 1950. Salah
satu daerah otonom yang dibentuk adalah Kabupaten Wonogiri.
Untuk mewujudkan otonomi daerah yang berdasarkan asas demokrasi
dengan PP No. 39 Tahun 1950 diatur Pembentukan DPRD dan Dewan
Pemerintah Daerah. Berdasarkan PP tersebut, pada tanggal 30 Nopember
1950 di Kabupaten Wonogiri dibentuk DPRDS oleh Bupati Kepala Daerah pada
waktu itu yaitu Bupati Agoes Miftah.
Pelantikan dilakukan oleh Residen Surakarta yang mewakili Gubernur
Jawa Tengah.
Adapun susunan DPRDS adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan Dewan :
- Ketua :
Mula - mula adalah Sdr. Muchtar Muhammady, namun kemudian
digantikan oleh Sdr. Abdoel Manan.
- Wakil Ketua :
11
Nama - nama yang pernah duduk sebagai Wakil Ketua adalah : Sdr.
Nasrun, Sdr. Muljadi, Sdr. Sosro Wardojo dan Sdr. Muchtar
Muhammady.
b. Keanggotaan Dewan
Jumlah 34 orang yang mewakili berbagai Partai/Organisasi :
Masyumi, Muhammadiyah, GPII, Pemuda M.D, Muslimat Aisyiah, STII,
SBII, PKI, BTI, Parindra, Parkindo, PIR, PSI, PGRI dan Perwari.Sebelum
tahun 1950 pernah dirintis pembentukan Badan Perwakilan Rakyat, namun
Badan ini tidak mempunyai Landasan Hukum yang memberikan
keabsahannya sebagai Dewan Perwakilan Rakyat.Dengan demikian
tanggal 30 Nopember 1950 itulah yang merupakan Hari Jadi DPRD
Kabupaten Wonogiri yang kita peringati sekarang ini.
2. Masa - masa berikutnya dapat digambarkan secara singkat sebagai
berikut :
a. Masa menjelang dan sesudah Pemilu 1955 sampai menjelang Pemilu 1971.
1) Sebelum Pemilu 1955 :
Sebelum Pemilu 1955 pernah dibentuk DPRD Peralihan.
Adapun susunan Dewan adalah :
a) Pimpinan Dewan :
- Ketua :
Mula-mula Sdr. Jakub Danuatmodjo namun kemudian digantikan
oleh Sdr. Muchtar Muhammady karena Sdr. Jakub Danuatmodjo
diangkat menjadi Bupati.
- Wakil Ketua :
Sdr. Hardjo Wijono dan Sdr. Mitro Sudarmo.
b). Keanggotaan Dewan :
12
Jumlah : 30 orang.
Komposisi :
- PNI : 14 orang
- PKI : 12 orang
- Masyumi : 2 orang
- Katholik : 1 orang
- NU : 1 orang
2) Setelah Pemilu 1955 :
Disebut DPRD Daerah Swatantra Wonogiri.
Adapun susunan Dewan adalah :
a) Pimpinan Dewan :
- Ketua :
Sdr. Muchtar Muhammady
- Wakil Ketua :
Sdr. Hardjo Wijono dan Sdr. Mitro Sudarmo.
b) Keanggotaan Dewan :
Jumlah : 35 orang.
Komposisi :
- PNI : 14 orang
- PKI : 12 orang
- Masyumi : 2 orang
- NU : 2 orang
- Setjosuwito : 2 orang
- Katholik : 1 orang
- Kristen : 2 orang
3) Tahun 1956
Dengan Keputusan Gubernur Kdh. Tingkat I Jawa
Tengah tanggal 10 September 1956 Nomor : Ds. 34 / 1956
di Wonogiri ditetapkan terbentuknya Dewan Perwakilan
13
Rakyat Daerah Peralihan (DPRDP), maka DPRDS (Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Swatantra) dibubarkan.
a) Adapun Komposisi DPRDP sebagai berikut :
- PNI : 14 Kursi
- PKI : 12 Kursi
- Masyumi : 2 Kursi
- NU : 1 Kursi
- Katholik : 1 Kursi
Jumlah Anggota : 30 orang
b) Pimpinan Dewan :
- Ketua :
Sdr. Jakub Danuatmodjo (PNI)
- Wakil Ketua :
Sdr. Hardjo Wijono (Katholik)
- Komposisi Dewan Pemerintah Daerah :
Sdr. Suhono Pancowreksono (PNI)
Sdr. Harjoto Mardjojo (PNI)
Sdr. Muchtar Muhammady (Masyumi)
Sdr. Sudarsono Sw (PKI)
Sdr. Muljadi (PKI)
4) Tahun 1957
Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957, pada
bulan Nopember 1957 dibentuk DPR (DS) Daerah Swatantra Tingkat
II Wonogiri dengan Jumlah Anggota 35 orang.
Pimpinan Dewan :
- Ketua :
Sdr. Muchtar Muhammady (Masyumi)
- Wakil Ketua :
14
dr. Mitro Sudarmo (Partai Buruh)
Dewan Pemerintah Daerah :
Masih tetap seperti diatas pada tahun 1956.
Kepala Daerah Sdr. Purwopranoto sebelum dilantik meninggal dunia
karena sakit dan diganti Sdr. Jakub Danuatmodjo.
5) Tahun 1959
Dengan Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 dan Instruksi
Mendagri dan Otonomi Daerah Nomor 17 DD, tanggal 29 September 1959
status DPRDS dirubah menjadi DPRD. Setelah pelantikan pemilih Kepala
Daerah yang terpilih Sdr. Brotopranoto.
Sedang Anggota DPD termasuk Kepala Daerah yang tidak terpilih
diusulkan menjadi Badan Pemerintah Harian (BPH).
- Sdr. Harjoto Mardjojo
- Sdr. S. Hadisaputro
- Sdr. Soewarno
- Sdr. SW. Darsono
6) Tahun 1960
Terbit Penetapan Presiden Nomor 5 Tahun 1961 tentang DPRGR maka
pada awal tahun 1961 di Wonogiri dibentuk DPRGR.
Dengan jumlah anggota 35 orang :
a) Golongan Politik Nasionalis 7 Kursi
Islam 1 Kursi
Kristen 2 Kursi
Komunis 7 Kursi
15
b) Golongan Karya ABRI 3 Kursi
Rohani 3 Kursi
Spiritual 5 Kursi
Material 7 Kursi
Pimpinan Dewan :
- Ketua :
Sdr. Brotopranoto (Bupati KDH)
- Wakil Ketua :
Sdr. Suhono Poncowreksono
7) Tahun 1965
Setelah penumpasan G 30 S/PKI berdasarkan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok - Pokok Pemerintahan Daerah maka
Bupati Kepala Daerah dibantu BPH Non PKI menyusun DPRGR dengan
mendapat persetujuan dari Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan
komposisi sebagai berikut :
1. Golongan Politik PNI 14 Kursi
N U 2 Kursi
Katholik 2 Kursi
Kristen 1 Kursi
2. Golongan Karya ABRI 4 Kursi
Rohani 3 Kursi
Spiritual 7 Kursi
Material 7 Kursi
Jumlah 40 ursi
Pimpinan Dewan :
- Ketua :
Sdr. Suhono Poncowreksono (PNI)
v
- Wakil Ketua :
Sdr. Muh Ediis (NU)
Sdr. As. Hardjowirjono (Katholik)
a. Masa sesudah Pemilu tahun 1971 sampai sekarang
1) Tahun 1971
Masa ini ditandai dengan semakin mantapnya pelaksanaan
Demokrasi Pancasila dan mekanisme kepemimpinan lima
tahunan.
Masa Bhakti Tahun 1971 - 1977
Merupakan hasil PEMILU Tahun 1971
Susunan Dewan :
a) Pimpinan Dewan :
- Ketua :
Sdr. Panidi Wirjohartojo (Golkar)
- Wakil Ketua :
Sdr. PS. Siswadi (ABRI)
Sdr. Sardjoko (PNI)
b) Keanggotaan Dewan :
Jumlah : 40
Komposisi :
- Golkar : 26 orang
- PNI : 5 orang
- Parmusi : 1 orang
- Karya ABRI : 6 orang
- Karya Non ABRI : 2 orang
2) Tahun 1977
Masa Bhakti Tahun 1977 - 1982
Merupakan hasil PEMILU Tahun 1977
v
Tahun 2014
Rapat Paripurna Pemberhentian dan Peresmian Anggota DPRD Kabupaten
Wonogiri Hasil Pemilu Tahun 2014
Rapat Paripurna Pengambilan Sumpah Janji Pimpinan DPRD Kabupaten
Wonogiri Masa Jabatan 2014 - 2019
197
Rapat Paripurna Persetujuan terhadap Raperda tentang APBD
Kabupaten Wonogiri TA. 2015 untuk dievaluasi Gubernur Jawa Tengah
198
Tahun 2015
Jaring Asmara Penyusunan Raperda Inisiatif Komisi I DPRD Kabupaten
Wonogiri tentang Pemerintahan Desa
Komisi I Menggelar Public Hearing Penyusunan Raperda Inisiatif tentang
Pemilihan Kepala Desa
199
Ketua DPRD menerima Hearing Tolak Penambangan dan Pabrik Semen di
Kecamatan Giritontro
Rapat Paripurna Persetujuan Rancangan KUA PPAS APBD Kab. Wonogiri TA.
2016 dan Rancangan KUPA PPAS Perubahan APBD Kab. Wonogiri TA. 2015
200
Ketua DPRD, Setyo Sukarno didampingi Pimpinan Komisi III DPRD Kabupaten
Wonogiri menerima Rombongan Hearing Warga terkait Pembangunan Waduk
Pidekso
Sekretaris DPRD, Drs. Sukiyono, MM menyampaikan Laporan Hasil Banggar pada
Rapat Paripurna DPRD
201
Fasilitasi Penyusunan Program Legislasi Daerah (Prolegda) Kabupaten
Wonogiri Tahun 2015
Rapat Paripurna Persetujuan Terhadap LHP BPK atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri TA. 2014
202
Tahun 2016
Rapat Paripurna Penyampaian Nota Pengantar terhadap LKPJ Kepala
Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2015
Penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama Persetujuan Raperda
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Wonogiri TA. 2015
untuk dievaluasi Gubernur Jawa Tengah
203
Komisi IV DPRD bersama Tenaga Ahli dari LPPM UNS Surakarta dalam
Jaring Asmara Penyusunan Raperda Inisiatif tentang Perubahan atas
Perda Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Bupati, Wakil Bupati dan Pimpinan DPRD dalam acara Rapat Paripurna
Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka HUT RI
204
Pimpinan dan Anggota Komisi III DPRD melaksanakan Sidak Tambang
bersama Eksekutif terkait di Desa Bendokerep, Giriwono Wonogiri
Komisi II DPRD Kabupaten Wonogiri bersama Direktur PDAM melaksanakan
Sidak Jaringan Air Minum
205
Ketua DPRD, Setyo Sukarno memimpin Rapat Paripurna Persetujuan
Rancangan KUPA PPAS Perubahan APBD Kabupaten Wonogiri TA. 2016
Rapat Pansus membahas Rancangan KUA PPAS APBD Kabupaten Wonogiri TA. 2017
206
FGD III Penyusunan Kajian Komisi I DPRD Kabupaten Wonogiri tentang Aset Desa
Ketua DPRD, Setyo Sukarno menerima Kunker DPRD Kabupaten Blitar
207
Ketua DPRD melantik Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri Penggantian
Antar Waktu (PAW) An. Yukanan Supriyanto dan H. Sutrisno, SE, MM
Penyusunan Prolegda DPRD Kabupaten Wonogiri Tahun 2017
208
Hearing Komisi IV DPRD Kabupaten Wonogiri bersama DKK dan RSUD
dr. Soediran Mangun Soemarso terkait Permasalahan BPJS Kesehatan
209
Tahun 2017
Ketua DPRD Sampaikan Laporan Kinerja Pimpinan DPRD kepada
Bupati Wonogiri dan 7 Fraksi DPRD Kabupaten Wonogiri
Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri menghadiri Forum Musrenbang
Kabupaten Wonogiri Penyusunan RKPD Tahun 2018
210
Komisi IV DPRD Kabupaten Wonogiri melaksanakan Sidak
ke UPT Dinas Pendidikan Kabupaten Slogohimo
Forum Silaturahmi Eksekutif, Legislatif dan Tokoh Masyarakat
Peringatan HUT Ke 276 Kabupaten Wonogiri Tahun 2017
211
Public Hearing Penyusunan Raperda Inisiatif Bapemperda DPRD
Kabupaten Wonogiri tentang Penataan Desa
Public Hearing Penyusunan Raperda Inisiatif Komisi II
DPRD Kabupaten Wonogiri tentang Kepemudaan
212
Ketua DPRD, Setyo Sukarno menyerahkan Rekomendasi DPRD
terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Kepala Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2016
Rapat Paripurna DPRD Persetujuan Raperda tentang APBD
Kabupaten Wonogiri TA. 2018 untuk dievaluasi Gubernur Jawa Tengah
213
Pimpinan dan Anggota Pansus bersama Eksekutif Terkait
membahas Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD Kabupaten Wonogiri
214
Tahun 2018
Komisi III DPRD Kabupaten Wonogiri menggelar Jaring Asmara
Penyusunan Raperda Inisiatif tentang Pengelolaan Sampah
Pimpinan DPRD Sampaikan Press Release Kinerja Pimpinan DPRD Tahun 2018
dihadapan Rekan Pers/Media.
215
Pencermatan LKPJ Kepala Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2017
bersama Tenaga Ahli dari FEB UNS Surakarta
Ketua DPRD memberikan Sambutan dalam rangka Penyusunan RKPD Tahun 2019
bersama Forum Perangkat Daerah
216
Sejumlah Perwakilan Honorer K2 menyampaikan aspirasinya
di Gedung Graha Paripurna DPRD Kabupaten Wonogiri
Monitoring Komisi II DPRD Kabupaten Wonogiri ke sejumlah Pabrik di daerah Wonogiri
217
Pimpinan DPRD dan Komisi I DPRD Kabupaten Wonogiri
Menerima Hearing dari Perwakilan PSHT Wonogiri
218
Tahun 2019
Rapat Paripurna DPRD dalam rangka Persetujuan 6 Raperda
Press Release DPRD Kabupaten Wonogiri Masa Persidangan I Tahun 2019
219
Pimpinan dan Anggota DPRD dalam acara Forum Silaturahmi Eksekutif,
Legislatif dan Tokoh Masyarakat Peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonogiri Tahun 2019
220