The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Mengenal penyakit pada organ reproduksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nayarakaisar, 2021-10-05 03:45:40

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Mengenal penyakit pada organ reproduksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih

Keywords: isk

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
BAB I ..................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
MENGENAL INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) ................................................................................ 4

A. PENGERTIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) .................................................................. 4
B. JENIS-JENIS INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) ..................................................................... 4
C. PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) .................................................................... 12
D. GEJALA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) .......................................................................... 16
E. CARA MENGATASI INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) ...................................................... 17
F. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) .......................... 18

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih (ISK) sudah sangat lama dikenal sebagai suatu keadaan patologis yang
dapat dijumpai di berbagai pelayanan kesehatan primer sampai subspesialistik. Infeksi ini juga
merupakan penyakit infeksi bakterial tersering yang didapat pada praktek umum dan bertanggung
jawab terhadap morbiditas khususnya pada perempuan dalam kelompok usia seksualaktif (Hooton
TM, 2010). Rasio terkena ISK antara laki-laki dengan perempuan adalah 1:30, ini menunjukkan
kecenderungan perempuan lebih mudah terkena ISK disebabkan karena uretra perempuan lebih
pendek daripada laki-laki (Schaeffer AJ & Schaeffer EM, 2007).

Infeksi saluram kemih (ISK) merupakan masalah klinis umum pada penderita diabetes
melitus (DM) oleh karena penderita DM mempunyai kemungkinan mengalami ISK lebih tinggi
daripada penderita bukan DM.Infeksi yang lebih berat akan meningkatkan risiko untuk masuk
rumah sakit sebagai pielonefritis dan mempunyai frekuensi lebih tinggi untuk terjadinya
bakterimia dan kerusakan kedua ginjal (Harding GK, Zhannel GG, Nicolle LE, et al., 2002).
Penelitian di Amerika menyebutkan bahwa adanya bakteriuri asimtomatis pada awalnya tidak
mempengaruhi hubungan antara karakteristik DM dan risiko ISK, meskipun penderita diabetes
mungkin lebih rentan terhadap infeksi oleh organisme yang tidak biasa, mereka menemukan
sebagian besar infeksi terjadi karena uropathogen khas yaitu Escherichia coli,yang menunjukkan
bahwa infeksi baik pada diabetes maupun nondiabetes melalui rute yang sama, yaitu infeksi
asending dari uretra (Boyko EJ, Fihn SD, Scholes D, et al., 2005).

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit
Muhammadiyah (RSM) Lamongan, didapatkan data pendahuluan bahwa kejadian infeksi saluran
kemih (ISK) mengalami penurunan dan peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Jumlah
kejadian ISK pada tahun 2009 sampai dengan 2013 secara berurutan, terdapat 1076, 921, 759, 745
dan 895 kasus ISK. Selain itu mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2013 pasien diabetes melitus
di RSM Lamongan juga terusmengalami peningkatan. Secara berurutan terdapat 2041, 2240,
2738, 2810 dan 3023 kasus. Peneliti memilih RSM Lamongan sebagai tempat penelitian karena
RSM Lamongan merupakan salah satu Rumah Sakit Pendidikan yang bekerjasama dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu peneliti juga
mempertimbangkan waktu, tempat, tenaga dan biaya penelitian. Karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti gambaran infeksi saluran kemih pada perempuan diabetes melitus dan perempuan tanpa
diabetes melitus di bagian poli penyakit dalam RSM Lamongan periode 1 Januari – 31 Desember
2013.

BAB II
MENGENAL INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. PENGERTIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ dalam sistem kemih mengalami

infeksi. Organ-organ tersebut yaitu: ginjal, kandung kemih, ureter dan uretra (saluran kencing). Namun,
infeksi saluran kemih umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih.

Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine.
Kemudian urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di
kandung kemih, urine akan dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra. Infeksi
saluran kemih terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih melalui uretra. Setelah itu, bakteri
berkembang biak di dalam kandung kemih. Jika tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan
infeksi sampai ke ginjal.

B. JENIS-JENIS INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran kemih (ISK) terbagi menjadi dua jenis,

yaitu:
1. ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum kandung kemih, yaitu
ginjal dan ureter
2. ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih dan uretra
ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan, infeksi di ginjal dapat

menyebar luas ke seluruh tubuh.
a) Infeksi Kantung Kemih (Cystitis)
Infeksi kandung kemih adalah penyakit infeksi yang menyerang kandung kemih, biasanya sering
ditandai dengan rasa sakit saat buang air kecil.
Infeksi kandung kemih merupakan salah satu jenis infeksi saluran kemih yang paling sering
terjadi. Penyakit ini lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria. Hal ini disebabkan oleh

ukuran uretra milik wanita yang lebih pendek, dan jarak uretranya yang lebih dekat dengan
anus.

Infeksi kandung kemih jarang menyebabkan komplikasi bila ditangani sejak dini. Namun
bila dibiarkan, infeksi kandung kemih bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius,
seperti infeksi ginjal dan hematuria (kencing berdarah).
 Gejala Infeksi Kandung Kemih

Gejala infeksi kandung kemih pada orang dewasa dan anak-anak sedikit berbeda. Pada orang
dewasa, gejala infeksi kandung kemih antara lain:

 Rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
 Frekuensi buang air kecil meningkat, tapi hanya sedikit urine yang keluar
 Rasa tidak nyaman di perut bawah dan panggul
 Urine berwarna gelap dan berbau tidak sedap
 Terdapat darah di dalam urine (hematuria)
 Demam dan tidak enak badan

Pada anak-anak, beberapa gejala infeksi kandung kemih di antaranya:

 Demam
 Sering mengompol di siang hari
 Tubuh mudah lelah
 Nafsu makan berkurang
 Rewel
 Muntah

Pada beberapa kasus, anak-anak yang menderita infeksi kandung kemih juga bisa mengalami
gejala-gejala seperti orang dewasa, misalnya nyeri saat buang air kecil dan sakit di sekitar perut.
 Penyebab Infeksi Kandung Kemih

Infeksi kandung kemih biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun bisa juga terjadi
akibat kondisi lain. Berikut penjelasannya:

 Infeksi bakteri

Infeksi kandung kemih akibat bakteri terjadi ketika bakteri dari luar masuk ke dalam saluran
kemih melalui uretra dan mulai berkembang biak. Pada sebagian besar kasus, infeksi ini
disebabkan oleh bakteri E. coli.

Bakteri E. coli normalnya hidup di usus dan tidak menimbulkan masalah, kecuali bila masuk
ke kandung kemih. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan masuknya bakteri ke kandung
kemih adalah:

- Membersihkan anus dengan cara yang salah seperti dari belakang ke depan setelah buang air
besar

- Penggunaan alat kontrasepsi diafragma

- Penggunaan kateter
- Hubungan seks

Selain infeksi bakteri, infeksi kandung kemih juga dapat disebabkan oleh:

 Efek samping obat kemoterapi, seperti cyclophosphamide dan ifosfamide
 Efek samping terapi radiasi pada panggul atau bedah pada kandung kemih
 Penyakit lain, seperti pembesaran prostat, batu kandung kemih, dan diabetes
 Sistem kekebalan tubuh melemah, misalnya akibat HIV atau kemoterapi
 Iritasi akibat zat kimia yang terdapat di dalam sabun atau spermisida
 Perubahan hormon pada masa menopause atau kehamilan

 Pengobatan Infeksi Kandung Kemih

Infeksi kandung kemih ringan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Namun untuk membantu meredakan gejala, pasien bisa melakukan beberapa hal berikut di
rumah:

 Banyak minum air putih agar kadar cairan di dalam tubuh tetap terjaga.
 Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen.
 Hindari minum kopi, minuman beralkohol, dan mengonsumsi makanan pedas sampai infeksi

sembuh.
 Kompres hangat perut bagian bawah atau berendam di dalam air hangat 15-20 menit untuk

meredakan nyeri.
 Hindari berhubungan seksual sampai infeksi benar-benar sembuh.

Pada infeksi kandung kemih yang tergolong berat, pengobatannya tergantung pada penyebab
yang mendasarinya. Jika infeksi kandung kemih disebabkan oleh bakteri, dokter akan
meresepkan antibiotik yang sesuai dengan tingkat keparahan, kondisi dan jenis kelamin pasien,
serta seberapa sering infeksi kandung kemih kambuh.

Untuk mengobati infeksi kandung kemih yang disebabkan oleh selain bakteri, dokter akan
menjalankan metode pengobatan berikut:

 Pemberian obat pereda nyeri dan antidepresan.
 Pemberian cairan khusus, seperti dimetil sulfoksida untuk membersihkan kandung kemih,

proses ini disebut bladder instillation.
 Terapi peregangan kandung kemih (hidrodistensi) untuk meredakan nyeri dengan

memasukkan cairan atau gas ke kandung kemih.
 Operasi, seperti operasi pembesaran kandung kemih (sistoplasti), pengangkatan kandung

kemih (kistektomi), dan pengalihan aliran urine agar normal (diversi urinarius).

 Pencegahan Infeksi Kandung Kemih

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena
infeksi kandung kemih:

 Jangan menunda saat muncul keinginan untuk buang air kecil
 Banyak minum air putih, minimal 8 gelas dalam sehari
 Hindari mandi dengan cara berendam di bathtub
 Jangan menggunakan sabun atau parfum di area kemaluan
 Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan ganti setiap hari
 Usahakan buang air kecil sebelum dan setelah berhubungan seks
 Bagi wanita, biasakan menyeka area genital dari arah depan ke belakang setelah buang air

kecil atau buang air besar
 Hindari pemakaian alat kontrasepsi jenis diafragma atau yang mengandung spermisida

b) Infeksi Ginjal (Pyelonephritis)

Infeksi ginjal atau pielonefritis adalah infeksi pada organ ginjal, yang dapat menimbulkan
gejala berupa munculnya darah atau nanah pada urine. Infeksi ginjal sering kali terjadi akibat infeksi
kandung kemih sebelumnya.

Infeksi ginjal lebih berisiko terjadi pada wanita dibandingkan pria. Selain itu, kelainan
saluran kemih yang sudah ada sebelumnya juga membuat seseorang lebih rentan terkena infeksi
ginjal.

 Gejala Infeksi Ginjal

Gejala infeksi ginjal biasanya muncul dua hari setelah infeksi terjadi. Berikut ini adalah
gejala yang muncul pada penderita infeksi ginjal:

 Adanya darah atau nanah dalam urine
 Bau urine yang tidak seperti biasanya
 Sakit pinggang atau nyeri punggung bawah
 Demam
 Menggigil
 Lemas
 Tidak nafsu makan
 Mual dan muntah
 Diare

Gejala infeksi ginjal juga dapat disertai dengan gejala infeksi saluran kemih lainnya, seperti
sensasi nyeri atau terbakar ketika buang air kecil, frekuensi buang air kecil lebih sering, atau
sulit buang air kecil.

Lansia dan anak-anak yang mengalami infeksi ginjal kadang tidak menunjukkan gejala yang
jelas. Pada lansia, infeksi ginjal bisa menimbulkan gangguan kesadaran, seperti tampak bingung
dan bicara kacau. Sedangkan pada anak-anak, kondisi ini dapat membuat anak menjadi rewel
dan mengompol.

 Penyebab Infeksi Ginjal

Sebagian besar infeksi ginjal disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain oleh bakteri, infeksi
ginjal juga dapat disebabkan oleh infeksi virus atau jamur, meskipun keduanya jarang terjadi.

Bakteri penyebab infeksi ginjal biasanya berasal dari saluran pencernaan yang keluar
bersama tinja, lalu masuk ke dalam lubang kencing dan berkembang biak di kandung kemih,
kemudian menyebar ke ginjal.

Biasanya bakteri yang masuk tadi akan terbuang bersama urine, sehingga tidak terjadi
infeksi. Akan tetapi pada kondisi tertentu, bakteri tersebut akan berkembang biak di dalam
saluran kemih, hingga akhirnya menyebar ke ginjal.
 Komplikasi akibat Infeksi Ginjal

Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat infeksi ginjal:

 Abses ginjal

Kondisi ini terjadi saat cairan nanah muncul di dalam jaringan ginjal. Abses ginjal bisa
berakibat fatal karena bakteri atau carian nanah bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya,
misalnya ke aliran darah atau paru-paru.

 Sepsis

Sepsis terjadi ketika infeksi sudah menyebar ke aliran darah. Komplikasi ini dapat berakibat
fatal karena bakteri yang berada di aliran darah dapat menyebar ke organ-organ vital, seperti
jantung, otak, dan paru-paru.

 Gagal ginjal

Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak bisa berfungsi secara normal akibat kerusakan sel
ginjal. Kerusakan ginjal ini dapat bersifat sementara maupun permanen.

 Komplikasi pada kehamilan

Ibu hamil yang menderita infeksi ginjal berisiko mengalami komplikasi yang berbahaya.
Jika tidak ditangani, infeksi ginjal pada ibu hamil bisa menyebabkan bayinya
mengalami kelahiran prematur atau lahir dengan berat badan yang rendah.

 Pengobatan Infeksi Ginjal

Pengobatan infeksi ginjal yang paling utama adalah pemberian antibiotik. Antibiotik yang
umumnya diberikan adalah ciprofloxacin atau levofloxacin. Khusus untuk wanita hamil,
antibiotik yang diberikan adalah cephalexin.

Untuk meredakan rasa sakit dan demam, dokter biasanya akan memberikan paracetamol.
Selain itu, agar pemulihan dapat berlangsung dengan baik dan cepat, lakukanlah beberapa hal
berikut ini di rumah:

 Perbanyak minum air putih untuk membuang bakteri dari ginjal, serta untuk
mencegah dehidrasi.

 Gunakan bantal hangat pada perut, punggung, atau pinggang untuk mengurangi rasa nyeri.

 Khusus pasien wanita, jangan buang air kecil dalam posisi jongkok, melainkan dalam posisi
duduk di atas toilet, agar pengosongan kandung kemih lebih baik.

 Istirahat yang cukup.

Terkadang diperlukan rawat inap di rumah sakit untuk menangani infeksi ginjal. Dokter akan
merekomendasikan rawat inap jika:

 Infeksi ginjal terjadi pada anak-anak.
 Infeksi ginjal sangat parah dan memerlukan pemberian antibiotik melalui infus.
 Infeksi ginjal muncul kembali (kambuh).
 Infeksi ginjal terjadi pada pria, karena kondisi ini jarang sekali terjadi pada pria. Pemeriksaan

di rumah sakit diperlukan untuk mengetahui penyebab infeksi.

Selain beberapa kondisi di atas, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan apabila:

 Kondisi tidak membaik dalam waktu satu hari setelah mengonsumsi antibiotik.
 Tidak bisa menelan makanan, minuman, dan obat-obatan.
 Mengalami dehidrasi.
 Sedang hamil dan mengalami demam di atas 39⁰C.
 Berusia pasien di atas 65 tahun.
 Menderita penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit ginjal, atau penyakit liver.
 Mengalami nyeri yang parah pada pinggang atau perut.
 Mengalami gejala-gejala sepsis.

 Pencegahan Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor risikonya. Cara yang dapat
dilakukan adalah:

 Rajin minum air putih agar urin tetap dapat diproduksi secara teratur, sehingga bakteri di
saluran urine dapat terbuang secara berkala.

 Biasakan untuk buang air kecil setelah melakukan hubungan seksual, agar bakteri yang
masuk ke dalam saluran urine dapat terbuang.

 Jangan menahan atau menunda buang air kecil. Jika ingin buang air kecil, segeralah ke toilet.
 Jangan menggunakan produk perawatan atau kosmetik pada alat kelamin, untuk

menghindari iritasi yang dapat memicu infeksi.
 Khusus wanita, bersihkan organ kelamin dengan cara mengusap dari depan ke belakang

untuk menghindari penyebaran bakteri dari dubur ke organ kelamin.

c) Infeksi Uretra (Urethritis)

Uretritis adalah peradangan atau pembengkakan yang terjadi pada uretra, yaitu saluran yang
membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Kondisi ini menyebabkan dorongan untuk
buang air kecil semakin meningkat dan penderita akan merasa nyeri ketika buang air kecil.
Uretritis merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual.

 Gejala Uretritis

Gejala utama uretritis atau infeksi uretra adalah rasa nyeri ketika buang air kecil. Selebihnya,
gejala pada pria dan wanita dapat berbeda. Pada pria, gejala uretritis meliputi:

 Rasa panas dan terbakar ketika buang air kecil.
 Hematuria (kencing darah).
 Penis terasa gatal, membengkak, dan mengeluarkan cairan atau nanah.
 Kelenjar getah bening membengkak pada area selangkangan.
 Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ejakulasi.

Sementara itu, gejala uretritis pada wanita meliputi:

 Nyeri perut.
 Demam dan menggigil.
 Nyeri panggul.
 Rasa terbakar dan tidak nyaman ketika buang air kecil.
 Dispareunia (nyeri saat berhubungan intim).
 Keluar cairan dari vagina (keputihan).

 Penyebab Uretritis

Penyebab utama uretritis atau infeksi uretra adalah bakteri yang masuk ke dalam saluran
kemih dari kulit di sekitar lubang uretra atau lubang kencing kemudian menyebabkan infeksi
pada ginjal dan kandung kemih juga dapat menginfeksi uretra.

Berdasarkan penyebab peradangan, uretritis terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Uretritis gonore, yaitu jenis uretritis yang disebabkan oleh bakteri
penyebab gonore (Neisseria gonorrhoeae).

 Uretritis non-gonore, yaitu jenis uretritis yang disebabkan oleh faktor atau bakteri lain.
Sebagian besar uretritis non-gonore disebabkan oleh bakteri chlamydia.

Selain bakteri, uretritis juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti:

 Virus, yaitu virus herpes simplex (HSV-1 dan HSV-2), virus HPV, dan cytomegalovirus.
 Trikomonas, yaitu sejenis parasit penyebab trikomoniasis.
 Cedera yang menyebabkan gangguan pada uretra.
 Kulit sekitar pembukaan uretra sensitif terhadap bahan kimia, seperti spermisida.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena uretritis,
yaitu:

 Berjenis kelamin wanita.
 Melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan, tanpa menggunakan kondom.
 Memiliki riwayat infeksi menular seksual.

 Pengobatan Uretritis

Pengobatan uretritis atau infeksi uretra dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan
bakteri penyebab infeksi, meredakan gejala yang dialami pasien, dan mencegah penyebaran
infeksi. Langkah pengobatan utama uretritis adalah melalui antibiotik. Jenis antibiotik yang
dapat diberikan adalah:

 Azithromycin
 Ceftriaxone
 Cefixime
 Ciprofloxacin
 Doxycycline
 Erythromycin
 Levofloxacin
 Moxifloxacin
 Ofloxacin

Uretritis yang disebabkan oleh infeksi trikomonas atau trikomoniasis dapat diobati dengan
antibiotik metronidazole. Jika uretritis disebabkan oleh virus herpes simplex, maka pengobatan
dilakukan dengan obat antivirus, seperti:

 Acyclovir.
 Famciclovir.
 Valacyclovir.

Jika dokter sulit mengidentifikasi bakteri penyebab uretritis, maka dokter akan memberikan
satu atau lebih jenis antibiotik untuk mengobati infeksi yang terjadi.

Prosedur pengobatan tertentu juga dilakukan untuk mengobati uretritis, yaitu:

 Kateterisasi uretra. Prosedur yang dilakukan dengan memasukkan selang kateter ke dalam
kandung kemih melalui uretra untuk mengeluarkan urine. Tindakan ini dilakukan untuk
mencegah retensi urine dan perdarahan pada uretra.

 Sistoskopi. Prosedur yang dilakukan dengan menggunakan sistoskop, yaitu alat berupa
selang elastis yang dilengkapi dengan kamera di bagian ujungnya. Sistoskopi
memungkinkan dokter untuk memeriksa kondisi uretra dan kandung kemih, serta melakukan
tindakan pengangkatan jika ditemukan batu atau benda lain di dalam uretra.

 Kateterisasi langsung ke kandung kemih. Prosedur yang dilakukan dengan memasukkan
kateter ke dalam kandung kemih melalui perut bagian bawah, untuk mengeluarkan urine
ketika uretra tersumbat. Tindakan ini dilakukan ketika kondisi pasien tidak mungkin untuk
dipasang kateter atau sistoskop dari uretra

 Pencegahan Uretritis

Langkah utama pencegahan uretritis atau infeksi uretra adalah dengan menjalani seks aman,
karena penyebaran bakteri uretritis dapat terjadi melalui hubungan seksual. Selain itu, menjaga
kesehatan saluran kemih juga penting dilakukan untuk mengurangi risiko uretritis. Beberapa
langkah yang dapat dilakukan adalah:

 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama organ pencernaan dan reproduksi.
 Hindari berhubungan seksual dengan banyak pasangan atau gunakan kondom setiap kali

berhubungan seksual.
 Perbanyak konsumsi cairan.
 Usahakan untuk buang air kecil setelah melakukan hubungan seksual.
 Hindari atau kurangi makanan yang bersifat asam.
 Hindari paparan bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada uretra, seperti deterjen.
 Lindungi pasangan Anda. Jika Anda telah terdiagnosis infeksi menular seksual, beri tahu

pasangan atau pihak lain yang berisiko terkena infeksi.

 Komplikasi Uretritis

Jika uretritis tidak segera ditangani, uretra akan mengalami penyempitan dan menyebabkan
luka. Selain itu, infeksi juga dapat menyebar ke bagian lain dari saluran kemih, seperti ureter,
ginjal, dan kandung kemih.

Pada pria, uretritis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, di antaranya adalah:

 Cystitis (infeksi kandung kemih)
 Orchitis (infeksi testis)
 Prostatitis (infeksi prostat)
 Epididimitis

Pada wanita, komplikasi yang dapat terjadi akibat uretritis adalah:

 Peradangan leher rahim (serviks).
 Radang panggul atau PID (pelvic inflammatory disease).

C. PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

penyebab infeksi saluran kemih dikarenakan bakteri Escherichia Coli atau E. Coli yang
biasanya hidup di dalam usus besar. Diperkirakan bakteri ini bisa masuk ke dalam saluran uretra
seseorang dikarenakan kurang bersih ketika melakukan pembersihan setelah buang air kecil atau
besar.

1. Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Wanita
a) Tidak kencing setelah berhubungan seks

Melansir Prevention, banyak wanita yang terkena infeksi saluran kencing setelah
berhubungan seks. Berhubungan seks dapat mentransfer bakteri dari usus atau rongga vagina
ke dalam uretra. Tapi jangan khawatir berlebihan, wanita bisa mencegah infeksi saluran
kencing dengan kencing setelah berhubungan seks. Bersihkan vagina sebelum dan sesudah
berhubungan seks. Ingat, tak perlu menggunakan produk sabun khusus. Cukup pakai air
mengalir.
b) Menopause

Menopause atau mati haid merupakan salah satu faktor risiko infeksi saluran kencing pada
wanita. Setelah menopause, produksi hormon estrogen wanita mengalami penurunan
signifikan. Kondisi ini menyebabkan perubahan kadar keasaman vagina. Dampaknya,
keseimbangan bakteri dan jamur di vagina terganggu dan meningkatkan kemungkinan
infeksi. Selain itu, sejumlah wanita dengan atrofi atau penipisan dinding vagina memiliki
luka kecil di dekat uretra. Hal itu juga rentan menyebabkan infeksi saluran kencing. Baca
juga: 7 Tanda-tanda Menopause pada Wanita.
c) Sembelit dan diare

Penyebab infeksi saluran kencing yang perlu diwaspadai adalah sembelit dan diare. Sembelit
membuat pengosongan kandung kemih terhambat. Kondisi tersebut memungkinkan bakteri
berkembang biak dan memicu infeksi di kandung kemih. Sedangkan diare dapat
meningkatkan risiko infeksi saluran kencing karena bakteri dari kotoran buang air besar yang
encer mudah masuk ke dalam vagina dan uretra. Untuk mencegah penyakit infeksi ini,
pastikan wanita membersihkan dubur dari depan ke belakang agar tidak ada perpindahan
bakteri.

d) Diabetes yang tidak terkontrol

Saat gula darah tinggi, kelebihan gula akan dibuang melalui urine atau kencing. Kondisi ini
membuat bakteri yang berkembang biak jadi lebih banyak dan risiko infeksi saluran kencing
jadi meningkat. Terlebih pada penderita diabetes. Mereka memiliki sistem daya tahan tubuh
yang lemah, sehingga lebih sulit melawan penyakit saat terkena infeksi.
e) Sering menahan kencing

Kebiasaan menahan kencing juga dapat menjadi penyebab infeksi saluran kencing. Menurut
ahli, menahan kencing dalam waktu lama membuat bakteri yang masuk ke kandung kemih
punya banyak waktu untuk berkembang biak. Pastikan wanita tidak menahan kencing lebih
dari enam jam. Sempatkan untuk buang air kecil walaupun kondisinya sulit, seperti saat
berpergian atau punya aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan.
f) Dehidrasi

Kekurangan cairan atau dehidrasi dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kencing.
Pasalnya, saat buang air kecil, tubuh secara tidak langsung turut membuang bakteri yang
berkembang di saluran kencing. Jadi, pastikan wanita minum antara enam sampai delapan
gelas air setiap hari untuk mencegah infeksi saluran kencing.

g) Malas ganti pembalut saat haid

Pembalut atau tampon kotor yang tak kunjung diganti saat haid dapat menjadi tempat
berkembang biak bakteri. Untuk mencegah infeksi saluran kencing, wanita disarankan untuk
ganti pembalut setiap 4-6 jam sekali saat haid. Pastikan wanita rajin mengganti pembalut
secara berkala, termasuk saat darah menstruasi yang keluar tinggal sedikit.
h) Pakaian dalam lembap dan tidak nyaman

Penyebab infeksi saluran kencing pada wanita yang kerap tidak disadari lainnya yakni
pakaian dalam lembap dan tidak nyaman. Pakaian dalam yang lembap dapat menjadi tempat
ideal bagi tumbuh kembangnya bakteri biang penyakit ini. Para wanita disarankan
menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang lebih mudah menyerap lembap dan
keringat. Hindari juga jenis celana dalam yang terlalu tipis atau memicu lecet.
i) Batu ginjal

Batu ginjal adalah endapan mineral keras yang terbentuk di dalam ginjal. Terbentuknya batu
ginjal dapat menyumbat saluran kemih dan rentan menyebabkan pembentukan bakteri di
sana. Apabila tidak segera ditangani, penyakit batu ginjal tak hanya menyebabkan infeksi
saluran kencing. Penderita juga rentan terkena penyakit ginjal.

Infeksi saluran kencing merupakan penyakit yang tak boleh disepelekan. Terutama bagi
wanita yang sudah berhubungan seks, ibu hamil, sudah menopause, dan punya diabetes.
Pastikan wanita segera berkonsultasi ke dokter apabila mengalami gejala infeksi saluran
kencing seperti sakit saat kencing, anyang-anyangan, sakit perut, kencing bau tak sedap,
demam, ada darah dalam urine, dan demam.
2. Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Pria

ISK lebih sering terjadi pada wanita daripada pria karena uretra milik wanita lebih pendek
dan bakteri perlu menempuh jarak yang lebih pendek untuk mencapai kandung kemih.
Sementara itu, pria tidak mungkin tertular ISK karena berhubungan seks dengan wanita, karena
infeksi biasanya berasal dari bakteri yang sudah ada di saluran kemih pria tersebut.

ISK pada pria lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua. Salah satu alasannya adalah
bahwa pria yang sudah lanjut usia (lansia) lebih mungkin mengembangkan pembesaran kelenjar
prostat non-kanker, yang disebut hiperplasia prostat jinak. Prostat membungkus leher kandung
kemih, tempat uretra terhubung ke kandung kemih. Pembesaran kelenjar prostat dapat
mencekik leher kandung kemih, membuat urine lebih sulit mengalir dengan bebas. Jika
kandung kemih tidak benar-benar kosong, bakteri yang biasanya keluar bersama air seni
mungkin dapat berpijak.
Faktor lain yang dapat membuat pria berisiko lebih besar terkena ISK adalah sebagai berikut:
 Malas bergerak dalam waktu yang lama
 Tidak minum cukup cairan
 Operasi saluran kemih baru-baru ini
 Menderita diabetes
 Tidak disunat
 Inkontinensia tinja
 Melakukan hubungan seks anal, yang membuat uretra terkena lebih banyak bakteri.

D. GEJALA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
1. Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Wanita
Melansir Harvard Health Publishing, ada beberapa gejala infeksi kencing pada wanita yang
khas, antara lain:
 Sering kencing.
 Ingin kencing terus-menerus.
 Kencing terasa sakit, panas, atau tidak nyaman.
 Kandung kemih (bagian atas atau dekat area kemaluan) terasa sakit.
 Urine berwarna keruh dan baunya sangat tidak enak.
 Demam.
 Mual dan muntah.
 Nyerinya menjalar ke punggung atau pinggang.
 Sering terbangun dari tempat tidur untuk kencing.
 Terkadang jadi mengompol di malam hari
2. Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Pria
Melansir Medical News Today, pria dengan ISK mungkin tidak memiliki tanda atau gejala
infeksi. Namun, ketika gejala benar-benar terjadi, itu bisa termasuk:

 Nyeri saat buang air kecil.
 Sering ingin buang air kecil atau anyang-anyangan.
 Ketidakmampuan untuk mulai buang air kecil.
 Aliran urine lambat atau kebocoran urine.
 Kebutuhan mendadak untuk buang air kecil.
 Pelepasan hanya sejumlah kecil urine pada satu waktu.
 Darah dalam urine.
 Nyeri di bagian tengah bawah perut.
 Urine keruh dengan bau menyengat
3. Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Anak

ISK pada bayi cenderung sulit terdeteksi. Hal ini karena bayi belum bisa menyampaikan
gejala-gejala yang ia rasakan. Oleh karena itu, orang tua harus jeli terhadap perubahan yang
dialami pada bayi.

Berikut ini adalah tanda-tanda ISK pada bayi yang bisa Bunda amati:

 Menangis saat buang air kecil
 Buang air kecil jadi lebih sering dan sedikit-sedikit
 Sering rewel
 Air kencing berbau tidak sedap, terlihat keruh atau berdarah
 Nafsu makan turun
 Mual dan muntah
 Terlihat lesu
 Demam
 Berat badan sulit naik

E. CARA MENGATASI INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Berikut beberapa cara mengobati infeksi saluran kencing:

1. Minum obat sampai tuntas.
Melansir Mayo Clinic, dokter umumnya meresepkan antibiotik setelah mengetahui dengan

pasti penyebab infeksi saluran kencing berasal dari infeksi bakteri.
Gejala penyakit umumnya sudah menghilang selang beberapa hari setelah obat antibiotik

untuk infeksi saluran kencing rutin diminum. Namun, pastikan penderita menghabiskan atau
merampungkan pengobatan antibiotik sesuai petunjuk dokter sampai tuntas. Tujuannya untuk
mencegah bakteri kebal obat di kemudian hari.

Hindari sembarangan minum obat antibiotik tanpa pengawasan atau petunjuk dari dokter.
Selain obat antibiotik, dokter juga meresepkan obat pereda nyeri untuk menghilangkan rasa
sakit penderita.
2. Minum banyak cairan.

Cara mengobati infeksi saluran kencing secara alami salah satunya minum banyak cairan,
terutama air putih. Dengan banyak minum, penderita bisa lebih sering kencing. Saat buang air
kecil, bakteri diharapkan bisa ikut meluruh.

Menurut penelitian, orang yang kekurangan cairan dan jarang buang air kecil juga lebih
berisiko terkena infeksi saluran kencing.

3. Konsumsi makanan kaya vitamin C.
Beberapa penelitian menunjukkan, makan asupan yang banyak mengandung vitamin C dapat

melindungi tubuh dari infeksi saluran kencing. Vitamin C dapat meningkatkan kadar keasaman
urine, sehingga bisa membasmi bakteri penyebab infeksi. Cara terbaik meningkatkan vitamin
C adalah rutin mengonsumsi buah dan sayur seperti paprika, jeruk, dan buah kiwi.
4. Minum jus cranberry tanpa gula.

Cara mengobati infeksi saluran kencing secara alami lainnya yakni minum jus cranberry
tanpa tambahan gula atau pemanis buatan. Buah cranberry potensial untuk mencegah bakteri
menempel di seluran kencing, sehingga bisa mencegah infeksi saluran kencing. Tak hanya
membantu pengobatan penyakit ini, cranberry juga dapat mencegah infeksi saluran kencing
kambuh di kemudian hari.
5. Minum probiotik.

Probiotik adalah jenis mikroorganisme baik yang dapat meningkatkan keseimbangan bakteri
sehat di usus. Probiotik dapat ditemukan di beberapa makanan fermentasi seperti kefir,
kombucha, sampai yogurt. Manfaat probiotik potensial dapat meningkatkan kesehatan
pencernaan sampai fungsi daya tahan tubuh. Beberapa penelitian juga menunjukkan, manfaat
probiotik terbukti dapat membantu mengobati infeksi saluran kencing. Baca juga: 4 Penyebab
Kencing Berbusa dan Cara Mengatasinya.
6. Jaga kebersihan area intim.

Cara mengobati infeksi saluran kencing yang tak kalah penting adalah menjaga kebersihan
area intim. Pastikan tidak menahan kencing karena bisa menyebabkan bakteri menumpuk di
kandung kemih dan memicu infeksi. Selain itu, diperlukan membangun kebiasaan untuk
membilas atau membersihkan area intim dengan seksama setelah buang air. Seka area intim
dari depan ke belakang untuk mencegah perpindahan bakteri.

Terakhir, pastikan Anda kencing setelah berhubungan seks. Tujuannya untuk mencegah
penyebaran bakteri.

Jika Anda sudah mencoba beberapa cara mengobati infeksi saluran kencing di atas dan
penyakit tak kunjung sembuh, segera konsultasi lagi ke dokter.

F. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Pengobatan infeksi saluran kemih adalah dengan pemberian antibiotik. Namun, pemeriksaan
akan terlebih dulu dilakukan oleh dokter agar jenis antibiotik yang diresepkan sesuai dengan
kondisi pasien. Khusus pada pasien dengan keluhan berat, pengobatan harus diberikan di rumah
sakit.

Infeksi saluran kemih dapat dicegah dengan banyak minum air, sehingga bakteri yang
mungkin masuk ke saluran kemih akan selalu terbilas bersama urine. Pada wanita, ISK dapat
dicegah dengan menerapkan cara yang benar saat membersihkan organ intim setelah buang air
besar.


Click to View FlipBook Version