The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ditaharsiwi38, 2022-12-08 07:27:23

LK 3.1 Menyusun Best Practices (1)

LK 3.1 Menyusun Best Practices (1)

LAPORAN BEST PRACTICE
PELAKSANAAN RENCANA AKSI 3
TEMA 4 SUBTEMA 2 PEMBELAJARAN 2
PEREDARAN DARAH MANUSIA DAN GANGGUAN KESEHATANNYA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI WADAS KAPANEWON GIRIMULYO

KABUPATEN KULON PROGO

Nama : DITA MAULYTA HARSIWI
NIM 2022084255
Bidang Studi
Kelas PPG : PGSD
: C002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2022

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SD Negeri Wadas Kapanewon Girimulyo
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPA materi organ peredaran darah manusia dan

gangguan kesehatannya melalui penerapan model Problem

Based Learning di kelas V SD Negeri Wadas

Penulis Dita Maulyta Harsiwi,S.Pd
Tanggal
Situasi: 12 Oktober 2022
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:
praktik ini penting untuk Kemampuan peserta didik dalam memahami materi organ
dibagikan, apa yang menjadi peredaran darah manusia dan gangguan kesehatannya
peran dan tanggung jawab anda masih rendah terlihat dari nilai peserta didik yang masih
dalam praktik ini. banyak dibawah KKM. Hal tersebut disebabkan materi
organ peredaran darah manusia dan gangguan kesehatannya
adalah materi yang abstrak terjadi di dalam tubuh kita
sehingga tidak dapat dilihat secara langsung. Sedangkan
taraf berfikir peserta didik kelas 5 masih pada taraf
operasional konkret. Dalam kegiatan pembelajaran
membutuhkan media pembelajaran yang dapat
menyampaikan konsep yang abstrak tersebut dapat diterima
atau dipahami secara mudah oleh peserta didik. Selain
media pembelajaran, antusiasme belajar peserta didik juga
menjadi faktor penyebab pemahaman materi peserta didik
masih rendah. Ketika proses pembelajaran banyak peserta
didik yang kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran terlihat dengan sikap peserta didik yang lesu.
Kondisi ini diperburuk dengan penggunaan model-model
pembelajaran yang monoton dan terpusat pada guru. Guru
banyak menjelaskan materi dengan ceramah tanpa
menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada
siswa.

Alasan praktik ini penting untuk dibagikan karena:
Pemahaman materi tentang organ peredaran darah manusia
dan gangguan kesehatannya mengalami peningkatan setelah
diterapkan inovasi pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat
dari rekapan nilai peserta didik saat mengerjakan soal
latihan mengalami peningkatan yang signifikan, semua
peserta didik yang erjumlah 13 anak sudah mencapai KKM
yang ditentukan. Selain peningkatan dalam pemahaman
materi peserta didik, banyak terjadi perubahan sikap pada

peserta didik yang berdampak pada proses pembelajaran.
Perubahan sikap tersebut antara lain:
1. Keaktifan peserta didik dalam berdiskusi kelompok.
2. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
3. Motivasi peserta didik untuk mengikuti proses

pembelajaran.
Selain berdampak pada peserta didik juga berdampak pada
guru. Guru lebih mengenal model-model pembelajaran
yang inovatif dan dapat memancing keaktifan peserta
didik. Guru semakin terdorong untuk lebih kreatif
mengemas pembelajaran. Mendorong guru berinovasi baik
dalam perangkat pembelajaran maupun multimeda
interaktif seperti PPT interaktif berbasis Canva, bahan ajar
dengan aplikasi Anyflip, media pembelajaran AR dengan
Assemblredu, Edugames dengan Wordwall maupun Quiziz
serta kemampuan editing video dengan aplikasi
Wondershare Filmora.

Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini adalah:

1. Sebagai peneliti yaitu meneliti tentang permasalahan

yang terjadi selama proses belajar mengajar

di kelas dan menyelesaikan masalah-masalah

khusus pembelajaran yang dihadapi.

2. Guru sebagai pendidik dan fasilitator.

3. Peserta didik sebagai subyek.

Tantangan : Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan
Apa saja yang menjadi tersebut adalah:
tantangan untuk mencapai 1. Dari faktor guru, guru belum memahami sintaks-
tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat, sintaks berbagai macam model pembelajaran yang
inovatif.
2. Dari faktor peserta didik, kurangnya antusias peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain
itu materi organ peredaran darah manusia dan
gangguan kesehatannya yang sulit dipahami oleh
peserta didik karena bersifat abstrak.
3. Dari sekolah, kurangnya sarana prasarana pada materi
organ peredaran darah manusia dan gangguan
kesehatannya pada manusia.

Pihak-pihak yang terlibat adalah:
1. Kepala sekolah, bersama kepala sekolah dapat

konsultasi terkait solusi-solusi yang sudah terpilih
untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Teman sejawat atau teman guru, karena bersama teman
guru dapat saling sharing dan berdiskusi tentang
masalah yang dihadapi di kelas serta bagaimana cara
penyelesaiannya
3. Peserta didik sebagai subyek penelitian.

Aksi : Langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
Langkah-langkah apa yang adalah :
dilakukan untuk menghadapi Tantangan 1:
tantangan tersebut/ strategi apa Dari faktor guru, guru belum mengenal berbagai macam
yang digunakan/ bagaimana model pembelajaran yang inovatif.
prosesnya, siapa saja yang Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
terlibat / Apa saja sumber daya
atau materi yang diperlukan 1. Sekolah menunjuk guru model supaya teman-teman
untuk melaksanakan strategi ini guru lain dapat belajar dari guru model tersebut
tentang bagaimana mengelola kelas yang baik.

2. Mengikuti workshop atau diklat tentang model-
model pembelajaran yang diselenggarakan oleh
instansi pemerintah yang terkait.

3. Belajar mandiri dengan membaca modul atau
informasi yang ada di internet tentang berbagai
model pembelajaran yang inovatif

Proses yang dilaksanakan adalah:
Guru mempelajari terlebih dahulu modul atau informasi
yang ada di internet tentang model pembelajaran yang
inovatif. Dan mencari informasi tentang diklat-diklat yang
diadakan oleh kemdikbud tentang model-model
pembelajaran. Setelah itu ketika sekolah sudah menunjuk
guru model, guru model tersebut melakukan pembelajaran
di kelas dan disaksikan oleh beberapa teman. Hal tersebut
bertujuan supaya guru dapat lebih paham dalam
menerapkan model pembelajaran yang inovatif di kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.

Tantangan 2:
Dari faktor peserta didik, kurang antusiasnya peserta didik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1. Melakukan ice breaking di sela-sela kegiatan
pembelajaran.

2. Memberikan motivasi berupa reward dan punisment
kepada peserta didik.

3. Mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang
video yang disaksikan.

4. Membuat kegiatan berkelompok pada saat
pembelajaran.

Proses yang dilaksanakan untuk membangun keaktifan
siswa di kelas adalah:
Ketika pembelajaran berlangsung pada kegiatan awal guru
mengajak siswa untuk melakukan ice breaking. Ice
breaking yang dilakukan adalah dengan bernyanyi bersama
maupun tepuk-tepuk singkat. Kemudian peserta didik
menyaksikan video dan peserta didik saling bertanya jawab
mengenai pendapatnya tentang video yang sudah
disaksikan. Setelah itu bagi peserta didik yang berani

menyampaikan pendapatnya di berikan bintang prestasi.
Selanjutnya dikegiatan kelompok peserta didik juga diminta
diskusi dan hasil diskusi yang paling baik maupun kreatif
maka satu kelompok diberikan bintang prestasi lagi.
Dengan demikian peserta didik aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Refleksi Hasil dan dampak Tantangan 3:
kurangnya sarana prasarana pada materi organ peredaran
Bagaimana dampak dari aksi darah manusia dan gangguan kesehatan pada manusia.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
dari Langkah-langkah yang
1. Membuat media power point tentang materi organ
dilakukan? Apakah hasilnya peredaran darah manusia dan gangguan
kesehatannya.
efektif? Atau tidak efektif?
2. Memberikan bahan ajar kepada peserta didik
Mengapa? Bagaimana respon tentang organ peredaran darah manusia dan
gangguan kesehatannya
orang lain terkait dengan strategi
3. Mengajak peserta didik untuk membuat mind map
yang dilakukan, Apa yang gangguan kesehatan pada organ peredaran darah
serta pantun tentang menjaga kesehatan.
menjadi faktor keberhasilan atau
4. Mengajak peserta didik untuk ice breaking serta
ketidakberhasilan dari strategi games bersama kelompok.

yang dilakukan? Apa Penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning pada pembelajaran tematik mata pelajaran IPA
pembelajaran dari keseluruhan tentang organ peredaran darah manusia dan gangguan
kesehatannya berdampak pada peningkatan antusias peserta
proses tersebut didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut
terlihat dari peserta didik yang tampak semangat mengikuti
kegiatan pembelajaran dan tidak terlihat bosan saat
mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain berdampak pada
antusias peserta didik penggunaan model pembelajaran
problem based learning juga dapat meningkatkan
pemahaman peserta didik pada materi organ peredaran
darah manusia dan gangguan kesehatannya. Hal ini terlihat
dari hasil nilai peserta didik sebanyak 13 anak yang
mendapatkan nilai diatas KKM. Sehingga penggunaan
model pembelajaran Problem Based Learning ini sangat
efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
peserta didik.

Dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan
sintak-sintak model Problem Based Learning mendapatkan
respon yang positif baik dari teman sejawat atau kepala
sekolah. Respon tersebut ditunjukkan dengan teman-teman
guru membantu menyiapkan sarana dan prasarana yang
akan digunakan untuk menerapkan model Problem Based
Learning tersebut dikelas.

Keberhasilan strategi yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA organ peredaran darah manusia dan
gangguan kesehatannya yang digunakan melalui penerapan

model problem based learning di kelas V SD Negeri Wadas
dapat dilihat dari nilai soal evaluasi yang sudah dikerjakan
peserta didik diakhir pembelajaran dapat dikatakan sangat
memuaskan. Dari 13 peserta didik yang mengerjakan soal
latihan sebanyak 13 peserta didik mendapatkan nilai diatas
75. Meskipun diatas 75 semua namun 1 anak tersebut
mendapat nilai 80 hanya sedikit diatas KKM. Jika
diprosentasekan maka peserta didik yang mendapatkan nilai
diatas 75 sejumlah 100%. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based
Learning pada mata pelajaran IPA tentang organ peredaran
darah manusia dan gangguan kesehatannya dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri
Wadas.

DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Video Pembelajaran yang diupload di Youtube

Diskusi kelompok Menyajikan hasil karya


Click to View FlipBook Version