The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Materi ajar Interaksi Keruangan Desa dan Kota

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by indriresdiyanti91, 2021-08-19 02:28:55

Materi ajar Interaksi Desa dan Kota

Materi ajar Interaksi Keruangan Desa dan Kota

Materi Ajar 3

Interaksi Keruangan
Desa dan Kota

Disusun Oleh:

Indri Resdiyanti, S. Pd

SMA
XII

Interaksi Desa dan Kota

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur panjatkan selalu kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat,
Taufiq, dan Hidayah yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan materi ajar geografi
untuk materi interaksi desa dan kota untuk kelas XII. Tujuan dari penulisan materi ajar ini tidak
lain adalah untuk memenuhi tugas penyusunan materi ajar dalam kegiatan PPG dalam Jabatan.
Selain itu nantinya hasil dari materi ajar ini diharapkan dapat membantu para siswa di dalam
memahami apa saja materi yang harus mereka pelajari dan pahami selama mereka berada di
jenjang kelas XII.

Materi ajar ini juga akan memberikan informasi secara lengkap mengenai materi apa
saja yang akan mereka pelajari yang berasal dari berbagai sumber terpercaya yang berguna
sebagai tambahan wawasan mengenai bab-bab yang dipelajari tersebut. Penulis sadar bahwa
penulisan buku ini bukan merupakan buah hasil kerja keras penulis sendiri. Ada banyak pihak
yang sudah berjasa dalam membantu kami di dalam menyelesaikan buku ini, seperti
pengambilan data, pemilihan materi, soal, dan lain-lain. Maka dari itu, penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan wawasan dan
bimbingan kepada penulis sebelum maupun ketika menulis buku panduan ini:

1. Bapak M. Okta Ridha Maulidian selaku Dosen Universitas Syiah Kuala
2. Semua rekan sekelas PPG dalam Jabatan Universitas Syiah Kuala, dan pihak-pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis juga sadar bahwa materi ajar yang penulis buat masih belum bisa dikatakan
sempurna. Maka dari itu, penulis meminta dukungan dan masukan dari para pembaca, agar
kedepannya penulis bisa lebih baik lagi di dalam menyusun sebuah materi ajar.

Malang, Agustus 2021

Penulis

i

Interaksi Desa dan Kota

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iii

Kompetensi Inti ...................................................................................................................... 1
Kompetensi Dasar .................................................................................................................. 1
Petunjuk Materi Ajar.............................................................................................................. 1
URAIAN MATERI .................................................................................................................. 2

Pengertian Interaksi................................................................................................................ 3
Faktor yang Memengaruhi Interaksi Wilayah Desa dan Kota ............................................... 3
Zona Interaksi......................................................................................................................... 5
Menghitung Kekuatan Interaksi antara Dua Wilayah ............................................................ 6
Dampak Interaksi Desa-Kota ............................................................................................... 10
Tes Formatif ........................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 19

ii

Interaksi Desa dan Kota

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Regional Complementarity ....................................................................................3
Gambar 1 2 kesempatan untuk saling berintervensi ..................................................................4
Gambar 1 3 Zona Interaksi Konsentris ......................................................................................5
Gambar 1 4 Rumus teori gravitasi .............................................................................................7
Gambar 1 5 Rumus teori titik henti............................................................................................8
Gambar 1 6 Rumus konektivitas................................................................................................9
Gambar 1 7 Penggunaan teknologi tepat guna pada bidang pertanian ....................................11
Gambar 1 8 Koperasi desa .......................................................................................................11
Gambar 1 9 Pembangunan permukiman..................................................................................12
Gambar 1 10 Sayur dan buah yang dipasok dari desa .............................................................13
Gambar 1 11 Banyaknya pencari kerja ....................................................................................14
Gambar 1 12 Permukiman sepanjang rel KA ..........................................................................14
Gambar 1 13 Pemcemaran Sungai...........................................................................................15
Gambar 1 14 Pencemaran udara ..............................................................................................15

iii

Interaksi Desa dan Kota

Kompetensi Inti:

KI - 1 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI - 2
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
KI - 3 gotong-royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan pro-aktif) dan menunjukkan sikap sebagai
KI - 4 bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dalam alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetauan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar: Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar

3.2. Menganalisis struktur 3.2.5 Menganalisis pola interaksi desa dan kota
keruangan desa dan kota, interaksi 3.2.6 Menganalisis faktor-faktor interaksi desa dan kota
desa dan kota, serta kaitannya 3.2.7 Menganalisis dampak interaksi desa dan kota
dengan usaha pemerataan
pembangunan

Petunjuk Materi Ajar

Untuk mendapatkan hasil maksimal saat belajar menggunakan bahan ajar ini,
maka disediakan beberapa petunjuk penggunaan bahan ajar antara lain:

1. Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan pada masing-
masing kegitan pembelajaran.

2. Apabila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan kepada guru.
3. Kerjakan setiap soal latihan tes formatif dengan baik untuk melatih kemampuan

penguasaan pengetahuan konseptual dan literasi lingkunganmu.
4. Jika ada kegiatan yang belum dipahami, tanyakan pada guru hingga jelas.

1

Interaksi Desa dan Kota

URAIAN MATERI

Wilayah desa dan wilayah kota tidak statis. Artinya, kedua wilayah ini mengalami
perkembangan dan saling berinteraksi. Interaksi desa dan kota dipengaruhi oleh banyak faktor.
Interaksi desa dan kota membentuk zona interaksi. Bagaimanakah bentuk zona interaksi desa
dan kota? Apakah faktor yang menyebabkan interaksi wilayah desa dan kota? Apakah
pengaruh interaksi tersebut? Coba ikuti pemaparannya sebagai berikut.

Pola interaksi desa dan
kota

Interaksi Keruangan Desa Faktor yang
Kota mempengaruhi interaksi

desa kota

Teori interaksi desa kota

Dampak interaksi desa
kota

2

Interaksi Desa dan Kota

Pengertian Interaksi

Interaksi wilayah dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang saling
berpengaruh antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau
permasalahan baru. Interaksi tidak hanya terbatas pada gerak pindah manusianya, melainkan
juga menyangkut barang dan informasi yang menyertai tingkah laku manusia.

Sebagaimana disebutkan di atas, pola dan kekuatan interaksi antarwilayah sangat
dipengaruhi oleh keadaan alam dan sosial daerah bersangkutan, serta kemudahan-kemudahan
yang dapat mempercepat proses hubungan antarwilayah tersebut. Edward Ullman
mengemukakan bahwa ada tiga faktor utama yang mendasari atau mempengaruhi timbulnya
interaksi antarwilayah, yaitu sebagai berikut.

Faktor yang Memengaruhi Interaksi Wilayah Desa dan Kota

1. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity)
Adanya hubungan wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena adanya
perbedaan wilayah dalam ketersediaan dan kemampuan sumber daya. Di satu pihak ada
wilayah yang surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya seperti
hasil tambang, hutan, pertanian, barang industri, dan sebagainya. Keadaan ini mendorong
terjadinya interaksi yang didasarkan saling membutuhkan seperti pada gambar 1.1.

Gambar 1 1 Regional Complementarity

2. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi (intervening opportunity)
Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat
menghambat timbulnya interaksi antarwilayah atau dapat menimbulkan suatu persaingan
antarwilayah. Pada contoh gambar di bawah ini, dijelaskan bahwa secara potensial antara
wilayah A dan B sangat mungkin terjalin hubungan timbal balik, sebab A kelebihan sumber
daya X dan kekurangan sumber daya Y, sedangkan keadaan di B sebaliknya. Namun karena
kebutuhan masing-masing wilayah itu secara langsung telah dipenuhi oleh wilayah C, maka
interaksi antara wilayah A dan B menjadi lemah. Dalam hal ini wilayah C berperan sebagai
alternatif pengganti suatu sumber daya bagi wilayah A atau wilayah B seperti pada gambar
1.2.

3

Interaksi Desa dan Kota

Gambar 1 2 kesempatan untuk saling berintervensi

3. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transferability)
Faktor lainnya yang mempengaruhi pola interaksi antarwilayah ialah adanya kemudahan
pemindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia, barang, maupun informasi.
Adanya kemudahan pemindahan dalam ruang sangat bergantung pada hal-hal berikut:
a. jarak mutlak dan relatif antarwilayah;
b. biaya angkut atau transport untuk memindahkan manusia, barang, dan informasi dari
satu tempat ke tempat lain;
c. kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antarwilayah, seperti kondisi jalan,
relief wilayah, jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi, dan sebagainya.
Interaksi antara wilayah desa dan kota dapat terjadi karena berbagai faktor. Misalnya,

peningkatan pengetahuan penduduk desa, perluasan jaringan jalan antara desa dan kota,
pengaruh budaya kota terhadap desa, dan kebutuhan timbal balik antara desa dan kota. Faktor-
faktor tersebut memacu interaksi desa-kota secara bertahap dan efektif. Kemajuan bidang
transportasi menyebabkan keter- tutupan desa berangsur-angsur berkurang. Kehidupan kota
telah memberi banyak pengaruh terhadap desa-desa di pinggiran kota. Salah satu pengaruhnya
adalah persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan beralih pekerjaan pada bidang
nonagraris. Wilayah desa yang terletak di pinggiran kota dikenal dengan ”rural urban areas”.
Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana transportasi dapat mengurangi perpindahan
penduduk desa ke kota. Penduduk desa dapat bekerja di kota dengan menggunakan angkutan
umum atau kendaraan pribadi tanpa harus menetap di kota. Mereka sebagai penglaju yang
bekerja di kota dan kembali ke desa setiap hari.

4

Interaksi Desa dan Kota

Di bidang pendidikan, gedung-gedung sekolah dibangun di desa-desa yang terletak jauh
dari kota. Para guru dapat datang dari kota kecamatan, kabupaten, dan kota besar untuk
mengajar. Perdagangan hasil pertanian dan kerajinan antar desa-kota dapat berjalan lancar.
Penduduk kota dapat membeli sayur-sayuran dan buah-buahan yang masih segar dari desa.
Pasar-pasar kecil bermunculan di wilayah pinggiran kota (rural-urban). Wilayah pinggiran kota
makin lama berkembang dan berubah fungsi, yaitu desa dagang (trade/merchandesing village).
Hasil-hasil bumi dari desa dan hasil industri dari kota diperdagangkan di daerah rural-urban
ini. Jumlah penduduk dan jaringan lalu lintas yang bertambah di daerah ini mempercepat
pembentukan kota kecil baru. Jadi, perkembangan desa tidak hanya tergantung pada petani
desa, tetapi dapat juga tergantung pada suatu lokasi yang menguntungkan.

Zona Interaksi

Interaksi desa-kota telah memberi pengaruh pada kedua wilayah. Bahkan, interaksi
tersebut memunculkan kota kecil baru di perbatasan wilayah desa-kota. Zona-zona interaksi
desa-kota digambarkan seperti di bawah ini

.

Gambar 1 3 Zona Interaksi Konsentris

Menurut Bintarto, zona-zona interaksi antara wilayah perkotaan. dan perdesaan membentuk
pola-pola konsentrik, yaitu sebagai berikut.

a. City diartikan sebagai pusat kota.
b. Suburban (sub daerah perkotaan) yaitu suatu wilayah yang lokasinya berdekatan

dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan tempat tinggal para penglaju (penduduk
yang melakukan mobilitas harian ke kota untuk bekerja).
c. Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang melingkari
sub-urban, atau peralihan antara kota dan desa.
d. Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar) yaitu semua batas wilayah terluar
suatu kota. Wilayah ini ditandai dengan sifat-sifatnya yang mirip dengan wilayah kota,

5

Interaksi Desa dan Kota

e. Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota) yaitu suatu wilayah yang terletak antara
kota dan desa yang ditandai dengan pola penggunaan lahan campuran antara sektor
pertanian dan nonpertanian.

f. Rural (daerah perdesaan).

Inti kota (city) terletak di pusat atau tengah-tengah. Kota dikelilingi oleh zona suburban
(faubourgh), yaitu daerah yang berlokasi di dekat pusat atau inti kota dan merupakan daerah
penglaju atau subdaerah perkotaan (commuters). Zona urban fringe adalah daerah batas luar
kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota. Zona ini merupakan jalur tepi
daerah perkotaan paling luar. Zona rural-urban fringe adalah zona antara daerah kota dan desa
yang ditandai dengan penggunaan lahan campuran. Zona ini merupakan jalur batas desa-kota.

Zona interaksi yang digambarkan sebagai daerah yang membentuk jalur-jalur linier yang
teratur di atas merupakan gambaran yang ideal. Pada kenyataannya, zona tersebut tidak lagi
bersifat konsentris meskipun unsur-unsurnya masih dapat diamati. Interaksi antarzona dapat
terjadi, baik dari zona-zona yang berdekatan maupun yang berjauhan. Zona suburban, suburban
fringe, urban fringe, dan rural urban fringe merupakan daerah yang memiliki suasana
kehidupan kota sehingga dapat disebut daerah perkotaan.

Menghitung Kekuatan Interaksi antara Dua Wilayah

Interaksi wilayah merupakan hal yang penting dilakukan karena setiap wilayah tidak dapat
mencukupi kebutuhannya sendiri. Untuk mengetahui seberapa besar kekuatan interaksi antara
dua wilayah dapat dilakukan secara kuantitatif dengan rumus-rumus di bawah ini.

Berikut ini beberapa teori interaksi yaitu :
a. Teori Analisis Gravitasi (Gravitiy Analysis)

W.J. Reilly (1929), seorang ahli geografi mengukur kekuatan interaksi
keruangan antara dua wilayah atau lebih menggunakan rumus yang diadaptasi dari
rumus model gravitasi Newton.. Berdasarkan hasil penelitiannya, Reilly berpendapat
bahwa kekuatan interaksi antara dua wilayah yang berbeda dapat diukur dengan
memerhatikan faktor jumlah penduduk dan jarak antara kedua wilayah tersebut. Untuk
mengukur kekuatan interaksi antarwilayah digunakan formulasi sebagai berikut.

6

Interaksi Desa dan Kota

Gambar 1 4 Rumus teori gravitasi

Keterangan
I A. B = Kekuatan interaksi antara region A dan B
k = Nilai konstanta empiris, biasanya 1
PA = Jumlah penduduk region A
PB = Jumlah penduduk region B
dA .B = Jarak mutlak yang menghubungkan region A dan B

Kekuatan interaksi antarwilayah ditentukan oleh jarak antarwilayah dan jumlah

penduduk antarwilayah tersebut, tetapi yang paling besar pengaruhnya adalah jumlah

penduduk.

Contoh soal:

Hitunglah interaksi antara A-B, dan A-C, bila diketahui:

Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan A = 300.000 jiwa.

Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan B = 20.000 jiwa.

Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan C = 10.000 jiwa.

Jarak antara wilayah pertumbuhan A dengan wilayah pertumbuhan B = 5 km maka:

Iab 300.000 20.000 = 240.000.000
52
=

Jika di dekat wilayah pertumbuhan A ada desa lain, yaitu wilayah pertumbuhan C

dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa dan jaraknya dengan A = 10 km, maka:

Iac = 300.000 10.000 = 30.000.000
102

Jadi, interaksi antara wilayah pertumbuhan A dengan wilayah pertumbuhan B
dan wilayah pertumbuhan C dapat ditulis dengan angka sederhana, yaitu 24
berbanding 3 atau 8 berbanding 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi A
dengan B lebih besar daripada interaksi antara A dengan C. Berarti pengaruh A
terhadap B lebih besar daripada pengaruh A terhadap C.

b. Teori Titik Henti (Breaking Point Theory)
Teori Titik Henti (Breaking Point Theory) merupakan hasil modifikasi dari

Model Gravitasi Reilly. Teori ini memberikan gambaran tentang perkiraan posisi garis
batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang
berbeda jumlah dan komposisi penduduknya. Teori Titik Henti juga dapat digunakan

7

Interaksi Desa dan Kota

dalam memperkirakan penempatan lokasi industry atau pusat pelayanan masyarakat.
Penempatan dilakukan di antara dua wilayah yang berbeda jumlah penduduknya agar
terjangkau oleh penduduk setiap wilayah.

Menurut teori ini jarak titik henti (titik pisah) dari lokasi pusat perdagangan
(atau pelayanan sosial lainnya) yang lebih kecil ukurannya adalah berbanding lurus
dengan jarak antara kedua pusat perdagangan. Namun, berbanding terbalik dengan
satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari kota atau wilayah yang
penduduknya lebih besar dibagi jumlah penduduk kota yang lebih sedikit
penduduknya. Formulasi Teori Titik Henti adalah sebagai berikut.

Gambar 1 5 Rumus teori titik henti

Keterangan:
DAB = Jarak lokasi titik henti
dAB = Jarak antara kota A dan B
PA = Jumlah penduduk kota yang lebih kecil
PB = Jumlah penduduk kota yang lebih besar

Contoh Soal:
Kota A berpenduduk 40.000 jiwa dan kota B berpenduduk 10.000 jiwa. Jarak kedua
kota tersebut adalah 45 km. Jika diantara kota A dan B akan didirikan rumah sakit,
jarak idealnya adalah!
Diketahui:
Jumlah penduduk A = 40.000 jiwa
Jumlah penduduk B = 10.000 jiwa
Jarak kota A-B = 45 km
Ditanyakan: Titik Henti?
Jawab:

8

Interaksi Desa dan Kota

THab = 45 = 45 = 45 = 15
1+√4100..000000 1+√4 3

Jadi, jarak ideal untu didirikan rumah sakit adalah 15 km dari kota B

c. Teori Analisa Arus

Penentuan batas wilayah secara fungsional didasarkan pada arah dan intensitas

arus penduduk sehingga semakin dekat jarak unit/bagian yang satu dengan unit/bagian

yang lain arus migrasinya kuat, semakin jauh jaraknya semakin kurang. Untuk

mengetahui kekuatan antarkota berdasarkan jaringan jalan digunakan rumus indeks

konektivitas yang dikemukakan oleh K.J Kansky yaitu :

Gambar 1 6 Rumus konektivitas

Keterangan :
β = Indeks konektivitas
e = Jumlah kota dalam suatu wilayah
V = Jumlah jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut

Contoh perhitungan:
Manakah yang lebih besar kemungkinan interaksinya, wilayah A atau wilayah B?

Berdasarkan nilai indeks konektivitasnya diperkirakan wilayah B memiliki kekuatan
interaksi lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah A.

9

Interaksi Desa dan Kota

Dampak Interaksi Desa-Kota

Dalam geografi dibahas interaksi spasial yang menyangkut kota dan desa. Menurut Ullman
interaksi spasial mencakup gerak dari barang, penumpang, migran, uang, dan informasi.
Perkembangan bidang transportasi dan pembangunan jalur-jalur jalan baru telah meningkatkan
interaksi desa-kota. Peningkatan interaksi juga disebabkan perkembangan di bidang
pendidikan, budaya, teknologi, dan ekonomi penduduk. Akibat interaksi ini akan berpengaruh
terhadap wilayah satu dengan wilayah yang lain. Dampak apakah yang timbul dari interaksi
desa dan kota? Interaksi desa-kota dapat menimbulkan dampak positif dan negatif bagi desa
dan kota.

a. Dampak Interaksi bagi Desa
Interaksi antara dua atau lebih daerah yang berbeda akan berpengaruh pada masing-masing
wilayah sehingga akan memicu terjadinya perubahan. Seberapa besar perubahan yang
terjadi tergantung dari jarak, jumlah penduduk, dan berbagai factor pendukung lainnya
seperti sarana transportasi, komunikasi, listrik, dan lain sebagainya. Dampak positif bagi
desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
1) Pengetahuan penduduk desa menjadi meningkat karena banyak sekolah dibangun di
desa. Demikian pula informasi perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan yang
diterima penduduk kota dengan mudah menyebar ke desa. Misalnya, pengetahuan
tentang bibit unggul, pengawetan kesuburan tanah, dan pengolahan hasil panen.
2) Jumlah guru dan sekolah yang banyak terdapat di desa memungkinkan menjadi
penggerak kemajuan penduduk desa melalui pendidikan. Angka buta huruf penduduk
desa semakin berkurang.
3) Perluasan jalur jalan desa-kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor telah
menjangkau daerah perdesaan sehingga hubungan desa-kota semakin terbuka. Hasil
panen dari desa menjadi mudah diangkut ke kota. Kelangkaan bahan pangan di kota
dapat dihindari karena suplai bahan pangan mudah dilakukan.
4) Produktivitas desa makin meningkat dengan hadirnya teknologi tepat guna. Kehadiran
teknologi tepat guna akan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa seperti pada
gambar 1.7.

10

Interaksi Desa dan Kota

Gambar 1 7 Penggunaan teknologi tepat guna pada bidang pertanian
(Sumber: https://aceh.tribunnews.com/2020/09/18/begini-aksi-bupati-aceh-jaya-t-irfan-tb-bajak-

sawah-pakai-traktor-saat-coba-traktor-bantuan-pusat)

5) Pelestarian lingkungan hidup perdesaan, seperti pencegahan erosi dan banjir,
penyediaan air bersih, serta pengaturan pengairan dapat dilakukan dengan hadirnya
para ahli dari berbagai disiplin ilmu.

6) Peningkatan kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk berkualitas, seperti
kerajinan tangan, industri rumah tangga, teknik perhubungan dan perbengkelan, serta
peternakan dapat dilakukan karena pemerintah turun tangan.

7) Pengetahuan tentang kependudukan bisa sampai ke masyarakat desa yang umumnya
memiliki banyak anggota keluarga. Kesadaran memiliki keluarga kecil telah diterima
oleh masyarakat desa.

8) Koperasi dan organisasi sosial yang berkembang di perdesaan telah memberi manfaat
dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dan pembangunan desa seperti pada
gambar 1.8.

Gambar 1 8 Koperasi desa
(Sumber: https://jogja.tribunnews.com/2017/10/11/karyawan-koperasi-mau-digaji-berapa-saja-asal-

koperasi-tetap-berdiri?page=all)

Sedangkan dampak negatif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota
sebagai berikut.

11

Interaksi Desa dan Kota

1) Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian yang menjadi pokok kehidupan
mereka. Misalnya, budaya kontes kecantikan, peragaan busana, dan foto model.

2) Siaran televisi yang dapat ditangkap di pelosok desa dapat meningkatkan
konsumerisme dan kriminalitas. Penduduk desa dengan mudah meniru iklan dan tindak
kejahatan dalam film atau sinetron yang ditayangkan televisi.

3) Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa, karena banyak tenaga muda
yang lebih tertarik bekerja di kota. Mereka beranggapan di kota banyak kesempatan
kerja dengan upah yang tinggi. Akibatnya, di desa hanya tinggal orang tua dan anak-
anak yang tidak produktif.

4) Perubahan tata guna lahan di perdesaan akibat perluasan wilayah kota dan banyak orang
kota membeli lahan di wilayah perbatasan desa-kota. Tindakan orang kota ini
menyebabkan lahan di perbatasan desa-kota berubah menjadi permukiman atau
bangunan lain seperti pada gambar 1.9.

Gambar 1 9 Pembangunan permukiman
(Sumber: https://curupekspress.rakyatbengkulu.com/sst-ada-bangunan-diatas-sawah/)

5) Tata cara dan kebiasaan yang menjadi budaya kota masuk ke pelosok desa dan
cenderung mengubah budaya desa. Banyak kebudayaan kota yang tidak sesuai dengan
kebudayaan atau tradisi desa, sehingga sering menimbulkan masalah dalam kehidupan
masyarakat desa.

6) Ketersediaan bahan pangan yang berkurang, peningkatan pengangguran, dan
pencemaran lingkungan menjadi masalah penting akibat interaksi desa-kota.

b. Dampak Interaksi bagi Kota
Urbanisasi merupakan salah satu bentuk dari interaksi desa-kota. Menurut Hope

Tisdale Eldrige (1956), pengertian urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk ke kota
atau daerah permukiman padat. Istilah urbanisasi juga digunakan untuk mendeskripsikan
perubahan kelompok sosial yang terjadi sebagai akibat konsentrasi manusia. Urbanisasi

12

Interaksi Desa dan Kota

dapat juga berarti proses perubahan daerah desa menjadi daerah kota. Pengertian urbanisasi
tersebut menunjukkan bahwa penduduk desa lebih mengenal kota. Banyak penduduk desa
meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota terdekat. Sebagian dari mereka bekerja di
kota, tetapi bertempat tinggal di desa. Dampak positif bagi kota akibat adanya interaksi
desa dan kota sebagai berikut.
1) Tercukupinya kebutuhan bahan pangan bagi penduduk perkotaan yang sebagian besar

berasal dari daerah perdesaan, seperti sayuran, buah-buahan, beras, dan lain sebagainya
seperti pada gambar 1.10.

Gambar 1 10 Sayur dan buah yang dipasok dari desa
(Sumber: https://www.republika.co.id/berita/qq9h8b368/6-sayur-dan-buah-paling-kotor-di-supermarket)

2) Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari desa yang
pergi ke kota.

3) Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat dipasarkan sampai ke
pelosok desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.
Sedangkan dampak negatif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai
berikut.

1) Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan
bagi daerah perkotaan, yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan
penduduk miskin. Hal tersebut terlihat seperti pada gambar 1.11.

13

Interaksi Desa dan Kota

Gambar 1 11 Banyaknya pencari kerja
(Sumber: https://nasional.kontan.co.id/news/pengangguran-lebih-banyak-di-perkotaan)

2) Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya seperti
sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya.

3) Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau tempat
yang tidak layak untuk permukiman, misalnya di bantaran sungai, pinggiran rel kereta
api, kuburan, dan kolong jembatan. Umumnya permukiman yang terbentuk adalah
permukiman kumuh. Menurut para geograf, wilayah perkampungan kumuh memiliki
empat ciri khas, yaitu tidak tersedia air bersih untuk minum, tidak ada saluran
pembuangan air, penumpukan sampah dan kotoran, serta akses ke luar perkampungan
yang sulit. Hal tersebut terlihat seperti pada gambar 1.12.

Gambar 1 12 Permukiman sepanjang rel KA
(Sumber:https://megapolitan.kompas.com/read/2016/08/23/18442871/permukiman.di.pinggir.rel.kereta

.kawasan.rawajati.akan.dijadikan.taman)

4) Terjadi degradasi kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat
mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota. Permukiman baru muncul di
kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan,
Balikpapan, dan Makassar. Pertumbuhan permukiman yang cepat di perkotaan
berpengaruh terhadap penurunan atau degradasi kualitas lingkungan. Degradasi

14

Interaksi Desa dan Kota

kualitas lingkungan dapat terjadi pada lingkungan fisik dan sosial. Degradasi kualitas
lingkungan fisik dapat disebabkan oleh pencemaran.
Bentuk pencemaran lingkungan fisik misalnya pencemaran air, udara, dan suara.
a) Pencemaran Air

Pencemaran air dapat menjadi masalah kota karena sifat air yang mengalir dan
dibutuhkan semua penduduk kota. Penduduk kota mengambil air dari air
permukaan dan air tanah (sumur). Sumber pencemaran air, antara lain sampah
rumah tangga, air bekas pencucian (detergen), limbah cair industri, dan sampah
hasil metabolisme tubuh (tinja dan air kencing). Hal tersebut terlihat seperti pada
gambar 1.13.

Gambar 1 13 Pemcemaran Sungai
(Sumber: https://www.99.co/id/panduan/contoh-pencemaran-air)

b) Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat meliputi wilayah yang luas. Pencemaran ini ditimbulkan
oleh pembakaran sampah, gas buang dari kendaraan bermotor, dan asap pabrik.
Pencemaran udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor terlihat seperti pada
gambar 1.14.

Gambar 1 14 Pencemaran udara
(Sumber: https://www.daya.id/kesehatan/tips-info/lingkungan-sehat/faktor-penyebab-pencemaran-

udara-dan-solusi-mengatasinya)

15

Interaksi Desa dan Kota

c) Pencemaran Suara
Suara yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan wilayah kota dapat
mengganggu atau merusak pendengaran. Suara yang melebihi 75 desibel dapat
mengganggu saraf dan konsentrasi kerja. Suara yang mencapai 145 desibel dan
terus-menerus didengar akan menimbulkan rasa sakit. Suara sepeda motor pada
umumnya antara 45–120 desibel. Pencemaran suara dapat berasal dari klakson
kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan alat-alat berat.

Jenis pencemaran yang dapat digolongkan sebagai degradasi kualitas lingkungan
sosial sebagai berikut.

a) Kepadatan lalu lintas kendaraan yang banyak dimiliki penduduk kota dapat
menimbulkan perasaan jengkel dan kesal pemakai jalan akibat kemacetan.

b) Semakin berkembangnya sikap hidup materialistis dan individualistis.
c) Tumpukan sampah yang terdapat di banyak tempat, terutama dekat

permukiman, mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan.
d) Rumah dan bangunan kota yang telantar atau tidak terawat mengganggu

pemandangan di sekitarnya.

Untuk menambah wawasan kalian berkaitan dengan teori dan dampak interaksi
desa kota, silahkan klik link berikut https://bit.ly/3D1JmaU

Selamat belajar

16

Interaksi Desa dan Kota

Tes Formatif

1. Urbanisasi menyebabkan pertumbuhan penduduk kota senantiasa
meningkat. Peningkatan jumlah penduduk tersebut berasal dari arus
masuk. Upaya yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah...
A. Membangun pusat-pusat perekonomian di desa
B. Mengoptimalkan daya dukung kawasan lahan desa
C. Menganekaragaman jenis mata pencaharian penduduk
D. Meningkatkan produktivitas pertanian lahan desa
E. Mengintensiftakan penggunaan lahan di desa

2. Interaksi desa dan kota menimbulkan dampak positif dan negatif. Contoh
dampak positif interaksi desa-kota bagi wilayah perdesaan adalah...
A. Tersedia banyak tenaga kerja di desa
B. Hasil pertanian di desa meningkat
C. Produk yang dihasilkan penduduk desa dipasarkan di daerah terpencil
D. Tingkat pendidikan di desa semakin maju
E. Jumlah penduduk kelompok muda bertambah

3. Interaksi desa-kota dapat menyebabkan dampak negatif bagi desa dan
kota. Contoh dampak negatif bagi kota, yaitu meningkatnya jumlah
penduduk miskin. Dampak negatif tersebut terjadi karena interaksi desa-
kota berupa...
A. Bertambahnya penjualan barang dari kota ke desa
B. Tingginya arus urbanisasi karena faktor ekonomi
C. Berkurangnya jumlah tenaga kerja di perkotaan
D. Terjadi alih fungsi lahan pertanian secara drastis
E. Bertambahnya arus keluar karena polusi udara

4. Interaksi desa-kota berpengaruh dalam berbagai bidang kehidupan,
termasuk kualitas penduduk. Dampak positif interaksi desa-kota bagi
desa ditinjau dari bidang kehidupan tersebut yaitu...
A. Mudahnya mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari
B. Bertambahnya tingkat pengetahuan masyarakat
C. Berkurangnya jumlah pengangguran masyarakat
D. Mudahnya pemasaran produk desa ke kota
E. Besarnya peluang masuk penanaman modal

5. Kawasan perdesaan dan perkotaan merupakan landskap yang saling
berkaitan. Interaksi desa-kota yang menguntungkan bagi desa yaitu...
A. Membatasi jenis mata pencaharian penduduk
B. Mendorong terjadinya proses pemekaran wilayah
C. Meluasnya permukiman kumuh yang bersifat ilegal
D. Meningkatkan kesadaran penduduk terhadap pendidikan
E. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sekotor pertanian

6. Keunikan dan kergaman wilayah yang berbeda-beda mendorong
terjadinya interaksi antarwilayah seperti desa-kota. Akan tetapi, interaksi
tersebut berdampak negatif bagi desa, yaitu...
A. Munculknya daerah kumuh

17

Interaksi Desa dan Kota

B. Pengangguran terdidik bertambah
C. Muncul kawasan permukiman liar
D. Pola hidup konsumtif dan hedonis
E. Petumbuhan penduduk yang terkendali

7. Interaksi desa dan kota berdampak pada berbagai bidang. Salah satu
dampak interaksi desa dan kota pada bidang ekonomi yaitu...
A. Terbentuk permukiman baru di tepi kota
B. Mobilitas penduduk desa ke kota meningkat
C. Harga bahan pangan di desa mengalami kenaikan
D. Muncul pusat perdagangan di perbatasan desa-kota
E. Terjadi hubungan saling ketergantungan antara desa dan kota

8. Dampak positif interaksi desa-kota bagi desa adalah...
A. Urbanisasi meningkat
B. Tenaga kerja tersedia banyak
C. Pasokan bahan pangan terpenuhi
D. Sarana dan prasarana transportasi meningkat
E. Jaringan pemasaran produk industri lebih luas

9. Intraksi desa-kota berdampak positif dan negatif bagi kedua wilayah.
Dampak positif interaksi desa-kota bagi desa adalah...
A. Meningkatnya pendidikan
B. Terjaganya nilai-nilai tradisi
C. Meningkatnya budaya konsumtif
D. Meningkatnya gaya hidup mewah
E. Berkembangnya sikap individualis

10.Interaksi desa-kota berdampak positif dan negatif bagi kedua wilayah.
Dampak positif interaksi desa-kota bagi desa adalah...
A. Meningkatnya bahan pangan
B. Meluasnya lahan pertanian
C. Bertambahnya tenaga kerja
D. Meningkatnya pendapatan penduduk
E. Meluasnya pemasaran produk industri

Cocokkanlah jawaban kalian dengan Kunci Jawaban Tes Formatif. Hitunglah jawaban yang
benar.

1A 6 D
2D 7 D
3B 8 D
4B 9 A
5 D 10 D

18

Interaksi Desa dan Kota

DAFTAR PUSTAKA

Utoyo, Bambang. 2009. Geografi 3 Membuka Cakrawala Dunia untuk SMA/MA Program
IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anjayani, Ani dan Tri Haryanto. 2009. Geografi: Untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Endarto, Danang, dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Wardiyatmoko, K. 2012. Geografi untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Erlangga,
Setyaningsih, Puput, Nova Tri Pamungkas dan Isna Nur Said. 2021. Buku Interaktif

Geografi untuk SMA/MA. Yogyakarta: Intan Pariwara.
Modul Pembelajaran Geografi. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS

dan DIKMEN.

19


Click to View FlipBook Version