CGP Ang
katan 5
Keterkaitan
Modul 1.1, Koneksi
Modul 1.2, antar materi
Modul 1.3,
Modul 1.4. modul 1.4
KELAS A 278
Oleh : M. ADLAN FAHMI
KETERKAITAN 4
1 23
Modul 1.1 Modul 1.2 Modul 1.3 Modul 1.4
Filosofi
Nilai dan
Visi Guru Budaya
KHD Peran Guru
Penggerak Positif
Penggerak
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Modul 1.1 : Filosofi KHD
Pembelajaran berarti menuntun anak menjadi manusia yang
merdeka sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman;
Pendidik harus menerapkan ing ngarso sung tulodho, ing
madya mangun karso, tut wuri handayani secara seimbang;
Pendidikan haruslah menganut asas Trikon :
- Kontinuitas (Berakar pada budaya bangsa yang
berkesinambungan)
- Konvergen ( Pendidikan memanusiakan manusia)
- Konsentris (Pendidikan menghargai keberagaman)
Nilai - NILAI Mewujudkan pemimpin
Guru Penggerak pembelajaran
Mewujudkan
Berpihak pada murid kepemimpinan murid
Mandiri Mendorong kolaborasi
Inovatif Menjadi coach bagi guru
Reflektif lain
Kolaboratif Menggerakkan
komunitas praktisi
1.3 Visi Guru
Back to Agenda Page
Penggerak
Visi guru penggerak adalah representasi visual tentang
bagaimana murid kita di masa depan, yakni mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila. Dalam menyusun visi, hendaklah
berpihak pada murid sebagai landasan segala perubahan
dalam pendidikan dengan pola pikir positif melalui
pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) menggunakan
tahapan BAGJA.
1.4 Budaya positif
Berdasarkan penerapan tahapan BAGJA, akan
muncul pembiasaan - pembiasaan positif yang
kita kenal dengan BUDAYA POSITIF. Budaya
positif akan menciptakan rasa aman dan
nyaman pada murid selama proses
pembelajaran. Budaya positif dapat mendorong
murid untuk mampu berfikir, bertindak, dan
mencipta sebagai proses memerdekakan
dirinya, sehingga murid menjadi lebih mandiri
dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri.
Kesimpulan keterkaitan materi
Seorang guru penggerak haruslah mampu memahami nilai dan peran
guru penggerak untuk mewujudkan visi yang disusunnya berdasarkan
filosofi pemikiran KHD, yakni berpihak pada murid.
Sebuah visi akan tercapai bila terukur, konkret, sistematis, dan
terencana. Maka diperlukan pendekatan Inkuiri Apresiatif
(pendekatan berbasis kekuatan dan kolaboratif) dengan tahapan
BAGJA.
Berdasarkan penerapan tahapan BAGJA, akan muncul BUDAYA
POSITIF yang dapat mendorong murid untuk mampu berfikir,
bertindak, dan mencipta sebagai proses memerdekakan dirinya,
sehingga tujuan pembelajaran (mewujudkan manusia merdeka) akan
tercapai.
REF
LEKSI
Keterkaitan
Modul 1.1, Koneksi
Modul 1.2, antar materi
Modul 1.3,
Modul 1.4. modul 1.4
KELAS A 278
Oleh : M. ADLAN FAHMI
1P E R T A N Y A A N :
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-
konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini,
yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi,
hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru,
kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan
segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik
untuk Anda dan di luar dugaan?
DISIPLIN POSITIF merupakan sebuah
1
pendekatan dalam mendidik murid untuk
menguatkan kontrol dan kepercayaan diri,
sehingga mereka bisa berperilaku dengan
mengacu pada nilai-nilai kebajikan
universal yang diyakininya dan berdasarkan
motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
TEORI KONTROL mengajak kita untuk berusaha memahami
pandangan orang lain tentang dunia, bahwa setiap tindakan
memiliki tujuan, dan kita hanya mampu mengontrol diri kita
sendiri, dan tidak akan mampu mengontrol orang lain. Model
berfikir dlam teori ini adalah Menang - Menang.
Menurut TEORI MOTIVASI, setiap perilaku manusia pasti
2
memiliki motivasi, yakni:
Untuk menghindari hukuman atau ketidaknyamanan;
Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari
orang lain;
Untuk menjadi seperti orang yang mereka ingkinkan
dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang
mereka percaya.
HUKUMAN adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang yang
bersifat memaksa dan menyakitkan dengan menciptakan
identitas gagal. Sedangkan PENGHARGAAN adalah bentuk
pengendalian perilaku seseorang dengan suatu benda atau
peristiwa yang diinginkan, yang dibuat dengan persyaratan:
Hanya jika anda melakukan hal ini, maka anda akan mendapatkan
penghargaan yang anda inginkan.
KEYAKINAN adalah nilai-nilai kebajikan
4
3 universal yang disepakati secara tersirat
dan tersurat, lepas dari latar belakang
suku, negara, bahasa maupun agama yang
dipegang/diyakini. KEYAKINAN KELAS
adalah kesepakatan kelas yang dibuat
berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA. Setiap tindakan seseorang
adalah untuk memenuhi kebutuhan dasarnya:
Bertahan hidup;
Kasih sayang dan rasa diterima;
Kebebasan;
Kesenangan;
Penguasaan
5 POSISI KONTROL :
Penghukum
Pembuat rasa bersalah
Teman
Pemantau
Manager
SEGITIGA RESTITUSI 6
Tahapan untuk memudahkan proses Restitusi, yaitu:
Menstabilkan identitas anak
Validasi tindakan yang salah
Menanyakan keyakinan
2P E R T A N Y A A N :
Perubahan apa yang terjadi pada
cara berpikir Anda dalam
menciptakan budaya positif di kelas
maupun sekolah Anda setelah
mempelajari modul ini?
Setelah mempelajari modul ini, saya sadar bahwa dalam
menciptakan budaya positif di kelas/sekolah, perlu melibatkan
murid dalam menyusunnya dengan mengadopsi nilai-nilai
kebajikan universal yang mereka yakini sehingga dapat
menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri mereka untuk
sungguh-sungguh melaksanakannya.
Perubahan lain yang terjadi adalah posisi kontrol saya sebagai
guru mulai bergeser dari penghukum menjadi manager. Saya
sadar bahwa setiap tindakan murid mempunyai motif
tertentu, tidak boleh ada pembiaran. Melainkan kita harus
menumbuhkan motivasi intrinsiknya untuk bertanggungjawab
melalui tahapan segitiga restitusi.
3P E R T A N Y A A N :
Pengalaman seperti apakah yang
pernah Anda alami terkait penerapan
konsep-konsep inti dalam modul
Budaya Positif baik di lingkup kelas
maupun sekolah Anda?
Ketika saya mencoba untuk menyusun keyakinan
kelas bersama murid, mereka sangat antusias dalam
menuangkan ide-ide mereka. Mereka juga lebih
bertanggungjawab dalam menjalankannya.
Pada saat saya melaksanakan segitiga restitusi, saya
melihat hal lain dari diri seorang murid. Mereka
menceritakan alasan mereka dengan sangat jujur
tanpa rasa takut. Mereka dengan senang hati mau
bertanggungjawab atas tindakan mereka sendiri.
4P E R T A N Y A A N :
Bagaimanakah perasaan Anda
ketika mengalami hal-hal
tersebut?
J A WAB A N
Pertanyaan 4
Ketika saya melihat respon murid saat
penerapan budaya positif, saya sangat
senang dan yakin bahwa budaya positif ini
sedikit demi sedikit akan membentuk
karakter murid menuju Profil Pelajar
Pancasila
5P E R T A N Y A A N :
Menurut Anda, terkait pengalaman
dalam penerapan konsep-konsep
tersebut, hal apa sajakah yang
sudah baik? Adakah yang perlu
diperbaiki?
Menurut saya, hal baik yang sudah ada di kelas dan
lingkungan sekolah saya adalah Disiplin Positif dan
Keyakinan kelas yang disusun bersama dengan
berpihak pada murid.
Adapun yang perlu diperbaiki adalah internalisasi
keyakinan kelas/sekolah dan posisi kontrol guru yang
selama ini cenderung penghukum dan pembuat rasa
bersalah menjadi manager.
6P E R T A N Y A A N :
Sebelum mempelajari modul ini, ketika
berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi
kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda
pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu?
Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang
Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda
sekarang? Apa perbedaannya?
J A WAB A N Pertanyaan 6
Sebelum mempelajari modul ini, saya sering memposisikan diri
sebagai penghukum atau pembuat rasa bersalah bagi murid.
Saya beranggapan dengan begitu saya dapat membentuk
karakter positif dan menghilangkan karakter negatif murid.
Namun kadang saya merasa takut akan dampak negatifnya.
Setelah mempelajari modul ini, saya berusaha memposisikan
diri sebagai manager. Perasaan saya saat ini lebih tenang
dan nyaman dengan murid.
Perbedaan yang saya rasakan adalah murid secara sadar
mau memperbaiki kesalahannya sendiri.
7P E R T A N Y A A N :
Sebelum mempelajari modul ini,
pernahkah Anda menerapkan segitiga
restitusi ketika menghadapi permasalahan
murid Anda? Jika iya, tahap mana yang
Anda praktekkan dan bagaimana Anda
mempraktekkannya?
J A WAB A N
Pertanyaan 7
Sebelum mempelajari modul ini, menurut
saya, saya sudah pernah menerapkan
segitiga restitusi, namun belum utuh.
Hanya memvalidasi tindakan yang salah
saja. Saya tidak menstabilkan identitas
murid dan menanyakan keyakinan.
8P E R T A N Y A A N :
Selain konsep-konsep yang disampaikan
dalam modul ini, adakah hal-hal lain
yang menurut Anda penting untuk
dipelajari dalam proses menciptakan
budaya positif baik di lingkungan kelas
maupun sekolah?
J A WAB A N
Pertanyaan 8
Hal yang menurut saya penting dalam penerapan
budaya positif adalah kolaborasi seluruh pihak
terkait (guru, murid, orang tua, dan masyarakat).
Karena budaya positif akan terbentuk dan
mengakar kuat jika dimulai dari rumah, sekolah,
dan lingkungan masyarakat.
Semoga Bermanfaat
T ER I MA K ASIH