The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Modul_Sejarah Peminatan_Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Sejarah
Nama : Nabila Elyno Putri
NIM : 190210302016
Kelas : Perencanaan A

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Nabila Elynoputri, 2021-11-10 10:37:39

Nabila Elyno Putri_190210302016_E-Modul

E-Modul_Sejarah Peminatan_Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Sejarah
Nama : Nabila Elyno Putri
NIM : 190210302016
Kelas : Perencanaan A

Keywords: Berpikir,Diakronik,Sinkronik,Sejarah,Berpikir Sejarah

E-MODUL

BERPIKIR DIAKRONIK
DAN SINKRONIK DALAM

KARYA SEJARAH

BY : NABILA ELYNO PUTRI
NIM 190210302016
KELAS A

MATERI SEJARAH PEMINATAN KELAS
X

Semester
Ganjil

CARA BERPIKIR SEJARAH:
DIAKRONIK DAN SINKRONIK

SEJARAH PEMINATAN KELAS X

Penulis

: Nabila Elyno Putri

(190210302016)

Editor : Nabila Elyno Putri

Desain Cover : Nabila Elyno Putri

Desain Isi : Nabila Elyno Putri

Penerbit : Universitas Jember

Dosen Pengampu:
Dr. Nurul Umamah, M.Pd

Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2021

ii

Profil Penulis

NAMA : NABILA ELYNO PUTRI

NIM : 190210302016

TEMPAT LAHIR : BANYUWANGI

TANGGAL LAHI R : 12 JUNI 2001

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

AGAMA : ISLAM

KEWARGANEGARAAN : INDONESIA

STATUS : BELUM KAWIN

SAAT INI SEDANG MENEMPUH KULIAH S1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
ANGKATAN 2019 DI UNIVERSITAS
JEMBER.

Telp : 082223417887
Email : [email protected]

Instagram : nabila.elp_
Facebook : Nabila Elyno Putri

iii

DAFTAR ISI

PENYUSUN ............................................................... ii
PROFIL PENULIS ...................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................ iv
PETA KONSEP .......................................................... v
PENDAHULUAN ........................................................ 1
A. Identitas Modul....................................................... 1
B. KI dan KD .............................................................. 1
C. Tujuan Pembelajaran ............................................ 2
D. Deskripsi Singkat Materi ....................................... 2
E. Petunjuk Penggunaan Modul ................................ 3
PEMBAHASAN .......................................................... 4
A. Uraian Materi ......................................................... 4

Cara Berpikir Diakronik ........................................ 4
Cara Berpikir Sinkronik ......................................... 10
Perbedaan Diakronik dan Sinkronik ...................... 16
Kaitan Diakronik dan Sinkronik ............................. 18
Manfaat Berpikir Diakronik dan Sinkronik ............. 19
B. Penugasan Mandiri................................................. 23
C. Evaluasi ................................................................. 23
D. Penilaian Diri .......................................................... 29
KESIMPULAN ............................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 31

iv

PETA KONSEP
Hakikat cara
Konsep Dasar Berpikir Diakronik
Cara Berpikir
Tujuan cara
Diakronik Berpikir Diakronik

Konsep Dasar Karakteristik cara
Cara Berpikir Berpikir Diakronik

Sinkronik Contoh cara
Berpikir Diakronik

Hakikat cara
Berpikir Sinkronik

PETA KONSEP Perbedaan Tujuan cara
Cara Berpikir Berpikir Diakronik
Diakronik dan
Karakteristik cara
Sinkronik Berpikir Diakronik

Keterkaitan Contoh cara
Cara Berpikir Berpikir Sinkronik
Diakronik dan

Sinkronik

Manfaat Cara
Berpikir

Diakronik dan
Sinkronik

v

PENDAHULUAN

A. Identitas Modul

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Semester : XII/ Ganjil

Judul Modul : Berpikir Diakronik dan

Sinkronik dalam Karya Sejarah

B. KI DAN KD

KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

KOMPETENSI DASAR

3.5 Menganalisis cara berpikir diakronik dan sinkronik
dalam karya sejarah.

1

C. Tujuan Pembelajaran

Modul ini bertujuan untuk membantu anda dalam
memahami cara berpikir sejarah yaitu sinkronik dan
diakronik. Modul ini juga membantu anda mengevaluasi
kemampuan anda dalam materi berpikir diakronik dan
sinkronik lewat beberapa persoalan yang disediakan.
Selain itu modul ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap
mandiri dan bertanggungjawab.

D. Deskripsi Singkat Materi

Mendengar kata sejarah, apa yang ada di benak kalian?
Belajar sejarah bukan hanya tentang mempelajari
peristiwa terpencil yang terjadi di masa lampau. Namun
mempelajari sejarah yaitu mempelajari sesuatu yang
terus berjalan dengan pijakan masa lampau kemudian
menarik garis ke masa sekarang dan masa yang akan
datang.
Kuntowijoyo menjelaskan dua kerangka berpikir yang
dipergunakan dalam melakukan penelitian dan penulisam
ilmu-ilmu sosial yaitu cara berpikir diakronik dan
sinkronik. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan cara
berpikir diakronik dan sinkronik? Jawabannya akan kalian
temukan pada pembahasan modul ini.

2

E. Petunjuk Penggunaan Modul

Bacalah identitas modul dan Kompetensi
Dasar yang terdapat dalam modul ini

Baca dan pahami dengan baik deskripsi
singkat yang terdapat dalam modul
Baca dan pahami tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada modul ini
Baca dan pahami dengan baik isi dari materi
modul beserta rangkuman materi yang
terdapat dalam modul
Kerjakan penugasan mandiri dan latihan soal
yang terdapat pada modul setelah membaca
isi materi
Kerjakanlah penilaian diri dengan jujur dan
penuh tanggungjawab

3

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

PEMBAHASAN



1. Berpikir Diakronik
dalam Karya Sejarah

A. Uraian Materi

1.HAKIKAT BERPIKIR DIAKRONIK

Diakronik berasal dari bahasa latin yakni "Dia"
yang artinya melalui atau melampaui dan "Chronicus"
yang berati waktu. Dikutip buku Historiografi Barat
(2014) karya Wahyu Iryana, diakronik adalah
memanjang dalam waktu tetap menyempit dalam
ruang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diakronis adalah berkenaan dengan pendekatan
bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang
waktu atau bersifat historis. Aspek diakronik adalah
aspek sekumpulan kata yang masing-masing tumbuh
dan berubah bebas dengan caranya sendiri.

4

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Diakronik berarti melihat perbandingan bahasa,
misalnya yaitu dalam bahasa Arab, dalam suatu
kurun waktu ke kurun waktu yang lain. Karena yang
dilihat ialah asal mula bahasa Arab, yaitu
perbandingan keadaan bahasa bahasa Arab yang
sekarang dengan bahasa Arab terdahulu.
Pendekatan diakronik lebih menekankan acuan
waktu, digunakan untuk menguji pertumbuhan
makna kata (Sukesti, 2015:9).

Hakikat Berpikir Diakronik dalam Persepsi
Sejarah

Secara etimologis, kata diakronik berasal dari
bahasa Yunani yaitu diakronik yang artinya
melintas,melampaui dan chronoss yang artinya
ilmu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang
dapat melintas, melalui, atau melampaui trsebut
adalah pristiwa atau kejadian.

Diakronik adalah ciri khas ilmu sejarah,
Sebagai ciri khas dari sejarah maka diakronik lebih
mengutamakan “proses”, dalam arti kata lebih
melihat bagaimana sesuatu itu mengalami
perkembangan atau perubahan (prosesual).

5

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Perkembangan maupun perubahan itu senantiasa
berjalan dalam waktu atau kurun waktu tertentu,
sehingga waktu (time) dalam sejarah menjadi amat
penting.

Menurut ahli, diakronik merupakan salah satu
bentuk berpikir yang runtut berdasarkan kronologis
atau catatan peristiwa sesuai kejadian. Kronologis
sendiri dalam sebuah peritiwa sejarah akan
membantu menyusun ulang atau merekontruksis
suatu kejadian berdasarkan urutan waktu. Berpikir
diakronik akan membandingkan sejarah dalam
waktu yang sama namun tempat yang berbeda.

2. TUJUAN BERPIKIR DIAKRONIK DALAM
KARYA SEJARAH

Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis
(urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologi
dalam peristiwa sejarah dapat membantu
merekonstruksi kembali suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu
dapat juga membantu untuk membandingkan
kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat
berbeda yang terkait peristiwanya.

6

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Melalui pendekatan diakronis, sejarah berupaya
menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu
ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk
menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa.
Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk
menganalisis dampak perubahan variabel pada
sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk
mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari
keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu
berkembang/berkelanjutan.

3. KARAKTERISTIK BERPIKIR DIAKRONIK
Berpikir diakronik memiliki karakteristik yang
membedakannya dengan cara berpikir lain, berikut
penjabarannya:

Bersifat vertikal
Cakupan kajian lebih luas
Menjabarkan pembahasan pada satu peristiwa
Terdapat konsep perbandingan
Mempelajari kehidupan sosial secara memanjang
dalam dimensi waktu

7

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Konsep berpikir diakronis memandang
masyarakat sebagai sesuatu yang terus
bergerak dan memiliki hubungan kausalitas atau
sebab akibat
Menguraikan proses transformasi yang terus
berlangsung dari waktu ke waktu secara
berkesinambungan
Menguraikan kehidupan masyarakat secara
dinamis
Digunakan dalam ilmu sejarah

4. CONTOH PENERAPAN BERPIKIR DIAKRONIK
DALAM PERISTIWA SEJARAH

Berikut adalah contoh dari penerapan berpikir
diakronik dalam karya sejarah:
Contoh 1:

Peristiwa Pergantian Kabinet pada 1950-1959

Dalam catatan sejarah, antara 1950-1959 terjadi tujuh kali
pergantian kabinet, yaitu:

1.Kabinet Natsir (6 September 1050- 21 Maret 1951)
2.Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952)
3.Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juli 1953)
4.Kabinet Ali Sastroamidjojo (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
5.Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret

1956)
6.Kabinet Ali II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
7.Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 5 Juli 1959)

8

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Contoh 2:

Peristiwa Pertempuran Surabaya (27 Oktober–20 November 1945)

Pertempuran Surabaya (27 Oktober 1945 – 20 November 1945)
dengan menggunakan konsep diakronik dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Pada Tanggal 25 Oktober di tahun 1945, Mendarat di surabaya
yakni tentara dari Inggris yang bersama dengan NICA
(Nederlandsch Indie Civiele Administratie).
Pada Tanggal 27 Oktober di tahun 1945, Terjadinya sebuah
pertempuran pertama antara Indonesia dengan Inggris yang
disebabkan karna perobekan warna biru di bendera Belanda.
Pada Tanggal 29 Oktober di tahun 1945, Ditanda tanganinya
tentang gencatan senjata yang dilakukan oleh Indonesia
dengan tentara Inggris
Pada Tanggal 30 Oktoberdi tahun 1945, tepatnya pada pukul
8.30 malam, jenderal Mallaby merupakan seorang pimpinan
tentara Inggris yang berada di Jawa Timur terbunuh, hal itu
menjadikan kejadian puncak bentrok antara Inggris serta
Indonesia.
Pada Tanggal 10 November di tahun 1945, Jenderal Eric
Carden Robert M. Kemudian Mengeluarkan sebuah ultimatum
yang berisi tentang perintah kepada pihak Indonesia untuk
dapat menyerahkan seluruh persenjataan yang dimiliki serta
juga menghentikan perlawanannya dengan Inggris.
Pada Tanggal 10 November di tahun 1945, di pagi hari tentara
dari pihak Inggris kemudian melakukan serangan besar
besaran itu kepada pihak Indonesia.

9

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

2. Berpikir Sinkronik
dalam Karya Sejarah

1.HAKIKAT BERPIKIR SINKRONIK

Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani,
yaitu syn yang berarti dengan dan chronoss yang
berarti waktu. Kajian sejarah secara sinkronik
artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan
segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu
dengan lebih mendalam.

Aspek sinkronik adalah aspek yang tidak
berubah dari konsep atau kata dalam pengertian ini
sistem kata bersifat statis. Sinkronik dilakukan
dengan memanfaatkan bukti perbedaan fonologis,
morfologis dan sintaksis (Sukesti, 2015: 7).
Pendekatan sinkronik tidak terlalu memperhatikan
waktu, namun mempertajam analisis untuk
mengurai lebih dalam makna kata (Setyobudi,
2011: 202).

10

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Sinkronik berbeda dengan diakronik karena cara
beprikir yang satu ini berkaitan dengan peristiwa
dalam suatu masa terbatas. Sinkronik akan
mengerucutkan waktu dan melebar dalam ruang.
Berpikir sinkronik menekankan pada strukur atau
melihat konteks dalam suatu peristiwa yang terjadi
pada waktu berdekatan.

Sinkronik adalah menyempit dalam waktu dan
melebar dalam ruang. Dikutip situs Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud),
pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu
sosial. Di mana sinkronik menekankan pada struktur.
Artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronik
menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik
tetap pada waktunya.

Sinkronik merupakan ciri khas ilmu ilmu sosial
lainnya di luar sejarah. sinkronik sebagai ciri ilmu ilmu
sosial lainnya di luar sejarah lebih menekankan
kepada struktur. Struktur adalah sesuatu yang
cendrung bersifat tetap atau statis, yakni sesuatu
yang sukar untuk berubah. Struktur ditemukan dalam
masyarakat, baik yang bersifat sosial, politis,
ekonomis, geografis, maupun antropologis.

11

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Oleh sebab itu dalam ilmu ilmu sosial di luar
sejarah, masyarakat senantiasa digambarkan sebagai
sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan
bagiannya yang bersifat statis. Karena cara pendang
yang cendrung melihat masyarakat dalam keadaan
statis, maka ilmu ilmu sosial sering abai waktu, atau
tidak memperhatikan unsur waktu (Kuntowijoyo, 1994:
36).

2. TUJUAN BERPIKIR SINKRONIK DALAM
SEJARAH

Tujuan cara berpikir sinkronik dalam
mempelajari sejarah adalah untuk mengkaji pola-pola,
gejala-gejala, dan karakter sebuah peristiwa dalam
masa tertentu. Selain itu, tujuan berpikir sinkronik
dalam mempelajari sejarah adalah melihat perubahan
segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa
yang terjadi pada suatu masa.

3. KARAKTERISTIK BERPIKIR SINKRONIK
DALAM SEJARAH

Bersifat horizontal
Tidak memiliki konsep perbandingan

12

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Bersifat kronologis
Menjabarkan peristiwa sejarah pada masa
tertentu
Jangkauan peristiwa lebih sempit
Kajian lebih terstruktur
Kajian lebih mendalam
Kerangka berpikir sinkronik mengamati kehidupan
sosial secara meluas berdimensi ruang
Konsep berpikir sinkronik memandang kehidupan
masyarakat sebagai sebuah sistem yang
terstruktur dan saling berkaitan antar satu unit ke
unit yang lain
Menguraikan kehidupan masyarakat secara
diskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian
Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-
masing unit dalam kondisi statis
Banyak digunakan oleh ilmu-ilmu sosial seperti
geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi
dan arkeologi.

13

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

4. CONTOH PENERAPAN BERPIKIR SINKRONIK
DALAM PERISTIWA SEJARAH

Berikut adalah contoh dari penerapan berpikir
sinkronik dalam karya sejarah:
Contoh 1:

Perkembangan Olahraga di Indonesia Masa Orde
Baru

Kelembagaan olahraga sejak masa Orba
penanganannya berada di bawah Direktorat
Jenderal Olahraga (Ditjora). Berkembangnya
olahraga karate di Indonesia yang dikenalkan oleh
Cichin Funakoshi. Tahun 1970 PORKI menjadi
anggota sementara KONI (Komite Olahraga
Nasional Indonesia)PORKI juga dijadikan sebagai
induk organisasi karate Indonesia dengan anggota-
anggotanya berasal dari perguruan karate lain.
Sejak 1983 penanganan olahraga secara nasional
ditangani oleh sebuah kementerian negara yaitu
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora)

14

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Contoh 2:
Kondisi Ekonomi Indonesia Masa Demokrasi
Terpimpin
Kondisi perekonomian Indonesia masa

demokrasi terpimpin terjadi kekacauan yang
melahirkan inflasi. Hal-hal yang merugikan
keuangan negara antara lain adalah perdagangan
eksim dan perdagangan dalam negeri. Penghasilan
negara berupa devisa dan penghasilan lain yang
merupakan sumber-sember penting untuk
penerimaan negara dalam mata uang rupiah ikut
merosot. Dengan demikian defisit anggaran belanja
menjadi lebih besar lagi dan hanya sebagian kecil
yang dapat ditutup dengan pinjaman-pinjaman dari
luar negeri. Hal tersebut mendorong bertambahnya
pencetakan uang kertas. Untuk mengatasi kondisi
perekonomian yang buruk ini, diberlakukanlah
kebijakan-kebijakan ekonomi seperti Bappenas dan
lainnya. Selain itu, kegiatan impor diberhentikan
karena RI sudah tidak lagi dapat membayar hutang-
hutang. Utang luar negeri dibayar dengan kredit
baru atau melalui penangguhan pembayaran.

15

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

3. Perbedaan Cara
Berpikir Diakronik dan
Sinkronik dalam Karya

Sejarah

Cara berpikir sejarah terdiri dari 2 cakupan yaitu
cara berpikir diakronik dan sinkronik. Lantas apa
yang membedakan keduanya? Berikut adalah
penjabaran selengkapnya:

Perbedaan

Diakronik Sinkronik

Menyempit dalam ruang Meluas dalam ruang dan
dan meluas dalam waktu menyempit dalam waktu

Diakronik adalah ciri Sinkronik merupakan ciri
khas ilmu sejarah khas ilmu ilmu sosial
lainnya di luar sejarah.

Pendekatan melihat Pendekatan hanya

konteks waktu, perubahan, melihat struktur atau

dan sejarahnya sistem bahasa

16

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Perbedaan

Diakronik Sinkronik

Diakronik menurut Sinkronik menurut

pendapat Saussure pendapat Saussure

adalah historis merupakan analitik

Diakronik bertujuan Analisis teks secara
sinkronik akan melihat
untuk melihat bagaimana keterkaitan antar elemen
dalam teks
narasi dalam teks itu

berkembang

Dalam mengkaji sesuatu Dalam mengkaji sesuatu

misalnya bahasa, misalnya bahasa,

Pendekatan diakronis pendekatan sinkronik

berusaha menyelidiki berusaha menganalisis

sejarah bahasa, bahasa sebagai sistem

hubungan antar bahasa, komunikasi yang ada

serta merekonstruksi dalam kurun waktu

bahasa yang telah tertentu.

hilang.

17

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

4. Kaitan Antara Cara
Berpikir Diakronik dan
Sinkronik dalam Karya

Sejarah

Aliran Annales yang muncul di Prancis pada
dekade ketiga abad-20 mencoba menggabungkan
pendekatan diakronik sejarah tersebut dengan
pendekatan sinkronik yang ada dalam ilmu-ilmu
sosial. Hal ini akhirnya melahirkan sebuah aliran
sejarah baru yang disebut dengan sejarah
struktural, yakni sejarah yang mencoba
menggabungkan proses dengan struktur (Peter
Burke, 1990: 21). Dengan cara seperti ini ilmu
sejarah akhirnya mengalami perkembangan yang
pesat sehingga melahirkan sejarah ilmiah sebagai
bentuk sejarah modern menggantikan sejarah
konvensional yang menjadi trend penulisan sejarah
sebelum abad-20.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwasannya
dalam menghasilkan atau merekonstruksi sejarah,
berpikir diakronik dan sinkronik memiliki peran yang
penting dan keduanya saling melengkapi.

18

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

5. Manfaat Memadukan
Cara Berpikir Diakronik

dan Sinkronik dalam
Pembelajaran Sejarah

A. Bagi Peserta Didik
Perkembangan sejarah modern, atau sejarah

ilmiah, juga berpengaruh terhadap pembelajaran
sejarah di sekolah sekolah, dimana model berpikir
diakronik sebagai ciri khas ilmu sejarah dipadukan
dengan model berpikir sinkronik. Hal itu disebabkan
banyaknya peristiwa sejarah yang tidak dapat lagi
dijelaskan hanya dengan menggunakan
pendekatan sejarah yang diakronik.

Kelemahan berpikir diakronik adalah ia hanya
mampu untuk menjawab pertanyaan pertanyaan
yang bersifat deskriptif, yakni: “apa, siapa, dimana,
kapan, dan bagaimana”. Akibatnya pembelajaran
sejarah konvensional cendrung bersifat faktual,
dimana guru menjadi tukang cerita (story teller) dan
murid menjadi tukang hafal.

19

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Dengan menggunakan pendekatan sinkronik
pertanyaan yang bersifat analisis dalam sejarah,
tentang “mengapa” akan mampu untuk dijawab dan
dituntaskan, tidak hanya bagi pendidik, tetapi juga
bagi peserta didik. Dengan demikian pembelajaran
sejarah tidak lagi terjebak dalam hal-hal yang bersifat
faktual, tetapi mampu menjangkau hal hal yang
bersifat konseptual, teoritis, dan generalisasi. Peserta
didik akan mampu melakukan analisis, sintesis dan
interpretasi terhadap berbagai peristiwa sejarah.

Sebagai contoh dalam mempelajari topik
menyangkut Penyebaran Kebudayaan India (Hindu-
Budha) ke Indonesia, siswa tidak hanya mampu
menjelaskan tentang apa saja peristiwa yang terjadi di
sekitar itu, dimana peristiwa peristiwa yang terjadi di
masa itu, siapa saja pelaku yang terlibat di dalamnya,
kapan berlangsungnya peristiwa, dan bagaimana
jalannya peristiwa yang berlangsung sekitar itu, tetapi
siswa juga akan mampu melakukan berbagai analisa
sekitar peristiwa tersebut, misalnya mengapa orang
orang India bisa hadir di Indonesia, mengapa
kebudayaan India bisa menyebar di Indoensia, dan
sebagainya.

20

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Dengan cara seperti itu pembelajaran sejarah
tentunya akan menjadi lebih hidup dan menarik,
terutama dari sisi siswa sebagai subjek pembelajaran.
Di samping itu proses berpikir siswa akan
berkembang ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga ia
mampu untuk menjelaskan fenomena fenomena yang
terjadi hari ini dari perspektif sejarah. Implikasi lebih
jauh dari itu peserta didik akan mampu menggali
berbagai pengetahuan dan nilai-nilai masa lalu yang
dapat dikaitkan dengan kehidupan masa kini,
sehingga akan mampu melahirkan pembelajaran
sejarah yang penuh makna (meaningful) bagi
kehidupan dalam masyarakat.

B. Bagi Pendidik
Pembelajaran sejarah model diakronik-sinkronik

ini bagi pendidik tentunya amat membantu untuk
mencapai tujuan tujuan pembelajaran sejarah seperti
yang digariskan dalam Kurikulum Tahun 2013 (K-13).
Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan
scientific menuntut pendidik untuk mampu
mengembangkan proses berpikir anak ke tingkat
tertinggi, seperti kemampuan menalar, menganalis,
dan mengkomunikasikan pikiran.

21

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

Jika pendidik tetap menggunakan model berpikir
sejarah diakronik semata, diyakini tujuan
pembelajaran seperti ini tidak akan tercapai. Disinilah
dituntut kemampuan guru untuk mengembangkan
model berpikir sejarah diakronik-sinkronik.

C. Bagi Pembelajaran
Dalam K-13 juga ada tuntutan untuk

mengembangkan soal soal sejarah sebagai bentuk
evaluasi hasil pembelajaran dalam bentuk HOTS.
Kegagalan evaluasi terkait pembelajaran banyak
terjadi, akibat dari kurang terlatihnya peserta didik
dalam berpikir. Akibatnya ketika mereka dihadapkan
dengan soal soal seperti itu mereka tidak mampu
menyelesaikannya. Hal seperti itu juga terjadi dalam
pembelajaran sejarah.

Dalam hal ini model berpikir sejarah diakronik-
sinkronik dapat menjadi alternatif untuk mengatasi
persoalan tersebut. Seandainya pendidik
menggunakan smodel berpikir diakronik-sinkronik ini
secara terus menerus dalam pembelajaran sejarah,
diyakini soal soal tingkat HOTS akan mampu
dikerjakan peserta didik.

22

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

B. Penugasan Mandiri

TUGAS PROYEK

1.Buatlah karya dalam bentuk papper yang berisi
analisis cara berpikir diakronik atau sinkronik
dalam sebuah peristiwa sejarah yang terjadi pada
masa Demokrasi Terpimpin!

2.Buatlah tulisan yang berisi pengalaman pribadimu
yang dikemas dalam cara berpikir diakronik dan
sinkronik

C. Evaluasi

1. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa
diungkapkan memanjang dalam waktu namun
terbatas dalam ruang disebut....

A. Ruang
B. Waktu
C. Kronologis
D. Sinkronik
E. Diakronik

23

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

2. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa
diungkapkan meluas dalam ruang, terbatas dalam
waktu disebut....

A. Ruang
B. Waktu
C. Kronologis
D. Sinkronik
E. Diakronik

3. Konsep berpikir sejarah yang lebih fokus pada
urutan peristiwa sejak awal sampai akhir dan tidak
terlalu mementingkan pembahasan mendalam
terhadap suatu aspek dala peristiwa disebut....
A. Ruang
B. Waktu
C. Kronologis
D. Sinkronik
E. Diakronik

4. Perhatikan data berikut.
1) Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa
tertentu
2) Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola,
gejala dan karakter

24

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

3) Sifat kajian mendalam
4) Membahas peristiwa sejarah dalam waktu yang
terus memanjang
5) Memiliki tema yang sangat pendek
Dari data di atas, yang merupakan ciri berpikir
sinkronik adalah …

A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)

5. Periodisasi sangat penting dalam penerapan cara
berpikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah.
Tujuan dari periodisasi dapat diuraikan menjadi
beberapa aspek, berikut adalah tujuan periodisasi,
kecuali......
A. Memudahkan pemahaman peristiwa sejarah
B. Terhindar dari anakronisme
C. Peristiwa sejarah akan mudah diingat
D. Meminimalisir bagian-bagian dalam cerita sejarah
E. Memudahkan dalam membuat cerita sejarah

25

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN

1.Jawaban E
Berpikir diakronik adalah cara berpikir kronologis
(urutan waktu ) di dalam menganalisis sesuatu.
Sehingga dalam konsep Diakronis sebuah peristiwa
sejarah diuraikan dengan prinsip memanjang dalam
waktu, namun menyempit dalam ruang dalam arti
dalam konsep diakronik tidak terlalu mementingkan
pembahasan yang mendalam terhadap suatu aspek
dalam peristiwa tersebut, akan tetapi sebuah peristiwa
lebih difokuskan pada urutan peristiwa sejak awal
sampai akhir.

2. Jawaban D
Sinkronik Merupakan cara berfikir di dalam
mempelajari struktur pada suatu peristiwa sejarah, itu
dalam kurun waktu tertentu. Sinkronik ini mempunyai
arti meluas di dalam ruang namun juga memiliki
batasan di dalam waktu, biasanya metode sinkronik
ini selalu digunakan terhadap ilmu-ilmu sosial

26

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

3. Jawaban E
Konsep Diakronis memiliki ciri peristiwa sejarah
diuraikan dengan prinsip memanjang dalam waktu,
namun menyempit dalam ruang dalam arti dalam
konsep diakronik tidak terlalu mementingkan
pembahasan yang mendalam terhadap suatu aspek
dalam peristiwa tersebut, akan tetapi sebuah peristiwa
lebih difokuskan pada urutan peristiwa sejak awal
sampai akhir.

4. Jawaban A
Berikut adalah ciri-ciri berpikir sinkronik, diantaranya:

Mempelajari peristiwa atau kejadian yang terjadi
saat masa tertentu.
Di dalam mempelajari peristiwa atau kejadian
selalu memfokuskan terhadap adabta pola pola,
gejala-gejala serta juga karakter.
Tidak memiliki konsep perbandingan.
Mempunyai jangkauan yang lebih sempit.
Mempelajari dengan secara mendalam.
Kajiannya juga yang sistematis.
Sifatnya adalah horizontal.

27

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

5. Jawaban D
Berikut adalah tujuan periodisasi dalam peristiwa
sejarah:

Memudahkan pemahaman peristiwa sejarah
Terhindar dari anakronisme
Peristiwa sejarah akan mudah diingat
Memudahkan dalam membuat cerita sejarah
Merunutkan peristiwa sejarah
Mengkaitkan peristiwa sejarah

28

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

D. Penilaian Diri

Jawablah pernyataan berikut dengan jujur, dan
bertanggung jawab sebagai bentuk dari refleksi diri

No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak

1 Saya dapat menganalisis cara
berpikir sinkronik dan diakronik

dengan baik

Saya dapat menerapkan cara

2 berpikir diakronik dan sinkronik

dalam menganalisis karya sejarah

Saya dapat mengerjakan penugasan

3 yang terdapat dalam e-modul ini

dengan baik

Modul ini disusun dengan baik

4 sehingga saya mampu memahami

materi dengan baik

Saya dapat mempergunakan modul

5 ini dalam berbagai hal diantaranya
sebagai bahan referensi untuk

pembelajaran karena modul ini

mudah dipahami

29

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang terdapat dalam modul ini,
kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

Diakronik berasal dari bahasa latin yakni "Dia" yang
artinya melalui atau melampaui dan "Chronicus"
yang berati waktu. Dikutip buku Historiografi Barat
(2014) karya Wahyu Iryana, diakronik adalah
memanjang dalam waktu tetap menyempit dalam
ruang.
Melalui pendekatan diakronis, sejarah berupaya
menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu
ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk
menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang
masa.
Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn
yang berarti dengan dan chronoss yang berarti
waktu. Kajian sejarah secara sinkronik artinya
mempelajari peristiwa sejarah dengan segala
aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan
lebih mendalam.
Tujuan cara berpikir sinkronik dalam mempelajari
sejarah adalah untuk mengkaji pola-pola, gejala-
gejala, dan karakter sebuah peristiwa dalam masa
tertentu.

30

Modul Sejarah Peminatan Kelas X KD 3.5

DAFTAR PUSTAKA

Zed, M. 2018. Tentang Konsep Berpikir Sejarah. Jurnal Lensa Budaya.

13 (1): 54-60.

Yuliani. 2021. Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Karya

Sejarah. Kemendikbud. 1-22.

Mujahid, A. 2019. Makna Sinkronik-Diakronik ‘Usr dan Yusr dalam Surat

Al-Insyirah. Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. 22 (01): 97-114.

Masruroh, L. 2020. Sejarah sebagai Ilmu, Peristiwa, Kisah dan Seni:

Sejarah kelas X. Direktorat SMA, Direktorat Jendral PAUD dan DIKMEN.

Mustopo, M.H. 2013. Sejarah 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Soial Kelas X

SMA. Edisi Pertama. Bandung :Yudhistira.

Hardi, E. Dkk. 2018. Pelatihan Berpikir Sejarah (Historical Thinking)

Model Diakronik Sinkronik terhadap Guru-Guru Sejarah Tingkat SMA di

Kabupaten Pasaman. Padang: Program Kemitraan Masyarakat.

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Welianto, A. Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Belajar

Sejarah. [Diakses pada 9 November 2021] dari

https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/18/110000569/konsep-

berpikir-diakronik-dan-sinkronik-dalam-belajar-sejarah.

Gischa, S. 2020. Konsep Berpikir Diakronis dan Contohnya. [Diakses 9

November 2021] dari

https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/22/153554669/konsep-

berpikir-diakronis-dan-contohnya.

Gischa, S. 2020. Konsep Berpikir Sinkronik dan Contohnya. [Diakses 9

November 2021] dari

https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/22/171850669/konsep-

berpikir-sinkronik-dan-contohnya.

Sabat. O. 2021. Cara Berpikir Sinkronik dalam Mempelajari Sejarah: Ciri-

ciri dan Contohnya. [Diakses 9 November 2021] dari

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5757709/cara-berpikir-sinkronik-

dalam-mempelajari-sejarah-ciri-ciri-dan-contohnya.

Aman. 2015. Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan 1945-1998.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

31


Click to View FlipBook Version