PERTEMUAN 7
Nama : Salma Tri Wahyuni
Kelas : X DKV
Absen : 32
SOAL LATIHAN
Kerjakan soal-soal berikut dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan ciri bentuk figurative dan non figuratif!
Jawab : Patung figuratif disebut juga patung realis atau representatif. Sebab, patung dibuat dengan
meniru bentuk-bentuk secara alamiah yang ada dalam kehidupan nyata. Bukan dari proses
mengawang-awang. Contohnya seperti patung hewan, patung pahlawan, dan lain-lain yang
menyerupai bentuk aslinya.
Sedangkan patung non figuratif disebut juga patung imajinatif atau nonrepresentatif. Sebab
bentuknya terlepas dari wujud aslinya. Patung jenis ini biasanya hanya menampilkan lekukan atau
bagian tertentu dari suatu objek.
2. Uraikan sejarah perkembangan seni rupa Indonesia dan organisasi yang menjadi wadah
para seniman sesuai masa periodenya!
• Seni rupa zaman prasejarah
Zaman prasejarah di Indonesia terbagi atas zaman batu dan zaman logam. Pada waktu itu karya-karya seni
umumnya sebagai media upacara dan bersifat simbolis. Dikutip dari buku Seni Rupa Indonesia Dalam
perspektif Sejarah (2017) karya Purwo Prihatin, seni rupa pada zaman prasejarah diciptakan sangat terkait
dengan kepercayaan atau keyakinan yang diyakini pada waktu itu. Zaman batu merupakan zaman karya seni
rupa yang banyak ditemkan terbuat dari batu. Pada zaman batu terdiri dari zaman batu tua (Paleolitik) yang
karya seni rupanya berupa serpihan batu, alat-alat tulang. Pada zaman batu tengah (Mesolitik) karya seninya
berupa lukisan di gua, kapak pendek dan serpihan batu yang sudah halus. Sedangkan zaman batu
muda (Neolitik) karya seninya berupa tembikar, kapak persegi, atau kapak lonjong. Kehidupan pada zaman
tersebut membuat alat yang bisa digunakan untuk berburu dan menggali. Batu yang dipecahkan, tulang
binatang diasah dan yang lainnya menjadi bentuk seni rupa murni pada masa ini. Manusia yang berkembang
kebutuhannya, akhirnya membuat karya seni mereka ikut berkembang dengan membuat lukisan yang
ditemukan pada dinding-dinding gua. Lukisan dengan motif tangan, telapak kaki, gambar manusia
sederhana, dan gambar binatang menjadi bukti adanya peradaban masa lampau. Bentuk karya seni rupa
prasejarah yang ditemukan di Indonesia antara lain Kriya batu (Kapak genggam), Kriya tanah liat atau
gerabah (Mesolitik-Neolitik), Lukisan dinding gua (Mesolitik-Megalitik), Bangunan megalitik (menhir, dolmen,
sarkopak), Ragam hias prasejarah yang menyatu dengan benda kriya, Peninggalan Seni Rupa Prasejarah di
Sulawesi Selatan, Tradisi Megalitik (bangunan batu besar, menhir, meja batu), Zaman perunggu (Kria
Perunggu atau Seni Dongson (genderang perunggu), kapak perunggu, patung perunggu, ragam hias
Prasejarah atau tradisi pada karya perunggu).
• Seni Rupa Indonesia Hindu-Buddha
Sejak munculnya karya seni pada zaman prasejarah terus mengalami perkembangan. Pusat perkembangan
kebudayaan Hindu-Buddha di berbagai wilayah di Indonesia membuat seni rupa berkembang pesat. Dikutip
dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dalam perkembangannya, seni rupa
mengalami proses akulturasi kebudayaan India dan Indonesia. Prasasti dengan huruf palawa dan bahasa
sansekerta menjadi bukti adalanya masa Hindu di Indonesia. Lalu di pulau Jawa, prasasti Hindu ditemukan
pada masa kerajaan Mataram kuno bernama prasasti canggal yang berisi bait-bait untuk memuliakan dewa
Siwa. Agama Buddha aliran Mahasanghika (Mahayana) dari India masuk ke wilayah Jawa Kuno sekitar abad
ke-8 hingga abad ke-10 Masehi. Adanya kedua agama ini menghasilkan banyak karya seni religi berupa arca,
relief dan arsitektur bangunan suci. Berikut beberapa bentuk ragam hias lain yang ditemukan berupa Hiasan
Bangunan Suci, Arsitektur Candi (Candi Prambanan, Candi Borobudur)
• Seni Rupa Indonesia Islam
Para pedagang dari Arab dan Gujarat, India yang masuk ke wilayah Nusantara membawa pengaruh terhadap
perkembangan Ajaran Islam. Kedatangan mereka tidak hanya menyebarkan Agama Islam, tapi juga
memperkenalkan budaya masing-masing. Sehingga memengaruhi motif-motif pada karya seni yang sudah
ada. Sebelum masuknya Islam, motif karya seni beragam, seperti binatang dan kepercayaan memenuhi
ragam karya seni. Setelah Islam datang, motif berubah menjadi digantikan oleh ragam pola hias geometris
dan bentuk-bentuk alam. Ragam motif banyak dijumpai pada pola batik yang sudah ada di wilayah
Nusantara. Selain itu, ada pahatan makam dan arsitektur juga mengalami pengaruh. Pada pahatan makam
ditemukan kaligrafi Islam, dan pada arsitektur bisa dijumpai pada arsitektur bangunan masjid. Arsitektur
masjid Indonesia berbeda dengan negara Islam lainnya. Masjid kuno dibangun dengan mengikuti prinsip
dasar bangunan kayu disertai dengan pembangunan pendapa di bagian depan.
• Seni Rupa Indonesia Modern
Seni rupa modern di Indonesia di dominasi dengan banyaknya pelukis yang lahir dan karyanya dikenal. Seni
rupa modern merupakan bentuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat pengaruh dari kaidah seni rupa
barat. Pada periode awal Indonesia modern ini diawali oleh seniman legendaris Indonesia bernama Raden
Saleh pada masa Periode Perintis (1826-1880). Lukisannya beraliran romantisisme dan berkembang cukup
baik kala itu. Setelah Raden Saleh yang telah wafat, dengan pergantian periode menjadi masa Indonesia
Jelita karena banyak seniman yang melukis tentang kemolekan atau keindahan alam Hindia-Belanda. Contoh
seniman seperti Abdullah Surio Subroto, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah dan pelukis
Indonesia lainnya seperti Sunoyo, Suharyo, Pringadi, Henk Ngantung, Wakidi. Selanjutnya ada Periode
PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia) dengan S. Sdjojono sebagai salah satu seniman yang
memiliki kontribusi besar.
PERSAGI memiliki tujuan untuk mengembangkan seni rupa di Indonesia dengan mencari gaya Indonesia asli.
Konsep tersebut adalah semangat dan keberanian, bukan sekadar keahlian melukis, melainkan melukis
dengan tumpahan jiwa. Pada periode pendudukan Jepang, menjadi langkah selanjutnya dalam
perkembangan seni rupa di Indonesia dengan kegiatan seni rupa di dominasi oleh kelompok Keimin Bunka
Shidoso. Kelompok tersebut yang dibentuk oleh tentara Dai Nippon yang dibantu seniman Indonesia
membawa misi propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya yang di inisiasi oleh Jepang. Periode
Akademi (1950) menjadi periode memulai pengembangan seni rupa Indonesia melalui pendidikan formal.
Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI berdiri tahun 1948 kemudian secara formal tahun 1950 lembaga
mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru seni rupa di Indonesia.
Pada tahun 1959 di Bandung, program Seni Rupa ITB dibuka, kemudian jurusan pendidikan seni rupa
disemua IKIP (Institut keguruan dan ilmu pendidikan) di seluruh Indonesia juga dibuka. Periode Seni Rupa
Baru yang muncul sekitar tahun 1974 dipelopori oleh Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria. Kelompok
tersebut menampilkan gaya baru dalam seni lukis Indonesia yang sudah terpengaruh oleh keilmuan seni
modern barat
3. Sebutkan aliran karya seni rupa 2 dimensi dan di sertai contoh gambar
Contoh Gambar Penjelasan
1. Naturalisme
Aliran seni rupa yang pertama adalah aliran naturalisme.
Aliran ini merupakan aliran seni rupa yang berusaha
melukiskan sebuah objek yang mempunyai kesamaan
dengan keadaan alam, misalnya lukisan pemandangan
gunung atau pantai. Ciri-ciri naturalisme yang utama adalah
bertemakan tentang alam. Selain itu teknik warna
menggunakan gradiasi warna, serta memiliki susunan
perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang yang
dikerjakan dengan teliti dan detail. Tokoh dan seniman yang
mempopulerkan aliran naturalisme misalnya adalah Wakidi
Basuki Abdullah, Gambir Anom, Abdullah Sudrio Subroto,
Theodore Rousseu, Franss Hall, William Bliss Baker, dan
William Hogart.
2. Realisme
Berikutnya ada aliran seni rupa realisme. Realisme
merupakan salah satu jenis aliran seni rupa yang
menggambarkan objek dengan situasi dan keadaan yang
benar-benar nyata dan tidak hanya berfokus pada satu
objek tertentu saja. Ciri-ciri realisme adalah
menggambarkan kegiatan yang ada pada kehidupan sehari-
hari di sekitar kita. Lukisan dibuat apa adanya dan antar
objek terlihat seperti satu kesatuan. Detail kecil juga harus
diperhatikan agar lukisan tampak lebih nyata. Tokoh dan
seniman yang mempopulerkan aliran realisme misalnya
adalah Gustove Corbert, Fransisco de Goya, Honore
Daumier, Raden Saleh, Rustamaji, S. Soedjojono, Tarmizi,
dan Dede Erisupria.
3. Romantisme
Romantisme merupakan salah satu aliran seni rupa yang
menggambarkan suasana atau kejadian, memiliki nilai
fantastis, irasional, dramatis dan absurd. Umumnya jenis
aliran seni rupa menggambarkan sesuatu yang dramatis
atau romantis. Ciri-ciri romantisme adalah lukisan
mengandung sebuah cerita yang dramatis dan emosional.
Karakteristiknya lukisan penuh gerak dan dinamis, bersifat
kontras dan meriah, komposisinya dinamis, serta mampu
menyentuh perasaan orang yang melihatnya. Tokoh dan
seniman yang mempopulerkan aliran romantisme misalnya
adalah Raden Saleh, Ferdinand Victor, Eugene Delacroix,
Theoborre, Gerriwult dan Victor Marie Hugo.
4. Impressionisme
Impressionisme adalah aliran seni rupa yang berusaha
menampilkan kesan yang ditangkap objek. Dengan kata
lain, jenis aliran ini berupaya untuk memperlihatkan kesan
pada objek yang digambarkan secara sekilas atau selintas
saja. Ciri-ciri impressionisme adalah objek yang
digambarkan tanpa memperlihatkan detail yang khusus dan
cenderung kabur atau blur. Selain itu goresan kuat pendek
dan tebal mirip sketsa, serta detail kecil seperti pantulan
cahaya objek harus diperhatikan pula. Tokoh dan seniman
yang mempopulerkan aliran impressionisme misalnya
adalah Solichin, Kusnadi, Zaini, Affandi, Claude Monet,
Casmile Pissaro, Vincent Van Gogh, Aguste Renoir, Mary
Cassat, dan Edward Degas.
5. Optik
Aliran seni rupa optik merupakan jenis seni rupa yang
menggambarkan sebuah objek manipulasi visual yang
dapat menipu mata. Optik mampu membuat ilusi secara
visual yang membuat kita jadi bingung melihatnya. Ciri-ciri
optik ini antara lain adalah objek yang dilukis hanya berupa
bidang, garis, atau objek yang berwarna hitam putih saja.
Selain itu, gambar berupa bentuk sederhana dan tidak
memiliki detail yang rumit. Tokoh dan seniman yang
mempopulerkan aliran optik ini misalnya adalah Agus Djaja,
Bridget Louise Riley, dan Walter Gropius.
4. Uraikan sejarah berdirinya salah satu organisasi seni baik di Indonesia atau Manca negara!
Persatuan Ahli Gambar Indonesia atau Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia (disingkat Persagi)
adalah organisasi para ahli gambar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1937 atau dalam sumber
lain bulan Oktober 1938. Persagi didirikan oleh Agus Djaya yang berlaku sebagai ketua, S. Sudjojono
sebagai sekretaris. Anggota Persagi antara lain: Ramli, Abdulsalam, Otto Djaya, S. Tutur, Emiria
Soenassa, L. Setijoso, S. Sudiardjo, Saptarita Latif, Herbert Hutagalung, Sindusisworo, TB. Ateng
Rusyian, Syuaib Sastradiwilja, Sukirno, dan Suromo.
Persagi didirikan untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang tinggal di
Indonesia. Pada masa itu seni rupa hanya bertema keindahan alam Hindia Belanda atau dikenal
dengan mooi Indie karena memang ditujukan untuk promosi wisata saja dan berkebalikan dengan
kondisi masyarakat kala itu.
Sebelum Jepang masuk ke Indonesia, penetrasi propaganda sudah dilakukan dalam berbagai
bentuk dan bidang di antaranya dalam bidang seni rupa. Kebijakan propaganda Jepang ini
dirancang sedemikian rupa agar para seniman seni rupa juga turut memprograndakan gerakan
nasionalis dan memasukkan tema Indonesia di dalamnya. Persekutuan politik ini juga didasarkan
atas visi nasionalis bangsa yang otonom dan bebas, serta bertujuan untuk pengembangan seni rupa
di kalangan masyarakat Indonesia dengan “gaya Indonesia Baru”. Gaya tersebut mengadopsi teknik
bangsa Eropa pada awal abad kedua puluh dengan materi garapan gaya Indonesia. Ketika Jepang
menyerbu Indonesia, Persagi dibubarkan oleh Pemerintahan Jepang bersama dengan organisasi
lainnya.
5. Bagaiman cara berkarya yang baik,agar di dapat karya yang maksimal
• Tentukan goal utama anda
• Analisis kemungkinan gagal
• Ciptakan suasana kerja yang nyaman
• Variasikan hal yang perlu anda lakukan
• Buka dialog dengan diri sendiri
• meminta bantuan orang lain
• Jangan lupa, apresiasi diri
ada juga beberapa kesalahan yang perlu kita hindari, diantaranya adalah :
• Terlalu meremehkan kesulitan
• Tak sabra menjalani proses yang mungkin memakan waktu lama
• Tak mau berusaha lebih keras ketika tantangan muncul.
• Membandingkan capaian diri sendiri dengan capaian orang lain yang terlihat lebih cepat.
• Terlalu optimis sehingga tidak membuat persiapan.
• Lupa kalau setiap proses pasti akan naik turun dan tak selalu berjalan sesuai keinginan.
• Melihat kritik sebagai serangan dan gagal memperbaiki hal yang di kritik.
• Mengabaikan sinyal kelelahan yang diberikan oleh tubuh dan pikiran.
• Tak pernah mencoba memvisualkan tujuan akhir yang ingin dicapai.