Nama : Mambaussilmi, S.Pd.I
BISMILLAHIROHMANIRROHIM
ILMU KETUHANAN : Pengenalan “Kepada Allah SWT”
: Penyaksian “Kepada Allah SWT ”
4 M : 1. Makrifat : Terbuka tirai “Kepada Allah SWT ”
2. Musyahadah : Cinta kasih “Kepada Allah SWT ”
3. Mukasyafah
4. Mahabbah
1. Sari’at : tata (hukum) Allah SWT dan rasul : al-qur’an – hadits
2. Torikat : jalan, menuju Allah SWT
3. Hakikat : kebenaran, Allah SWT dan rasulullah
4. Makrifat : mengenal Allah SWT
1. Meneganal zat Allah SWT
2. Mengenal sifat Allah SWT
3. Mengenal af’al Allah SWT
4. Mengenal kebenaran siddiq Rasulullah
“man ‘aropa napsahu pakod ‘aropa robbahu”
(siapa yang mengenal dirinya, sesungguhnya dia dapat mengenal tuhannya)
“aropa robbi birobby”
(aku kenal tuhanku, dengan tuhanku jua)
- Yakni dengan sinarNya, hidayahNya, qudrat dan irodatNya
4 M : ” FARDU KIFAYAH”
1. Memandikan : Jenazah
2. Mengkafani : Jenazah
3. Menyolatkan : Jenazah
1
4. Menguburkan : Jenazah
(mengetahui 4 M sebelum mempelajari 4 M)
A. PERSIAPAN-PERSIAPAN MEMANDIKAN JENAZAH
1. Air bersih yang suci lagi menyucikan secukupnya
2. Air sabun yang harum yang tidak mengandung barang haram, secukupnya
3. Air daun kelor jika memang diperlukan, secukupnya
4. Air mawar secukupnya, juka mayit sudah berbau
5. Air mawar bisa juga digunakan untuk air 9 (sembilan)
6. Air sembilan ialah :
- Tiga siraman sebelah kanan
- Tiga siraman sebelah kiri
- Tiga siraman sebelah tengah
7. Air wudlu secukupnya
B. CARA MEMANDIKAN JENAZAH
1. Kalau memungkinkan keluarga sendiri/ sanak kerabat terdekat sebanyak lima atau tujuh orang
untuk menggalang jenazah
2. Buatlah barisan kaki/ betis
3. Orang lima atau tujuh tadi harus suci dari hadas kecil dan besar serta pakai telasan/ basahan
4. Selanjutnya jenazah diangkat dibawa ketempat memandikan yang telah disediakan. Jika
memungkinkan tempatnya disunatkan menghadap kiblat
5. Pakaian jenazah dilepas diganti dengan telasan serta tertutup auratnya
6. - Jikalau ada barang yang baharu/ datangan pada jasad mayit harus dilepas/ buang apapun
bentuknya seperti gigi palsu, cincin, kalung, susuk, tato, pewarna rambut, cat kuku dll.
- bagi yang memandikan mayit dilarang berkata-kata ngalor ngidul, gunakan isyarat saja,
perbanyak bersolawat kepada nabi dari awal sampai selesai memandikan jenazah.
C. CARA PELAKSANAAN MEMANDIKAN JENAZAH
MAYIT LAKI-LAKI DEWASA
1. Lafaz niat memandikan
“Nawaitu ghusla lihazal mayyiti pardol kipayati lilallahi ta’ala”
2
(Sengaja aku memandikan mayit ini pardu kipayah karna Allah ta’ala)
2. Lalu siram dengan air bersih dari ubun-ubun kepala jenazah sampai ujung kaki sebanyak
tiga ulang dahulukan sebelah kanan.
3. Selanjunya siramkan dengan air sabun secara merata bersihkan kotoran yang melekat
dibadan mayit, tekan perut dengan berlahan-lahan supaya kotoran keluar setelah yakin
tidak ada kotoran keluar mayit diistinjakkan dan dijenabatkan.
Cara Mengistinjakkan Mayit :
Lafaz/ Niat istinjak mayit
“Nawaitu istinjak minal mayyiti pardon alaiya lillahi ta’ala”
(Sengajaku menyucikan mayit ini pardu karena Allah ta’ala)
1. Cuci kedua telapak tangan kita dan kedua telapak tangan mayit hingga yakin bersih.
2. Cuci kemaluan mayit hingga yakin bersih.
3. Cuci dubur mayit hingga yakin bersih.
Cara menjenabatkan mayit
1. Lafaz/ niat jenabat mayit
2. “Sengajaku menjenabatkan/ mengangkatkan hadas besar mayit pardu karena Allah
ta’ala”
3. Cuci kemaluan mayit sampai bersih
4. Siram jasad mayit dengan air bersih, bersihkan air sabun dibadan mayit sampai
terasa kasap, dubur mayit ditakal dengan tiga puntiran kapas
D. AIR 9 (SEMBILAN)
1. Dahulukan bagian kanan mayit, miringkan bagian kanan sebelah atas, baca niat :
“ghupro naka ya rohman robbana wai’ilaikal masir”
Siramkan air mawar ke kepala mayit sampai ujung kaki sebanyak tiga ulang (3X)
2. Bagian sebelah kiri mayit miringkan, bagian kiri sebelah atas, baca niat :
“ghupro naka ya rohman robbana wai’ilaikal masir” (3X)
Siramkan air mawar ke kepala mayit sampai ujung kaki sebanyak tiga ulang (3X)
3. Bagian tengan mayit (telentang sempurna), baca niat :
“ghupro naka ya Allah ya rohman wai’ilaikal masir” (3X)
Siramkan air mawar ke kepala mayit sampai ujung kaki sebanyak tiga ulang (3X)
Setelah itu baca:
3
“la ilaha illallah wahdahu la sarikalahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu wahuwa ala kulli
sai’in kodir”
E. AIR WUDLU MAYIT
1. Niat wudlu mayit :
“Nawaiyu wudu’a lihazal mayyiti lillahi ta’ala”
(Sengajaku mengambikan wudlu mayit ini karena Allah ta’ala)
2. Mayit diwudlukan seperti biasa
3. Kemudian baca do’a wudlu seperti biasa
4. Setelah itu lap/keringkan air pada jasad mayit dengan handuk yang telah disediakan, ganti
telasan/basahannya dengan kain sarung panjang. Selesai…mayit diangkat/ dibawa ketempat
pengkapanan (siap untuk dibungkus/ dikafani)
MEMANDIKAN ANAK LAKI-LAKI YANG BELUM AKHIL BALIGH
Lafaz niat memandikan
“Nawaitu ghusla lihazal mayyitit tipli pardol kipayati lilallahi ta’ala”
(sengajaku memandikan mayit anak-anak ini pardu kipayah karena Allah ta’ala)
Apabila ada anak laki-laki mati selum disunat, maka ditayamumkan sebelum atau sesudah mayit
dimandikan. Niat lafaznya :
“Nawaitu tayammuma lihaza mayyiti listibahati solati alaihi pardol lillahi ta’ala”
(sengajaku mentayamumkan ini ganti membasuh kholfah pardu karena Allah ta’ala)
Cara mengambikan tayamum:
1. Tepukkan kedua telapak tangan kita kedebu yang diketahui bersih, angkat dan tepiskan
kedua telapak tangan kita, lalu usapkan kedua telapak tangan kita keseluruh muka mayit
dimulai dari atas/kening sampai kebawah dagu hingga rata dan sempurna…buang.
2. Tepukkan kembali kedua telapak tangan kita kedebu yang diketahui bersih, angkat dan
tepiskan kedua telapak tangan kita, lalu usapkan kedua telapak tangan kiri kita ketangan
kanan mayit, sedangkan tangan kanan kita memegang tangan kanan mayit dimulai dari
ujung jari mayit bagian luar naik sampai kesiku-siku bagian luar. Kemudian putar kesiku
bagian dalam turun sampai kembali keujung jari bagian dalam…buang. Kemudian berpindah
…usapkan telapak tangan kanan kita ketangan kiri mayit. Sedangkan tangan kiri kita
memegang tangan kiri mayit, dimulai ddari ujung jari bagian luar naik sampai ke siku-siku
4
bagia luar . kumudian putar kesiku-siku bagian dalam turun sampai kembali ke ujung jari
bagian dalam ….buang
3. Kemudian do’a, do’a tayamum sama dengan do’a wudlu
MEMANDIKAN MAYIT PEREMPUAN DEWASA
Lafaz niat memandikan:
“Nawaitu ghusla lihazihil mayyiti pardol kipayati lilallahi ta’ala”
(Sengaja aku memandikan mayit perempuan pardu kipayah karna Allah ta’ala)
MEMANDIKAN MAYIT ANAK PEREMPUAN
Lafaz niat memandikan:
“Nawaitu ghusla lihazihil mayyiti tiplati pardol kipayati lilallahi ta’ala”
(Sengaja aku memandikan mayit anak perempuan pardu kipayah karna Allah ta’ala)
F. MENGKAFANI
Proses mengafani/ membungkus jenazah / mayit
a. Persiapan perlatan dan bahan pembungkus
1. Tikar satu lembar yaitu tikar purun
2. Gunting satu atau dua buah
3. Nampan (dulang) / tampah beasar dua buah
4. Kapas dua bungkus atau secukupnya
5. Minyak wangi yang tidak mengandung bahan haram
6. Serbuk cendana dua bungkus atau secukupnya
7. Jarum peniti, semat baju, jarum pentol, tali ukuran dll.
8. Kain kafan putih bersih ± 10-11 meter atau secukupnya
9. Kain kafan putih bersih bagi mayit laki-laki tiga lapis dan mayit perempuan lima lapis
b. Cara/ proses pembuatan kain kafan/ pembungkus
Bacaan ketika pertama menggunting kafan pertama kali :
“allahumma liba sahu anil karim wa’adhilhu ya allahu ta’ala biroh matika jannata ya
arhamarrohimin”
1. Buang pinggiran kiri dan kanan dari kain kafan jalan disobekkan dengan tangan kanan, tidak
dengan gunting.
5
2. Pinggiran kain yang disobekkan tersebut digunakan untuk tali pembungkus mayit.
3. Untuk lapis pertama, kedua dan ketiga : potong kain kapan sepanjang badan mayit. Sebelah
kepala (atas) lebihkan ± 20 cm, sebelah kaki (bawah) lebihkan ± 20 cm, sebanyak tiga
potong/lembar.
4. Berikutnya untuk baju dansarung:
a. Untuk baju :
- Potong kain kafan dengan ukuran 2x1/2 badan mayit ketas batas kepala
- Kain tersebut dilipat dua dengan berselisih ukuran (sinjang ± 10-20 cm)
- Kain kafan kemudian dilipat lagi, kemudian setelah itu digunting diujung pusat lipatan
sepanjang ± 10 cm, sebagai leher untuk tekuk baju.
b. Untuk sarung :
- Potong kain kafan dengan ukuran 1x1/2 badan mayit kebawah batas betis
5. Selanjutnya yaitu pembungkus dalam
- Celana dalam (cawat)
- Potong kain kafan dengan ukuran 1x1/4 badan mayit kebawah
- Sobekkan kain kafan (cawat) sampai batas ujung ± 5 cm (jangan samapai putus)
untuk tali cawat
- Untuk mayit laki-laki : buatkan sorban dan kopiah lilit
- Untuk mayit perempuan : buatkan keruding dan sarung tangan
c. Cara pelaksanaan membungkus mayit sebai berikut :
1. Pasang/ bentangkan tikar yang telah disapkan menghadap kiblat.
2. Pasang/ bentangkan tali pembungkus sebanyak 5 atau 7 potong, kemudian disusun menjadi
5 atau 7 potong.
- Baris pertama untuk pengikat pocong atas kepala
- Baris kedua untuk pengikat bagian dada
- Baris ketiga dan keempat tali silang bahu kanan dan kiri
- Baris kelima untuk pengikat bagian pinggang
- Baris keenam untuk pengikat bagian lutut
- Baris ketujuh untuk pengikat pocong bagian bawah kaki
3. Pasang / bentangkan kain kafan lapis pertama, kedua dan ketiga
4. Pasang / bentangkan baju dengan dibuka dahulu dari lipatan
6
5. Pasang/ bentangkan sarung dengan melapiskan ujung sarung bagian atas dengan ujung
bagian bawah
6. Pasang/ bentangkan, tengkuluk bagian atas/ kepala (untuk wanita) dan kopiah lilit untuk laki-
laki
7. Pasang/ bentangkan cawat diatas sarung dan letakkan diantara pusat denganlutut mayit
8. Diatas cawat diberi/ dilapis kapas yang telah ditaburi dengan bubuk cendana atau (kapur
barus) dan minyak wangi yang lebar kapasnya ± ¾ cawat
9. Pasang/ bentangkan sarung tangan sebelah kiri dan kanan mayit sekira-kira tepat pada
telapak tangan kiri dan kanan mayit
10. Letakkan jenazah (mayit) yang telah dimandikan tadi tepat diatas 3 lapis kain kafan yang
telah disusun tersebut, baru kemudian…
11. Pasangkan cawat dan ikat tali pengikatnya
12. Pasangkan/ beri kapas yang telah ditaburi serbuk cendana dan minyak wangi yang telah
dipersiapkan dinampan, dulang/ tampah tadi dan diletakkan pada tiap-tiap siku-siku
jasad mayit :
- Bagian kepala antara lain:
Kening, pipi kanan dan kiri, hidung, leheer belakang, dua mata, dua telinga dan mulut
- Bagian badan dan kaki, antara lain :
Dua bahu, dua siku, dua pergelangan tangan, dua lutut, dua mata kaki kiri dan kanan
13. Letakkan kedua telapak mayit diantara pusat dengan dada, telapak tangan kiri dibawah dan
telapak tangan kanan diatas, seperti sedang berdiri sembahyang dan masing-masing telapak
tangan dilapisi dan ditutup dengan kapas yang telah ditaburi serbuk cendana dan minyak
wangi.
14. Pasangkan sarung
15. Pasangkan baju
16. Pasangkan kopiah lilit untuk laki-laki, tengkuluk untuk perempuan
17. Pasangkan sarung tangan, untuk perempuan
18. Bungkus dengan kain kafan lapis pertama. Lapis kedua, lapis ketiga dengan cara sebagai
berikut:
- Bagian atas kepala. Satu orang menggulung dua tepi kain kafan yang dipertemukan
kearah kiri daripada jasad mayit
7
- Bagian tengah (antara pusat dengan dada). Satu orang menggulung dua tepi kain kafan
yang dipertemukan kearah kanan dari pada jasad mayit
- Bagian bawah (kaki). Satu orang menggulung dua tepi kain kafan yang dipertemukan
kearah kiri ddari pada jasad mayit.
- (1-2 dan 3 atau sebaliknya), dikerjakan/ dilakukan secara serempak oleh tiga orang
tersebut.
19. Ikat bungkus jenazah oleh tiga orang tersebut. Tali pengikat yang telah disiapkan pada:
- Pocong atas/ kepala
- Bagian dada
- Bagian pinggang
- Bagian lutut
- Pocong bawah/ kai
Dengan ikatan ditarik mudah lepas (sirat pulang)
20. Selesai…..(siap disolatkan)
MENSOLATKAN MAYIT
Proses mensolatkan jenazah mayit sebagai berikut:
A. Persiapan sebelum solat jenazah dimulai
1. Bagi yang akan mensolati mayit sifatnya sama dengan solat biasa, suci daripada hadas kecil
dan hadas besar
2. Letakkan jenazah (mayit) yang telah dimandikan, diwudukan, dibungkus/ dikafani tadi
kearah menghadap kiblat, baik belum dimasukkan dan atau sudah dimasukkan kedalam
keranda (ringge-ringge)
3. Iqomah jenazah
4. Imam yaitu terlebih apdol sebagai imam adalah ahlinya, setengah riwayat mengatakan
“wajib bagi ahlinya mensolatkan dan sebagai imam”
(imam berdiri paling depan)
- Bila mayit laki-laki, imam berdiri tegak lurus setentang pusat keatas, terlebih apdol
lurus setentang kepala. Riwayat mengatakan laki-laki dijadikan untuk berpikir (sebagian
menghargai pikirannya)
8
- Bila mayit perempuan. Imam berdiri tegak lurus setentang pusat atau sekitar perut.
Tidak boleh keatas lagi dan tidak boleh kebawah pusat. Riwayat mengatakan
perempuan dijadikan untuk berperasaan (sebagian menghargai perasaannya)
5. Solat jenazah (mayit)boleh dilaksanakan sendiri-sendiri atau secara berjamaah satu niat,
empat takbir dan satu salam
- Bila solat jenazah (mayit) berjamaah disunatkan atau terlebih apdol shof ganjil yaitu (1,
3, 5 dan seterusnya)
B. Pelaksanaan Solat Jenazah (Mayit)
- Bilal melakukan iqomah yaitu panggilan solat jenazah segera akan dimulai, bacaan
iqomahnya sebagai berikut:
- Iqomah untuk jenazah laki-laki :
“assolatu ala hazal mayyiti haadir 3x paridotan alaikum rohima kumullah assolatu
lailahaillah”
- Iqomah untuk jenazah perempuan :
“assolatu ala hazihill mayyitatil haadiroh 3x paridotan alaikum rohima kumullah assolatu
lailahaillah”
- Niat lafaz solat mayit, sebagai berikut:
“usolli ‘ala hazal mayyiti arba’a takbirotin pardol kipayati lillahi ta’ala (Allahu akbar)
(sengaja aku solat mayit 4 takbir pardu kipayah lillahi ta’ala)
- Bagi mayit laki-laki dewasa:
Bila kita solat sendiri bagi mayit laki-laki dewasa, lafaz niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘ala hazal mayyiti arba’a takbirotin pardu kipayati lillahi ta’ala (Allahu akbar)
(sengaja aku solat mayit laki-laki 4 takbir pardu kipayah lillahi ta’ala)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
- Bagi mayit kanak-kanak laki-laki
Bila kita solat sendiri bagi mayit kanak-kanak laki-laki, lafaz niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘ala hazal mayyitit tipli arba’a takbirotin fardol kipayah lillahi ta’ala” (allahu akbar)
(sengaja ku solat mayit anak laki-laki 4 takbir pardu kipayah lillahi ta’ala)
Bila berjamaah, lfaz niatnya ditambah :
ada’an : imaman atau makmuman
9
C. Mayit Perempuan Dewasa
Bila kita solat sendiri bagi mayit perempuan dewasa, lafaz niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘ala hazihil mayyitati arba’a takbirotin fardol kipayah lillahi ta’ala” (allahu akbar)
(sengaja ku solat mayit perempuan 4 takbir pardu kipayah lillahi ta’ala)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
D. Mayit Perempuan anak-anak
Bila kita solat sendiri bagi mayit anak-anak perempuan, lafaz niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘ala hazihil mayyitit tiplati arba’a takbirotin fardol kipayah lillahi ta’ala” (Allahu Akbar)
(sengaja ku solat mayit anak perempuan 4 takbir pardu kipayah lillahi ta’ala)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
E. Bagi 2 (dua) orang mayit saja disekalikan.
Bila kita solat sendiri bagi dua orang mayit disekalikan, lafaz niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘ala hazainil mayyitani arba’a takbirotin pardol kipayah lillahi ta’ala” (Allahu Akbar)
(sengajaku solat mayit dua orang 4 takbir pardu kipayah liullahi ta’ala)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
F. Bagi 3 (tiga) orang mayit atau lebih disekalikan
Bila kita solat sendiri bagi tiga orang mayit saja disekalikan, lafaz niatnnya sebagai berikut:
“usolli ‘ala haula il amwati arba’a takbirotin pardol kipayah lillahi ta’ala” (Allahu Akbar)
(sengajaku solat mayit tiga orang atau lebih orang 4 takbir pardu kipayah liullahi ta’ala)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
G. Solat ghoib bagi mayit yang jauh tempatnya
Bila kita solat ghoib sendiri bagi mayit yang jauh tempatnya, lafaz niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘alal mayitil ghoibi arba’a takbirotin pardol kipayah lillahi ta’ala” (Allahu Akbar)
(sengajaku solat mayit ghoib 4 takbir pardu kipayah liullahi ta’ala)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
10
H. Solat ghoib bagi mayit yang tentu (tahu) orangnya
Bila kita Solat ghoib sendiri bagi mayit yang tentu (tahu) orangnya, lafaz niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘alal mayiti …(sebut nama mayit)…ghoibi arba’a takbirotin pardol kipayah lillahi ta’ala”
(Allahu Akbar)
(sengajaku solat mayit ……(sebut nama mayit)…ghoib 4 takbir pardu kipayah liullahi ta’ala)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
I. Solat ghoib bagi beberapa mayit yang tiada tentu / tiada tahu orangnya
Bila kita Solat ghoib sendiri bagi beberapa mayit yang tiada tentu / tiada tahu orangnya, lafaz
niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘ala man matal yauma maghussila minal muslimina arba’a takbirotin pardol kipayah lillahi
ta’ala” (Allahu Akbar)
(sengajaku solat ghoib tiada tentu orangnya 4 takbir pardu kipayah liullahi ta’ala)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
J. Solat hidayah bagi mayit
Bila kita Solat hidayah sendiri bagi beberapa mayit yang tiada tentu / tiada tahu orangnya, lafaz
niatnya sebagai berikut:
“usolli ‘ala sunnatal hidayati rok’atani lillahi ta’ala”
(sengajaku solat sunat hidayah mayit dua roka’at lillahi ta’ala) (allahu akbar)
Bila berjamaah, lafaz niatnya ditambah ada’an : imaman atau makmuman
K. Catatan
Sahaja aku sembahyang atas ini mayit:
- Laki-laki dewasa
- Kanak-kanak laki-laki
- Perempuan dewasa
- Kanak-kanak perempuan
- Dua orang mayit disekalikan
- Tiga orang atau lebih disekalikan
- Mayit yang ghoib
- Mayit ghoib yang tentu/ tahu orangnya
11
- Beberapa mayit ghoib yang tiada tentu/ tahu orangnya
- Solat sunat hidayah bagi mayit …….
Empat takbir pardu kipayah ………..
- Lillahi ta’ala : solat sendiri
- Ada’an imaman : solat jama’ah (menjadi imam)
- Ada’an makmuman : solat jama’ah ( menjadi makmum)
Takbir
Ada empat takbir, lafaznya “Allahu Akbar”
- Setelah takbir pertama memabaca suratul Fateha
- Setelah takbir kedua membaca sholawat atas nabi, sekurang-kurangnya membaca
“Allahumma solli ‘ala muhammad wa’ala alihi muhammad”
- Setelah takbir ketiga membaca do’a :
“Allahumma firlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu” (untuk mayit laki-laki)
“Allahumma firlaha warhamha wa’afiha wa’fuanha” (untuk mayit perempuan)
- Setelah takbir keempat membaca do’a:
Allahumma laa tahrimna ajro….(hu/ ha/ hum)
Wala taftina ba’da….(hu/ ha/ hum)
Waghfir lana wala.. ….(hu/ ha/ hum)
Wali ikwani ninallazina sabaqul nabil iman
Wala taj’al fi kulu bina ghilla lillazina amanu robbana innaka ro ufurrohim
Salam
Kekanan
“assalamu’alaikum wa rohmatullahi wabarokatuh”
(sambil menurunkan tangan kanan)
Kekiri
“assalamu’alaikum wa rohmatullahi wabarokatuh”
(sambil menurunkan tangan kiri)
12
Tambahan
Selesai salam membaca:
- Suroh al-fatiha 1x
- Suroh al-ikhlas 3x
- Suroh al-falaq 1x
- Suroh an-naas 1x
- Do’a khusus mayit ibu-bapak, kaum muslimin wal muslimat
Siap dikuburkan
Do’a anak untuk kedua orang tua:
Allahummagh pirli waliwalidayya warham huma kama robbayani soghiro, allahumaj’al wa’ausil sawabi
makorok tuhu ila ruhi abi….. /umi….. allahumma pirlahu (laha) war hamhu (hamha) wa’akrim nuzu lahu
(laha) wawassikmad ho lahu (laha) watakobbal hasana tihi (tiha) wakappir sayyi’a tihi (tiha) birohmatika
ya arhammar rohimin.
13
MENGUBURKAN/ PEMAKAMAN
Pasal keempat proses penguburan/ pemakaman jenazah (mayit)
a. Persiapan lahan dan peralatan membuat kuburan
1. Tanah
Milik sendiri atau tanah pemakaman umum
2. Peralatan
Pengukur, pacul, skop, linggis, ukuran, tali, parang dll
b. Cara dan proses menggali/ membuat kuburan
1. Posisi kuburan menghadap kiblat…..(utara-selatan)
2. Ukuran tanah yang telah disiapkan tersebut sepanjang ukuran badan mayit kemudian dilebihkan
±40 cm…(untuk panjang)
3. Untuk lebarnya yaitu : ± 80 cmm – 100 cm
4. Dalamnya kuburan/ liang lahat 100 cm – 150 cm – 200 cm
5. Kuburan terdiri dari 2 (dua) liang :
a. Liang utama (bawah-kecil)
b. Liang kedua (atas-besar)
6. Liang utama/bawah dengan ukuran panjang: sepanjang badan mayit ditambah ± 40 cm, lebar 60
cm-70 cm
7. Liang kedua/ atas dengan ukuran panjang : sepanjang badan mayit ditambah ± 40 cm, lebar
80cm-100 cm
8. Contoh:
Jika membuat kuburan yang dalamnya 150 cm, maka
Liang kedua/ atas dalamnya ± 110 cm
Liang utama/ bawah dalamnya ± 40 cm
9. Untuk liang utama/ bawah ada dua macam
a. Ada tepat lurus ditengah-tengah liang kedua/atas
b. Ada yang dikanankan yaitu dibuat gaung/ nyaung
10. Buat 2 buah batu niasan dengan ditulis data mayit
11. Siapkan papan secukupnya untuk menutup sempurna liang utama (tempat mayit) dengan
ukuran ± 60 cm - 70c m
14
c. Proses pemakaman/ menguburkan jenazah (mayit)
sebelum jenazah dipikul kepamakan, setelah keluar dari rumah, keranda diletakkan terlebih dahulu
pihak keluarga mengumumkan pada hadirin tekziah memintakan maaf bagi simayit khususnya baik
dari segi perkataan, perbuatan, janji yang belum terpenuhi, hutang piutang yang belum terselesaikan
yang tidak biasa di maafkan atau diikhlaskan agar masyarakat yang bersangkutan dapat
menghubungi ahli warisnya supaya jangan jadi beban bagi simayit di alam barzah. Setelah itu do’a
pemberangkatan untuk simayit sebelumya al-fatihah pertamakeranda digeser oleh 4 orang lalu fatiha
kedua keranda digeser diangkat lalu fatiha ketiga serta do’a
1. Jenazah (mayit) dibawa menuju kepemakaman/ kuburan yang telah selesai dibuat tadi.
2. Setelah sampai disamping atas liang kedua, maka keranda/ ringge-ringge tepat mayit dibuka
3. Posisi mayit menghadap kiblat
4. Tiga atau empat orang diatas mengangkat mayit dengan cara merangkul
- Satu orang bagian bahu dan kepala
- Satu orang bagia pinggang dan badan
- Satu orang bagian kaki dan lutut
- Sementara yang lain menarik/ mengambil keranda/ ringge-ringge kemudian mayit diberikan
kepada tiga atau empat orang yang telah menunggu dibawah/ didalam liang tadi. Dari dalam
liang menerima mayit dengan cara merangkul dan langsung membaringkan mayit didalam
laiang utama/ bawah dengan posisi setengah mendahulukan kepala.
5. Mayit dimiringkan kesebelah kanan/ dihadapkan kekiblat
6. Lepas (lima) atau tujuh tali pengikat kain kafan
7. Buka kain kafan bagian muka, kemudian ciumkan wajah mayit kedinding tanah liang lahat
8. Buka kain kfan bagian kedua telapak kaki, kemudian ciumkan kedua telapak kaki kedinding tanah
liang lahat
9. Buat kuak yaitu bantal dari tanah yang dikepal dan dibulatkan
10. Ganjal jazad mayit dengan bantal tanah yang dibuat tadi agar tetap miring, hingga yakin mayit
tidak lagi berubah
11. Tutup liang utama dengan papan yang telah diapkan hingga yakin rapat
12. Mulai memasukkan tanah keliang kedua secara perlahan-lahan sambil dipadatkan dengan kaki
sehingga penuh samapi kepermukaan
13. Pasangkan dua buah batu nisan, satu dibagian atas (kepala) dan satu lagi dibagian bawah (kaki)
14. Dari awal pemakaman dianjurkan terus membaca sholawat atas nabi Muhammad SAW
15
15. Talkin
16. Do’a
17. Selesai
Catatan
1. Untuk ari-ari/tembuni/teman bayi
a. Mandikan / bersihkan sebersih-bersihnya
b. Bungkus
c. Ditanam
2. Untuk permpuan yang keguguran belum bersifat, disebut masih sekepal darah
a. Bungkus
b. Tanam
3. Untuk perempuan yang melahirkan anak laki-laki / perempuan mati masih didalam kandungan
sudah cukup sifat :
a. Mandikan
b. Bungkus
c. Tanam
4. Bagi perempuan yang melahirkan anak laki-laki/ perempuan bagitu lahir mati :
a. Mandikan
b. Bungkus
c. Sholatkan
d. Tanam
5. Menurut riwayat diharamkan/ makruh perempuan-perempuan ikut mengantar jenazah (mayit)
sampai kekuburan.
16
Bismillahi rohmanir rohim
PENUTUP
Alhamdulillahi robil ‘alamain
Dengan karunia dan innayahNya yang senantiasa terlimpah kepada hamba-Nya, selesailah
risalah yang kecil dan sederhana ini disusun.
Mudah-mudahan saja sangat berguna dan banyak memberikan manfa’at bagi kaum muslimin
umumnya dan jama’ah majlis ta’lim khususnya.
Mohon sumbangsih pembaca juga kritik dan saran dari pencinta ilmu.
Mohon ma’af atas sebala kekurangannya
17