The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by RAK BUKU DIGITAL PSS AL-JAUHAR, 2023-05-26 10:59:50

MAJALAH AN NAJAH APRIL 2021

MAJALAH AN NAJAH APRIL 2021

DAFTAR ISI 22 SILATURAHIM Antara Corona dan Keluarga 28 SAINS-QU Asal Muasal Vaksin 30 IDOLA Al Khawarizmi: Ilmuwan Muslim Jenius Penemu Al-Jabar 34 CERPEN Dialog Puasa di Teras Rumah 4 8 17 30 4 TARBIYAH Madrasah Ramadhan 8 LAPORAN KHUSUS Selaksa Cerita Masuk AISBa 12 PROFIL Berbisnis dengan Allah 17 SUDUT PANDANG Menjadi Orangtua Dewasa di Era Digital 2 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021


3 terus menyapa para pembaca dengan aneka isi yang edukatif, dan inspiratif. Pada edisi kedua kali ini kami sengaja menyajikan rubrik baru: Insight, Profil, Agenda Sekolah, My Dream, Language Corner, Sains-Qu, dan Sudut Pandang. Insight adalah rubrik khusus yang diperuntukkan untuk Yayasan, Kepala Sekolah, dan juga Divisi Litbang. Mereka nanti bergiliran akan menulis seputar pendidikan, religi, dan inspirasi. Nantikan tulisan mereka dan juga rubrik lainnya yang tak kalah menarik pada edisi berikutnya. Mohon doa para pembaca yang budiman agar kami selalu diberikan kekuatan dan keistiqomahan untuk menerbitkan media ini setiap bulannya. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh Pemimpin Redaksi Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh Para pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berbahagia Majalah An-Najah kembali dapat menyapa para pembaca. Ini adalah edisi kedua setelah terbit perdana Maret lalu. Meski pada edisi perdana masih banyak kekurangan, tapi kami bersyukur banyak dukungan serta doa terbaik dari para pembaca. Sekadar informasi, alhamdulillah kami telah melakukan dua kali launching media ini. Launching pertama di radio IDC FM dalam program IDC Publik. Acara itu diisi oleh pemimpin redaksi majalah, Syaiful Anshor. Launching kedua pada webinar parenting “Hiasi Buah Hati dengan Adab” bersama Ustaz Mohammad Fauzil Adhim medio Maret lalu. Seperti yang pernah kami sampaikan, InsyaAllah, media ini akan Penasihat: Bapak. Ir. H. Muhammad Utama Jaya, Ir. Hj. Megawati. Pemimpin Redaksi: Syaiful Anshor Redaktur Pelaksana: Indah Yulianti Sidang Redaksi: Muflihin, Rahmat, Romadhan, Lilin Linda Saputri, Abdul Rofik, Randi Patajangan, Karindah Eka, M. Fadly Ihsan, Hanifah Rahmah, Dina. Desainer: Mustok Design Alamat Redaksi : Alamat: SD-SMP Al-Imam Islamic School Balikpapan. Ruko Kompleks Masjid Namirah Blok A2 Balikpapan Baru. WA:0542-8515762 WA: 0811533362 SUSUNAN REDAKSI SAPA REDAKSI Launching Majalah An-Najah Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH


TARBIYAH Madrasah Ramadhan 4 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” Saat membacanya, kandungan ayat ini sepintas mengingatkan kita tentang sekolah. Pendidikan formal yang tidak akan terbentuk jika tidak ada kurikulum, siswa, guru, dan sarana. Prosesnya terdiri dari tiga hal: input, proses, dan output. Jika hendak berhasil, ketiga faktor ini harus ada dan berjalan dengan baik. Setali tiga uang bulan ramadhan. Ada kabar gembira. Kabar untuk kita semua: anakanak, orang dewasa, orangtua, hingga kakek-nenek. Kabar super penting itu tidak lain adalah bulan suci ramadhan yang akan segera tiba. Tinggal hitungan jari. Sesuai kalender, InsyaAllah kita akan berpuasa pada medio April ini. Kabar itu sudah disampaikan sejak 14 abad yang silam. Kabar itu terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183, “Wahai orang-orang yang


Jika melihat ayat di atas, bulan puasa tak ubahnya seperti madrasah: ada input, proses, dan output. Input yang dimaksud seperti dalam surah AlBaqarah ayat 183 itu adalah orang beriman. Keimanan menjadi syarat mutlak untuk berpuasa. Jika tidak beriman, maka ya tidak wajib berpuasa. Sedangkan proses berpuasa di bulan ramadhan sangat banyak. Allah telah menyiapkan berbagai proses tarbiyah untuk menempa dan mengedukasi kita agar berhasil. Waktunya pun sudah jelas: sebulan penuh. Dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Pertama, kesabaran. Bulan puasa media paling ideal untuk melatih kesabaran. Suasananya begitu pas. Tidak boleh makan dan minum. Meski merasa lapar dan dahaga. Kita juga diharuskan menahan hawa nafsu, dan dari segala perbuatan yang dapat menghilangkan pahala puasa. Tidak boleh ghibah, mencaci maki, dan perbuatan dosa lainnya. Kedua, berbagi. Di bulan ini diperintahkan untuk berzakat: baik zakat mal maupun zakat fitrah. Allah juga menyediakan pahala bagi orang yang sedekah berlipat ganda di bulan ini. Seperti halnya pahala memberi buka puasa—ifthor—kepada orang lain. Orang yang memberi ifthor kata Rasulullah akan mendapat pahala sebagaimana pahala orang berpuasa. Ketiga, kedisiplinan. Ada banyak amalan untuk melatih kedisiplinan di bulan ini. Seperti halnya mengerjakan ibadah sesuai time-line yang disediakan. Bahkan, jika kita on-time—sesuai waktu yang ditentukan—dalam mengerjakannya akan dapat pahala berlipat. Kita juga tidak boleh berbuka puasa meski waktu kurang dua menit lagi. Bahkan puasanya tidak sah. Keempat, kejujuran. Puasa termasuk ibadah yang sangat erat kaitannya dengan kejujuran. Yang tahu puasa atau tidak hanya Allah. Bisa saja seseorang di depan kita mengatakan berpuasa, tapi beberapa menit kemudian saat pulang ke rumah dia mengambil sepiring nasi di dapur dan makan. Karena itu, seperti dikatakan dalam hadis puasa itu untuk Allah dan Dia sendiri yang akan membalasnya. Itulah beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari bulan ramadhan. Ya, belajar untuk bersabar, belajar untuk berbagi, belajar untuk disiplin, dan belajar untuk berbuat jujur. Jika kita berhasil menempa diri dengan beragam tarbiyah itu, insyaAllah kita akan lulus menjalaninya dan lulus dengan prediket taqwa. Seperti halnya akhir ayat 183 surah Al-Baqarah di atas—agar kalian bertakwa. Jika tidak berhasil meraihnya, berarti kita tidak lulus. Atau bahasa lainnya gagal. Ah, sungguh rugi! *Syaiful Anshor Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 5 FOTO: FREEPIK


INSIGHT Solusi Edukasi untuk Buah Hati 6 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 Terbersit dalam hati untuk mendirikan sekolah dengan kurikulum yang sesuai dan berada di kota Balikpapan. Semuanya bisa lebih efektif, dan efesien. Ya, untuk anak, ya untuk kita—orangtua. akhwat. Selain itu, juga kenapa harus jauh-jauh di pulau Jawa? Bukannya jika di Balikpapan bisa jauh lebih baik. Dekat keluarga. Keluarga bisa lebih mudah memantau anak. Selain itu, dengan menyekolahkan anak di pulau Jawa diperlukan biaya lebih besar. Belum lagi waktu untuk pulang pergi dan lain sebagainya. Saat itu, terbersit dalam hati untuk mendirikan sekolah dengan kurikulum yang sesuai dan berada di kota Balikpapan. Semuanya bisa lebih efektif, dan efesien. Ya, untuk anak, ya untuk kita— orangtua. Berawal dari pengalaman itu, kami memutuskan untuk mendirikan Yayasan Al Imam Madinatul Iman pada awal 2015. Yayasan ini menaungi SD – SMP Al Imam Islamic School Balikpapan (yang kemudian dikenal dengan AISBa). Pada tahun itu juga resmi berdiri SD-SMP AISBa yang bertempat di Kompleks Masjid Namirah, Balikpapan Baru. Sekolah ini mengombinasikan kurikulum pendidikan nasional – kurikulum kepondokan – serta memiliki international environment (dengan program unggulan Bahasa Arab dan Inggris). Dari kombinasi kurikulum dengan mutu yang berimbang ini, diharapkan akan Mencari sekolah ideal buat buah hati kita tidak mudah. Berbekal pengalaman mencari sekolah untuk Ananda saat hendak sekolah dulu. Kami berkeliling ke beberapa sekolah dan pondok pesantren di pulau Jawa. Semuanya punya plus dan minus. Ada yang unggul akademiknya, tetapi tidak diniyahnya. Begitu juga sebaliknya. Ketika ada sekolah yang cocok, ternyata untuk akhwat. Tidak ada ikhwannya. Padahal, waktu itu kami ingin menyekolahkan anak kami ikhwan dan Oleh: *Ir. H. Muhammad Utama Jaya | Ketua Yayasan Al Imam Madinatul Iman


lahir anak didik Al Imam Islamic School yang: 1. Mempunyai akhlaq dan karakter yang mulia 2. Mampu membaca Al Qur’ an sesuai ilmu tajwid 3. Mempunyai hafalan Al Qur’an yang cukup (SD min 5 juz dan SMP min 2 juz) 4. Mampu berbahasa Arab dan Inggris fasih dan lancar 5. Mempunyai pondasi pelajaran Math & Science yang kuat Kelima target pencapaian tersebut merupakan pencapaian skill anak didik yang in syaa Allah akan terus dimiliki dan ditingkatkan oleh anak didik Al Imam sepanjang usianya. Yayasan Al Imam Madinatul Iman sa - ngat memahami keinginan para orang tua dan in syaa Allah kelima poin di atas menjadi perhatian dan komitmen Yayasan untuk selalu fokus pada pencapaian target Al Imam dengan selalu memperhatikan keseimbangan dari lima poin tersebut. Alhamdulillaah, hal ini terbukti dengan dicapainya Akreditasi – A bagi SD dan SMP AISBa dalam usia 3 tahun, usia yang relatif muda bagi suatu instansi pendidikan formal. Dari sisi akademik pembelajaran, sudah banyak anak didik Al Imam yang meraih juara di berbagai bidang, seperti matematika, english, bahasa Arab, dan tahfidz Al-Qur’an. Para guru pun tidak mau kalah berlomba dengan anak didiknya dalam meraih berbagai penghargaan. Ada yang juara lomba matematika tingkat nasional, meraih medali emas dalam Indonesian Youth Science Competition (IYSC) 2020, juara 1 lomba memotivasi siswa Se-Kaltim, dan ada juga guru yang menerbitkan buku. In syaa Allah tidak lama lagi, SDSMP AISBa akan menempati gedung baru yang berlokasi di jalan Bukit Cinta Damai. Semua pencapaian ini didapat karena dukungan dan kemudahan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada AISBa. Do’a tulus dan ikhlas dari orang tua murid yang telah memercayakan pendidikan anak – anak nya di AlSBa, usaha keras dan ikhlas dari semua ustadz dan ustazah AlSBa dan tentunya dukungan penuh dan do’a tulus dari istri dan anak – anak tercinta. Semoga Yayasan dan Sekolah selalu istiqomah di dalam mencapai visi, misi dan target sekolah yang telah ditetapkan dan semoga Allah selalu membimbing, meridhoi dan memberikan kemudahan kepada kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin. Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 7


LAPORAN KHUSUS Selaksa Cerita Masuk AISBa 8 “Saya memilih sekolah ini karena berlandaskan AlQur’an, dan sunnah serta penekanan pada bidang tahfiz Al Quran, dan bahasa Inggris-Arab,” dan bertanya kepada temannya yang berada di Balikpapan, dia lalu menjatuhkan pilihan ke SD AISBa. “Saya memilih sekolah ini karena berlandaskan Al-Qur’an, dan sunnah ser­ta penekanan pada bidang tahfiz Al Quran, dan bahasa Inggris-Arab,” jelasnya. Menurutnya, target tahfidz sekolah ini bagus. Lulus SD minimal siswa hafal 5 juz. Dia ingin Akram dan Akbar tidak hanya lancar berbahasa asing, tapi juga bisa Kartika Dewi masygul. Istri da­ri Abdul Halim ini bingung memilihkan sekolah untuk kedua putranya: Muhammad Akbar Azzam Zahwan dan Muhammad Akram Abbasy Hamizan. Saat itu mereka sedang berada di Abu Dhabi dan harus kembali ke tanah air dalam waktu dekat. Yang membuatnya bingung adalah mencarikan sekolah yang mirip tempat anaknya sekarang belajar di negara penghasil minyak itu. Katanya, sekolah di sana hanya menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Pelajaran tahfidz-nya ju­ga bagus. Anak-anaknya juga sudah terbiasa bercakap-cakap dengan dua bahasa asing itu. “Saya ingin mereka tetap terbiasa menggunakan dua bahasa itu saat di Balikpapan nanti,” katanya kepada media ini medio Maret lalu. Waktu kepulangan ke Balikpapan semakin dekat. Tika—sapaan akrabnya— lalu searaching informasi di internet. Dapat. Ada dua sekolah. Salah satunya adalah SD AISBa. Setelah melihat kurikulum, visi-misi, AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021


membaca Al-Qur’an dengan baik serta memiliki hafalan yang banyak. Kurikulumnya Bagus Ika Putri Maharani juga punya alasan serupa. Dokter yang seharihari dinas di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) ini memasukkan putri sulung­nya, Siti Raisya Amirah Putrian karena tertarik kurikum dan konsep pembelajarannya. “Setelah survei, dan lihat program pembelajarannya, saya dan suami langsung sreg. Kurikulumnnya bagus,” tutur istri dari Dian Sumantri. Alasan lain karena sekolah yang didirikan sejak enam tahun lalu ini memiliki muatan pelajaran agama yang lebih banyak. Jumlah siswa per kelas juga ti­dak terlalu banyak. Jadi, katanya siswa bisa lebih mudah diajari, dan dikontrol. Kemampuan putrinya juga kian menggembirakan. Karena itu, saat hendak menyekolahkan anak keduanya, Arif Habibi Putrayan, dia tidak ragu-ra­gu lagi memasukkannya ke SD AISBa. Dari brosur di Mading Berbeda lagi Yosica Ferindah. Istri Surya Atmadjaya ini dapat informasi AISBa dari secarik brosur yang tertempel di majalah dinding di TK Hang Tuah Balikpapan. Kebetulan saat itu dia sedang mencari sekolah untuk put­ri sulungnya, Asmyranda Azzizah Atmadjaya. Setelah survei, Yosica tertarik. Menurutnya, kurikulum dan sistem pembelajarannya cocok. Sekolah juga tidak memberikan hukuman bagi orangtua jika berhalangan hadir pada aca­ra parenting dengan alasan sibuk. Tak hanya Mya yang kini telah duduk di bangku kelas 8 SMP, kedua putrinya juga dimasukkan ke AISBa, yaitu Ascendrya Arumi Atmadjaya ( Kelas 5), dan Anindya Alyssandra Atmadjaya (kelas 1). “Alhamdulillah, anak-anak senang belajar di AISBa. Mereka merasa nyaman, dan suka berinteraksi dengan pengajarnya. Sampai-sampai punya cerita unik dengan versi sendiri-sendiri,” pungkasnya. Gara-Gara Tangga Sekolah Lokita Permata Lestari punya cerita lebih unik. Istri Ronny Effendy ini memilihkan sekolah untuk putranya, Na­fis Azzahir justru karena tangga sekolah. Waktu itu dia dan Nafis survei SD AISBa dan melihat ke berbagai sudut serta kelas hingga ke lantai dua. Anehnya, saat hendak naik tangga Na­fis kaget. Tangganya dipisah: ikhwan dan akhwat. Untuk ikhwan sebelah kiri sedangkan akhwat sebelah ka­nan. Menaikinya pun tidak boleh campur. Sebelum survei, dia sebenarnya telah survei beberapa sekolah Islam yang lain. Hanya saja masih bingung. Semuanya punya kelebihan dan kekurangan. Lantas, dia meminta pendapat anaknya. “Saya mau belajar di sekolah yang tangganya dipisah,” jawabnya. Lokita akhirnya memasukkan putranya di SD AISBa. Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 9


LAPORAN KHUSUS 10 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 Sekolah Rasa Pesantren arab, ya inggris. Kegiatan serupa juga dilakukan di SD AISBa pada hari Jumat. Programnya sama. Bedanya untuk kelas kecil, yang menyampaikan ceramah adalah ustaz dan ustazah. Kata Kepala SMP, Abdul Rofik, konsep pembelajaran dide­sain seperti pesantren. Ada latihan ceramah, halaqoh tahfidz, hafalan hadis, zikir, dan shalat dhuha. “Bedanya, kalau pesantren boarding, kalau ini full day. Tapi Assalamu’alaikum... Salam itu diucapkan Naura Adany Busyro, siswi kelas 8 SMP AISBa. Suaranya terdengar ke setiap device peserta muhadhoroh melalui aplikasi Google Meet. Kamis pagi itu, Naura berceramah dengan bahasa Arab. Fasih, dan lancar. Selain Naura, siswa lain yang dapat jadwal juga melakukan hal sama. Tidak hanya dapat tugas ceramah, tapi juga jadi MC, dan qari Al-Qur’an. Bahasa yang digunakan kalau nggak


Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 11 kegiatannya hampir sama. Ya, boleh dibilang AISBa itu sekolah rasa pesantren,” ujarnya. Bukan hanya kegiatannya yang mirip, tenaga pengajarnya juga banyak alumni pesantren, se­perti Pesantren Gontor, Pesantren Hidayatullah, dan Ma’had Aly Ar-Royah. Satu guru bah­kan asal Pakistan, Ustaz Abdul Hannan. Hanya bisa berbahasa Arab, dan Inggris. Begitu juga yang dirasakan Dhanny Rotrika dan Hemlin. Orangtua dari Athar Darves Sha­quelle I, dan Altaf Parves Shua I ini merasa kedua anaknya dapat pengetahuan yang seimbang. “Alhamdulillah, ilmu diniyah dan akademik anak-anak semakin bertambah,” ujarnya. Senada dituturkan Akhmad Zain. Dia memilih AISBa untuk dua putranya— Habibie Calief Akh­mad D, dan Althaf Ar-Raziq Akhmad D karena karena prog­ram tahfidz dan tahsinya. Selain itu juga karena para pengajarnya banyak alumni perguruan tinggi Islam. *Syaiful Anshor


PROFIL Berbisnis dengan Allah 12 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 “Itu kenapa kami memberi nama Al-Imam Islamic School Balikpapan. Ada kata Balikpapan di belakangnya. Sebab, kami ingin sekolah ini juga didirikan di daerah yang lainnya,” bening. Namun, tak ada satupun yang datang. Pernah ada yang mengetuk pintu. Hanya saja bukan untuk mendaftar. Melainkan salah alamat. Tak pelak, owner SD-SMP AISBa, Bunda Megawati maysgul. Sebab, tahun ajaran baru tinggal sebulan. SeS udah berhari-hari Nur Samsiah Fitriana menunggu calon siswa baru. Alumni pesantren modern Gontor ini duduk di kursi ruang depan sekolah. Pandangannya tertuju ke pintu yang terbuat dari kaca tebal dan


mentara siswa yang baru mendaftar baru tujuh orang. Enam siswa SD, sedangkan satunya lagi siswa SMP. Mau tidak mau, dia harus lebih gencar mempromosikan sekolah. Dia lalu berkeliling. Menyetir sendiri mobilnya menyusuri jalanan kota Balikpapan yang ramai. Ke berbagai tempat. Mulai Balikpapan Baru, Klandasan, Pasar Segar, dan Gunung Pasir. Pokoknya, setiap ada masjid, TK, atau SD langsung mampir. Tanpa malu, dia membagikan brosur sekolah, dan memasang pamflet di mading. “Pernah suatu ketika membagikan brosur di masjid At-Taqwa. Dari belakang tak kenal. Ternyata saat dari depan kenal. Teman sendiri. Dia kaget, dan berkata, “Eh, Bu Mega,” kenangnya. Ketika itu, guru juga belum ada. Sang suami, Bapak Muhammad Utama Jaya memasang iklan di Kaltim Post. Iklan lowongan guru terpasang. Sayang, sudah lama tak kunjung ada yang mendaftar. “Mungkin orang bingung. Sekolah apa ini? Baru dengar,” ujarnya. Meski begitu, bukan berarti keinginan mendirikan sekolah luntur. Keduanya yakin sesulit apapun mendirikan sekolah, pasti ada kemudahan, dan jalan. Tahun ajaran baru tiba. Proses pembelajaran SD-SMP AISBa resmi dibuka meski dengan kondisi ala kadarnya. Siswa yang masih sedikit dan beberapa gelintir guru. Target Kedepan Jarum jam terus berputar. Kini, usia sekolah berbasis tahfidz Al-Qur’an yang terletak di Kompleks Masjid Namirah Balikpapan Baru ini telah menginjak tahun keenam. “Alhamdulillah, perkembangan SDSMP AISBa kini semakin baik. Siswanya juga semakin banyak, 200 lebih,” tuturnya. Perkembangan ini dilihat dari capaian siswa dari waktu ke waktu. Seperti capaian siswa dalam bidang tahfidz, tahsin, bahasa asing—Arab, dan Inggris— serta akademik. Begitu juga prestasi yang diraih siswa, dan guru di berbagai ajang perlombaan, baik lokal mau pun nasional. “Perkembangan ini harus terus ditingkatkan. Meski ada catatan dan perbaikan yang harus dilakukan,” terangnya. Dari perkembangan itu, Utama makin optimis. Sekolahnya kedepan bisa lebih berkembang. Kedepan, Yayasan AlImam Madinatul Iman yang dipimpinya tidak saja memiliki SD dan SMP, tapi juga membuka jenjang SMA, PAUD, dan TK. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan membuka cabang di daerah lain. “Itu kenapa kami memberi nama AlImam Islamic School Balikpapan. Ada kata Balikpapan di belakangnya. Sebab, kami ingin sekolah ini juga didirikan di daerah yang lainnya,” harapnya. Berawal dari Gelisah Keinginan mendirikan sekolah tidak muncul begitu saja. Menurutnya, keinginan itu berawal dari kegelisahan. Dia menilai saat itu belum ada sekolah Islam di Balikpapan yang memiliki keunggulan di bidang akademik yang mampu bersaing dengan sekolah lain. Begitu juga pada bidang agama—tahfidz, dan bahasa Arab. Masih biasa saja. Gayung bersambut. Dia bertemu DR. Abdul Rochim, praktisi pendidikan sekaligus pemilik sekolah Islam AlWildan, Jakarta. Konsep kurikulum yang Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 13


PROFIL 14 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 dijelaskannya bagus. Konsep integrasi kurikulum umum dan diniyah cocok. Utama tertarik dan ingin mendirikan sekolah serupa. “Jadi nama Al-Imam ini pemberian dari beliau,” kenangnya. Alasan lain mendirikan sekolah juga tergiur pahala jariah. Menurutnya, bisa jadi bisnis lain—seperti properti—jauh lebih menguntungkan, tapi pahalanya tidak sebanyak sekolah. Jika sekolah sukses mencetak generasi rabbani yang shalih-shalihah, cerdas, beradab, dan kelak menjadi pemimpin bangsa, secara tidak langsung itu akan menjadi amal jariah. “Selain kebahagiaan tersendiri, itu semua jadi amal jariah. AISBa telah berinvestasi mencetak generasi qur’ani untuk masa depan bangsa ini. Inilah berbisnis dengan Allah yang terbaik,” jelasnya. Tangis Haru Bu Mega pernah menangis haru. Bulir bening itu pertama kali jatuh saat menjadi makmum shalat tarawih siswinya beberapa tahun lalu di acara mabit bulan Ramadhan di sekolah. Katanya, bacaan muridnya itu sangat bagus dan fasih. Shalat pun jadi lebih khusyuk. “Saat itu saya mendadak merenung. MasyaAllah, muridku telah tumbuh menjadi anak shalihah dan sudah bisa menjadi imam dengan suara yang fasih sekali,” tuturnya. Tangis haru kedua saat acara Students’ Day di Gedung Kesenian Balikpapan tahun lalu. Entah kenapa, katanya, setiap kali melihat pertunjukkan pembacaan sambung ayat siswa kedua bola matanya selalu basah. “Tak terasa saya menangis. Terisak. Untung saja waktu itu mati lampu. Jadi nggak ada yang lihat,” kenangnya. Dari pernikahannya dengan Utama kini telah dikaruniai tiga anak. Pertama, Aqiilah Khoiriyyah Husnaa, hafal 11 juz, dan menamatkan pendidikan dari Telkom University. Kedua, Muhammad Rofi Ramadhan hafal 10 juz dan sedang menempuh kuliah di ITS Surabaya. Ketiga, Ashilah Hanifah Huwaidah hafal 6 juz dan kini sedang mondok di IHBS. “Saya berharap mereka bisa lebih baik dari orangtuanya. Menjadi apa saja yang penting berguna dan menerapkan syariah di manapun kaki dipijak,” harap Utama. *Syaiful Anshor.


AGENDA SEKOLAH SD-SMP AISBa untuk ketiga kalinya mengadakan webinar parenting. Kali ini temanya, “Hiasi Buah Hati dengan Adab.” Hadir sebagai narasumber acara Ustaz Mohammad Fauzil Adhim, penulis bestseller sekaligus pakar parenting islami asal Jogjakarta. Acara tersebut diikuti oleh para guru, orangtua siswa, dan peserta lain dari berbagai daerah. Webinar ini diadakan pada tanggal 15 Maret 2021. Acara diadakan melalui aplikasi meeting Zoom Cloud. Sebelumnya, peserta harus melaku- kan pendaftaran secara online lalu dimasukkan ke dalam group WhatsApp. Acara juga disiarkan ulang oleh IDC FM pada pukul 13.00—15.00 Wita. Menurut penulis buku “Segenggam Iman Anak Kita” seorang siswa tidak dapat meraih ilmu kecuali dengan dua cara. Yaitu, dengan mengagungkan ilmu, dan menghormati guru. Tanpa dua hal itu, katanya, mustahil seorang siswa dapat meraih keberkahan ilmu. Webinar Parenting Bersama Ustaz Fauzil Adhim Ada anggapan matematika itu sulit. Guru yang ngajarnya pun sampai dianggap killer. Ih, sereeem! Tapi apa betul seperti itu? Ternyata tidak. Matematika dianggap sulit karena memang mempelajari sesuatu yang abstrak. Angka-angka. Bukan sesuatu yang konkrit. “Jadi tergantung gurunya. Jika guru bisa mengajarkan dengan pendekatan kongkrit, dengan deskripsi yang menarik, insyaAllah matematika akan menjadi mudah,” tutur Anis Tri Wulandari. Koordinator bidang math and science ini menyampaikannya dalam Edutalk IDC FM dengan tema, “I Love Math and Science” pada Rabu, 3 Maret 2021. Selain Anis, acara ini juga menghadirkan Dyah Mei Rimadhani, peraih medali emas lomba Indonesian Youth Science Competition (IYSC) 2020, dan peraih juara 1 lomba memotivasi siswa Se-Kalimantan Timur tahun lalu. Edutalk “I Love Math and Science Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 15


SMP AISBa mengadakan Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap pada 15 hingga 26 Maret 2021. Ujian ini diawali dengan penanaman adab lebih dulu pada 12 Maret oleh ustaz Muhammad Fadly Ihsan. Guru bahasa Arab asal Mah’ad Ali Ar-Royah Sukabumi ini menyampaikan pentingnya kejujuran dalam ujian. Kejujuran lebih tinggi daripada nilai bagus tapi hasil nyontek. Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ustazah Lilin Lindah Saputri, materi ujian dibagi menjadi dua: ujian praktik dan tulis. Sedangkan aplikasi dalam ujian yang digunakan adalah Google Meet. Sementara SD AISBa mengadakan PTS Genap pada tanggal 22 hingga 26 Maret. Materi diberikan kepada siswa dalam bentuk Power Point melalui aplikasi Zoom Meeting. Ada dua guru yang bertugas: host, dan penguji. Satu persatu soal diberikan kepada siswa. Setelah selesai, soal dikirim kepada guru pengampu pelajaran. SD-SMP Adakan PTS Online Medio Maret lalu menjadi momen berharga bagi SD AISBa. Saat itu, sekolah kedatangan pengawas dari Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Bapak. H. Gustri Darian Noor. Gustri adalah pengawas baru menggantikan Ibu. Hj. Aslamiah yang telah pensiun. Kedatangan Gustri untuk mengecek perangkat pembelajaran seluruh guru, seperti silabus pembelajaran, RPP, Prota, Prosem, dan RME. Tak hanya itu, dokumentasi pe- nilaian juga dicek, seperti daftar nilai, analisis butir soal, remedial dan pengayaan serta jurnal kelas. Gustri disambut Kepala SD AISBa, Randi Patajangan, Wakil Kepala SD Bidang Kurikulum, Rahmat Romadhon, serta sejumlah guru yang divalidasi. Selain mengecek satu demi satu perlengkapan pembelajaran, dia juga berbagi ilmu pembelajaran serta memotivasi guru agar tetap bersemangat mendidik siswa. Validasi Perangkat Pembelajaran 16 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021


Menjadi Orangtua Dewasa di Era Digital Marahlah yang baik, bukan karena emosi, yang jelas mana yang salah dan ingin dibenahi. Ketika kita ingin anak kita bahagia, maka kita dulu yang harus bahagia. anak agar mereka bisa tumbuh sesuai fitrah­nya. Menjadi orangtua yang dewasa itu penting agar bisa mendidik dan mendampingi anak hingga mereka dewasa. Ki­ta tidak bisa menyamakan pola asuh yang dulu pernah kita rasakan dengan po­la asuh yang akan kita terapkan pada anak-anak kita. Seperti yang dikatakan Say­yidina Ali “Didiklah anakmu sesuai S aat ini, saya adalah orangtua da­ri tiga putri dengan fase per­tumbuhan yang berbeda. Men­coba mempelajari fase per­kembangan mereka, kadang kala juga masih terasa salah melangkah. Ternyata tidak mudah menjadi orangtua, dan harus terus belajar memperbaiki diri, harus bisa menjadi orangtua yang dewasa bagi anakSUDUT PANDANG Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 17 Oleh: *Yosica Ferinda


zamannya”. TUA dan DEWASA berbeda. Men­jadi TUA itu pasti, namun menjadi DEWASA itu pilihan. Bisa jadi, secara biologis seseorang sudah TUA, namun secara mental dan psikologi tidak. Nya­tanya tak sedikit orangtua yang meluapkan emosi tanpa terkendali saat menghadapi anaknya yang sulit diatur hing­ga berakibat fatal. Dewasa itu berkaitan dengan usia kematangan mental. Ada juga saat ini sudah tua secara biologis, namun ma­sih bersikap kekanak-kanakan. Ketika anak tantrum, orang tua jadi ikut tan­rum. Marahnya seperti anak kecil. Mung­kin selama ini yang kita tahu, ma­rah itu mengomel tan­pa kendali. Pa­dahal kita bisa memilih cara marah yang elegant, dengan tujuan marahnya me­ngingatkan hal yang sa­lah dan mem­perbaiki perilaku orang lain agar le­bih baik. Salah satu indikasi orang yang belum dewasa di era digital adalah di saat ngambek maka akan left grup atau curhat di sosmed. Dalam pola pe­­ ngasuhan, ketidak dewasaan ini hanya meluapkan emosi, bahkan ada yang membuat anak menjadi korban ke­marahan yang tidak terkendali dari orang tua. Orang tua adalah Role Model Anak. Sa­ya kutip dari bunda Aniq Al Faqiroh, se­orang trainer parenting, “Dahulukan to­bat sebelum obat”. Bisa jadi anak salah mendengar, tapi anak tidak pernah salah mencontoh. Dan contoh terdekat adalah orangtuanya, karena sebagian be­sarwaktu anak adalah bersama orang tua. Marahlah yang baik, bukan karena emosi, yang jelas mana yang salah dan ingin dibenahi. Ketika kita ingin anak ki­ta bahagia, maka kita dulu yang harus bahagia. Kita dulu yang harus mela­kukan, baru kita akan bisa memberi con­toh pada anak-anak. If you want your children to be happy, you go first. Anak belajar dari kehidupan: Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia be­lajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai Jika anak dibesarkan dengan sebaikbaik­nya perlakuan, ia belajar keadilan Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan 18 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 SUDUT PANDANG


Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya Jika anak dibesarkan dengan kasih sa­yang dan persahabatan, ia belajar me­nemukan cinta dalam kehidupan “Dunia saatini sedang berkembang pesat dalam segala hal, kecuali da­lam hal kesehatan mental” (Martin Seligman) Semakin canggih perkembangan tek­nologi saat ini, tak membuat hidup ma­nusia menjadi lebih tenang dengan semua kemudahan, melainkan malah mem­buat manusia lebih mudah stress. Ba­nyak orang menggantungkan pada ang­ka-angka: saldo rekening, jumlah fol­lower, dan jumlah subcriber. Namun, naiknya angka-angka tadi tak disertai dengan naiknya sikap baik. Naik­nya angka dari sikap arogan, sikap tak acuh, sikap hormat dan kesehatan men­tal malah menurun. Untuk menjadi orangtua yang de­wa­sa, salah satu caranya adalah men­jadi orangtua tua yang rileks, yang tenang, melawan stress dan optimis “everything’s gonna be oke”. Dengan tidak menjadi orangtua yang mudah panik, maka kita bisa mengendalikan emosi saat anak me­ngalami pangalaman yang negatif da­lam hidupnya. Dengan memahami bahwa anak-anak juga butuh pengalaman jelek atau negatif, ini akan membuatnya kuat menghadapi kehidupannya nan­ti. Ini akan menjadikan anakanak menjadi pribadi yang tahan banting. Me­reka juga perlu sedikit merasakan pa­hitnya hidup, asal orangtuanya te­tap tenang. Banyak yang terjadi, saat anak berkelahi di sekolah maka orangtua yang turun tangan membela anak. Justru ini akan melemahkan mental anak. Mereka jadi tergantung pada orangtua dan tidak berani menyelesaikan masalahnya. Sebagai orangtua yang dewasa, jangan bandingkan anak kita dengan anak lain bahkan de­ngan sau­dara kandungnya. Karena ke­lak mereka akan menghadapi ke­hi­dupannya sendiri. Tugas orang tua adalah mengarahkan dan menjaga fit­rah. Orang dewasa, adalah tau apa yang mereka mau. Jangan sam­pai anak menjadi korban ambisi orangtua. Tak sedikit orangtua hanya menjadikan anak sebagai piala yang bisa dipamerkan kepada orang lain sehingga anak menjadi tertekan. Semoga ki­ta bisa menjadi ayah bunda yang de­wasa, yang mampu ijinkan anak kita men­jadi manusia seutuhnya sesuai fitrah yang diberikan Allah padanya. Aamiin.*Orangtua siswa SD-SMP AISBa. Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 19


Students’ Day: Aneka Karya dalam Satu Acara 20 SD juga mendampinginya. Hanya saja, Ahmad menceritakan Shalahuddin AlAyyubi, sang penakluk Jerusalem. Keduanya sedang membawakan per tunjukan Arabic story telling. Judulnya, “Dua panglima Islam yang legendaris.” Pertunjukkan ini dibawakan pada acara Students’ Day di gedung Kesenian Balikpapan pada 9 Februari 2020 lalu. Selain arabic story telling, acara Students Day juga menyuguhkan berbagai macam pertunjukan lainnya, se­perti tilawah Al-Qur’an, kalamul jama’i, english vlog, berbalas pantun, tapak suci, science experiment, qisDua siswa berdiri di atas panggung yang megah, dan besar. Mengenakan jubah putih, di­padu songkok hitam, dan sorban yang melilit leher. Di belakangnya layar berwarna putih berukuran besar dengan gambar ilustrasi Muhammad Al-Fatih memakai baju khas Turki berwarna merah. “Syuf hazihi shurah ats-tsaniah,” kata Thoriq. Siswa SMP AISBa ini sedang mempre­sentasikan profil sang penakluk Kons­tantinopel dengan bahasa Arab. Tidak hanya dia, Ahmad Sitorus, siswa POJOK PROGRAM Peserta terdiri dari guru, orangtua siswa, dan tamu undangan. Jumlahnya sekitar 300 ratus lebih. Pejabat pemerintah juga hadir. AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021


hotul qo’idayni, dan sambung ayat. Yang menampilkan pertunjukannya seluruh siswa. Dari kelas 1 SD sampai kelas 9 SMP. Tanpa terkecuali. Peserta terdiri dari guru, orangtua siswa, dan tamu undangan. Jumlahnya sekitar 300 ratus lebih. Pejabat pemerintah juga hadir. Seperti pada Students Day sebelumnya hadir Wali Kota, Bapak H. Rizaf Effendi, dan Wakil Walikota, Bapak. H. Rahmad Mas’ud. Sementara pada acara tahun 2020 dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Balikpapan, Bapak. Muhaimin. Biasanya, tema pertunjukan ini dibagi ke dalam beberapa bidang: AlQur’an, bahasa—Arab-Inggris—,dan math-science. Seluruh siswa dikelompokkan sesuai bidang masing-masing, dan diberi guru pendamping. Mereka lalu diberi waktu khusus untuk berlatih setiap hari. Menurut Kepala SD AISBa, Randi Patajangan kegiatan Students Day termasuk acara penting yang paling ditunggu orangtua siswa. Sebab, dalam acara ini seluruh siswa tampil dengan berbagai macam pertunjukkan yang atraktif. Sekolah pun menjadikannya sebagai acara wajib tahunan. “Hanya saja karena masa pandemi, tahun ini belum bisa diselenggarakan. Tidak boleh ada kerumunan dalam jumlah besar. Haru taat prokes untuk memutus rantai penyebaran Covid-19,” tuturnya. Tujuan diadakan Students Day untuk melatih jiwa seni, kreatifitas, dan mental siswa. Dengan menampilkan pertunjukan di atas panggung yang besar dan dilihat oleh ratusan pasang mata, siswa akan merasa lebih percaya diri, dan kuat mentalnya. “Kuatnya mental dan confident diri siswa jadi bekal penting bagi siswa untuk menghadapi, dan tampil di masyarakat kelak,” imbuhnya. Sejak berdiri sekitar enam tahun lalu, SD-SMP AISBa telah mengadakan lima kali Students Day. Acara pertama kali diadakan di halaman gedung sekolah yang terletak di Kompleks Masjid Namirah, Balikpapan Baru, selanjutnya di rumah jabatan Wali Kota, dan terakhir di Gedung Kesenian. Acara ini mengangkat tema yang berganti-ganti. Tema tahun lalu “Learning Today, Leading Tomorrow.” Setiap tema punya filosofi sendiri. Harapannya tema tersebut menjadi penyemangat, inspirasi, dan motivasi siswa dalam berkarya, dan belajar. *Syaiful Anshor Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 21


SILATURAHIM 22 Yang dipikirkan Putri tidak lain keluarganya di rumah: suami, dan putra-putrinya. Dia takut seandainya pulang dari bekerja menjadi carrier virus mematikan itu bagi keluarga tercinta. le­bih tinggi. Sehari-hari istri dari Di­an Sumantri ini bekerja di bagian ra­diologi. Pasiennya tidak saja non-Covid-19, tapi juga pasien Covid-19. Mau tidak mau, rasa khawatir dan takut selalu menggalayuti pikiran. Yang dipikirkan Putri tidak lain keluar­ganya di rumah: suami, dan putra-putrinya. Dia takut seandainya pulang dari bekerja menjadi carrier vi­rus mematikan itu bagi keluarga ter­cinta. J arum jam di dinding rumah me­nunjukkan pukul 07.30 Wi­ta saat Ika Putri Maharani ber­siap berangkat kerja. Seperti bi­asa, dokter yang sehari-hari be­kerja di Rumah Sakit Pertamina Balik­papan (RSPB) ini berpamitan se­kali­gus meminta doa dari putra-putri­nya. “Sejak dulu setiap saya mau berangkat dinas, anak-anak selalu mendoakan. Tapi sejak pandemi ini, doanya ditambah menjadi, “Ya Allah, semoga umi dijauhkan dari Covid-19,” ujar­nya. Doa itu membuatnya terharu. Bagi­nya, doa itu menjadi kekuatan sekali­gus penyemangat. Sejak pande­mi asal Wuhan, China ini masuk ke Indonesia, hampir semua orang ja­di takut. Sebab, jutaan orang sudah terinfeksi. Ribuan orang meninggal dunia. Bahkan, hingga kini pun setiap ha­ri­nya, masih banyak yang terkena. Terlebih lagi tenaga kesehatan seperti dirinya. Risiko terpapar Covid-19 Antara Covid-19 dan Keluarga AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021


Putri ingat saat pertama kali virus masuk ke kotanya setahun lalu. Semua orang takut. Tak terkecuali dia. “Tapi, sebagai nakes, apapun yang ter­jadi harus dihadapi. Waktu itu saya hanya bisa berdoa kepada Allah di setiap shalat agar dilindungi dari pandemi ini,” ujarnya. Untuk melindungi diri, dia harus me­nerapkan protokol kesehatan. Ba­ik di rumah dan lebih-lebih saat be­kerja di rumah sakit. Putri harus meng­gunakan Alat Pelindung Diri (APD). Alat ini ti­dak seperti baju biasa. Berlapis, dan be­rat. Bernapas pun jadi lebih sulit. Selain menggunakan APD, dia juga tidak boleh lengah. Harus selalu ja­ga kondisi kesehatan. Kondisi fi­sik yang kurang fit, dan sakit bisa berbahaya. Virus Covid-19 lebih gampang masuk. Untuk itu, dia selalu ja­ga kesehatan dengan berolahraga ru­tin, mengonsumsi berbagai macam vitamin, obat, dan makanan bergizi. “Itu dilakukan agar imun kita tetap ter­jaga dan kuat,” ujarnya kepada media ini akhir Maret lalu. Sejak pandemi melanda, untuk meng­hindarinya, dia juga jadi lebih se­ring mandi. Sebelum pulang dari ru­mah sakit, mandi. Sesampainya di ru­mah mandi lagi di lantai bawah. Baju yang dipakai dinas pun langsung di­pisah di tempat khusus agar tidak ter­campur dengan pakaian keluarga. Seluruh anggota keluarga juga me­lakukan hal serupa. Disiplin pro­to­kol ke­se­hatan, dan men­jaga imun. Anak-anak wajib pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan jika keluar ru­mah. Di rumah selalu disediakan vita­min, makanan bergizi, dan buah. Anak-anak juga wajib berolahraga. Quality Time Meski tergolong sibuk, Putri setiap ha­ri punya waktu khusus untuk putraput­rinya. Seperti setiap kali bangun tidur. Dia dan kedua anaknya—Amirah, dan Habibi—akan shalat shubuh bersama. Sedangkan Humaira Kirani Putrian, anak bungsunya masih tidur. Setelah itu, merapikan rumah dan me­mandikan Humaira, dan Habibi ser­ta menyiapkan kebutuhan sekolah put­ri sulungnya, Siti Raisya Amirah Put­rian yang duduk di kelas 5 SD AISBa. Anak keduanya, Arif Habibi Put­rayan tahun ini akan masuk SD. Dia pun memastikan anak-anaknya sa­rapan pagi lebih dulu sebelum berangkat kerja. Putri tidak mau setiap waktu terlewat tanpa kebersamaan. Setiap kali ada waktu kosong, disempatkan untuk membersamai anak. Kebersamaan yang dirajut pun diusahakan penuh im­pre­si, dan edukasi. “Dengan quality time yang baik, insyaAllah akan terjalin emotional bonding yang kuat dengan anak-anak,” tu Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 23


turnya. Setiap usai shalat isya, mereka punya kebiasaan unik. Seperti bermain ber­sama, mendengarkan cerita anakanak­nya setelah seharian belajar dan ber­main, serta murajaah hafalan. Jika mau tidur, Putri akan bercerita hingga anak-anaknya tertidur. “Anak-anak suka sekali di­dongengin sebelum tidur,” ujarnya. Menurutnya, mendidik anak di za­man digital berbeda dengan zaman dulu. Anak-anak tidak bisa disu­ruh-suruh lagi. Tapi juga harus SILATURAHIM 24 di­ajak ngobrol, sharing, dan diberi keteladanan. Dengan begitu, ka­ta­nya, anak akan paham, dan sadar, In­syaAllah dengan sendirinya akan me­lakukan. Putri dan suaminya juga mem­bebaskan anak-anaknya kelak mau menja­di apa saja yang sesuai dengan ba­kat dan kemampuan. Menurutnya, tugas orangtua hanya mengarakan, dan mem­bekali anak-anak. “Bekal yang paling penting untuk anak-anak adalah pendidikan agama dan Al-Qur’an, tidak ada yang lain lagi,” tutupnya. *Syaiful Anshor Putri tidak mau setiap waktu terlewat tanpa kebersamaan. Setiap kali ada waktu kosong, disempatkan untuk membersamai anak. Kebersamaan yang dirajut pun diusahakan penuh impresi, dan edukasi. AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021


Etiquette When it Comes to Fasting LANGUAGE CORNER Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 25 There are a lot of Etiquette when it comes to fasting. These Etiquette are separate into two different types. The first one is the ones that are obligatory and the other one is sunnah. Etiquette that are obligatory are the ones that must be cared for and guarded by the person who are fasting. Where sunnah Etiquette are the ones that need to be done and taken care by the those who are fasting. Also, since there are a lot of Etiquette that are part of obligatory and sunnah. I will mention only some of the Etiquette. Now here are the obligatory Etiquette consist of. Those who are fasting should not tell lies to another Muslim brother and sister. It is a sin and even if it’s not on fasting moment. We as a Muslim should always remember that tell a lie is a sin itself. Especially when its fast moment where the good deed we do to other people will got multiply. If the good deed is multiplied it also implies to the bad deed. Therefore, as a Muslim lying is considered haram. Should not lie 1. Mandatory Etiquette Gossips are the most common thing that happened around us. Especially in this modern era. Where social media are used a lot in this era. Information in this modern era is spread easily than 10 to 20 years ago. As a Muslim, information that we get from around the world especially from social media should be filtered because we didn’t know whether the information is valid or not. And so, as a Muslim we shouldn’t spread information that don’t have a valid point to others. Gossip is done when information of a person is spread either by mouth-to-mouth or by social media. We should avoid that. Avoid Gossip FOTO: FREEPIK Oleh: *Muhammad Ibad Qadarian | Guru SD AISBa


26 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 LENGUAGE CORNER Namimah mean bring into conflict. Although, it has variant of meaning. Rasulullah explain about the meaning in the hadith, From Abdullah bin Mas’ud, Muhammad actually said, “Would I tell you what al’adhhu is? That is namimah, the act of spreading the word to destroy the relationship between human beings “ Imam An-Nawawi explain that namimah are meant to destroy the relationship between human beings. He said, “The scholars explain namimah is conveying the words of a person to others with the aim of destroying the relationship between them.” That is the Etiquetteof the mandatory part of fasting. There are a lot more of it for example avoid cheat when having transaction or buying/selling items or giving false testimony and more. Now we are going to have a look at Etiquette that are part of Sunnah. Avoid Namimah 2. Sunnah Etiquette Part of fasting is the Sahur. Sahur is eating at the end of the night. Even Rasulullah command us to eat Sahur before we start our fasting. Now, we are going to talk about why we need to end our Sahur on time. The end of sahur is when adzah subuh reverberate. From Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, from Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu said: “We once ate sahur with the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam and then prayed. Anas said, I asked Zaid: “What is the distance between the call to prayer and sahur?”. He replied: “like a long time to read 50 ayah” “(Narrated by Bukhari and Muslim). End the Sahur on time


Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 27 It is a sunnah for those who fasting to break the fast as soon as possible when the sun is really set or you will know from adzan maghrib. As we start fasting with sahur and end the sahur before adzan subuh. We also have the time to break our fast. The time of break the fasting is a special time because after a long day of holding ourself from hunger and thirst in order to make us closer to Allah Subhanahu wa ta’ala. After that time on everything is allowed to be eaten (except those who are already haram from the beginning) by all the servant of Allah. Rasulullah said, “By the One whose soul is in His hands. Indeed, the breath of a person who fasts with Allah is more fragrant than musk. For people who fast there are two joys. Happiness when he breaks the fast and happiness when he meets His Rabb” (Narrated by Bukhari no. 1904, Muslim no. 1151). That’s the end of the Etiquette of fasting. There are a lot more of it, however I can’t write all of it on this page. Always remember Allah subhanahu wa ta’ala always watch us. I hope we all can meet on Ramadhan. Thank for reading and I will see you all on the next writing. Cheers! * English Teacher of SD AISBa Break the fast as soon as possible


SAINS-QU Asal Muasal Vaksin 28 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 Vaksinasi adalah pengobatan untuk mencegah penyakit. Hal ini dihukumi sama sebagaimana pengobatan lainnya. tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda te­lah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang ke­dokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad Vaksinasi adalah pengobatan untuk men­cegah penyakit. Hal ini dihukumi sama sebagaimana pe­ngobatan lainnya. Pa­da level in­dividu, upaya untuk men­cari pengobatan dihukumi sunah (mandub), namun ti­dak wajib. Misalnya, pem­berian air su­su ibu (ASI) oleh seorang ibu ke­pada bayi­nya yang da­pat membantu me­ning­katkan ke­kebalan pada bayi. Jadi vaksi­nasi itu ba­gian dari imunisasi, sedang imunisasi be­lum tentu vaksinasi karena imunisasi ba­nyak macamnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Vaksin merupakan senyawa yang memiliki fungsi un­tuk membentuk kekebalan tu­buh. Vaksin ini memiliki ba­nyak jenis dan kandungan. Vak­sin dapat memberikan perlindungan ter­hadap penyakit yang berbahaya. Vaksin mengandung bakteri racun atau virus penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau sudah dimatikan. Saat di­masukkan ke dalam tubuh seseorang, vak­sin akan merangsang sistem ke­kebalan tubuh untuk memproduksi antibody. Pada zaman ke­emasan Islam, ada tokoh Muslim yang berna­ma Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi. Orang Ba­rat atau Eropa menyebutnya dengan pa­nggilan Rhazes. Syaikh Abu Bakar ar-Ra­zi hidup antara tahun 864 – 930. Ia lahir di Rayy, Teheran Iran pada Oleh: *Indah Yulianti, S.Pd | Guru SD AISBa


Sallam ketika ditanya tentang mencari pe­ngobatan, beliau mendorong hal ini, “Wahai hamba Allah, carilah pengobatan. Sungguh, Allah tidak menciptakan sebuah penyakit kecuali men­ciptakan obatnya, kecuali satu. …. (yaitu) ‘tua’.” (Sunan at-Tirmidzi 2038) Juga, tidak wajib bagi seorang individu untuk mencari pengobatan. Seseorang boleh menolak pengobatan dalam rangka menahan penyakit dan me­milih sabar, berharap pahala dari Allah . Ata’ ibn Abi Rabah meriwayatkan: Ib­nu Abbas berkata padaku, “Apakah hendak aku tunjukkan perempuan peng­huni surga?” Aku berkata, “Tentu saja.” Ibnu Abbas berkata, “Ada seorang pe­rempuan berkulit hitam yang datang me­nemui Rasulullah dan dia berkata, ‘Sungguh, aku menderita penyakit ayan dan auratku terbuka karenanya, mo­honlah doa pada Allah untukku.’ Ra­sulullah bersabda, ‘Jika engkau bersabar maka bagimu surga, atau jika eng­kau mau, aku akan berdoa pada Allah un­tuk menyembuhkanmu.’ Perempuan itu berkata, ‘Aku akan bersabar, namun mo­honkanlah pada Allah agar auratku ti­dak terbuka.’ Lalu Rasulullah berdoa un­tuknya.” (Sahih Bukhari 5.328, Sahih Mus­lim 2.576) Hukum vaksinasi secara syar’i adalah su­nah (mandub/mustahab) karena ter­masuk dalam aktivitas berobat (at ta­daawi /almudawah) yang hukum asalnya su­nah. Asalkan memenuhi memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu: Pertama, bahan vaksinnya tidak me­ngandung zat najis seperti enzim babi. Kedua, vaksinasi yang dilakukan tidak me­nimbulkan bahaya (dharar) bagi orang yang divaksinasi. Mengenai sunahnya berobat, dalilnya ada­lah perintah berobat sebagaimana da­lam sabda Rasulullah ., ”Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, dan men­jadikan obat bagi setiap penyakit. Ma­ka berobatlah kamu dan janganlah ka­mu berobat dengan sesuatu yang ha­ram.” (HR Abu Dawud, no. 3376) Vaksinasi telah dilakukan pada masa Ke­khilafahan Utsmani untuk mencegah small­pox (cacar), sebuah penyakit mematikan yang disebabkan virus, lama se­belum “ditemukan” Edward Jenner pada 1796 di Inggris. Jadi,vaksinasi bukanlah pengobatan yang asing dalam Islam atau Syariah. Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 29 Juga, tidak wajib bagi seorang individu untuk mencari pengobatan. Seseorang boleh menolak pengobatan dalam rangka menahan penyakit dan memilih sabar, berharap pahala dari Allah .


IDOLA Al Khawarizmi: Ilmuwan Muslim Jenius Penemu Al-Jabar Sejarah Hidup Al-Khawarizmi yang lengkap tidaklah diketahui tetapi ia pernah bekerja dengan khalifah Al-Ma’mun. Ia merupakan intelektual muslim yang banyak menyumbangkan karyanya di bidang matematika, geografi, dan sejarah. Mate­matika. Tentunya ti­dak asing di telinga ki­ta, bukan? Pelajaran ini sudah menjadi pelajaran yang umum di­kalangan pelajar. Kebanyakan yang ki­ta ketahui teori-teori yang ada pa­da pembahasan ilmu matematika ini berasal dari ilmuwan non muslim. Nah, pa­da­hal ada juga yang berasal dari Mus­lim. Bahkan yang pertama kali me­ngetahui aljabar pada pembahasan ma­tematika. Matematikawan Persia yang luar bia­sa, pernah menjadi Direktur awal ‘Ru­mah Kebijaksanaan’ di abad ke-9, dan salah satu ahli matematika Muslim ter­besar di masa awal. Sumbangan ter­pentingnya adalah dukungannya yang kuat terhadap sistem numerik Hin­du (1-9 dan 0), hal itu memiliki ke­kuatan efisiensi yang diperlukan un­tuk merevolusi matematika Islam ke seluruh dunia dan kemudian oleh Ero­pa juga. OLEH: Indah Yulianti, S.Pd 30 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021


Memiliki nama asli yaitu Mu­hammad Ibn Musa al-khawarizmi. Se­lain itu beliau dikenal sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat se­bagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, alGo­rismi dan beberapa cara ejaan lagi. Ia lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pa­da tahun 194 H/780 M. Sejarah Hidup Al-Khawarizmi yang lengkap tidaklah diketahui tetapi ia pernah bekerja dengan khalifah Al-Ma’mun. Ia merupakan intelektual mus­lim yang banyak menyumbangkan kar­yanya di bidang matematika, geografi, dan sejarah. Punya Banyak Karya Selama masa hidupnya, AlKhawarizmi mengabdikan hidupnya s­e­bagai dosen sekolah kehormatan yang ada di Kota Baghdad. Ia telah men­ciptakan banyak karya yang terke­nal. Apa saja ya karyanya ? Karya-karya Al Khawarizmi 1. Al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa’l-muqabala yang berisi rangkuman perhitungan, pelengkapan ser­ta peneimbangan. Buku ini merang­kum dasar-dasar aljabar. 2. Kitab bernama Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind atau yang dikenal dengan nama Dixit Algirizmi. Buku ini berisi pengirangan serta penjumlahan yang didasarkan pa­da sistem kalkulasi hindu. 3. Kitab Surat Al-Ard yakni bu­ku yang berisi rekonstruksi planetarium. Masih ada banyak la­gi buku-buku lainnya yang merupakan karya ter­baik dari Al-Khawarizmi. Meski demikian, dunia lebih mengenalnya sebagai tokoh penemu aljabar. 4. Se­bagai “Bapak Ilmu Pengetahuan Aljabar” dia me­nulis bu­ku berjudul Algebra, yang ke­mudian diklasifikasi oleh pa­ra sejarawan matematika seba­gai dasar-dasar pe­ngetahuan matematika. 5. Karya Al-Khwarizmi berjudul kitab al-Jabr w’almuqabalah (The Book of Restoring and Balancing) menjadi titik awal aljabar dalam dunia Islam. Kata aljabar ini digunakan di dunia Barat untuk obyek yang sama. Landasan Agama Pengembangan sains dalam sejarah Islam sejalan dengan perintah Al-Qur’an untuk mengamati alam dan menggunakan akal, dua dasar meto­dologis sains. Alquran sendiri me­rupakan sumber pertama ilmu, seperti yang dinyatakan dalam Surah An-Nisa’ ayat 82: ‘’Maka, apakah mereka tidak memer­hatikan Alquran? Kalau kira­nya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.’’ Perintah penggunaan akal sebagai da­sar kerasionalan ilmu dengan pe­rintah mengamati alam sebagai dasar keempirikan ilmu selalu berjalan se­iring, misalnya dalam Surah Ar-Rum ayat 22, Al-Baqarah ayat 164, Ali Im­ran ayat 190-191, Yunus ayat 5, dan Al-An’am ayat 97. Firman Allah juga sering disertai per­tanyaan afala ta’qilun (mengapa ti­dak kau gunakan akalmu) dan afala ta­tafakkarun (mengapa tak kau pikirkan). Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 31


MY DREAM Ingin Jadi Ulama 32 AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021 Berkat keuletan dan kegigihannya dalam belajar, kemampuan bahasa Arabnya berkembang pesat. Thoriq jika berbicara bahasa Arab sangat fasih. Dia juga sering ditunjuk untuk menampilkan pertunjukan bahasa Arab di berbagi acara, seperti Students’ Day tahun lalu, dan juga lomba. “Apa cita-citamu kelak?” Tak jarang jika pertanyaan itu diajukan kepada murid-murid zaman sekarang, jawabannya banyak dan macam-macam. Ada yang ingin jadi presiden, dokter, menteri, pilot, insinyur, bahkan astronot. Jika ditanya lagi kenapa mau menjadi seperti itu? Jawabannya simpel. Karena menjadi presiden, dokter, menteri, dan lainnya itu keren. Kerjanya enak, terkenal, dan banyak duitnya. Karena itu, tak heran jika jarang pelajar sekarang yang bercita-cita jadi ulama. Nah, dari yang sedikit itu, ternyata ada salah satu murid SMP AISBa yang bercitacita ingin jadi ulama. Siapa dia? Dia adalah Muhammad Thoriq Farghani Akbar. Putra dari pasangan Dani Umbaran Daffan, dan Gusti Astina Yulinda ini pun sudah memasang strategi untuk mewujudkan impiannya. Usaha itu pun dia buktikan selama ini. Katanya, dia lebih banyak belajar, dan baca buku ketimbang main game atau pegang handphone. Siswa yang akrab disapa Thoriq ini juga rajin mempelajari bahasa Arab. Menghafal kosa kata, menerjemahkan, dan menggunakannya dalam percakapan sehari-hari di sekolah. Setiap kali berjumpa dengan guru yang bisa bahasa Arab—seperti ustaz Fadly Ihsan, Ustaz Abdul Rofiq, Ustazah Hanifah, dan lebih-lebih Ustaz Abdul Hannan—guru bahasa arabnya yang berasal dari Pakistan—


dia pun tak segan-segan untuk berbicara dengan bahasa Arab. Berkat keuletan dan kegigihannya dalam belajar, kemampuan bahasa Arabnya berkembang pesat. Thoriq jika berbicara bahasa Arab sangat fasih. Dia juga sering ditunjuk untuk menampilkan pertunjukan bahasa Arab di berbagi acara, seperti Students’ Day tahun lalu, dan juga lomba. Belum lama ini Thoriq ditunjuk sekolah untuk mengikuti lomba pidato bahasa Arab yang diadakan oleh Sekolah Cahaya Rancamaya, Bogor. Meski itu debut perdananya mengikuti ajang lomba tingkat nasional, Thoriq berhasil meraih juara 3. “Alhamdulillah, akhirnya juara. Padahal, saat pidato saya merasa grogi. Nggak nyangka saja juara. Tapi setelah diumumin dapat juara, saya senang banget. Kaget,” terangnya. Selain sibuk belajar, Thoriq juga aktif di OSIS. Dia ditunjuk sebagai ketua bidang bahasa. Tugasnya mengembangkan dan menggerakkan bahasa di lingkungan sekolah. Dia kini duduk di kelas 9 SMP AISBa. Setelah lulus, dia akan melanjutkan ke Pesantren Al-Irsyad, Salatiga, Jawa Tengah. Langkah itu dilakukan demi mewujudkan cita-citanya di masa depan untuk menjadi ulama. Nantinya setelah lulus dari pesantren, dia rencananya akan melanjutkan kuliah ke Universitas Islam Madinah. “Mohon doanya agar cita-cita itu terwujud,” harapnya. Menurutnya, ada dua ulama yang diidolakan. Pertama, Syeikh Ali Jaber, ulama asal Madinah yang telah tinggal di Indonesia yang belum lama ini tutup usia. Menurutnya, mendiang Syeikh Ali Jaber da’i yang lembut dan selalu memotivasi orang untuk menghafal AlQur’an. Kedua, adalah Imam Syafi’i. Di dunia—khususnya di Indonesia—Imam Syafi’i sudah tidak asing lagi. Ilmunya begitu luas—terutama dalam bidang fiqih. Dia juga telah menulis banyak kitab yang jadi rujukan umat Islam di seluruh dunia. Kita doakan semoga Thoriq kelak jadi ulama penerus dua ulama yang diidolakannya itu. Aamiiin. *Nauval Azzura Rahimy (Siswa kelas 8 SMP AISBa) Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 33 Langkah itu dilakukan demi mewujudkan cita-citanya di masa depan untuk menjadi ulama. Nantinya setelah lulus dari pesantren, dia rencananya akan melanjutkan kuliah ke Universitas Islam Madinah.


CERPEN Dialog Puasa di Teras Rumah 34 puasa pertamanya tahun lalu. Saat dia berumur 6 tahun dan baru bisa bertahan hanya setengah hari. Tahun ini, Eni ingin mencoba berpuasa penuh. Tapi, semakin dekat bulan Ramadhan, ia jadi semakin gelisah. Antara percaya dan tidak. Eli, kakaknya tiba-tiba datang dan berkata, “Hayo! Lagi mikiran apa?” Eni yang saat itu mengenakan jilbab berwarna ungu sontak menoleh, dan kaget. Eli adalah kakak satu-satunya. Umurnya 12 tahun. Selisih 5 tahun S udah 15 menit Eni memandangi jalanan yang kosong di depan rumah. Sudah menjadi kebiasaannya, jika sedang gelisah, ia akan duduk termenung di teras rumah. Tak peduli sinar matahari yang menyilaukan mata, dan panas matahari yang menyengat dan membuatnya kepanasan. Kepalanya disesaki pikiran yang terus berkelindan. Tak habishabis. Gadis kecil, dan mungil berlesung pipi itu sedang berpikir tentang Oleh: *Farisya Ramdhan Nayla FOTO: FREEPIK AN-NAJAH | Sya’ban 1441/April 2021


dengannya. “Enggak lagi ngapa-ngapain,” jawabnya singkat sambil memalingkan pandangnya lagi ke arah jalan yang disesaki kendaraan. “Ka Eli tahu. Eni lagi mikirin sesuatu, kan?” Eni mengangguk sambil tersenyum. Dua buah garis menjorok sedikit ke dalam terlukis di wajahnya. Indah. Tebakannya tepat. Kak Eli bertanya lagi, “Lagi mikirin apa?” “Pekan depan puasa, ya kak?” bukannya menjawab, ia malah balik bertanya. Namun, pertanyaannya membuatnya tahu apa yang sedang Eni pikirkan. “Iya. Emang kenapa?” kak Eli bertanya sekaligus menjawab. “Kak, kita itu sebenernya puasa buat apa sih?” tanya Eni. Lagi-lagi, ia menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. “Emmm… yang kakak tau sih, puasa itu, pastinya buat nambahin pahala kita, terus juga untuk menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim,” jawabnya. “Lalu, tujuan kita berpuasa apa?” tanya Eni lagi dengan polos. Hmmmm. Dahi Eli mengernyit. Dia tampak berpikir sejenak. “Tujuan kita puasa itu buat ikut ngerasain apa yang dirasain orangorang lain yang kurang beruntung,” jelasnya. “Lalu, hikmah puasa itu apa aja kak?” berondong Eni lagi. “Ada banyak, salah satunya itu, mendekatkan diri kepada Allah pastinya. Terus, puasa juga biasanya mendorong kita untuk melakukan perbuatan baik, meningkatkan rasa empati, mencegah maksiat, meningkatkan kesehatan, dan masih banyak lagi, deh,” jelasnya. “Oooh,” Eni ber-ooo. Ia melanjutkan pertanyaannya, “Kirakira, Eni bakal kuat gak ya kak, puasa pekan depan?” tanya Eni. “Ya in syaa Allah kuat dong!” balas kak Eli sembari menyemangati adiknya. Tepat saat itu mama datang menghampiri mereka. Sontak, kakak berdik itu menoleh kaget. “Oooh, lagi pada disini, pantesan, mama cari di dalam nggak ketemu. Lagi pada ngapain sih?” tanya mama heran. “Ini ma, tadi Eni nanya-nanya sesuatu ke kakak. Kaya wartawan saja. Pertanyaanya banyak banget,” selorohnya sambil mencubit pipi adiknya. “Nanya-nanya apaan?” mama masih penasaran. “Tentang puasa gitu, Ma. Kan, pekan depan, Eni mau nyoba puasa penuh. Ya, kan, Ni? Kak Eli menjawab sekaligus bertanya. “Wah, Eni mau puasa penuh? Bagus dong?” balas Mama. “Eh, tapi kok, kayaknya Eni belum bilang ke mama ya?” mama seperti sedang mengingat-ingat sesuatu. “Oh, iya, Ma… tadi Eni mau ke kamar Mama. Tapi malah ke teras jadinya. Hehehe…” Eni meringis. “Oooh, hahaha… Eni kurang fokus tuh… laper yaa?” tebak mama. Eni dan kak Eli tertawa kecil. “Masuk, yuk? Bikin omelet mie mau nggak? Sama kupas semangka. Panas nih.” Ajak mama. Eni dan Eli setuju. Mereka masuk ke dalam membuat omelet mie. Alhamdulillah, berkat obrolan tadi juga dukungan dari mama dan kaka Eli, Eni semakin siap menyambut bulan Ramadhan, secara mental, lahir dan batin. *Siswi kelas 5 SD AISBa Sya’ban 1441/April 2021 | AN-NAJAH 35


Click to View FlipBook Version