Masrifa Aini keterampilan pengambilan keputusan Analisis kasus (tugas kemlompok ) MODUL 3.1
Analisis kasus nyata yang disepakati kasus yang kami analisis adalah situsi yang di alami oleh bu Aini, bu Aini adalah seorang guru TK swasta di kota Gresik, berikut situasinya
ketika penerimaan murid baru sekolah memiliki dilema terkait anak yang berkebutuhan. dimana DIKNAS menyarankan bahwa sekolah tidak diperkenankan untuk menolak anak yang memiliki kebutuhan khusus, akan tetapi sebenarnya sekolah merasa keberatan dikarenakan belum mampu memiliki guru khusus untuk anak yang berkebutuhan, melihat pengalaman tahun lalu banyaknya anak yang berkebutuhan membuat guru kelas merasa kesulitan dan kemampuan anak yang berkebutuhan tersebut juga kurang berkembang karena pembelajaran yang di dapat kurang sesuai dengan kemampuanya. sehingga tahun ini sekolah memiliki ini inisiatif untuk melakukan tes kemampuan awal pada setiap anak yang mendaftar, jika anak tersebut dirasa memiliki beberapa kebutuhan khusus yang memerlukan penanganan dan pendampingan lebih maka orangtua akan diminta untuk membayar spp lebih, uang tersebut akan digunakan untuk pembayaran guru pendamping khusus anak tersebut. kasus nyata yang disepakati
kebetulan tahun ini ada seorang anak yang bernama Habibie, yang melalui tes kepala sekolah sudah mengetahui bahwa anak tersebut memiliki kebutuhan khusus dalam wicara dan emosinya. sehingga kepala sekolah memberikan informasi kepada orantua habibie terkait aturan sekolah yang baru yakni adanya pendampingan khusus bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus dengan cara membayar uang spp yang lebih, hal ini dikarenakan anak tersebut akan mendapatkan pendampingan khusus, akan tetapi orantua Habibie tidak menerima dan merasa kurang puas dengan sekolah karena merasa tidak adil kenapa harus membayar lebih dari murid lain. Di sini kepala sekolah pun dilema karena jika tidak diterima takut memberikan isu buruk terhadap sekolah, tapi jika diterima kami takut tidak dapat memberikan pengembangan yang maksimal untuk anak. kasus nyata yang disepakati
1.Paradigma apa yang sebaiknya digunakan dalam studi kasus ini? Ada 2 paradigma yang sesuai pada kasus ini yakni: • paradigma keadilan dan rasa kasihan dimana keadilan dilihat dari aturan sekolah yang menentuka n bagi anak yang berkebutuhan khusus untuk membayar uang spp lebih untuk digunakan penambahan guru pendamping hanya saja rasa kasihan muncul jika orangtua tidak bersedia membayar uang tambahan maka anak tersebut tidak bisa masuk sekolah yang nanti nya akan berdampak pada masa depanya. • paradigma jangka panjang dan jangka pendek dimana jika melihat jangka panjangnya pengembangan anak berkebutuhan khusus akan dapat berkembang secara optimal karena adanya pendampingan khusus dari guru yang lebih professional, hal tersebut di berikan oleh sekolah dengan meminta penambahan biyaya dari orangtua, donator/ dana lain dari sekolah, sedangkan jangka pendeknya sekolah akan memiliki isu terkait hal kurangnya pelayanan terhadap anak yang berkebutuhan karena di anggap membeda-bedakan. Analisis kasus menurut kelompok 4
prinsip mana yang mendasari pilihan pengambilan keputusan dalam studi kasus pilihan? prinsip berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) karena mempertimbangkan masa depan anak, jika tidak diterima maka anak tidak dapat bersekolah dan tidak memiliki kesempatan untuk bersosialisasi serta mengembangkan kemampuanya.
tahapan pengujian pada kasus ini menggunakan 9 langkah pengujian
1.Apakah ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut? Ada, yakni nilai rasa peduli dengan nilai pada peraturan sekolah 2.Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut? Kepala sekolah, orangtua/ calon wali murid, dan anak 3.Apa fakta-fakta yang relevan dengan kasus tersebut? a.Fakta bahwa anak tersebut memiliki kebutuhan khusus b.Anak yang berkebutuhan khusus membutuhkan pendampingan yang lebih sehingga perlu ada guru pendamping c.Sekolah menawarkan adanya guru pendamping dengan membayar uang tambahan d.Orangtua keberatan atas biaya pendampingan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan
4.Mari kita lakukan pengujian pada kasus tersebut: a.Apakah ada aspek pelanggaran hukum (uji legal)? Tidak ada b.Apakah ada pelanggaran aturan/ kode etik profesi dalam kasus tersebut? Tidak ada c.Berdasarkan perasaan/ intuisi anda apakah ada yang salah dalam kaksus tersebut? Tidak ada d.Apa yang anda rasakan jika itu di publikasikan (uji publikasi)? Perasaannya sedih karena hak anak untuk belajar tidak diberikan, padahal sekolah sudah menawarkan hanya saja orangtua tidak menyanggupi e.Kira kira keputusan apa yang diambil oleh idola anda? Menerima murid tersebut meski tidak ada biyaya tambahan untuk pendampingan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan
5.Jika situasinya adalah dilema etika paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Paradigma jangka panjangVS jangka pendek, keadilan VS rasa kasihan 6.Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai? Prinsip care-based thinking 7.Apakah ada penyelesaian yang kreatif dan tidak terfikir sebelumnya untuk masalah ini? Memberikan alternatif sekolah memberikan subsidi 50% terkait penambahan biyaya pendampingan dan mencari donatur 9 langkah pengujian pengambilan keputusan
8.Apa keputusan yang anda ambil? Karena adanya rasa kasihan maka kepala sekolah mengizinkan anak tersebut untuk diterima disekolah TK Harvard, dengan biyaya pendampingan yang akan diambilkan dari donatur atau dana lainya. Sedangkan jangka panjangnya sekolah akan memiliki guru yang lebih professional dalam penanganan anak berkebutuhan dari biaya orangtua, donator dan dana sekolah. 9.Coba lihat lagi keputusan anda dan refleksikan? Ketika kita melihat kembali kami merasa sudah tepat dalam setiap jawaban yang kami berikan dengan alasan-alasan yang kami jabarkan. 9 langkah pengujian pengambilan keputusan
adapun pertanyaan yang masih ada di benak adalah? Dengan keterbatasan guru dalam penanganan anak yang berkebutuhan khusus sekolah sudah memberikan penanganan yakni dengan memberikan guru pendamping agar anak tersebut dapat lebih optimal perkembanganya dengan dampingan guru ahli, namun banyak orangtua yang malu jika anaknya harus mendapatkan pendampingan karena merasa anaknya dibedakan, jadi dalam benak kami pun mulai berfikir bagaimana cara sekolah untuk memberikan pengetahuan kepada orangtua bahwa anak yang memiliki pendampingan yakni anak berkebutuhan khusus bukanlah anak yang bodoh yang membuat malu orangtua. sehingga orangtua memahami tujuan baik dari sekolah atas adanya pendampingan demi perkembangan baik anaknya sehingga orangtua tidak perlu malu atau gengsi. 9 langkah pengujian pengambilan keputusan
Daftar Tugas/Checklist Tugas Kolaborasi