E-MODUL
DAMPAK POLITIK, SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA DAN
PENDIDIKAN PADA MASA PENJAJAHAN BANGSA EROPA
SEJARAH INDONESIA KELAS XI
PENYUSUN ERNA SETYANINGSIH, S. Pd
SEKOLAH: SMAK ST ALBERTUS (DEMPO) MALANG
TAHUN 2022
PETA KONSEP
SOSIAL
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS MODUL
Mata pelajaran: SEJARAH INDONESIA
Kelas/ Semester: XI/ 1
Alokasi Waktu: 2X 45 menit (2 kali pertemuan)
Judul Modul: Dampak politik, sosial, budaya,
ekonomi, dan Pendidikan pada masa kolonialisme
bangsa Eropa
B. KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.3 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan
pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini
4.3 Menalar dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan
pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
C. PENGANTAR SINGKAT MATERI
Siapakah diantara kalian
yang sudah tahu sejarah
sekolah kita? Sekolah ini
merupakan SMA Katolik
pertama yang berdiri di kota
Malang. Pendiri dan
pengelolanya adalah
Yayasan Sancta Maria, milik
serikat para imam dan
biarawan ordo Karmel. Pada
tahun 1936, ketika para
Karmelit yang berkarya di
Indonesia masih merupakan
bagian dari provinsialat
Belanda, sekolah ini
didirikan untuk mendidik generasi muda bangsa Indonesia. Pater Titus Brandsma, martir yang
oleh Paus Yohanes Paulus II telah digelari "Beato" itu adalah salah seorang pendukung prakarsa
pendirian sekolah yang semula bernama Rooms Katholiek Algemene Middlebare School
(RKAMS) St. Albertus. Sampai dengan tahun 1942, sekolah ini hanya menerima siswa laki-laki
pilihan. Artinya, para calon siswa sekolah yang awalnya berlokasi di kawasan Rampal (dekat
tangsi militer Belanda waktu itu) diseleksi berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh pada jenjang
pendidikan sebelumnya. Meskipun yang mengasuhnya dulu adalah para imam dan guru-guru
Belanda dengan pengantar bahasa Belanda, sekolah ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin
mengenyam pendidikan sekolah menengah yang bermutu tinggi tanpa pandang kekayaan, ras,
agama, pangkat atau kedudukan. Yang penting, mereka berjenis kelamin laki-laki dan bernilai
baik. Baru pada tahun 1947 sekolah ini menerima siswi, alias murid berjenis kelamin
perempuan. Tetapi, sekolah ini pernah tidak menerima siswa (1942-1946) karena gedung baru
yang berada di jalan Talang, Malang dirampas oleh Angkatan Udara Balatentara Jepang dan
digunakan sebagai markas. Pada tahun 1946 sekolah dibuka lagi di gedung yang sekarang.
Tanpa kita sadari bahwa pendidikan barat merupakan peninggalan dari zaman
pemerintah kolonial Belanda yang dalam perkembangannya di Indonesia melahirkan banyak
sekali cendekiawan-cendekiawan Indonesia. Apakah kalian ingin tahu lebih banyak lagi
peninggalan bangsa barat Indonesia baik yang positif maupun negatif? Mari kita bahas tuntas
dalam modul ini.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
Baca dan ikuti petunjuk modul hingga tuntas
Cek pemahaman melalui kegiatan evaluasi
Kerjakan secara mandiri
berilah tanda ceklist pada kolom yang telah
disediakan
E. MATERI PEMBELAJARAN
Modul ini mengakomodasi satu kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi,
soal-soal latihan dan soal evaluasi.
Dampak politik, sosial, budaya, ekonomi,
dan Pendidikan pada masa kolonialisme
bangsa Eropa
DAMPAK POLITIK, BUDAYA, SOSIAL, EKONOMI, DAN PENDIDIKAN PADA MASA PENJAJAHAN BANGSA
EROPA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta didik mampu berfikir kritis dan kreatif untuk
menganalisis dampak dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini. Dengan
mengembangkan komunikasi, kolaborasi antar peserta didik, peserta didik diharapkan mampu
melakukan penalaran dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
B. Uraian Materi
1. Dampak Kolonialisme di Bidang Politik
Pengaruh penjajahan Belanda dalam bidang politik tampak dalam hal birokrasi. Sistem
pemerintahan kolonial di bawah pimpinan gubernur jenderal dirancang seperti lembaga
eksekutif yang kita kenal saat ini. Dalam mengelola pemerintahan, gubernur jenderal dibantu
oleh enam departemen, yaitu kehakiman, keuangan, dalam negeri, kebudayaan dan
kepercayaan, ekonomi, serta kesejahteraan umum. Ada juga departemen militer, yaitu
departemen peperangan dan angkatan laut. Dalam struktur birokrasinya, jabatan teritorial di
atas tingkat kabupaten dipegang orang Belanda. Jabatan tertinggi yang bisa dipegang pribumi
adalah bupati, yang umumnya diwariskan turun-temurun untuk menjaga loyalitas pemangku
jabatan tersebut kepada pemerintah kolonial.
Gambar: Pejabat Gouvernement, Residen Asisten residen, Afdeling patih, Wedana. Inlandsch
Bestuur Loemadjang 112. Staatsieportret van het Bestuur van Loemadjang, Oost-Java via
Tropenmuseum. (visitlumajang.com)
Bupati dibantu oleh seorang patih. Di bawah bupati terdapat wedana, yang bertugas
mengatur kewedanaan. Sementara itu, kecamatan, yang dikepalai seorang camat, merupakan
wilayah di bawah kewedanaan. Camat membawahi para kepala desa. Pada dasarnya, kepala
desa tidak termasuk dalam struktur birokrasi pemerintah kolonial sehingga mereka bukan
anggota korps pegawai negeri Hindia belanda. Oleh karena itu, kepala desa tidak termasuk
kategori priayi. Para kepala desa tidak diangkat maupun digaji oleh pemerintah. Mereka dipilih
langsung oleh rakyat. Gaji diperoleh dari tanah desa yang menjadi hak mereka selama menjabat
sebagai kepala desa. Struktur birokrasi semacam ini masih kuat memengaruhi struktur birokrasi
Indonesia sampai sekarang ini.
Dalam bidang politik, kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat di Indonesia
menyebabkan semakin hilangnya kekuasaan Politik dan para penguasa Indonesia yang beralih ke
tangan Belanda. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Penerapan sistem indirect rule (sistem pemerintahan tidak langsung) yaitu dengan
memanfaatkan penguasa-penguasa tradisional, seperti bupati dan raja yang
memerintah atas nama VOC.
b. Munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah Hindia Belanda.
c. Belanda sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan politik kerajaan karena
intervensinya.
d. Bupati menjadi alat kekuasaaan pemerintahan kolonial. Mereka menjadi pegawai
pemerintahan kolonial yang diberi gaji. Padahal menurut adat penguasa tradisional
tersebut mendapat upeti dari rakyat.
e. Semakin merosotnya dan bergantungnya kekuasaan raja kepada kekuasaan asing.
Bahkan sebagian diambil alih atau di bawah kekuasaan kolonial.
Menurut Sulistyowati (2020)
Dampak Kolonialisme di bidang politik adalah sebagai berikut :
a. Daendels atau Raffles sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern. Para Bupati
dijadikan pegawai negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat kedudukan bupati
adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati dijadikan alat kekuasaan
pemerintah kolonial. Pamong praja yang dahulu berdasarkan garis keturunan sekarang
menjadi sistem kepegawaian.
b. Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c. Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, contohnya
tentang pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia.
Yang mengakibatkan peranan elite kerajaan berkurang dalam politik, dan kekuasaan
pribumi bahkan bisa runtuh.
d. Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat
modern.
e. Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda
f. Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan politik Pax
Nederlanica di akhir abad 19 menuju awal abad 20.Jawa menjadi pusat pemerintahan
dan membaginya menjadi wilayah perfektuf
g. Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan dari
penerapan ajaran Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Dalam badan yudikatif di struktur tersebut, pemerintahan kolonial Belanda membagi
badan peradilan menjadi tiga macam berdasarkan golongan masyarakat di Hindia-
Belanda. Badan peradilan tersebut terdiri dari peradilan untuk orang Eropa, peradilan
orang Timur Asing, dan peradilan orang pribumi. Dalam badan legislatif, pemerintah
kolonial Belanda membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada tahun 1918.
2. Dampak Kolonialisme di Bidang Budaya
Beberapa bidang budaya terdampak kolonialisme bangsa Barat, Kebiasaan pemerintah
Kolonial menggunakan bahasa Belanda, gaya hidup, agama termasuk kesenian membawa
pengaruh tersendiri bagi Indonesia hingga sekarang. Berikut adalah video yang bisa disimak
untuk pengaruh Kolonialisme di bidang budaya.
a. Bahasa
Sedikit banyak kita punya banyak bahasa serapan yang berasal dari bahasa
Belanda, portugis dan inggris, misalnya :Dalam bahasa Portugis, banyak kosa kata
Portugis diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Sebagai contoh armada (armada), bendera
(bandera), gereja (igreja), keju (queijo), lemari (almario), minggu (dominggo), misa
(missa), dan sepatu (sapato).
Bahasa Belanda juga banyak memengaruhi bahasa Bahasa Indonesia dan bahasa
Jawa serta bahasa-bahasa Nusantara Lainnya. Kata-kata pinjaman dalam bahasa
Belanda seperti kapet, bekleding, vermaak, afdruk, belasting, bestek, gratis, handel,
hutspot, krat, loket, nota, onderneming, opa, rekening, sigaret, spoor, dan wastafel,
wortel telah dikenal dan digunakan sebagai bahasa Indonesia. Namun, beberapa kata
memang tidak digunakan lagi. Kata hutspot tidak banyak lagi dipergunakan, dan kata
sigaret sudah diganti dengan kata rokok. Ironisnya kata terakhir ini juga berasal dari
bahasa Belanda roken. Untuk urusan lalu lintas dan mobil kita menggunakan atret (dari
achteruit), verboden, pit (dari fiets), knalpot, rem, persneling (dari versnelling),
dongkrak, dan seterusnya.
Selain itu, ada pula beberapa kata yang dieja lain namun pelafalannya masih sama
atau mirip: adopsi, apel, asprak, hagas bandit, baterai, bioskop, debil, demisioner,
duane ekonomi, energi, finansiil, frustrasi, garansi, generasi, granat, higiene ideologi,
imbesil, impoten, inflasi, jenewer, kampiun kantor, kardiolog, kartu, kastrasi, kelom,
korting, kristen, kuitansi, langsam, losion, makelar, marsepen, menstruasi, monarki
opas, operasi, overproduksi, panekuk, parlemen pesimis, polisi, resesi, revolusi,
segregasi, sigar, sirop, setrup dersing selop, spanduk, tabu, taksi, tanpasta, toleran,
vegetar verkoper, verplehster, wanprestasi.
b. Gaya hidup
Penjajah Belanda juga membawa gaya hidup yang memengaruhi kehidupan sebagian
rakyat Indonesia. Karena itu, muncul istilah"gaya hidup yang kebarat-baratan". Istilah
westernisasi kiranya tidak terlalu tepat untuk menunjukkan gejala ini karena "gaya
hidup Barat" itu tidak disebarkan secara terencana dan sistematis, juga tidak
memengaruhi secara mendasar hidup sebagian besar orang. Pengaruh itu terlihat di
kalangan bangsawan dan birokrat kolonial, sedangkan sebagian besar rakyat Indonesia
masih tetap menjalani gaya hidup lama (feodal-tradisional). "Gaya hidup yang kebarat-
baratan" itu, misalnya, tampak dalam kebiasaan minum-minuman keras, pesta, dansa
(menari khas Belanda atau Barat), gaya perkawinan, dan model berpakaian (rok, jas,
dasi, topi). Selain itu, bangsa Barat juga memperkenalkan sekaligus membiasakan sikap
disiplin, menghargai waktu, demokratis dan terbuka, serta bersikap rasional.
c. Berkembangnya agama Kristen Katolik dan Protestan di Indonesia
Misionaris terkemuka yang datang ke Maluku adalah Fransiskus Xaverius,
seorang anggota Serikat Yesus. Ia mengunjungi Ambon, Ternate dan Halmahera antara
tahun 1546-1547. Misionaris lainnya adalah para biarawan dari Ordo Fransiskan dan
Dominikan. Mereka memperkenalkan agama Katolik di kalangan penduduk Nusa
Tenggara Timur, yang berpusat di Larantuka (Flores Timur). Selanjutnya, mereka
menyebarkan agama Katolik ke Minahasa, Bolaang Mongundow, Pulau Siau, Sangahe
Talaud, Blambangan dan Panarukan. Agama Katolik yang dibawa Bangsa Portugis dan
juga Spanyol berkembang sangat baik di Flores dan Timor (Timor Barat dan Timor
Leste). Saat ini, pengaruh Portugis masih dapat ditemukan dalam, bentuk warisan-
warisan nama yang dipakai orang Timor dan Flores bagian timur yang mirip dengan
nama-nama orang Portugis seperti da Cruz, da Costa, da Cunha, de Rozari, de Gomes,
Fernandez, dan Rodriquez. Selain itu, perayaan keagamaan warisan Portugis masih bisa
disaksikan setiap tahun melalui perayaan Tri Hari Suci di Larantuka, yang dikenal
dengan sebutan upacara Semana Santa.
Pada tahun 1617, parlemen Belanda yang disebut Staten Generaal
menginstruksikan kepada Gubernur Jenderal VOC dan Raad van Indie untuk
bertanggung jawab menyebarkan agama Kristen dan mengajarkannya melalui sekolah-
sekolah dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Saat ini, kita dapat
menyaksikan sebagian daerah di Nusantara yang mayoritas masyarakatnya beragama
Kristen Protestan, seperti Sulawesi Utara, Timor Barat, Alor, Sumba, sebagian wilayah
Tapanuli, Tana Toraja, Maluku bagian selatan, serta Papua.
d. Kesenian
Pengaruh Portugis dalam bidang kesenian tampak pada musik keroncong. Kita masih
bisa menemukan peninggalannya di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Penduduk awal
kampung ini berasal dari berbagai koloni Portugis di Malaka, Pantai Malabar, Kalkuta,
Surate, Koromandel, Goa, dan Srilanka. Pada abad XVII, mereka diboyong Belanda ke
Batavia sebagai tawanan perang. Di Batavia mereka ditempatkan di Gereja Portugis
(sekarang Gereja Sion di Jl. Pangeran Jayakarta). Sebagian besar dari mereka kemudian
pindah ke Kampung Tugu. Musik keroncong berasal dari musik Portugis abad XVI yang
disebut fado, dari bahasa Latin yang berarti nasib. Musik ini tadinya populer di
lingkungan perkotaan Portugis. Awalnya fado merupakan sejenis nyanyian bersuasana
ratapan yang dibawa para budak kulit hitam dari Cape Verde, Afrika Barat, ke Portugal
sejak abad XV.
Lambat-laun, fado berkembang menjadi lagu perkotaan dan mengiringi tari-tarian.
Tarian yang diiringi fado dipengaruhi budaya Islam yang dibawa bangsa Moor asal
Afrika Utara ketika menaklukkan Selat Gibraltar di bawah pimpinan Panglima Tariq ibn
Ziyad pada abad VII Masehi. Setelah dipengaruhi Islam, tarian tersebut dinamakan
moresco, Moresco adalah tarian hiburan para elite Portugis yang biasanya dibawakan
oleh penari dan bangsa Moor. Alat musik pengiring moresco adalah gitar kecil bernama
cavaquinho.
Gitar ini dibawa para pelaut Portugis dalam era penjelajahan samudra. Ketika masuk
Nusantara, alat musik tersebut digunakan untuk menyanyikan lagu pengiring tarian
moresco Karena suara yang dikeluarkan berbunyi crong-crong, masyaraka Nusantara
menamai musik pengiring tarian tersebut keroncong Selain Jakarta, jejak-jejak
peninggalan budaya Portugis dalan bidang kesenian masih membekas di beberapa
tempat & Nusantara, seperti Maluku Utara, Maluku Tengah, Ambon Solor, dan Flores.
3. Dampak penjajahan di bidang sosial
Menurut Sulistiyowati (2020) Dalam bidang sosial, praktik kolonialisme dan imperialisme di
Indonesia, membawa dampak antara lain sebagai berikut:
a. Terjadinya perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, yaitu
sebagai berikut:
- Golongan Belanda dan Eropa
- Golongan Timur asing yang terdiri dari orang Cina dan Timur Jauh golongan eropa yang
terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa lainnya
- Golongan pribumi
b. Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi, terutama untuk
memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan yang dibuka Belanda di luar Jawa.
c. Muncul golongan buruh dan golongan majikan yang muncul karena berdirinya pabrik-
pabirk dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi dinamis.
d. Munculnya elit terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah sehingga
menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota.Hal ini mendrong lahirnya
elit terdidik (priyai cendikiawan) di perkotaan. Walaupun jumlah mereka sedikit, tetapi
sangat berperan dalam perkembangan pergerakan selanjutnya.
e. Pembentukan status sosial dimana yang tertinggi adalah Eropa lalu Asia dan Timur yang
terakhir kaum Pribumi.
f. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia, seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi
sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-
lahan digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda.
g. Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
Kemunduran perdagangan dilaut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme
di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk atau patuh pada
tuan tanah Barat atau Timur Asing sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami
kemerosotanDampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi
4. Dampak Kolonialisme di Bidang Pendidikan
Sistem pendidikan Barat di Indonesia digarap Belanda sejak abad XVIII. Pada akhir abad
XIX, sistem pendidi yang berkembang di Indonesia semakin banyak. Sistem pendidikan
diselenggarakan oleh berbagai elemen, ada diselenggarakan oleh kelompok keagamaan dan ada
yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Bel sendiri. Sistem pendidikan yang
diselenggarakan kelompok keagamaan lebih menitikberatkan pada pend agama, seperti agama
Islam; pendidikannya diselengga melalui pesantren. Sementara itu, pendidikan yang oleh
pemerintah kolonial Belanda menekankan sistem pendidikan Barat dengan persekolahan
Belanda awalnya bersifat segregatif ada khusus Belanda dan Eropa, seperti Europesche Lager
School (ELS), ada sekolah khusus untuk orang-orang k acuan kurikulum Tionghoa seperti
Hollandsche Chineesche School, dan ade khusus untuk pribumi, seperti Indlandsche School.
Perhatian pada pendidikan semakin tegas tatkala politik etis diberlakukan pada tahun
1911 melalui tokoh liberalnya, Th. van Deventer. Sebelum politik etis, tujuan pembentukan
sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekadar untuk menyediakan tenaga ahli yang
murah untuk mengerjakan administrasi kolonial. Kebutuhan tenaga terdidik dimaksudkan untuk
mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda. Luasnya wilayah kelola tentu diiringi
kerumitan serupa dalam tata administrasinya (Widyosiswoyo, 2006). Kebijakan politik etis
mereorganisasikan serta mengembangkan sekolah-sekolah baru pada semua jenjang
Pendidikan. Politik etis hadir dengan membawa dampak di bidang pendidikan dengan
melahirkan intelektualitas sebagai produk dari perluasan pendidikan yang terjadi di awal abad
ke 20. Intelektualitas menjadi senjata baru untuk menyerang kedudukan Pemerintah kolonial
Belanda.
Untuk lebih memahami mengenai politik etis berikut adalah video pembelajaran yang
bisa kalian simak
Menurut Susilo (2018) Politik etis ini ternyata hanya menguntungkan pemerintah Belanda,
dimana kebijakan politik etis ini hanya memberikan banyak manfaat bagi bangsa Kolonial
Belanda dan bangsa asing lain di Indonesia. Kebijakan di bidang Edukasi atau pendidikan hanya
untuk anak-anak keturunan bangsa Belanda, bangsa Eropa dan anak para bangsawan lokal yang
mampu menempuh dunia pendidikan. Pendidikan hanya untuk merekrut pegawai Belanda yang
baru dengan gaji yang rendah. Dampak positif dari politik etis di bidang pendidikan ternyata
pendidikan banyak melahirkan tokoh cendikiwan lokal yang cerdas dan memiliki pemikiran yang
setara dengan bangsa barat lainnya. Tokoh Cendikiwan atau pendidikan bangsa Indonesia inilah
yang akhirnya memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia dengan rasa nasionalisme dan
cinta tanah air Indonesia.
Pendidikan Jaman politik etis
Sumber: https://www.sanskertaonline.id/2021/06/pendidikan-masa-politik-etis.html
Sekolah rakyat Indonesia di Hindia Belanda dalam sejarah Politik Etis.
Sumber:wikimedia commons/free
Walau hanya segelintir orang yang bisa mengenyam pendidikan terutama pada keluarga
priyayi. Namun pendidikan telah membawa kesadaran bagi mereka bahawa selama ini
bangsanya telah tertindas dan intelektualitas yang mereka miliki, mereka gunakan untuk
memperbaharui bentuk perlawanan terhadap pemerintahan kolonial. Pendidikan yang mereka
miliki membawa mereka menjadi motor penggerak dengan mendirikan berbagai macam
organisasi. Salah satu organisai yang didirikan oleh mahasiswa kedokteran Jawa STOVIA salah
satunya menjadi pelopor berdirinya organisasi. Organisasi tersebut bernama Budi Utomo. Budi
Utomo sebagai organisasi pertama yang dianggap sebagai tonggak munculnya Pergerakan
Nasional. Organisasi Budi Utomo dianggap sebagai tonggal awal perjuangan baru masyarakat
Indonesia melawan penjajahan.
5. Dampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi
Pengaruh ekonomi yang membekas sampai sekarang terutama sejak diberlakukannya sistem
tanam paksa dan kebijakan pintu terbuka (sistem ekonomi liberal). Pengaruh sistem tanam
paksa, misalnya, tampak dalam dua hal:
1) petani pribumi mulai mengenal jenis-jenis tanaman komoditas lain, seperti kopi dan teh.
2) Petani mulai mengenal sistem upah, yang sebelumnya tidak dikenal (masyarakat lebih
mengutamakan sistem gotong royong). Sementara itu, sistem ekonomi liberal membuat
rakyat Indonesia mengenal hal-hal berikut.
a. Sistem sewa tanah. Aturan sewa tanah kepada pihak asing dengan status hak
guna usaha selama jangka waktu tertentu masih tetap berlaku hingga sekarang.
Sistem sewa tanah didasarkan pada Undang-Undang Agraria Tahun 1870.
Peraturan ini mengizinkan perorangan dan badan swasta mengelola tanah milik
pemerintah Namun, undang-undang ini juga melarang penduduk non-
bumiputera memiliki tanah yang luas atas dasar hak milik mutlak, kecuali tanah
untuk pabrik. Kepemilikan mereka hanya atas dasar hak guna usaha dengan
masa berlaku sekitar 70 tahun.
b. Ekonomi uang. Karena diterapkannya sistem ekonomi liberal pada masa
kolonial, masyarakat Indonesia akhirnya mengenal adanya alat tukar berupa
uang. Sistem uang tersebut sekaligus mengubah sistem barter yang sebelumnya
menjadi tradisi bangsa Indonesia. Penggunaan uang terutama dipicu oleh
penyewaan tanah penduduk oleh perusahaan swasta Belanda pada masa
penerapan liberalisme ekonomi melalui kebijakan pintu terbuka. Penggunaan
uang kemudian diterapkan untuk membayar pajak. Dengan demikian, rakyat
tidak lagi dikenakan pajak tenaga. Penggunaan uang juga ternyata membawa
pengaruh negatif bagi petani Jawa karena mereka menjadi terbelit utang.
Undang-Undang Agraria sebenarnya melarang penyitaan tanah akibat utang.
Namun, selama tidak ada pemberian kredit, para petani Jawa tetap terjerumus
utang. Pemerintah kemudian mendirikan lembaga pemberian kredit perdesaan
dan bank desa. Pada tahun 1917, jumlah bank desa sudah mencapai 2.000
dengan nasabah lebih dari 600.000 orang.
c. Sistem kerja kontrak. Pada tahun 1888, pemerintah kolonial membuat
peraturan yang disebut Koeli Ordonanție. Peraturan itu dibuat untuk mengatur
masalah perburuhan. Pengaturan perburuhan dipandang perlu karena
pembukaan dan perluasan perkebunan dan pertambangan berdampak pada
meningkatnya kebutuhan tenaga kerja. Sistem dan praktik kerja kontrak masih
dikenal hingga saat ini. Dewasa ini, kerja kontrak bisa menjadi langkah awal
sebelum mendapat status permanen di tempat kerja. Kerja kontrak juga bisa
berupa hubungan kerja antara tenaga kerja dengan perusahaan, tetapi tenaga
kerja tidak dianggap sebagai karyawan perusahaan yang mempekerjakan.
Sistem ini dikenal sebagai alih daya (outsourcing). Karyawan outsourcing adalah
karyawan dari perusahaan yang merekrut mereka, bukan perusahaan yang
mempekerjakan mereka. Praktik kerja kontrak juga dikenal di lembaga
pemerintahan atau institusi-institusi pemerintahan dan sekolah-sekolah
pemerintah. Tenaga kerja kontrak di lembaga-lembaga pemerintahan dikenal
sebagai tenaga honorer.
F. RANGKUMAN
1) Dibidang politik dampak penjajahan bangsa barat yaitu diperkenalkannya sistem
pemerintahan yang modern dan sistem administrasi. Para penguasa lokal seperti buati
dijadikan pegawai yang dihaji untuk mengurangi kekuasaanya. Pemerintah Belanda juga
menerapkan sentralisasi kekuasaan pemerintah Belanda di Pulau Jawa. Hal tersebut
bertujuan untuk mempermudah administrasi. Wilayah-wilayah penguasa pribumi juga
makin dipersempit karena adanya perluasan wilayah oleh Belanda.
2) Di bidang ekonomi dampak penjajahan bangsa barat yaitu dikenalkannya sistem
ekonomi uang yang menggantikan sistem barter. Di jaman tanam paksa masyarakat
mulai mengenal jenis-jenis tanaman yang laku di pasaran internasional seperti kopi,
karet dan teh. Dijaman politik pintu terbuka juga diperkenalkan istilah kuli kontrak.
3) Di bidang sosial dampak penjajahan bangsa barat yaitu terjadinya pelapisan sosial di
masyarakat dengan lapisan paling atas yaitu Eropa, kedua Timur Asing dan ketiga adalah
pribumi. Terjadi juga arus mobilitas karena adanya program transmigrasi dalam politik
etis. Munculnya kelompok baru seperti buruh dan majikan
4) Di bidang pendidikan dampak penjajahan bangsa barat yaitu munculnya golongan
terpelajar akibat penerapan politik etis. Walau kemunculannya dimaksudkan untuk
mendapatkan tenaga terdidik dengan upah yang murah
5) Di bidang budaya dampak penjajahan bangsa barat yaitu bertambahnya khasanah
perbendaharaan kata dari bahasa Eropa dan juga memberi pengaruh perkembangan
kesenian seperti identitas musik keroncong
G. LATIHAN SOAL
1. Tidak sedikit pengaruh dari praktik kolonialisme dan imperialisme yang diterapkan bangsa Eropa
terhadap bangsa Indonesia berdampak pada sendi-sendi pentingkehidupan masyarakat
Indonesia. Berikut pengaruh kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa terhadap bangsa
Indonesia dalam bidang politik adalah… .
A. Beralihnya pola kehidupan kratom khususnya dalam gaya berbusana
B. Banyaknya tanah kerajaan yang dikomersialisasi oleh bangsa Eropa
C. Kedudukan raja terikat oleh struktur pemerintahan kolonial
D. Golongan bangsawan dan raja dimasukkan ke kelas pribumi
E. Belanda ikut campur dalam setiap tradisi dan adat kebudayaan kraton
2. Kolonialisme Portugis pada abad XVI turut mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia.
Pengaruh Portugis dalam bidang seni memunculkan musik khas Indonesia yaitu ... .
A. campusari
B. keroncong
C. dangdut
D. pop
E. jaz
3. Politik etis (balas budi) lahir setelah adanya desakan kaum humanis Belanda terhadap
pemerintah Belanda untuk melakukan perombakan dan koreksi atas penerapan kebijakan
sebelumnya. Pengaruh atas pelaksanaan politik etis terhadap perjuangan bangsa Indonesia
adalah… .
A. Diijinkannya sekolah-sekolah milik pemerintah kolonial dan sekolah swasta bumiputera
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
B. Munculnya rasa nasionalisme dan berubahnya bentuk perjuangan bangsa Indonesia
C. Munculnya kelas baru dalam stratifikasi sosial masyarakat Hindia Belanda
D. Lahirnya golongan revolusioner baru yang berpihak kepada Belanda
E. Munculnya golongan cendekiawan serta elite politik di volksraad
4. Penjajahan Belanda yang sudah berangsur-angsur lama telah memberikan pengaruh terhadap
gaya hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu muncul istilah “kebarat-baratan”atau
westernisasi. Berikut ini dampak positif gaya hidup kebarat-baratan yang secara tidak langsung
ditiru oleh bangsa Indonesia… .
A. Kerjasama antar raja-raja setempat dan pemerintah kolonial Belanda yang menaikkan
pamor raja-raja tersebut
B. Munculnya kelompok priyayi baru dengan tugas-tugas berkaitan dengan pemerintahan
yang dianggap prestisius
C. Bangsa Indonesia mengenal gaya berbusana Eropa yang dinilai lebih rapid an sopan
D. Sikap disiplin, demokratis dan menghargai waktu yang diajarkan bangsa Eropa
E. Bangsa Indonesia mengenal budaya berpesta dengan gaya barat
5. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang sosial. Salah satu
dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang menganut agama Katolik yang
di bawa oleh misionaris Gonzales Veloso, Fernao Vinagra dan Simon Vas, serta berkembangnya
Kristen Protestan. Salah satu misionaris yang menyebarkan agama Katolik di Maluku adalah ... .
A. Antonio de oamay
B. Franxiscus Xaverius
C. Luwix Nommensen
D. Edwuard Douwes Doker
E. Crawfurd
6. Dampak positif sistem ekonomi liberal bagi bangsa Indonesia yaitu… .
A. Petani pribumi mendapatkan upah yang tinggi
B. Petani pribumi mulai mengenal jenis-jenis tanaman komoditas ekspor selain rempah
seperti kopi dan teh.
C. Petani pribumi diuntungkan dengan sistem kontrak terutama kuli ordonantie
D. Masyarakat pribumi kesulitan dalam menerapkan sistem uang
E. Masyarakat pribumi tidak bisa menjadi pegawai tetap dengan sistem kontrak
7. Salah satu dampak pengaruh dari kolonialisme di bidang budaya yang sampai sekarang masih
bisa dirasakan oeh bangsa Indonesia adalah ... .
A. banyaknya bahasa serapan yang diambil dari kosa kata Belanda, Portugis, dan Inggris
B. munculnya penggolongan kelas di masyarakat
C. diangkatnya para petinggi kerajaan sebagai pegawai negeri
D. lahirnya golongan cerdik pandai
E. dibangunnya sekolah-sekolah oleh pemerintah
8. Salah satu dampak pengaruh dari kolonialisme di bidang sosial adalah ... .
A. lahirnya golongan cerdik pandai
B. dibangunnya sekolah-sekolah oleh pemerintah
C. banyaknya kosakata asing yang menjadi bahasa serapan
D. munculnya penggolongan kelas di masyarakat
E. diangkatnya para petinggi kerajaan sebagai pegawai negeri
9. Penerapan sistem Tanam Paksa telah mengenalkan Indonesia akan berbagai jenis tanaman.
Namun sistem ini telah membawa kesengsaraan bagi bangsa Indonesia sebab... .
A. hasil sistem Tanam Paksa selalu gagal panen sebelum waktunya
B. Indonesia tidak dibekali cara-cara menanam yang baik
C. hasil bumi Indonesia kalah bersaing dan tidak laku di pasaran Internasional
D. hasil sistem Tanam Paksa sepenuhnya untuk kepentingan kolonial Belanda
E. hasil sistem tanam paksa melebihi yang dibutuhkan pemerintah kolonial
10. Dikenalkannya sistem uang oleh pemerintah kolonial, membawa dampak negatif bagi
masyarakat Indonesia, antara lain ...
A. rakyat selalu kekurangan uang
B. masyarakat jadi malas kerja
C. masyarakat mengenal utang/pinjaman modal
D. semua uang milik kolonial Belanda
E. sebagian rakyat menumpuk uang
H. Penilaian Diri
Berilah tanda centang (Ѵ) pada kolom jawaban. sesuai dengan kondisi sebenarnya sebagai bahan
evaluasi pencapaian kamu dalam belajar !
No Materi Jawaban/Pernyataan
1 Dampak penjajahan Eropa di Paham Tidah paham
bidang politik
2 Dampak penjajahan Eropa di
bidang ekonomi
3 Dampak penjajahan Eropa di
bidang sosial
4 Dampak penjajahan Eropa di
bidang budaya
5 Dampak penjajahan Eropa di
bidang pendidikan
DAFTAR RUJUKAN
Hapsari, Ratna. 2016. Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Sulistiyowati, Anik. 2020. Modul Pembelajaran Sejarah SMA Sejarah Indonesia. Direktorat SMA,
Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
Susilo, Agus. 2019. Politik Etis Dan Pengaruhnya Bagi Lahirnya Pergerakan Bangsa Indonesia. Jurnal
HISTORIA Volume 6, Nomor 2, Tahun 2018, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
https://www.sanskertaonline.id/2021/06/pendidikan-masa-politik-etis.html Diakses pada tanggal 20
September 2022