The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

EUTIK_ARTIKEL BEST PRACTICE SDN SIRNAGALIH 1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by EUTIK SOBARIYAH, M.Pd, 2023-04-14 22:00:26

EUTIK_ARTIKEL BEST PRACTICE SDN SIRNGALIH 1

EUTIK_ARTIKEL BEST PRACTICE SDN SIRNAGALIH 1

Keywords: BEST PRACTICE

1 JURNAL BEST PRACTICE SAREUNDEUK SAIGEL SABOBOT SAPIHANEAN OLEH : EUTIK SOBARIYAH, M.Pd SD NEGERI SIRNAGALIH 1 KECAMATAN MANDALAWANGI PANDEGLANG 2020


2 ABSTRAK Proses pembelajaran yang kondusif adalah idaman semua personal sekolah. Terciptanya rasa nyaman dalam proses pembelajaran pada umumnya disebabkan karena tersedianya prasarana dan praprasarana yang memadai di sebuah sekolah. Kondisi awal prasarana yang ada di SD Negeri Sirnagalih I antara lain Mushola tidak bisa dipakai untuk kegiatan keagamaan dan praktik pembelajaran PAI karena kondisinya sudah rusak total, Belum mempunyai gedung perpustakaan, Belum mempunyai dapur sekolah dan gudang penyimpan alat-alat sekolah, Belum mempunyai prasarana air bersih, Kondisi toilet yang rusak dan tidak terawat, Tamanisasi/penghijauan belum terawat, Tidak mempunyai lapangan untuk olahraga dan bermain siswa dan belum mempunyai ruang pimpinan. Berdasarkan kondisi nyata di atas, kepala sekolah mempunyai ide untuk menerpakan strategi Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean yang artinya selalu bersama-sama tidak pernah bertengkar karena berbeda pendapat, rukun dan saling menghargai. Kata Kunci : strategi, sareundeuk saigel sabobot sapihanean, Peran serta, praprasarana


3 BAB I PENDAHULUAN Ada beberapa alasan mengapa penulis mempunyai ide atau pemikiran untuk menerapkan strategi Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean dalam membenahi sekolah di bidang prasarana. Alasan tersebut anatara lain rendahnya keinginan masyarakat untuk beperan serta dalam melengkapi praprasarana sekolah diakibatkan karena tidak adanya ajakan dari sekolah sendiri kepada masyarakat baik pelibatkan komite maupun walimurid serta stakeholder yang ada di sekiar lingkungan sekolah. Sifat masa bodoh masyarakat terhadap keadaan sekolah karena kurang berperannya kepala sekolah dalam melakukan sosialisasi program sekolah kepada masarakat. Pendekatan secara kekelurgaan dari pihak sekolah kepala wali murid atau komite begitu juga kepada tokoh agama, tokoh pendidkan, dunia usaha maupun stakeholder lainnya membuat masyarakat enggan berkiprah dalam mewujudkan peningkatan mutu sekolah. Rasa memiliki dan tanggung jawab yang kurang baik dari personal sekolah juga wali murid dan masyarakat pada umumnya sehinggan prasarana sekolah menjadi tidak terawat dengan baik. Salah satu alternatif strategi yang diduga mampu mengatasi permasalahan di atas yaitu strategi sarendeuk saigel sabobot Sapihanean yang tujuannya dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun saran di sekolah. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. (Moeliono, 1988). Strategi yang digunakan “Sareundeuk


4 Saigeul Sabobot Sapihanean”. Istilah ini sangat menarik bagi penulis karena mempunyai kekhasan tersendiri untuk diterapkan dalam sebuah strategi kepemimpinan kepala sekolah yang juga merupakan implementasi dari program pemerintah yang sekarang sedang gencar-gencarnya disosialisaikan yaitu, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter meliputi lima nilai utama yaitu Religiositas, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang perlu diatasi dirumuskan sebagai berikut. Bagaimana Penerapan Strategi Sareundeuk saigel Sabobot Sapihanean untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun prasarana di SD Negeri Sirnagalih 1?. Bagaimanakah dampak Penerapan Strategi Sareundeuk saigel Sabobot Sapihanean untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun prasarana di SD Negeri Sirnagalih 1?. Tujuan dari penulisan karya tulis best practice ini sebagai berikut. Mendeskripsikan Penerapan Strategi Sareundeuk saigel Sabobot Sapihanean untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun prasarana di SD Negeri Sirnagalih 1. Mendeskripsikan Dampak Penerapan Strategi Sareundeuk saigel Sabobot Sapihanean untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun prasarana di SD Negeri Sirnagalih 1. Manfaat dari penulisan bestpractice ini sebagai berikut. Bagi guru dapat meningkatakan wawasan guru dalam menerapkan model pembelajaran kolaboratif sehinggan proses pembelajaran yang di desain guru lebih kontektual karena contoh teladan yang bangun oleh orangtua siswa dengan sekolah pada saat berkolaborasi memenuhi prasarana sekolah. Bagi Kepala Sekolah akan bertambah wawasan dalam pengalamannta dalam meningkatkan kompetensi manajerila. Kompetensi ini penting


5 dipahami dan dikuasi sekolah karena bisa membantu dalam mewujudkan program sekolah serta dapat meningkatkan mutu pendidkan. Bagi Dinas merupakan masukan untuk perbaikan program dinas pendidikan Kabupaten Pandeglang dalam rangka meningkatan kompetensi dan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah. Bagi Stakeholder memberikan wawasan dan pengalaman dan juga kesdaran kepada stakeholder bahwa keberhasilan pendidkan adalah tanggungjawab bersama bukan terletak pada guru semata karena mewujudkan generasi emas harapan bangsa adalah kewajiban seluruh warga Negara Indonesia. BAB II KAJIAN TEORI Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. (Moeliono, 1988). Strategi yang digunakan “Sareundeuk Saigeul Sabobot Sapihanean”. Istilah ini sangat menarik bagi penulis karena mempunyai kekhasan tersendiri untuk diterapkan dalam sebuah strategi kepemimpinan kepala sekolah yang juga merupakan implementasi dari program pemerintah yang sekarang sedang gencar-gencarnya disosialisaikan yaitu, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter meliputi lima nilai utama yaitu Religiositas, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas. Adapaun pengertian dari peribahasa Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean yaitu selalu bersama-sama tidak pernah bertengkar karena berbeda pendapat, rukun dan saling menghargai. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Untuk


6 keberhasilan pendidikan perlu pelibatan orangtua dalam hala ini menyadarkan masyarakat untuk berperan aktif dalam membangun praprasarana pendidikan di sekolah. Karena praprasarana adalah sesuatu yang merupakan menunjang utama terselenggaranya sebuah program. Prasaran yang lengkap akan bisa menimbulkan kenyaman bagi orang lain, dalam hal ini karena praprasarana yang dibangunnya di sekolah sehingga tentu saja akan menimbulkan kenyamana, kondusifitas bagi warga sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran Peran serta memiliki makna ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan, keikutsertaan secara aktif, partisipasi. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2007). Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat, pendidikan tidak akan berhasil dengan maksimal. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 54 Ayat 1 menyatakan bahwa “Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.”Ayat 2 menyatakan bahwa “Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.”Sekarang hampir semua sekolah telah mempunyai komite sekolah yang merupakan wakil masyarakat dalam membantu sekolah. Hal itu karena masyarakat dari berbagai lapisan sosial ekonomi sudah sadar betapa pentingnya dukungan mereka untuk keberhasilan pembelajaran di sekolah.


7 Untuk menciptakan sekolah yang nyaman dan kondusif maka diperlukan praprasarana yang menunjang pada kegiatan proses pembelajaran, karena fungsi praprasarana menurut Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah, berupa halaman, taman, lapangn, jalan menuju sekolah dan lain-lain. . BAB III PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Kinerja Kepala sekolah sebagai agen pembaharu tentu di tuntut harus memiliki kecakapan atau kompetensi dalam menyusun perencanaan tentang sekolah yang menjadi tanggungjawabnya. Sebagai kepala sekolah yang mempunyai keinginan untuk maju guna mewujudkan sekolah yang benar-benar merupakan sekolah bermutu tentu saja diperlukan beberapa kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa kepala sekolah wajib memiliki Kompetensi Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Kelima kompetensi tersebt harus dipahami dan selanjutnya dimiliki oleh kepala sekolah untuk diimplementasikan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dalam mencapai tujuan sekolah. Strategi yang digunakan oleh penulis dalam menyelesakan permasalahan di sekolah terkait prprasarana adalah Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean yang ternyata setelah penulis membaca beberapa referensi dalam penyusuna tulisan ini,


8 startegi Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean itu hampir mirip dalam praktik kegiatannya dengan kepemimpinan 4M, yaitu mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan. Oleh karena itu strategi Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean di dalamnya banyak mengkolaborasi dengan keterampilan kepemimpinan 4M. 1.Tahap perencanaan Tahapan pelaksanaan Strategi Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun praprasarana di sekolah Dasar Negeri Sirngalih 1 dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Aktivitas Penulis dalam memulai tahapan kegiatan dan keinginan untuk membangun praprasarana sekolah diawali dengan mengamati keadaan sekolah bersama-sama dengan guru senior kemudian mencatat semua praprasarana sekolah yang ada dengan cara berkeliling setelah selesai upacara Hari Senin sambil bertanya kepada guru senior yang mendampingi penulis. b. Penulis juga bertanya kepada ketua komite yang sengaja penulis ajak untuk berdiksui mengenai kelengkapan praprasarana yang ada di sekolah serta tingkat partisipasi masyarakat kepada sekolah. c. Disela-sela kesibukan penulis menyusun administrasi dan laporan di tempat kerja yaitu di sekolah, pada saat istiraht penulis juga mengajak wali muird kelas 1 untuk berbicara dan bertanya mengenai peran serta masyarakat dalam membangun praprasarana di sekolah.


9 d. Satu persatu data hasil diskusi, hasil bertanya baik dengan Komite sekolah, Guru, maupun wali muird tentang peran serta masyarakat dalam membangun praprasarana di sekolah dicacat oleh penulis. Pencatatan semua hasil jawaban ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar keterlibatan atau peran serta masyarakat dalam membangun praprasarana di sekolah dimana anak-anak mereka dititipkan. e. Setelah data terkumpul berdasarkan hasil pengamatan langsung kepala sekolah, kemudian segera kepala sekolah mengagendakan untuk mengadakan rapat dengan mengundang seluruh dewan guru SD Negeri Sirnagalih 1. Sebelum rapat dimulai dewan guru diberi tugas secara bergiliran ada yang bertugas sebagai pembawa acara, notulen dan daftar hadir rapat sekolah. Dalam kegiatan rapat sekolah tersebut, kepala sekolah menyampakan hasil pengamatannya tentang praprasarana yang ada dan belum ada di sekolah, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawabbersama dewan guru tentang praprasarana sekolah. Adapun praprasarana yang menjadi prioritas penulis berdasarkan hasil diskusi dalam rapat dengan dewan guru, wali murid dan komite antara lain : a) Perbaikan Mushola Prasarana/ Ibadah; b) pembuatan saung baca atau gedung perpustakaan; c) dapur sekolah; d) Gudang untuk menyimpan barang-barang yang masih layak pakai; e) Toilet siswa dan guru yang keadaan kebersihannya dan fasilitasnya masih belum memadai; f) Penataan halaman sekolah (ruang hijau); g) kantin atau warung sehat sekolah;


10 h) prasarana air bersih untuk kegiatan siswa dan guru i) dan pengecatan pagar dan ruang kelas. f. Secara antusian setelah mendengar paparan penulis dalam rapat tersebut, dewan guru siap membantu dan mensosialisasikan program tersebut. Banyak saran dan masukan yang diberikan oleh dewan guru dan semuanya di tampung oleh Notulen. Diakhir kegiatan rapat, notulen rapat membacakan kesimpulan hasil rapat. Dewan guru beserta dengan kepala sekolah dalam forum diskusi segera menyusun program pembangunan dan pengadaan praprasarana yang menjadi prioritas g. Berdasarkan urutan dari hasil keputusan rapat dengan dewan guru, maka semua yang penulis rencanakan dan usulkan menjadi prioritas yang penyelesaiannya akan bekerjasama dengan wali murid. Perbaikan gedung mushola yang sudah beralih fungsi menjadi gudang menjadi PR pertama yang akan telebih dahulu dikerjakan . Mushola tersebut karena sudah lapuk bangunannya dan jarang digunakan untuk kegiatan keagamaan akhirnya bocor gentingnya dan dijadikan gudang tempat menyimpan buku lama, kursi, meja dan perabotan yang rusak. semua program sekolah yang penulis rencanakan dan usulkan ditanggapi dan disetujui untuk dilakukan perbaikan dan penyelesaiaannya dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan masyarakat. Selanjutnya disepakati untuk mengadakan pertemuan dengan pengurus komite mensosialisasikan program sekolah yang sudah disepakati bersama pada waktu kegiatan rapat dewan guru.


11 h. Penulis dibantu oleh beberapa orang guru merencanakan dan mengagendakan pertemuan dengan pengurus komite sekolah dan tokoh masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan penulis untuk mensosialisasikan tugas dan fungsi komite dan juga program sekolah hasil kajian bersama dengan dewan guru. Dalam pertemuan tersebut selain komte penulis juga mengundang tokoh-tokoh dari wali murid dan masyarakat sekiar sekolah yang penulis anggap bisa memberikan saran dan masukan untuk kegiatan pembangunan prasarana ini. i. Setelah para pengurus komite dan dewan guru, beserta tokoh masyarakat dilingkungan sekolah hadir, kegiatan diisi dengan pemaparan materi tentang tugas dan fungsi komite. Penulis menyampaikan materi pada kegiatan sosialiasi dengan pengurus komite berdasarkan pada isi Permendikbud nomor 75 tahun 2016 tentang komite sekolah dan permendikbud Nomor 44 tahun 2012 tentang pungutan dan sumbangan biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang dirangkai dengan pemaparan program kerja sekolah pada bidang praprasarana yang sudah disetujui berdasarkan hasil rapat dengan dewan guru sebelumnya sebagai materi utama. Kegiatan dilanjutkan dengan Tanya jawab, berdiskusi dan meminta pandangan serta saran dari peserta yang hadir. Diskusi dan kesepakataan yang dipimpin oleh kepala sekolah akhirnya dibuat simpulan bahwa komite memahami tugas dan fungsinya serta menyetujui untuk bersama-sama dengan sekolah membangun praprasarana yang dibutuhkan sekolah. Pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap


12 sesuai dengan kemampuan masyarakat. Sekolah dengan masyarakat akan bekerja dengan bersama-sama dan senantiasa menjunjung tinggi rasa persaudaraan demi terwujudnya pembangunan praprasarana di sekolah j. Langkah selanjutnya setelah kegiatan diskusi yang dilakukan penulis adalah merencanakan dan menyusun Tim Pengembang Sekolah (TPS). Tim ini dibentuk dengan maksud untuk memfasilitasi perencanaan pembangunan prprasarana sekolah antara kepala sekolah dan guru yang anggotanya terdiri dari pengurus komite, wali murid, dewan guru dan tokoh pendidikan serta Aparat Desa setempat dan pengawas Sekolah. Setelah terbentuk Tim Pengembang Sekolah, Kepala sekolah segera menyusun Surat Keputusan tentang Tim Pengembang Sekolah yang semua anggotanya mewakili dari masyarakat berbagai kampung. Surat Keputusan yang didalamnya terdapat lampiran pembagian tugas ini dilakukan penulis untuk memudahkan ketika berkoordinasi dan berkomunikasi dengan anggota komite di kampung tersebut. Tim Pengembang Sekolah menyetujui pelaksanaan pembangunan praprasarana di sekolah. Salah satunya yaitu merenovasi mushola dengan cara memindahkan mushola ke tempat strategis yang masih berada dilingkungan sekolah, bangunan bekas mushola dimanfaatkan untuk lapangan upacara bendera, olahraga dan kegiatan lainnya. Penulis sebagai kepala sekolah segera membuat Surat Keputusan tentang Tim Pengembang Sekolah. Adapun susunan Tim Pengembang Sekolah sebagai berikut : NO NAMA JABATAN KETERANGAN


13 1. Tb. Arya Manduraja, S.E Penanggung jawab Kepala Desa 2. H. Suhanda Penanggung jawab Ketua Komite 3. Ust. Yani Penanggung jawab Tokoh Agama 4. Eutik Sobariyah, M.Pd Penanggungj awab Kepala Sekolah 5. Endong Ketua Panitia Dunia usaha/Wali Murid 6. Aan Hermawan, S.Pd Sekretaris Guru 7. Uni Bendahara Dunia usaha/Wali Murid 8. Yusup Nareta Sie Usaha Dunia usaha/Wali Murid 9. Sahrudin Sie Usaha Dunia usaha/Wali Murid 10. Yanto Sie Usaha Dunia usaha/Wali Murid 11. Tomi Sie Usaha Wali Murid 12. Enok Humas Wali Murid 13. Gianto Humas Wali Murid/Dewan Pendidikan 14. Tb. Jaja Atmaja Humas Guru k. Tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah melaporkan hasil pertemuan dengan komite yang menghasilkan keputusan tentang pembentukan Tim Pengembang Sekolah. Berita acara dan notulen rapat diperlihatkan kepada Korwil, dan beliau menyarankan untuk segera menghubungi Bidang Asset Kabupaten Pandeglang. l. Penulis mendapat masukan dari Korwil dan Pengawas Sekolah untuk segera melakukan komunikasi dengen Bidang Asset dan akhirnya melalui surat yang disampaikan oleh penulis, petugas dari bidang Asset datang dan memeriksa kelayakan bangunan mushola. Setelah menjawab beberapa pertanyaan dari bidang asset,


14 kemudian diminta bukti berita acara, daftar hadir, serta notulen rapat yang telah disampaikan disetujuan pemindahan lokasi mushola dan rehabilitasi bangunan mushola. m. Selanjutnaya penulis beserta Tim menyusun jadwal untuk pertemuan dengan Tim Pengembang Sekolah, temasuk didalamnya jadwa/rencana sosialisasi kepada wali murid, pembuatan proposal dan daftar Donator. n. Tahapan selanjutnya yaitu penulis bersama Tim mengundang masyarakat atau wali muird, tokoh masyarakat, tokoh agama, pendidikan dunia usaha, alumni dan pemerintahan desa, unsur kesehatan, unsur keamanan dan tokoh lain yang menurut pemikiran penulis bisa ikut andil dalam pembangunan praprasarana sekolah. Pada pertemuan tersebut penulis menginformasikan hasil rapat dengan pengurus komite sekolah tentang rencana pembangunan sekolah yang akan dilaksanalan bersama dengan wali murid. Penjelasan rencana pembangunan praprasarana di sekolah ditegaskan oleh komite juga dikuatkan oleh Tim Pengembang Sekolah. Kemudian setelah mendapat beberapa saran dan masukan dari masyarakat maka diperoleh keputusan bahwa masyarakat siap membantu pembangunan prasarana sekolah yang pelaksanaanya memberikan amanah kepada Tim Pengembang Sekolah dan Komite sebagai wakil dari masyarakat. o. Dalam pertemuan tersebut juga disepakati bahwa semua wali murid diharapkan memberikan sumbangan, adapun sumbangan yang diberikan tidak mengikat, bisa berupa


15 uang, barang, dan tenaga dan doa sesuai kemampuan wali muird. 2.Tahap Pelaksanaan Dalam Tahapan ini penulis melakukan kegiatan bersama Tim Pengembang Sekolah sebagai berikut. a. Penulis dan Tim pengembang Sekolah beserta Komite segera melaksanakan tugas yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian tugas berdasarkan Surat Keputusan sebagai anggota Tim pengembang sekolah. Tim bergerak dalam mencari sumbangan kepada masyarakat dan alumni serta tokoh pendidikan dan pemuka agama. b. Penulis bergerak mencari sumbangan/donatur melalui organisasi dan keluarga besar serta teman-teman terdekat yang mempunyai rasa empati terhadap program yang sedang dilaksanakan oleh sekolah. c. Sasaran pencarian bantuan dalam rangka menumbuhkan partisifasi terhadap pembangunann yang dilaksanakan di sekolah yang dilakukan anggota Tim antara lain wali murid, komite, para alumni, organisasi dan stakeholder di lingkungan setempat. Tim bergerak sesuai dengan waktu yang mereka punya sehingga tidak mengganggu aktivitaas anggota tim dalam bekerja. d. Penulis selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan anggota tim lainnya terkait sumbangan yang telah terkumpul.


16 e. Penulis dan tim mengadakan rapat evaluasi untuk mendengarkan laporan hasil upaya yang telah dilakukan anggota tim secara berkala. f. Semua anggota tim melaporkan hasil usahanya sesuai dengan tugas masing-masing. Setelah dana dan sumbangan berupa barang serta tenaga yang diperlukan sesuai kebutuhan terkumpul dan dianggap sudah mencukupi untuk memulai pekerjaan pembangunan praprasarana sekolah, penulis dan Tim Pengembang Sekolah mulai merealisasikan pelaksanaan pembangunan di sekolah dengan cara memberitahukan pelaksanaan pembangunan kepada masyarakat, wali murid, tokoh agama dan aparat pemerintah setempat terkait waktu pelaksanaan dimulainya pekerjaan pembangunan di sekolah. g. Penulis dan Tim pengembang sekolah memutuskan mulai pembangunan dengan ditandai dengan pemugaran mushola pada Hari Minggu h. Tim Pengembang Sekolah dan masyarakat mulai membangun praprasarana di sekolah, sasaran utamamnya adalah pemugaran mushola dan memindahkan lokasinya ke tempat yang strategis yang masih berada di lingkungan sekolah. i. Kegiatan dimulai Hari Minggu supaya tidak mengganggu aktivitas proses pembelajaran dan membahayakan siswa. Adapun kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini di tampilkan dalam gambar pada lampiran B. Hasil dan Dampak Capaian Keberhasilan Strategi Sareundek Saigel Sabobot Sapihanean


17 Hasil yang diharapkan tentu saja tidak lepas dari usaha dan kerja keras yang dilakukan. Kepercayaan dari masyarakat kepada Tim Pengembang Sekolah dan Komite serta penulis sangat kami junjung tinggi dan hargai. Komitmen yang sungguh-sungguh dilaksanakan dan semangat yang tinggi ingin mencapai upaya yang maksimal akhirnya dapat mencapai semua tujuan yang direncanakan. Setelah melewati perjalanan/tahapan yang panjang, tahap demi tahap dilakukan dengan sabar dan akhirnya target yang direncanakan bisa diaksanakan dengan baik. Sebuah mushola berdiri untuk bisa dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam kegiatan PBM. Pembangunan yang dilaksanakan tidak hanya mushola, tetapi Tim Pengembang Sekolah juga berhasil membangun gedung perpustakaan mini, walaupun gedungnya tidak sesuai ukuran standar minimal, karena luas tanahnya tidak mendukung. praprasarana lainnya yang dilengkapi adalah gudang dan dapur mini serta warung sekolah dan prasarana air bersih. Praprasarana terbut dapat dilihat pada gambar dilampiran ini. C. Faktor Kendala dan Pendukung 1. Kendala Dalam sebuah perencanaan tentu saja ada kendala yang bisa menghambat pelaksanaan sesuai program. Ada beberapa kendala yang dialami untuk pelaksanaan strategi Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean ini. Ketika kendala itu muncul maka ini menunjukkan bahwa masih lemahnya peran serta masyarakat dalam berpartisipasi untuk membangun sekolah.


18 a. Masih ada masyarakat yang belum memahami pentingnya keberadaan mushola di lingkungan sekolah b. Masih harus di tingkatkan kesadaran akan tanggungjwab bahwa keberhasilan pendidikan salah satunya adalah dari dukungan dan partisipasi orangtua c. Kesadaran memberi lebih baik daripada menerima masih rendah dikalangan masyarakat d. Wali murid/Masyarakat belum memnganggap penting keberadaan perpustakaan di sekolah. 2. Pendukung Ada kendala bukan berarti tidak ada solusi. Beberapa pendukung yang membuat penulis selaku kepala sekolah yakin akan bisa melaksanakan strategi di SD Negeri Sirnagalih 1 ini adalah sebagai berikut: a. Memiliki pengurus komite yang solid sebagian besar berlatar belakang pendidikan keagaaman (tokoh agama/ustad) b. Memilik Tim Pengembang Sekolah yang kompeten dan konsisten dalam bekerja c. Dukungan dari pemerintah dan organisasi setempat sangat baik d. Personal sekolah yang kompak dan siap mensukseskan program yang telah disusun Berdasarkan testimoni guru dan komite bahwa sejak diikutsertakannya walimurid/masyarakat dalam setiap kegiatan sekolah masyarakat, maka kesadaran mereka akan tanggungjawabnya sebagai keluarga besar SD Negeri Sirnagalih semakin meningkat dan termotivasi dalam memajukan pendidikan dilingkungannya.


19 3. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut yang dilakukan penulis bersama Tim Pengembang Sekolah antara lain : a. Penulis mengadakan pembaharuan program kegiatan bidang keagamaan dan mensosialisasikannya kepada wali muird sesuai dengan kondisi lingkungan setempat (budaya masyarakat) b. Melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan sekolah terutama dalam pemeliharaan praprasarana yang sudah dibangun bersama-sama. c. Menerima Sumbangan dari wali murid tidak terbatas pada benda berupa uang saja tetapi semua barang yang sekiranya bisa dimanfaatkan oleh sekolah (buku bacaan, meja, kursi, lemari, alat makan dan lain-lain) d. Membuat grup secara online untuk memudahkan berkomunikasi dengan anggota pengurus komite dan Tim Pengembang Sekolah. e. Selalu menjaga silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama yang ada dilingkungan sekolah melalui kegiatan pengajian sekolah. BAB IV PENUTUP 1. SIMPULAN Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya banyak ditentukan oleh faktor kepemimpinan. Kepemimpinan


20 merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi sekolah. Tujuan satuan pendidian akan tercapai bila kepala sekolah menggunakan strategi yang tepat dalam pengelolaannya. Ketersediaan prasarana sekolah yang memadai tidak selalu menunggu fasilitas dari pemerintah, tetapi dengan kreativitas dan inovasi yang dilakukan sekolah bersama masyarakat bisa menyediakan prasarana sekolah yang terjangkau dan dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan. Tumbuhnya kesadaran peran serta masyarakat mruoakan upaya kepala sekolah dalam menggali potensi masyarakat untuk terlibat langsung dalamm membenahi prasarana di sekolah dan upaya dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan peran nyasebagai wali muirs dan sebagai warna Negara Indonesia yang bertanggungjawab. Penerapan strategi yang tepat akan dalam pengelolaan sekolah merupakan inovasi yang efektif dalam menciptakan sekolah nyaman dan kondusif. strategi mempengaruhi, menggerakkan/mengarahkan, mengembangkan dan memberdayakan warga sekolah secara tepat akan menghasilkan tujuan sesuai sasaran yang direncanakan Penyusunan program kegiatan sekolah yang efektif sesuai budaya setempat akan menghasilkan program yang efisien dan kondusif. Semunaya tidak terlepas dari upaya kepala sekolah dalam mencurahkan segenap kemampuannya sesuai dengan tupoksinya untuk. 2. REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang diperoleh dari diterapkannya Strategi Sreundeuk Saigel Sabobot Sapihanean, ternyata telah dapat


21 meningkatkan peran serta masyarakat dalam melaksanakan pembangunan prasarana di SD Negeri Sirnagalih 1.hal ini terbukti dengan hasil yang dicapai oleh SD Segeri Sirnagalih 1. Dengan demikian, Strategi Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean dapat diterapkan di sekolah Dasar sebagai salah satu alternatif strategi pencapaian peningkatan Peran serta masyarakat (PSM) dalam melaksanakan pembangunan prasarana di sekolah.


Click to View FlipBook Version