The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by anitautamispd28, 2022-12-09 18:01:23

Aksi Nyata Modul 32

Aksi Nyata Modul 32

AKSI NYATA MODUL 3.2.

PEMETAAN
ASET SEKOLAH

OLEH

ANITA UTAMI
SMP NEGERI 2 SALATIGA

NOTULEN, VIDEO DAN FOTO
PERTEMUAN

1.Pertemuan dengan Murid
2.Pertemuan dengan Orang Tua dan Tenaga

Kependidikan
3.Pertemuan dengan Kepala Sekolah
4.Pertemuan dengan Tokoh Masyarakat

VIDEO PERTEMUAN
DENGAN MURID

Tautan video: https://bit.ly/pemetaan-aset-murid-smp2
Atau scan Q-R Code:

NOTULA WAWANCARA
PEMETAAN ASET UNSUR MURID

1. Hari/tanggal : Kamis, 10 November 2022
2. Waktu : 13.30 WIB – 14.30 WIB

3. Tempat Pertemuan : SMP Negeri 2 Salatiga

4. Agenda Pembahasan : Pemetaan 7 Modal/Aset SMP Negeri 2 Salatiga

5. Peserta Pertemuan

Murid 1 : Naura Roseva

Murid 2 : Anindya Hanni Putri

Murid 3 : Regita

Murid 4 : Cedric

Murid 5 : Steven

6. Pembahasan

MODAL MANUSIA

● Siapa saya yang berperan dalam kegiatan sekolah:

o Regita : menurut saya aset yang penting adalah siswa sebab

semakin siswanya berkembang maka sekolah akan semakin maju.

Selain siswa, guru juga berperan aktif sebab semakin kreatif guru

maka sekolah akan semakin maju juga.

o Naura : selain guru dan siswa, karyawan lain seperti petugas

kebersihan, karena kalau ingin belajar dengan nyaman, maka

kebersihan kelas dan lingkungan harus diperhatikan.

o Hanni : kepala sekolah juga memiliki peranan dalam

mengembangkan sekolah karena mengatur acara-acara di sekolah

● Peranan pihak-pihak tersebut

o Hanni : Kepala sekolah memiliki peran dalam mengatur program

sekolah, siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, karyawan

membersihkan sekolah sehingga nyaman untuk belajar

o Regita : selain itu ada penjual makanan yang memiliki peran

penting di sekolah karena makanan yang disediakan penjual makanan

berpengaruh pada kesehatan tubuh dan hal itu berpengaruh pada

proses pembelajaran siswa

o Hanni : selain itu ada peran dari orang tua siswa yang mendukung

pelaksanaan pembelajaran dengan mendukung siswa untuk belajar di

sekolah maupun di rumah

o Naura : tokoh masyarakat memiliki peranan ketika kita mau

mengurus surat-surat seperti beasiswa atau bantuan lain yang

melibatkan tokoh masyarakat

● Menilai peranan modal manusia

o Cedric : guru memiliki peran 10, siswa 10 karena guru memiliki

peranan penting

o Regita : orang tua memiliki skor 8, guru juga 8 karena yang paling

penting adalah siswa sehingga siswa memiliki skor 10.

o Naura : karyawan memiliki skor 9 dan penjual makanan

memiliki skor 10

MODAL SOSIAL

● Aturan yang menyatukan warga sekolah

o Naura : mengikuti upacara adalah aturan yang menyatukan

warga sekolah karena semua mengikuti kegiatan tersebut

o Regita : kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama seperti upacara,

flash mop dll, namun intinya bukan kegiatan apa namun

kebersamaannya yang terjaga. selain itu ada inovasi dalam

pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan yang dilakukan tidak

monoton dan membosankan.

● Apakah ada komunitas sosial di sekolah ini? apakah peranan dari komunitas

tersebut?

o Semua : ada komunitas OSIS, SKI, PIK, ekskul dan Phinastika

o Hanni : kegiatan ekstrakurikuler membuat siswa belajar bukan

hanya pelajaran sekolah namun juga kegiatan lain yang berhubungan

dengan pengembangan bakat dan minat siswa.

o Steven : Phinastika memberi kesempatan anggotanya untuk

belajar menulis dan fotografi dengan baik

o Naura : OSIS menjadi wadah bagi siswa untuk melakukan

inovasi-inovasi dalam kegiatan berorganisasi dan menyalurkan suara

siswa didengar oleh sekolah

● Menilai modal sosial

o Naura : OSIS memiliki skor 8,5 untuk pengembangan sekolah

o Hanni & Steven : Ekstrakurikuler memiliki skor 9 untuk

pengembangan sekolah

o Cedric : beberapa komunitas masih merintis

MODAL POLITIK

● Kebijakan dan distribusi pengambilan keputusan di sekolah

o Regita : Kurangnya keleluasaan bagi para siswa untuk lebih

mengembangkan potensinya di ranah organisasi OSIS karena zaman

sudah semakin maju maka kebijakan harus menyesuaikan sehingga

sekolah dapat lebih berkembang tanpa meninggalkan norma

o Steven : beberapa peraturan membatasi ruang gerak siswa

seperti peraturan terkait rambut pendek, karena hal itu membuat

siswa kurang leluasa

o Regita : beberapa peraturan membatasi kebebasan siswa

seperti kerudung dan sepatu. sepatu yang harus berwarna hitam,

karena tidak semua orang memiliki sepatu yang berwarna hitam

o Naura : mungkin peraturan sepatu hitam itu karena ada siswa

yang kurang mampu sama siswa yang mampu.

(guru memberikan penjelasan mengapa sepatu harus berwarna

hitam)

● Siapa saya yang terlibat dalam perumusan kebijakan sekolah?

o Hanni : Kepala sekolah, kesiswaan namun saat membuat

kesepakatan kelas, murid juga ikut dilibatkan.

● Menilai Peranan kebijakan

o Regita : peraturan memberi kontribusi skor sebesar 9

MODAL BUDAYA/AGAMA

● Keberagaman agama dan budaya di SMP Negeri 2 Salatiga

o Cedric : Di SMP N 2 Salatiga agama memiliki keberagaman

dan sejauh ini toleransi antar umat beragama berjalan dengan baik

ketika siswa yang beragama Islam melaksanakan sholat dhuha, yang

beragama kristen dan katolik berada di ruang ibadahnya masing-

masing

o Naura : kalau budaya tidak terlalu terlihat karena sebagian besar dari

suku jawa, tp ada beberapa suku yang dari luar jawa seperti nias,

jakarta dll. perbedaan suku itu membuat kami ingin mengenal satu

sama lain

o Regita : ada perbedaan antara tempat asal saya di jakarta dengan

budaya di sini, namun hal ini menyebabkan saya lebih bisa belajar

berbagai budaya

o Hanni : kalau budaya tidak terlalu terlihat karena sebagian besar dari

suku jawa, tp ada beberapa suku yang dari luar jawa seperti nias,

jakarta, china dll. perbedaan suku itu membuat kami ingin mengenal

satu sama lain

● Menilai Keragaman Budaya
o Naura : program KKS (kajian kitab suci) belum maksimal karena

beberapa kali gurunya nggak ada.
o Regita : dari skala 1-10 skor untuk keragaman budaya dan agama

memberikan andil kepada pengembangan sekolah memiliki skor 8

MODAL FISIK

● Apa saja modal fisik dan sarana prasarana yang ada di sekolah?

o Naura : toilet menjadi penting karena toilet di sekolah banyak namun

kurang bersih dan kurang terawat.

o Regita : lampu di kelas juga perlu mendapat perhatian karena kalau

mendung atau hujan, keberadaan lampu menjadi penting sebab kelas

menjadi gelap

o cedric : ketersediaan air sangat penting, di sekolah kadang air

sering mati

● Apa saja modal fisik dan sarana prasarana yang dapat digunakan secara

maksimal di sekolah?

o Naura : taman, gazebo dll yang dapat digunakan untuk belajar di luar

oleh siswa. peralatan olah raga belum memadai tapi lapangan

tersedia dan terjaga dengan baik.

o Regita : kantin dan koperasi penting sebab menyediakan makanan

untuk siswa

o Cedric : ruang kelas dan lab komputer sudah baik

o Hanni : perpustakaan juga sudah baik, terdapat kantin kejujuran yang

membantu siswa selain kantin utama dan kantin tambahan. kemudian

meja kursi yang ada di kelas sebagian besar sudah baik tetapi sudah

ada beberapa yang mulai rusak.

● Menilai pengelolaan modal fisik

o Naura : 7,5

o Regita :7

o Cedric & steven :8

o Hanni :7

MODAL ALAM

● Apakah sekolah memiliki modal lingkungan/alam?

o Regita : udara yang sejuk mempengaruhi siswa dalam belajar,

karena belajar di ruang yang sejuk dengan jendela-jendela besar

membuat lebih nyaman untuk belajar

o cedric : di sekolah ada hutan mini sekolah yang berisi

tanaman-tanaman langka yang sejuk dipandang saat jam-jam istirahat

o Hanni : hutan mini dimanfaatkan untuk tempat istirahat,

mengerjakan tugas, latihan pramuka dan pengambilan video untuk

pembelajaran

o Naura : kadang bisa sebagai sumber belajar pelajaran IPA

● Menilai pengelolaan potensi alam
o semua : 9 sampai 10

MODAL FINANSIAL

● Apa saja dukungan finansial yang dimiliki sekolah?

o Regita : Dana dari komite sekolah dan orang tua
o cedric : dana dari BOS, tapi tidak semua dapat didanai oleh

bos sebab saya pernah tidak jadi ikut lomba karena kata bu guru

lomba tersebut belum direncanakan di BOS

o Hanni : Dana juga dari persembahan dan infaq dari siswa

o

● Kemungkinan bantuan dana dari pihak luar

o Regita : ada bantuan dana dari luar seperti sponsorship untuk

acara-acara yang diselenggarakan oleh OSIS

o Naura : BAzar seperti yang dilakukan di gelar karya P5

kemarin bisa dimanfaatkan sebagai sumber dana dari luar.

o Cedric : untuk hasil dari ekstra kurikuler belum dilakukan

penggalian dana secara maksimal.

● Menilai pengelolaan aset finansial

o peranan orang tua sekitar

memiliki skor 8, BOS 10 dan lain-lain

masih di bawah 5

Salatiga, 10 November 2022

Notulis,

Anita Utami

FOTO PERTEMUAN

VIDEO PERTEMUAN
DENGAN KEPALA SEKOLAH

Tautan video:
https://bit.ly/pemetaan-aset-ks-smp2
Atau scan Q-R Code:

NOTULA WAWANCARA
PEMETAAN ASET UNSUR KEPALA SEKOLAH

1. Hari/tanggal : Jum’at, 11 November 2022
2. Waktu : 11.00 WIB – 12.00 WIB

3. Tempat Pertemuan : SMP Negeri 2 Salatiga

4. Agenda Pembahasan : Pemetaan 7 Modal/Aset SMP Negeri 2 Salatiga

5. Peserta Pertemuan

Moderator/Pewawancara : Anita Utami, Kristinawati, Ratna Agustina

Kepala Sekolah : Ibu Mudjiati, M. Pd.

6. Pembahasan

MODAL MANUSIA

● Siapa saja yang berperan dalam kegiatan sekolah:
o kepala sekolah: bertanggungjawab atas seluruh kegiatan dan

program yang ada di SMPN 2 Salatiga, mengkoordinir program-

program kegiatan, sebagai mediator/penghubung SMPN 2 Salatiga

dengan pihak luar

(memanage SDM, mensupervisi SDM, mengembangkan

kewirausahaan SDM)

SKALA: idealnya adalah 10

-penghubung dengan pihak luar (industri) belum bisa optimal

-tindak lanjut supervisi, tidak disampaikan secara pribadi tetapi kolektif

target pribadi 8,6
o guru: lebih kepada kegiatan pembelajaran (perencanaan,

pelaksanaaan pembelajaran, penilaian, membimbing) dan

pembimbingan dan melaksanakan tugas tambahan.

SKALA: idealnya adalah 10

o karyawan: membantu kelancaran kegiatan pembelajaran dan

pembimbingan yang ada di sekolah baik secara administratif maupun

non administratif

SKALA: idealnya adalah 10
o siswa: pihak yang menjadi subyek pendidikan, peranya sangat besar,

menentukan arah kebijakan

SKALA: idealnya adalah 10

o orang tua: memberikan support dukungan agar tujuan SMPN 2

Salatiga bisa selaras dengan tujuan orang tua dan bisa tercapai.

SKALA: idealnya adalah 10

MODAL POLITIK
● Kebijakan apa saja yang berpengaruh pada pengelolaan sekolah ini?

Ada banyak kebijakan (dari dalam) yang berpengaruh, misal kebijakan

keuangan, kebijakan administratif, kebijakan kepegawaian kebijakan

kesiswaan, kebijakan kurikulum, kebijakan kehumasan, kebijakan terkait

dengan sarpras, kebijakan terkait dengan pendukung kehumasan dan

sebagainya

Sementara itu kebijakan dari luar kita tidak bisa mengintervensi, hanya bisa
menyesuaikan dan mengadaptasi lalu disesuaikan dengan kebijakan yang
ada di dalam, ini akan terlihat dari rencana tahunan.

Apakah kebijakan yang di luar ini termasuk rutinitas yang ada kaitannya
dengan ekstrakurikuler atau kurikulum? Kalau memang itu ada maka itu akan
menjadi salah satu kontribusi pengambilan kebijakan yang ada di sekolah,
terutama dinas-dinas di sekitar kita yang langsung secara struktur organisasi
terhubung dengan sekolah, misalkan Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan
Olahraga, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perlindungan
Perempuan dan Anak. Dan setiap hari itu akan bertambah, misalnya
Kejaksaan dan Kepolisian (masuk sekolah)
● Siapa sajakah yang terlibat dalam perumusan kebijakan yang kaitannya
dengan pengelolaan sekolah?
Menurut saya, setelah saya itu wakil kepala sekolah dan bendahara, lalu di
bawahnya Kepala Laboratorium dan Kepala Perpustakaan. (walaupun
posisinya sama namun kalau dilihat dari ruang lingkup, untuk Kepala
Laboratorium dan Kepala Perpustakaan memang lebih sempit dibandingkan
para wakil kepala sekolah), kemudian baru urusan dan guru serta karyawan
yang lain.
● Apakah murid-murid juga berperan untuk dalam perumusan kebijakan?
Sebenarnya berperan tapi kadang-kadang tidak langsung.
Kadang-kadang anak-anak idenya atau masukannya bisa melalui wakil
kepala sekolah, guru mapel atau guru BK, kemudian ide itu ditampung
kemudian disampaikan ke kepala sekolah. Namun tidak sedikit juga ide
murid-murid serta orang tua yang langsung disampaikan ke kepala sekolah.
● Bagaimana Kepala Sekolah menentukan distribusi pengambilan keputusan?
Kebijakan itu ada kebijakan umum ada kebijakan khusus. Lalu ada kebijakan
yang sifatnya rahasia dan ada kebijakan yang sifatnya sangat terbuka.
Mekanisme ini biasanya saya identifikasi dulu. Kalau yang sifatnya rahasia,
maka hanya dengan siapa saya menentukan kebijakan itu, tetapi saya tidak
pernah sendiri selama saya jadi kepala sekolah. Kebijakan kalau sudah saya
sudah lontarkan pasti itu sudah ada yang saya ajak komunikasi walaupun ide
pertamanya dari saya, tetapi paling tidak meminta pertimbangan.
Kalau sifatnya rahasia maka tidak harus semuanya tahu, misalnya kebijakan
tentang konseling anak, kebijakan tentang keuangan itu kadang-kadang ada
yang harus dirahasiakan juga dalam tanda kutip bukan berarti kita
menyalahgunakan tetapi kadang-kadang memang ada itu untuk terkait
dengan hal-hal semacam itu
Kalau kebijakannya secara umum biasanya mekanismenya kita selalu
komunikasikan dengan seluruh wakil kepala sekolah, tetapi kalau memang itu
rutin, misalkan tentang penilaian maka saya langsung dengan Pak Kharis
(waka kurikulum), kalau tentang jeda semester langsung dengan Pak
Mahmudi (waka kesiswaan).
Tetapi kalau itu sifatnya urgent dan penting tidak rutin maka teman-teman
waka ini harus kita ajak bersama-sama supaya mereka tidak terkejut tidak
merasa tidak diajak komunikasi.
Pertimbangan dari beliau-beliau ini juga mungkin bisa memperbaiki kebijakan
yang semula saya rencanakan
● Pernahkah dalam pengambilan kebijakan ini Ibu mendapati pertentangan
tentang keterlibatan dan distribusinya?
Pernah dan pada saat hal semacam itu terjadi maka saya kembali lagi pada
tujuan tujuan dan keyakinan saya. Kalau memang tujuannya A menurut saya
yang terbaik A walaupun di sini 3 tidak setuju, dan 1 setuju, maka saya akan
yakin bahwa saya harus ambil keputusan yang tidak disetujui 3 tadi.

MODAL SOSIAL
● Nilai atau aturan apa saja yang menyatukan warga sekolah?
Menurut saya kita harus menyatukan perbedaan ini yaitu solidaritas
(kebersamaan) itu nomor satu, kemudian pemahaman kelebihan dan
kekurangan teman sejawat itu juga penting, latar belakang sosial teman-
teman itu juga penting itu penting sekali (kondisi sosial ekonomi, posisi
secara sosial dia di masyarakat itu kan juga menjadi menjadi aset juga).
Misalkan Pak Mahmudi itu ternyata juga takmir masjid di rumah sering
dakwah, berarti kira-kira tugas tambahan apa yang mungkin bisa
dilaksanakan oleh Beliau. Kalau misalkan secara ekonomi, pribadi ini
misalkan kelompok bawah maka kita harus bagaimana dengan pribadi ini.
Sosok ini dalam memenuhi kehidupan sehari-hari hanya single fighter, maka
akan berbeda dengan yang memenuhi kehidupan sehari-harinya berdua.
● Bagaimana dengan peraturan, apakah bisa juga menjadi hal-hal yang
menyatukan SMPN 2 Salatiga?
Saya pikir peraturan pasti harus ada karena memang kita punya hak tetapi
kita berbatasan dengan hak orang lain. Sehingga pembatasan antara hak kita
dengan hak orang lain itu harus diatur dalam sebuah norma.
● Dari sisi murid, peraturan apakah yang bisa menyatukan?
Menurut saya kebesaran almamater SMPN 2 itu akan membawa pengaruh
kepada mereka untuk menyatukan mereka. Maka, saya sering mengatakan,
“Jaga nama baik almamater.” Dengan begitu mereka sadar bahwa ini milik
kita bersama yang harus kita jaga. Nanti manifestasinya pada banyak hal.
● Menurut Ibu Mudji adakah komunitas praktisi di sekolah ini?
Jadi kami ingin sebenarnya secara bertahap ingin sekali membuat komunitas
praktisi dimana teman-teman itu bisa saling berbagi praktik baik. Di sini sudah
sebenarnya sudah saling membimbing, saling berbagi praktik baik walaupun
tidak secara formal saya lihat kan teman-teman berbagi praktik baik secara
informal.
SKALA: 8, kendala di skala waktu dan kepercayaan diri
● Selain dalam hal pengajaran, adalah komunitas-komunitas lain yang hadir di
SMPN 2?
Sebenarnya ada tapi insidental. Seperti komunitas Salatiga Heritage,
komunitas membaca, komunitas seni (ini mau ada flashmob). Pada akhirnya
juga mempengaruhi kebijakan, walaupun sifatnya tidak rutin tapi insidental.
Kalau komunitas-komunitas yang hadir di sekolah kita lebih pada
memberikan wawasan, sosialisasi, kemudian memunculkan inspirasi. Tetapi
mereka tidak mengintervensi.
SKALA: 5
● Bagaimana dengan komunitas murid-murid?
Kalau saya lihat untuk anak-anak yang internal tidak ada, artinya saya
memandang masih komunitas formal dan kita kelola sampai ke
penganggarannya, seperti kesiswaan OSIS, Pramuka, PMR dan ekstra
kurikuler. Tapi kalau komunitas di luar itu belum ada.
Komunitas-komunitas ini ada untuk meningkatkan dan mengembangkan
potensi mereka sesuai ruang ekspresi dan bakat mereka.
SKALA: 7-8 masih bisa ditingkatkan

MODAL AGAMA DAN BUDAYA
● Apakah ada keragaman budaya dan agama di sekolah?

Menurut saya ada. Dari sisi agama dari 100% siswa kita kan kurang lebih 600
yang muslim ya berarti yang 230an kan berarti non muslim berarti sangat
beragama. Menurut saya persentase non muslim untuk sekolah negeri itu
cukup besar (hampir 30%), sehingga keberagaman agama di sini sangat
mewarnai.
Keberagaman budaya menurut saya di sini ada walaupun didominasi oleh
orang-orang Jawa, sehingga dari sisi budaya mungkin lebih lebih homogen.
Tetapi kalau budaya dalam arti kultur keluarga ya pasti sangat beragam
karena dipengaruhi dari sosial ekonomi orang tua yang berbeda yang pasti
menghasilkan kultur budaya mereka yang berbeda.
● Bagaimana upaya sekolah untuk mendukung inklusivitas di sekolah ini?

○ Kita membuka ruang seluas-luasnya untuk untuk mereka dan tidak
membeda-bedakan. Ini nampak pada kegiatan-kegiatan kita baik itu
mulok kks, ekstrakurikuler, kegiatan-kegiatan perayaan agama, dari
sisi ruangannya kita sudah berupaya (ruang agama Katolik sendiri
Kristen sendiri), dalam waktu yang sama kita bisa melakukan ibadah
dengan ajaran yang berbeda. Kemudian pada melakukan kegiatan,
kita ekspos semuanya. Artinya, kita berupaya menekankan bahwa
tidak boleh ada perbedaan.

○ Terkait dengan budaya, karena relatif homogen orang Jawa, sehingga
tidak terlalu kesulitan dalam menciptakan inklusivitas anak-anak
karena memang kulturnya Jawa. Hanya beberapa anak yang berasal
dari luar Jawa dan saya lihat mereka bisa hidup bersanding, karena
mungkin sudah lama di Jawa.

○ Untuk kultur budaya rumah, kita perlu terus memberikan penguatan-
penguatan kepada mereka agar mereka bisa saling menerima bahwa
ada kultur keluarga yang mungkin cuek dengan anak, ada kultur
keluarga yang harmonis sangat perhatian dengan anak. Nah ini
membuat sensitifitas anak-anak berbeda-beda. Ini kita coba dengan
membangun pembelajaran yang berusaha untuk menyesuaikan
dengan kondisi anak, termasuk mungkin membantu di dalam
memberikan ruang untuk semuanya belajar melalui pembelajaran
diferensiasi.

○ Apakah sekolah ini sudah cukup toleran dan apakah data toleransi ini dipakai
juga untuk menentukan kebijakan?
Sekolah kita sudah sangat toleran (raport pendidikan kita sudah hampir 3
untuk toleransi) Tapi ada satu indikator yang memang harus ditingkatkan
untuk terkait dengan inklusivitas ini harus ditingkatkan utamanya peran afektif
sekolah terhadap perbedaan kultur anak tadi. Dan memang kalau kita lihat
permasalahan yang sering muncul berkutat pada hal itu.
SKALA peran keragaman agama dan budaya: lebih dari 8

MODAL FISIK
● Apa saja modal bangunan fisik apa saja yang bisa digunakan di sekolah ini?
Hampir semua ruang fisik yang ada di SMP 2 itu bisa sebagai modal dan
potensinya sangat besar (ruang kelas, ruang guru, ruang administrasi, ruang
BK dan sebagainya, lapangan ruang terbuka hijau jadi open spacenya juga
juga cukup luar biasa kalau di sini dan menurut saya sangat ideal karena
tidak ada yang lantai 2. Menurut saya itu ideal dan dari sisi bangunan fisik
jauh dari keramaian, secara transportasi sangat strategis, bahkan kemarin
tamu kita menyampaikan bahwa secara fisik sekolah ini sungguh luar biasa.

Selain itu, ruangan ventilasi dan pencahayaannya baik, walaupun ada
beberapa kelas yang perlu kita perhatikan untuk ventilasi dan
pencahayaannya, karena memang ada bangunan baru yang akhirnya
menutupi. Sebenarnya dulu dibuat sudah sedemikian rupa, tapi karena
kebutuhan-kebutuhan, sehingga ditutup sehingga akhirnya yang sebelahnya
jadi gelap dan sebagainya.
● Apa tantangan terbesar dalam hal pengelolaan modal fisik yang dimiliki
sekolah ini?
Jadi perawatan dan pemeliharaan itu kita termasuk lemah, dalam arti dari sisi
biaya kadang-kadang tidak bisa mencukupi karena memang kita bangunan
kuno dan sangat luas, kemudian kepedulian untuk merawat memelihara itu
kadang-kadang juga belum 10. Karena memang bangunan lama dan sangat
luas sehingga sana diperbaiki bagus karena ini belum selesai sana sudah
rusak lagi dan itu terus berputar.
● Bagaimana dengan pemanfaatan modal fisik?
Kalau pemanfaatannya menurut saya sebenarnya sudah optimal tapi juga
belum belum 10, masih bisa ditingkatkan lagi. Misal tidak semua guru
menggunakan LCD, tapi bagi guru yang terbiasa menggunakan LCD tidak
ada LCD itu sudah sangat kurang lagi sangat gelisah. Kemudian
kenyamanan. Misalnya di sini sulit jaringan WiFinya padahal di sana itu ada
tapi mau bergerak kesana sepertinya berat, sehingga itu juga menjadi
tantangan tersendiri. Lalu kasus lampu toilet, ini ternyata karena tidak ada
jaringan listriknya, maka ini kita perbaiki
● Terkait dengan bangunan lama dan baru, apakah ini ada kaitannya dengan
SMPN 2 Salatiga sebagai benda cagar budaya dan apakah ini bisa
dimanfaatkan sebagai modal fisik?
SMPN 2 memang cagar bangunan cagar budaya dan sangat-sangat bisa
dimanfaatkan, sebagai peninggalan sejarah namun juga berfungsi masih
sangat baik untuk kita. Karena cagar budaya rehabilitasi menjadi tantangan
juga, sehingga kadang-kadang mungkin orang lain berpikir kok tidak modern.
Tetapi kita memang hanya bisa merawat.
Kalau yang baru itu karena tuntutan kebutuhan, ada laboratorium TIK, IPA
ada tambahan kelas karena jumlah murid yang terus bertambah.

MODAL LINGKUNGAN ALAM
● Potensi alam apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah?
Kalau di dalam wilayah SMP 2 kondisi alamnya sudah sangat baik, karena
sekolah ini relatif datar, jauh dari potensi gempa, banjir, tanah longsor, puting
beliung, tanahnya saya lihat juga subur karena tanahnya grumusol sehingga
ditanami apa saja itu subur. Secara alam di SMP 2 jauh dari gangguan
binatang-binatang
● Apakah potensi alam di sekolah ini sudah dimanfaatkan dengan baik?
Menurut saya belum semuanya, misalkan yang di belakang kelas sana itu itu
mungkin sebenarnya bisa ditanami lebih banyak lagi tanaman. Intinya sudah
dimanfaatkan semua, walaupun masih ada yang harus dioptimalkan lagi.
Kalau kata Bu Risma itu jangan sampai ada tanah yang berwarna coklat,
kalau bisa semua tanah itu berwarna hijau terutama yang untuk lahan
terbukanya.
● Bagaimana pemanfaatan aset alam untuk pembelajaran?
Sebenarnya oleh Bapak Ibu guru, alam sudah dimanfaatkan sebagai sumber
dan tempat belajar walaupun belum belum optimal. Yang saya lihat open

space ini kadang-kadang dipakai bapak ibu guru untuk belajar di luar kelas,
kemudian sebagai sumber belajar materi IPA, anak-anak membuat karya
yang inspirasinya dari alam sekitar.
Anak-anak itu juga sudah memanfaatkan potensi alam SMP 2, untuk tempat
bermain, untuk membuat aset foto dan videos.
● Berapa skala pemanfaatan potensi alam SMPN 2 Salatiga?
Mungkin baru 7. Masih lebih dominan untuk tempat bermain dan belajar, tapi
kalau untuk sumber belajar sepertinya masih perlu ditingkatkan.

MODAL FINANSIAL
● Secara umum dukungan finansial apa saja yang didapatkan oleh sekolah
dalam pengelolaannya?
○ Pertama dari pemerintah pusat berupa Bos Reguler, tahun ini kita
diberi tambahan stimulus dengan Bos kinerja
○ Dari daerah juga ada, Bos daerah, meskipun terbatas jumlahnya.
○ Support dari orang tua, melalui sumbangan sukarela maupun
kontribusi-kontribusi untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Sumbangan
sukarela ini juga sudah sangat banyak membantu, misalkan untuk
pemenuhan gaji GTT/PTT, kesejahteraan GTT/PTT, kemudian untuk
mendukung kegiatan-kegiatan kesiswaan maupun kurikulum yang
tidak bisa atau kurang jika dibiayai Bos karena ada regulasi yang
mengikat, ada standar harga yang mengikat, kemudian ada hal yang
kadang-kadang tidak bisa menggunakan Bos karena mungkin belum
dianggarkan sementara tiba-tiba ada kegiatan yang harus kita ikuti.
Misalkan pengeluarannya bulan ini hanya ini ini, tiba-tiba kita diminta
mengirim anak-anak untuk ikut flashmob dan itu tidak bisa dari bos,
dukungan dari orang tua kemudian bisa membantu.
○ sumber yang lain hanya sangat kecil kadang-kadang dari dari luar
yang dari luar misalnya dari dunia usaha mencari sponsor, infak dari
anak-anak (kegiatan Maulid Nabi, pawai Ta’aruf)), infak dari bapak ibu
guru,
Yang dominan adalah dari bos untuk memenuhi kebutuhan kita dan
kebijakannya adalah kita punya uang berapa kegiatan menyesuaikan.
Jadi tahun ini misalkan asumsi kita dapat anggaran sekian maka yang rutin
apa, ini yang wajib dialokasikan sana. Kemudian yang lomba wajib kita ikuti.
Kemudian kalau ada lomba yang di luar kedinasan kalau ada sisa anggaran
saja. Lalu ada program penting apa.
Belanja modal terakhir karena yang belanja modal yang tidak prioritas itu
terakhir, kecuali belanja modal itu sangat darurat misalnya genteng bocor,
LCD harus diutamakan dibandingkan dengan membuat profil SMP 2.

● Apakah sekolah memiliki aset yang bisa dimanfaatkan untuk mendatangkan sumber-
sumber finansial lain?
Sebenarnya sangat potensial. Kita menggali dari berbagai macam sumber, seperti
CSR dengan pengajuan proposal, walaupun dibatasi dengan kondisi moneter yang
ada. Dengan dunia usaha itu harus ada hubungan timbal balik. Kemudian
perusahaan-perusahaan yang besar itu sudah banyak dimintai yang lebih tinggi
sehingga untuk yang kecil-kecil, ke sekolah juga tidak semudah itu dan jumlahnya
tidak banyak. Kemudian kalau kita minta ke DPR, misalnya, nanti kembalinya juga ke
Pemkot lagi. Kondisi politik dan regulasi itu mempengaruhi yang yang keluar
termasuk moneter tadi.

Potensi yang besar sebenarnya ada di orang tua, karena memang jumlahnya sangat
banyak dan mungkin yang bisa digali lebih dalam lebih dari 50% sebenarnya. Hanya
saja kita dibatasi dengan regulasi. Karena sifatnya sukarela, watak manusia itu tidak
mau menyombongkan diri dengan menyumbang 10 juta, misalnya walaupun punya.
Kalau untuk urusan menyumbang itu kadang-kadang secara secara kebiasaan
masyarakat kita itu ya secukupnya.
● Apakah ada modal yang bisa kita gali dari dalam untuk menambah modal finansial?
Sebenarnya banyak. Misalnya para guru/karyawan membuat Tik Tok, atau menjadi
YouTubers adalah potensi dari sisi sumber daya manusia yang memiliki berbagai
potensi untuk bisa digali menghasilkan uang, namun mungkin belum biasa dan
keterbatasan waktu. Walaupun itu sebenarnya sudah sering saya lontarkan. Tapi
pancingan itu diluar tugas utama sebagai pendidik.
Kemudian kalau menyewakan itu uang harus masuk ke kas negara, seperti PDAM
yang membangun sumur itu uangnya masuk ke kas daerah, meskipun itu wilayah
kita. Kantin saja pendapatannya harus masuk RKAS yang tertera dalam berita acara
kontrak.

● Dari skala 1-10, seberapa besar partisipasi finansial dari pihak-pihak di luar
pemerintah dalam hal ini?
Menurut saya sudah sangat besar walaupun nilai rupiahnya kecil. Skalanya di atas 8
orang tua. Yang saya lihat adalah kemauan, komitmen dan kepercayaan orang tua
serta masyarakat kepada kita itu modal utama.

Salatiga, 11 November 2022

Notulis,

Anita Utami

FOTO PERTEMUAN

VIDEO PERTEMUAN
DENGAN GURU, ORANG TUA
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Tautan video: https://bit.ly/pemetaan-aset-ortu-smp2
Atau scan Q-R Code:

NOTULA WAWANCARA
PEMETAAN ASET UNSUR ORANG TUA, GURU, DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1. Hari/tanggal : Jum’at, 11 November 2022

2. Waktu : 10.00 WIB – 11.00 WIB

3. Tempat Pertemuan : SMP Negeri 2 Salatiga

4. Agenda Pembahasan : Pemetaan 7 Modal/Aset SMP Negeri 2 Salatiga

5. Peserta Pertemuan

Moderator/Pewawancara : Kristinawati, Ratna Agustina, Anita Utami

Orang tua murid : Ibu Sri Mahmudah, Bapak Agus

Tenaga Kependidikan : Ibu Kiki

Guru : Bapak Eka Chandra Satria, Ibu Yuni

Lestariningsih, dan Bapak Ivo Hardita

6. Pembahasan
MODAL MANUSIA
● Siapa saja yang berperan dalam kegiatan sekolah:
o Bapak Eka Chandra (guru)
▪ Seluruh warga sekolah: kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, karyawan, siswa, komite sekolah
o Ibu Mahmudah (orang tua siswa)
▪ Orang tua secara keseluruhan. Meskipun ada komite
sekolah, namun orang tua yang tidak bergabung dalam
komite juga terlibat.
▪ Masyarakat sekitar
▪ Lembaga-lembaga terkait seperti kepolisian untuk
penyuluhan tentang narkoba, Puskesmas untuk
penyuluhan kesehatan, dan Lembaga terkait anti
bullying.
o Ibu Yuni Lestariningsih (guru)
▪ Karena SMP Negeri 2 adalah sekolah inklusi, sekolah
juga berhubungan dengan pihak rumah sakit untuk
rujukan siswa berkebutuhan khusus.
● Peranan pihak-pihak tersebut
o Ibu Mahmudah (orang tua)
▪ Untuk penjaringan kesehatan dan ekstra kurikuler PMR
sekolah bekerjasama dengan narasumber dari dinas
kesehatan.
▪ Tenaga dari PMI membantu kegiatan donor darah yang
menjadi teladan bagi anak tentang nilai kemanusian.
o Bapak Agus (0rang tua)
▪ Orang tua selalu terlibat dalam kegiatan sekolah.
▪ Mekanisme: diskusi dalam forum komite
o Ibu Yuni (guru)
▪ Siswa memiliki keterlibatan dalam semua kegiatan, baik
dalam pembelajaran maupun ekstrakurikuler, serta
kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.

▪ Siswa bukan hanya objek tapi juga terlibat aktif
● Menilai peranan modal manusia

o Ibu Mahmudah (orang tua)
▪ Guru/karyawan: 10 (karena terlibat langsung)
▪ Siswa :10 (karena terlibat langsung)
▪ Orang tua: 8,5 (karena tidak terlibat langsung)
▪ Lembaga terkait: 8-8,5 (sudah baik)
▪ Masyarakat sekitar: 8,5

MODAL SOSIAL

● Aturan yang menyatukan warga sekolah
o Ibu Yuni (guru)
▪ Ikatan yang tidak terlihat. Kesatuan bukan hanya
karena persamaan nasib (berada di tempat yang sama),
namun karena merasa ikut memiliki
(handarbeni),saling dukung, guyub rukun.
o Bapak Eka (Guru)
▪ Ikatan terlihat: peraturan yang ditaati oleh warga
sekolah juga menyatukan
o Bapak Agus (orang tua)
▪ Kesamaan tujuan untuk mencapai visi sekolah

● Apakah ada komunitas sosial di sekolah ini?
o Ibu Kiki (Tenaga Kependidikan)
▪ Guru: PGRI
▪ Tenaga kependidikan: grup WA
o Ibu Mahmudah
▪ Orang tua: ada grup WA yang menyatukan orang
tua/wali murid. Grup ini juga menjadi sarana
komunikasi antara orang tua dan siswa

● Menilai modal sosial
o Bapak Eka (Guru)
▪ Ikatan tak terlihat dan terlihat: 10
▪ Komunitas: 9 (terutama untuk peningkatan kompetensi
yang biasa diselenggarakan KORPRI dan PGRI)

MODAL POLITIK

● Kebijakan dan distribusi pengambilan keputusan di sekolah
o Ibu Yuni (Guru)
▪ Ada peraturan tertulis dan tidak tertulis.
Misal, secara tertulis jam kerja dimulai pukul 07.00.
Namun, secara tidak tertulis guru dan karyawan hadir
pukul 06.50 untuk pembiasaan 5S, doa dan briefing
pagi
▪ Kebijakan tidak tertulis ini berperan penting. Misal,
anak disambut di depan gerbang dapat membangkitkan
semangat pada anak, dan membangun kepercayaan
orang tua.

o Ibu Mahmudah (orang tua)
▪ Pengaruh kebijakan sekolah yang sangat dirasakan
untuk anak antara lain adalah penggunaan HP dengan
peraturan yang ketat. Ini membantu orang tua untuk
mengingatkan anak untuk menggunakan HP dengan
bijaksana.
▪ Kebijakan ekstrakurikuler yang beragam menjadi
sarana untuk menyalurkan energi anak dan membuat
anak dapat memannfaatkan waktu dengan baik.
▪ Kebijakan gelar karya dapat memberikan anak
kesempatan untuk belajar dengan lebih menyenangkan
dan kontekstual.

● Siapa saya yang terlibat dalam perumusan kebijakan sekolah?
o Ibu Mahmudah (orang tua)
▪ Orang tua dilibatkan dalam perumusan kebijakan
sehingga saya juga merasa ikut bertanggungjawab.

● Menilai Peranan kebijakan
o Ibu Yuni (Guru)
▪ Kebijakan sekolah sangat berperan namun belum
maksimal: 9
o Bapak Agus (orang tua)
▪ Beberapa orang tua masih belum sepakat dengan
kebijakan sekolah: 9

MODAL BUDAYA/AGAMA

● Keberagaman agama dan budaya di SMP Negeri 2 Salatiga
o Ibu Kiki (Tenaga Kependidikan)
▪ Agama siswa beragam (Islam/Kristen/Katolik).
Demikian pula dengan budaya.
▪ Sekolah tidak membedakan pelayanan untuk tiap
agama
o Ibu Yuni (Guru)
▪ Keberagaman agama dan budaya juga nampak pada
elemen guru dan tenaga kependidikan.
▪ Sekolah memfasilitasi keberagaman ini dengan memberi
ruang beribadah sesuai keyakinan. Ini juga tampak
dalam program keagamaan
▪ Iklim toleransi di SMP N 2 terbilang hebat.
▪ Salah satu bentuk penghargaan terhadap keberagaman
budaya adalah upacara Sumpah Pemuda menggunakan
pakaian adat yang beragam. Ini juga merupakan
sumber belajar bagi siswa.

● Menilai Keragaman Budaya
o Ibu Yuni (guru)
▪ Melihat dukungan keragaman budaya dan agama,
modal ini memberi sumbangsih sebesar 8-10

MODAL FISIK

● Apa saja modal fisik dan sarana prasarana yang ada di sekolah?
o Ibu Kiki (tenaga kependidikan)
▪ Ruang kelas, ruang guru, ruang agama, masjid,
lapangan olahraga: basket dan sepak bola.
▪ Sarana Prasarana: LCD, komputer
▪ Modal fisik belum sepenuhnya memadai, tetapi lengkap.
▪ Menilai modal fisik: 8,5
o Bapak Agus (orang tua)
▪ Menilai fisik, sarana dan prasarana: 8,5
▪ Sebenarnya sarana sudah ada namun belum digunakan
secara optimal.
▪ Selain itu pemeliharaan juga belum optimal.

MODAL ALAM

● Apakah sekolah memiliki modal lingkungan/alam?
o Bapak Ivo (Guru)
▪ SMPN 2 memiliki lahan yang luas yang sebenarnya
dapat digunakan untuk bercocok tanam, dan membuat
kebun TOGA.
▪ Kondisi alam di Salatiga yang sejuk sehingga tidak
memerlukan penyejuk ruangan (AC). Ini juga
berpengaruh pada penggunaan listrik yang lebih hemat.
o Bapak Agus (orang tua)
▪ Lokasi sekolah yang luas dan banyak tanaman. Sayang,
perawatan kadang masih kurang.
▪ Ada beberapa hal yang membedakan dengan sekolah
lain: hutan mini, lapangan sepak bola, pengelolaan
sampah

● Menilai pengelolaan potensi alam
o Bapak Agus (orang tua)
▪ 7. Belum optimal. Sebenarnya masih banyak ruangan
kosong.
▪ Sebenarnya anak-anak dapat belajar dari hutan mini,
beternak, bercocok tanam dsb.

MODAL FINANSIAL

● Apa saja dukungan finansial yang dimiliki sekolah?
o Bapak Agus (orang tua)
▪ Sumbangan orang tua: suka rela dan lain-lain.
Sumbangan ini sangat membantu sekolah memenuhi
kebutuhan sekolah yang tidak dapat dipenuhi oleh BOS.
▪ Besaran sumbangan ini sukarela sehingga tingkat
keterlibatan pun variatif
o Ibu Kiki (Tenaga Kependidikan)
▪ Dana BOS regular dan dana BOS Kinerja
o Bapak Ivo (Guru)
▪ Menurut data PPDB, banyak siswa yang masuk melalui
jalur afirmasi. Ini membuat peta kondisi sosial-ekonomi

yang beragam. Maka, keterlibatan orang tua dalam
finansial pun beragam.
▪ Persembahan dan Infak yang digunakan untuk
keperluan ibadah.
▪ Sumbangan sukarela orang tua
● Kemungkinan bantuan dana dari pihak luar
o Bapak Ivo (guru)
▪ Bantuan renovasi dari dinas pendidikan atas usulan
sekolah.
▪ Kerja sama dengan pihak luar (dunia usaha) missal
kegiatan dengan Bank Jateng. Contoh: pada wasana
warsa tahun lalu ada sponsor dari pihak luar yang
ditujukan pada siswa.
● Adalah aset yang bisa digunakan untuk mendatangkan dukungan
finansial
o Beberapa ruang dapat disewakan, missal: kantin
o Membranding sekolah dengan YouTube, Instagram, dan media
sosial lain yang di-monetize
o Dari 1 hingga 10, nilai untuk dukungan finansial tertinggi
adalah dari BOS (10)

Salatiga, 11 November 2022

Notulis,

Anita Utami

FOTO PERTEMUAN

VIDEO PERTEMUAN
DENGAN TOKOH MASYARAKAT

Tautan video:
https://bit.ly/pemetaan-aset-tokoh-smp2
Atau scan Q-R Code:

NOTULA WAWANCARA
PEMETAAN ASET UNSUR TOKOH MASYARAKAT

1. Hari/tanggal : Sabtu, 12 November 2022

2. Waktu : 13.00 WIB – 14.00 WIB

3. Tempat Pertemuan : SMP Negeri 2 Salatiga

4. Agenda Pembahasan : Pemetaan 7 Modal/Aset SMP Negeri 2 Salatiga

5. Peserta Pertemuan

Moderator/Pewawancara : Anita Utami, Kristinawati, Ratna Agustina

Ketua RT : Bapak Tri Utomo

Bhabinkamtibmas : Bapak Darsono

6. Pembahasan
MODAL MANUSIA
○ Pihak-pihak yang berperan terhadap kegiatan sekolah
■ Bapak Tri Utomo (Ketua RT)
● Keberlangsungan sekolah tentu tidak lepas dari masyarakat di
sekitar sekolah.
● Masyarakat di sekitar sekolah berpartisipasi aktif dalam
menjaga keamanan lingkungan sekolah.
● Masyarakat juga merasakan manfaat dari kehadiran sekolah.
Sebagai contoh, warga sekitar dapat meminjam fasilitas sekolah
untuk kegiatan masyarakat seperti pertemuan rutin warga,
PKK, dan peringatan hari-hari besar.
● Ada hubungan simbiosis mutualisme antara warga dan
sekolah.

■ Bapak Darsono (Bhabinkamtibmas)
● Pihak yang paling berperan adalah warga SMP Negeri 2 Salatiga
sendiri (tenaga pendidik, staf TU, security, tenaga kebersihan,
siswa-siswi)
● Lingkungan sekitar yang terdiri dari masyarakat, tokoh
masyarakat, dan organisasi lain juga berperan dalam kegiatan
sekolah.
● Masyarakat juga mendapatkan manfaat dari sekolah yang luas
dan asri. Sebagai contoh, SMP Negeri 2 Salatiga sering dipinjam
untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan tingkat kota seperti
kegiatan kepramukaan tingkat kota, kegiatan keolahragaan,
dan sebagainya.
● Komunitas hobi seperti kelompok olahraga Tonis dan panahan
di lingkungan sekolah juga menggunakan fasilitas di SMP
Negeri 2 Salatiga.

○ Menilai lingkungan sekitar sebagai modal manusia
■ Bapak Darsono
● Masyarakat sekitar memainkan peranan yang besar dalam
menjaga keamanan sekolah. Meskipun SMPN 2 Salatiga

sudah memiliki tenaga keamanan, masyarakat sekitar turut
menjaga keamanan sekolah di malam hari. Hal ini penting
karena SMPN 2 Salatiga memiliki akses yang terbuka.

■ Bapak Tri Utomo
● Jika dinilai, peran masyarakat dalam menjaga lingkungan
sekolah nyaris sempurna (10)

MODAL SOSIAL

○ Nilai-nilai yang ada di SMP Negeri 2 Salatiga
■ Bapak Tri Utomo (Ketua RT)
● Sekolah memiliki banyak fungsi sosial.
● Sebagai contoh: sekolah berperan aktif dalam
mempererat hubungan dengan masyarakat sekitar
dengan mengizinkan warga menggunakan fasilitas
sekolah untuk keperluan sosial.
● Masjid SMP Negeri 2 Salatiga digunakan masyarakat
sekitar untuk beribadah seperti sholat berjamaah,
tarawih dan tadarus.

■ Bapak Darsono
● Terkait kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar, sekolah
terlibat membantu siswa dari keluarga yang tidak mampu di
sekitar. Misal: pemberian paket sembako, bantuan alat sekolah
dan sebagainya.
● SMP Negeri 2 Salatiga memiliki nilai kekeluargaan bukan
hanya ke dalam sekolah, tetapi juga ke luar sekolah.

MODAL POLITIK

○ Seberapa besar masyarakat sekitar terlibat dalam pengambilan
keputusan
■ Bapak Tri Utomo (Ketua RT)
● Kebijakan masyarakat sekitar terpengaruh oleh SMP Negeri 2
Salatiga. Sebagai contoh, saat mengambil keputusan tentang
penerangan jalan, RT membuat kesepakatan dengan pihak
sekolah untuk dapat menarik titik penerangan terdekat dari
SMPN 2 Salatiga.
● Sebaliknya, kebijakan di SMPN 2 Salatiga juga terpengaruh
oleh masyarakat sekitar. Misal, ketika SMPN 2 Salatiga
membangun fasilitas yang letaknya berbatasan langsung
dengan lingkungan sekitar, sekolah mengkomunikasikan dan
meminta pertimbangan pada RT dan perangkat RT.

■ Bapak Darsono
● Lingkungan sekitar mempengaruhi kebijakan sekolah. Sebagai
contoh, ketika sekolah mengadakan event yang berpotensi

menimbulkan gangguan suara (misal pentas seni), sekolah
berkonsultasi pada masyarakat sekitar supaya pelaksanaan
kegiatan tidak mengganggu masyarakat sekitar.
● Contoh lain: saat sekolah digunakan sebagai Tempat
Pemungutan Suara (TPS) pada pemilihan umum, sekolah
meminta pertimbangan pada masyarakat sekitar (meskipun
fasilitas sekolah adalah aset pemerintah)
● Dengan kata lain, dalam beberapa hal pengambilan
keputusan di SMPN 2 Salatiga dipengaruhi oleh masyarakat
sekitar.
● Hubungan politik antara sekolah dan masyarakat dilandasi
oleh komunikasi dan saling menghargai.

MODAL BUDAYA/AGAMA

○ Seberapa beragam agama dan budaya di SMP Negeri 2 Salatiga
■ Bapak Tri Utomo (Ketua RT)
● Warga di sekitar sekolah memeluk agama yang beragam (Islam,
Kristen, Katolik, dan Budha). Namun, hubungan antarumat
beragama di sekitar baik, toleran dan tidak saling
mengganggu kegiatan ibadah.
● Pada bulan puasa dan syawal, warga memanfaatkan
lingkungan di sekolah untuk beribadah dan halal bihalal.
Meskipun kegiatan ini adalah kegiatan umat Islam, masyarakat
dari agama lain juga terlibat. Pihak sekolah juga diundang dan
terlibat dalam kegiatan peringatan keagamaan tersebut.
● Dari segi budaya, masyarakat sering dilibatkan dalam ruang
ekspresi murid SMP Negeri 2 Salatiga. Misal, setiap tanggal 1
Sura, murid SMPN 2 Salatiga mengikuti kegiatan pawai. Warga
banyak terlibat dalam membantu murid untuk membuat
property hingga malam hari. Bahkan, warga meminjamkan
beberapa hal untuk kegiatan murid. Ini adalah bentuk
kebersamaan warga dan sekolah dalam memelihara
keberagaman budaya dan agama.

■ Bapak Darsono
● Hubungan silaturahmi antara warga dan sekolah sudah terjalin
dengan baik serta berlandaskan kesadaran dan saling
menghargai.
● SMPN 2 Salatiga berperan aktif dalam menciptakan budaya
toleransi di tingkat kota dan nasional hingga Salatiga mendapat
julukan kota tertoleran
● Dari segi budaya, sekolah berperan aktif dalam pengembangan
kebudayaan (baik yang dilakukan oleh perseorangan ataupun
kelompok). Sebagai contoh: SMPN 2 Salatiga banyak
menorehkan prestasi di bidang kebudayaan.
● Pesan untuk sekolah: sekolah perlu waspada dengan masuknya
budaya yang tidak sesuai dengan ideologi dan kepribadian
bangsa melalui teknologi.

● Keberagaman di sekitar SMP Negeri 2 Salatiga tidak dipandang
sebagai ancaman. Sebaliknya, keberagaman justru dipandang
sebagai aset lewat interaksi yang menimbulkan inklusivitas.

MODAL FISIK

● Bangunan dan sarana prasarana fisik yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber belajar
o Bapak Tri Utomo (Ketua RT)
● Bangunan SMPN 2 Salatiga adalah salah satu bangunan cagar
budaya. Warga merasa bersyukur dapat ikut berpartisipasi
dalam merawat cagar budaya.
● Bangunan dan sarana prasarana dipandang sangat lengkap
untuk memfasilitasi pembelajaran.
● Warga pernah berkolaborasi dengan sekolah membentuk grup
rebana. Warga mendapatkan pinjaman bangunan dan sarana
prasarana secara gratis untuk melakukan kegiatan.
● Skala 1-10, pemanfaatan modal fisik di sekolah adalah 9-10

o Bapak Darsono
● Meskipun bangunan sekolah adalah bangunan cagar budaya

yang terbilang tua, bangunan terawat dengan baik.
● Terkait sarana dan prasarana, fasilitas di SMP Negeri 2 sangat

baik dan lengkap. Bahkan sekolah memiliki beberapa
laboratorium yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar,
dan fasilitas olah raga untuk kegiatan belajar siswa dan
masyarakat.

MODAL ALAM

● Lingkungan alam yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
sekolah
o Bapak Darsono
● Kondisi sekolah yang hijau dengan banyak pepohonan yang
tidak terlalu tinggi (sehingga tidak berbahaya) membuat
kegiatan pembelajaran lebih nyaman, terutama saat cuaca
terik.

o Bapak Tri Utomo
● Lingkungan yang nyaman dan asri serta dilengkapi dengan

hutan mini membuat minat belajar murid lebih tinggi.
● Di hutan mini SMPN 2 Salatiga terdapat beberapa tanaman

langka yang sudah jarang ditemui.
● Dari skala 1-10 potensi lingkungan alam adalah 8-9.

MODAL FINANSIAL

● Dukungan finansial yang didapatkan sekolah untuk melakukan
kegiatan
o Bapak Tri Utomo
● Dana BOS, dan partisipasi masyarakat melalui orang tua
murid.
● Saya belum pernah mendengar SMP Negeri 2 Salatiga
kekurangan uang karena partisipasi orang tua yang tinggi.

o Bapak Darsono
● Menurut pengamatan, pengelolaan keuangan berjalan dengan

baik dan sesuai ketentuan/regulasi sehingga tidak ada temuan.
● Pesan untuk sekolah: sekolah perlu mempertahankan ketelitian

dalam penggunaan anggaran.

● Partisipasi masyarakat sekitar dalam memberikan dukungan
finansial
o Bapak Tri Utomo
● Untuk penyediaan penerangan jalan, sekolah memberikan
dana, dan warga memberi dukungan tenaga untuk instalasi
dan pemeliharaan.
● Warga tidak banyak memberi bantuan finansial dalam bentuk
uang, tetapi dalam bentuk tenaga untuk merawat dan
menjaga keamanan (terutama pada malam hari)
● Warga proaktif berkoordinasi dengan pihak terkait (seperti
Babhinkamtibnas) jika ada hal yang mencurigakan di sekolah.
● Warga justru terbantu secara finansial dengan kehadiran
sekolah. Misal, beberapa warga tidak mampu mendapatkan
bantuan seperti zakat, kurban, bakti sosial berupa sembako
pada hari Pramuka, dan sebagainya.

● Aset sekolah yang berpotensi mendatangkan dukungan finansial
o Bapak Tri Utomo
● Banyak aset yang dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan
keuntungan finansial.
● Sekolah terletak di Jalan Kartini yang ada di pusat kota.
Lokasi yang strategi ini dapat digunakan untuk kegiatan
seperti Sunmori (pasar minggu pagi) di sepanjang jalan
masuk dan lapangan.
● Saya memiliki angan-angan bahwa sekolah dapat
menyewakan tenda-tenda untuk pasar Ramadhon
(berjualan takjil). Menurut perhitungan saya, sekolah
dapat memuat sekitar 50 stand.
● Sekolah banyak dipinjam dinas lain. Bahkan, salah satu
warga pernah meminjam fasilitas sekolah untuk resepsi
pernikahan. Namun, karena sekolah adalah lembaga
yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan,
peminjaman ini gratis. Sebenarnya, saya melihat potensi
keuntungan finansial di sini.
● Beberapa warga menitipkan makanan di kantin sekolah.
Bahkan, salah satu warga dapat ikut berjualan di

kantin sekolah. Ini menunjukkan bahwa kehadiran
sekolah membantu warga secara finansial.

● Dukungan finansial masyarakat pada sekolah:
● Peran masyarakat ke sekolah tidak terlalu besar (hanya
ikut menjaga aset)
● Sebaliknya, sekolah berperan besar pada masyarakat
(skala 9-10 dari 10)

TAMBAHAN
o Bapak Darsana
● Terima kasih pada sekolah atas peran aktifnya dalam
mengatasi bullying

o Bapak Tri Utomo
● Terima kasih pada sekolah yang telah memberikan keleluasan

pada warga untuk menggunakan fasilitas sekolah untuk
mempererat interaksi warga.

Salatiga, 12 November 2022
Notulis,

Anita Utami

FOTO PERTEMUAN

HASIL

PEMETAAN

1.Modal Manusia
2.Modal Sosial
3.Modal Politik
4.Modal Agama/Budaya
5.Modal Fisik
6.Modal Lingkungan/Alam
7.Modal Finansial

HASIL PEMETAAN
PEMETAAN ASET DI SMP NEGERI 2 SALATIGA

A. Dampak yang Diharapkan bagi Murid
Sekolah adalah sebuah ekosistem yang dinamis. Dalam ekosistem ini, faktor

biotik, (seperti murid, guru dan kepala sekolah) dan faktor abiotik (seperti bangunan,
sarana prasarana, dan pembiayaan) saling berinteraksi sehingga menciptakan
lingkungan belajar bagi murid. Kembali pada filosofi Ki Hadjar Dewantara, keberadaan
lingkungan yang mendukung tumbuh kembang murid adalah faktor esensial bagi
keberhasilan pendidikan. Pasalnya, laiknya petani, guru tidak dapat mengubah kodrat
alam benih. Yang bisa dilakukan hanyalah menyediakan lingkungan yang tepat agar
benih tumbuh dengan baik.

Pemetaan aset dapat dimaknai sebagai upaya untuk memaksimalkan segala hal
yang dimiliki sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi murid.
Jika dikelola secara efektif dan efisien, sumber daya yang dimiliki sekolah dapat
menjadi media yang subur bagi tumbuh kembang murid. Namun, keberadaan sumber
daya saja tidaklah cukup. Diperlukan pengelolaan dengan pola pikir berbasis
kekuatan atau asset-based community development agar sumber daya yang ada
dapat berdampak maksimal bagi murid. Hal inilah yang melatarbelakangi pemetaan
aset di SMP Negeri 2 Salatiga. Harapannya, pemetaan aset ini dapat menjadi media
untuk mencari alternatif cara untuk memaksimalkan sumber daya yang ada
dengan sudut pandang berbasis aset demi meningkatkan kualitas pembelajaran
murid.

B. Pemetaan Rincian Aset/Modal
Pemetaan aset yang ada di SMP Negeri 2 Salatiga ini dilakukan dengan

mewawancarai berbagai elemen, yakni (1) murid, (2) guru, (3) tenaga kependidikan,
(4) orang tua, (5) kepala sekolah, dan (6) tokoh masyarakat. Hasil wawancara
kemudian dipetakan menurut tujuh aset atau modal yang ada di sekolah.
1. Modal Manusia

Pemetaan modal manusia berarti menginventaris pengetahuan, kecerdasan dan
keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas. Dalam

pemetaan ini, modal manusia yang ada di SMP Negeri 2 Salatiga diinventarisi
berdasarkan ragam dan perannya dalam sekolah, sebagai berikut:

a) Murid
Murid adalah elemen yang menjadi pusat dalam ekosistem sekolah.
Segala hal yang diupayakan sekolah berpusat pada tujuan
mengembangkan potensi murid.

Peran yang dimainkan murid di SMP Negeri 2 Salatiga adalah:
• Mengembangkan diri dalam bidang akademis dan non-akademis.
Prestasi murid akan membawa dampak pada kemajuan sekolah, dan
kemajuan sekolah akan kembali pada kepentingan murid.
• Berpartisipasi dalam menentukan kebijakan sekolah melalui OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah)
• Turut menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inklusif bagi
semua.

b) Guru
Guru adalah elemen yang menjadi ujung tombak dalam memberikan
layanan pendidikan berkualitas bagi murid. Peranan utama guru adalah
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuh kembang
murid secara maksimal.

Secara rinci peran yang dimainkan guru di SMP Negeri 2 Salatiga
adalah:

• Menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan belajar yang
kondusif bagi perkembangan murid (baik secara akademis maupun
non-akademis)

• Mengembangkan kompetensi agar dapat memberikan layanan
pendidikan berkualitas sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman
murid

• Berkontribusi dalam perumusan kebijakan sekolah.
• Berperan dalam menciptakan budaya positif di sekolah.

c) Kepala Sekolah
Sebagai pemimpin, kepala sekolah memegang peranan kunci dalam
mengelola sumber daya yang ada di sekolah. Di SMP Negeri 2 Salatiga,
peran kepala sekolah antara lain adalah:
• Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan dan program yang ada di
sekolah
• Menjadi penghubung antara sekolah dengan pihak luar (seperti
dunia usaha)
• Merumuskan visi dan misi sekolah
• Membangun iklim interaksi antar warga sekolah yang kondusif dan
mendorong terselenggaranya layanan pendidikan yang berpusat
pada murid.

d) Orang Tua dan Komite Sekolah
Orang tua adalah pemangku kepentingan yang penting untuk menciptakan
lingkungan belajar yang positif. Berdasarkan hasil wawancara, peran orang
tua di SMP Negeri 2 Salatiga antara lain adalah:
• Memberikan dukungan menuju tercapainya visi sekolah
• Memberikan dukungan finansial secara sukarela pada sekolah
• Ikut menentukan kebijakan sekolah lewat komite sekolah

e) Tenaga Kependidikan/Karyawan
Beberapa peran yang dimainkan oleh staf/karyawan yang mendukung
terciptanya lingkungan belajar yang kondusif antara lain
• Menjaga lingkungan tetap bersih, aman dan nyaman untuk belajar
• Membantu kelancaran kegiatan pembelajaran dan bimbingan yang
ada di sekolah, baik secara administratif dan non administratif

f) Masyarakat
Berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat, terdapat hubungan
yang harmonis antara SMP Negeri 2 Salatiga dengan warga yang tinggal di
sekitar sekolah. Secara rinci, peran masyarakat sekitar adalah:

• Ikut mengamankan SMP Negeri 2 Salatiga yang merupakan salah
satu sekolah terluas di Kota Salatiga, dan memiliki banyak pintu
masuk.

• Mendukung kegiatan sekolah seperti memberikan sumbangan
berupa barang, waktu dan tenaga pada event tertentu seperti pawai
taaruf

• Menyediakan iklim yang kondusif, aman dan toleran sehingga
mendukung sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk
belajar.

g) Dinas Terkait
Beberapa dinas/instansi yang terkait juga merupakan aset yang dapat
dimaksimalkan untuk pengembangan sekolah. Sebagai contoh:
• Kepolisian untuk penyuluhan anti narkoba, anti perundungan, tertib
berlalu lintas dan sejenisnya.
• Palang Merah Indonesia (PMI) yang membantu di kegiatan ekstra
kurikuler PMR dan acara donor darah
• Puskesmas untuk keperluan penjaringan kesehatan, dan
penyuluhan
• Rumah Sakit untuk rujukan muris yang teridentifikasi berkebutuhan
khusus

2. Modal Sosial
Modal sosial adalah norma dan aturan yang mengikat warga sekolah, serta
kepercayaan dan jaringan yang ada di sekolah. Selain itu, modal sosial juga dapat
dimaknai sebagai kepemimpinan, kerja sama, rasa saling percaya dan memiliki.
Berdasarkan hasil wawancara. di SMP Negeri 2 Salatiga, modal sosial ini terdiri
dari dua kategori, yakni:
• Ikatan yang Terlihat
• Kebersamaan yang terikat oleh peraturan dan kesamaan tujuan
untuk mewujudkan visi sekolah.

• Keanggotaan pada beberapa komunitas sosial dan profesi seperti
PGRI, Grup WhatsApp, KORPRI, Komite sekolah, OSIS, SKI, ekstra
kurikuler dan sebagainya

• Adanya komunitas praktisi baik dalam sekolah secara umum,
maupun dalam tingkat MGMP Lokal.

• Ikatan yang Tidak Terlihat

• Kesatuan yang timbul bukan hanya karena berada di tempat yang
sama, atau memiliki persamaan nasib. Namun, semangat
handarbeni (ikut memiliki), saling dukung dan guyub rukun.

• Semangat kekeluargaan yang tidak hanya berlaku eksklusif ke
dalam warga sekolah, tetapi juga menyebar ke luar pada masyarakat
sekitar.

• Iklim inovasi dan kebaruan yang menumbuhkan kegiatan yang dapat
menumbuhkan kebersamaan. Contoh: cipta flashmob yang
merekatkan seluruh warga sekolah.

3. Modal Politik
Terdapat beberapa catatan terkait modal politik yang memengaruhi distribusi
pengaruh/wewenang dalam pengambilan keputusan di sekolah:
• Terdapat mekanisme yang jelas distribusi wewenang dalam pengambilan
kebijakan sekolah yang meliputi kebijakan umum/khusus, dan
terbuka/terbatas (rahasia).
o Pengambilan kebijakan umum dan terbuka dikomunikasikan dengan
pihak terkait untuk mendapatkan masukan.
o Pengambilan kebijakan khusus dan terbatas dilakukan dalam tim
khusus.
o Jika terdapat pertentangan pendapat dalam pengambilan keputusan,
maka keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan mana
yang dapat memberi dampak terbaik bagi murid.

• Terdapat dua jenis kebijakan, yaitu kebijakan tertulis dan tidak tertulis yang
sudah menjadi kesepakatan bersama. Contoh: Secara tertulis, jam kerja
dimulai pukul 07.00 WIB. Namun, secara tidak tertulis, guru dan staf hadir
selambat-lambatnya pukul 06.50 untuk melakukan briefing pagi,
pembiasaan sapa salam, dan doa pagi.

• Pengambilan keputusan dapat melibatkan berbagai pihak, seperti orang
tua, guru, murid, dan masyarakat sekitar.

• Distribusi pengaruh/wewenang sebagai modal politik di sekolah dilandasi
pada komunikasi dan semangat saling menghargai.

4. Modal Agama/Budaya
• Keberagaman agama dapat dijumpai pada murid, guru, dan tenaga
kependidikan di SMP Negeri 2 Salatiga. Terdapat 3 (tiga) kelompok agama:
Islam, Kristen dan Katolik yang tumbuh saling berdampingan dengan
semangat toleransi.
• Sekolah memfasilitasi keberagaman agama dengan memberi ruang
beribadah sesuai keyakinan. Selangkah lebih maju, sekolah juga memiliki
muatan lokal khusus sekolah Kajian Kitab Suci sesuai dengan agama yang
dipeluk murid.
• Keberagaman budaya dan suku bangsa dapat dijumpai di sekolah
meskipun didominasi kultur Jawa. Salah satu contoh bentuk penghargaan
terhadap keragaman budaya adalah penggunaan pakaian adat yang
beragam pada saat upacara Sumpah Pemuda. Hal ini membuat murid
mempelajari keragaman budaya yang ada di Indonesia.

5. Modal Fisik
• SMP Negeri 2 Salatiga adalah sekolah menengah pertama dengan lahan
terluas di Salatiga. Ini memungkinkan tersedianya Ruang Terbuka Hijau
(RTH), beberapa lapangan (lapangan sepak bola, basket, dan rumput),
area bermain, dan hutan mini yang dapat menjadi sarana belajar. Selain itu,
hal ini memungkinkan bangunan kelas hanya terdiri dari 1 (satu) lantai yang
memudahkan akses bagi guru dan murid.

• Bangunan SMP Negeri 2 Salatiga adalah bangunan cagar budaya yang
dapat digunakan murid sebagai sumber belajar.

• Tersedianya ruang belajar yang lengkap, yakni: ruang kelas, ruang guru,
ruang agama, masjid, lapangan olahraga, perpustakaan dan laboratorium.

• Sarana dan prasarana di sekolah terbilang lengkap. Tiap kelas dilengkapi
dengan LCD dan jaringan WiFi (meskipun belum optimal)

• Sebenarnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah lengkap.
Namun, penggunaan dan pemeliharaannya perlu lebih dioptimalkan.

6. Modal Lingkungan Alam
• Meski terletak di pusat kota, SMP Negeri 2 Salatiga memiliki lingkungan
alam yang luas, hijau dan asri.
• Terdapat beberapa potensi alam yang masih dapat dikembangkan. Sebagai
contoh:
o Lahan yang luas dan subur dapat digunakan untuk mengajak anak
belajar beternak, bercocok tanam dan membuat kebun tanaman
obat.
o Berlimpahnya sampah daun dapat digunakan sebagai media belajar
bagi anak untuk belajar mengelola sampah
o Optimalisasi hutan mini sekolah sebagai sarana belajar dan
konservasi tanaman langka (dengan menambah jenis tanaman)
• Suhu udara yang sejuk membuat penggunaan listrik lebih hemat karena
tidak memerlukan terlalu banyak penyejuk udara (AC)
• Sekolah terletak di wilayah yang tidak rawan bencana alam

7. Modal Finansial
• Sumber dana terbesar berasal dari BOS. Sekolah menerima dua jenis dana
BOS, yaitu dana BOS reguler dan dana BOS Kinerja Sekolah Penggerak.
• Sekolah juga mendapatkan pendanaan uang bersumber dari sumbangan
suka rela orang tua. Sumbangan ini sangat membantu sekolah dalam
memenuhi kebutuhan sekolah yang tidak dapat dipenuhi oleh dana BOS.

• Dana persembahan dan infak dari murid, guru dan orang tua dalam
kegiatan keagamaan turut mendukung pelaksanaan berbagai kegiatan
keagamaan, seperti penyelenggaraan pawai taaruf.

• Beberapa ruang yang ada di sekolah disewakan (contoh: untuk kantin) dan
uang sewa dikelola untuk kepentingan sekolah.

• Kerja sama dengan pihak dunia usaha untuk memberikan sponsor
kegiatan. Beberapa sponsor yang pernah didapatkan: kerja sama dengan
pihak Bank Jateng dalam kegiatan bakti sosial, dan sponsor dari dunia
usaha dalam penyelenggaraan wasana warsa.

• Upaya branding sekolah melalui beberapa kanal media sosial yang dapat
dimonetisasi (YouTube dan Instagram)

• Potensi finansial yang masih dapat dioptimalkan:
o Lahan yang luas yang dapat digunakan untuk pemberdayaan
ekonomi seolah dan masyarakat sekitar di luar jam sekolah (misal
penggunaan area jalan masuk sebagai tempat untuk pasar minggu
pagi, dan kegiatan komunitas hobi)
o Peningkatan keterampilan wirausaha murid dengan memaksimalkan
aset yang ada di sekolah. Misal: memanfaatkan tanaman obat yang
dapat ditanam di sekitar untuk diolah menjadi berbagai komoditas.

C. Simpulan: Hasil Pemetaan Aset
Satu kata kunci yang dapat saya simpulkan dari hasil pemetaan aset di SMP
Negeri 2 Salatiga adalah interkonetivitas. Istilah ini mengacu pada kemampuan
untuk terhubung satu sama lain sehingga dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Nuansa kesalingterhubungan antara tujuh jenis aset ini sangat terasa
dari empat sesi wawancara yang telah dilakukan. Modal manusia yang kompeten
tidak akan berfungsi optimal tanpa adanya ikatan sosial (yang terlihat dan tidak
terlihat) yang menghela warga sekolah mencapai visi sekolah. Lebih lanjut, kedua
modal ini didukung oleh keberagaman agama dan budaya yang dimaknai sebagai
kekuatan dalam iklim yang toleran. Modal politik hadir dalam bentuk distribusi
wewenang dalam pengambilan kebijakan dengan mekanisme yang jelas dan
transparan. Ini penting untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang
berpotensi mengganggu dinamika kerja tim. Tentu, tercapainya visi juga

memerlukan adanya modal fisik, sarana prasarana, alam/lingkungan dan finansial
yang memadai. Namun, saya dapat menyimpulkan bahwa satu hal yang
menggerakkan sekolah dalam penggunaan aset adalah kemauan untuk
berefleksi, bergerak bersama dan berinovasi untuk penyelenggaraan
layanan pendidikan yang berpusat pada peserta didik menggunakan segala
sumber daya yang tersedia.

D. Relevansi Aset dengan Konteks Sekolah
Dari hasil pemetaan, dapat disimpulkan bahwa ketujuh jenis aset yang dimiliki
sekolah ini perlu diarahkan untuk mencapai satu fokus tujuan, yakni ketercapaian
visi sekolah. Optimalisasi penggunaan ketujuh jenis aset ini relevan dengan
konteks dan kebutuhan sekolah dalam mewujudkan visi mewujudkan murid yang
unggul dalam prestasi, berprofil Pelajar Pancasila dan berwawasan global.
Relevansinya terletak pada penggunaan aset yang saling terhubung secara
integral untuk menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada murid dan
mendukung murid untuk tumbuh berkembang secara optimal.


Click to View FlipBook Version