i MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN “SUPERVISI KELAS” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan Dosen Pengampu : Drs. H. Ahmad Zaeni, M.Ag Disusun Oleh : Moh. Hilmi Fuad (141120056) M. Untung Juni P. (141120050) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL 2023
ii KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita tergolong sebagai umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya di hari akhir, aamiin. Makalah ini dibuat semata-mata untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Supervisi Pendidikan. Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Saepudin, MA. selaku Rektor IAIBN Tegal 2. Bapak Drs. Ahmad Zaeni, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Supervisi Pendidikan 3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami terima demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kami dan khususnya untuk pembaca sekalian. Aamiin ya Robal ‘alamin. Slawi, 4 Maret 2023 Penyusun,
iii DAFTAR ISI PRAKATA............................................................................................................. ii DAFTAR ISI......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang ................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1 C. Tujuan Penulisan .............................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2 A. Pengertian Supervisi Kelas..............................................................................2 B. Tujuan dan Manfaat Supervisi Kelas..............................................................3 C. Prosedur Supervisi Kelas................................................................................5 D. Prinsip-Prinsip Supervisi Kelas......................................................................6 E. Pemecahan Masalah dan Strategi Supervisi Kelas .........................................7 BAB III PENUTUP................................................................................................9 A. Kesimpulan......................................................................................................9 B. Saran................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di negara kita Indonesia ini , sejak zaman penjajah Belanda sampai sekarang maka kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan umumnya dan kepala sekolah khususnya mengalami perkembangan dan perubahan pula. Pada zaman Belanda di Indonesia bersifat sentralisme akan tetapi, pada zaman sekarang penyelenggaraan pendidikan lebih di desentralisasikan kepada daerah- daerah, bahwa masyarakat diikutsertakan dalam usaha-usaha pendidikan dan lain-lain. Tanggung jawab kepala sekolah dan guru-guru makin banyak dan luas.Tugas kewajiban kepala sekolah, di samping mengatur jalannya sekolah, juga harus dapat bekerja sama dan berhubungan erat dengan masyarakat. Ia berkewajiban untuk membangkitkan semangat staf guru-guru dan pegawai sekolah untuk bekerja lebih baik. Semua itu merupakan tugas kepala sekolah yaitu bagian dari fungsi-fungsi supervisi ( pengawasan) yang menjadi kewajiban sebagai pemimpin pendidikan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari supervisi kelas ? 2. Apa tujuan dan manfaat supervisi kelas ? 3. Bagaimana prosedur supervisi kelas ? 4. Apa saja prinsip-prinsip supervisi kelas ? 5. Bagaimana cara memecahkan masalah dan strategi dalam supervisi kelas ? C. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian dari supervisi kelas ? 2. Mengetahui tujuan dan manfaat supervisi kelas ? 3. Mengetahui prosedur supervisi kelas ? 4. Mengetahui prinsip-prinsip supervisi kelas ? 5. Mengetahui cara memecahkan masalah dan strategi dalam supervisi kelas ?
2 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN SUPERVISI KELAS Menurut Wajowasito dan Powerwadarminta (dalam Indrayanto 2007:1), secara etimologis supervisi di ambil dari bahasa Inggris yaitu supervision” yang berarti “Pengawasan”. Dapat kita ketahui juga bahwa Supervisi (Pengawasan) adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. 1 Hadist Rasulullah SAW juga menganjurkan perlunya melaksanakan pengawasan atau evaluasi dalam setiap pekerjaan. Ajaran Islam sangat memperhatikan adanya bentuk pengawasan terhadap orang lain. Hal ini antara lain berdasarkan hadist Rasulullah SAW sebagai berikut : حاسبوا أنفسكم قبل أن يحاسبوا ونوا أعمالكم قبل أن توزن Artinya :”Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain”. Dalam organisasi pendidikan (dalam hal ini sistem sekolah), supervisi kelas mengacu kepada misi utama pembelajaran, yaitu kegiatan yang di tujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan prestasi akademik. Dengan kata lain supervisi kelas adalah kegiatan pokok yang di lakukan oleh kepala sekolah dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik, meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa. 2 Supervisi kelas yakni kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran di sekolah. Dalam konteks profesi pendidikan, khususnya profesi mengajar, mutu pembelajaran merupakan refleksi dari kemampuan profesional guru. Karena itu, supervisi kelas berkepentingan dengan upaya peningkatan kemampuan profesional guru yang berdampak terhadap peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Dengan demikian fungsi supervisi kelas adalah salah satu mekanisme untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta didik yang lebih baik, melalui cara mengajar yang lebih baik pula. Dalam analisis terakhir, keefektifan supervisi kelas indikatornya adalah peningkatan hasil belajar peserta didik. 1 M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Cet. 20 ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 76 2 http://tikky-suwantikno.blogspot.com
3 B. TUJUAN DAN MANFAAT SUPERVISI KELAS Tujuan supervisi kelas ialah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal. Tujuan umum supervisi pendidikan harus sama dengan Tujuan Pendidikan Nasional sesuai keputusan MPR yang tertera dalam GBHN, melalui perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khusus supervisi pendidikan, yaitu : 1. Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan. Dengan demikian agar menghilangkan anggapan tentang adanya mata pelajaran penting/tidak penting, sehingga setiap guru mata pelajaran dapat mengajar dan mencapai prestasi maksimal bagi siswa-siswanya. 2. Membina guru-guru guna mengatasi problem-problem siswa demi kemajuan prestasi belajarnya. 3. Membina guru-guru dalam mempersiapkan siswa-siswanya untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis serta religius. 4. Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendiagnosa kesulitan belajar, dan seterusnya. 5. Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokratis, kooperatif serta kegotong-royongan. 6. Memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya. 7. Membina guru-guru dan karyawan meningkatkan popularitas sekolahnya. 8. Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritikkritik tak wajar dari masyarakat. 9. Mengembangkan sikap kesetiakawanan dan ketemansejawatan dari seluruh tenaga pendidikan.3 Situasi belajar mengajar di sekolah-sekolah sekarang ini menggambarkan suatu keadaan yang sangat kompleks. Kekalutan yang ada adalah akibat faktor-faktor obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan menurunnya hasil belajar. Karena itu perlu menciptakan situasi yang memungkinkan murid-murid dapat belajar dengan baik dan guru-guru dapat membimbing dalam suasana kreatif dimana mereka merasa bertumbuh dalam jabatan mengajar mereka. 3Ary H. Gunawan, ADMINISTRASI SEKOLAH (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hal. 198
4 Dibawah ini dikemukakan beberapa manfaat dari supervisi : 1. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan. 2. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid. 3. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar. 4. Membantu guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran modern. 5. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid. 6. Membantu guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri. 7. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka. 8. Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.4 4 Piet. A. Sahertian, Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal. 24
5 C. PROSEDUR SUPERVISI KELAS Dalam supervisi sekarang ini, pengamatan oleh pengawas dan kepala sekolah bukan satu-satunya cara untuk mengetahui kualitas pembelajaran, mestinya pengawas selaku penanggung jawab supervisi perlu terus-menerus berpikir untuk mencari variasi langkah kegiatan dengan maksud memperoleh data yang lebih baik dan model pembinaan yang lebih efektif .langkah-langkah yang sifatnya rutin akan menghasilkan data yang rutin dan bentuk pembinaanya pun menjadi rutin. Dalam supervisi model baru yang dikaitkan dengan supervisi klinis disarankan langkah-langkah alternatif berikut : 1. Pengawas bersama kepala sekolah sewilayah pembinaanya berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun kemudian di penggal-penggal menjadi rencana caturwulan dan bulan. 2. Perencanaan yang rinci dan di susun bersama antara pengawas dan kepala sekolah, ini dimaksudkan untuk menciptakan koordinasi antara keduanya sehingga pelaksanaan supervisi tidak simpang siur. 3. Pengawas dan kepala sekolah menelaah instrumen yang diperlukan. Jika pengawas dan kepal sekolah bermaksud mengaktifkan bagian lain dari hal-hal yang biasa di supervisi, tentu saja di buku pedoman supervisi belum tersedia instrumen untuk memantaunya. Oleh sebab itu, kepala sekolah perlu menyusun sendiri instumrn pemantauan yang di perlukan. 4. Pengawas dan kepala sekolah menyelenggarakan rapat pleno guru untuk menjelaskan langkah program yang di susun bersama pengawas. Dalam rapat tersebut di bagikan blanko kepada semua guru, berisi tawaran guru yang ingin menggunakan kesempatan untuk mengemukakan masalah dan memerlukan pembinaan. Untuk itu guru di beri waktu yang cukup agar dapat berpikir dengan sungguh-sungguh masalah apa saja yang perlu mendapatkan pembinaan secara intensif, baik apa yang dilakukan sendiri, dilakukan bersama pimpinan sekolah atau pengawas dan orang tua siswa. 5. Kepala sekolah menyampaikan usulan guru tersebut kepada pengawas sehingga di antara kedua petugas supervisi tersebut dapat mengadakan pembagian tugas. 6. Pengawas dan kepala sekolah menyusun rencana operasional untuk melaksanakan supervisi. 7. Pengawas dan kepala sekolah menyusun laporan untuk pelaksanaan supervisi untuk lingkup wilayah yang menjadi tanggung jawab nya kepada dinas pendidikan tingkat kabupaten kota.
6 D. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI KELAS Untuk menjalankan tindakan-tindakan supervisi, hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip berikut : 1. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja. 2. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-benarnya. 3. Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas dasar hubungan pribadi. 4. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka guru-guru dan pegawai sekolah. 5. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan perasaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru. 6. Supervisi tidak boleh bersifat hanya mencari-cari kesalahan dan kekurangan. 7. Supervisi hendaknya bersifat preventif. Yaitu berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif, memenuhi syarat-syarat sebelum terjadinya sesuatu yang tidak kita harapkan. 8. Supervisi hendaknya bersifat korektif. Yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. 9. Supervisi hendaknya juga bersifat kooperatif. Yaitu mencari kesalahankesalahan dan usaha memperbaikinya dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang yang diawasi. Jika hal-hal tersebut diatas diperhatikan dan benar-benar dilaksanakan oleh kepala sekolah, agaknya dapat diharapkan setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan berkembang sebagai alat yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi, kesanggupan dan kemampuan seorang kepala sekolah dipengaruhi pula oleh berbagai faktor. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berhasil-tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi itu, antara lain ialah : 1. Lingkungan mayarakat tempat sekolah itu berada. 2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. 3. Tingkatan dan jenis sekolah. 4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. 5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.5 5 M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Cet. 20, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 118
7 E. PEMECAHAN MASALAH DAN STRATEGI SUPERVISI KELAS Secara umum strategi mengandung pergerakan suatu garis-garis besar haluan atau cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan sebelumnya. Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang telah di bahas dapat di simpulkan bahwa strategi supervisi pendidikan adalah cara-cara atau metode khusus untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajar. Adapun strategi dasar yang dapat dilakukan supervisor dalam supervise pendidikan meliputi hal-hal berikut: 1.) Meneliti dan mengamati pelaksanaan tugas kepsek atau guru. 2.) Menentukan apakah pelaksanaan tugas sekolah baik atau buruk. 3.) Memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang sesuai dengan harapan supervisor 4.) Memberikan bantuan kepada kepsek atau guru untuk mengadakan perbaikan pelaksanaan tugasnya. 5.) Mengadakan kerja sama dengan kepala sekolah dan guru untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Tekhnik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaaan serta masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Tekhnik supervise menurut Sahetian (2000) ada 2 macam yaitu: 1. Supervise yang bersifat individual Tekhnik supervise individual seperti: supervise kunjungan kelas dan supervise observasi kelas. a. Kunjungan kelas yang di maksud yaitu Kepala Sekolah atau supervisor dating ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas dengan cara ini supervise dapat melihat keadaan yang sebenarnya tanpa di buat-buat. Hal seperti ini dapat membiasakan guru agar selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya. b. Observasi kelas yang di maksud yaitu melalui perkunjungan kelas, supervisior dapat mengobservasi situasi belajar-mengajar yang sebenarnya. Dan ada dua macam observasi kelas yaitu observasi langsung dan tidak langsung. Observasi langsung yaitu orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca di mana murid-murid tidak mengetahui dan biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran mikro.
8 Observasi tidak langsung yaitu orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca dimana murid-muriddd tidak mengetahui dan biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran mikro. 2. Supervise yang bersifat kelompok a. Mengadakan pertemuan atau rapat Fungsi komunikasi manajemen sekolah dapat terlaksana dengan baik apabila masing-masing sekolah mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapat dan segala informasi yang ada dapat segera dengan cepat menyebar. b. Mengadakan diskusi kelompok Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama. Diskusi juga merupakan cara untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan anggota-anggotanya dalam mengatasi kesulitankesulitan dengan jalan bertukar pikiran. Dan diskusi kelompok dilakukan sebagai metode untuk mengumpulkan data, namun juga dapat digunakan untuk mempertemukan pendapat antara staf pemimpin saja dan diskusi kelompok juga dapat diselenggarakan dengan mengundang atau mengumpulkan guru-guru bidang studi sesuai dengan keperluannya.
9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Supervisi kelas adalah kegiatan pokok yang di lakukan oleh kepala sekolah dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik , meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa. 2. Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan karyawan agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. 3. Prosedur Supervisi Kelas, supervisi perlu terus-menerus berpikir untuk mencari variasi langkah kegiatan dengan maksud memperoleh data yang lebih baik dan model pembinaan yang lebih efektif .langkah-langkah yang sifatnya rutin akan menghasilkan data yang rutin dan bentuk pembinaanya pun menjadi rutin. 4. Prinsip-prinsip supervisi kelas, yaitu kreatif, realistis,profesional, memperhitungkan kesanggupan dan sikap, tidak otoriter, tidak hanya mencaricari kesalahan, preventif, korektif dan kooperatif. 5. Cara memecahkan masalah dan strategi dalam supervisi kelas dapat dilakukan oleh supervisor dan supervisi untuk meneliti dan mengamati pelaksanaan tugas kepsek atau guru dan memperbaiki hal-hal yang di anggap kurang sesuai dengan harapan supervisor.
10 DAFTAR PUSTAKA Gunawan, Ary H., Administrasi Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1996. Purwanto M.Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Cet. 20, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012. Sahertian Piet.A, Prinsip Dan Tekhnik Supervisi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1981. http://tikky-suwantikno.blogspot.com Diakses pada hari Sabtu, 4 Maret 2023