Belajar Bersama Orang Tua (BBO)
“Kuttab Plus Al-Himmah”
Nama Santri :
Kelas :
Guru Mata Pelajaran : Yeni Triwati (081908704796)
Sifat Buruk Manusia
Dengki/Hasad Penyebar Lalai Riya'
Fitnah
Rugi Pengumpat
dan Pencela
SIFAT BURUK MANUSIA
1. Dengki/Hasad
Qs. Al Falaq ayat 5
َح َس َد َ َحا ِس ٍد َ رش َو ِم ْن
ِإذا
"Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki"
Tafisr ustadz Firanda Andirja, MA. :
"Hasad adalah benci dan tidak suka terhadap kebaikan yang ada pada orang lain yang ia lihat."
Seseorang tidak harus menginginkan orang lain agar jatuh miskin dan sakit, tetapi cukup ada rasa
benci dan tidak suka akan kenikmatan yang dia miliki sudah dikatakan hasad.
2. Penyebar Fitnah (QS. Al-Lahab ayat 4)
وام َ َرا ُته ؕ َحما َل َة ال َح َط ِ ۚب
"Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)."
Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H:
Pembawa kayu Bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. Isteri Abu Lahab yang
bernama Ummu Jamil sama seperti suaminya sangat keras permusuhannya kepada Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, disebut sebagai pembawa kayu bakar karena dia selalu menyebarkan
fitnah untuk memperburuk citra Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum Muslim.
Ada pula yang menafsirkan, bahwa pembawa kayu bakar di sini maksudnya pembawa duri, yakni
karena ia biasa menaruh duri di jalan yang dilalul Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ada pula yang menafsirkan, bahwa la (istri Abu Lahab) akan membawa kayu bakar untuk
menimpakan kepada suaminya di neraka dengan berkalungkan tali dari sabut.
3. Lalai (QS. Al Ma'un ayat 5)
ا َّل ِذ ْي َن ُه ْم َع ْن َص ََل ِت ِه ْم َسا ُه ْو َن
“orang yang lalai terhadap Nya"
Tafsir ust. Firanda Andirja, MA. :
) َسا ُه ْو ََنsaahun) dalam bahasa Arab artinya "lupa" yaitu lalai dalam mengerjakan shalat, termasuk
orang-orang yang shalat keluar dari waktunya tanpa ada halangan atau mereka yang menundanya
sampai di akhir waktu sholat.
Orang-orang yang menunda shalat hingga lewat waktunya atau menyia-nyiakannya, Atau orang
orang yang tidak mengerjakan rukun-rukun shalat dalam shalatnya. Hal ini tidak lain karena
kurang perhatiannya mereka terhadap perkara shalat sehingga sampai meremehkannya dan
menyia nyiakanya, padahal shalat merupakan ketaatan yang paling agung dan ibadah yang paling
utama (Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)
4. Lalai (QS. At Takatsur ayat 1)
َا ْلهى ُك ُم الت َكا ُث ُر
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu"
Tafsir ust. Firanda Andirja, MA. :
Ayat ini tentang bermegah-megahan dalam harta yang menjadi penyebab kelalaian banyak
manusia.
Termasuk membanggakan harta, anak, suku, jabatan, bahkan ilmu yang akhirnya melalaikan
mereka dan menjadikannya berangan-angan sehingga lupa bahwa kematian sangat dekat.
Pembahasan:
Allah tidak melarang seseorang untuk mencari harta, apalagi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya serta nafkah untuk anak dan istrinya, Namun, jika ia sudah hidup berkecukupan, tetapi
tidak pernah puas karena melihat orang lain hartanya lebih banyak sehingga ia mempunyai
keinginan untuk menyaingi orang tersebut. Inilah yang membuatnya sibuk, lalai, dan akhirnya
mencelakakannya.
Kecuali jika mengumpulkan harta untuk tujuan akhirat seperti bersedekah untuk membantu kaum
muslimin.
5. Riya' (Al Ma'un ayat 6)
ا َّل ِذ ْي َن ُه ْم ُي َرا ُء ْو َن
“orang yang berbuat riya"
Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H:
Riya ialah melakukan suatu amal tidak untuk mencari keridhaan Allah, akan tetapi untuk mencari
pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
Pembahasan:
Perasaan ingin dilihat oleh orang lain ketika shalat (atau sedang melakukan merupakan
penyakit orang-orang munafik.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya
(denganshalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali
(QS An-Nisaa: 142)
6. Rugi (Al-'Ashr ayat 2)
ِان ا ِلن َسا َن َل ِف ُخ ۡس
"Sungguh, manusia berada dalam kerugian"
Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H:
Sungguh, manusia berada dalam kerugian, baik di dunia maupun akhirat, akibat hawa nafsu yang
menguasai dirinya. Kecuali bagi orang yang beramal shalih, beriman, saling menasehati dalam
kebaikan dan kesabaran.
Pembahasan:
Allah bersumpah dengan masa (waktu) karena masa adalah tempat manusia beramal, tempat
dimana manusia akan mendapatkan keberuntungan atau mendapatkan kerugian.
Kita akan mendapatkan keberuntungan jika kita memiliki empat sifat:
1. Iman yaitu beriman kepada Allah. Meyakini bahwa hanya Allah subhanahu wa ta'ala, satu-
satunya yang berhak disembah dan tempat segala permintaan dan pertolongan.
2. Amal shalih mengerjakan segala apa yang Allah perintahkan kepada kita. Seperti sholat,
puasa, bersedekah, menutup aurat, belajar/menuntut ilmu, menghormati orang tua,
membaca Al qur'an, dan semua perbuatan baik lainnya.
3. Saling menasehati dengan kebenaran
yaitu saling mengingatkan orang lain untuk mengerjakan kebaikan, menasihati jika teman
kita berbuat salah, mengingatkan jika teman kita berbuat maksiat/berakhlak buruk.
4. Saling menasihati dengan kesabaran yaitu kita harus saling menasihati untuk sabar dalam
mengerjakan perintah dari Allah.
➢ Sholat itu berat, tapi jika kita ikhlas dan sabar mengerjakannya, Allah akan balas dengan
surga.
➢ Belajar itu melelahkan, tapi jika kita ikhlas dan sabar mengerjakannya, Allah akan balas
dengan surga.
➢ Menghafal Al qur'an itu melelahkan, tapi jika kita ikhlas dan sabar mengerjakannya,
Allah akan balas dengan surga.
➢ Bersabar jika Allah beri musibah, bersabar jika Allah beri sakit.
➢ Dan kita termasuk orang yang mendapatkan kerugian jika kita lalai, tidak beriman, dan
tidak beramal shalih.
Jadi, kita mau termasuk orang yang rugi atau orang yang beruntung?
Jika kita ingin menjadi orang yang beruntung, maka amalkan 4 sifat di atas dan manfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya!
7. Pengumpat dan pencela (Qs. Al Humazah ayat 1)
َوي ٌل ِّلـ ُك رل ُه َم َزٍة ُّل َم َزِة
"Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela"
Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H:
Kata 'wail' merupakan kata siksaan, ancaman dan kerasnya azab, atau sebuah nama lembah
di neraka Jahannam.
Humazah artinya yang mencela manusia dengan isyarat dan perbuatannya, sedangkan
lumazah adalah yang mencela dengan ucapannya.
Pembahasan:
Pada ayat ini Allah mengancam akan membinasakan orang yang suka menyakiti orang
lain baik dengan perkataannya maupun dengan perbuatannya, yaitu seperti menghina,
mengejek atau merendahkan di hadapan orang tersebut.
Contohnya:
"Hai, kamu si hitam!"
"Hai, kamu si pincang!"
"Hai, kamu si miskin!"
Perbuatan menghina/mengejek orang lain tersebut sangat tidak disukai Allah, karena
perbuatan itu merupakan tanda orang yang sombong dan balasan bagi orang yang sombong
dan suka menghina orang lain adalah dimasukkan ke dalam neraka.
Na'udzubillaahi min dzaalik, Astaghfirullah wa atuubu ilaliih
Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong, merasa paling hebat, dan suka menghina orang
lain.