RUANG KOLABORASI MODUL 3.3
PENGELOLAAN PROGRAM YANG
Kelompok 2 : BERDAMPAK PADA MURID
Menerapkan
Budaya Literasi
melalui Pojok
Baca
NAMA KEGIATAN
Menerapkan Budaya Literasi melalui Pojok Baca.
Menerapkan Budaya Literasi melalui Pojok Baca
adalah program kegiatan rutin yang dikembangkan di
SD Al – Irsyad 02 Cilacap yang merupakan bagian
dari Program Perpustakaan.
JENIS PROGRAM
Menerapkan Budaya Literasi melalui Pojok Baca” adalah sebuah program
ko-kurikuler yang disamping memiliki tujuan untuk mengembangkan
kecintaan membaca, namun juga menciptakan interaksi yang positif antara
murid-murid.
Kegiatan membaca ini akan dilakukan pada jam ke 0 sebelum pembelajaran
dimulai, pada saat istirahat, pada saat siswa menunggu dijemput atau jam-
jam lain yang disepakati bersama dengan murid dan guru.
Program ini adalah program yang sudah dilaksanakan secara rutin.
Sebagai kontrol siswa telah melaksanakan kegiatan literasi baca, guru
menyiapkan kartu literasi.
TUJUAN
1. Memberikan kesempatan murid untuk menumbuhkan minat baca
melalui kegiatan pojok baca
2. meningkatkan pengetahuan dan kosakata, menambah wawasan dan
mempertajam diri dalam menangkap suatu informasi dari bacaan
tersebut.
3. melatih fokus dan konsentrasi
4. menumbuhkan sikap percaya diri dengan menceritakan kembali bacaan
yang telah di baca di depan kelas
5. menumbuhkan kepemimpinan murid melalui kegiatan interaksi sosial di
dalam kelas saat presentasi bercerita.
LATAR BELAKANG
➢ Kurangnya minat baca yang ada pada siswa.
➢ Penerapan budaya positif dengan berliterasi
➢ Untuk menambah wawasan siswa.
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG
DIKEMBANGKAN
1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan
pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif, hingga
berkemampuan dan berkeinginan untuk memberikan pengaruh positif
kepada kehidupan orang lain dan sekelilingnya.
2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial
secara positif, arif dan bijaksana.
3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam
proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya.
STRATEGI UNTUK MENDORONG
KEPEMIMPINAN MURID
Pada saat murid belajar menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran
mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency, maka mereka
sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan
(ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Melalui suara, pilihan, dan
kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya
menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai
guru menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid
memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan,
niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka,
dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.
SUARA MURID (VOICE)
• Memberikan kesempatan kesempatan kepada murid untuk
mengomunikasikan ide dan pendapat serta bagaimana memberdayakan
murid kita agar memiliki kekuatan untuk memengaruhi perubahan. Suara
murid yang otentik memberikan kesempatan bagi murid untuk berkolaborasi
dan membuat keputusan dengan orang dewasa seputar apa dan bagaimana
mereka belajar dan bagaimana pembelajaran mereka dinilai.
• Pada program Budaya Literasi melalui Pojok Baca, suara murid dapat
ditumbuhkan melalui diskusi, membuka ruang ekspresi kreatif, memberi
pendapat, merelevansikan pembelajaran secara pribadi, dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa contoh mempromosikan “suara murid” antara
lain : Membangun budaya saling mendengarkan, Membangun kepercayaan
diri murid bahwa setiap suara berharga dan layak didengar, Memberikan
kesempatan murid untuk bertanya, memberikan pendapat, berdiskusi.
PILIHAN MURID (CHOICE)
Memberikan pilihan pada murid dapat memberdayakan murid, mendorong
keterlibatan dalam pembelajaran, dan mengenalkan pada minat pribadi dalam
pengalaman belajar (Aiken et al, 2016). Selain itu, memberikan murid pilihan
juga meningkatkan motivasi dan otonomi murid, yang dapat memberikan
dampak positif pada efikasi diri dan motivasi murid (Bandura, 1997).
Ada banyak cara yang dapat dilakukan.guru untuk dapat mendorong dan
menyediakan “pilihan” bagi murid-muridnya:
Membuka cakrawala murid melaui budaya literasi sebagai pilihan atau
alternatif yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum menentukan
sebuah keputusan.
Memberikan kesempatan pada murid untuk mempresentasikan hasil
kerja/proyek sesuai dengan gaya , minat dan bakat mereka melalui bercerita
Memberikan kesempatan pada murid untuk menggali sumber-sumber belajar
sesuai minat mereka.
KEPEMILIKAN MURID (OWNERSHIP)
Memberikan kesempatan kepada murid agar lebih bertanggungjawab
terhadap proses pembelajaran mereka sendiri dan menunjukkan keterlibatan
yang lebih tinggi dalam proses belajarnya. Contoh yang bisa dilakukan murid
pada program literasi ini:
Membuat sudut baca di salah satu bagian kelas, kemudian setiap murid
dapat membaca pada saat jam ke 0 sebelum pembelajaran dimulai, pada saat
istirahat, atau waktu waktu yang disepakati bersama guru dan murid
Memberi kesempatan murid membawa sumber-sumber pembelajaran yang
mungkin mereka miliki dan meminta mereka berbagi.