The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Materi bahan Ajar pendamping Muatan Lokal Tembang Jawa

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by srigiyanti18, 2021-10-14 06:42:09

MODUL TEMBANG MACAPAT

Materi bahan Ajar pendamping Muatan Lokal Tembang Jawa

Keywords: Tembang Macapat

MODUL PEMBELAJARAN

TEMBANG JAWA

“TEMBANG MACAPAT”

SRI GIYANTI
SDN 2 JOMBLANG

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu
banyak nikmat berupa kesehatan dan keberkahan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan modul pembelajaran Tembang Jawa ini. Sholawat serta salam senantiasa kita
tujukan kepada manusia yang telah menjadi tauladan bagi penulis yaitu baginda Nabi
Muhammad SAW.

Penyusunan modul pembelajaran Tembang Jawa materi khusus “Tembang Macapat”
ini disusun agar pembaca khususnya peserta didik di kelas 4,5 dan 6 Sekolah Dasar di SDN
2 Jomblang bisa belajar memahami materi serta Tembang Macapat pada Muatan Lokal
Tembang Jawa serta mampu mempraktikan langsung tembang atau lagu Macapat tersebut.

Garis besar isi dari modul ini adalah sesuai dengan kurikulum Muatan Lokal
Tembang Jawa untuk SD/MI yang sudah ditetapkan berdasarkan surat keputusan Bupati
Blora Nomor : 420/803/2017 tanggal 8 Agustus 2017. Buku ini berisi mengenai materi
Tembang Macapat yang bisa digunakan untuk pendamping pembelajaran tembang jawa di
sekolah.

Penulis menyadari dalam penyusunan modul ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Siti Rokhani, S.Pd. selaku kepala sekolah yang selalu memberikan motivasi dan

bimbingna agar setiap guru mampu menyusun modul pendamping di setiap materi
pemeblajaran.
2. Rekan-rekan guru SDN 2 Jomblang yang memberikan petunjuk mengenai sumber-
sumber yang bisa dijadikan referensi untuk Menyusun modul.
3. Semua peserta didik kelas 4, 5 dan 5 SDN 2 jomblang yang selalu semangat dalam
belajar.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan modul
ini.

Akhir kata “Tidak Ada Gading Yang Tak Retak”, semoga modul ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, karena kita mengenal “Harapan Itu Masih
Ada.

Blora, Desember 2019

Penulis

2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
Kurikulum Tembang Jawa di SD ......................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................... 1
BAB II Tembang Macapat .................................................................................................... 2
A. Asal-usul Tembang Macapat......……………………………………………….…... ...... 2
B Aturan dalam Tembang Macapat………………………………….. ............................... 2
1. Guru Gatra ....................................................................................................................... 2
2. Guru Wilangan ……………............................................................................................. 3
3. Guru Lagu.......………………………………………… ……... ..................................... 3
C. Jenis Tembang Macapat……………………………………………................................ 4
D. Contoh tembang Macapat dan Titi Laras........................................................................15
E. Uji Kompetensi ............................................................................................................... 19
Daftar Pustaka

3

Kurikulum Tembang Macapat untuk kelas SD/MI

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai

berikut:

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4

(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual

dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas dan logis,

(mendengar, melihat, membaca) dalam karya yang estetis, dalam

dan menanya berdasarkan rasa ingin Gerakan yang mencerminkan

tahu tentang dirinya, makhluk perilaku anak bermain dan berakhlak

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan mulia.

benda benda yang dijumpainya di

rumah dan di sekolah.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Menguraikan pendapat tentang jenis 4.1 Mengomunikasikan secara lisan dan

tembang macapat, guru gatra, guru tulisan tentang jenis tembang

wilangan, dan guru lagu. macapat, guru gatra, guru wilangan,

dan guru lagu

3.2 Menyimpulkan informasi 4.2 Melisankan tembang Macapat

berdasarkan teks tembang Macapat dengan lagu yang sesuai dan

ekspresi yang tepat

4

BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat pergeseran di berbagai
bidang salah satu diantaranya yaitu pergeseran budaya. Banyak budaya daerah yang
seakan mulai ditinggalkan oleh para generasi muda. Misalnya tembang-tembang
berbahasa Jawa yang di dalamnya berisikan pitutur luhur nasihat baik bagi semua orang
khususnya bagi generasi muda. Oleh karena itu, melalui Surat Keputan Bupati Blora
Nomor: 420/803/2017 tanggal 8 Agustus 2017 diharapkan semua sekolah dasar di
Kabupaten Blora harus memasukkan pembelajaran Tembang Jawa dalam kurikulum
sekolah dasar sebagai Muatan Lokal khususnya di kelas 4,5, dan 6.
Penyusunan modul ini sengaja menggunakan Bahasa Indonesia untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran dengan baik. Hal ini
dilatarbelakangi oleh banyaknya sumber belajar yang tersedia menggunakan Bahasa
Jawa kuno yang sulit dipahami oleh peserta didik sehingga dengan adanya modul
pendamping ini diharapkan peserta didik tetap bisa mengambil nasihat-nasihat yang ada
di dalam tembang tanpa mengalami kesulitan bahasa.
Modul ini merupakan bahan ajar untuk SD/ MI kelas 4,5, dan 6 yang berisikan
tentang Tembang Macapat .Semua materi tersebut disesuaikan dengan kurikulum
Muatan Lokal yang berlaku di Kabupaten Blora.

1

BAB II
TEMBANG MACAPAT
A. Asal-Usul tembang Macapat
Dalam buku Mbombong Manah I karya R. Tedjohadisumarto dijelaskan
bahwa tembang macapat yang terdirri dari 11 macam lagu diciptakan oleh Prabu
Dewawasesa atau Prabu Banjaransari di Sigaluh tahun 1279 Masehi atau tahun 1191
tahun Jawa. Dalam sumber lainnyam tembang macapat juga diciptakkan oleh para
wali dan bangsawan.
Menurut pujangga Profesor Poerbatjaraka, Tembang Macapat itu sudah ada
semenjak jaman Majapahit yang diprakarsai oleh Empu Sudamala. Penyebarannya
mulai jaman Paku Buwana IV sampai Paku Buwana X yaitu setiap Malam Selasa
Kliwon atau Jumat Kliwon dilaksanakan acara membaca kidung (menyanyikan
lagu). Lama kelaman lagu tersebut menyebar ke desa-desa sehingga setiap selapan
atau sebulan sekali diadakan kegiatan menyanyikan kidung atau lagu ciptaan
pujangga Surakarta.
Macapat menurut Poerwadarminta memiliki makna sebuah karya sastra
berbahasa Jawa yang berwujud tembang atau lagu berdasarkan aturan tertentu
seperti guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu.
Menurut buku Sarining Kasusastran Djawa, tembang macapat adalah lagu
yang dinyanyikan dengan cara dipisah 4 suku kata awal kemudian baru dilanjutkan
sisa suku kata berikutnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka tembang macapat dapat diartikan
sebagai lagu yang berupa puisi berbahasa Jawa yang didasari dengan aturan baku
yaitu guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu.

B. Aturan dalam Tembang Macapat
Aturan baku yang harus dipatuhi saat membuat dan memahami tembang macapat
adalah:
1. Guru Gatra
Guru gatra berasal dari kata gatra yang artinya larik atau baris. Oleh
karena itu, guru gatra sering diartikan sebagai jumlah larik atau baris dalam satu
bait lagu.

2

Contoh:

Dhuh anak mas sira wajib angurmati GATRA 1

Marang yayah rena GATRA 2

Aja pisan kumawani GATRA 3

Anyenyamah gawe susah GATRA 4

Dalam contoh tembang tersebut terdiri dari 4 baris dalam satu bait, maka guru

gatranya ada 4.

2. Guru Wilangan

Guru wilangan berasal dari wilangan artinya hitungan. Apa yang dihitung?

Yang dihitung adalah jumlah wanda atau suku kata dalam setiap gatra atau baris.

Guru wilangan dalam bahasa Jawa sering diartikan sebagai cacahing wanda

saben sagatra artinya jumlah suku kata pada setiap baris atau larik.

Contoh:

Dhuh a nak mas si ra wa jib a ngur ma ti ada 12 suku kata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ma rang ya yah re na ada 6 suku kata

1 2 3 456

A ja pi san ku ma wa ni ada 8 suku kata

12 3 4 5 6 7 8

A nye nya mah ga we su sah ada 8 suku kata

12 3 4 56 78

Jadi menurut aturan tersebut, guru wilangan tembang di atas bisa ditulis sebagai
berikut 12, 6, 8, dan 8
3. Guru Lagu

Guru lagu dalam bahasa Jawa sering diartikan tibaning swara ing
pungkasaning gatra artinya huruf vocal terakhir atau suara akhir dari setiap
baris dalam tembang.

3

Contoh:
Dhuh anak mas sira wajib angurmati
Marang yayah rena
Aja pisan kumawani
Anyenyamah gawe susah

Jadi guru lagu tembang di atas adalah i, a, i, a
Secara keseluruhan dari contoh yang sudah dijelaskan maka dari tembang tersebut
diperoleh guru gatra ada 4 guru wilangan dan guru lagu dapat ditulis 12i, 6a, 8i,
dan 8a
C. Jenis Tembang Macapat

Tembang macapat ada sebelas warna. Setiap tembang punya aturan atau
patokan sendiri-sendiri. Kesebelas tembang tersebut berisi nasihat yang
menceritakan perjalanan hidup manusia dari alam kandungan sampai manusia itu
meninggalkan dunia ini atau mati.

Jenis tembang tersebut yaitu, Maskumambang, Mijil, Kinanthi, Sinom,
Asmaradana, gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pocung.
1. Megatruh

Gambar 01: bayi dalam kandungan
Sumber : https://bit.ly/3FxNOzz

Maskumambang berasal dari kata mas dan kumambang. Mas dari kata emas
atau sesuatu yang berharga dan kumambang yang artinya melayang.
Maskumambang merupakan gambaran bayi yang masih dalam kandungan ibunya
selama 9 bulan. Dalam hal ini meskipun bayi masih dalam kandhungan, tetapi bayi
dianggap sebagai hal yang sangat berharga yang menjadi harapan kedua orang
tuanya.

4

Contoh tembang Maskumambang
Dhuh anak mas sira wajib angurmati
Marang yayah rena
Aja pisan kumawani
Anyenyamah gawe susah

Artinya:
Wahai anak mudah, kamu wajib menghargai…

Terhadap ayah kamu…
Janganlah sekali-kali melawannya…
Serta membantahnya, karena akan menyebabkan kesusahan
Watak dari tembang maskumambang adalah, susah, sedih, prihatin, belas kasih,
sikap cemas.
2. Mijil

Gambar02 bayi yang baru lahir
Sumber : https://bit.ly/2YvQpce

Mijil dalam bahasa Jawa juga disebut metu, wiji, wiyos, raras, medal, sulastri
atau lahir keluar. Temabng mijil merupakan gamabaran seseorang yang baru lahir
seperti bayi. Lahirnya seorang bayi merupakan wujud syukur atas anugerah Tuhan
dan sebagai harapan bagi kedua orang tuanya. Meskipun perjuangan melahirkan itu
susah, tetapi orang tua akan mengusahakan keselamatan bayinya.
Contoh:
Poma kaki dipun eling
Ing pitutur ingong
Sira uga satria arane

5

Kudu anteng jatmiko ing budi

Ruruh satra wasis
Samubarangipun

Artinya:
Wahai anaku
Ingatlah selalu nasihat dari aku
Dirimu disebut juga sebagai satria
Harus tenang dan baik hati budi pekertinya
Sabar dan pandai atas segala hal
Watak dari tembang Mijil adalah belas kasih, prihatin, ketabahan, pengharapan,
dan perhatian.
3. Kinanthi

Gambar 03: anak yang digandheng ibu
Sumber : https://bit.ly/3mCkBeg

Kinanthi berasal dari kata “kanthi” yang artinya digandeng atau dituntun,
dibimbing agar bisa melakukan tindakan yang benar dalam menjalani kehidupan.
Seorang anak itu memerlukan bimbingan dari orang tua supaya menjadi manusia
yang baik yaitu melakukan sesuatu berdasarkan kebenaran. Anak kecil ketika masa
pertumbuhan sangat membutuhkan nasihat. Panutan yang paling utama adalah dari
keluarga baru lingkungan bermain dan lingkungan sekitar
Contoh

Padha gulangen ing kalbu
Ing sasmita amrip lantip
Aja pijer mangan nendra
Ing kaprawiran den kaesthi
Pesunen sarinira

6

Sudanen dhahar lan guling
Artinya:

Latihlah di dalam hatimu
Tentang suara hati agar menjadi pandai

Jangan hanya makan dan tidur
Turutilah jiwa ksatria

Kendalikanlah anggota tubuhmu
Kurangilah makan dan minum

Watak tembang Kinanthi belas kasih, kemuliaan, senang, suka/cinta, menghibur,
dan tauladan yang baik
4. Sinom

Gambar 04: pemuda yang penuh semangat
Sumber: https://bit.ly/3aqknBe

Sinom merupakan daun dari pohon asam yang masi muda dalam bahasa Jawa
disebut juga “si anom” atau “sinom” yang artinya baru tumbuh dan mulai
berkembang. Tembang Sinom merupakan gambaran bagi pemuda yang beranjak
dewasa, yang masih penuh dengan semangat pantang menyerah dan rasa
keingintahuan yang tinggi dan sedang mencari jati diri.
Contoh:
Nulada laku utama
Tumrape wong tanah jawi
Wong agung ing Ngeksiganda
Penambahan Senopat
Kepati Amarsudi
Sudane hawa lan napsu
Pinepsu tapa brata
Tanapi ing siyang ratri
Amamangun karyenak tyasing sesame

7

Artinya:
Menirulah perilaku yang paling utama.

Bagi orang di tanah jawa.
Orang besar di Ngeksiganda/Mataram.

Panembahan Senopati.
Sangat tekun dan berusaha
Untuk mengendalikan hawa nafsu
Dengan berlaku prihatin/bertapa
Yang dilakukan pada siang dan malam
Membangun ketentraman hati sesama
Watak tembang Sinom antara lain ramah, senang, semangat, ingin tahu
5. Asmaradana

Gambar 05: saat mulai mengenal asmara
Sumber: https://bit.ly/3oJTY9P

Asmaradana berasal dari kata “asmara” itu cinta dan “dahana”yang artinya
berapi-api. Tembang ini menggambarkan manusia yang sedang dipenuhi dengan
rasa cinta (tresna). Rasa cinta ini tidak hanya kepada lawan jenis saja, tetapi kepada
sesama manusia, makhluk lainnya sehingga dalam dirinya dipenuhi kebahagiaan
dan kesenangan.
Contoh:
Gegaraning wong akrami
Dudu bandha dudu rupa
Amung ati pawitane
Luput pisan kena pisan
Lamun gampang luwih gampang
Lamun angel, angel kalangkung
Tan kena tinumbas arta

8

Artinya:
Penguat dalam pernikahan
Bukan hanya harta atau fisik
Namun hatilah modal utamanya
Apabila jadi, jadi selamanya
Jika mudah akan semakin gampang
Jika sulit akan semakin sulit bukan main
Tidak dapat ditebus dengan harta
Watak tembang asmaradana senang, gembira, kasih saying, cinta, kecewa, patah
hati
6. Gambuh

Gambar 06: mulai kenal dengan sekitar
Sumber : https://bit.ly/3mDLy18

Tembang gambuh dalam bahasa Jawa juga disebut “jumbuh” yang artinya
cocok, tepat, sesuai, sepaham dan bijaksana. Tembang ini menggambarkan
perjalanan seseorang yang telah menemukan pasangan yang cocok dan sesuai.
Bukan hanya dalam pernikahan saja, tetapi tembang ini memiliki makna yang luas
yaitu kecocokan dalam pergaulan dengan lingkungan secara global atau
menyeluruh seperti teman, keluarga, rekan kerja, tetangga agar tercipta kehidupan
yang harmonis.
Contoh:
Sekar gambuh ping catur
Kang cinatur polah kang kalantur
Tanpa tutur katula-tula katali

9

Kadaluwarsa kapatu
Kapatuh pan dadi awon

Artinya:
Ini sekar gambuh keempat
Berbicara mengenai tingkah laku melewati batas.
Jjika tanpa nasehat maka semakin tak terkendali.
Akhirnya terlanjur menjadi kebiasaan.
Kebiasaan yang mengakibatkan keburukan.
Watak tembang Gambuh adalah sumanak/ramah, rasa persaudaraan yang kuat,
penuh dengan nasihat, tegas, jelas dan tidak ragu-ragu

7. Dhandhanggula

Gambar 07: kesuksesan setelah perjuangan
Sumber : https://bit.ly/307EO3P

Tembang Dhandhanggula berasal dari kata “gegedhangan” artinya cita-cita
dan “gula” yang artinya manis. Tembang ini merupakan gambaran manusia yang
telah berhasil meraih cita-cita, harapan dan impian sehingga dia merasakan
manisnya hasil perjuangan yang telah dilakukan. Seseorang yang bisa merasakan
manisnya impian adalah mereka pernah merasakan pahitnya perjuangan dalam
meraih cita-cita.
Contoh:
Yogyanira kang para prajurit
Lamun bisa samiyo anuladha
Duk ing nguni caritane
Andelira sang Prabu
Sasrabau ing Maespati

10

Aran Patih Suwanda
Lelabuhanipun
Kang ginelung tri prakara
Guna kaya purun ingkang den antepi
Nuhoni trah utama

Artinya:
Sudah sepantasnya seorang prajurit

Hendaknya dapat meneladani
Seperti cerita pada zaman dahulu,

Kepercayaan Sang Prabu,
Sasrabau di Maespati

Yang bernama Patih Suwondo.
Kebaikannya

Yang diselaputi oleh tiga perkara
Berguna dan dapat dipegang teguh

Meniru keluarga utama
Watak Tembang Dhandhanggula adalah luwes, menyenangkan, berwibawa, serba
cocok atau bisa bergaul dalam situasi apa pun.

8. Durma

Gambar 08: Peperangan antara kebaikan dan kejahatan
Sumber: https://bit.ly/3ap9Lm3

Tembang Durma dari bahasa Jawa “dur” artinya mundur dan “ma” dari kata
tata krama yang memiliki makna negatif yaitu kemunduran etika atau moral
seseorang. Tembang ini merupakan penggambaran kehidupan manusia yang berada
pada posisi susah membedakan batas antara benar dan salah. Sering kali manusia
yang sudah berkecukupan seharusnya lebih bersyukur, pada kenytaanya manusia

11

itu malah sombong, angkuh, dan serakah. Dalam cerita pewayangan sering tembang
ini digambarkan dengan adegan peperangan karena menunjukkan peerangan dalam
diri manusia yang tidak mengetahui batas antara kebenaran dan kesalahan. Dan
Tembang ini memberikan nasihat kepada manusia untuk terus bisa mengintrospeksi
diri masing-masing.
Contoh:
Bener luput ala becik lawan beja
cilaka mapan saking
ing badan priyangga
dudu saking wong liya
pramila den ngati ati
sakeh durgama
singgahana den aglis

Artinya:
Benar, salah, kurang baik, baik, demikian juga keberuntungan

celaka bersemayam dari
dalam dirinya sendiri
bukan dari orang lain

buat itu barhati- hatilah
dari banyaknya bahaya

menyingkirlah lekas
Watak tembang durma adalah marah, penuh napsu, galak, emosi dan keras

9. Pangkur

Gambar 09: lebih fokus beribadah
Sumber: https://bit.ly/3oOIUIA

12

Tembang Pangkur memiliki arti “mungkur” atau mundur. Tembang ini
menggambarkan kehidupan manusia yang mulai mengurangi kesenangan terhadap
urusan dunia dan lebih berfokus pada ketentraman hati dengan memperbanyak
ibadah.

Contoh:
Sekar pangkur kang winarno
Lelabuhan kang kanggone wong urip
Ala lan becik punika
Prayogo kaweruhono
Adat woton puniku dipun kadalu
Miwah ingkang tatakrama
Den kaesthi siyang ratri

Artinya:
Tembang pangkur yang diceritakan
Pengabdian yang berguna untuk orang hidup

Jelek dan baik itu
Sebaiknya anda ketahui
Adat istiadat itu hendaknya dilakukan
Juga yang berupa tata krama
Yang dilakukan siang dan malam
Watak tembang pangkur adalah kuat, ketulusan hati yang kuat, gagah, poerkasa
dan tidak memiliki keraguan.
10. Megatruh

Gambar 10: Ruh lepas dari tubuh
Sumber: https://bit.ly/303zRcg

Tembang megatruh berasal dari kata “megat” artinya pisah dan “ruh” yang
artinya nyawa. Tembang Megatruh ini merupakan gambaran ketika ruh/atau nyawa

13

manusia telah berpisah/meninggalkan raganya. Tembang ini memberikan nasihat
agar manusia memiliki bekal dan kesiapan ketika nyawa sudah meninggalkan raga.
Nyawa itu akan menuju tempat yang benar bergantung kepada Tindakan manusia
selama di dunia.
Contoh:
Kabeh iku mung manungsa kang pinujul,
Marga duwe lahir batin,
Jroning urip iku mau,
Isi ati klawan budi,
Iku pirantine ewong.

Artinya:
Semua itu hanya manusia yang lebih unggul,

Karena memiliki lahir batin,
Didalam kehidupan itu,
Isi hati serta budi,

Itulah bekal kebaikan yang dimiliki manusia
Watak tembang Megatruh adalah sedih, menyesal, keprihatinan

11. Pocung

Gambar 11: kematian
Sumber: https://bit.ly/3lrDZLu

Temabang Pocung dalam bahasa Jawadisebut juga “pucung” yang artinya
ujung/pucuk. Tembang ini menggambarkan perjalanan akhir manusia yang
dibungkus dengan kain kafan. Dalam hal lainkata “cung “dalam Pocung juga
diartikan sebagai sesuatu yang lucu yaitu panggilan orang tua kepada anaknya
sehingga tembang ini juga berwatak lucu dan digunakan untuk bermain teka-teki.

14

Contoh:
Ngelmu iku kalakone kanthi laku,
Lekase lawan kas,
Tegese kas nyantosani,
Setya budya pangekese dur angkara.

Artinya:
Ilmu itu dijalani dengan perbuatan,

Dimulai dengan kemauan,
Artinya kemauan yang menguatkan,
Ketulusan budi pekerti adalah penakluk kejahatan
Watak tembang Pocung bisa disesuaikan dengan isi lagunya, diantaranya yaitu lucu,
teledor, teka-teki, sedih, sesuka hati.

D. Contoh Tembang Macapat dan Titi Larasnya

Sebelum melagukan tembang macapat sebaiknya kita mengetahui titi laras

atau tangga nada yang digunakan dalam tembang.

Titi laras/tangga nada dalam tembang jawa dikela ada dua jenis yaitu Slendro dan

Pelog. Titi laras Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 dengan

jarak interval kecil sedangkan Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4

5 6 7 dengan jarak interval besar.

Jenis Titi Laras seperti dibawah ini:

1. Titi Laras Slendro :1 2 3 5 6 1

ji ro lu mo nem ji

2. Titi Laras Slendro miring : 5 6 1 2 3 5 6 1 2 3

mo nem ji ro lu mo nem ji ro lu

3. Titi Laras pelog Nem : 5 6 1 2 3 5 6 1 2 3

mo nem ji ro lu mo nem ji ro lu

5 6 12 4 5 6 123

mo nem ji ro pat mo nem ji ro lu

4. Titi Laras pelog barang : 5 6 7 2 3 5 6 7 2 3

mo nem pi ro lu mo nem pi ro lu

15

SEKAR POCUNG SLENDRO 9

Link video https://www.youtube.com/watch?v=cjFfczxtKwk

2 2 2 2 6 6 6 1 5 5 3 2,

Ngel- mu i ku ka- la - ko- ne kan- thi la- ku,

61 5 2 1 6,

Le- kas – e la wan kas,

6 1 1 1 6 6 6 5,

Te- ge- se kas nyan- to- sa ni,

5 6 1 2 11 6 56 6 6 1 1,

Se- dya bu- dya pa- nge- ke- se dur- ang- ka- ra,

SEKAR GAMBUH LARAS SLENDRO MANYURA

Link video tembang: https://www.youtube.com/watch?v=dWe5XjzseOo

2 3 5 5 6 5 3 5 6,

Pi- tu- tur be- ner i ku,

35 3 2 2 3 5 5 3 5 6,

Sa- yek- ti- ne a- pan- tes ti- ni- ru,

2 1 6 1 2 2 2 2 3 1 6 5,

Na- dyan me- tu sa- king wong su- dra pe- pe- ki,

12 2 23 1 2 3,

La- mun be- cik nggon- e ma- ruk,

3 5 5 5 6 3 5 3 2,

i- ku pan- tes si- ra ang- go,

16

SEKAR PANGKUR KASMARAN

LARAS PELOG PATHET NEM

Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=1GSqt_m4NAg

6 1 1 1 1 2 3 3,

Se- kar pang- kur kang wi- nar- na,

3 3 2 3 2 16 1 2 3 21

La- la- buh- an kang kanggo wong nga- u- rip

5 6 1 1 12 2 2

a- la lan be- cik pu- ni- ku

6 55 5 65 3

Pra- yo- ga ka- wruha- na

3 3 2 3 2 1 116 1 2 3

a- dat wa- ton pu- ni- ku di- pun ka- du- lu

2 1 1 11 1 11

mi- wah ta ing ta- ta kra- ma

1 2 3 3 2 2 32 1

Den ka- es- thi si- yang ra- tri

17

SEKAR KINANTHI-WANTAH

LARAS PELOG PT. BARANG

23 Link video https://bit.ly/3BxhytT

3 3 3 3 3 3,

Lu- mrah ba- e yen ka- dye- ku,

3 2 2 2 2 2 3 2 7,

a- ta- tam- ba yen wis bu- cik,

7 2 2 2 2 2 2 3 2,

Du- we- a ka- wruh Sa- bu- dhag,

7 6 6 6 7 5 6 5 3 2,

yen tan nar- ta ni ing kap- ti

5 6 6 6 6 6 6 6,

Da- di ka- wruh- e ki- nar- ya,

5 5 5 5 5 6 5 3 5 6,

Ngu- pa- ya ka- sil lan me- lik,

18

BAB III
UJI KOMPETENSI
I. Uji Kompetensi Dasar Pengetahuan
1. Berapa jenis tembang macapat yang sudah kamu pelajari? Sebutkan dengan arti
dari setiap tembangnya1
2. Apa saja aturan yang harus diketahui dalam tembang macapat?
3. Jumlah baris dalam satu bait tembang disebut….
4. Suara vocal di setiap akhir baris dalam tembang disebut…
5. Jumlah suku kata dalam setiap baris dalam tembang disebut?
6. Apa pesan atau nasihat yang digambarkan oleh tembang Maskumambang?
7. Mijil memiliki banyak arti diantaranya yaitu…….. dan ……..
8. Tembang yang menggambarkan kesuksesan seseorang dalam meraih mimpi
adalah…
9. Bagaimana penggambaran tembang sinom?
10. Sebutkan guru gatra, guru wilangan dan guru lagu dari tembang Kinanthi!

II. Uji Keompetensi dasra Keterampilan
1. Ceritakan di depan teman-temanmu urutan tembang macapat yang benar!
2. Jelaskan dengan contoh salah satu tembang, bagaimana menentukan guru gatra,
guru wilangan dan guru lagu?
3. Nyanyikanlah satu tembang macapat sesuai titi laras yang benar!

19

DAFTAR PUSTAKA
Jari. 2019. Tembang Jawa untuk Pendidikan Dasar. Makalah disampaikan dalam Pelatihan

Bahasa Jawa untuk Guru SD Tingkat Kabupaten, 16 Oktober 2019
Keputusan Bupati Blora Nomor: 420/803/2017 tanggal 18 Agustus 2017. Kurikulum

Pelajaran Muatan Lokal (Tembang Jawa) untuk jenjang Pendidikan SD/MI
Negeri dan Swasta kabupaten Blora. Dinas Pendidikan Kabupaten Blora
Marnoto. 2018. Muatan Lokal Tembang Jawa untuk SD/MI. Blora: Dewan Bahasa Jawa
kabupaten Blora.
Poerbatjaraka, R.M.Ng. 1954. Kapustakan Djawi. Djakarta: Djambatan.
Subalidinata, R.S. 1968. Sarining Kasusastran Djawa. Jogjakarta: P.T.Jaker
Artikel oleh tumpi.id https://tumpi.id/

20


Click to View FlipBook Version