Bunga Lestari, S.Pd.
Mahasiswa PPG Daljab 2022 Bahasa Indonesia
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BAHAN AJAR
MEDIA PEMBELAJARAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KISI-KISI, RUBRIK, DAN INSTRUMEN PENILAIAN
MATERI MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS ANEKDOT
Oleh :
BUNGA LESTARI, S.Pd.
Bidang Studi Bahasa Indonesia
PPG DALAM JABATAN KATEGORI II
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Identitas Program Pendidikan
Satuan Pendidikan : SMA Swasta Keluarga Pematangsiantar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Materi pokok : Menciptakan Kembali Teks Anekdot
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2022/ 2023
B. Kompetensi Inti
KI 1 dan KI 2
Sikap spiritual, yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan
kompetensi sikap sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya”.
KI 3 KI 4
Memahami pengetahuan (faktual, Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret
konseptual, dan prosedural) berdasarkan (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
rasa ingin tahunya tentang ilmu membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
pengetahuan, teknologi, seni, budayaterkait menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
fenomena dan kejadian tampak mata dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Mengevaluasi struktur dan 3.6.1 Menganalisis struktur dan kebahasaanteks anekdot
kebahasaanteks anekdot 3.6.2 Menafsirkan struktur dan kebahasaanteks anekdot
3.6.3 Menyimpulkan struktur dankebahasaan teks anekdot
4.6 Menciptakan kembali 4.6.1 Merancang teks anekdot dengan memerhatikan struktur,
teks anekdot dengan dankebahasaan baik lisan maupun tulis.
memerhatikan struktur,
dan kebahasaan baik 4.6.2 Mengembangkan rancangan teks anekdot dengan
lisan maupun tulis. memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun
tulis.
4.6.3 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan
struktur, dankebahasaan baik lisan maupun tulis.
4.6.4 Mendemonstrasikan teks anekdot yang telah dibuat.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama
Peserta didik melalui kegiatan pembelajaran dengan model PJBL mampu merancang teks anekdot
dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan maupun tulis; serta menjunjung nilai
kerjasama, tanggung jawab, percaya diri, cermat, proaktif, dan kreatif.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks anekdot
2. Struktur teks anekdot
3. Kaidah kebahasaan teks anekdot
4. Langkah-langkah membuat rancangan teks anekdot
5. Teknik pengembangan rancangan teks anekdot
6. Pola penyajian teks anekdot
7. Tata bahasa lisan dan tulisan
F. Pendekatan, model, dan Metode pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Project Based Learning
Strategi : Tanya jawab, diskusi, penugasan, demonstrasi
G. Media dan Bahan : Video anekdot, Power Point, Gambar karikatur
1. Media : Laptop, infocus, papan tulis, spidol, LKPD
2. Alat dan Bahan
H. Sumber Belajar
- Kamus Besar Bahasa Indonesia
- Kemdikbud. 20017. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK KELAS X. Jakarta: Kementerian Pedidikan dan
Kebudayaan.
- Kosasih, E. 2003. Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama Widya
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PEUBI)
I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Deskripsi Teknik waktu
1. Pendidik bersama peserta didik saling memberi dan menjawab salam serta Ceramah 10 menit
menyampaikan kabarnya masing-masing.
2. Pembelajaran dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh peserta
didik/ketua kelas.
3. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.
Pendahuluan 4. Pendidik menyiapkan diri agar siap untuk belajar serta memeriksa kerapian
diri (termasuk kelengkapan seragam resmi) dan bersikap disiplin dalam
setiap kegiatan pembelajaran.
5. Pendidik memberikan apersepsi tentang materi yang sudah dipelajari dan
mengaitkan dengan pengalamannya sebagai bekal pelajaran berikutnya. (4C
– Communication)
6. Peserta didik bertanya jawab dengan guru berkaitan dnegan materi
sebelumnya. (4C – Colaboration Saintifik-Menanya)
7. Pendidik menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran.
8. Pendidik membangkitkan semangat peserta didik sebelum memulai
pelajaran dengan memberi motivasi.
Pertanyaan Mendasar Diskusi 10 menit
1. Peserta didik telah duduk bersama dengan kelompok yang telah ditentukan
pada pertemuan sebelumnya.
2. Pendidik menampilkan video anekdot singkat sebagai pemberian stimulus.
3. Peserta didik mencermati power point yang berisi penjelasan tentnag
langkah-langkah menyusun dan mengembangkan rancangan teks anekdot.
4. Tanya jawab langka-langkah menyusun dan mengembangkan rancangan
teks anekdot antara pendidik dan peserta didik. (4C – Communication).
5. Dalam diskusi, peserta didik bertanya jawab tentang langkah menyusun dan
mengembangkan rancangan teks anekdot dengan memerhatikan struktur, Diskusi 10 menit
dan kebahasaan baik lisan maupun tulis. (4C – Collaboration Saintifik-
Menanya).
Desain Perencanaan Produk Diskusi 5 menit
6. Pendidik dan peserta didik menentukan topik bersama dengan memilih
salah satu gambar karikatur yang telah disediakan guru.
7. Peserta didik berdiskusi menyusun rancangan pembuatan teks anekdot yang Inquiri 20 menit
Penutup Inti meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang
dibutuhkan (4C – Communication, Colaboration, dan Creativty).
Menyusun Jadwal Pembuatan
8. Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek pembuatan dan
pengembangan rancangan teks anekdot dengan memperhatikan batas waktu Diskusi
yang telah ditentukan atas kesepakatan bersama. Inquiri
Memonitoring Perkembangan Proyek
9. Peserta didik melakukan observasi terkait topik yang disepakati sebagai Diskusi
dasar pembuatan rancangan teks anekdot (mengamati). 10 menit
10. Peserta didik mencatat setiap tahapan dalam rancangan teks anekdot yang
meliputi tema, kritik, unsur kelucuan, tokoh, struktur, alur, maupun pola Presentat
penyajiannya (mengasosiasi). ion 15 menit
11. Peserta didik mendiskusikan masalah yang mucul terkait bahan
perancangan teks anekdot.
12. Peserta didik membuat rancangan teks anekdot dengan memerhatikan
struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun tulis (mengasosiasi).
Evaluasi Pengalaman Belajar (Pertemuan I)
13. Peserta didik memaparkan rancangan teks anekdot, peserta didik yang lain
memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek. (4C
– Communication)
1. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah 10 menit
dilakukan.
2. Pendidik memberikan penguatan dari materi menyusun rancangan teks
anekdot.
3. Peserta didik diberi tugas untuk melanjutkan tugas mengembangkan
rancangan teks anekdot menjadi teks anekdot yang utuh di luar jam
pelajaran secara berkelompok berdasarkan waktu yang telah ditentukan
4. Pendidik dan peserta didik berdoa menutup pembelajaran.
5. Pendidik dan peserta didik memberi dan menjawab salam mengakhiri
pembelajaran.
J. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi/pengamatan
b. Bentuk instrumen : Lembar obervasi
2. Penilaian Keterampilan
a. Teknik penilaian : Unjuk Kerja/Praktik
b. Bentuk instrumen : LKPD dan Lembar penilaan presentasi/demonstrasi
3. Pembelajaran Remedial
Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar perlu adanya:
- Bimbingan secara khusus bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar karena
mengalami kesulitan pembelajaran.
- Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus dan intensif untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi yang ditetapkan.
4. Pembelajaran Pengayaan
- Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kesempatan menjadi tutorial sebaya
bagi temannya yan g belum mencapai ketuntasan belajar.
- Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diminta menampilkan hasil karya ke dalam
bentuk vlog secara individu.
Lampiran 1
Bahan Ajar
MATERI TEKS ANEKDOT
Politisi Blusukan Banjir
Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan,
termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama).
Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana
banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan.
Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari
strategi agar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat
banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan
terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak
berdaya, dia hanyut. Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup
jauh, Darman masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan
dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan.
Darman kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi
sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding: "Ya
Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas". Darman pingsan!
A. Pengertian dan Fungsi Teks Anekdot
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk
menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang
menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat)
atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu
dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu
peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan.
Batasan anekdot Anekdot adalah sebuah cerita pendek yang berisi sebuah sindiran terhadap
Isi pokok anekdot sesuatu atau seseorang yang dilengkapi dengan humor.
Fungsi anekdot Isi pokok dari sebuah teks anekdot adalah sebuah sindirian pada suatu hal atau
pada seseorang.
Fungsi dari anekdot adalah sebuah hiburan atau intermezzo yang dilengkapi
dengan sebuah sindiran terhadap suatu hal.
B. Struktur Teks Anekdot
Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur
abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
1. Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi
suatu teks.
2. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa
utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis.
3. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah
terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa.
4. Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang
dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan.
5. Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa
persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian
ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat
opsional; bisa ada ataupun tidak ada.
C. Kebahasaan Teks Anekdot
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu (a) menggunakan kalimat
yang menyatakan peristiwa masa lalu, (b) menggunakan kalimat retoris, [kalimat pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban]; (c) menggunakan konjungsi [kata penghubung] yang menyatakan hubungan waktu
seperti kemudian, lalu; (d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, dan berjalan, ; (e)
menggunakan kalimat perintah (imperative sentence); dan (f) menggunakan kalimat seru. Khusus untuk
anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
No. Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat
1 Kalimat yang menyatakan Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum
peristiwa masa lalu menyerang saksi.
2 Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima lima ribu
dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
3 Penggunaan konjungsi yang Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
menyatakan hubungan waktu
4 Penggunaan kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar
pertanyaan.
5 Penggunaan kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
6 Penggunaan kalimat seru “Oh, maaf.”
D. Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku
Tokoh Publik
Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah
menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini
akan memudahkan untuk belajar menyusun anekdot.
Langkah-langkah menyusun teks anekdot yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan topik, topik teks anekdot berkaitan dengan sindiran apa yang akan kita berikan dan kepada
siapa sindiran itu ditujukan.
2. Mengumpulkan bahan, bisa berupa isi sindirian yang mau disampaikan, kelucuan apa di dalamnya, dan
tokoh yang bersangkutan.
3. Menyusun kerangka, menyusun kerangka karangan sesuai dengan struktur teks anekdot.
4. Mengembangkan kerangka, menyusun teks anekdot berdasarkan kerangka yang telah dibuat
sebelumnya baik dalam bentuk narasi ataupun dialog.
5. Menyunting kembali teks, memeriksa kembali isi teks anekdot yang telah dibuat baik dari segi Bahasa
ataupun susunannya.
Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga.
No. Aspek Isi
1 Tema Kasih sayang pada orangtua.
Anak yang memandang orangtua di masa tuanya sebagai orang yang
2 Kritik merepotkan.
3 Humor/ Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil.
kelucuan
4 Tokoh Kakek tua, ayah, anak dan menantu.
Abstraksi Kakek tua yang tinggal bersama anak,
menantu dan cucu 6 tahun.
Orientasi Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua
makannya sering berantakan.
5 Struktur Krisis Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat
makan anti pecah.
Reaksi Cucu 6 tahun membuat replica meja terpisah.
Koda Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan membuat meja
terpisah juga untuk ayah dan ibunya.
7 Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang
berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan
tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan
alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja
terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya
baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah
bermain membuat replika meja.
8 Pola Narasi.
penyajian
Teks Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6
anekdot tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah
pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya
membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh.
Saat si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak
dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah
meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka
memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga
sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari
sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak
menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahun
mengamati semua kejadian itu dalam diam.
Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan
kayu.
“Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya.
“Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu.
Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu
langsung terdiam. Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali
diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring
jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah.
E. Pola Penyajian Anekdot
Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Yang pertama, bentuk dialog salah satu
cirinya adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil
kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya. Yang kedua,
bentuk narasi yaitu pola penyajian teks anekdot dalam bentuk paragraf yang menjelaskan atau menguraikan
peristiwa ataupun kejadian dalam anekdot berdasarkan urutan waktu.
Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Narasi
Dialog Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa
Pada puncak pengadilan korupsi politik, penuntut umum menyerang saksi.
“Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda
Jaksa penuntut umum menyerang saksi.
Jaksa : “Apakah benar, bahwa anda menerima menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam
kasus ini?”
lima ribu dolar untuk berkompromi dalam
kasus ini?” Saksi menatap keluar jendela seolaholah tidak
Saksi : (menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.
“Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu
mendengar pertanyaan) dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” ulang
Jaksa : “Apakah benar, bahwa anda menerima
pengacara.
lima ribu dolar untuk berkompromi dalam
kasus ini?” Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab
Saksi : (tidak menanggapi) pertanyaan Jaksa.”
Hakim : “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.” “Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada
Saksi : (kaget) “Oh, maaf. Saya piker dia tadi hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”
berbicara dengan Anda.”
Lampiran 2
Media Pembelajaran
1. Power Point
2. Gambar Karikatur
3. Video Anekdot : https://youtu.be/13K5yyf1wGI
Lampiran 3
LKPD
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan
3.6 Mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks anekdot.
Keterampilan
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan
baik lisan maupun tulis.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Keterampilan
4.6.1 Menciptakan kembali isi anekdot dengan pola penyajian yang berbeda dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Keterampilan
Setelah mempelajari materi pada bahan ajar ini, peserta didik diharapkan dapat
menciptakan kembali isi anekdot dengan pola penyajian yang berbeda dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan.
Petunjuk Mengerjakan LKPD
1. Duduklah secara berkelommpok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang!
2. Bacalah LKPD ini secara urut!
3. Lakukan peintah dan jawablah pertanyaan yang ada di dalamnya!
4. Berdiskusilah dengan anggota kelompokmu untuk menjawab pertanyaan!
5. Mintalah bimbingan guru jika menemui kesulitan dalam memahami
petunjukdan pertapertanyaan!
Perhatikanlah gambar-gambar berikut dan pilihlah salah satu gambar untuk dijadikan
latarbelakang permasalahan dalam membuat teks anekdot!
1. Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu, terkait susunan kerangka karangan
yang akan kalian kembangkan menjadi sebuah teks anekdot!
2. Tuliskanlah kerangka karangan yang sudah kalian susun pada format berikut!
a. Kritik : .................................................................................................
b. Humor dan Tokoh .................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
: .................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
c. Topik : .................................................................................................
d. Kerangka Teks .................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
: .................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
2. Kembangkanlah kerangka karangan yang sudah kamu buat menjadi teks anekdot
yang utuh dengan memerhatikan struktur dan kiadah kebahasaan teks aneksdot
pada format yang sudahdisediakan!
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................ .......................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................ .......................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................................................. ......
............................................................................................................................ .......................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
................................................................................................................................. ..................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................ .......................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................
............................................................................................................................................. ......
............................................................................................................................ .......................
............................................................................................................................. ......................
3. Demonstrasikan di depan kelas dalam bentuk drama pendek!
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 2
Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
1. Kisi-kisi
No Kompetensi Indikator Bukti dan Metode Perangkat
Dasar Jenis Bukti Assesmen Assesmen
Observasi Pedoman
1 Menciptakan 4.6.1Merancang teks anekdot Hasil observasi
sikap
kembali teks dengan memerhatikan observasi
anekdot struktur, dan kebahasaan terhadap
dengan baik lisan maupun tulis. peserta didik
memerhatikan 4.6.2Mengembangkan
struktur, dan rancangan teks anekdot
kebahasaan
baik lisan dengan memerhatikan
maupun tulis. struktur, dan kebahasaan
baik lisanmaupun tulis.
4.6.3Menciptakan kembali teks
anekdot dengan
memerhatikan struktur,
dan kebahasaan baik lisan
maupun tulis.
4.6.4Mendemonstrasikan teks
anekdot yang telah dibuat.
2. Instrumen Penilaian Sikap
Lembar Observasi Peserta Didik
Sekolah :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Materi :
Aspek Perilaku
No Nama Peserta Bertanggung Rasa Percaya Jumlah
Didik Diri Skor
Jujur Jawab Ingin
Tahu
1
2
3
dst
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4= selalu 3= kadang-kadang 2= jarang 1= kurang
3. Pedoman Penilaian Sikap
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan nilai akhir menggunakan rumus:
ℎ
ℎ = 4
Keterangan Nilai:
3,33 – 4,00 : Sangat Baik (SB)
2,33 – 3,33 : Baik (B)
1,33 – 2,33 : Cukup (C)
< 1,33 : Kurang (K)
B. Penilaian Keterampilan
1. Kisi-kisi : Bahasa Indonesia
Mata Pelajaran : X/Ganjil
Kelas/ Semester : Menciptakan Kembali Teks Anekdot
Materi Pokok
No. Kompetensi Dasar Kelas/ Materi Indikator Soal Level Bentuk No.
Semester Pokok Kognitif Soal Soal
1. 4.6 Menciptakan Teks Disajikan gambar, peserta Uraian 1 (a, b,
X/1 Anekdot P2 c)
P5
Kembali teks didik menentukan topik yang P5
anekdot dengan tepat P5
memerhatikan Peserta didik membuat P5 Uraian 1 (d)
struktur dan rancangan teks berdasarkan
kebahasaan baik topik yang telah dibuat.
lisan maupun Peserta didik membuat teks Uraian 2
tulisan anekdot dengan memerhatikan
struktur teks anekdot yaitu
abstraksi, orientasi, krisis,
reaksi, dan koda secara
lengkap
Peserta didik membuat teks Uraian 2
anekdot dengan memerhatikan
kebahasaan yaitu kalimat
langsung, kalimat imperatif,
kalimat retorik, kalimat
interjeksi, kalimat lampau,
konjungsi urutan waktu/sebab
akibat, kata kias/idiom teks
anekdot secara lengkap
Peserta didik Unjuk 3
Kerja
mendemonstrasikan teks
anekdot yang telah dibuat
2. Instrumen Penilaian : LKPD
3. Rubrik Penilaian
Soal Kriteria Skor
Penilaian 3
Menentukan 2
topik (judul) a. Penulisan judul benar dan sesuai dengan gambar yang 1
dipilih(penulisan kalimat, ejaan, dan tanda baca) 4
b. Penulisan topik benar tetapi tidak sesuai dengan gambar 3
yangdipilih 2
1
c. Penulisan judul salah dan tidak sesuai dengan gambar yang dipilih 4
Kelengkapan a. Penulisan struktur lengkap dan tepat memuat lima 3
Struktur struktur(abstraksi, orientasi, krisis, reaksi,dan koda)
2
Kelengkapan b. Penulisan struktur tidak lengkap hanya memuat tiga struktur
Bentuk c. Penulisan struktur tidak lengkap hanya memuat < 3 struktur 1
Kebahasaan d. Penulisan struktur tidak tepat (salah)
2
a. Penulisan bentuk kebahasaan lengkap dan tepat memuat tujuh 1
bentukkebahasaan (kalimat langsung, kalimat imperatif, 13
kalimatretorik, kalimat interjeksi, kalimat lampau, konjungsi
urutan waktu/sebab akibat, kata kias/idiom)
b. Penulisan bentuk kebahasaan tidak lengkap hanya
memuat 5bentuk kebahasaan
c. Penulisan kebahasaan bentuk kebahasaan kebahasaan
hanyamemuat < 5
d. Penulisan bentuk kebahasaan tidak tepat dan tidak sesuai
kaidahkebahasaan teks anekdot
Ketepatan a. Sindiran yang digunakan tepat dan sesuai topik
Sindiran b. Sindiran yang digunakan tidak sesuai dengan topik
Total
skor
Pedoman Penilaian Keterampilan
ℎ = ℎ siswa
× 100
4. Instrumen Penilaian Kinerja Bobot Total Bobot
2
No Aspek yang Diamati 1 3
1. Kelancaran dalam menceritakan
2. Ketepatan isi dengan cerita yang
dibaca dan didengar
3. Intonasi dan kejelasan pelafalan
4. Urutan cerita yang runtut
5. Percaya diri
a. Rubik Penilaian Keterampilan Kinerja
No Aspek yang 1 Keterangan 3
Diamati 2 Dalam
Dalam menceritakan
1 Kelancaran dalam menceritakan Dalam lancar
menceritakan tidak lancar menceritakan Ketepatan isi
kurang lancar dengan cerita
2 Ketepatan isi dengan Ketepatan isi Ketepatan isi dengan yang dibaca
ceritayang dibaca dan dengan cerita yang cerita yang dibaca tepat
didengar dibaca tidaktepat kurang tepat, karena ada
bagianurutan peristiwa Intonasi dan
3 Intonasi dan kejelasan Intonasi dan yang terlewati kejelasan
pelafalan
pelafalan kejelasan Intonasi dan kejelasan jelas
pelafalan kurang Urutan
pelafalan tidak jelas ceritaruntut
jelas Percaya diri
Urutan ceritakurang
4 Urutan cerita yang runtut Urutan cerita runtut
Kurang percaya
tidak runtut diri
5 Percaya diri Tidak percaya
diri