BATIK
MENGENAL JENIS-JENIS
BATIK
Sekar Widyaningrum
i
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena berkat limpahan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan
penulisan e-book Mengenal Batik. Didalam penyusunan Mengenal
Batik penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan penulis demi penyelesaian e-book ini. Tetapi sebagai
manusia biasa, penulis pasti memiliki kesalahan baik pada segi
teknik penulisan ataupun tata bahasa itu sendiri.
Saya menyadari tanpa suatu arahan dari guru pembimbing
serta masukan – masukan dari berbagai pihak yang telah
membantu, mungkin saya tidak bisa menyelesaikan tugas membuat
e-book ini tepat waktu. Penulisan e-book ini dibuat sedemikian rupa
semata-mata hanya untuk membangkitkan kembali minat baca
siswa/siswi serta sebagai motivasi dalam berkarya.
Maka dengan kerendahan hati penulis hanya bisa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam proses penyelesaian ini.
ii
Sekian semoga e-book ini dapat bermanfaat dan mudah
dipahami bagi penulis khususnya serta para pembaca pada
umumnya.
Bontang, 28 September 2021
iii
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... II
DAFTAR ISI............................................................................................. IV
BAB 1 SEJARAH BATIK...................................................................... 1
A. BATIK KERATON ................................................................................................ 1
B. BATIK PESISIRAN ............................................................................................. 4
BAB 2 MOTIF BATIK ......................................................................... 11
A. BATIK KLASIK................................................................................................... 11
B. BATIK PEKALONGAN ...................................................................................... 15
C. BATIK MONOKROM ......................................................................................... 18
D. BATIK SIMBUT.................................................................................................. 19
iv
E. BATIK JUMPUTAN ............................................................................................ 20
F. BATIK FORMIKA ............................................................................................... 21
G. BATIK LUKIS ..................................................................................................... 22
BAB 3 TEKNIK PEMBUATAN BATIK ......................................... 24
A. BATIK TULIS ........................................................................................................... 24
B. BATIK CAP ............................................................................................................... 26
C. BATIK KOMBINASI ............................................................................................... 27
D. BATIK CELUP IKAT............................................................................................... 28
E. BATIK PRINTING ................................................................................................... 29
F. BATIK COLET/LUKIS ............................................................................................ 30
KESIMPULAN......................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 33
v
BAB 1
SEJARAH BATIK
Berdasarkan sejarah munculnya motif batik maka dibagi
kedalam dua jenis batik yaitu batik keraton dan batik pesisir, yang
akan dijelaskan seperti berikut.
A. BATIK KERATON
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang
berkembang di Indonesia. Pembuatan batik yang pada tahap
pembatikannya hanya dikerjakan oleh putri-putri di lingkungan
kraton dipandang sebagai kegiatan penuh nilai kerokhanian yang
memerlukan pemusatan pikiran, kesabaran, dan kebersihan jiwa
dengan dilandasi permohonan, petunjuk, dan ridho Tuhan Yang
Maha Esa. Itulah sebabnya ragam hias wastra batik senantiasa
menonjolkan keindahan abadi dan mengandung nilai-nilai
perlambang yang berkait erat dengan latar belakang penciptaan,
penggunaan, dan penghargaan yang dimilikinya.
Batik kraton adalah jenis batik yang dikembangkan dan
digunakan di lingkungan keraton. Motif dan penggunaannya diatur
dengan norma-norma kraton. Karena setiap corak menunjukkan
status pemakainya, corak motif batik keraton disebut motif
larangan. Hal ini disebabkan pada awalnya motif-motif tertentu
1
dilarang dikenakan oleh masyarakat umum, kecuali oleh kerabat
kraton. Dalam masyarakat kraton jawa, membatik dianggap
sebagai kegiatan pengabdian kepada raja.
Keberadaan batik Yogyakarta tentu saja tidak terlepas dari
sejarah berdirinya kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan
Senopati. Setelah memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke
Mataram, dia sering bertapa di sepanjang pesisir Pulau Jawa, antara
lain Parangkusuma menuju Dlepih Parang Gupito, menelusuri tebing
Pegunungan Seribu yang tampak seperti “pereng” atau tebing
berbaris.
Sebagai raja Jawa yang tentu saja menguasai seni, maka
keadaan tempat tersebut mengilhaminya menciptakan pola batik
lereng atau parang, yang merupakan ciri ageman (pakaian)
Mataram yang berbeda dengan pola batik sebelumnya. Karena
penciptanya adalah raja pendiri kerajaan Mataram, maka oleh
keturunannya, pola-pola parang tersebut hanya boleh dikenakan
oleh raja dan keturunannya di lingkungan istana. Motif larangan
tersebut dicanangkan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun
1785. Pola batik yang termasuk larangan antara lain: Parang Rusak
Barong, Parang Rusak Gendreh, Parang Klithik, Semen Gedhe
Sawat Gurdha, Semen Gedhe Sawat lar, Udan liris, Rujak Senthe,
serta motif parang-parangan yang ukurannya sama dengan parang
rusak.
Semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755 yang melahirkan
Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, segala macam
tata adibusana termasuk di dalamnya adalah batik, diserahkan
sepenuhnya oleh Keraton Surakarta kepada Keraton Yogyakarta.
Hal inilah yang kemudian menjadikan keraton Yogyakarta menjadi
kiblat perkembangan budaya, termasuk pula khazanah batik.
Kalaupun batik keraton Surakarta mengalami beragam inovasi,
namun sebenarnya motif pakemnya tetap bersumber pada motif
batik Keraton Yogyakarta.
Batik tradisional di lingkungan Kasultanan Yogyakarta
mempunyai ciri khas dalam tampilan warna dasar putih yang
2
mencolok bersih. Pola geometri keraton Kasultanan Yogyakarta
sangat khas, besar-besar dan sebagian diantaranya diperkaya
dengan parang dan nitik. Sementara itu, batik di Puro Pakualaman
merupakan perpaduan atara pola batik Keraton Kasultanan
Yogyakarta dan warna batik Keraton Surakarta. Perpaduan ini
dimulai sejak adanya hubungan keluarga yang erat antara Puro
Pakualaman dengan Keraton Surakarta ketika Sri Paku Alam VII
mempersunting putri Sri Susuhunan Pakubuwono X. Putri Keraton
Surakarta inilah yang memberi warna dan nuansa Surakarta pada
batik Pakualaman, hingga akhirnya terjadi perpaduan keduanya.
Dua pola batik yang terkenal dari Puro Pakulaman yakni Pola Candi
Baruna yang terkenal sejak sebelum tahun 1920 dan Peksi Manyuro
yang merupakan ciptaan RM Notoadisuryo. Sedangkan pola batik
Kesultanan yang terkenal antara lain Ceplok Blah Kedaton, Kawung,
Tambal Nitik, Parang Barang Bintang Leider dan sebagainya.
Berikut beberapa motif batik larangan:
a. Parang Rusak Barong
Motif Parang Rusak
Barong, diciptakan Sultan
Agung Hanyakrakusuma yang
ingin mengekspresikan
pengalaman jiwanya sebagai
raja dengan segala tugas
kewajibannya, dan kesadaran
sebagai seorang manusia
Motif Parang Rusak Barong yang kecil di hadapan Sang Maha
(https://antoniuscp.wordpress.com) Pencipta.
b. Parang Rusak Gendreh
Parang rusak Gendreh memiliki makna kekuatan dan
gerak cepat para ksatria dan melambangkan kekuasaan dan
kekuatan. Sehingga diharapkan sang raja memiliki kekuasaan
atas rakyatnya dapat bergerak cepat memakai kekuatannya
dalam mengayomi dan menolong rakyatnya yang kesulitan.
3
c. Parang Klithik
Parang Klitik, motif ini
merupakan pola parang
dengan stilasi motif yang
lebih halus. Ukurannya pun
lebih kecil, dan mengandung
citra feminin. Parang jenis ini
melambangkan kelemah-
lembutan, perilaku halus dan
Motif Parang Klithik bijaksana. Biasanya dikenakan
(https://fahmee76.blogspot.com)
kalangan putri istana.
d. Udan Liris
Udan Liris merupakan
gabungan dari bermacam-
macam motif dalam bentuk
garis-garis sejajar. Terdiri
dari motif lidah api, setengah
kawung, banji sawut,
mlinjon, tritis, ada-ada, dan
untu walang yang diatur
memanjang diagonal. Makna
Motif Udan Liris dari motif ini adalah pengharapan
(http://ppbisekarjagadjogja.blogspot.com)
agar pemakainya selamat sejahtera, tabah, dan berprakarsa
dalam menunaikan kewajiban demi kepentingan nusa dan
bangsa.
B. BATIK PESISIRAN
Nama batik Pesisir didapat lantaran berasal dari kota-kota di
pesisir pantai, seperti Cirebon, Indramayu, Semarang, Pekalongan,
Tuban, Lasem, hingga Madura.
Pola yang ada pada batik pesisir lebih bebas dan warnanya
lebih beraneka ragam seperti merah, biru, hijau, kuning, bahkan
ada pula yang oranye, ungu, dan warna-warna muda lainnya. Hal
4
ini dikarenakan pengaruh budaya luar yang begitu kuat. Tidak
seperti batik keraton, batik pesisir lebih ditujukan sebagai barang
dagangan.
Di samping itu budaya luar pada batik pesisir sangat
mempengaruhi bentuk ragam hias batik-nya, terutama pada saat
berkembangnya kerajaan Islam di Indonesia pada abad 16. Ragam
flora non figuratif menjadi alternatif dalam motif batik pesisir.
Dikarenakan adanya larangan dikalangan ulama Islam dalam
menggambar bentuk-bentuk figuratif.
Dalam sejarah perkembangannya, batik pesisir mengalami
kemajuan sekitar abad ke-19, hal yang menyebabkan kemajuannya
adalah karena adanya kemunduran produksi tekstil dari India yang
selama itu menjadi salah satu produsen kain terbesar yang dijual ke
pulau jawa dan mengakibatkan banyak konsumen beralih ke kain
batik.
Puncak perkembangan batik pesisir adalah di masa
pengusaha Indo-Belanda yang berperan pada usaha pembatikan.
Batik tersebut dikenal dengan nama “Batik Belanda”. Selain
pengusaha dari belanda pengusaha Tionghoa juga ikut dalam usaha
pengembangan batik pesisir.
Ciri khas batik pesisir terlihat dari motif-motif yang menjadi
simbol akulturasi budaya Indonesia pesisir, Tiongkok dan Belanda.
Maka tidak heran jika batik pesisir lebih menerapkan motif-motif
seperti burung hong, naga, kereta kuda, kapal, kupu-kupu, burung
merak dan pipit. Juga motif-motif dengan ciri khas lingkungan yang
sangat kuat.
Penggunaan bati pesisir lebih sebagai model pakaian dan
busana modern. Dengan variasi yang begitu banyak seperti gamis,
dress, sampai pakaian model terbaru yang menggunakan motif
batik.
Berdasarkan motifnya batik pesisir terdiri dari:
a. Batik India atau Batik Sembagi
5
Batik ini adalah wastra batik yang menerapkan ragam
hias wastra dari India yaitu kain Patola dan Chintz atau
Sembagi. Jenis batik ini mulai dibuat oleh pedagang Arab dan
Cina pada awal ke-19 di kawasan pantai utara Pulau Jawa
terutama Cirebon dan Lasem.
Motif Chintz (sumber: http://batikdan.blogspot.com)
Kain Patola dan Chintz yang membawa unsur budaya
India mempengaruhi ragam hias batik. Batik yang
menggunakan ragam hias dari kain Sembagi disebut batik
Sembagi dan yang menampilkan tiruan pola tenun Patola
disebut batik Jlamprang atau batik Nitik.
Awalnya Cirebon, Lasem, dan Pekalongan merupakan
penghasil batik Sembagi namun setelah abad ke-17 masuk
kewilayah Sumatra karena mendapatkan respon pasar yang
bagus di Sumatra. Oleh karena itu, di Sumatra hanya batik
Sembagi yang tumbuh dan berkembang karena sangat
digemari oleh masyarakat Jambi dan Palembang dalam
Motif Patola (sumber: http://batikdan.blogspot.com)
bentuk kain bang–biru (merah biru). Patra Sembagi saat ini
telah menjadi ciri khas batik Jambi, yang patranya diperindah
dengan menghadirkan ragam hias batik stilisasi dari buah–
buahan dan sebagian besar masih menampilkan warna biru
indigo, merah mengkudu dan beberapa warna soga.
6
Kegemaran bangsawan keraton Surakarta dan
Yogyakarta memakai kain Patola hal ini mengakibatkan kain
batik ini masuk ke lingkungan keraton dan para pengrajin
batik keraton meniru pola ini. Tiruan pola-pola tenun Patola di
Pekalongan, Surakarta dan Yogyakarta berbeda dan
menghasilkan batik dengan warna berbeda. Hal ini terjadi
karena pengaruh lingkungan tempat berkembang berbeda.
Pengaruh lingkungan pada batik Nitik sangat kuat, terbukti di
Pekalongan tiruan pola tenun Patola dengan batik
menghasilkan batik Jlamprang.
b. Batik Belanda
Batik Belanda merupakan batik Indonesia yang motifnya
dipengaruhi oleh kebudayaan Belanda. Motif batik Belanda
merupakan gagasan dari wanita Indo-Eropa yang
dikembangkan pada tahun 1840-1940. Pada masa penjajahan
Belanda, warga keturunan Belanda di Indonesia banyak yang
jatuh cinta dengan batik Indonesia. Tetapi mereka
menginginkan batik dengan warna dan motif yang dekat
dengan keseharian mereka. Sehingga terciptalah motif bunga-
bunga dan warna-warni yang lebih ceria pada kain batik yang
kemudian dikenal dengan batik Belanda atau Dutch batik.
Pada mulanya pemakaian batik belanda hanya terbatas pada
masyarakat Belanda dan Indo-Belanda saja kemudian
menyebar ke lingkungan orang Cina dan para bangsawan
Jawa.
Batik Belanda yang bermotif Burung Merak
dan Buketan. (Sumber: pinterest.com)
7
Corak yang digambarkan pada batik Belanda banyak
mengadopsi dongeng-dongeng yang populer di Eropa seperti
‘Little Red Riding Hood’ atau ‘Si Kecil Bertopi Merah’, ‘Snow
White’ atau ‘Putri Salju’ dan ‘Hansel & Gretel’. Pemilihan
warna-warna yang cerah banyak digunakan dalam
menggambarkan tokoh-tokoh dalam dongeng itu. Motif lain
yang kerap digunakan dalam batik motif Belanda adalah
buket berisi aneka bunga khas Belanda dengan hiasan burung
sebagai pelengkapnya. Warna yang dipakai umumnya cerah
dan terkesan harmonis. Batik yang kita kenal sebagai batik
buketan bermotif bunga sejarahnya adalah asimilasi antara
dua kebudayaan yakni Belanda dan Indonesia. Istilah buketan
sendiri datang dari kata “bouquet” yang bermakna bunga.
Batik yang tergambarkan tokoh cerita
rakyat “si gadis berkerudung merah”
(Sumber: wereldculturen.nl)
Kota Pekalongan merupakan tempat mulai tumbuhnya
batik Belanda. Banyak perusahaan batik Belanda bermunculan
di Pekalongan yang dibuat oleh wanita Indo-Belanda,
diantaranya Catharina Carolina van Oosterom dan Williams.
Kemudian disusul oleh perusahaan milik pengusaha Cina dan
Arab yang membuat batik Belanda. Sekitar pertengahan abad
ke-19 tercatat terdapat beberapa usaha pembuatan batik
yang dirintis dan dikelola oleh wanita Belanda. Wanita-wanita
Belanda ini merupakan pengusaha yang sangat tangguh dan
merupakan pengusaha batik terkemuka di berbagai bandar
sepanjang pesisir utara terutama di Pekalongan. Perusahaan
milik Carolina Josephina von Franquemont merupakan
perusahaan batik Belanda yang pertama berdiri di Surabaya
pada tahun 1840, yang kemudian pindah ke kota Semarang.
8
Franquemont terkenal dengan penemuan warna hijau dari zat
warna nabati yang tahan luntur. Warna ini kemudian disebut
hijau franquemont dan sekaligus menjadi ciri khas warna
batiknya.
Pada awalnya batik Belanda, terutama yang dihasilkan
oleh para pelopor seperti Franquemont dan Oosterom hanya
menampilkan warna merah mengkudu dan biru indigo.
Polanya pun masih banyak yang menampilkan ragam hias
mirip lereng dan lung-lungan, serta bertema dongeng. Namun
seiring dengan pengaruh zaman pola-pola semacam itu mulai
digantikan oleh pola yang benar-benar bernuansa Eropa atau
Belanda, yakni rangkaian bunga-bunga, buketan besar
ataupun burung bangau di tengah rumpun tanaman air.
c. Batik Tionghoa
Batik tionghoa tercipta dari asimilasi budaya asli
Indonesia dengan budaya Cina. Salah satu jenis batik
peranakan Cina adalah Tokwi. Batik seperti ini hanya ada dan
berasal dari Indonesia, tidak ada di negara lain. Batik jenis ini
berkembang pesat di daerah lasem, batik Lasem terletak pada
coraknya yang merupakan gabungan pengaruh budaya
Tionghoa, budaya lokal masyarakat pesisir utara Jawa Tengah
serta budaya Keraton Solo dan Yogyakarta.
Kain Batik Tokwi (sumber:
http://indonesianstraitchinese.blogspot.co.id)
Sejarah Batik Lasem ditengarai berkaitan dengan
sejarah kedatangan Laksamana Cheng Ho di Jawa pada tahun
1413. Dalam catatan di Babad Lasem (1479 M) menyebutkan,
anak buah kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari cina, Bi
9
Nang Un dan istrinya Na Li Ni memilih menetap di kawasan
Bonang dan mulai membatik. Secara umum Batik Lasem
hanya mempunyai dua motif utama yaitu motif Tionghoa dan
non Tionghoa. Motif Tionghoa seperti motif Burung Hong (Lok
Can), Naga, Kilin, Ayam Hutan dan sebagainya. Sedang non
Tionghoa, bermotif Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing,
Kricak/ Watu Pecah, Pasiran dan Lainnya.
d. Batik Djawa Hokokai
Batik Jawa Hokokai
merupakan batik yang diproduksi
orang Cina dengan pola dan warna
yang dipengaruhi budaya Jepang
dengan latar pola batik keraton.
Ragam hias yang biasa ada pada
batik Jawa Hokokai adalah bunga
sakura, krisant, dahlia dan anggrek
dalam bentuk buketan atau lung-
Batik Hokokai lungan dan ditambah ragam hias
(sumber: https://gpswisataindonesia.info)
kupu-kupu, selain itu adapula ragam hias burung merak yang
memiliki arti keindahan dan keagungan.
Batik Jawa Hokokai merupakan batik tulis yang
mempunyai ragam hias yang kaya dan isen-isen yang rumit
serta tata warna yang banyak. Disaat itu kain mori sangatlah
langka, maka Batik Hokokai dibuat kain panjang dengan pola
pagi sore atau pada satu kain panjang ada 2 ragam hias yang
berbeda, dengan maksud agar dapat digunakan pada dua
acara yang berbeda. Batik Hokokai adalah salah satu contoh
gaya batik yang paling banyak berisi detail, menggabungkan
ciri pagi-sore, motif terang bulan, dan tanahan Semarangan.
Batik Hokokai menggunakan latar belakang yang penuh dan
detail yang digabungkan dengan bunga-bungaan dalam
warna-warni yang cerah.
10
BAB 2
MOTIF BATIK
Batik memiliki banyak ragam motif hal ini terjadi seiring
dengan kemajuan jaman dan juga ciri khas dari daerah dimana
batik tersebut berkembang. Berikut beberapa motif batik yang
berkembang di nusantara.
A. BATIK KLASIK
Batik memiliki banyak ragam motif hal ini terjadi seiring
dengan kemajuan jaman dan juga ciri khas dari daerah dimana
batik tersebut berkembang. Berikut beberapa motif batik yang
berkembang di nusantara.
a. Motif Lereng atau liris
Motif ini memiliki bentuk
dasar garis-garis miring sejajar.
Beberapa batik yang
menggunakan motif dasar lereng
atau liris yaitu Udan Lires, Rujak
Sente, Lereng Lires.
Motif lereng (sumber: https://frametime.cc)
11
b. Motif ceplok
Motif ini berbentuk barisan bunga atau lingkaran yang
sejajar dan sama. Batik ceplok atau ceplokan merupakan
jenis batik yang memiliki pola atau motif dengan bentuk dasar
geometri, seperti persegi, oval maupun bintang yang disusun
melingkar sehingga menyerupai sekuntum bunga dengan pola
simetris. Bentuk tersebut terinspirasi dari buah kawung atau
buah aren yang dibelah empat.
Motif Ceplok (sumber: semarangpos.com)
Variasi dalam batik ceplok sangat kaya, bentuk utama
geometris bisa diisi atau dalam istilah batik disebut isen-isen
dengan motif batik lainya seperti Kawung, parang klithik,
truntum atau hiasan isen-isen lainnya seperti bunga dan
gerdo atau garuda.
c. Motif Isen Cecek Sawut
Motif Isen (sumber: jnjbatik.com)
12
Motif isen cecek sawut yaitu motif yang terdiri atas titik
dan garis pendek. Cecek berarti titik, sedangkan sawut berarti
serabut atau garis-garis berjajar. Motif ini hanya ada di
Indonesia sehingga dianggap sebagai motif khusus Indonesia.
Motif Isen atau Pola Mengisi merupakan karakteristik yang
sangat Indonesia, khususnya Jawa.
d. Motif Tritik (titik-titik)
Motif ini berbentuk
titik-titik yang berukuran
besar. Motif ini
berkembang sampai
sekarang.
Motif Trikora
(Sumber: http://batikthokmotifkhasyogyakarta.
blogspot.com)
e. Motif Kawung
Motif Kawung (sumber: fimela.com)
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung
(sejenis kelapa atau kadang-kadang juga dianggap sebagai
buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris.
Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar
bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang
merekah. Batik kawung berbentuk geometris empat di dalam
13
pengartian kebudayaan Jawa suatu cerita tentang terjadinya
kehidupan manusia.
f. Motif Sidomukti
Motif Sidomukti (sumber: semarngpos.com)
Motif batik sidomukti memiliki corak khas yaitu lekuk-
lekuk simetris. Biasanya batik ini digunakan pengantin saat
acara pernikahan. Sebab, motif tersebut dipercaya
menjadikan pemakainya mendapat kemuliaan dan
kesejahteraan. Sehingga motif batik sido mukti dipercaya bisa
membawa kemakmuran bagi pengantin untuk menjalani
kehidupan rumah tangganya.
g. Motif Semen atau Gunung
Motif Semen (sumber: museumbatik.com)
Motif semen adalah motif yang berbentuk dasar
gunung. Motif ini hiasannya dilengkapi dengan motif meru,
garuda, pohon, dan candi. Motif-motif ini adalah motif batik
khusus Indonesia.
14
B. BATIK PEKALONGAN
Batik Pekalongan adalah batik yang dibuat oleh masyarakat
Pekalongan yang kebanyakan tinggal pesisir utara pulau Jawa. Batik
ini termasuk jenis batik pesisir yang paling kaya akan warna.
Ciri khas Batik Pekalongan sebagai berikut:
1. Pada beberapa motif batik Pekalongan yang klasik (tua)
tergolong motif semen. Perbedaannya pada kain klasik ini
hampir tidak ada cecek. Semua pengisian motif berupa garis-
garis.
2. Warna soga kain dengan motif dari tumbuhan. Pada kain batik
klasik Pekalongan ini motifnya terdapat persamaan dengan
kain batik klasik daerah Solo dan Yogyakarta.
3. Saat ini batik Pekalongan mempunyai corak khusus, yaitu
bermotif bentuk tumbuhan realistis dan jlamprang dengan
warna-warna yang cerah. Motif asli Pekalongan adalah motif
jlamprang yaitu suatu motif semacam nitik yang tergolong
geometris.
4. Beberapa corak kain yang diproduksi di Pekalongan
mempunyai corak atau gaya Cina seperti adanya ornamen
Liong berupa naga besar berkaki dan burung Phoenix, yaitu
sejenis burung yang pada bulu kepala, sayap, dan ekor
berjumbai serta bergelombang.
5. Sifat umum dari penduduk daerah pantai menyukai warna-
warna yang cerah, seperti warna merah, kuning, hijau, biru,
violet, dan oranye.
6. Motif batik pekalongan selalu berubah, banyak motif baru
yang diciptakan, terutama oleh pengerajin batik cap.
7. Dilihat dari segi pewarnaan Pekalongan mempunyai
keunggulan dari daerah lain.
Beberapa motif batik pekalongan:
15
a. Motif Jlamprang
Motif Jlamprang (sumber: pinterest.com)
Pola ini umumnya dibuat dengan memakai lebih dari
dua warna. Polanya memiliki aksen geometris yang sangat
khas.
Makna dan filosofinya menggambarkan tentang budaya
islam yang senang bersilaturahmi dan selalu hidup secara
guyub dan rukun. Filosofi lain dari Jlamprang adalah lebih
berkenaan tentang budaya umat Hindu.
b. Motif Liong
Motif Liong (sumber: pinterest.com)
Motifnya merupakan gabungan dari naga dan burung
phoenix. Naga merupakan hewan yang sangat dihormati di
China. Sementara burung phoenix merupakan sebuah burung
legenda.
Kedua hewan tersebut memiliki filosofi sendiri-sendiri.
Naga menggambarkan kekuasaan dan kekuatan yang
16
menyatu. Sementara burung phoenix menggambarkan
keindahan dan keagungan. Secara kombinasi, pola ini bisa
membuat tampilan batik jadi lebih beraura dan hidup.
c. Motif Sawat
Motif Sawat (sumber: pinterest.com)
Dalam bahasa jawa, sawat berarti melempar. Sebagian
orang jawa memiliki kepercayaan bahwa alam semesta
dikendalikan oleh Para Dewa. Batara Indra adalah nama salah
satu Dewa yang senjatanya adalah kilat. Bentuk senjata ini
menyerupai ular bertaring tajam. Cara penggunaannya adalah
dengan dilempar.
Bentuk pola ini memiliki makna yang sama, yakni
dilempar untuk perlindungan. Jadi intinya adalah melindungi
atau mengayomi.
e. Motif Semen
Motif Semen (sumber: pinterest.com)
Nama semen konon diambil dari kata semi. Dalam
bahasa jawa, semi berarti tumbuh (bersemi). Makna batik
pekalongan satu ini adalah tentang kehidupan yang dapat
bertumbuh, bersemi, dan berkembang, serta makmur.
17
Pendapat lain menyebut, makna yang terkandung
dalam pola semen ini terdiri dari 8 nasehat yakni agnibrata,
bayubrata, sasibrata, endabrata, pasabrata, suryabrata,
yamabrata, dan dhanababrata.
f. Motif Tujuh Rupa
Motif Tujuh Rupa (sumber: pinterest.com)
Inilah salah satu motif yang cukup terkenal di
Pekalongan. Pola ini memiliki makna yang sangat dalam.
Sebab lewat pola ini, para pembatik mengenalkan kekayaan
alam khas dari daerahnya.
Mayoritas gambarnya adalah tumbuh-tumbuhan,
beberapa ada yang dilengkapi dengan hewan. Cirinya adalah
perpaduan warna yang beragam dan terlihat sangat rame tapi
elegan.
Makna dari motif ini adalah sebagai simbol akulturasi
budaya Jawa dengan China. Yang mana pada kelanjutannya
hadir berbagai macam motif sebagaimana disebutkan di atas.
C. BATIK MONOKROM
Batik monokrom merupakan salah satu batik modern atau
sering disebut batik kreasi baru. Batik ini menerapkan teknik batik
dan pewarnaan dengan satu jenis warna pada kain.
Contoh batik monokromatik adalah batik kelengan dan batik
putihan. Batik monokromatik menggunakan dua atau lebih warna
yang sejenis. Misalnya biru dan biru tua, hijau muda dan hijau tua,
merah muda dan merah tua.
18
Ada 2 jenis batik monokromatik yaitu :
1. Batik dengan warna putih pada bagian motif dan warna pada
bagian luar motif.
Motif Batik Monokrom (sumber: batik bumi.com)
2. Batik tua dan muda yang sejenis, yaitu batik dengan warna
muda pada bagian motif dan warna tua pada bagian luar
motif.
Batik monokrom disebut juga Batik Kelengan yaitu cara
pembuatan batik dengan satu kali celupan warna sehingga motif
yang dihasilkan tetap putih berupa warna mori.
D.BATIK SIMBUT
Motif simbut bisa dibilang sebagai motif batik yang paling
sederhana karena sebagian besar motifnya didominasi oleh detail
berbentuk daun yang sangat mirip dengan daun talas. Menurut
sejarah pembuatan batik simbut ini tidak menggunakan lilin malam,
tetapi menggunakan bubur kentang sabagai sebagai perintangnya.
Ciri khas Batik Simbut:
1. Warna batik cerah, tetapi tidak mencolok (lembut).
2. Motifnya berukuran besar.
3. Bergaris tebal.
4. Isen-isen kasar.
5. Menggunakan metode cap.
6. Pola yang digunakan adalah pengulangan.
7. Corak berkaitan dengan Kesultanan Banten.
19
Contoh motif Batik Simbut:
Motif Batik Simbut (sumber:
https://retizen.republika.co.id/posts/12549/batik-simbut-pkm-k-slipcool)
E. BATIK JUMPUTAN
Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat
celup, diikat dengan tali kemudian dicelup dengan warna. Batik ini
tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan
dikerut dengan menggunakan tali, biasanya sering disebut kain
jumputan.
Motif Jumputan (sumber: berdesa.com)
Batik jumputan termasuk dalam golongan jenis batik baru
atau modern. Dari bahasanya, Batik Jumputan memang banyak
dikenal di Jawa, meski ada juga daerah di luar Jawa yang mampu
20
memproduksinya. Jumputan dari Bahasa Jawa artinya mengambil
atau memungut dengan menggunakan semua ujung jari tangan.
Terdapat beberapa teknik dalam pembuatan “Batik
Jumputan”, yang pertama teknik ikat dan yang ke dua teknik
jahitan. Teknik ikatan adalah beberapa bagian kain ada yang diikat,
ikatan kain harus kencang agar pada saat dicelup tidak terkena
warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk motif.
Teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit
dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan
menggunakan benang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain
berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat
akan menghalangi warna masuk ke kain. Benang yang dipakai
sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik atau
sintesis, benang jeans, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik
jahitan ini berupa titik-titik yang agak menyambung membentuk
gambar (seperti batik sasirangan).
F. BATIK FORMIKA
Motif Batik Formika (sumber:
https://arinagambar.blogspot.com/2019/08/gambar-batik-
formika.html?m=1)
Batik formika adalah salah satu contoh batik modern lainnya
yang pembuatannya dengan cara menempelkan warna pada kain.
Motif yang dihasilkan adalah motif abstrak. Teknik ini digunakan
dalam tekstil di daerah Pekalongan pada tahun 1973.
Alat dan bahan yang diperlukan antara lain sebagai berikut :
21
1. Bak yang memiliki permukaan luas
2. Cat minyak (cat kayu) dengan berbagai warna
3. Terpentin (minyak pengencer cat)
4. Air bersih
5. Kain mori
Cara pembuatannya:
a. Siapkan selembar kain mori putih sesuai ukuran yang
dibutuhkan
b. Isi bak dengan air sampai penuh (2 cm dibawah mulut bak)
c. Encerkan cat minyak dengan terpentin. Pilih cat yang memiliki
warna cerah dengan kualitas yang baik.
d. Ciprat-cipratkan cat secara acak ke permukaan air dalam bak.
e. Untuk membantu penyebaran warna digunakan kipas angin.
f. Bentangkan dan tempelkan permukaan kain yang akan diberi
warna ke atas permukaan cat dalam bak.
G. BATIK LUKIS
Motif Batik Lukis (sumber: fitinline.com)
Batik Lukis termasuk batik kreasi baru. Batik lukis tidak
menggunakan motif tradisional, dan motif kreasi sendiri. Motif yang
digunakan biasanya motif sederhana. Batik lukis atau batik painting
merupakan proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis
pada kain putih. Dengan perkembangan-perkembangan teknik
maupun pewarnaan batik, maka batik pun diaplikasi dalam seni
lukis batik (batik painting) yaitu lukisan dengan menggunakan
media bahan, pemrosesan dan pewarnaan seperti halnya pada
22
pembuatan batik. Walaupun proses pembuatan sama, namu
tampilan batik lukis sangat berbeda dengan batik tulis tradisional.
Tampilan batik lukis lebih cerah dan variasi warnanya juga
beraneka ragam.
Selain sebagai hiasan, batik lukis juga bisa dimanfaatkan
sebagai fashion dan busana siap pakai. Motif-motif yang sering
dibuat untuk batik lukis yaitu motif gambar burung, ikan,
pemandangan, nuansa Ubud Bali, kegiatan sehari-hari, dan lain
sebagainya.
23
BAB 3
TEKNIK
PEMBUATAN
BATIK
Berdasarkan teknik atau cara pembuatannya terdapat 5 jenis
cara atau teknik pembuatan batik yaitu batik tulis, batik cap, batik
cap kombinasi tulis, celup ikat dan batik printing. Dari masing-
masing teknik tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda
dan menghasilkan batik yang berbeda pula. Berikut akan dibahas
masing-masing teknik pembuatan batik.
A. BATIK TULIS
Teknik pembuatan batik yang paling tua adalah batik tulis
dimana proses pembuatan batik masih menggunakan alat canting
tradisional yang diisi dengan lilin panas sebelum kemudian
digoreskan di atas kain membentuk ragam pola batik yang indah.
Setelah semua pola yang diinginkan telah tertutupi lilin, barulah
kain kemudian diwarnai dan lilin di-”lorot” atau dilepaskan dari kain
dan terbentuklah gambar motif batik yang indah.
24
Batik tulis merupakan jenis batik spesial dan mahal dibanding
batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat
diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran, dan
juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis.
Proses pembuatan batik tulis (sumber: fitinline.com)
Proses pembuatan batik tulis yang masih sangat tradisional ini
membuat pengerjaan batik tulis dapat memakan waktu yang sangat
lama. Untuk sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan
selama dua minggu oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan
cuaca yang cerah dan desain motif yang biasa dan juga tidak terlalu
rumit. Namun, dibalik proses panjang inilah batik tulis memiliki nilai
seni yang sangat tinggi. Jadi, jangan heran jika batik tulis kerap
dijual dengan harga yang cukup mahal dan fantastis.
Teknik membatik yang satu ini butuh jiwa seniman dan
ketelitian tinggi untuk membuatnya. Karena cara pembuatannya
yang sangat sulit, perlu sangat teliti, dan dikerjakan secara manual,
karena itulah harga batik canting sangat mahal.
Berikut Cara membatik dengan Teknik tulis:
Pola Digambar pada permukaan kain. Setelah itu kain
dicelupkan kedalam larutan pewarna. Nah bagian yang tertutupi
lilin/malam inilah yang akan membentuk pola. Membatik dengan
teknik ini memiliki Kelebihan dan kekurangan yaitu:
Kelebihan Teknik Batik Tulis adalah:
1. Motifnya dapat timbul dikedua sisi kain.
2. Hasil batik lebih natural dan rapi.
25
3. Teknik Tulis ini dilakukan secara manual dengan
menggunakan tangan.
4. Unik dan bernilai seni tinggi.
Kekurangan Teknik Batik Tulis adalah:
1. Proses pembuatannya lama.
2. Harganya relative lebih mahal.
B. BATIK CAP
Pada awal abad ke-20, mulai dikenal teknik pembuatan
batik lainnya, yakni dengan menggunakan cap. Batik yang dibuat
dengan teknik ini dikenal juga dengan nama batik cap. Masih
sama-sama menggunakan lilin “malam”, perbedaan teknik batik
cap dan tulis adalah pengaplikasian lilin yang tidak menggunakan
canting, melainkan cap yang terbuat dari tembaga dengan
ukuran sekitar 20×20 cm. Secara sederhana, proses pembuatan
batik ini seperti menggunakan stempel.
Dengan teknik pembuatan batik ini, proses pengerjaan
batik menjadi jauh ebih cepat. Teknik batik cap merupakan
teknik membatik yang dilakukan dengan menggunakan alat
canting cap. Canting cap tersebut akan dicelupkan pada cairan
malam kemudian dicapkan di atas kain mori, cap akan
meninggalkan motif yang dikenal dengan klise.
Proses pembuatan batik cap (sumber: batikbumi.com)
Berikut cara membatik dengan Teknik tulis:
Kain diletakkan di media seperti meja/alas yang teah
disediakan. Cap motif kemudian ditekankan pada permukaan
26
kain tersebut. Ukuran plat biasanya kecil sehingga pola pada plat
biasanya berulang dan proses pengecapan dilakukan dengan
menyambung gambar gambar pola sehingga media penuh
dengan gambar yang diinginkan.Cara pembuatan batik ini juga
memiliki Kelebihan dan kekurangan seperti berikut ini:
Kelebihan Teknik Batik Cap adalah:
1. Bentuk rapi karena dengan bantuan alat.
2. Proses pembuatan yang cepat.
3. Dapat di produksi dalam jumlah banyak.
4. Harga batik Terjangkau.
Kekurangan Teknik Batik Cap adalah:
1. Umumnya hanya satu sisi motifnya yang timbul.
2. Motif banyak yang sama.
C. BATIK KOMBINASI
Proses pembuatan batik kombinasi (sumber: jnjbatik.com)
Pada batik kombinasi metode pembuatannya tentu
mengadopsi dari kedua teknik tulis dan cap. Teknik cap digunakan
sebagai motif utama sedangkan teknik tulis untuk melengkapi
runga jeda antar motif cap satu dengan yang lain. Motif untuk
mengisi bagian yang kosong tersebut (isen-isen) dapat berupa titik-
titik (cecek), bunga atau motif lainnya. Selanjutnya teknik
pewarnaan serta peluruhan malam sama seperti pada teknik
pembuatan batik lainnya. Kelebihan dan kekurangan yaitu:
27
Kelebihan Teknik Batik cap kombinasi Tulis adalah:
1. Hasil batik natural dan rapi.
2. Dapat di produksi dalam jumlah banyak.
3. Motif lebih detail.
4. Unik dan bernilai seni tinggi.
Kekurangan Teknik Batik cap kombinasi Tulis adalah:
1. Umumnya hanya satu sisi motifnya yang timbul.
2. Motif banyak yang sama.
3. Waktu yang digunakan lebih lama daripada batik cap.
D. BATIK CELUP IKAT
Jika teknik canting tulis merupakan sebuah teknik membatik
yang sangat sulit, maka teknik ikat celup merupakan teknik
membatik yang sangat mudah. Teknik ikat merupakan salah satu
Teknik batik yang cukup unik karena proses pembuatannya yang
berbeda, Teknik ini tidak menggunakan canting ataupun cap tapi
menggunakan karet/tali raffia dan kelereng.
Pembuatan batik jumputan (sumber: masfikr.com)
Pembuatan motif pada kain batik dengan teknik ikat celup
dilakukan dengan mengikat sebagian kain kemudian dicelupkan ke
dalam cairan pewarna. Setelahnya ikatan dibuka, kemudian kain
yang terikat bisa menghasilkan corak tertentu sesuai lipatan
ikatannya karena kain yang terikat tidak akan terkena cairan
pewarna.
28
Teknik membatik ikat celup ini juga dikenal dengan istilah
menjumput. Hasilnya disebut sebagai batik teknik jumputan. Siapa
pun bisa belajar teknik membatik yang satu ini karena bahan, alat
dan caranya sangat mudah di coba.Dalam teknik ini juga memiliki
Kelebihan dan kekurangan yaitu:
Kelebihan Teknik Batik Celup adalah:
1. Bentuk Unik/abstrakdan natural.
2. Proses pembuatan yang cepat.
Kekurangan Teknik Batik Celup adalah:
1. Motif tidak bisa disesuaikan.
E. BATIK PRINTING
Proses pembuatan batik printing (sumber: sayaajarkan.com)
Teknik pembuatan batik yang lebih modern adalah batik
printing, terdapat dua proses pembuatan batik printing yaitu secara
manual dan digital atau dilakukan oleh mesin. Kain batik yang
dihasilkan dengan teknik printing ini bisa memiliki motif lebih detail
dan juga rapi namun dengan harga yang lebih terjangkau
dibandingkan batik-batik yang dibuat dengan teknik serta metode
pembuatan yang lebih tradisional. Meski telah berkembang menjadi
jauh lebih modern, teknik serta metode pembuatan batik tradisional
29
di Indonesia masih terus dipertahankan karena keeratannya pada
adat dan budaya yang ada di Indonesia.
Dalam pembuatan batik ini menggunakan alat sablon manual
dan ada yang menggunakan mesin printing. Proses pewarnaannya
sendiri hanya diwarnai pada satu bagian sisi kain batik saja.
Sehingga proses produksinya akan sangat efisien. Proses membatik
dengan printing juga sangat cepat karena itu batik printing
biasanya digunakan oleh perusahaan, harga batik printing juga jauh
lebih murah dibandingkan batik tulis yang memang butuh ketelitian
dan kreativitas seni tinggi untuk membuatnya. Waktu pembuatan
batik dengan metode printing juga sangat cepat. Mesin printing
menjadi sebuah alat membatik modern. Berikut Kelebihan dan
kekurangan membatik dengan Teknik Printing:
Kelebihan Teknik Batik Printing adalah:
1. Harganya murah.
2. Cocok digunakan pakaian sehari hari.
3. Bisa digunakan oleh siapa saja.
Kekurangan Teknik Batik Printing adalah:
1. Motif sangat umum digunakan.
2. Kualitas batiknya biasa dan tidak istimewa.
3. Sedikit menghilangkan nilai seni dan tradisional.
F. BATIK COLET/LUKIS
Proses pembuatan batik lukis (sumber: berita.baca.co.id)
30
Teknik pembuatan batik dengan teknik colet merupakan
teknik membatik yang sangat akrab disapa sebagai teknik lukis.
Melalui teknik colet, pembatik harus mengoleskan pewarna kain
dengan menggunakan kuas kemudian dilukiskan motif di atas kain
mori.
Teknik yang satu ini butuh jiwa seni yang tinggi dalam
pembuatannya karena orang yang membuat harus jeli. Tahapannya
harus tepat dilakukan agar warnanya dapat menyatu dan tidak ada
kesan senjang. Dalam pembuatan batik colet, semakin bagus motif
batik colet maka harganya juga akan semakin tinggi. Hanya saja
memang membuat batik colet yang sangat bagus motifnya bukan
hal yang mudah. Berikut Kelebihan dan kekurangan membatik
dengan Teknik lukis:
Kelebihan Teknik Batik Lukis adalah:
1. Bentuk dan motif lebih beragam.
2. Bisa dibuat sesuai keinginan pembuatnya.
3. Lebih Unik dan bernilai seni tinggi.
b. Kekurangan Teknik Batik Lukis adalah:
1. Harganya juga tergolong mahal.
2. Proses pembuatannya lama.
31
KESIMPULAN
Batik merupakan warisan budaya yang memiliki nilai luhur,
Batik juga telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan NonBendawi sejak 2 Oktober
2009. Semoga kita sebagai pembaca bisa melestarikan budaya kita.
Demikian e-book ini disusun untuk menyelesaikan tugas dan
membantu pembaca untuk menambah informasi yang diberikan
mengenai jenis-jenis batik.
32
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber dari internet:
https://gpswisataindonesia.info/batik-keraton/
https://www.infobatik.com/arti-motif-batik-parang-rusak-gendreh-
sri-sultan-hamengkubuwono-
x/#:~:text=Parang%20Rusak%20Gendreh%20memiliki%20makna,
menolong%20rakyat%20nya%20yang%20kesulitan.
https://gpswisataindonesia.info/batik-motif-parang-rusak-barong/
https://gpswisataindonesia.info/keunikan-makna-filosofi-batik-
klasik-motif-parang-2-dari-2/
https://gpswisataindonesia.info/motif-batik-larangan-keraton-
ngayogyakarta-hadiningrat/
https://www.indozone.id/life/5jspr0/mengenal-sejarah-dan-motif-
batik-pesisir
https://gpswisataindonesia.info/batik-belanda/
https://gpswisataindonesia.info/batik-hokokai/
33
https://www.motifbatik.web.id/2020/11/asal-motif-batik-ceptok-
dan-maknanya.html?m=1
https://gpswisataindonesia.info/keunikan-makna-filosofi-batik-
klasik-motif-kawung/
https://gpswisataindonesia.info/batik-pekalongan/
https://gpswisataindonesia.info/10-motif-batik-indonesia-yang-
mendunia/
https://surabaya.tribunnews.com/amp/2018/10/02/4-makna-motif-
batik-di-pulau-jawa-mulai-batik-parang-sido-mukti-truntum-
hingga-kawung?page=2
https://gpswisataindonesia.info/batik-jumputan/
http://batikdan.blogspot.com/2015/03/batik-pesisir-motif-
india.html?m=1
https://rachnasandika.com/2017/12/18/batik-belanda-sejarah-
industri-profil-pembatik-dan-informasi-lengkap/
https://dansmedia.net/lifestyle/fashion/makna-batik-pekalongan/
https://museumbatikpekalongan.info/?p=611
34