The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Jurnal Dwi Mingguan_Moh.Arief Gunawan_Modul 2.3

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Moh. Arief Gunawan, 2023-04-06 03:31:13

Jurnal Dwi Mingguan_Moh.Arief Gunawan_Modul 2.3

Jurnal Dwi Mingguan_Moh.Arief Gunawan_Modul 2.3

Jurnal Dwi Mingguan Moh. Arief Gunawan, S.Pd. Pembelajaran Sosial dan Emosional CGP Angkatan 7 - Kab. Kediri


Perkenalkan Endang Pujiastuti, S.Pd., M.Pd. Moh. Arief Gunawan, S.Pd. Isrofatul Hidayati, S.Pd., M.Pd. Fasilitator CGP Pengajar Praktik


Modul 2.3 merupakan lanjutan dari Modul 2.2. Banyak sekali hal menarik yang dipelajari dalam modul 2.3 ini sehingga menambah pengetahuan dan pemahaman saya terkait apa dan bagaimana Coaching untuk supervisi akademik. Masih sama dengan jurnal refleksi sebelumnya, pada jurnal kali ini saya masih menggunakan model refleksi 4 F (Fact, Feeling, Findings, Future), yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Proses kegiatan pelaksanaan pelatihan dilakukan secara daring melalui LMS (Learning Management Sistem), menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman dan Aksi Nyata).


Di minggu kedua bulan Maret, tepatnya pada tanggal 9-13 ada beberapa aktivitas pembelajaran yaitu diawali mulai dari 2.3.a.3 mulai dari diri dimana saya harus membuat blog yang berisikan jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk merefleksikan diri saya tentang supervisi di sekolah saya, kemudian masuk ke eksplorasi konsep FACTS (PERISTIWA) 1.


Modul 2,3,a,4,1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, paradigma coaching dilihat dari system Among yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara. FACTS (PERISTIWA) 1.


Masuk ke modul 2.3.a.4.2 tentang eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsipprinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik, selain itu disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan video percakapan coaching yang membantu saya memahami tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang coach yang baik. FACTS (PERISTIWA) 1.


Dalam modul 2.3.a.4.3 membahas tentang kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching , disini dipelajari alur coaching mulai dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab yang diakronimkan menjadi TIRTA, diharapkan akan seperti air yang mana komunikasi bisa mengalir, disini juga dibahas tentang inti coaching yaitu presence kehadiran penuh yang terlihat pada coach, dengan memberikan perhatian penuh akan apa yang disampaikan oleh coachee, menjadi seorang pendengar aktif dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching. FACTS (PERISTIWA) 1.


Selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kalibrasi, selanjutnya di forum diskusi eksplorasi kami saling melakukan pemantapan pemahaman dengan berdiskusi antar CGP. Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang kolaborasi saya berpasangan dengan Bu Siti dan Bu Iif untuk melakukakan sebuah percakapan coaching. Kegiatan tersebut benarbenar memberikan pengalaman coaching secara nyata bersama dengan teman CGP, dan hasil percakapan coaching kita divideokan yang kemudian diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS. FACTS (PERISTIWA) 1.


Pada modul 2.3.a.6 demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan kelompok saya beranggotakan 5 orang yaitu Saya sendiri, Bu Siti, Bu Iif, Bu Emi dan Pak Mufti. Dalam tugas DK ini kami membuat video percakapan dengan 1 CGP menjadi observer, 1 CGP lain menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, kami melakukan secara bergiliran, kegiatan ini menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca observasi. FACTS (PERISTIWA) 1.


Sebelum melakukan percakapan Coaching, pengamat mengadakan percakapan dengan Coach mengenai kompetensi inti Coaching (presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot) yang akan dikembangkan. Kemudian Coach dan Coachee melakukan percakapan Coaching. Pengamat melakukan observasi terhadap proses percakapan Coaching dan mencatat hal-hal yang diamati. FACTS (PERISTIWA) 1.


Setelah kegiatan Coaching selesai, pengamat memberikan umpan balik berbasis Coaching kepada Coach berupa pertanyaanpertanyaan mengenai pengembangan kompetensi Coaching berdasarkan data sesuai hasil pengamatan. Setelah putaran satu rangkaian praktik percakapan Coaching selesai, maka CGP berganti peran dan melakukan rangkaian percakapan Coaching putaran dua sampai putaran tiga. Video hasil kegiatan Coaching dalam kelompok, diunggah di LMS pada laman demonstrasi kontekstual dengan due date yang telah ditetapkan. FACTS (PERISTIWA) 1.


Selanjutnya saya belajar modul 2.3.a.7 yaitu elaborasi pemahaman bersama Ibu Desi membahas tentang coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi. Dan kemudian saya membuat koneksi antar materi modul 2.3, dengan memberikan refleksi terkait apa yang sudah saya dapat dan bagaimana dengan rencana dan langkah kedepannya yang akan saya lakukan. Di sesi terakhir saya harus membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan dengan supervisi akademik yang dilakukan dengan teman sejawat, dan pada deadline pengumpulan yaitu pada tanggal 9 Juni 2023. FACTS (PERISTIWA) 1.


2. Feelings (Perasaan) Setelah mempelajari modul 2.3 tentangcoachinguntuksupervisi akademik, saya semakin memahami bagaimana teknik dalam melakukan Coachingyang baik dalam kegiatan supervisi di sekolah, baikantarakepala sekolah denganguru,guru dengan guru,guru dengan murid, atau dengan warga sekolahlainnya.


2. Feelings (Perasaan) Mulai dari awalpembelajaran materi tentangcoachinguntuksupervisi akademikini, sampaipadakegiatanruang kolaborasi, saya merasa mendapatkan pembelajaranyangsangat bermanfaat, khususnya dalam pengembanganpolapikir, pengelolaanemosi dan bagaimana membangunkomunikasiyang baik, serta memilikiparadigma berpikir Among dan keterampilan Coaching dalam rangka pengembangan diri danrekansejawat.


2. Feelings (Perasaan) Dalam kegiatan Coaching, Coach dan Coachee sama-sama bisa mendapatkanpembelajaran, yang bisa dijadikansebagai refleksi diri dan melakukanintrospeksi atas semuahalyang selama ini telah danyangakan dilakukan, baik dalam prosespembelajaran, ataupun masalah dankegiatanlainnya. Selanjutnya saya mulai berlatih danterus berlatihagar mampu melakukancoachingyangtepat baik bersama dengan murid, ataupun denganrekan-rekan sejawat.


Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3. memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervisI akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat, difase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2 yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara....... 3. Findings (Pembelajaran) tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervise akademik,Di modul ini juga saya mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat, untuk membantunya mengembangkan kemampuan dan potensi diri rekan sejawat.


4. Future (Penerapan) Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya.


4. Future (Penerapan) Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.


4. Future (Penerapan) Harapan saya dengan penerapan praktik coaching ini, baik di kelas bersama dengan murid, maupun di lingkungan sekolah bersama rekan sejawat dan warga sekolah lainnya, dapat mewujudkan pribadi yang mandiri dan khususnya mampu menuntun murid menjadi murid yang memiliki profil pelajar pancasila.


Thank you Salam Guru Penggerak


Click to View FlipBook Version