The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Karanganyar, 2024-02-05 01:59:30

Albriano Fahri Pradana_202180

Albriano Fahri Pradana_202180

Keywords: Ayam Ras Petelur,Tepung Daun Jeruk Purut,Efisiensi Pakan

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C) TERHADAP EFISIENSI PAKAN AYAM RAS PETELUR LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : ALBRIANO FAHRI PRADANA NPM. 202180 PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PRODUKSI TERNAK FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KARANGANYAR KARANGANYAR 2023 PERPUSTAKAAN UMUKA


PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C) TERHADAP EFISIENSI PAKAN AYAM RAS PETELUR Oleh : ALBRIANO FAHRI PRADANA NPM. 202180 LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Sebutan Profesional Ahli Madya Peternakan Pada Universitas Muhammadiyah Karanganyar PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PRODUKSI TERNAK FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KARANGANYAR KARANGANYAR 2023 ii PERPUSTAKAAN UMUKA


PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C) TERHADAP EFISIENSI PAKAN AYAM RAS PETELUR Telah dipersiapkan dan disusun oleh : ALBRIANO FAHRI PRADANA NPM. 202180 Telah dipertahankan didepan Tim Penguji pada tanggal: 20 Juli 2023 Mengetahui, Menyetujui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Drs. Sujalwo, M. Kom NIDK. 8981460022 Dosen Pembimbing Ir. Lusia Risyani P.M, M.P NIP 19590202 198503 2 003 Penguji I Dimas Fajar N S.Pt, M.Sc NIDN. 0602049402 Penguji II Astari Ratnaduhita S.Tp, M.Pt NIDN. 0608029701 iii PERPUSTAKAAN UMUKA


PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya/kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Karanganyar,20 Juli 2023 Penulis Albriano Fahri Pradana iv PERPUSTAKAAN UMUKA


MOTTO “Apapun tugas hidupmu, lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah mati, dan yang belum lahir tidak mampu melakukan lebih baik lagi” (Martin Luther King) “Segala hal yang nyata dan kau inginkan tetapi belum dapat kau raih adalah fiksi, tetapi semua mimpi yang fiksi dan kau usahakan adalah nyata” (Fredrik Ornata) “Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh” (Andrew Jackson) v PERPUSTAKAAN UMUKA


PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan,kepada: Bapak dan Ibu saya tercinta, seluruh orang disekitar yang telah mendukungsaya dari segi apapun, sertarekan-rekan seperjuanganyang turut membantu. vi PERPUSTAKAAN UMUKA


RINGKASAN Penelitian dengan judul “Pengaruh pemberian tepung daun jeruk purut (citrus hystrix D.C) terhadap efisiensi pakan ayam ras petelur” bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun jeruk purut dalam pakan terhadap efisiensi pakan ayam ras petelur”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan 36 ekor ayam ras petelur, strain Lohman yang berumur 82 minggu. Ayam dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Setiap ulangan menggunakan 3 ekor ayam. Perlakuan yang digunakan adalah : T0= pakan basal tanpa tambahan tepung daun jeruk purut ; T1 = pakan basal ditambah tepung daun jeruk purut 1% ; T2 = pakan basal ditambah tepung daun jeruk purut 2% ; T3 = pakan basal ditambah tepung daun jeruk purut 3%. Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan, konversi pakan, berat telur, hen day average, massa telur dan efisiensi pakan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah, data yang diperoleh diuji dengan Analisa statistik SPSS for Windows Release 25.0. Berdasarkan analisis statistik menunjukan bahwa pemberian tepung daun jeruk purut pada pakan ayam petelur berbeda tidak nyata terhadap : konsumsi pakan (sig. 456) ; konversi pakan (sig. 470) ; hen day average (sig. 494) ; massa telur (417) dan berat telur (sig. 131). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun jeruk purut dalam pakan tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan, konversi pakan, efisiensi pakan, hen day average, massa telur dan berat telur ayam ras petelur. Kata Kunci : Ayam ras petelur, tepung daun jeruk purut, dan efisiensi pakan vii PERPUSTAKAAN UMUKA


KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan sebutan professional Ahli Madya Peternakan pada Universitas Muhammadiyah Karanganyar. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Drs. Sujalwo, M. Kom. Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Karangnyar. 2. Ibu Desna Ayu Wijayanti, S.Pt, M.Pt. Selaku Ketua Program Studi Produksi Ternak Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Muhammadiyah Karanganyar 3. Ibu Ir. Lusia Risyani P.M, M.P selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. 4. Rekan-rekan satu tim yaitu Yanuar, Rabani, Al Izhar, dan Ridwan yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Terima kasih. Karanganyar, Juli 2023 Penulis viii PERPUSTAKAAN UMUKA


DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI...........................................................................................................ix DAFTAR TABEL....................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi I. PENDAHULUAN................................................................................................1 A. Latar Belakang.................................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................................2 C. Tujuan Penelitian .............................................................................................2 D. Manfaat ............................................................................................................2 II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................3 A. Ayam Petelur...................................................................................................3 B. Pakan................................................................................................................4 C. Jeruk Purut.......................................................................................................5 D. Efisiensi Pakan ................................................................................................8 E. Hipotesis.........................................................................................................10 III. MATERI DAN METODE ..............................................................................11 A. Materi ............................................................................................................11 B. Metode ...........................................................................................................12 C. Desain penelitian ...........................................................................................13 D. Teknik analisis data .......................................................................................13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................14 A. Konsumsi Pakan ............................................................................................14 B. Produksi Telur................................................................................................15 C. Berat Telur.....................................................................................................17 D. Massa Telur ...................................................................................................18 E. Konversi dan Efisiensi Pakan ........................................................................19 F. Efisiensi Pakan ...............................................................................................20 V. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................22 A. Kesimpulan....................................................................................................22 B. Saran ..............................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................23 LAMPIRAN...........................................................................................................25 RIWAYAT HIDUP................................................................................................37 ix PERPUSTAKAAN UMUKA


DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1 . Kandungan nutrisi pakan basal .........................................................................11 2 . Rata-rata konsumsi pakan ayam selama penelitian (gram/ekor/hari) ...............14 3 . Persentase HDA selama penelitian (%) ............................................................15 4 . Hasil rata-rata berat telur selama penelitian (gram/butir) .................................17 5 . Massa telur selama penelitian (gram/ekor/hari .................................................18 6 . Konversi pakan selama penelitian.....................................................................19 7 . Efisiensi pakan selama penelitian (%) ..............................................................20 x PERPUSTAKAAN UMUKA


DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 . Data Konsumsi Pakan .......................................................................................25 2 . Hasil uji SPSS konsumsi pakan ........................................................................26 3 .Data Hen Day Average ......................................................................................27 4 . Data Analisis Hen Day Average........................................................................28 5 . Data Berat Telur (Gram/Butir)..........................................................................39 6 . Data Analisis Berat Telur (gram/butir) .............................................................30 7 . Data Massa Telur (gram/ekor/hari)..................................................................31 8 . Data Analisis Massa Telur (gram/ekor/hari).....................................................32 9 . Data Konversi Pakan.........................................................................................33 10 . Hasil Analisis Data Konversi Pakan ...............................................................34 11 . Data efisiensi pakan .......................................................................................35 xi PERPUSTAKAAN UMUKA


I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber protein hewani yang terjangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia adalah telur konsumsi. Telur merupakan pangan sumber protein nabati yang sangat baik, karena selain kualitas gizi nya tinggi, juga mempunyai tingkat biologicvalue yang paling tinggi diantara sumber pangan hewani. Disatu sisi, semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka untuk kebutuhan akan telur pun meningkat, sehingga industri penggunggasan termasuk ayam petelur pun semakin berkembang. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2019, populasi ayam petelur mengalami peningkatan dari 161.364.000 ekor pada tahun 2016 meningkat sebanyak 60,4% dari tahun 2015 dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 1,19%. Daun Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang umum digunakan sebagai flavor alami pada berbagai produk makanan dan minuman. Daun jeruk purut mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, steroid, kumarin, fenolik, tanin, saponin, terpen, dan minyak atsiri (Setiawan, 2000). Kandungan minyak dalam daun jeruk purut juga mengandung senyawa seperti sitonelal, sitronelol, linalol dan geraniol (Koswara, 2009). Daun jeruk purut sering digunakan sebagai rempah-rempah yang berfungsi untuk memberi aroma yang khas pada masakan. Flavor dari daun jeruk purut berasal dari oleoresin dalam daun 1 PERPUSTAKAAN UMUKA


2 jeruk purut. Oleoresin dapat dihasilkan dengan cara ekstraksi terlebih dahulu. Ekstraksi adalah teknik yang sering digunakan bila senyawa organik dilarutkan atau didispersikan dalam air. Pada ekstraksi daun jeruk purut digunakan metode ekstraksi maserasi. Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar (Depkes RI, 2000). Metode tersebut untuk menghasilkan oleoresin daun jeruk purut. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah feed addictive alami dari daun jeruk purut (Citrus hystric D.C.) sebagai pengganti feed addictive kimia yang mengandung senyawa sintetik dapat memperbaiki efisiensi pakan ayam ras petelur. C. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh dari penggunaan ekstrak daun jeruk purut dalam ransum terhadap efisiensi pakan ayam ras petelur. D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemberian tepung daun jeruk purut (citrus hystric D.C.) dalam ransum terhadap efisiensi pakan ayam ras petelur. PERPUSTAKAAN UMUKA


II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya. pertumbuhan dari fase starter, fase grower, dan fase layer. Ayam petelur fase layer adalah ayam dewasa yang sedang menjalani masa bertelur atau berproduksi (Purwaningsih, 2014). Lama masa produksi ayam petelur yaitu 80-90 minggu. Produksi akan meningkat pada saat ayam berumur 22 minggu dan mencapai puncaknya pada umur 28-30 minggu, kemudian produksi telur menurun dengan perlahan sampai 55% setelah umur 82 minggu (Maharani dkk., 2013). Ayam petelur terbagi dalam dua tipe yaitu ayam tipe medium dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan kerabang coklat sedangkan tipe ringan bertelur dengan kerabang putih (North dan Bell 1990). Ayam petelur Lohman termasuk dalam ayam tipe medium dan dwiguna (produksi telur dan daging) ayam tipe dwiguna memiliki karakteristik bersifat tenang, bentuk tubuh sedang, bulu dan telur bewarna coklat. Ayam Lohman Brown memiliki periode bertelur dari umur 18 sampai 80 minggu, FCR 2,14, puncak produksi mencapai 95%, daya hidup 93,2%, jumlah telur 351 butir, rata –rata berat telur 63,1 g/butir. Pada awal bertelur pada umur 18 minggu dengan bobot telur ayam 43 g (Lohman Brown Commercial Layers, 2009). Isapoultry (2006), menyatakan bahwa konsumsi 3 PERPUSTAKAAN UMUKA


4 ransum ayam petelur strain Lohman Brown adalah 118,10 g/ekor/hari dengan konversi ransum ayam petelur strain Lohman Brown adalah 2,13. Dalam peternakan produktivitas ayam petelur strain Lohman Brown dapat terlihat dari konsumsi ransum (g/ekor/hari), massa telur (g/ekor), konversi ransum, dan mortalitas (%). B. Pakan Pakan merupakan bahan makanan ternak yang mengandung nilai protein, karbohidrat, lemak dan lain – lainnya yang dibutuhkan oleh ternak yang berasal dari 6 biji tanaman, hewan, limbah pertanian, limbah industri yang belum ataupun sudah diolah menjadi sumber pakan yang sudah siap digunakan untuk di campur dengan bahan pakan lainnya menjadi ransum yang siap diberikan pada ayam petelur dengan nilai protein dan nilai gizi tertentu. (Setyono dkk., 2013). Ayam petelur yang dipelihara dalam kandang dengan temperatur lingkungan di atas titik kenyamannya akan memberikan reaksi seperti meningkatkan heat loss dengan cara panting, meningkatkan konsumsi minum, menurunkan konsumsi pakan dan produksi akan menurun karena konsumsi pakan menurun, sehingga zat-zat pakan yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit, di samping itu zat pakan yang terbatas akan digunakan untuk menjaga keseimbangan panas tubuh sehingga produksi menjadi terbatas (Muharlien dkk., 2017). Selain faktor lingkungan, faktor pakan dapat mempengaruhi tingka produktivitas ayam petelur. Menurut SNI (2014) bahwa standar ransum pakan ayam petelur periode layer yaitu PERPUSTAKAAN UMUKA


5 kadar air maksimal 14%, protein kasar minimal 16%, lemak kasar 2,5- 7%, kalsium 3,25 - 4%, fosfor 0,6 – 1,0%, lysine 0,8%, metionin 0,35% dan energi metabolis 2.650 kkal/kg. Jika energi pakan saat fase layer terlalu rendah (kurang dari 2.600 kkal), konsumsi pakan lebih banyak sehingga Feed Convertion Ratio (FCR) meningkat dan efisiensi pakan menurun. Sebaliknyajika energi pakan terlalu tinggi akan terjadi penurunan konsumsi (Marzuki dan Rozi, 2018). Bangsa ayam akan memberikan respon yang berbeda akibat pemberian ransum. Pemberian ransum yang tepat dapat meningkatkan produksi telur. Ransum ayam petelur harus diperhitungkan kandungan nutrisinya terutama kandungan protein. Ransum komersil layer mempunyai kadar protein kasar sekitar 22% (SNI, 2006), sedangkan berdasarkan NRC (1994) standar kebutuhan nutrisi untuk ayam petelur fase layer minimal 16%, sedangkan energi metabolisme 2850 kcal/kg. Ransum komersial harganya cukup tinggi dan kemungkinan dapat terjadi kelebihan protein yang akan dibuang melalui ekskreta, sehingga pengeluaran untuk produksi ayam menjadi tinggi. C. Jeruk Purut Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix D. C) merupakan salah satu dari suku rutaceae. Citrus hystrix yang disebut 'limau purut' di Malaysia, 'jeruk purut' di Indonesia dan 'som makrut' di Thailand. Tanaman ini berasal dari Asia dan dibudidayakan di seluruh bagian dunia yang lebih hangat (Burkill dalam Nor, 1999). Jeruk purut memiliki kulit buah dengan aroma wangi yang agak keras. Ukuran buahnya lebih kecil dari kepalan tangan, bentuknya bulat PERPUSTAKAAN UMUKA


6 tetapi banyak tonjolan dan berbintil. 11 Kulit buahnya tebal dan berwarna hijau tua polos atau berbintik-bintik (Simanihuruk, 2013). Klasifikasi tanaman jeruk purut: Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Rutales Suku : Rutaceae Sub Suku : Aurantioideae Marga : Citrus Jenis : Citrus hystrix D.C (Levang, 1991, Ortiz, 2002 dan Tjitrosoepomo, 2010) Tanaman ini mempunyai ciri-ciri fisik yang khas, baik pada penampilan buah maupun daunnya sehingga mudah dikenali. Tinggi tanamanini sekitar 3-5 m Buahnya berukuran lebih kecil dari kepalan tangan manusia atau berdiameter sekitar 5-7,5 cm, berbentuk seperti buah pir, berkulit tebal dengan karakter permukaannya yang berkerut-kerut, berwarna hijau. Buah yang masak akan berwarna sedikit kekuningan. Daging buah berwarna kekuningan, mempunyai rasa yang sangat asam dan kadangkadang agak pahit (Sarwono dalam Wijaya, 2010). Bagian kulit luar buah ini disebut flavedo karena adanya kandungan flavonoid. Sedangkan kulit bagian dalam disebut albedo nama yang berasal dari latin (albus = putih) memiliki warna kuning gading atau kuning pucat dan kenyal dalam tekstur PERPUSTAKAAN UMUKA


7 (Ortiz, 2002). Buah jeruk memiliki beberapa lapisan, antara lain: a) Exocarp atau flavedo, yang merupakan bagian terluar buah, warnanya yang sebagian besar tergantung pada suhu di mana ia berkembang. Bagian ini mengandung kelenjar minyak esensial yang diproduksi oleh buah. b) Endocarp, yang merupakan bagian terdalam dari pericarp dan merupakan bagian dari membran locular. c) Mesocarp atau albedo, yang merupakan bagian antara, berwarna putih dan bernas (Ancillo dan Medina, 2015). Daun jeruk perut ini berbentuk khas yakni berbentuk oval dan memiliki ujung yang tumpul serta tangkai daun bersayap lebar yang terlihat seperti dua daun yang berjajar. Daun jeruk purut ini berwarna hijau kekuningan juga memiliki aroma yang sangat segar (Sarwono dalam Wijaya. 2010). Bagian atas daun memiliki warna lebih gelap dari pada bagian bawah daun (Ortiz, 2002). Tanaman jeruk purut memiliki metabolit sekunder yang berupa senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif dapat diartikan sebagai metabolit sekunder yang memiliki efek farmakologis dan atau toksikologis pada manusia dan hewan, tidak termasuk nutrien yang berada pada tumbuhan (seperti vitamin dan mineral). Metabolit sekunder tidak digunakan tumbuhan sebagai bahan utama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, akan tetapi sebagai senyawa yang sifatnya melindungi tanaman. Oleh karena itu, produk metabolit sekunder memiliki kuantitas yang lebih sedikit dibandingkan dengan produk metabolit primer dan merupakan hasil sampingan dari biosintesis primer (Bernhoft dalam Natanael, 2015). Senyawa aktif yang terkandung pada jeruk purut adalah flavonoid, karatenoid, glikosida, saponin, PERPUSTAKAAN UMUKA


8 kumarin, asam sitrat, limonoid, asam amino, bergamottin, oxypeucedain, mineral, minyak atsiri. Flavanoid utama yang terkandung dalam jeruk purut adalah naringin, narirutin, dan hesperidin yang terdapat pada kulit buah, dan bulir- bulir daging buah jeruk. Menurut Uji Analisa jeruk purut diperkirakan memiliki efek antioksidan, stimultan, anti inflamasi, astrigen dan antifungi (Butree dalam Sinaga, 2012 dan Devy dalam Natanael, 2015). D. Efisiensi Pakan Efisiensi pakan ayam petelur merupakan persentase dari rasio massa telur dengan konsumsi pakan, atau dapat ditunjukkan dengan Konversi pakan. 1. Konversi Pakan Salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas usaha peternakan adalah konversi pakan. Konversi pakan yang merupakan gambaran pemanfaatan pakan oleh ayam berupa perbandingan pakan yang dihabiskan dalam menghasilkan sejumlah telur. Konversi pakan merupakan perbandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur (Alex, 2012 dalam Jawirani, 2017). Nilai konversi pakan yang tinggi menunjukkan bahwa efesiensi produksi yang rendah karena lebih banyak pakan yang dimanfaatkan untuk memproduksi telur, begitupun sebaliknya. Rendahnya angka konversi ransum diharapkan dapat meningkatkan keuntungan peternak. Konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bangsa ayam, kecepatan pertumbuhan, produksi telur, kandungan energi dan protein pakan, PERPUSTAKAAN UMUKA


9 kesehatan ayam, temperatur lingkungn, ventilasi kandang dan kandungan amonia di dalam kandang (Sjofjan, 2003). 2. Berat Telur Berat telur dipengaruhi oleh jenis pakan, jumlah pakan, lingkungan kandang serta bobot induk. Menurut Wahju (2004), berat telur ditentukan oleh banyak faktor, termasuk genetik, tahap kedewasaan, umur, obat-obatan dan beberapa zat makanan dalam ransum. Berat dan ukuran telur berbeda-beda akan tetapi antara berat dan ukuran telur saling berhubungan. Berdasarkan beratnya telur ayam ras dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: 1). Jumbo, dengan berat >70 g per butir, 2). Ekstra besar, dengan berat 65- 70g per butir, 3). Besar, dengan berat 58-65g per butir, 4). Medium, dengan berat 50-57g per butir, 5). Kecil, dengan berat 40-50gram per butir, dan kecil sekali, berat dibawah 40gram per butir (Rahayu, 2011). 3. Produksi Telur Rasyaf (1996) dalam Jawirani (2017) menyatakan bahwa produksi telur umur 22 minggu mencapai sekitar 50%. Faktor yang menentukan saat mulai bertelur adalah kedewasaan dari ayam petelur yang dipelihara. Menurut Ross (2001) disitasi Jawirani (2017), ada hubungan positif antara konsumsi pakan dengan produksi telur pada parentstock yang diberi pakan ad libitum. Faktor utama yang mempengaruhi produksi telur adalah jumlah ransum yang dikonsumsi dan kandungan zat makanan dalam ransum (Amrullah, 2003). Produksi telur harian dapat diukur dalam hendayaverage. Hen day average merupakan produksi PERPUSTAKAAN UMUKA


10 telur dibagi dengan jumlah ayam yang ada pada saat itu. Hen day average membandingkan antara produksi telur yang diperoleh hari ini dengan jumlah ayam yang hidup pada hari yang sama. Hal tersebut lebih mencerminkan produksi nyata dari ayam yang hidup, namun tidak mencerminkan kemampuan produksi ayam produktif. Karena banyak faktor yang mempengaruhi produksi telur. 4. Massa Telur Selain dinyatakan dalam hendayaverage, produksi telur dinyatakn dalam eggmass atau massa telur. Eggmass dipengaruhi oleh faktor genetik, bobot badan, konsumsi pakan, dan kedewasaan kelamin (Ross, 2001disitasi Jawirani, 2017). Massa telur atau bobot produksi telur dihitung dengan cara membagi bobot telur yang dihasilkan dengan jumlah ayam yang ada pada waktu itu, sehingga dapat diketahui bobot produksi telur gram/ekor/hari (Widarto, dkk, 2000 dalam Riyanto2012). E. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah pemberian tepung daun jeruk purut dalam pakan dapat meningkatkan efisiensi pakan ayam ras petelur. PERPUSTAKAAN UMUKA


III. MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Tepung Daun Jeruk Purut ( Citrus hystrix D.C) Terhadap Efisiensi Pakan Ayam Ras Petelur” penelitian dilakukan mulai tanggal 28 Maret sampai 8 Mei 2023, yang dilaksanakan di di peternakan Bapak Supri yang berlokasi di Tegalgede, Kec. Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. A. MATERI Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Ayam ras strain Lohman umur 82 minggu sebanyak 36 ekor, dengan bobot badan rata-rata 1,82 kg. 2. Kandang sistem batteray sebanyak 12 unit, dilengkapi dengan tempat pakan dan minum 3. Timbangan digital merk DS-682 untuk menimbang pakan dan telur. 4. Pakan diberikan secara adlibitum, pakan basal yang digunakan adalah pakan jadi produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia dengan kode 324 terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Kandungan nutrisi pakan basal Kandungan Jumlah Kadar Air Max 13.0% Protein 17.5 – 18.5 % Lemak Min 4.5% Serat Kasar Max 5.0% Abu Max 13.0% Calsium Min 3.65% Phosphor Min 0,60% Sumber : PT. Cahroen Pokphand Indonesia 11 PERPUSTAKAAN UMUKA


12 5. Tepung daun jeruk purut, yang dibuat dengan cara : a. Daun jeruk purut dicuci, ditiriskan, kemudian diiris/dirajang dan dijemur sampai kering. b. Daun jeruk purut digiling kering menggunakan mesin penggiling tepung. c. Didapat tepung daun jeruk purut sebanyak lebih kurang 40%. B. METODE 36 ekor ayam dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam. Semua unit percobaan diberi pakan dan minum secara ad libitum. Keempat perlakuan adalah : 1. T0 : Ayam diberi pakan basal tanpa tambahan tepung daun jeruk purut 2. T1 : Ayam diberi pakan basal ditambah 1% tepung daun jeruk purut 3. T2 : Ayam diberi pakan basal ditambah 2% tepung daun jeruk purut 4. T3 : Ayam diberi pakan basal ditambah 3% tepung daun jeruk purut Parameter yang diamati : 1. Konsumsi pakan, diukur setiap minggu dengan cara menimbang pakan tersedia di awal dan menimbang sisa pakan di akhir periode mingguan, kemudian menghitung selisihnya. 2. Produksi telur dalam hen day average (%HDA) diukur setiap hari 3. Berat telur rata-rata diukur dari jumlah berat telur yang diperoleh dibagi dengan jumlah telur. PERPUSTAKAAN UMUKA


13 4. Massa telur, di dapat dari perkalian antara HDA (%) dengan Berat telur rata rata 5. Konversi pakan, hasil pembagian antara konsumsi pakan dan produksi telur (massa telur) dalam satuan waktu yang sama. 6. Efisiensi Pakan, merupakan persentase dari rasio massa telur dengan konsumsi pakan. Dengan rumus Massa telur × 100 % Konsumsi pakan C. DESAIN PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Rancangan ini dipilih karena karakteristik obyek penelitian bersifat homogen ditinjau dari sisi ayam ras petelur, bentuk dan jenis kandang serta kondisi geografis dimana eksperimen dilakukan. D. TEKNIK ANALISIS DATA Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistik SPSS PERPUSTAKAAN UMUKA for Windows Release 25.0.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dengan judul “ Pengaruh Pemberian Tepung Daun Jeruk Purut ( Citrus hystrix D.C) Terhadap Efisiensi Pakan Ayam Ras Petelur” variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan, produksi telur, berat telur, massa telur, konversi pakan, dan efisiensi pakan. A. Konsumsi Pakan Hasil pengamatan selama penelitian mengenai pengaruh pemberian tepung daun jeruk purut mengenai konsumsi pakan ayam petelur, dapat diamati pada tabel 2: Tabel 2. Rata-rata konsumsi pakan ayam selama penelitian (gram/ekor/hari) Ulangan Perlakuan T0 T1 T2 T3 1 117,65 117,30 117,74 117,60 2 117,67 117,63 117,18 117,33 3 117,54 116,65 117,38 117,10 Rata-Rata 117,62 (NS) 117,20 117,43 117,34 Keterangan : Berbeda tidak nyata (Sig. 456) Berdasarkan data selama penelitian, rata-rata konsumi pakan perlakuan T0, T1, T2, dan T3 adalah 117,62; 117,20; 117,43; dan 117,34gram/ekor/hari. Berdasarkan analisis statistik diktahui bahwa pemberian tepung daun jeruk purut terhadap konsumsi pakan selama penelitian didapatkan hasil berbeda tidak nyata (Sig.456), hal tersebut menunjukanbahwa pemberian tepung daun jerik purut tidak berpegaruh pada konsumsi pakan. 14 PERPUSTAKAAN UMUKA


15 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan ayam ras petelur diantaranya suhu lingkungan, bangsa, umur, jenis kelamin, kecepatan dalam pertumbuhan, bobot badan, palatabilitas, tingkat produksi, dan energi metabolisme yang terkandung didalam pakan. Salah satu stress yang sering dialami ayam adalah Heat Stress atau Cekaman panas. Cekaman panas atau heat stress merupakan respon yang timbul apabila ternak dihadapkan pada suatu perubahan suhu lingkungan panas. Respon awalnya adalah menurunnya nafsu makan dan tingginya konsumsi air minum. (Farrel, 1979). Pada dasarnya senyawa aktif flavonoid bersifat anti oksidan dan berfungsi untuk mencegah ayam mengalami stress agar konsumsi pakan ayam tidak menurun sehingga ternak dapat memenuhi kebutuhan energi. B. Produksi Telur Hasil pengamatan selama penelitian mengenai pengaruh pemberian tepung daun jeruk purut mengenai produksi telur, dapat diamati pada tabel 3: Tabel 3. Persentase HDA selama penelitian (%) Ulangan PerlaKuan T0 T1 T2 T3 1 61,89 67,13 64,67 65,27 2 69,82 60,27 56,17 50,94 3 62,94 31,76 67,18 44,08 Rata-Rata 69,94 (NS) 52,36 62,37 52,95 Keterangan : Berbeda tidak nyata ( Sig.494 ) PERPUSTAKAAN UMUKA


16 Berdasarkan tabel 3. persentase hasil pengamatan produksi teluryang diamati menggunaan HDA (han day average) medapatkan hasil T0, T1, T2, Dan T3 adalah 69,94; 52,36; 62,37; dan 52,95. Berdasarkan hasil analisa SPSS mendapatkan hasil berbeda tidak nyata (Sig. 494) yang artinya pemberian tepung daun jeruk purut tidak berpengaruh terhadap produksi telur. Faktor yang mempengaruhi HDA antara lain adalah konsumsi pakan. Amrullah (2003) menyebutkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi produksi telur adalah jumlah ransum yang dikonsumsi dan kandungan zat makan dalam ransum. Konsumsi ransum pada ayam digunakan untuk kebutuhan pokok hidupnya dan produksi telur, sehingga konsumsi ransum yang akan berpengaruh terhadap produksi telur yang mengalami penurunan. Jacob dan Pescatore (2011) menyatakan bahwa ada beberupa faktor yang dapat berpengaruh pada produksi telur bahkan bisa mengakibatkan penurunan produksi telur secara tiba-tiba. Untuk meneliti turunnya produksi diperlukan peninjauan sejarah ayam tersebut termasuk program penyinaran, konsumsi pakan, kualitas dan kuantitas pakan, konsumsi air, infeksi parasit, penyakit dan perbedaan praktek manajemen dan selanjutnya perlu dipertimbangkan umur ayam. Nort dan Bell (1990) menyatakan bahwa jumlahtelur yang dihasilkan selama fase produksi sangat ditentukan oleh perlakuan yang diterima termasuk pada fase starter dan grower khususnya imbangan nilai gizi pakan yang diberikan. Ini didukung oleh Anggorodi, (1994) mengemukakan bahwa PERPUSTAKAAN UMUKA


17 besarnya telur di pengaruhi oleh beberapa faktor termasuk sifat genetik, tingkat dewasa kelamin, umur, obat-obatan, dan makanan sehari-hari. C. Berat Telur Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data rata-rata telur seperti tertera pada tabel 4. Tabel 4. Hasil rata-rata berat telur selama penelitian (gram/butir) Perlakuan Ulangan T0 T1 T2 T3 1 63,07 61,20 63,06 63,84 2 61,07 57,79 61,25 58,81 3 62,05 56,66 63,93 59,13 Rata-Rata 62,06 (NS) 58,55 62,75 60,59 Keterangan: Berbeda tidak nyata (Sig. 131) Berdasarkan tabel 4. rata-rata berat telur selama penelitian pada perlakuan T0, T1, T2, dan T3 adalah 62,06 ; 58,55 ; 62,75 ; dan 60,59 gram/butir. Hasil analisis statistik terhadap berat telur menunjukan bahwa penambahan tepung daun jeruk purut pada pakan ini memberikan hasil tidak berbeda nyata (Sig. 131). Hal ini dikarenakan daun jeruk purut mengandung senyawa aktif flavonoid sebagai anti oksidan untuk mengurangi atau mencegah stress ayam,sehingga konsumsi pakan tidak mengalami penurunan dan dapat memenuhi kebutuhan ayam ras petelur untuk menghasilkan berat telur yang sesuai. Dalam penelitian ini konsumsi pakan tidak dipengaruhi oleh perlakuan dengan tambahan tepung daun jeruk purut, maka dapat dipahami bahwa berat telur yang dihasilkan juga tidak berbeda nyata. PERPUSTAKAAN UMUKA


18 Berdasarkan SNI 3926:2008 bobot telur di golongkan menjadi 3, yaitu : kecil (<50g), sedang (50g sampai dengan 60g), dan besar (>60g). Pada prinsipnya faktor yang mempengaruhi berat telur dibedakan menjadi tiga bagian utama yaitu ternaknya, pakan dan lingkungan. D. Massa Telur Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel 5: Tabel 5. Massa telur selama penelitian (gram/ekor/hari) Ulangan Perlakuan T0 T1 T2 T3 1 49,21 51,98 51,51 52,74 2 53,81 43,84 42,30 35,40 3 49,46 17,50 54,37 28,70 Rata-rata 50,83 (NS) 37,78 49,39 38,94 Keterangan : berbeda tidak nyata (Sig.417) Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa massa telur selama penelitian berbeda tidak nyata (Sig .417) artinya bahwa pemberian tepung daun jeruk purut sampai level 3% dalam pakan tidak mempengaruhi massa telur. Berdasarkan tabel diatas rata-rata massa telur ayam ras selama penelitian pada perlakuan T0, T1,T2, dan T3 secara berturut-turut yaitu : 50,83; 37,78; 49,39; dan 38,94 gram/ekor/hari. PERPUSTAKAAN UMUKA


19 Faktor yang menentukan massa telur adalah jumlah telur dan berat telur. Berat telur ada hubungannya dengan massa telur, dimana pola peningkatan massa telur sejalan dengan pola pertumbuhan folikel dewasa (kuning telur). Massa telur meningkat maka produksi meningkat pula sebaliknya massa telur turun produksi telur menurun (Nasikin, 2015). Massa telur merupakan korelasi berat telur dan produksi telur. E. Konversi dan Efisiensi Pakan Berdasarkan pengamatan dapat diketahui konversi pakan yang dapat dilihat pada tabel 6: Tabel 6. Konversi pakan selama penelitian Perlakuan Ulangan T0 T1 T2 T3 1 2,39 2,26 2,29 2,23 2 2,19 2,68 2,77 3,31 3 2,38 6,67 2,16 4,08 Rata-Rata 2,32 (NS) 3,87 2,41 3,21 Keterangan : berbeda tidak nyata (Sig.447) Rata-rata konversi pakan secara berturut-turut pada perlakuan T0, T1, T2, dan T3 adalah 2,32; 3,87; 2,41; dan 3,21. Pada analisa statistik diperoleh hasil berbeda tidak nyata yang dapat diartikan bahwa pemberian tepung daun jeruk purut pada konversi pakan tidak berpengaruh. Menurut Lokapirnasari dkk. (2011), semakin tinggi FCR maka akan semakin buruk, artinya PERPUSTAKAAN UMUKA


20 artinya penggunaan pakan tersebut kurang ekonomis. Konversi pakan ayam petelur berkisar antara 2,1-2,3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konversi pakan diantaranya bentuk fisik pakan, berat badan ayam, kandungan nutrisi dalam ransum, lingkungan pemeliharaan, stres, dan jenis kelamin. Perhitungan konversi pakan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan ayam dalam mengubah pakan yang dikonsumsi menjadi telur, melihat respon ayam terhadap kualitas pakan yang diberikan (Lokapirnasari dkk., 2011). F. Efisiensi Pakan Berdasarkan data penelitian diperoleh hasil efisiensi pakan yang dapat dilihat pada tabel 7 : Tabel 7. Efisiensi pakan selama penelitian (%) Perlakuan Keterangan : berbeda tidak nyata (Sig.394) Berdasarkan data efisiensi pakan ditransformasikan ke dalam arcur sinus dan analisa statistik dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak daun jeruk purut menunjukan hasil berbedak tidak nyata atau dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak tidak memberi pengaruh pada efisiensi pakan ayam petelur. Ulangan T0 T1 T2 T3 1 1,9 2,0 2,0 2,0 2 2,1 1,7 1,7 1,4 3 1,9 0,7 2,1 1,2 Ratarata 1,95 1,50 1,93 1,52 PERPUSTAKAAN UMUKA


21 Shahzadi dkk. (2006) bahwa efisiensi pakan adalah suatu kemampuan ternak untuk memanfaatkan pakan yang dimakan untuk menghasilkan berat badan atau produksi tertentu terutama daging dan telur. Efisiensi pakan sangat diperlukan karena ayam petelur akan mengonsumsi pakan yang tersedia secara berlebihan (Sukarini dan Rifai, 2011). PERPUSTAKAAN UMUKA


V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan untuk semua variabel pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun jeruk purut tidak mempengaruhi efisiensi pakan ayam ras petelur. B. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan peningkatan level pemberian tepung daun jeruk purut. 22 PERPUSTAKAAN UMUKA


DAFTAR PUSTAKA A.S Sudarmono. (2003). Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius. Yogyakarta. Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor. Ancillo, G & A. Medina. 2015. Botanical Monographs CITRUS. The Botanic Gardens of the Universitat de Valencia. Metode. Universitat D. Valencia Jardi Botanic. 83 -87. Arfania, M. (2018) „Telaah Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) Di Kabupaten Kerawang‟, Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(2), pp. 131–135. doi: 10.36805/farmasi.v2i2.323. Badan Standarisasi Nasional. 2014. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 /Permentan /Ot.140/2 /2014 tentang Pedoman Budi Daya Ayam Pedaging Dan Ayam Petelur Yang Baik. Isa Brown commercial layers. (2009). General Management Guide Commercial Isa Brown. Pondoras. Isapoultry. (2006). Layer Management guide. http://www.isapoultry.com. Jacob J. And T. Pescatore . 2011. Why Have My Hens Stopped Lying?. UK Cooperative Extention Service. Unive. of Kentucky- Collage of Agriculture. 10p. Jha, B. K. et al. (2006) „Characterization of candida species isolated from cases of lower respiratory tract infection‟, Kathmandu University Medical Journal, 4 NO. 3(15), pp. 290–294. Khafidhoh, Z., Dewi, S. S. and Iswara, A. (2015) „Efektvitas infusa kulit jeruk purut ( Citrus hystrix DC .) terhadap pertumbuhan Candida albicans penyebab sariawan secara in vitro‟, The 2nd University Research Coloquium 2015, 2, pp. 31–37. Lokapirnasari, W. P., & Soewarno, Y. D. (2011). Potensi Crude Spirulina Terhadap Protein Effisiensi Rasio pada Ayam Petelur Potency of Crude Spirulina on Protein Efficiency Ratio in Laying Hen. Jurnal Ilmiah Kedokteran Hewan Vol, 2(1), 5-8. 23 PERPUSTAKAAN UMUKA


24 Maharani, P., N. Suthama dan H. I. Wahyuni. (2013). Massa kalsium dan protein daging Marzuki, A. dan B. Rozi. (2018). Pemberian pakan bentuk cramble dan mash terhadap produksi ayam petelor. J. Il. Inovasi. 18 (1): 29-34 Muharlien, E. Sudjarwo, A. Hamiati dan H. Setyo. (2017). Ilmu Prduksi Ternak Unggas. Universitas Brawijaya Press, Malang. Nasikin M., F.J. Nangoy, C.L.K. Sarajar, M.H.M. Kawatu. (2015). Pengaruh subtitusi sebagian ransum dengan tepung tomat (Solanum Lycopersicum L) terhadap berat telur, berat kuning telur dan massa telur ayam ras. Jurnal Zootek 35(2): 225 – 234 North, M. O., & Bell, D. D. (1990). Commercial chicken production manual (No. Ed. 4). (1): 18 – 27 Nugraheni, R. (2021) „Ekstrak Etanol Daun Jeruk Purut ( Citrus hystrix D . C ) Menghambat Pertumbuhan Bacillus cereus‟, 8, pp. 70–77. Purwaningsih, D. L. 2014. Peternakan ayam ras petelur di kota Singkawang. J. mah. Ars. Universitas Tanjungpura. 2 (2): 74- 88 Rasyaf, M. 1996. Manajemen Peternakan Ayam Petelur. Kansius. Yogyakarta Setyono, D. J., Ulfah, M., & Suharti, S. (2013). Sukses Meningkatkan Produksi Ayam Petelur. Penebar Swadaya Grup. Sjofjan, O. 2003. Kajian probiotik (Aspergillus niger dan Bacillus spp) sebagai imbuhan ransum dan implikasi efeknya terhadap mikroflora usus serta penampilan produksi ayam petelur. Disertasi. Universitas Pajajaran, Bandung. Standar Nasional Indonesia. 2006. SNI Ransum Broiler Finisher 01-3931-2006. Badan Standar Nasional Indonesia. Sukarini, N. E., & Rifai, A. (2011). Pengaruh penambahan berbagai tepung hijauan terhadap performans produksi ayam Arab. Akademi Peternakan Karanganyar. Semarang. PERPUSTAKAAN UMUKA


LAMPIRAN Lampiran 1. Data Konsumsi Pakan Minggu Kode Adaptasi Rata-rata 1 2 3 4 5 T 0.1 107,38 123,81 126,19 114,52 118,10 115,90 117,65 T 0.2 107,86 125,95 124,05 116,90 115,48 115,76 117,67 T 0.3 102,62 131,19 122,86 116,19 116,67 115,71 117,54 Rata Rata 105,95 126,98 124,37 115,87 116,75 115,79 117,62 T 1.1 113,81 120,95 125,48 113,57 115,00 115,00 117,30 T 1.2 102,62 131,19 125,48 115,71 115,00 115,81 117,63 T 1.3 95,00 107,14 148,81 107,38 119,76 121,81 116,65 Rata Rata 103,81 119,76 133,25 112,22 116,59 117,54 117,20 T 2.1 108,57 115,24 138,10 110,95 117,62 115,95 117,74 T 2.2 104,52 127,38 124,52 116,67 114,05 115,95 117,18 T 2.3 107,86 125,71 122,86 116,43 114,05 117,38 117,38 Rata Rata 106,98 122,78 128,49 114,68 115,24 116,43 117,43 T 3.1 105,95 124,76 129,05 114,76 114,52 116,52 117,60 T 3.2 101,43 124,52 130,00 116,43 114,52 117,10 117,33 T 3.3 107,38 119,71 128,33 116,90 114,52 115,71 117,10 Rata Rata 104,92 123,00 129,13 116,03 114,52 116,44 117,34 25 PERPUSTAKAAN UMUKA


26 Lampiran 2. Hasil uji SPSS konsumsi pakan Descriptives konsumsi_pakan N Mean Std. Deviatio n Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Minimum Maximum Bound Upper Bound T0 3 11762.0000 7.00000 4.04145 11744.6110 11779.3890 11754.00 11767.00 T1 3 11719.3333 49.86315 28.78850 11595.4664 11843.2003 11665.00 11763.00 T2 3 11743.3333 28.37840 16.38427 11672.8375 11813.8292 11718.00 11774.00 T3 3 11734.3333 25.02665 14.44914 11672.1637 11796.5030 11710.00 11760.00 Total 12 11739.7500 31.32854 9.04377 11719.8448 11759.6552 11665.00 11774.00 ANOVA konsumsi_pakan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 2862.250 3 954.083 .962 .456 Within Groups 7934.000 8 991.750 Total 10796.250 11 Duncana konsumsi_pakan Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 T1 3 11719.3333 T3 3 11734.3333 T2 3 11743.3333 T0 3 11762.0000 Sig. .157 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. PERPUSTAKAAN UMUKA


27 Lampiran 3.Data Hen Day Average Kode Adaptasi/1 1 Minggu Rata Arcus Sinus 2 3 4 5 Rata T 0.1 76,19 85,71 80,95 57,14 76,19 90,48 77,78 61,89 T 0.2 80,95 85,71 90,48 90,48 90,48 90,48 88,10 69,82 T 0.3 80,95 85,71 76,19 66,67 66,67 100,00 79,37 62,94 Rata rata 79,37 85,71 82,54 71,43 77,78 93,65 81,75 69,94 T 1.1 85,71 85,71 95,24 90,48 61,90 90,48 84,92 67,13 T 1.2 71,43 52,38 80,95 57,14 100,00 90,48 75,40 60,27 T 1.3 14,29 4,76 33,33 47,62 28,57 38,10 27,78 31,76 Rata rata 57,14 47,62 69,84 65,08 63,49 73,02 62,70 52,36 T 2.1 80,95 76,19 85,71 90,48 76,19 80,95 81,75 64,67 T 2.2 47,62 76,19 71,43 57,14 76,19 85,71 69,05 56,17 T 2.3 80,95 90,48 90,48 71,43 85,71 90,48 84,92 67,18 Rata rata 69,84 80,95 82,54 73,02 79,37 85,71 78,57 62,37 T 3.1 80,95 85,71 90,48 76,19 76,19 85,71 82,54 65,27 T 3.2 61,90 76,19 42,86 57,14 47,62 76,19 60,32 50,94 T 3.3 38,10 42,86 52,38 38,10 57,14 61,90 48,41 44,08 Rata rata 60,32 68,25 61,90 57,14 60,32 74,60 63,76 52,95 PERPUSTAKAAN UMUKA


28 Lampiran 4. Data Analisis Hen Day Average Arcus_sinus Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum T0 3 6488.3333 430.73929 248.68744 5418.3176 7558.3490 6189.00 6982.00 T1 3 5305.3333 1875.68503 1082.92726 645.8734 9964.7933 3176.00 6713.00 T2 3 6267.3333 577.01849 333.14178 4833.9400 7700.7267 5617.00 6718.00 T3 3 5343.0000 1081.22199 624.24381 2657.0957 8028.9043 4408.00 6527.00 Total 12 5851.0000 1120.77384 323.53954 5138.8943 6563.1057 3176.00 6982.00 ANOVA Arcus_sinus Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3406030.000 3 1135343.333 .872 .494 Within Groups 10411444.000 8 1301430.500 Total 13817474.000 11 Duncana Arcus_sinus Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 T1 3 5305.3333 T3 3 5343.0000 T2 3 6267.3333 T0 3 6488.3333 Sig. .266 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. PERPUSTAKAAN UMUKA


29 Lampiran 5. Data Berat Telur (Gram/Butir) Minggu Kode Adaptasi Rata rata 1 2 3 4 5 T 0.1 61,88 63,06 64,41 59,17 65,94 63,95 63,07 T 0.2 59,71 62,78 61,84 59,74 59,74 62,63 61,07 T 0.3 62,94 62,61 66,25 50,36 66,07 64,05 62,05 Rata-rata 61,51 62,81 64,17 56,42 63,92 63,54 62,06 T 1.1 56,94 65,83 62,75 60,26 61,15 60,26 61,20 T 1.2 53,93 57,27 59,41 55,83 59,52 60,79 57,79 T 1.3 66,67 15,00 68,57 61,00 65,00 63,75 56,66 Rata-rata 59,18 46,04 63,58 59,03 61,89 61,60 58,55 T 2.1 63,53 62,50 63,61 59,74 63,13 65,88 63,06 T 2.2 62,00 64,06 59,00 59,58 63,13 59,72 61,25 T 2.3 66,18 66,32 62,89 60,67 62,78 64,74 63,93 Rata-rata 63,90 64,29 61,84 60,00 63,01 63,45 62,75 T 3.1 60,88 65,83 64,47 62,19 64,38 65,28 63,84 T 3.2 51,54 57,81 61,11 56,25 63,00 63,13 58,81 T 3.3 53,25 58,33 60,00 63,13 60,83 59,23 59,13 Rata-rata 55,22 60,66 61,86 60,52 62,74 62,54 60,59 PERPUSTAKAAN UMUKA


30 Lampiran 6. Data Analisis Berat Telur (gram/butir) Descriptives Berat_telur N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum T0 3 6206.3333 100.00667 57.73888 5957.9030 6454.7637 6107.00 6307.00 T1 3 5855.0000 236.34932 136.45634 5267.8757 6442.1243 5666.00 6120.00 T2 3 6274.6667 136.71991 78.93528 5935.0356 6614.2977 6125.00 6393.00 T3 3 6059.3333 281.62445 162.59595 5359.7394 6758.9273 5881.00 6384.00 Total 12 6098.8333 240.86957 69.53306 5945.7921 6251.8746 5666.00 6393.00 ANOVA Berat_telur Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 310465.667 3 103488.556 2.526 .131 Within Groups 327734.000 8 40966.750 Total 638199.667 11 Duncana Berat_telur Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 2 T1 3 5855.0000 T3 3 6059.3333 6059.3333 T0 3 6206.3333 6206.3333 T2 3 6274.6667 Sig. .076 .247 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. PERPUSTAKAAN UMUKA


31 Lampiran 7. Data Massa Telur (gram/ekor/hari) minggu Rata kode adaptasi/1 1 2 3 4 5 rata T 0.1 47,14 54,05 52,14 33,81 50,24 57,86 49,21 T 0.2 48,33 53,81 55,95 54,05 54,05 56,67 53,81 T 0.3 50,95 53,67 50,48 33,57 44,05 64,05 49,46 Rata-rata 48,81 53,84 52,86 40,48 49,44 59,52 50,83 T 1.1 48,81 56,43 59,76 54,52 37,86 54,52 51,98 T 1.2 38,52 30,00 48,10 31,90 59,52 55,00 43,84 T 1.3 9,52 0,71 22,86 29,05 18,57 24,29 17,50 Rata-rata 32,29 29,05 43,57 38,49 38,65 44,60 37,78 T 2.1 51,43 47,62 54,52 54,05 48,10 53,33 51,51 T 2.2 29,52 48,81 42,14 34,05 48,10 51,19 42,30 T 2.3 53,57 60,00 56,90 43,33 53,81 58,57 54,37 Rata-rata 44,84 52,14 51,19 43,81 50,00 54,37 49,39 T 3.1 49,29 56,43 58,33 47,38 49,05 55,95 52,74 T 3.2 31,90 44,05 26,19 32,14 30,00 48,10 35,40 T 3.3 20,29 25,00 31,43 24,05 34,76 36,67 28,70 Rata-rata 33,83 41,83 38,65 34,52 37,94 46,90 38,94 PERPUSTAKAAN UMUKA


32 Lampiran 8. Data Analisis Massa Telur (gram/ekor/hari) Massa_telur Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum T0 3 5082.6667 258.66645 149.34115 4440.1036 5725.2298 4921.00 5381.00 T1 3 3777.3333 1802.27893 1040.54622 -699.7757 8254.4424 1750.00 5198.00 T2 3 4939.3333 630.72524 364.14939 3372.5250 6506.1417 4230.00 5437.00 T3 3 3894.6667 1240.62296 716.27400 812.7884 6976.5450 2870.00 5274.00 Total 12 4423.5000 1155.91353 333.68349 3689.0676 5157.9324 1750.00 5437.00 Massa_telur ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 4193342.333 3 1397780.778 1.065 .417 Within Groups 10504154.667 8 1313019.333 Total 14697497.000 11 Duncana Massa_telur Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 T1 3 3777.3333 T3 3 3894.6667 T2 3 4939.3333 T0 3 5082.6667 Sig. .226 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. PERPUSTAKAAN UMUKA


33 Lampiran 9. Data Konversi Pakan Kode Rata rata Konsumsi Rata rata massa telur Konversi Pakan Pakan (gram/ekor/hari) (gram/ekor/hari) T 0.1 117,65 49,21 2,39 T 0.2 117,67 53,81 2,19 T 0.3 117,54 49,46 2,38 Rata rata 117,62 50,83 2,32 T 1.1 117,30 51,98 2,26 T 1.2 117,63 43,84 2,68 T 1.3 116,65 17,50 6,67 Rata rata 117,20 37,78 3,87 T 2.1 117,74 51,51 2,29 T 2.2 117,18 42,30 2,77 T 2.3 117,38 54,37 2,16 Rata rata 117,43 49,39 2,41 T 3.1 117,60 52,74 2,23 T 3.2 117,33 35,40 3,31 T 3.3 117,10 28,70 4,08 Rata rata 117,34 38,94 3,21 PERPUSTAKAAN UMUKA


34 Lampiran 10. Hasil Analisis Data Konversi Pakan Konversi_pakan Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum T0 3 232.0000 11.26943 6.50641 204.0052 259.9948 219.00 239.00 T1 3 387.0000 243.39474 140.52402 -217.6261 991.6261 226.00 667.00 T2 3 240.6667 32.12994 18.55023 160.8515 320.4819 216.00 277.00 T3 3 320.6667 92.93187 53.65424 89.8111 551.5222 223.00 408.00 Total 12 295.0833 130.10657 37.55853 212.4176 377.7491 216.00 667.00 Konversi_pakan ANOVA Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 48131.583 3 16043.861 .930 .470 Within Groups 138073.333 8 17259.167 Total 186204.917 11 Duncana Konversi_pakan Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 T0 3 232.0000 T2 3 240.6667 T3 3 320.6667 T1 3 387.0000 Sig. .211 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. PERPUSTAKAAN UMUKA


35 Lampiran 11. Data efisiensi pakan nilai Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimu m Maximum Lower Bound Upper Bound T0 3 805.6667 23.67136 13.66667 746.8637 864.4696 792.00 833.00 T1 3 680.6667 176.70408 102.02015 241.7094 1119.6239 480.00 813.00 T2 3 798.3333 43.87862 25.33333 689.3328 907.3339 749.00 833.00 T3 3 707.3333 94.99649 54.84625 471.3490 943.3177 629.00 813.00 Total 12 748.0000 105.14406 30.35247 681.1947 814.8053 480.00 833.00 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. nilai Based on Mean 5.042 3 8 .030 Based on Median .866 3 8 .497 Based on Median and with adjusted df .866 3 3.254 .540 Based on trimmed mean 4.472 3 8 .040 nilai ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 36139.333 3 12046.444 1.128 .394 Within Groups 85468.667 8 10683.583 Total 121608.000 11 PERPUSTAKAAN UMUKA


36 Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Duncana nilai perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 T1 3 680.6667 T3 3 707.3333 T2 3 798.3333 T0 3 805.6667 Sig. .201 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. PERPUSTAKAAN UMUKA


RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Sragen tanggal 20 Oktober 2000 sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Sholihin dan Ibu Anik. Menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Kayuringin II Bekasi, sekolah menengah pertama di SMP Martia Bhakti Bekasi, kemudian pendidikan sekolah menengah atas di SMK Budi Utomo dan lulus pada tahun 2018. Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Progam Studi Produksi Ternak Universitas Muhammadiyah Karanganyar. Penulis mempertahankan Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan judul “ Pengaruh Pemberian Tepung Daun Jeruk Purut ( Citrus hystrix D.C) Terhadap Efisiensi Pakan Ayam Ras Petelur”. 37 PERPUSTAKAAN UMUKA


Click to View FlipBook Version