SISTEM SIRKULASI
Kelompok 6
Khoirunnisa 195040054
Fatia Nazmayila Vaiza 195040061
Devi Nuraini 195040070
Salsabila Kharisma A 195040087
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktu yang ditentukan. Adapun kelebihan dari monograf yang penulis
buat adalah bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh pembaca. Terselesaikannya penulisan monograf
ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya ibu Dr.
Hj. Mia Nurkanti, M.Kes. dan ibu Fitri Aryanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing, kepada sumber-
sumber yang telah berbagi pengetahuan, serta keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung.
Penulis menyadari bahwa monograf ini masih mempunyai kekurangan. Oleh karena itu, penulis
berharap agar pembaca berkenan menyampaikan kritik dan sarannya. Penulis juga berharap agar monograf
ini bisa bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan.
Bandung, 26 Maret 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... iii
SISTEM SIRKULASI...............................................................................................................1
1. DEFINISI SISTEM SIRKULASI..................................................................................1
2. DARAH...........................................................................................................................1
3. JANTUNG ....................................................................................................................15
4. PEMBULUH DARAH..................................................................................................22
5. MEKANISME SIRKULASI DARAH .........................................................................26
6. GANGGUAN / PENYAKIT / KELAINAN SISTEM SIRKULASI............................28
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................33
GLOSARIUM .........................................................................................................................34
INDEKS...................................................................................................................................36
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 sistem sirkulasi darah ..................................................................................................1
Gambar 2 komponen darah..........................................................................................................2
Gambar 3 Struktur Eritrosit .........................................................................................................5
Gambar 4 Bentuk eritrosit pada penderita anemia sel sabit (A) eritrosit normal (B)......................8
Gambar 5 Struktur Leukosit (TEM), Contoh Leukosit Tipe Eosinofi............................................9
Gambar 6 jenis sel darah putih...................................................................................................10
Gambar 7 Gambar (a) Struktur Trombosit (b) Pembentukan Trombosit dari Megakariosit ........13
Gambar 8 proses pembekuan darah ...........................................................................................14
Gambar 9Jantung ......................................................................................................................16
Gambar 10 Lapisan Jantung ......................................................................................................17
Gambar 11 Anatomi Jantung .....................................................................................................18
Gambar 12 Pembuluh Nadi........................................................................................................23
Gambar 13 Pembuluh Darah Balik ............................................................................................24
Gambar 14 Pembuluh Kapiler....................................................................................................25
Gambar 15 mekanisme sirkulasi darah ......................................................................................26
Gambar 16 Aliran Darah Pada Jantung ......................................................................................27
iii
SISTEM SIRKULASI
1. DEFINISI SISTEM SIRKULASI
Sistem sirkulasi adalah suatu sistem transportasi yang mengedarkan sari-sari makanan dan
O2 ke jaringan jaringan tubuh, mengembalikan CO2 ke paru-paru, zat sisa metabolisme ke
ginjal, mengedarkan hormon untuk kelangsungan hidup sel tubuh. Sistem peredaran darah
manusia juga memiliki berbagai fungsi lain, di antaranya: Mengeluarkan sisa proses
metabolisme berupa karbon dioksida melalui paru-paru. Menyalurkan hormon ke seluruh
tubuh. Menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Gambar 1 sistem sirkulasi darah
sumber: www.mediapembelajaran.online
2. DARAH
Darah merupakan cairan yang terdapat di dalam pembuluh darah yang memiliki fungsi
mengatur keseimbangan asam dan basa, mentransportasikan O2, karbohidrat, dan metabolit,
mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi atau hantaran, membawa panas tubuh dari pusat
produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, dan pengaturan
hormon dengan membawa dan mengantarkan dari kelenjar ke sasaran. Jumlah dalam tubuh
1
bervariasi, tergantung dari berat badan seseorang. Pada orang dewasa, 1/13 berat badan atau
kira-kira 4,5-5 liternya adalah darah. Faktor lain yang menentukan banyaknya darah adalah
usia, pekerjaan, keadaan jantung, dan pembuluh darah. (Syarifuddin, 2009).
Darah melakukan banyak fungsi penting untuk kehidupan dan dapat mengungkapkan
banyak tentang kesehatan kita. Darah adalah jenis jaringan ikat, terdiri atas sel-sel (eritrosit,
leukosit, dan trombosit) yang terendam pada cairan kompleks plasma (gambar 1). Darah
membentuk sekitar 8% dari berat total tubuh. Pergerakan konstan darah sewaktu mengalir
dalam pembuluh darah menyebabkan unsur-unsur sel tersebar merata di dalam plasma. Di
bawah ini akan dipaparkan tentang darah meliputi, fungsi darah, komposisi darah (plasma, sel
darah), proses pembekuan darah, penggolongan darah, kelainan pada darah.
Gambar 2 komponen darah
A. Fungsi Darah
Fungsi darah masuk ke dalam tiga kategori, yaitu transportasi, pertahanan, dan
regulasi, yang akan dibahas berikut ini.
1) Darah adalah media transportasi utama yang mengangkut gas, nutrisi dan produk
limbah. Oksigen dari paru-paru diangkut darah dan didistribusikan ke sel-sel.
Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel diangkut ke paru-paru untuk dibuang
setiap kali kita menghembuskan nafas. Darah juga mengangkut produk-produk
limbah lain, seperti kelebihan nitrogen yang dibawa ke ginjal untuk dieliminasi.
Selain itu, darah mengambil nutrisi dari saluran pencernaan untuk dikirimkan ke
sel-sel. Selain transportasi nutrisi dan limbah, darah mengangkut hormon yang
disekresikan berbagai 2
organ ke dalam pembuluh darah untuk disampaikan ke jaringan. Banyak zat yang
diproduksi di salah satu bagian tubuh dan diangkut ke bagian yang lain, untuk
dimodifikasi. Sebagai contoh, prekursor vitamin D diproduksi di kulit dan
diangkut oleh darah ke hati dan kemudian ke ginjal untuk diproses menjadi
vitamin D aktif. Vitamin D aktif diangkut darah ke usus kecil, untuk membantu
penyerapan kalsium. Contoh lain adalah asam laktat yang dihasilkan oleh otot
rangka selama respirasi anaerob. Darah membawa asam laktat ke hati yang akan
diubah menjadi glukosa.
2) Darah berperan dalam menjaga pertahanan tubuh dari invasi patogen dan menjaga dari
kehilangan darah. Sel darah putih tertentu mampu menghancurkan patogen dengan
cara fagositosis. Sel darah putih lainnya memproduksi dan mengeluarkan antibodi.
Antibodi adalah protein yang akan bergabung dengan patogen tertentu untuk
dinonaktifkan. Patogen yang dinonaktifkan kemudian dihancurkan oleh sel-sel
darah putih fagosit. Ketika ketika cedera, terjadi pembekuan darah sehingga
menjaga terhadap kehilangan darah. Pembekuan darah melibatkan trombosit dan
beberapa protein seperti trombin dan fibrinogen. Tanpa pembekuan darah, kita bisa
mati kehabisan darah sekalipun dari luka yang kecil.
3) Darah memiliki fungsi regulasi dan memainkan peran penting dalam homeostasis.
Darah membantu mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas, sebagian besar
dari otot yang aktif, dan dibawa seluruh tubuh. Jika tubuh terlalu hangat, darah
diangkut ke pembuluh darah yang melebar di kulit. Panas akan menyebar ke
lingkungan, dan tubuh mendingin kembali ke suhu normal. Bagian cair dari darah
(plasma), mengandung garam terlarut dan protein. Zat terlarut ini menciptakan
tekanan osmotik darah. Dengan cara ini, darah berperan dalam membantu menjaga
keseimbangan. Buffer darah (bahan kimia tubuh yang menstabilkan pH darah),
mengatur keseimbangan asam-basa tubuh dan tetap pada pH yang relatif konstan
yaitu 7,4.
B. Komposisi darah
a) Plasma darah
Plasma adalah media transportasi bagi sel-sel darah dan trombosit. Sekitar
90% dari plasma adalah air. Sisanya bagian yang terlarut meliputi protein,
hormon, dan lebih dari 100 molekul berukuran kecil (termasuk asam amino,
lemak, karbohidrat kecil, vitamin, da3n berbagai produk limbah metabolisme), dan
ion. Ciri ciri plasma:
Jumlah plasma darah adalah 55 % dari darah, plasma darah terdiri dari
Air, sebanyak 90 %,
Protein darah, sebanyak 8 %, terdiri dari :
a. Fibrinogen (protein darah yang terlibat dalam pembekuan darah),
b. Albumin fungsinya: menjaga volume dan tekanan darah,
c. Globulin yang berfungsi: pemberi imunitas,
d. Protrombin yang berfungsi sebagai enzim pembekudarah,
e. Hormon fungsinya: sebagai protein pemacu danpengendali metabolisme darah
Garam mineral, sebanyak 0,9 % terdiri dari: NaCl, NaHCO3, garam
kalsium,fosfor, magnesium dan besi
Bahan organik, sebanyak 0,1 % terdiri dari: glukosa, asam amino, lemak,
urea,asam urat, enzim dan antigen
Plasma darah memiliki fungsi sebagai berikut:
Mengatur tekanan osmosis darah sehingga jumlahnya dapat diatur dalam tubuh
Membawa sari-sari makanan, sisa metabolisme, hasil ekskresi dan gas.
b) Sel darah merah (eritrosit)
Eritrosit adalah kepingan darah yang berbentuk bulat dengan sedikit ceruk
di tengahnya, agak mirip donat. Sel darah ini dibuat di sumsum tulang melalui
proses yangdisebut erythropoiesis. Eritrosit memiliki bentuk yang sangat elastis dan
dapat berubah bentuk untuk menyesuaikan diri ketika mengalir melewati kapiler
darah yang kecil. Sifatnya ini membuat eritrosit mampu menyebar dengan cepat
dalam aliran darah untuk sampai ke berbagai organ di tubuh
Sel-sel darah yang paling banyak adalah sel-sel darah merah atau eritrosit
dengan persentase sekitar 99,9% dari seluruh elemen padat darah. Dalam darah,
jumlah eritosit sekitar 700 kali lebih banyak dibandingkan sel-sel darah putih
(leukosit) dan 17 kali lebih banyak dari keping darah (trombosit).
Setiap laki-laki dewasa dalam 1 mikroliter atau 1 milimeter kubik (mm3)
darahnya mengandung sekitar 4,5 – 6,3 juta eritrosit, sedangkan perempuan
dewasa mengandung 4,2 – 5,5 juta eritrosit. Jumlah eritrosit yang lebih tinggi
pada laki-laki
4
karena laki-laki memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi daripada
perempuan, dan konsentrasi eritrosit yang lebih besar diperlukan untuk
menyediakan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme sel-sel. Setetes darah
mengandung sekitar 260 juta eritrosit, dan rata-rata darah orang dewasa
mengandung 25 triliun eritrosit. Jumlah eritrosit sekitar sepertiga dari keseluruhan
jumlah sel yang terdapat dalam tubuh manusia.
Eritrosit yang normal berbentuk cakram atau piringan yang di bagian tengah
kedua sisinya mencekung (bikonkaf), dengan diameter sekitar 7,5 μm. Bentuk
bikonkaf memberikan keuntungan yaitu menjadikan eritrosit memiliki permukaan
yang lebih luas bagi difusi oksigen, dibandingkan dengan bentuk bulat datar
dengan ukuran yang sama, dan membuat pergerakan gas ke dalam dan ke luar sel
berlangsung lebih cepat. Selain itu eritrosit juga bersifat fleksibel sehingga
memungkinkan eritrosit berjalan melalui kapiler yang sempit dan berkelok-kelok
untuk menyampaikan oksigen ke jaringan tanpa mengalami keruksakan. Diameter
eritrosit dalam keadaan nomal 7,5 – 8 μm mampu mengalami deformasi pada saat
melalui kapiler yang bahkan berdiameter 3 μm. Eritrosit tidak memiliki inti atau
organel yang lain. Sepertiga isi eritrosit adalah haemoglobin (pigmen merah).
Kandungan haemoglobin dalam eritrosit inilah yang menjadikan darah berwarna
merah. Dalam satu eritrosit mengandung sekitar 280 juta molekul haemoglobin. Isi
sel darah merah lainnya termasuk lipid, adenosin trifosfat (ATP), dan enzim
karbonat anhidrase.
Gambar 3 Struktur Eritrosit
Eritrosit memiliki dua fungsi utama, yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru
danmengendarkannya ke jaringan yang5lain. Eritrosit juga mengangkt
karbondioksida dari
jaringan untuk dibawa ke paru-paru. Pengangkutan gas dalam eritrosit dilakukan oleh
hemoglobin.
Hemoglobin adalah protein dan pigmen merah yang terdapat dalam sel darah
merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15.5 g/dl dan pada wanita 14.0 g/dl.
Ratarata konsentrasi hemoglobin (MCHC = Mean Cell Concentration of Hemoglobin)
pada sel darah merah adalah 32 g/dl. Sintesis hemoglobin terjadi selama proses
eritropoisis, pemtangan sel darah merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin.
Terdapat tiga jenis hemoglobin yaitu (Desmawati, 2013):
HbA yang merupakan kebanyakan dari hemoglobin orang dewasa yang
mempunyai rantai globin 2α dan 2β.
HbA2 yang merupakan minoritas hemoglobin pada orang dewasa yang
mempunyai rantai globin 2α dan 2δ.
HbF merupakan hemoglobin fetal, mempunyai rantai globin 2α dan 2Y. Saat
bayi baru lahir 2/3 nya jenis hemoglobinnya adalah HbF dan 1/3 nya adalah
HbA. Menjelang usia 5 tahu menjadi HbA >95%, HbA2 <3.5% dan HbF
<1.5%.
Apabila tidak ada hemoglobin, kapasitas pembawa oksigen darah dapat
berkurang sampai 99% dan tentunya tidak mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh
dalam darah vena, hemoglobin bergabung dengan ion hidrogen yang dihasilkan oleh
metabolisme sel sehingga dapat menyangga kelebihan asam (Desmawati, 2013).
Kelainan Eritrosit
Jumlah eritrosit normal harus berada pada kisaran 4 – 6 juta sel/m3 darah.
Berbagai penyakit dapat mempengaruhi jumlah eritrosit. Berikut ini beberapa
kelainan atau gangguan yang terjadi pada eritrosit.
Polisitemia adalah gangguan yang ditandai oleh jumlah eritrosit terlalu berlebihan
(banyak). Hal ini dapat disebabkan oleh cacat produksi sel induk, penurunan
volume plasma akibat dehidrasi, atau pengaruh ketinggian. Akibatnya
berkurangnya aliran darah, penyumbatan kapiler, dan peningkatan ketebalan
darah. Kondisi ini dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
6
Anemia
Dalam kondisi normal, tingkat hemoglobin darah adalah 12-17 gram per 100
mililiter. Pada penderita anemia, jumlah eritrosit sedikit, dan/atau sel-sel eritrosit
tidak memiliki cukup hemoglobin. Anemia dapat diklasifikasikan dalam salah
satu dari beberapa kategori yang akan diuraikan berikut ini.
1) Anemia gizi
Anemia yang penyebab utamanya adalah kekurangan zat nutrisi terutama zat
besi. Zat besi bisa terdapat pada bahan makan hewani, yakni daging dan hati.
Gejalagejala umum dari anemia adalah tampak pucat, lemas dan lesu.
Suplemen zat besi dalam makanan dapat membantu mencegah anemia jenis
ini.
2) Anemia pernisiosa
Anemia pernisiosa adalah bentuk lain dari anemia gizi. Saluran pencernaan
tidak mampu menyerap cukup vitamin B12, yang penting untuk
perkembangan sel darah merah. Tanpa vitamin B12, sel darah merah yang
belum matang cenderung menumpuk di dalam sumsum tulang. Suplemen
vitamin, dan/atau suntikan vitamin B12 adalah pengobatan yang efektif.
3) Anemia Aplastik
Adanya kelainan atau kerusakan pada “pabrik” pembuat sel darah merah
sehingga tidak dapat memproduksi ke tiga komponen darah dengan baik,
sehingga, bagi penderita anemia aplastik harus selalu memperoleh suplai
darah melalui transfusi. Transplantasi sumsum tulang adalah salah satu pilihan
untuk mengobati kondisi ini.
4) Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik terjadi karena laju kerusakan eritrosit meningkat (hemolisis
adalah pecahnya sel darah merah). Penyakit ini umumnya menyebabkan
eritrosit mudah pecah oleh berbagai sebab, dapat akut atau kronik. Anemia
hemolotik akut umumnya disebabkan oleh gigitan binatang, seperti ular atau
sengatan lebah. Anemia hemolitik dapat disebabkan kekurangan enzim
untuk membentuk eritrosit, seperti kekurangan enzim G-6PD, atau adanya
kelainan membran atau dinding eritrosit. Penyakit-penyakit ini umumnya
diturunkan dari orang tua.
7
5) Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit merupakan penyakit keturunan. Penderita anemia sel sabit
eritrositnya memiliki bentuk abnormal, yaitu bentuk sabit dengan hemoglobin
abnormal dan tidak dapat membawa oksigen yang cukup. Eritrositnya rapuh,
mudah merobek ketika mereka melalui kapiler yang sempit. Akibatnya,
jumlah eritrositnya jauh lebih sedikit dari biasanya, dan mengakibatkan gejala
anemia. Kedua orang tua harus membawa gen penyakit sel sabit sehingga
anak akan menderita anemia sel sabit. Seseorang dengan gen tunggal
dikatakan memiliki sifat sickle cell, dan tidak memiliki gejala penyakit.
Variasi keparahan mengakibatkan kematian sebelum usia 30, untuk kasus
ringan, tanpa gejala.
Gambar 4 Bentuk eritrosit pada penderita anemia sel sabit (A) eritrosit normal
(B)
(Saladin, 2009)
Talasemi
Talasemia adalah penyakit keturunan banyak ditemukan pada orang Afrika,
Mediterania, dan Asia, termasuk Indonesia. Angka pembawa sifat penyakit ini di
Indonesia berkisar 3
– 10%, artinya 10 dari 100 orang Indonesia adalah pembawa sifat penyakit ini.
Pembawa sifat disebut talasemia minor. Mereka tidak pernah memperlihatkan gejala
yang berarti, hanya saja saat diperiksa Hb-nya umumnya di bawah nilai normal. Jika
diperiksa lebih dalam lagi, ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari normal.
Penderita talasemia produksi hemoglobinnya sedikit dan kematian dapat terjadi pada
8
usia 20an. Kasus ringan
menghasilkan anemia ringan. Anak penderita talasemia membutuhkan transfusi seumur
hidup dengan segala resiko transfusi.
c) Sel darah putih (Leukosit)
Leukosit adalah nama lain dari sel darah putih, yang merupakan sel-sel dalam
darah yang membantu tubuh melawan infeksi dan beberapa penyakit. Ketika jumlah
sel darah putih dalam darah lebih tinggi dari biasanya, maka kondisi ini disebut
leukositosis.
Sel darah putih (leukosit) berbeda dari eritrosit dalam hal struktur, jumlah
maupun fungsinya. Ukuran leukosit lebih besar dibandingkan eritrosit dan memiliki inti.
Leukosit tidak memiliki haemoglobin sehingga tidak berwarna. Jumlah leukosit tidak
sebanyak eritrosit, berkisar 5 – 10 juta per milimeter darah atau rara-rata 7 juta
sel/milimeter darah yang dinyatakan dengan 7000 /mm³. Leukosit merupakan sel
darah yang paling sedikit jumlahnya sekitar 1 sel leukosit untuk setiap 700 eritrosit.
Jumlah leukosit dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan pertahanan yang selalu
berubahubah.
Leukosit memiliki fungsi menahan invasi oleh pathogen melalui proses fagositosis;
mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker yang muncul di dalam tubuh;
Membersihkan sampah tubuh yang berasal dari sel yang mati atau cedera.
Gambar 5 Struktur Leukosit (TEM), Contoh Leukosit Tipe Eosinofi
9
Gambar 6 jenis sel darah putih
Leukosit terdiri dari dua kategori yaitu (Desmawati, 2013):
a. Granulosit, yaitu sel darah putih yang didalam sitoplasmanya terdapat granula.
Granulosit dibagi lagi menjadi tiga sub grup berdasarkan perbedaan
kemampuannya mengikat warna seperti yang terlihat dalam pemeriksaan
mikroskopis.
Eusinofil, merupakan sel darah putih yang memiliki granula berwarna merah
terang dalam sitoplasmanya.
Basofil, merupakan sel darah putih yang memiliki granula berwarna biru.
Netrofil, merupakan sel darah putih yang memiliki granula berwarna ungu
pucat dan kadang disebut polimorfonuklear leukosit karena memiliki banyak
lobus (2- 4) yang dihubungkan oleh filamen tipis material inti,
protoplasmanya banyak bintikbintik halus/granula yang banyaknya 50%-
60%.
b. Agranulosit (Leukosit Mononuklear), yaitu sel darah putih yang hanya memiliki
inti satu lobus dan sitoplasmanya bebas dari granula terdiri dari:
Limfosit, merupakan jenis sel darah putih (leukosit) yang dihasilkan dari
jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di
dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar, banyaknya kira-
kira 15%- 20% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk
ke dalam jaringan tubuh.
Monosit, merupakan jenis sel darah putih (leukosit) yang banyak dibuat di
sumsum merah, lebih besar d10ari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan
banyaknya sekitar 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa
protoplasmanya
lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik sedikit kemerahan. Inti selnya
bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.
Kelainan leukosit
Severe combined immunodefi ciency disease (SCID)
Defisiensi imun kadang-kadang diwariskan. Anak-anak yang memiliki penyakit
defisiensi imun gabungan yang parah (SCID) terjadi ketika sel-sel induk dari
leukosit kekurangan enzim yang disebut adenosine deaminase. Tanpa enzim ini,
limfosit B dan T tidak berkembang dan tubuh tidak dapat melawan infeksi.
Sekitar 100 anak- anak yang lahir dengan penyakit ini setiap tahunnya.
Memberikan suntikan enzim adenosine deaminase dapat diberikan dua kali
seminggu, tetapi transplantasi sumsum tulang dari donor yang kompatibel adalah
cara terbaik untuk menyembuhkan penyakit.
Leukimia
Leukemia, yang berarti "darah putih," mengacu kepada sekelompok kanker yang
melibatkan proliferasi leukosit yang tidak terkendali. Sebagian besar leukosit ini
abnormal atau belum matang. Oleh karena itu, mereka tidak mampu melakukan
fungsi yang norma dalaml pertahanan. Setiap jenis leukemia diberi nama sesuai
dengan jenis sel yang bereproduksi tidak terkendali, misalnya, leukemia limfositik
melibatkan proliferasi limfosit yang abnormal.
Infeksi Mononukleous
Infeksi limfosit olel Virus Epstein-Barr (EBV) adalah penyebab infeksi
mononucleosis, dinamakan demikian karena sifat limfosit yang mononuklear. EBV
(keluarga virus herpes), adalah salah satu virus manusia yang paling umum.
Gejala mononukleosis infeksiosa adalah demam, sakit tenggorokan, dan kelenjar
getah bening. Meskipun gejala biasanya hilang dalam satu atau dua bulan tanpa
obat, EBV tetap aktif dan tersembunyi di beberapa sel di tenggorokan dan darah
selama sisa hidup seseorang. Stres dapat mengaktifkan virus. Reaktivasi berarti
bahwa air liur seseorang dapat menularkan infeksi kepada orang lain, seperti
dengan ciuman mesra. Inilah sebabnya mengapa mononukleosis disebut
"penyakit berciuman."
11
d) Keping darah (Trombosit)
Trombosit (platelet) dikenal juga dengan sebutan keping darah dan berperan
penting dalam proses pembekuan darah. Selain itu, trombosit juga kerap digunakan
dalam metode skrining (deteksi dini) dan mendiagnosis berbagai penyakit yang
disebabkan oleh gangguan pada penggumpalan darah.
Trombosit bukan merupakan sel utuh tapi merupakan potongan keping sel yang
terlepas dari tepi sel luar suatu sel besar (diameter 60 μm) disumsum tulang yang
disebut megakariosit. trombosit terdiri dari sejumlah kecil sitoplasma yang dikelilingi
oleh membran plasma. Trombosit berbentuk cakram dan rata-rata diameter sekitar 3
μm. Permukaan trombosit memiliki glikoprotein dan protein yang memungkinkan
trombosit untuk menempel pada molekul lain, seperti kolagen dalam jaringan ikat.
Dalam setiap mililiter darah pada keadaan normal terdapat sekitar 250.000 trombosit
(kisaran 150.000
– 350.000/mm³). Trombosit tidak mempunyai inti, namun terdapat organel dan enzim
sitosol untuk menghasilkan energi dan mensintesis produk sekretorik yang disimpan
dalam granul. Trombosit mengandung aktin dan miosin dalam konsentrasi tinggi
sehingga trombosit dapat berkontraksi.
Harapan hidup trombosit sekitar 5-9 hari dan setelah itu akan dihancurkan oleh
makrofag. Trombosit diproduksi dalam sumsum merah. Trombosit tidak keluar dari
pembuluh darah, tetapi sepertiga dari trombosit total selalu tersimpan di rongga-
rongga berisi darah di limfa yang akan dikeluarkan oleh limfa jika terjadi perdarahan.
Trombosit memainkan peran penting dalam mencegah kehilangan darah dengan cara:
(1) membentuk keping/butiran, yang menutup lubang kecil di pembuluh darah dan
(2) merangsang dibentuknya kontruksi bekuan yang membantu menutup luka besar di
pembuluh darah.
12
Gambar 7 Gambar (a) Struktur Trombosit (b) Pembentukan Trombosit dari Megakariosit
Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah proses ketiga dan paling efektif dalam proses
hemostasis. Sangatlah penting darah membeku dengan cepat ketika pembuluh darah
mengalami kerusakan, tetapi sama pentingnya agar darah tidak menggumpal ketika
tidak ada kerusakan di pembuluh darah. Karena keseimbangan ini, proses pembekuan
darah adalah salah satu proses yang paling kompleks dalam tubuh, yang melibatkan
lebih dari 30 reaksi kimia dan melibatkan juga banyak zat. Walaupun prosesnya
kompleks, pembekuan darah selesai dalam waktu tiga sampai enam menit setelah
pembuluh darah mengalami kerusakan. Langkah-langkah kunci dalam proses
pembekuan darah adalah sebagai berikut:
Jaringan Rusak melepaskan tromboplastin dan agregat trombosit melepaskan
faktor trombosit, yang bereaksi dengan beberapa faktor pembekuan dalam
plasma untuk menghasilkan protrombin aktivator.
Dengan adanya ion kalsium, protrombin aktivator merangsang konversi protrombin,
(inaktif enzim) ke trombin (aktif enzim).
Dengan adanya ion kalsium, trombin mengubah molekul fibrinogen, protein
plasma yang larut, menjadi benang yang tidak larut yang disebut fibrin. Benang-
benang fibrin membentuk anyaman yang menjebak sel darah dan menempel pada
jaringan yang rusak untuk membentuk trombus atau bekuan darah. Setelah
bekuan terbentuk, benang-benang fibrin menghasilkan gumpalan lebih kompak
dan menarik jaringan yang rusak lebih dekat satu sama lain. Selanjutnya, fibroblas
bermigrasi ke gumpalan tersebut dan membentuk jaringan ikat fibrosa yang
memperbaiki daerah yang rusak.
13
Gambar 8 proses pembekuan darah
Kelainan Trombosit
Trombositopenia
Terbatasnya jumlah trombosit disebut trombositopenia. Trombositopenia terjadi
karena produksi trombosit yang rendah dalam sumsum tulang atau meningkat
kerusakan trombosit di luar sumsum. Sejumlah kondisi, termasuk leukemia, dapat
menyebabkan trombositopenia. Hal ini juga dapat disebabkan obat. Gejalanya
penyakit ini adalah memar, ruam, dan mimisan atau pendarahan di mulut.
Trombosis
Jauh lebih banyak orang meninggal karena pembekuan darah yang tidak
diinginkan dari pada kegagalan pembekuan. Kebanyakan stroke dan serangan
jantung adalah karena trombosis, yaitu terbentuknya bekuan darah (trombus)
abnormal di pembuluh darah. Sebuah trombus (bekuan) dapat tumbuh cukup
besar dan menghalangi aliran darah di pembuluh darah kecil, atau potongan
bekuan darah ini dapat mengalir di dalam aliran darah sebagai embolus. Jika
pembentukan bekuan ini tidak diatasi alirandarah bisa terhenti, dan jika pembuluh
darah yang tersumbat berada di organ vital seperti jantung, otak, paru-paru, atau
ginjal, dapat menyebabkan infark (kematian jaringan). Ratusan ribu orang
meninggal tromboemboli (trombus yang mengalir dalam aliran darah). Sebagai
contoh sekitar 650.000 orang Amerika meninggal setiap tahun karena
tromboemboli.
Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit kelainan genetik yang disebabkan oleh kekurangan
faktor pembekuan darah sehingga darah sukar membeku. Terdapat banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya k1e4sulitan pembekuan darah. Hemofilia A
(hemofilia klasik)
disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan VIII. lebih mungkin terjadi pada
anak lakilaki dari pada anak perempuan. Hemofilia A disebabkan oleh salinan
abnormal dari gen produksi faktor VIII, ditemukan pada kromosom X. Hemofilia
ini muncul ketika anak lakilaki memiliki gen abnormal pada kromosom X. Kasus
hemofilia A terjadi 1 dari 5.000 lakilaki di seluruh dunia. Kekurangan faktor IX
menyebabkan hemofilia B (Christmas disease), menyumbang 15% dari seluruh
kasus dan terjadi pada sekitar 1 dari 30.000 laki-laki. Bentuk yang jarang disebut
hemofilia C (defisiensi faktor XI) adalah autosomal dan tidak terkait seks,
sehingga terjadi sama pada kedua jenis kelamin. Pada hemofilia, benjolan sedikit
dapat menyebabkan perdarahan ke dalam sendi, yang diikuti degenerasi tulang
rawan pada sendi. Penyebab paling sering dan mengakibatkan kematian adalah
pendarahan ke otak disertai kerusakan saraf. Suntikan reguler faktor VIII berhasil
dapat mengobati penyakit.
3. JANTUNG
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot yang mampu mendorong
darah ke berbagai bagian tubuh. Cara kerja jangtung menyerupai otot polos yaitu diluar
kesadaran manusia. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut terbalik (menyerupai
jantung pisang) dengan bagian atas/pangkal jantung tumpul yang disebut basis kordis dan
bagian sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior),
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma. Pada tempat ini terasa
adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Berat jantung kira-kira 250-300
gram.
15
Gambar 9Jantung
Sumber gambar : biologiedukasi .com
A. Fungsi Jantung
Fungsi jantung dalam sistem sirkulasi adalah memompa darah ke paru-paru
yang berfungsi dalam pertukaran gas serta memompa darah ke seluruh tubuh agar
oksigen yang diikat darah dapat mencapai seluruh sel-sel tubuh sehingga organ-organ
tubuh dapat bekerja.
16
B. Lapisan Jantung
Jantung memiliki 3 lapisan, yaitu :
Gambar 10 Lapisan Jantung
Sumber gambar : id.wikipedia.org
Endocardium, merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam yang
terdiridari jaringan endothelium atau selaput lender yang melapisi permukaan
rongga jantung.
Miokardium, merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot
jantung,otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu:
- Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri/kanan dan basis kordis
yangmembentuk serambi atau auricula kordis.
- Bundalan otot ventrikel yang membentuk bilik jantung dimulai dari
cincinatrioventrikuler sampai apeks jantung.
- Bundalan otot atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara serambu
danbilik jantung.
17
Pericardium, merupakan lapisan jantung yang merupakan selaput pembungkus dan
terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan parietal dan visceral yang bertemu di pangkal
jantung membentuk kantung jantung.
C. Anatomi Jantung Manusia
Sumber gambar : alodokter.com
Gambar 11 Anatomi Jantung
Ruang jantung manusia terdiri dari 4 ruang, yaitu atrium kanan dan atrium kiri yang
dipisahkan oleh septum intratrial serta ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang
dipisahkan oleh septum interventrikular.
a. Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava
superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan vena kava inferior (tubuh bagian
bawah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot
jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti
gelombang.
b. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen dari atrium kanan. Katup paru
menujuke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan
darah. 18
c. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru.
Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemudian melalui atrium, darah
melewati katup mitral ke ventrikel kiri.
d. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen dari atrium kiri.
Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta
tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah.
Katup jantung terdiri dari :
a. Katup trikuspidalis
Katup ini terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katub ini
terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan. Katup
trikuspidalis berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium
kanan dengan cara menutup dapa saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan
Namanya, katup trikuspidalis terdiri dari 3 daun katup.
b. Katup pulmonalis
Setelah katup trikuspidalis menutup, darah akan mengalir dari ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan
dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang
terdiri dari
3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel
kanan menuju arteri pulmonalis.
c. Katup bikuspidalis
Katup bikuspidalis atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri. Katup bikuspidalis menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Katup bikuspidalis terdiri dari dua daun katup.
d. Katup aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup
ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan
mengalir 19
ke seluruh tubuh, sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri
relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.
D. Fisiologi Jantung Manusia
Siklus jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (systole) dan relaksasi (diastole)
jantung sampai akhir sistol dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan
perubahan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama
yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui
ruang- ruang dan masuk ke arteri.
- Selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikel sama-
sama rendah, tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel.
- Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi
dan peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah
sebanyak 30% ke dalam ventrikel
- Sistole ventrikular, aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai
berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan
mendorong katup A-V untuk segera menutup.
- Terjadi ejeksi darah ventrikular ke dalam arteri
- Diastole ventrikular, ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi
sehingga katup semilunar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun
tajam dari 100 mmHg sampai mendekati nol, jauh dibawah tekanan atrium,
katup A-V membuka dan siklus jantung dimulai kembali.
Bunyi jantung
- S1 (lub) terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pada dinding
ventrikel dan arteri; dimulai pada awal kontraksi/systole ventrikel ketika
tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
- S2 (dup) terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pada awal
relaksasi/diastole ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & ventrikel kanan
lebih rendah dari tekanan di aorta & arteri pulmonal.
20
Frekuensi jantung
Frekuensi jantung normal berkisar antara 60-100 denyut per menit, dengan rata-rata
denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan tersebut siklus jantung berlangsung
selama 0,8 detik: sistol 0,5 detik dan diastole 0,3 detik.
Daya pompa jantung
Dalam keadaan istirahat, jantung beredar 70 kali per menit . pada waktu banyak
pergerakan,kecepatan jantng bisa mencapai 150 kali per menit dengan daya pompa 20-
25 liter/menit. Setiap menit jumlah volume darah yang tepat sama sekali dialirkan
dari vena ke jantung.Apabila pengambilan dari vena tidak seimbang dan ventrikel
gagal menyeimbanginyadengan daya pompa jantung, maka vena-vena dekat jantung
jadi membengkak berisi darahsehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu
lama dan bisa menjadi edema.
Curah jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit.
Curahjantung terkadang disebut volume jantung per menit. Volumenya kurang lebih 5L
per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20% pada perempuan.
E. Cara Kerja Jantung
Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode :
- Periode kontraksi (sistole), yaitu suatu keadaan ketika jantung bagian
ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis
dalam keadaan tertutup valvular semilunaris aorta dan valvular
semilunarisarteri pulmonaris terbuka, sehingga darah dari ventrikel dekstra
mengalir ke arteri pulmonalis untuk ke paru-paru kiri dan kanan.
Sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh.
- Periode dilatasi (diastole), yaitu suatu keadaan ketika jantung
mengembang. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah
darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah atrium
dekstra masuk ke ventrikeldekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-paru
kiri dan kanan nelalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah
dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.
- Periode istrirahat, yaitu waktu antara periode kontraksi dan dilatasi ketika
jantung berhenti kira-kira 1/1201 detik. Pada waktu kita beristirahat jantung
akan
menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada tiap-tiap kontraksi jantung
akanmemindahkan darah ke aorta sebanyak 60-70 cc.
Cara kerja jantung adalah sebagai berikut :
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (diastole).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung
(sistole). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan
mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melui
dua vena terbesar (vena cava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan
terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam biliki kanan. Darah dari bilik kanan
akan dipompa melalui katuppulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru.
Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi
kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida yang
selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir dalam
vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan
jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Dalam dalam serambi kiri
kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini
melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
4. PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi tubuh manusia. Fungsinya adalah
untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan mengangkut darah dari seluruh
tubuh menuju jantung. Pembuluh darah ada tiga macam menurut struktur dan fungsinya, yaitu
pembuluh darah nadi (arteri), pembuluh darah balik (vena), dan pembuluh darah kapiler.
1. Pembuluh darah nadi (arteri)
Pembuluh darah nadi (arteri) merupakan pembuluh darah yang membawa darah
keluar jantung. Pembuluh darah nadi letaknya tersembunyi agak ke dalam dan dinding
pembuluhnya kuat, tebal, dan elastis. Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang
tinggi pada sistemsirkulasi. Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh
nadi utama. Tekanan 22
pada saat jantung mengembang dan darah masuk ke jantung disebut diastol. Sedangkan
tekanan darah saat jantung berkontraksi dan darah keluar jantung disebut dengan tekanan
sistol.
Gambar 12 Pembuluh Nadi
Sumber : https://alodokter.com
Lapisan terluar disebut tunika advenitia yang tersusun dari jaringan penyambung.
Dilapisan selnjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos dan jaringan
elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah
mengalir di dalam pada lumen. Terdapat beberapa jenis pembuluh nadi pada tubuh:
Arteri Pulmonalis, pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi
yangbaru saja dialirkan dari paru-paru.
Arteri Sistemik, membawa darah menuju arteriol kemudian ke pembuluh
kapiler,dimana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
Aorta, merupakan pembuluh darah terbesar dalam tubuh yang keluar dari
ventrikeljantung dan membawa banyak oksigen.
Arteriol, merupkan pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan
pembuluhkapiler.
2. Pembuluh darah balik (Vena)
Pembuluh darah balik (vena) merupakan pembuluh darah yang mengangkut darah
menuju ke jantung. Pembuluh darah balik letaknya dekat dengan permukaan tubuh
dan dinding
23
pembuluh tipis dan tidak elastis. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang
pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya
katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung.
Gambar 13 Pembuluh Darah Balik
Sumber : https://alodokter.com
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah
balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui
serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi
melalui vena paru- paru. Pembuluh vena membawa darah yang kaya akan oksigen. Jadi,
darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbondioksida kecuali vena
pulmonalis.
Vena diselubungi oleh otot rangka dan memiliki sebuah katup yaitu valvula semilunaris.
Pembuluh balik yang masuk ke jantung adalah sebagai berikut:
a) Vena cava superior yaitu vena yang bertugas membawa darah dari bagian atas
tubuhmenuju serambi kanan jantung.
b) Vena cava inferior yaitu vena yang bertugas membawa darah dari bagian bawah
tubuh keserambi kanan jantung.
c) Vena cava pulmonaris yaitu vena yang bertugas membawa darah dari paru-paru
keserambi kiri jantung.
3. Pembuluh Kapiler
Pembuluh darah kapiler merupakan pembuluh darah yang menghubungkan ujung
pembuluh nadi terkecil dengan ujung pembuluh balik. Disinilah terjadinya pertukaran zat
yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu
bercabang-cabang, dan 24
ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh darah
kapiler memiliki dinding pembuluh yang tipis dengan diameternya yang kecil serta
berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh.
25
Gambar 14 Pembuluh Kapiler
Sumber : https://kids.grey.id
Fungsi kapiler:
Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan
Mengambil hasil-hasil dari kelenjar
Menyerap zat makanan yang terdapat di usus
Menyaring darah yang terdapat di ginjal
26
MEKANISME SIRKULASI DARAH
Gambar 15 mekanisme sirkulasi darah
sumber : Hall, J. E. (2019). Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran.
Elsevier(Singapore) Pte Limited.
Proses peredaran darah bertujuan untuk mengedarkan darah yang mengandung nutrisi untuk
setiap sel-sel tubuh. Proses peredaran darah memiliki jalur tersendiri. Berdasarkan jalur dan
zat yang dibawanya, sistem peredaran darah dibagi menjadi dua jenis yaitu sistem peredaran
darah besar dan sistem peredaran darah kecil.
● Sistem peredaran darah besar adalah sistem peredaran darah yang mengangkut darah
yangkaya akan oksigen dari jantung menuju ke seluruh tubuh kemudian kembali lagi ke
jantung. 27
Tahapan pada proses ini dimulai saat darah dipompa oleh jantung bagian bilik kiri
(ventrikel kiri) akan masuk ke aorta dan arteri selanjutnya ke kapiler di seluruh tubuh.
Dari kapiler seluruh tubuh ke venula dilanjutkan ke vena dan vena cava dan akhirnya
masuk ke jantung lagi pada bagian jantung serambi kanan (atrium dekster).
Sirkulasinya adalah Jantung (bilik kiri) - Aorta - Arteri - Kapiler (seluruh tubuh) -
Vena - Jantung (serambi kanan).
● Sistem peredaran darah kecil adalah sistem peredaran darah dari jantung ke paru-paru
kembali lagi ke jantung dengan membawa darah yang mengandung karbondioksida.
Proses peredarannya dimulai saat darah dipompa pada bagian jantung bilik kanan
(ventrikel dekster) keluar melalui arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Pada paru-
paru bagian alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Dari paru-paru
darah kembali menuju ke vena pulmonalis dan menuju ke jantung bagian serambi kiri.
Sirkulasinya adalah Jantung (bilik kanan) - Arteri Pulmonalis - Paru-paru - Vena
Pulmonalis - Jantung (serambi kiri)
Aliran Darah pada Jantung
Gambar 16 Aliran Darah Pada Jantung
Sumber : https://www.alodokter.com/penyakit-jantung
Aliran darah melalui jantung digambarkan dalam gambar diatas. Meskipun aliran
darah melalui jantung dijelaskan dari kanan dan kemudian sisi kiri jantung, penting untuk
dipahami bahwa kontrak kedua atrium terjadi pada saat yang sama, dan kontraksi kedua
ventrikel terjadi
28
secara bersamaan. Konsep ini yang paling penting ketika aktivitas listrik, perubahan tekanan,
dan suara jantung harus dipahami.
Darah memasuki atrium kanan dari sirkulasi sistemik melalui vena cava superior dan
inferior, dan dari otot jantung melalui sinus koroner. Sebagian besar darah mengalir ke atrium
kanan mengalir melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan sedangkan ventrikel kanan
berelaksasi mengikuti kontraksi sebelumnya. Atrium kanan kemudian berkontraksi, dan darah
didorong dari atrium kanan ke ventrikel kanan dan mengisi ventrikel kanan. Setelah kontraksi
atrium kanan, ventrikel kanan mulai berkontraksi. Kontraksi ventrikel kanan mendorong
darah terhadap katup trikuspidalis sehingga ditutup. Setelah tekanan di dalam ventrikel kanan
meningkat, katup semilunar paru dipaksa terbuka, dan darah mengalir ke batang paru.
Cabang-cabang batang paru dari arteri paru, membawa darah ke paru-paru, di mana
karbon dioksida dilepaskan dan oksigen dijemput. Darah kembali dari paru-paru memasuki
atrium kiri melalui empat vena pulmonalis. Sebagian besar darah mengalir ke atrium kiri
melewati katup bikuspid ke ventrikel kiri sedangkan ventrikel kiri berelaksasi mengikuti
kontraksi sebelumnya. Atrium kiri kemudian berkontraksi dan darah yang didorong dari atrium
kiri ke ventrikel kiri untuk menyelesaikan pengisian ventrikel kiri. Setelah kontraksi atrium
kiri, ventrikel kiri mulai berkontraksi. Kontraksi ventrikel kiri mendorong darah terhadap
katup bikuspid, memaksa untuk ditutup. Setelah tekanan dalam ventrikel kiri meningkat, katup
semilunar aorta dipaksa terbuka, dan darah mengalir ke aorta . Darah mengalir melalui aorta
didistribusikan ke seluruh bagian tubuh, kecuali pada sebagian paru-paru yang disediakan
oleh pembuluh darah paru.
6. Gangguan / Penyakit / Kelainan sistem
sirkulasiKelainan pada sel darah merah :
● Polisitemia adalah gangguan yang ditandai oleh jumlah eritrosit terlalu berlebihan
(banyak). Hal ini dapat disebabkan oleh cacat produksi sel induk, penurunan volume
plasma akibat dehidrasi, atau pengaruh ketinggian. Akibatnya berkurangnya aliran
darah, penyumbatan kapiler, dan peningkatan ketebalan darah. Kondisi ini dapat
menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
29
● Anemia adalah Dalam kondisi normal, tingkat hemoglobin darah adalah 12-17 gram
per 100 mililiter. Pada penderita anemia, jumlah eritrosit sedikit, dan/atau sel-sel
eritrosit tidak memiliki cukup hemoglobin.
Kelainan pada sel darah putih :
● Severe combined immunodeficiency disease (SCID) merupakan defisiensi imun
kadang- kadang diwariskan. Anak-anak yang memiliki penyakit defisiensi imun
gabungan yang parah (SCID) terjadi ketika sel-sel induk dari leukosit kekurangan
enzim yang disebut adenosine deaminase. Tanpa enzim ini, limfosit B dan T tidak
berkembang dan tubuh tidakdapat melawan infeksi. Sekitar 100 anak-anak yang lahir
dengan penyakit ini setiap tahunnya. Memberikan suntikan enzim adenosine
deaminase dapat diberikan dua kali seminggu, tetapi transplantasi sumsum tulang dari
donor yang kompatibel adalah cara terbaik untuk menyembuhkan penyakit.
● Leukemia merupakan "darah putih," mengacu kepada sekelompok kanker yang
melibatkan proliferasi leukosit yang tidak terkendali. Sebagian besar leukosit ini
abnormal atau belum matang. Oleh karena itu, mereka tidak mampu melakukan fungsi
yang norma dalam pertahanan. Setiap jenis leukemia diberi nama sesuai dengan jenis
sel yang bereproduksi tidak terkendali, misalnya, leukemia limfositik melibatkan
proliferasi limfosit yang abnormal.
● Infeksi Mononukleus merupakan Infeksi limfosit oleh Virus Epstein-Barr (EBV)
adalah penyebab infeksi mononucleosis, dinamakan demikian karena sifat limfosit
yang mononuklear. EBV (keluarga virus herpes), adalah salah satu virus manusia yang
paling umum. Gejala mononukleosis infeksiosa adalah demam, sakit tenggorokan, dan
kelenjar getah bening. Meskipun gejala biasanya hilang dalam satu atau dua bulan
tanpa obat, EBV tetap aktif dan tersembunyi di beberapa sel di tenggorokan dan darah
selama sisa hidup seseorang. Stres dapat mengaktifkan virus. Reaktivasi berarti bahwa
air liur seseorang dapat menularkan infeksi kepada orang lain, seperti dengan ciuman
mesra. Inilah sebabnya mengapa mononukleosis disebut "penyakit berciuman."
30
Kelainan pada Trombosit :
● Trombositopenia merupakan terbatasnya jumlah trombosit disebut trombositopenia.
Trombositopenia terjadi karena produksi trombosit yang rendah dalam sumsum tulang
atau meningkat kerusakan trombosit di luar sumsum. Sejumlah kondisi, termasuk
leukemia, dapat menyebabkan trombositopenia. Hal ini juga dapat disebabkan obat.
Gejalanya penyakit ini adalah memar, ruam, dan mimisan atau pendarahan di mulut.
Perdarahan gastrointestinal atau perdarahan di otak yang dapat menyebabkan
komplikasi.
● Trombosis Jauh lebih banyak orang meninggal karena pembekuan darah yang tidak
diinginkan daripada kegagalan pembekuan. Kebanyakan stroke dan serangan jantung
adalah karena trombosis, yaitu terbentuknya bekuan darah (trombus) abnormal di
pembuluh darah. Sebuah trombus (bekuan) dapat tumbuh cukup besar dan
menghalangi aliran darah di pembuluh darah kecil, atau potongan bekuan darah ini
dapat mengalir di dalam aliran darah sebagai embolus. Jika pembentukan bekuan ini
tidak diatasi aliran darahbisa terhenti, dan jika pembuluh darah yang tersumbat berada
di organ vital seperti jantung, otak, paru-paru, atau ginjal, dapat menyebabkan infark
(kematian jaringan). Ratusan ribu orang meninggal tromboemboli (trombosis yang
mengalir dalam aliran darah). Sebagai contoh sekitar 650.000 orang Amerika
meninggal setiap tahun karena tromboemboli.
● Hemofilia adalah penyakit kelainan genetik yang disebabkan oleh kekurangan faktor
pembekuan darah sehingga darah sukar membeku. Pada hemofilia, benjolan sedikit
dapat menyebabkan perdarahan ke dalam sendi, yang diikuti degenerasi tulang rawan
pada sendi.Penyebab paling sering dan mengakibatkan kematian adalah pendarahan ke
otak disertai kerusakan saraf. Suntikan reguler faktor VIII berhasil dapat mengobati
penyakit.
Gangguan pada Jantung dan Pembuluh darah :
● Otot jantung yang lemah merupakan penyakit ini adalah kelainan bawaan sejak
lahir. Otot jantung yang lemah membuat penderita tak dapat melakukan aktivitas yang
berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa
sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak
kebiru- biruan. Penderita lemah otot jan3t1ung ini mudah pingsan.
● Jantung bocor merupakan adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh
karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua
serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih
dan darah kotor bercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat
melakukan aktivitas yang berat, karena aktivitas yang berat hampir dapat dipastikan
akan membuat tubuh penderita menjadi biru dan sesak nafas, walaupun tidak
menyebabkan rasa sakit di dada.
● Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama sekali
tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal
jantung. Penyebab gagal jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya
adalah terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, oleh karena pembuluh-
pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut
tersumbat atau mengeras, entah oleh karena kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat
kimia seperti penggunaan obat yang berlebihan yang mengandung Phenol Propano
Alanin (ppa) yang banyak ditemui dalam obat-obat seperti Decolgen, dan nikotin.
● Aterosklerosis merupakan akumulasi lemak kolesterol pada dinding pembuluh darah
● Stroke merupakan Pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak kekurangan
oksigen bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian
32
DAFTAR PUSTAKA
Sa'adah, S. (2018). Sistem peredarah darah manusia.
Hall, J. E. (2019). Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Elsevier (Singapore) Pte
Limited.
“Anonim. 2021. “Sistem Peredaran Darah”. http://wikipedia.com (Diakses 14 Maret 2022,
pukul18:30 Wib).
Johan. 2020. BAB 7 DARAH. (Diakses pada 13 maret 2022) Tersedia
Pada:
File:///C:/Users/ASUS/Appdata/Local/Temp/BAB%207%20Darah(1).Pdf
Debby Fadhilah. 2021. Apa Itu Sel Darah Putih Atau Leukosit?. (Diakses pada 13 maret
2022). Tersedia Pada : Https://Ilmuveteriner.Com/Apa-Itu-Sel-Darah-Putih-
Atau-Leukosit/
Redaksi Halodoc. 25 Mei 2021. Kelainan Darah Yang Mempengaruhi Sel Darah Merah.
(Diakses Pada 13 Maret 2022). Tersedia Pada:
Https://Www.Halodoc.Com/Artikel/4-Jenis- Kelainan-Darah-Yang-
Memengaruhi-Sel-Darah-Merah
Amir Nurhasyimah. 2020. Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik
Menggunakan Media Pembelajaran Edmodo Berbantuan Media Meeting
Room Pada Materi Sistem Sirkulasi Kelas Xi Mipa 4 Sma Negeri 8 Gowa.
(Diakses Pada 13 Maret 2022). Tersedia Pada :
Https://Digilibadmin.Unismuh.Ac.Id/Upload/15586- Full_Text.Pdf
anonim. 2020. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Diakses Pada 13 Maret 2022). Tersedia
pada:http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1118/3/BAB%20II.pdf
Novi Fuji Astuti. 2021. Trombosit Adalah Komponen Darah, Berikut Fungsi Dan Jenis
Gangguannya. (Diakses Pada 13 Maret 2022). Tersedia
Pada:Https://Www.Merdeka.Com/Jabar/Trombosit-Adalah-
Komponen-Darah-Berikut- Fungsi-Dan-Jenis-Gangguannya-Kln.Html
33
Sukarti, Apriliani. 2017. Sistem Sirkulasi Darah Pada Tubuh Manusia. Yogyakarta: Relasi
IntiMedia.
Campbell., Reece. (2008). Biologi. Jakarta: Erlangga
Anggraeny, evy. (2012). Sistem Sirkulasi. [Online].
Tersedia:http:www//freewebs.com/evyanggraeny/sirkulasimanusiasma2012.pdf.
[15 Maret
2022].
Warianto, Chaidar. (2011). Sistem Sirkulasi Darah dalam Tubuh Manusia. [Online].
Tersedia:http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Indonesia/sistemsirkulasidar_ChaidarWarianato_43.pdf. [15 Maret 2022].
34
Anemia GLOSARIUM
Aorta
Arteri : Keadaan kurang eritrosit
Atrium :Pembuluh arteri utama yang keluar dari atrium kiri ke bagian bagian
Darah tubuh selain paru-paru.
: Pembuluh yang membawa darah keluar dari jantung
Diastole : Salah dari dua ruang jantung bagian atas yang menerima
Fibrin darahdari vena.
: Cairan jaringan penghubung yang mentranspor medium
sistemsirkulasi yang mengandung plasma darah, dan sel
darah
: Keadaan jantung mengembang dan darah mengalir ke
dalamjantung
: Protein berbentuk benang yang tak dapat larut dalam plasma. Berasal
darifibrinogen yang berubah karena aktivitas enzim trombin.
Hemofilia : Penyakit keturunan berupa darah yang keluar dari pembuluh darah
ukarmembeku
s
Hemoglobin : Protein respirasi yang mengandung besi. Pada manusia, hemoglobin
terdapat pada sel darah merah dan membawa oksigen
Hipertensi : Kelainan tekanan darah tinggi
Kapiler : Pembuluh darah terkecil. Darah bertukar zat dengan cairan interestial
menembus dinding pembuluh yang tebal ini
Katup bikuspidalis : Katup di antara atrium kiri dengan ventrikel kiri
Katup trikuspidalis : Katup di antara atrium kanan dan ventrikel kanan
35
Leukemia : (kanker darah), penyakit karena jumlah leukosit yang lebih dari normal.
Plasma : Sel darah putih fagositik yang bersirkulasi.
36
Sistole : Keadaan jantung menguncup (berkontraksi) dan darah
mengalirmeninggalkan jantung.
Talasemia
Trombin : Penyakit yang ditandai bentuk sel darah yang tidak beraturan.
Ventrikel : Enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin
: Ruang jantung yang menerima darah dari atrium dan memompanya
kearteri.
37
INDEKS
A Katup bikuspidalis, 19, 21, 34
Katup trikuspidalis, 19, 34
Anemia, 7, 8, 29, 34
Aorta, 23, 27, 34 L
Arteri, 23, 27, 34, 44 Leukemia, 11, 29, 34
Atrium, 18, 19, 28, 34
D P
Plasma, 3, 4, 34, 38, 40
Darah, iii, 1, 2, 3, 13, 19, 22, 23, 24, 27, 28,
32, 33, 34, 38, 40 S
Diastole, 20, 34
Sistole, 20, 35
F
Fibrin, 34 T
H Talasemia, 8, 35
Trombin, 35
Hemofilia, 14, 30, 34
Hemoglobin, 6, 34 V
Hipertensi, 34 Ventrikel, 18, 19, 35
K
Kapiler, iii, 24, 25, 27, 34,
38