The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

pembelajaran tari minang (tari piring) adalah pembahasan mengenai tari piring yang berasal dari minang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tiaamelia953, 2022-10-26 01:32:47

Pembelajaran Tari Minang (tari piring)

pembelajaran tari minang (tari piring) adalah pembahasan mengenai tari piring yang berasal dari minang.

Keywords: #taripiring

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN
UNTIRTA

Tari Nusantara Minang
(Tari Piring)

RIL

PEMBELAJARAN



TARI MINANG

TARI PIRING

DI SUSUN OLEH:

TIA AMELIA

Alhamdulillah puji syukur kehadirat allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga


saya dapat menyelesaikan e-book tugas

Pembelajaran Tari Minang (Tari Piring).
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Dwi Junianti

Lestari, S.Sn.,M.pd selaku Dosen Pengampu Mata


Kuliah Tari Nusantara.
Kami menyadari, bahwa tugas e-book yang saya buat


masih jauh dari kata sempurna baik dari segi

penyusunan, bahasa, maupun penyusunan nya. oleh

karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang


membangun dari semua pembaca agar menjadi

acuan saya untuk menjadi lebih baik lagi.

Semoga Pembelajaran Tari Minang (Tari Piring) ini

bisa menambah wawasan para pembaca dan


bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan

ilmu pengetahuan.

Daftar isi

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN I.ILatar Belakang
I.2Tujuan Penulisan
I.4Manfaat Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.IDefinisi Seni Tari
2.2Definisi Tari Piring
BAB III PEMBAHASAN
3.ISejarah dan Asal Usul Tari Piring
3.2Pencipta Tari Piring
3.3Ragam Gerak Tari Piring
3.4Makna Tari piring
3.5Keunikan Tari Piring
3.6Fungsi Tari Piring
BAB IV BENTUK PENYAJIAN
Busana Tari Piring
4.IMusik Tari Piring
4.2Pola Lantai dalam Tari piring
BAB V PENUTUP
3.ISimpulan
3.2Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tari piring adalah tarian adat yang

berasal dari Minangkabau, tepatnya


dari Solok, Sumatera barat.

Diperkirakan tarian ini telah ada sejak


800 tahun yang lalu. Pada zaman

dahulu, tarian ini dilakukan sebagai

ritual ucapan syukur kepada para

dewa atas berkah hasil panen yang


melimpah.



Ketika melakukan upacara adat

tersebut, masyarakat yang diwakili

oleh para gadis akan membawa sesaji

berupa makanan yang diletakkan di


atas piring. Piring yang berisi

makanan tersebut kemudian dibawa


dengan gerakan-gerakan sesuai

irama musik pengiringnya.Tariri piring

dipengaruhi oleh kejayaan kerajaan


Pagaruyung, yang berkuasa di

wilayah Minangkabau pada abad ke

14. Tari ini merupakan bentuk ritual


ucapan rasa syukur masyarakat

setempat kepada dewa-dewa yang


dipengaruhi oleh bentuk

kepercayaan lama atas hasil panen


yang melimpah.

1.2 Tujuan Penelitian

•Untuk mengetahui Sejarah dan

Asal Usul Tari Piring.

•Untuk mengetahui Konsep dan

Bentuk Tari Minang (Tari Piring).

•Untuk mengetahui Makna &
Ragam gerak dalam Tari Piring.
•Untuk mengetahui Pola gerak Tari


Piring.
•Untuk mengetahui Busana atau


Kostum penari Tari Piring.
•Untik mengetahui macam-macam


Alat Musik Tari Piring.
•Untuk mengetahui Fungsi Tari


Piring di Indonesia.
•Untuk mengetahui Keunikan


dalam Tari Piring.

1.3 manfaat penulisan

1. Memberikan informasi penting

penting mengenai Pembelajaran Tari

Minang (Tari Piring).
2. Memberikan wawasan dan

pengetahuan baru akan Pembelajaran

Pembelajaran Tari Minang (Tari Piring).

BAB II
Kajian Pustaka

Tari Piring merupakan ritual yang diberikan kepada para

dewa-dewa sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang

melimpah. Biasanya para penari masa lalu membawakan
makanan atau sajian yang diletakkan di atas piring sembari


melakukan gerakan cepat dan luwes.
Pola lantai Tari Piring adalah lingkaran besar dan kecil,

spiral, horizontal, dan vertikal para penari bergerak dinamis

diiringi musik tradisional membuat pertunjukan tari tampak


sempurna.
Tari Piring asal Sumatera Barat dibawakan oleh penari laki-


laki dan perempuan dalam jumlah ganjil 3-7 orang saja.

properti Tari Piring yang wajib ada dalam pementasan

adalah antara lain yaitu piring, musik, cincin dan busana.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah dan Asal Usul Tari Piring

Tarian piring adalah tari tradisional yang berasal dari Minangkabau, tepatnya

dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Nama tarian ini berasal dari bahasa


Minangkabau dan mempunyai keunikan seperti halnya tari payung yang

juga berasal dari budaya minang.



Gerakan dan properti yang digunakan penari membuat tarian ini sangat

populer dan diminati masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat


mancanegara juga turut mengaguminya. Oleh sebab itu, Indonesia patut

berbangga dengan segala bentuk kebudayaan yang dimiliki di setiap


wilayah nusantara. Sebab hal tersebut turut menjadi identitas dan kekayaan

bangsa.

Tarian ini kemudian semakin tersebar luas saat kerajaan Sriwijaya jatuh ke

tangan Majapahit pada abad ke-16. Penyebaran tersebut dibawa oleh rakyat


Sriwijaya yang melarikan diri ke negeri-negeri Melayu sekitarnya.



Kemudian setelah agama Islam masuk ke Kawasan Minangkabau, tarian

berubah fungsi dan tidak lagi ditujukan untuk memuja para dewa. Tari piring

bertransformasi menjadi kesenian dan hiburan masyarakat, sehingga sering


dipentaskan saat acara-acara adat Minangkabau

3.2 Pencipta Tari Piring

Gerakan tari piring diambil dari gerakan silat

Minangkabau atau yang biasa disebut silek.



Tari piring dipopulerkan oleh Huriah Adam.

Modern ini, tari piring biasanya digunakan

sebagai sambutan untuk menyambut tamu

terhormat atau juga biasanya digunakan untuk

pembukaan suatu upacara adat. Tari piring


sangatlah popular di Indonesia, bersama

dengan tari lainnya, seperti tari saman, jaipong,

dan pendet yang kerap digunakan sebagai tari

untuk menyambut tamu-tamu terhormat dalam

beberapa acara dan digunakan sebagai ajang

promosi pariwisata serta kebudayaan yang ada


di Indonesia....

3.3 Ragam Gerak Tari Piring

Makna Gerakan Tari Piring



Paling tidak tari piring memiliki 20 gerakan yang dibawakan oleh penari.

20 gerakan tersebut memiliki makna yang pastinya berbeda-beda,

berikut nama dan makna dari setiap gerakan tari piring:
1. Gerak Pasambahan



Gerakan ini merupakan gerakan untuk memulai tarian yang dilakukan

oleh para penari pria. Gerakan Pasambahan dimaknasi sebagai bentuk

syukur kepada Allah serta bentuk permintaan para penari kepada setiap


orang yang menonton supaya tidak mengganggu tarian tersebut.
2. Gerak Singanjuo Lalai



Gerakan singanjuo lalai dibawakan oleh para penari perempuan, gerakan

yang tercipta dari tarian ini adlaah gerakan lemah lembut dan gemulai. Ini


dikarenakan gerakan singajuo lalai dimaknai untuk melambangkan

suasana di pagi hari yang sejuk.

3. Gerak Mencangkul
Terlihat dari namanya gerakan ini melambangkan gerakan penari ketika


mengolah sawahnya dalam tarian piring.
4. Gerak Menyiang

Gerakan ini juga diambil dari kegiatan petani di sawah yaitu menyiangi.

Menyiangi sendiri merupakan kegiatan membersihkan sawah dari rumput-

rumput liar atau gulma. Para penari juga menggunakan kegiatan tersebut


dalam gerakan tari piring.
5. Gerak Membuang Sampah
Gerakan ini merupakan lanjutan dari kegiatan petani yang ada pada gerakan

menyiang, yaitu membuang rumput atau sampahnya.

6. Gerak Menyemai
Selanjutnya, gerakan menyemai juga diambil dari kegiatan pertanian di sawah.

Gerakan menyemai pada tari piring seperti sedang menyemai benih padi yang


akan ditanam.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa gerakan tari piring memiliki 20

gerakan yang diperagakan ketika pentas tari piring, maka 14 gerakan, selain


enam gerakan di atas yang ada pada tari piring, yaitu:
Gerakan memagar

Gerakan mencabut benih
Gerakan melepas kesal

Gerakan mengantar juadah
Gerakan menyabit padi
Gerakan mengambil padi

Gerakan menggampo padi
Gerakan mengangin-anginkan padi

Gerakan mengirik padi
Gerakan menumbuk padi
Gerakan gotong royong

3.4 Makna Tari Piring

Tarian Piring ini memiliki makna nilai transendental yang tergambar ketika tarian ini

dipentaskan sesuai dengan tata cara tari Piriang.



Penggunaan properti berupa piring-piring yang disusun ke atas menjadi simbol untuk

menunjukkan ke arah atas (Tuhan) dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.



Penduduk setempat juga memiliki pemahaman bahwa gerakan pada tari Piriang ini

merupakan simbol kerja sama.



Makna filosofi tari Piring ini digambarkan melalui gerakan atau koreografi tarian yang

meniru bagaimana cara petani saat bercocok tanam dan menuai hasil panen.


Piring yang digenggam pada kedua tangan ini juga berisi makanan lezat yang

dipersembahkan untuk dewa,



Pada beberapa gerakan, penari akan bergerak dengan cepat dan melakukan atraksi

lempar piring. Pada bagian ini, penari ingin menyampaikan ungkapan kegembiraan


ketika musim panen padi dan hasil bumi telah tiba.



Pada bagian penutup dari tarian ini, penari akan menghempaskan piring ke tanah

hingga pecah, kemudian menari di atas pecahan piring tersebut tanpa terluka yang


melambangkan kesucian niat para penari.

3.5 keunikan Tari Piring

Ciri khas dan keunikan yang bisa kamu temui dari tari yang satu

ini yaitu penggunaan piring sebagai properti utama untuk

menari.



Penggunaan piring pada tarian ini juga memiliki makna filosofis

tersendiri dan yang makin mengagumkannya lagi, piring yang


dipegang tidak pernah jatuh meski diayunkan.



Pada awalnya, piring yang digunakan sebagai properti pada

tarian ini menggunakan piring yang berasal dari Cina.



Alasan menggunakan piring-piring dari Cina ini adalah adanya

anggapan bahwa piring buatan Cina memiliki nilai estetis

tersendiri dan kualitasnya yang lebih bagus.

Keunikan yang tidak dimiliki oleh karya seni

tari tradisional lainnya yaitu atraksi menari di

atas pecahan piring yang dilakukan oleh para

penari di akhir pertunjukan.



Para penari akan melemparkan piring-piring

tersebut ke lantai sampai pecah.



Setelah itu, penari akan berjalan dan

menginjak pecahan piring yang tajam


tersebut.



Hal yang akan membuat kamu heran

sekaligus takjub yaitu ketika para penari tidak


mengalami luka sama sekali meskipun

menginjak pecahan piring yang terbuat dari

kaca dan tanpa menggunakan alas kaki.Tidak


hanya menggunakan piring saja sebagai

properti utama, para penari juga


menggunakan cincin untuk menghasilkan

bunyi dentingan yang khas.



Suara dentingan antara cincin dengan piring

ini akan memberikan sentuhan nada yang


menyatu dengan alunan musik pengiringnya.

Selain bunyi dentingan cincin yang khas, tarian ini juga menggunakan iringan musik

yang beragam.



Berbagai alat musik tradisional seperti saluang, talempong, gong, rebab, rebana, dan alat

musik lainnya membuat iringan musik tarian Piring menjadi terkesan unik dan khas.


Masing-masing alat musik pengiring juga memiliki fungsi tersendiri, seperti alat musik


gong yang berfungsi memandu gerakan dan menentukan langkah yang harus dilakukan

oleh penari atau rebana yang memberikan kesan semarak dan membangkitkan

semangat para penari.


Tidak lupa juga alat musik saluang dan talempong yang hanya bisa dijumpai di

Minangkabau.



Untuk alat musik saluang, cara memainkannya yaitu dengan ditiup seperti seruling,

sedangkan talempong terbuat dari batu dan kayu yang dibunyikan dengan cara dipukul.



Tarian ini biasanya menggunakan iringan musik panayuhan yang biasanya memainkan


irama lagu Takhi Pinghing Khua Belas atau Takhian Sai Tiusung.



Kedua alunan musik lagu ini akan menambah nilai estetik dan keunikan dari tarian adat

khas Minangkabau ini.

3.6 Fungsi

Tari Piring

Pada zaman dahulu tari piring hanya diadakan oleh

orang-orang golongan mampu. Akan tetapi di


lingkungan sosial masyarakat saat ini, tarian piring

biasanya dipentaskan saat upacara adat seperti

acara pernikahan, khitanan, dan pengangkatan

penghulu. Selain itu, tarian ini juga digelar saat


panen raya Bahkan mengikuti perkembang zaman,

tarian ini tidak hanya berfungsi untuk upacara adat.


Tarian juga digunakan saat hari besar nasional,

seperti HUT Republik Indonesia serta dalam rangka


menyambut tamu atau pejabat tinggi.

BAB IV
BENTUK PENYAJIAN

4.1 Kostum/ Busana Tari Piring

. Busana Penari Pria



Pakaian penari pria memiliki karakteristik yang berbeda dengan pakaian penari wanita.

Akan tetapi keduanya merupakan busana asli dari Minangkabau. Kostum penari piring pria

disebut dengan Rang Mudo, yaitu dengan bentuk pakaian berlengan panjang serta hiasan


missia yang juga disebut hiasan renda emas.



Untuk bawahan atau celana yang digunakan disebut dengan besaran gelombang. Celana

ini berukuran besar dibagian tengah dan memiliki warna selaras dengan baju atasan. Selain


itu, penari pria juga mengenak perlengkapan seper sisampek dan cawek pinggang yang

bentuknya seperti kain songket, kemudian diikatkan pada pinggang.



Panjang kain ini hingga lutut dan memiliki hiasan berupa rumbai-rumbai. Saat

mementasikan tari piring, maka penari pria akan mengenakan destar. Destar adalah


penutup kepala berbentuk segitiga yang terbuat dari kain songket.

Busana Penari Wanita

Baju kurung adalah jenis busana yang digunakan oleh penari piring wanita. Bahan utama untuk

membuatnya adalah kain satin dan beluduru. Selain itu, penari wanita juga akan mengenakan

selendang yang terbuat dari kain songket sebagai hiasan yang diletakkan dibagian kiri tubuh.

Sama seperti penari laki-laki, penari perempuan juga menggunakan penutup kepala yang

terbuat dari kain songket yang bentuknya mirip seperti tanduk. Penutup kepala ini disebut

sebagai tikuluak tanduak balapak. Selanjutnya para penari wanita juka mengenakan kalung


rumbai, kalung gadang, serta subang atau anting-anting khas Minang.

4.2 Musik Pengiring Tari Piring

Selain bunyi dentingan cincin yang khas, tarian ini juga menggunakan iringan musik yang beragam.



Berbagai alat musik tradisional seperti saluang, talempong, gong, rebab, rebana, dan alat musik lainnya

membuat iringan musik tarian Piring menjadi terkesan unik dan khas.



Masing-masing alat musik pengiring juga memiliki fungsi tersendiri, seperti alat musik gong yang

berfungsi memandu gerakan dan menentukan langkah yang harus dilakukan oleh penari atau rebana


yang memberikan kesan semarak dan membangkitkan semangat para penari.



Tidak lupa juga alat musik saluang dan talempong yang hanya bisa dijumpai di Minangkabau.



Untuk alat musik saluang, cara memainkannya yaitu dengan ditiup seperti seruling, sedangkan talempong

terbuat dari batu dan kayu yang dibunyikan dengan cara dipukul.



Tarian ini biasanya menggunakan iringan musik panayuhan yang biasanya memainkan irama lagu Takhi

Pinghing Khua Belas atau Takhian Sai Tiusung.



Kedua alunan musik lagu ini akan menambah nilai estetik dan keunikan dari tarian adat khas

Minangkabau ini.

4.3 Pola Lantai Tari Piring

Pola lantai yang digunakan dalam tari Piring
umumnya berupa pola lantai garis lengkung

yang memberi kesan lembut tetapi juga manis,

menurut Buku Seri Kreatif Tematik SD/MI oleh

Tim Tunas Karya Guru. Pola lantai Tari Piring


berupa garis lengkung ini berhubungan

dengan unsur magis atau keagamaan dan

banyak digunakan pada tari tradisional. Pola


lantai garis lengkung bisa membentuk

lingkaran, angka delapan, lengkung seperti


busur yang menghadap ke depan dan

belakang, dan lengkung ular.Pola Lantai Tari


Piring Lampu Togok Salah satu kreasi Tari

Piring adalah Tari Piring Lampu Togok yang

berasal dari Desa Gurun Bagan, Kelurahan VI

Suku, Kecamatan Lubuak Sikarah, Kota Solok,

Provinsi Sumatra Barat. Menurut artikel dalam

jurnal Garak Jo Garik Vol. 12. No. 2., Tari Piring

Togok Menggunakan pola lantai garis lurus dan


lengkung.Garis lurus memberikan kesan

sederhana dan kuat, sedangkan garis lengkung


memberikan kesan lembut tetapi lemah. Pola

lantai yang membentuk garis lurus merupakan


simbol kekuatan yang mengandung

kesederhanaan dan kebersamaan. Pola lantai

dibuat untuk memperindah pertunjukan karya


tari. Oleh karena itu dalam pembuatan pola

lantai harus memperhatikan beberapa hal,
antara lain bentuk pola lantai, maksud atau

makna pola lantai, jumlah penari, ruangan atau


tempat pertunjukan, dan gerak tari.

BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan

Tari piring merupakan tarian asal sumatra barat, gerakkan tari

piring diambil dalam gerakkan pencak silat minangkabau yang

disertai dengan gerakan atraksi piring. Tari Piring Lampu Togok


juga merupakan salah satu tari tradisional yang muncul dan

berkembang di Desa Gurun Bagan Kelurahan VI Suku


Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok Sumatera Barat. Tari yang

berkembang di masyarakat awalnya berfungsi sebagai tarian

hiburan yang dilakukan setelah melakukan panen padi dan

Batagak Pengulu namun setelah Kemerdekaan Repulik

Indonesia, tari ini ditampilkan untuk upacara perhelatan anak


Nagari dan pada acara hiburan rakyat lainnya seperti festival tari

tradisi. Tari Piring Lampu Togok ini memiliki durasi pertunjukan


yang terbilang singkat yaitu sekitar tiga sampai lima menit.

Kesenian Tari Piring Lampu Togok ini menggambarkan rasa


kegembiraan musim panen tiba.

5.2 Saran

Dari tugas ini ada saran yang saya tujukan kepada

pembaca. Cintailah budaya suku bangsa daerah kita

dengan cara mempelajari seni tradisi seperti tarian,

pakaian adat, alat musik dan kesenian lainnya sehingga


seni tradisi masih tetap bisa dipertahankan di era

globalisasi saat sekarang ini. karena penulis sadari

bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Masih banyaknya topik-topik lain yang lebih spesifik

yang dapat dijadikan bahan kajian penelitian penulis

lainnya. Dan pada akhirnya dapat lebih memperluas

bacaan dan penambahan bagi masyarakat secara luas.

Daftar Pustaka

https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-

asal-tari-piring/

https://rimbakita.
com/tari-piring/



https://www.orami.co.id/magazine/tari-piring



https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?

newdetail&detailCatat=6



https://sumbar.inews.id/amp/berita/tari-piring-asal
sumatera-barat


Click to View FlipBook Version