i BUKU PANDUAN PENULISAN DAN PUBLIKASI ARTIKEL JURNAL ILMIAH Penyusun Asfi Aniuranti, S.Pd.,M.A. Dr. Naeli Rosyidah, S.S.,M.Hum. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto 2023
ii Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas terbitnya Buku Panduan Penulisan dan Publikasi Artikel Jurnal Ilmiah yang disusun oleh tim penyusun dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto tahun 2023 ini. Dengan Buku Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai petunjuk bagi masyarakat akademik khususnya maupun masyarakat luar pada umumnya tentang apa dan bagaimana cara penulisan dan publikasi artikel jurnal ilmiah. Buku Panduan ini akan sangat membantu bagi pembaca yang belum paham atau baru akan mencoba menulis dan mempublikasikan artikel jurnal ilmiah. Buku ini juga akan sangat berguna bagi mahasiswa yang sedang menjalankan tugas akhir, karena hasil dari penemuan atau penelitian mereka bisa mereka publikasikan dengan baik jika mereka memahami buku Panduan ini. Harapan kedepan mahasiswa dapat meraih sukses dibidang akademik dan non-akademik yang selanjutnya berdampak pada sukses karir dalam kehidupan masa depan dengan dibantu oleh rekam jejak pempublikasian artikel jurnal ilmiah, kaena banyak manfaat yang bisa diperoleh dari mempublikasikan artikel yang jarang mahasiswa sadari. Akhir kata, semoga buku Panduan ini bisa digunakan dengan semestinya dan bermanfaat bagi banyak orang. Koordinator Prodi PBI Yasinta Wulandari, M.Pd.
iii Pra-Kata Penulis Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku Panduan Penulisan dan Publikasi Artikel Jurnal Ilmiah dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku panduan, tanpa mereka buku ini tidak akan tersusun dengan sempurna. Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai penulisan dan juga penerbitan artikel. Diharapkan buku ini bisa membantu dan juga dapat menjadi tuntutan bagi pembaca dalam proses memahami pengertian, jenis, dan proses atau cara menulis dan menerbitkan artikel dalam jurnal ilmiah. Penulis berharap kedepannya banyak pembaca yang mampu menerbitkan artikel jurnal ilmiah dengan baik dan benar. Penulis
iv Daftar Isi Sampul............................................................................................................i Kata Pengantar ............................................................................................ii Pra-Kata Penulis .........................................................................................iii Daftar Isi ......................................................................................................iv BAB 1 Publikasi Ilmiah ...............................................................................1 A. Definisi dan Tujuan Publikasi Ilmiah .................................................1 B. Manfaat Publikasi Ilmiah ....................................................................2 C. Jenis Publikasi Ilmiah .........................................................................3 BAB 2 Jurnal Ilmiah....................................................................................6 A. Definisi dan Tujuan Jurnal Ilmiah.......................................................6 B. Jenis-jenis Jurnal Ilmiah......................................................................7 C. Jurnal Nasional....................................................................................9 D. Jurnal Internasional dan Jurnal Internasional Bereputasi..................11 Bab 3 Proses Penyiapan Artikel di Jurnal Ilmiah ..................................15 A. Definisi Artikel Jurnal Ilmiah ...........................................................15 B. Tahapan Proses Publikasi Artikel di Jurnal ......................................16 C. Alasan Penolakan Artikel oleh Jurnal...............................................21 D. Langkah dalam Menghadapi Penolakan ...........................................22 Bab 4 Perangkat Managemen Referensi..................................................23 1. EndNote.............................................................................................23 2. Mendeley...........................................................................................23 3. Zotero ................................................................................................23 4. RefWorks ..........................................................................................24 5. Papers................................................................................................24 6. JabRef................................................................................................24 7. CiteULike..........................................................................................25 Bab 5 Pengenalan tentang Plagiasi (Plagiarism).....................................26 A. Definisi Plagiasi ................................................................................26 B. Jenis-Jenis Plagiasi............................................................................27 C. Faktor Penyebab Plagiasi ..................................................................28 D. Cara Menghindari Plagiasi................................................................29 E. Alat Uji Plagiasi................................................................................30 REFERENSI...............................................................................................33
1 BAB 1 Publikasi Ilmiah Salah satu cara untuk memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat umum adalah melalui tulisan, baik dalam bentuk laporan ilmiah maupun tulisan dalam jurnal ilmiah. Publikasi ilmiah telah ada sejak awal abad ke-20. Dengan kemunculan dan perkembangan penelitian, kuantifikasi ilmu dimulai dan terus berkembang hingga akhirnya dilembagakan. Saat ini, jumlah publikasi ilmiah terus meningkat. Harus diakui bahwa publikasi sangat penting untuk kemajuan masa depan ilmu pengetahuan, terutama bagi civitas akademika di perguruan tinggi. Selain menjadi bukti bahwa sebuah publikasi unik, publikasi juga dapat berfungsi sebagai rekam jejak penelitian para akademisi. Publikasi di jurnal juga merupakan jalan menuju reputasi dan karir akademik. Akademisi di seluruh dunia bersaing untuk menghasilkan ide dan gagasan melalui tulisan ilmiah untuk dipublikasikan sehingga pikiran baru dapat diketahui oleh masyarakat umum. Mereka percaya bahwa salah satu cara terbaik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan adalah menulis artikel dan publikasi ilmiah. A. Definisi dan Tujuan Publikasi Ilmiah Secara umum berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari publikasi adalah penerbitan. Publikasi menurut Witarsa (2019) adalah terbitnya suatu tulisan yang diketahui dan dapat diakses banyak orang. Publikasi juga merupakan cara untuk menyebarkan informasi yang diharapkan dapat membantu seseorang memperluas wawasan ilmiah (Nugrohoadhi, 2017). Publikasi ilmiah adalah hasil penelitian atau pemikiran yang ditulis dan diterbitkan sesuai dengan etika dan standar ilmiah (Lukman et al., 2017). Selain konten yang berkualitas, tempat publikasi harus dipilih dengan hati-hati. Ini memastikan bahwa naskah (baik dari segi substansi maupun visual) sesuai dengan standar dan aturan.
2 Menurut Lukman et al. (2017), salah satu tujuan publikasi ilmiah adalah untuk memberi tahu orang di seluruh dunia tentang temuan penelitian yang dilakukan oleh akademisi dan peneliti Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan melalui banyak sitasi publikasi, yang pada gilirannya menghasilkan peningkatan kualitas institusi dan negara dalam hal penelitian. Terdapat tujuan lain dari publikasi ilmiah menurut Putra (2023) yaitu: 1. Memperoleh Kritik atau Saran, yaitu untuk mendapatkan kritik dan saran dari para penilai. Masukan dan umpan balik ini sangat bermanfaat bagi penulis karena membantu mereka menjadi lebih baik dalam menulis karya ilmiah. 2. Memperluas jejaring sosial, yaitu semakin banyak publikasi ilmiah maka semakin luas jaringan sosial. Pasalnya, pembaca yang merasa tertarik dengan tulisan yang dipublikasikan cenderung ingin mengetahui lebih banyak tentang penulis. 3. Membantu menyelesaikan permasalahan, yaitu penulis turut membantu mengatasi masalah tertentu dengan menerbitkan karya ilmiah. Terkadang, masalah sosial dapat diselesaikan dengan penelitian ilmiah. B. Manfaat Publikasi Ilmiah Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi tahun 2019 ada beberapa manfaat dari publikasi ilmiah, yaitu: 1. Rekaman Karya Sebagai Akademisi Publikasi ilmiah adalah bukti bahwa penelitian telah dilakukan dalam bidang minat peneliti. Publikasi seperti jurnal atau buku merupakan rekam jejak penelitian yang dapat membantu pengembangan penelitian di masa mendatang. Ini sangat penting bagi seorang akademisi. 2. Meningkatkan Eksistensi dan Reputation Peneliti
3 Semakin banyak peneliti yang menggunakan publikasi tersebut untuk kepentingan penelitian dan semakin banyak jurnal ilmiah yang mengutip publikasi tersebut, semakin baik reputasi peneliti. Hal ini sangat penting bagi akademisi, terutama bagi peneliti yang bekerja sebagai dosen, karena rekam jejak keaktifan dosen sangat penting. 3. Kontribusi dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hal yang diharapkan dari publikasi ilmiah adalah bahwa mereka para dosen, mahasiswa, maupun peneliti akan membantu perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu tertentu. 4. Pembuktian Kemampuan dan Portofolio Publikasi ilmiah yang ditulis oleh penulis dapat berfungsi sebagai referensi untuk kompetensi penulis. Selain itu, publikasi ilmiah juga dapat berfungsi sebagai portofolio bagi mereka yang ingin mendaftar beasiswa atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. 5. Syarat Kenaikan Pangkat Salah satu persyaratan untuk kenaikan pangkat dosen adalah publikasi ilmiah. Sebuah publikasi ilmiah dari penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa merupakan syarat kelulusan di sebagian besar universitas. Publikasi ilmiah juga menunjukkan keaktifan dan pengabdian dosen terhadap bidang ilmunya. 6. Mengembangkan hubungan lokal dan internasional Jurnal yang telah diterbitkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan dikutip dalam jurnal penelitian lainnya, yang memungkinkan pembentukan jaringan nasional dan internasional. C. Jenis Publikasi Ilmiah Terdapat beberapa jenis publikasi ilmiah yang melibatkan berbagai bentuk media yang digunakan untuk publikasi diantaranya yaitu: 1. Artikel Jurnal Ilmiah (Scientific Journal Articles), yaitu publikasi artikel melalui jurnal ilmiah seperti halnya hasil penelitian, temuan ilmiah, dan analisis. Contoh: Physical Review Letters, Educalitra Journal
4 2. Konferensi Ilmiah (Conference Proceedings) dan Prosiding Seminar atau Lokakarya (Workshop Proceedings), yaitu publikasi artikel atau makalah yang dipresentasikan atau disajikan dalam konferensi ilmiah atau seminar/lokakarya. Contoh: TEFLIN Poceeding, Proceedings of the National Academy of Sciences, Proceedings of the IEEE Workshop 3. Buku Ilmiah (Scientific Books), yaitu publikasi dalam bentuk karya tulis mendalam dan komprehensif yang menyajikan informasi secara rinci dalam sebuah buku. Contoh: “Cosmos” oleh Carl Sagan, English for Specific Purposes by Tom Hutchinson and Alan Waters 4. Laporan Penelitian (Research Reports), yaitu publikasi dalam bentuk dokumen formal yang merinci metodologi, hasil, dan interpretasi dari suatu penelitian. Contoh: Laporan Penelitian Pew Research Center, Laporan Penelitian WHO. 5. Review Artikel (Review Papers), yaitu publikasi berupa artikel yang merangkum dan mengevaluasi literatur ilmiah terkait suatu topik. Contoh: Annual Review of Psychology, English Review: Journal of English Education. 6. Skripsi, Tesis, dan Disertasi, yaitu publikasi berupa karya akademis yang disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana, magister, dan doctor. Contoh: Skripsi Sarjana, Tesis Magister, Disertasi Doktor. 7. Media Online dan Blog Ilmiah (Online Media and Science Blogs), yaitu publikasi artikel melalui platform online seperti blog atau situs web yang mengkomunikasikan informasi ilmiah. Contoh: The Conversation, NASA’s Blog, SciShow. 8. Artikel Berita Ilmiah (Science News Articles), yaitu artikel popular atau berita yang menyajikan temuan ilmiah dalam bahasa yang dapat dipahami oleh pembaca umum. Contoh: Artikel di National Geographic, Scientific American, BBC Science News. 9. Media Presentasi (Multimedia Presentations), yaitu publikasi dalam bentuk presentasi ilmiah yang melibatkan elemen multimedia seperti
5 gambar, grafik, dan video. Contoh: TED Talks, presentasi konferensi dengan penggunaan media visual. 10. Database dan Repositori Ilmiah (Scientific Databases and Repositories), yaitu publikasi melalui platform online yang menyimpan dan menyebarkan publikasi ilmiah. Contoh: PubMed, arXiv, ResearchGate. 11. Buletin Ilmiah (Scientific Bulletins), yaitu publikasi periodik yang menyajikan informasi singkat tentang perkembangan ilmiah terbaru. Contoh: Bulletin of Buletin Ilmiah Pendidikan, The Lancet Infectious Diseases.
6 BAB 2 Jurnal Ilmiah Publikasi ilmiah merupakan persyaratan utama untuk kenaikan pangkat dan menunjukkan reputasi kepakaran seorang akademisi di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu aspek penting dari kegiatan ilmiah adalah publikasi hasil penelitian di jurnal, atau terbitan berkala, ilmiah. Ini karena hasil publikasi memungkinkan peneliti lain untuk mengetahuinya dan menggunakannya. Jurnal ilmiah adalah alat penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jurnal ilmiah tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memungkinkan para peneliti untuk mempublikasikan temuan penelitian mereka untuk publik umum. Namun, banyak orang yang tidak tahu apa itu jurnal ilmiah dan jenis-jenisnya. Perlu dicermati dengan memilih jurnal yang sesuai dengan kebutuhan dan kategori jurnal yang dituju (internasional, internasional bereputasi, nasional, atau nasional terakreditasi), dan memeriksa jurnal untuk menghindari jurnal palsu atau abal-abal. A. Definisi dan Tujuan Jurnal Ilmiah Jurnal adalah buku terbitan berseri yang berisi artikel dari penulis lepas. Artikel-artikel dimaksudkan disusun oleh dewan redaksi agar proses penerimaan selesai. Oleh karena itu, jurnal diberi nomor seri standar global, juga dikenal sebagai International Standard Serial Number, atau ISSN(Nasution, 2016). Jurnal ilmiah menurut Das (2013) adalah suatu penerbitan berkala yang bertujuan untuk memajukan kemajuan ilmu pengetahuan pada umumnya dengan melaporkan penelitian baru. Terdapat ribuan jurnal ilmiah yang diterbitkan. Meskipun jurnal ilmiah pada dasarnya mirip dengan majalah profesional, keduanya sebenarnya sangat berbeda. Publikasi hasil penelitian adalah bagian penting dari metode ilmiah sehingga digambarkan eksperimen atau perhitungan dengan rincian yang cukup sehingga peneliti independen dapat mengulangi percobaan tersebut atau perhitungan untuk memverifikasi hasilnya.
7 Sahidi (2015) menyatakan bahwa jurnal ilmiah terdiri dari kumpulan artikel yang menyampaikan hasil penelitian. Dalam kebanyakan kasus, bentuknya serupa dengan majalah, tetapi formatnya terdiri dari kumpulan rangkuman karya ilmiah. Penerbitan setiap jurnal ilmiah waktu tertentu (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, atau bahkan tiap tahun). Jurnal ilmiah diterbitkan oleh lembaga publikasi ilmiah yang berbeda, seperti oleh universitas, bisnis, dan media lainnya. Yang dimaksud dengan ilmiah menurut Marusic & Marusic (2009) yaitu memiliki empat kualitas penting: 1) merupakan sumber pengetahuan manusia yang sejati, 2) merupakan salah satu komponen kunci dari sistem pendidikan, 3) merupakan bagian dari budaya suatu komunitas tertentu, dan 4) memberikan kontribusi terhadap pendidikan. kesejahteraan umum dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan jurnal ilmiah adalah untuk memberikan informasi tentang hasil-hasil penelitian baru, didukung oleh bukti-bukti yang relevan, kuat, dan dapat dipertanggungjawabkan (Marusic & Marusic, 2009). Selain itu, jurnal ilmiah bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian yang original, valid, dan terverifikasi secara akademis dalam suatu bidang. Artikel dalam jurnal ilmiah biasanya melewati proses peer-review, yaitu penilaian oleh para ahli yang independen dan tidak bias dalam bidang tersebut sebelum diterbitkan. B. Jenis-jenis Jurnal Ilmiah Berdasarkan tingkatannya, terdapat tiga jenis jurnal ilmiah menurut Das (2013) yaitu jurnal primer, sekunder, dan tersier. Jurnal primer mempublikasikan sebagian besar temuan baru atau interpretasi baru dan diskusi tentang fakta dan ide. Jurnal sekunder menyediakan data tentang dokumen primer dan menyajikan informasi dan bibliografi. Yang termasuk jurnal sekunder adalah abstrak dan indeks, informasi terkait peringatan, buletin informasi ekspres, dan jurnal bibliografi. Jurnal ketiga, atau tersier, adalah jurnal ilmiah yang menggeneralisasi bahan sumber yang telah diterbitkan sebelumnya. Ini mencakup jurnal survei, jurnal yang
8 berhubungan dengan metodologi ilmiah, dan jurnal populer tertentu seperti jurnal sains atau sains umum. Terdapat dua jenis jurnal ilmiah dilihat dari media publikasinya menurut Sahidi (2015) yaitu: 1. Jurnal cetak Jurnal yang ditulis oleh beberapa penulis dan didistribusikan melalui penerbitan. Jurnal cetak juga diakreditasi dengan melampirkan aturan akreditasi dikti, nama mitra bebestari, dan bukti pemeriksaan jurnal. Mulai April 2016, jurnal cetak tidak lagi diakreditasi dan diganti dengan jurnal online (e-Journal), yang memiliki ISSN yang berbeda dengan jurnal cetak. 2. Jurnal online Terdapat dua jenis jurnal online yaitu open access dan closed access (Azwar & Amaliah, 2017). Tidak semua perguruan tinggi memiliki dana yang memadai untuk melanggan database informasi ilmiah. Akibatnya, ketersediaan sumber informasi open access, atau bebas akses, dimaksudkan untuk mengurangi kesulitan dalam memperoleh informasi ilmiah. Sebaliknya, institusi atau perguruan tinggi yang memiliki dana untuk melanggan database informasi ilmiah dapat memiliki akses ke sumber informasi closed journal. Jurnal online menggunakan perangkat lunak Open Journal System (OJS) dalam sistemnya, yang dirancang untuk mendukung pengaturan dan penerbitan jurnal ilmiah secara online. OJS memiliki kemampuan untuk mengelola lebih dari satu jurnal dalam satu instalasi. Jurnal online dapat dibuat dan dikelola oleh tim pengembang jurnal dari organisasi profesi atau perguruan tinggi. Dalam jurnal online, ada dua tingkat halaman: tingkat situs dan tingkat jurnal. Tingkat situs adalah halaman yang dapat diakses pada tingkat EJournal, sedangkan tingkat jurnal adalah halaman yang dapat diakses pada tingkat jurnal individu.
9 C. Jurnal Nasional Jurnal merupakan sebuah karya tulis yang bersifat ilmiah atau majalah khusus yang memuat artikel dalam bidang ilmu tertentu. Jurnal Nasional adalah platform di mana artikel dipublikasikan secara nasional (publikasi ilmiah nasional) dan termasuk kategori karya ilmiah yang menunjukkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Nasution, 2016). Menurut Abdillah et. al. (2021), Jurnal nasional merupakan publikasi ilmiah dalam bentuk artikel yang dipublikasikan secara berkala dan dikompilasi dalam bentuk jurnal yang bersifat nasional, yang berarti bahwa jurnal tersebut telah memperoleh pengakuan, akreditasi, atau penilaian tertentu dari lembaga yang berwenang, seperti SINTA. Berdasarkan Salinan Lampiran Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor, berikut adalah Kriteria (K) jurnal nasional, yaitu: K1 Karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan; K2 Memiliki ISSN; K3 Memiliki terbitan versi online; K4 Bertujuan menampung/mengomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan/atau konsep ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu; K5 Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang mem- punyai disiplin-disiplin keilmuan yang relevan; K6 Diterbitkan oleh Penerbit/Badan Ilmiah/Organisasi Prefesi/Organisasi Keilmuan/Perguruan Tinggi dengan unitunitnya; K7 Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris dengan abstrak dalam Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris; K8 Mempunyai karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal 2 (dua) institusi yang berbeda; dan
10 K9 Mempunyai dewan redaksi/editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan berasal dari minimal 2 (dua) institusi yang berbeda. K10 Dikelola secara profesional: ketepatan keberkalaan, ketersediaan petunjuk penulisan, identitas jurnal, dll. Jurnal nasional terakreditasi adalah terbitan berkala ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai jurnal nasional dan mendapat status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau kepala LIPI dengan masa berlaku hasil akreditasi yang sesuai (Lukman et al., 2017). Akreditasi Jurnal nasional adalah menggunakan Sinta. Sinta (Science and Technology Index) merupakan sebuah laman ilmiah yang dikelola oleh Kemendikbud Ristek yang menyediakan daftar jurnal nasional terakreditasi sehingga dapat dijadikan sebagai tujuan utama untuk mencari sumber referensi berupa jurnal nasional dengan kualitas yang diakui oleh Kemendikbud Ristek (Saputra, 2020). Sinta juga dapat dianggap sebagai pusat data atau database jurnal nasional yang terakreditasi. Oleh karena itu, Sinta dapat digunakan sebagai tujuan bagi mereka yang mencari referensi jurnal nasional dengan kualitas yang sudah diakui oleh Kemendikbud Ristek. Untuk menunjukkan kualitas jurnal yang berhasil terdata, Sinta memiliki enam tingkatan katagori, yang dimulai dengan S1, S2, S3, S4, S5, dan S6, yang merupakan singkatan dari Sinta 1. 1. Sinta satu Jurnal Sinta akreditasi tingkat paling tinggi, S1 atau Sinta 1, biasanya memiliki indeks Scopus atau jurnal internasional berkualitas tinggi dan juga memiliki akreditasi Arjuna atau jurnal nasional dengan nila di atas 84 atau sama dengan A. 2. Sinta dua Ini adalah akreditasi tingkat kedua untuk jurnal Sinta. Jurnal ini telah terkareditasi sesuai dengan standar dan tata kelola yang berlaku oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dengan skor 70-84.
11 3. Sinta tiga Ini adalah tingkat ketiga akreditasi jurnal Sinta, dengan skor 60 hingga 69 dan terakreditasi Arjuna (Jurnal Nasional). Perlu diingat bahwa jurnal harus memenuhi ketentuan tertentu untuk mendapatkan akreditasi Sinta, Arjuna, dan Scopus. 4. Sinta empat Akreditasi jurnal Sinta berada di tingkat keempat dengan skor 50 hingga 59. Jurnal ini juga memiliki akreditasi Arjuna atau diakui secara nasional, yang menunjukkan pengakuan jurnal. 5. Sinta lima Untuk mencapai Sinta 5, yang merupakan tingkat kelima dalam akrditasi jurnal Sinta, jurnal harus terdaftar di Arjuna dan dinilai dengan skor minimal 40 hingga 49. 6. Sinta enam Untuk mendapatkan predikat akreditasi jurnal Sinta, jurnal harus didaftarkan di Arjuna dan dievaluasi untuk kelengkapan standar akreditasi, dengan skor minimal 30 hingga 39. Prosedur ini mirip dengan Sinta 5. D. Jurnal Internasional dan Jurnal Internasional Bereputasi Menurut Luqman et.al (2016), Jurnal internasional merupakan jurnal terbitan berkala ilmiah yang ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Inggris, Perancis, Arab, Rusia, dan Tiongkok). Untuk menjadi jurnal internasional bereputasi, jurnal tersebut harus memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pangkalan data internasional terkenal, seperti Scopus. Namun, penamaan internasional tidak hanya disebabkan oleh bahasanya, tetapi juga karena penulisnya berasal dari berbagai universitas di seluruh dunia dan memiliki mitra bestari yang kompeten di bidang mereka. Selain itu, sistem OJS (Open Journal System) juga digunakan dalam pengelolaan jurnal. Oleh karena itu, jurnal internasional ini memiliki standar yang
12 sangat tinggi. Tingkatan ini tidak hanya didapatkan melalui korespondensi tertulis, tetapi juga dari seberapa ketat jurnal ini diterbitkan. Persamaan jurnal internasional dan jurnal internasional bereputasi menurut Suwarto (2023) adalah keduanya sama-sama diterbitkan dari Lembaga yang kredibel seperti Scopus dan Web of Science. Perbedaannya adalah Jurnal internasional jika di indeks oleh Scopus memiliki SJR kurang dari 0.15 atau jika diindeks oleh WoS memiliki JIF kurang dari 0.01. Sedangkan Jurnal internasional bereputasi jika terindeks scopus memiliki SJR paling sedikit 0.15 atau jika diindeks oleh WoS memiliki JIF paling sedikit 0.01. Terdapat kriteria Jurnal Internasional bereputasi berdasarkan PO PAK 2019 yaitu: 1. Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan; 2. Memiliki ISSN; 3. Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan Tiongkok); 4. Memiliki terbitan versi online; 5. Dewan Redaksi (Editorial Board) adalah pakar di bidangnya paling sedikit berasal dari 4 (empat) negara; 6. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) nomor terbitan paling sedikit penulisnya berasal dari 2 (dua) negara; 7. Terindeks oleh database internasional: Web of Science, Scopus, Microsoft Academic Search, dan/atau laman sesuai dengan pertimbangan Ditjen Dikti; dan 8. Mempunyai faktor dampak (impact factor) dari ISI Web of Science (Thomson Reuters) atau mempunyai faktor dampak (impact factor) dari Scimago Journal Rank (SJR) sampai dengan tahun 2013 dan di atas 0,100 setelah tahun 2013 Pada tingkat yang paling sederhana, Faktor Dampak (Impact Factor) jurnal memberikan jumlah rata-rata kutipan pada artikel di jurnal tertentu; pada dasarnya, berapa kali rata-rata artikel dalam suatu jurnal
13 direferensikan oleh artikel lain (Cross, 2009). Ukuran kutipan rata-rata diperlukan untuk memperhitungkan pengaruh ukuran dan usia jurnal terhadap jumlah total kutipan yang diterimanya. Jurnal yang lebih tua dan lebih besar umumnya akan menerima lebih banyak kutipan karena mereka memiliki lebih banyak artikel yang diterbitkan sebelumnya yang tersedia untuk dikutip. Menghitung faktor dampak memerlukan penyebut (jumlah total artikel yang diterbitkan) dan pembilang (jumlah total kutipan artikel tersebut). Periode waktu, atau 'window’ atau jendela', perlu ditentukan untuk kedua variabel ini. Impact Factor (IF) adalah metrik yang mengukur impact ilmiah sebuah jurnal (Suwarto, 2023). Metrik ini milik Web Of Sciences (WOS) dan if dari wos hampir “setara” dg impact per publication (Scopus). If pada scopus dapat dilihat pada SJR: Scimago Journal & Country Rank (Scopus). Berikut adalah contoh penghitungan Impact Factor pada Scopus: Gambar 1: Hitungan Impact Factor (Suwarto, 2023) Pada dasarnya, kita tidak bisa membandingkan IF dari bidang yg berbeda. Jurnal yang banyak mepublikasikan review umumnya memiliki IF tinggi. Artikel yang dipublikasikan di IF tinggi belum tentu memiliki kualitas lebih baik dari artikel yang dipublikasikan di IF yang rendah. Scopus dalam menentukan ranking journal (Q1-Q4) membuat klusterisasi kualitas jurnal dengan istilah Quartile. Gambar 1: Quartile Jurnal pada Scopus (Suwarto, 2023)
14 Ketika akan memasukan artikel ilmiah di jurnal internasional, jurnal tidak dalam status cancelled, discontinued, atau predatory. List jurnal predatory dapat dilihat pada Standalone Journals – Beall's List (beallslist.net). Beberapa ciri jurnal internasional yang meragukan menurut kemendikbudristek adalah: 1. Editor tidak jelas anggota dan kualitas kepakarannya. 2. Menjanjikan publikasi cepat 3. Biaya untuk mempercepat penerbitan 4. Tidak terindeks dan tidak dapat diindeks 5. Artikel PDF tidak dapat diperiksa plagiasinya 6. “International”, tetapi hanya satu negara 7. Journal negara X, tetapi institusi tidak di negara X 8. Impact factor tidak dapat dilacak 9. Alamat darat tidak jelas 10. Cakupan artikel sangat/terlalu luas 11. Website tidak dikelola dengan baik, banyak link mati 12. Terlalu banyak kesalahan ketik 13. Menggunakan Alamat email gratis 14. ISSN atau DOI tidak benar
15 Bab 3 Proses Penyiapan Artikel di Jurnal Ilmiah Dalam kegiatan penulisan dan publikasi artikel jurnal ilmiah, para penulis perlu memahami bagaimana proses artikel jurnal dipersiapkan sampai artikel tersebut dikirim ke jurnal sasaran dan diterbitkan. Dengan memahami proses tersebut penulisa dapat mempersiapakan diri dengan lebih baik Ketika akan melakukan proses penulisan dan publikasi artikel jurnal ilmiah. Dalam bab ini akan diuraikan pengertian artikel jurnal ilmiah, kemudian tahapan dalam memepersiapkan artikel, alasan penolakan artikel jurnal ilmiah, dan hal-hal yang dapat dilakukan dalam menghadapai penolakan. A. Definisi Artikel Jurnal Ilmiah Artikel jurnal ilmiah menjadi salah satu bentuk publikasi yang popular saat ini. Artikel ilmiah sendiri dapat didefinisikan sebagai tulisan ilmiah hasil penelitian yang dipublikasikan melalui berbagai media publikasi seperti majalah, koran, buku, jurnal, maupun yang lainnya. Menurut Tanjung dan Ardial dalam Rusdiana (2019) artikel jurnal ilmiah merupakan karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel didefinisikan sebagai karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar dan sebagainya. Franco (2020) menambahkan bahwa artikel jurnal yang telah ditinjau oleh rekan sejawat merupakan hal penting bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan diseminasi dalam berbagai disiplin ilmu. Menurut Tanjung dan Ardial dalam Rusdiana (2019), artikel memiliki ciri-ciri seagai berikut: 1. Artikel ditulis berdasarkan pandangan dari penulis (views). Misal, tema artikel sama, tetapi point of view berbeda. Hal itu karena penulis memiliki pemahaman, pengetahuan, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda sehingga artikel yang dibuat oleh penulis yang satu dengan yang lain tak akan sama.
16 2. Artikel merupakan karya intelektual, berarti penulis maupun pembaca dalam memahami artikel harus dengan pemikiran. 3. Artikel berisi ungkapan masalah dan memberikan problem solving. 4. Isinya singkat, padat, dan tuntas. Artinya, penulisan artikel tak bertele tele, dan ada solusi permasalahan. 5. Artikel harus merupakan gagasan baru. 6. Bahasanya sederhana, jelas, hidup, menarik, segar, populer, dan komunikatif. Artinya, menulis artikel untuk media massa baik surat kabar, majalah maupun tabloid, harus menggunakan bahasa jurnalistik yang sederhana, jelas, hidup, menarik, populer dan komunikatif. 7. Artikel merupakan buah pikiran yang orisinil alias asli, bukan jiplakan. 8. Menyangkut kepentingan publik seperti pendidikan, ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan sebagainya. 9. Nama penulis harus dicantumkan, karena artikel adalah karya individual. Penulisan nama pada artikel opini ditulis dicantumkan di bawah judul. Sedangkan non-opini dicantumkan dengan cara disimpan di akhir tulisan artikel tersebut. B. Tahapan Proses Publikasi Artikel di Jurnal 1. Penyiapan Naskah a. Mencari Jurnal Sasaran Hal pertama yang dapat dilakukan oleh penulis adalah mencari jurnal sasaran. Untuk jurnal-jurnal terindeks SINTA, para penulisa dapat mengakses pada link berikut: https://sinta.kemdikbud.go.id/. Sedangkan untuk penulis yang ingin menyasar jurnal internasional bereputasi dapat mengakses halaman SJR (https://www.scimagojr.com/journalrank.php) dan mengecek kembali di lembaga pengeindeks yang diakui seperti Scopus (https://www.scopus.com/home.uri).
17 Untuk jurnal-jurnal nasional biasa atau internasional, para penulis dapat mengakses melalui google.com dan mengetikan nama jurnal atau mengetikan scope jurnal yang dicari. Untuk penjelasan mengenai jenis-jenis jurnal dapat dilihat pada BAB 2. b. Menyiapkan Naskah Sesuai Template Artikel Jurnal Setelah penulis menentukan jurnal sasaran, penulis dapat mengunduh template jurnal yang dituju. Kemudian mengikuti arahan yang ada di dalam tempale tersebut. Masing-masing jurnal umumnya memiliki template tersendiri. Berikut ini beberapa komponen yang umumnya ada dalam sebuah artikel ilmiah. Judul Judul adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah artikel ilmiah. Judul seringkali mencerminkan variable utama dalam sebuah tulisan. Menurut Lukman dkk (2019), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan judul artikel. Menurut mereka judul sebaiknya tidak mengandung beberapa hal berikut ini: 1. Singkatan dan akronim. 2. Kalimat lengkap terutama yang menggunakan kata kerja. 3. Nama dagang. 4. penyebutan nama ilmiah makhluk (seperti padi, karet, kelapa sawit, sapi, gurami) yang sudah sangat terkenal. 5. Perlu diketahui bahwa kecuali untuk karya taksonomi, sejak tahun 2000 kode tata nama ilmiah biologi melarang pencantuman nama pengarang sesudah nama Latin suatu spesies. Baris Kepemilikan Bagian selanjutnya setelah judul adalah baris kepemilikan. Masing-masing jurnal memiliki aturan tersendiri dalam penulisan baris kepemilikan. Terkadang ada yang harus mencantumkan sampai detail alamat institusi, tetapi ada juga yang mencukupkan dengan nama penulis, institusi, dan email. Untuk email ada juga jurnal-jurnal yang biasanya hanya meminta alamat email penulis korespondensi.
18 Abstrak Abstrak merupakan bagian pertama yang umumnya dilihat oleh pembaca artikel jurnal. Abstrak seperti rangkuman singkat mengenai tujuan, metode, dan hasil penelitian atau seperti cerminan keseluruhan isi artikel. Menurut Nundy dkk (2022) sebuah asbtrak adalah sebuah rangkuman yang singkat, padat dan jelas dari sebuah naskah penelitian yang digunakan untuk membantu pembaca secara cepat memahami tujuan. Abstrak adalah sebuah paragraph yang bersisi rata-rata 250 kata yang dibuat menjorok dengan spasi tunggal dan abstrak berfungsi untuk memberikan outline singkat mengenai seluruh bagian dalam tulisan (Bandara, 2017) Kata Kunci Setelah abstrak, penulis harus menuliskan keywords atau kata kunci. Menurut Lukman dkk (2019), kata kunci merupakan sepilihan kata-kata bermakna dari sebuah dokumen yang dapat dipakai untuk mengindeks kandungan isinya. Jumlah kata kunci yang disajikan umumnya terdiri atas 3–8 kata (yang dapat disusun dalam frase pendek). Pendahuluan Bagian selanjutnya dalam artikel ilmiah adalah pendahuluan. Pada bagian ini penulis umumnya harus menjelaskan latar belakang penelitian, research gap dan juga novelty. Lukman dkk (2019) menjelaskan bahwa pendahuluan berisi perkembangan penelitian terdahulu (state of the art) untuk membandingkan dengan penelitian yang dilakukan saat ini sehingga tampil kesenjangan antara teori atau hasil penelitian terdahulu dengan keadaan saat ini atau yang diharapkan. Kajian Literatur Bagian selanjutnya adalah kajian literatur yang berisi teoriterori utama yang digunakan atau berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. ada jurnal yang memintaagainan ini terpisah ada juga yang terkdang digabungkan dengan pendahuluan.
19 Metode Pada bagian ini, penulis biasanya diminta untuk menuliskan jenis penelitian yang digunakan. Kemudian, penulis umumnya diminta juga menjelaskan subjek penelitian, metode pengumpulan data sampai analisis data. Menurut Lukman dkk (2019), metode menggambarkan apa yang telah dilakukan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hasil dan Diskusi Pada bagian hasil, penulis diminta munjukkan hasil analisis data yang telah dilakukan. Hasil analisis dapat dipaparkan dalam bentuk tabel, bagan, diagram, dll. Sedangkan dibagian diskusi, penulis harus menginterpretasikan hasil analisis data. Menurut Lukman dkk (2019), tunjukkan bagaimana Anda menafsir informasi yang terkupul selama penyelidikan, bagaimana hubungan antara fakta yang teramati selama penyelidikan ini dengan teori atau kajian terdahulu. Apakah setuju atau bahkan memiliki pendapat berbeda dengan karya yang terbit sebelumnya. Membahas implikasi teoretis dan praktis dari temuan Anda dapat dikemukakan di bagian Kesimpulan, dengan buktinya masing-masing. Kesimpulan Bagian selanjutnya adalah kesimpulan. Pada bagaian ini, penulis umumnya diminta menulisakan inti dari keseluruhan artikel secara ringkas. Lukman dkk (2019) menjelaskan bahwa kesimpulan berisi kumpulan dan meringkas hasil yang paling penting dan implikasinya. Daftar Pustaka Daftar pustaka merupakan kumpulan sumber yang dijadikan rujukan atau yang dikutip oleh penulis. Penulisan daftar pustaka maupun kutipan saat ini dapat dilaukan dengan bantuan berbagai aplikasi seperti yang akan dijelaskan pada Bab 4.
20 c. Melakukan Uji Plagiasi Langkah selanjutnya setelah naskah selesai disiapkan mengikuti template jurnal sasaran adalah melakukan uji plagiasi. Penulis dapat melihat ketentuan hasil uji plagiasi dari jurnal sasaran. Jika belum memenuhi kriteria jurnal sasaran sebaiknya penulis segera memperbaiki artikel atau memparafrasa bagian yang masih terdeteksi plagiasi. d. Melakukan Proof Reading Langkah terakhir sebelum artikel disubmit ke jurnal sasaran adalah melakukan proof reading. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir berbagai kesalahan dari artikel yang ditulis. Penulis dapat meminta bantuan rekan sejawat untuk dapat membaca ulang artikel yang ditulis dan memberi masukan. Langkah ini sebenarnya tidak wajib, tapi penulis seringkali melakukan proof reading untuk menekan tingkat kesalahan. Saat ini terdapat juga pihak-pihak yang menyediakan jasa proof reading. 2. Proses di Jurnal Ilmiah Berikut ini bagan yang menggambarkan proses artikel jurnal mulai dari melakukan penelitian kemudian menyusun manuskrip dan dikirim ke jurnal sampai diterbitkan dalam jurnal menurut Utama (2017).
21 Setelah artikel atau naskah dipersiapkan sesuai dengan template jurnal sasaran, langkah selanjutnya adalah mengirimkan artikel ke jurnal tersebut. Saat ini, pengelolaan jurnal dilakukan melalui penggunaan Open Journal System (OJS). Di OJS jurnal sasaran dapat membuat akun dan mengunggah naskah. Naskah kemudian akan dilihat biasanya oleh editor in chief kemudian ditugaskanlah editor untuk artikel tersebut. Editor biasanya diminta juga untuk memeriksa artikel sebelum dikirim ke reviewer. Jika sudah dinilai cukup layak maka artikel akan diteruskan kepada reviewer yang bidang keahiannya sama dengan topik dalam artikel. Reviewer biasanya lebih dari satu. Di kebanyakan jurnal yang pernah penulis tuju, rata-rata jumlah reviewer ada dua orang. Setelah artikel direview, artikel bisa saja ditolak atau dikembalikan ke penulis untuk direvisi. Jika penulis sudah merevisi artikel biasanya artikel akan Kembali dicek oleh editor. Jika dinilai sudah cukup memenuhi kriteria dari jurnal maka akan diteruskan untuk proses editing dan lay outing dan kemudian dipublikasikan. Untuk artikel dengan major revision umunya akan dikembalikan lagi ke reviewer setelah direvisi oleh penulis. C. Alasan Penolakan Artikel oleh Jurnal Penolakan artikel dalam upaya publikasi baik oleh jurnal nasional terindeks SINTA maupun internasional merupakan hal yang wajar terjadi dalam dunia tulis menulis dan publikasi. Berikut beberapa alasan penolakan tulisan oleh jurnal SINTA menurut Purnomo (2023). 1. Tidak mengikuti panduan penulis yang telah disediakan oleh pihak jurnal. 2. Tingginya hasil uji plagiasi 3. Kelebihan atau kontribusi ilmiah dari tulisan yang dikirimkan dianggap belum memenuhi
22 4. Tidak masuk kedalam scope jurnal yang dituju 5. Kurang hati-hati dalam menulis artikel yang dikirim 6. Tidak ditulis secara sistematis sehingga membingungkan pembaca 7. Tidak membaca Kembali artikel yang telah ditulis D. Langkah dalam Menghadapi Penolakan Penolakan artikel oleh jurnal ilmiah merupakan hal yang biasa dalam proses publikasi sebuah artikel. Para akademisi tidak perlu merasa rendah diri atau terpukul berlebihan dengan hal tersebut. Suwarto (2023) menyarakan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh penulis ketika mengalami penolakan oleh jurnal. Berikut beberapa langkah yang dimaksud: 1. Penolakan belum tentu terjadi karena tulisan kita tidak bagus 2. Cari jurnal lain 3. Gunakan masukan dari reviewer sebagai bahan perbaikan 4. Anggap penilakan sebagai sarana peningkatan kualitas diri 5. Kirimkan Kembali naskah yang telah diperbaiki 6. Berdoa semoga ada kesempatan lain untuk diterima
23 Bab 4 Perangkat Managemen Referensi Di tengah kemajuan teknologi yang luar biasa, para akademisi baik dosen maupun mahasiswa pada dasarnya diberi kemudahan untuk proses penyusunan tulisan. Salah satu kemudahan adalah dalam proses pengutipan atau in text citation dan penulisan daftar pusataka. Saat ini para penulis tidak perlu melakukan hal tersebut secara manual. Pada bab ini dijelaskan beberapa jenis perangkat atau apllikasi yang dapat digunakan untuk mengutip dan menulis referensi secara otomatis. Berikut ini beberapa jenis aplikasi yang dapat digunakan sebagai managemen referensi menurut Lukman dkk (2017). 1. EndNote EndNote adalah paket perangkat lunak manajemen referensi komersial yang diproduksi oleh Thomson Reuters. Endnote adalah salah satu aplikasi manajer referensi paling populer dan telah ada selama lebih dari 20 tahun. Ini memungkinkan pengumpulan referensi dari sumber online dan PDF. Referensi dari basis data bibliografi dapat diimpor ke perpustakaan EndNote, selain itu konten teks lengkap dapat diimpor. EndNote menyediakan plugin untuk Microsoft Word dan OpenOffice. 2. Mendeley Mendeley adalah manajer referensi yang dikembangkan oleh startup yang berbasis di London. Kekuatannya terletak pada jaringan dan fitur kolaboratifnya, dan juga dalam menyediakan fasilitas untuk mengelola file PDF dengan mudah. Mendeley menawarkan versi desktop dan web dengan informasi bibliografi yang disinkronkan, memungkinkan akses dari beberapa komputer dan kolaborasi dengan pengguna lain. File PDF dapat diimpor ke desktop Mendeley dan metadata seperti penulis, judul, dan jurnal diekstraksi secara otomatis. Dimungkinkan untuk melakukan pencarian teks lengkap, menyorot teks dalam PDF, dan menambahkan catatan tempel. 3. Zotero Zotero adalah pengelola referensi sumber terbuka yang populer, pada awalnya dikembangkan sebagai plugin untuk peramban Firefox.
24 Zotero Standalone yang lebih baru menawarkan fungsionalitas yang sama tetapi berjalan sebagai program terpisah dan bekerja dengan Firefox, Chrome, dan Safari. Zotero juga menyertakan versi yang dihosting untuk menyinkronkan referensi di seluruh perangkat dan membaginya dalam grup pribadi atau publik. 4. RefWorks RefWorks adalah aplikasi manajer referensi berbasis web komersial yang dikembangkan oleh ProQuest. Utilitas Write N Cite memungkinkan integrasi referensi ke dalam Microsoft Word di mana kutipan dalam teks dan daftar referensi dapat diformat ke dalam berbagai gaya. RefWorks memudahkan berkolaborasi dengan orang lain karena semua referensi disimpan dalam versi berbasis web. Utilitas Write N Cite juga dapat bekerja offline, tetapi RefWorks bukan alat yang tepat untuk para peneliti dengan konektivitas internet yang terputus-putus atau buruk. 5. Papers Papers adalah perangkat lunak manajemen referensi komersial, sekarang merupakan bagian dari Springer Science+Business media. Pada awalnya Papers hanya tersedia untuk Mac, tetapi sekarang tersedia juga versi untuk iPad dan PC. Kekuatan utamanya adalah penanganan dokumen PDF yang sangat baik (termasuk ekstraksi metadata) dan antarmuka pengguna yang dipoles, sedangkan fitur kolaboratifnya kurang berkembang dibandingkan dengan beberapa produk lainnya. Papers menyediakan fitur Bahasa Gaya Kutipan dan plugin/ pengaya pengolah kata. 6. JabRef JabRef adalah pengelola referensi bibliografi open source yang populer di kalangan pengguna LaTeX. Aplikasi ini berjalan pada Java sehingga kompatibel dengan Windows, Linux, dan Mac. Format file asli adalah BibTeX yang merupakan format bibliografi standar LaTeX. Kekuatan dari JabRef adalah bahwa referensi dapat diformat langsung di LaTeX, sehingga memberikan akses dan kontrol atas berbagai gaya kutipan. JabRef menyediakan pencarian dan unduhan langsung dari
25 PubMed dan IEEEXplore. JabRef menyediakan plugin untuk program pengolah kata dan juga plugin berbasis Java lainnya, yang memperluas fungsionalitas umum. 7. CiteULike CiteULike adalah aplikasi manajer referensi online dan alat bookmark sosial. Referensi terutama dimasukkan melalui bookmarklet yang menangkap konten bibliografi di halaman web. Entri baru bersifat publik secara default dan ditambahkan ke perpustakaan umum, tetapi entri juga dapat dibuat untuk pribadi. Pengguna dapat menetapkan tag pada entri yang membuatnya lebih mudah untuk mengatur dan mencari melalui konten. Referensi dapat diekspor dalam format BibTeX dan RIS. Fitur jejaring sosial adalah kekuatan CiteULike. Pengguna dapat membuat profil, terhubung dengan peneliti lain, dan bergabung dengan grup tempat mereka dapat berkolaborasi. Para penulis dapat mempelajari cara penggunaan masing-masing managemen referensi melalui berbagai artikel yang dapat di akses dengan mudah atau dapat menyaksikan video tutorial melalui YouTube.
26 Bab 5 Pengenalan tentang Plagiasi (Plagiarism) Dalam kegiatan penulisan dan publikasi artikel jurnal ilmiah, salah satu bahasa yang krusial adalah plagiasi. Saat ini seluruh jurnal mensyaratkan adanya hasil uji plagiasi untuk setiap artikel yang disubmit ke jurnal. Standar atau hasil uji plagiasi yang ditetapkan jurnal dapat beragam. Bahasa mengenai uji plagiasi merupakan hal yang penting bagi setiap penulis. Dalam baba ini diuraikan pengertian plagiasi, jenis-jenis plagiasi, faktor penyebab, cara menghindari, dan alat uji plagiasi. A. Definisi Plagiasi Dalam dunia tulis menulis, isu plagiasi sedang menjadi perbincangan hangat. Plagiasi sendiri merupakan hal yang negatif yang tidak mencerminkan kejujuran dalam diri penulis. Menurut Temesvari dan Qomarania (2022), plagiasi adalah plagiasi adalah ketika seseorang menggunakan kata atau kalimat tertentu dalam karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber atau penulisnya. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010, plagiasi didefinisikan sebagai “perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”. Menurut Hermawan (2019), plagiarisme adalah mengambil karya, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan membuatnya seolah-olah itu adalah karya dan pendapat sendiri tanpa meminta izin dari mereka dan tanpa menyertakan sumbernya. Dapat disimpulkan, plagiarisme atau plagiasi adalah suatu kegiatan dimana seorang penulis mengambil sebagian atau keseluruhan karya orang lain dan tidak menyebutkan sumber rujukan dengan benar.
27 B. Jenis-Jenis Plagiasi Plagiasi sendiri memiliki beberapa jenis. Berikut ini jenis-jenis plagiasi menurut Soelistyo dalam Temesvari dan Qomarania (2022) menjelaskan beberapa jenis plagiasi. Berikut ini penjelasan singkatnya: 1. Plagiarisme kata demi kata Plagiasi jenis ini terjadi ketika seseorang menggunakan kata-kata orang lain dengan cara yang sama tanpa menunjukkan sumbernya. 2. Plagiarisme atas sumber Plagiasi atas sumber terjadi ketika seseorang menggunakan ide atau gagasan orang lain tanpa memberikan sumber yang jelas. 3. Plagiarisme kepengarangan Plagiasi jenis ini muncul Ketika seorang penulis mengakui karya milik orang lain sebagai karyanya sendiri. 4. Plagiarisme diri Plagiasi jenis ini terjadi Ketika seorang penulis menerbitkan karyanya ke berbagai redaksi penerbitan. Plagiarisme juga dapat diklasifikasikan berdasarkan persentase kemiripan. Menurut Soelistyo dalam Temesvari dan Qomarania (2022), terdapat tida jenis plagiasi menurut hasil persentase kemiripan suatu karya. Berikut ini penjelasannya: 1. Plagiarme ringan terjadi apabila persentase kesamaan < 30% 2. Plagiarisme sedang muncul jika persentase kesamaan <30-70% 3. Plagiarisme total terjadi apabila tingkat kemiripan karya >70% Pengelompokan jenis plagiasi yang lain juga disebutkan oleh Beasley dalam Ismail (2019). Dia menyebutkan bahwa ada empat jenis plagiasi karya. Berikut ini penjelasannya: 1. Accidental Karena kurangnya pengetahuan plagiarisme, dan pemahaman tentang gaya kutipan atau referensi yang dipraktikkan di sebuah institut.
28 2. Unintentional Luasnya informasi yang tersedia mempengaruhi pikiran dan ide-ide yang sama dapat keluar melalui ekspresi lisan atau tertulis sebagai milik seseorang. 3. Intentional Tindakan yang disengaja untuk menyalin seluruh atau sebagian dari karya orang lain tanpa memberikan kredit yang layak kepada pencipta asli. 4. Self-plagiarism Menggunakan karya yang diterbitkan sendiri dalam bentuk lain tanpa mengacu pada yang asli. C. Faktor Penyebab Plagiasi Plagiarisme dapat disebabkan oleh banyak faktor pendorong. Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya plagiasi di kalangan penulis menurut Soetanto dalam Aziz dkk (2015): 1. faktor budaya; 2. kurang pengetahuan atau pemahaman mengenai tata cara penulisan karya ilmiah dan hal-hal terkait plagiasi; 3. keinginan untuk mencapai jalan pintas dalam meraih prestasi; 4. tekanan waktu yang terbatas untuk penyelsaian tugas; 5. rasa malas untuk perfikir lebih; 6. fasilitas dunia maya yang luar biasa; 7. sanksi yang belum memadai bagi para plagiator; 8. proses hukum menyebabkan adanya apatisme sebab berlangsung lama dan melelahkan; 9. plagiasi sudah dianggap wajar bagi sebagian pihak. Lebih lanjut, Debnath dalam Shadiqi (2019) menyebutkan delapan faktor penyebab plagiasi. Berikut ini kedelapan faktor yang dimaksud: 1. Informasi yang mudah untuk diakses terlebih setelah adanya internet. 2. Adanya tekanan untuk melakukan kegiatan publikasi terutama bagi dosen dan mahasiswa yang memiliki target akademik.
29 3. Kurangnya kepercayaan diri dan keterampilan dalam menulis terutama bagi par apenulis yang baru memulai kegiatan menulis. 4. Proses menulis artikel dibawah tekanan dan terburu-buru. 5. Rendahnya pemahaman dan kesadaran diri mengenai plagiasi. 6. Tidak banyak orang yang tahu bahwa menyalin teks orang lain tidak boleh dilakukan tanpa menyebutkan sumbernya. 7. Beberapa penulis percaya bahwa menulis ulang ide, data, atau teks mereka sendiri dan menerbitkannya tanpa menulis sumbernya sebelumnya sama sekali tidak masalah, asalkan tidak menyalin karya orang lain. 8. Plagiarisme telah menjadi kebiasaan dan dipermudah dengan adanya komputer dan internet serta sebelumnya telah melakukan namun tidak mendapat sanksi sampai saat ini. D. Cara Menghindari Plagiasi Sebagai akademisi mahasiswa dan dosen tentu perlu menghindari plagiasi dalam setiap tulisan atau karya yang dihasilkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai upaya menghindari plagiarisme. Menurut Cooper (2016), terdapat beberapa cara menghindari plagiasi, yaitu sebagai berikut ini: 1. Menghindari pencurian gagasan dengan cara mengutip sumber yang paling asli, representatif dan terbaru. 2. Mengutip dan memparafrase. 3. Memanfaatkan layanan uji plagiasi. Beberapa strategi lain untuk menghindari plagiasi juga disampaikan oleh Purdue University Online Writing Lab dan Indiana University dalam Sastroasmoro (2007). Berikut ini beberapa cara yang disampaikan oleh kedua institusi tersebut: 1. Jika kita memanfaatkan gagasan orang lain maka kita harus menulisakan sumber tersebut. 2. Bila menggunakan kata atau kalimat orang lain sebutkan sumbernya, dengan catatan:
30 a. Gunakan tanda kutip bila kata atau kalimat aslinya disalin secara utuh. b. Tanda kutip tidak diperlukan bila kata atau kalimat telah diubah menjadi kalimat penulis sendiri tanpa mengubah artinya (telah dilakukan parafrase). c. Mengubah satu atau beberapa kata dalam satu paragraph bukan merupakan paraphrase karenanya tanda kutip perlu disertakan. d. Memparafrase tanpa menyebutkan sumbernya juga termasuk kegiatan plagiasi. 3. Jika kita mengirimkan makalah yang sudah ada sebelumnya, pastikan bahwa kita menyebutkan bahwa makalah tersebut sudah dikirim atau dipublikasikan sebelumnya. Jika tidak, itu akan dianggap plagiarisme diri sendiri atau autoplagiarism. Plagiarisme jenis ini mungkin dianggap sebagai "kualifikasi ringan", akan tetapi akan dianggap sebagai pelanggaran etika akademik yang serius jika digunakan untuk meningkatkan nilai akademik. E. Alat Uji Plagiasi Saat ini, terdapat banyak alat yang dapat digunakan untuk membantu penulis artikel ilmiah menghindari plagiasi. Terdapat alat atau website uji plagiasi yang berbayar maupun gratis. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Berikut ini beberapa alat yang dapat digunakan untuk uji plagiasi tulisan ilmiah seperti artikel menurut Khan dkk dalam Khaled dan Al-Tamimi (2021). Berikut ini adalah list alat atau website untuk uji plagiasi yang muncul di tahun 2000-2020. 1. Turnitin (2000) Turnitin disediakan oleh iParadigms sebagai alat berbasis web. Pengguna diharuskan mengunggah dokumen yang dibutuhkannya secara online, kemudian dokumen tersebut akan disimpan ke database sistem. Setelah itu, alat tersebut memeriksa plagiarisme dengan membuat sidik jari dokumen. Turnitin menerima hampir 15.000 institusi di seluruh dunia, dengan lebih dari 30 juta pengguna, karena fleksibilitas dan ketahanannya. Oleh karena itu, ini dianggap sebagai alat terbaik.
31 2. Plagiarism Checker (2006) Alat ini adalah alat gratis dan online, menggunakan layanan mesin pencari untuk mendeteksi plagiarisme siswa dengan memeriksa apakah dokumen mereka memiliki salinan serupa dari dokumen online lainnya. 3. Plagiarism Scanner (2008) Plagiarism Scanner adalah alat efektif yang mendeteksi hampir semua sumber daya online, seperti perpustakaan (Questia dan ProQuest), database online, situs web, dan mesin pencari. Ketika plagiarisme terdeteksi, ia menghasilkan laporan lengkap termasuk tingkat, orisinalitas, dan persentase materi yang dijiplak. 4. PlagTracker (2011) Alat ini terkenal untuk semua jenis pengguna (guru, pemilik situs web, dan siswa) yang mengakomodasi sejumlah besar sumber daya akademis dalam basis datanya dan menghasilkan laporan terperinci setiap kali plagiarisme terdeteksi. 5. PlagScan (2015) Alat ini menyediakan banyak layanan kepada perusahaan, universitas, dan sekolah, namun tidak gratis dan pengguna harus memiliki akun berbayar untuk mendaftar ke alat ini. 6. Exactus Like (2016) Alat ini adalah alat online berbasis web yang bekerja dengan berbagai format, seperti HTML, Microsoft Word, dan Adobe PDF. Ini mendeteksi peminjaman yang cukup tersamar (penyusunan ulang kata/frasa, substitusi beberapa kata dengan sinonim) dengan fungsi penguraian mendalam. 7. Grammerly (2016) Ini adalah situs web dan layanan aplikasi seluler yang menawarkan peluang besar bagi individu untuk memperbaiki dokumen mereka secara real-time dan antarmuka pengguna yang ramah. Ia bekerja secara online; oleh karena itu memerlukan koneksi internet. 8. Grammerly (2018) Ini adalah versi evolusi dari yang sebelumnya, mewakili tipe premium. Ini menargetkan industri bisnis, seperti tim dan perusahaan. Pengguna melaporkan bahwa Grammarly membantu mereka secara lebih profesional.
32 9. DupliCheck (2020) Ini adalah metode yang benar-benar sempurna, tersedia 24/7, dan siap kapan pun pengguna membutuhkannya. Ini adalah salah satu alat plagiarisme paling efektif dan gratis di internet. Pengguna hanya memerlukan mesin pencari dan koneksi ke world wide web untuk mengakses alat ini. Ini memungkinkan pengguna untuk menyalinmenempel atau mengunggah dokumen untuk memeriksa plagiarisme.
33 REFERENSI Abdillah, Leon Andretti., et al. (2021). Metode Penelitian dan Analisis Data Comprehensive. Cirebon: Penerbit Insania. Aziz, Lulu Andarini. (2015). Upaya perpustakaan dalam mengurangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa (Studi kasus di UPT Perpustakaan UNIKA Soegijapranata). Jurnal Ilmu Perpustakaan, 4 (3), 131-140. Bandara, B. S. (2017). Writing Research Abstracts. Sri Lanka: South Eastern University of Sri Lanka. Cooper, Harris. (2016). Ethical choices in research: Managing data, writing reports, and publishing results in the social sciences. Washington, DC: American Psychological Association. Cross, Jo. (2009). Impact factors – the basics. The E-Resources Management Handbook, 1–10. https://doi.org/10.1629/9552448-0-3.17.1 Das, Subarna K.. (2013). Scientific communication: understanding scientific journals and articles. Global Media Journal—Indian Edition, 4 (1), 1-10. Franco, Josh. (2020). Introducing the Analysis of Journal Articles. Cuyamaca College: California. Hermawan, Agus. (2019). Kebijakan dosen mengurangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa. IJIP: Indonesian Journal of Islamic Psychology, 1(2), 264-284. Ismail, Rabia. (2019). Understanding plagiarism. International Journal of Research and Analytical Reviews, 6(2), 161-163. Khaled, Farah., & Al-Tamimi, Mohammed Sabbih H. (2021). Plagiarism detection methods and tools: An overview. Iraqi Journal of Science, 62 (8), 271-2783.
34 Lancaster, Frederick Wilfrid. (1995). The evolution of electronic publishing. Library Trends, 43 (4), 518-527. Lukman., Ahmadi, Suminar S., Manalu, Wasmen., & Hidayat, Deden S. (2019). Pedoman Publikasi Ilmiah. Ristekdikti: Jakarta. Marusic, Matko., & Marusic, Ana. (2009). The purpose of scientific journals: small is important. The Journal of Tehran University Heart Center, 4(3), 143-148. Marwoto, Putut., Sopyan, Achmad., Linuwih, Suharto., Subali, Bambang., & Ellianawati, E. (2013). Peningkatan kemampuan menulis artikel ilmiah sains guru sekolah dasar melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Jurnal Abdimas, 17(2), 111-116. Nasional, K. P., Jenderal, S., & dan Organisasi, B. H. (2010). Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. [Biro Hukum dan Organisasi, Sekretariat Jenderal], Kementerian Pendidikan Nasional. Nasution, Mahyuddin. (2016). Hilirisasi Penelitian Berbasis Teknologi pada Perguruan Tinggi. Harian Analisa. Opini. 10.13140/RG.2.2.19238.83525. Nugrohoadhi, Agung. (2017). Pemanfaatan publikasi ilmiah di perguruan tinggi. LIBRARIA: Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 9(2), 97-114. Nundy, Samiran., Kakar, Atul., & Bhutta, Zulfiqar A. (2022). How to Practice Academic Medicine and Publish from Developing Countries? A Practical Guide. Singapore: Springer Nature Singapore Pte Ltd. Purnomo, Budi. (2023). Strategies in Writing and Publishing Papers to Sinta Indexed Journals. – Putra, Dwi Rayhan Sunandar. (2023). Publikasi Ilmiah. -
35 Rusdiana, Ahmad. (2019). Panduan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati. Sastroasmoro, Sudigdo. (2007). Beberapa catatan tentang plagiarisme. Majalah Kedokteran Indonesia, 57(8), 239-244. Shadiqi, Muhammad Abdan. (2019). Memahami dan Mencegah Perilaku Plagiarisme dalam Menulis Karya Ilmiah. Buletin Psikologi, 27(1), 30-42. Suwarto. (2023). Penulisan Artikel Dan Publikasi di Jurnal Internasional Bereputasi. – Temesvari, Nauri Anggita., & Qomarania, Witri Zauma. (2022). Pendampingan Menghindari Plagiarisme dalam Penulisan Karya Tulis bagi Mahasiswa. Jurnal Abdimas, 8(5), 281-286. Utama, I. Made Supartha. (2017). Bagaimana Menulis dan Mempublikasikan Artikel Ilmiah. Denpasar: FTP Universitas Udayana. Witarsa, Ramdhan. (2019). Publikasi Jurnal Nasional Panduan Menyusun Artikel Ilmiah Bagi Guru Dan Mahasiswa S1. Yogyakarta: Deepublish.
36