2021 ANALISIS MATERI AJAR
POSISI STRATEGIS
INDONESIA
SEBAGAI POROS
MARITIM DUNIA
Dikembangkan Berdasarkan Model
Pembelajaran Based Learning
RINI SAPTUTI, S.Pd
201503257042
PPG DALAM JABATAN
PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS SILIWANGI
DAFTAR ISI
Penyusun .......................................................................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................................................... ii
Peta Konsep ................................................................................................................................... iii
Pendahuluan .....................................................................................................................................4
A. Deskripsi singkat..................................................................................................................4
B. Relevansi..............................................................................................................................4
C. Petunjuk Belajar...................................................................................................................5
D. Tujuan Belajar......................................................................................................................5
E. Capaian Belajar....................................................................................................................5
F. Pokok Materi........................................................................................................................6
Rangkuman dan Pojok Diskusi......................................................................................................34
A. Penugasan ..........................................................................................................................35
B. Latihan Soal .......................................................................................................................36
B. Latihan Soal .......................................................................................................................37
C. Refleksi .............................................................................................................................38
D. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran...........................................................................38
Daftar Pustaka................................................................................................................................39
2
PETA KONSEP
JALUR PELAYARAN
INDONESIA
POSISI STRATEGIS LETAK LUAS DAN
INDONESIA SEBAGAI BATAS INDONESIA
POROS MARITIM POTENSI SUMBER
DUNIA DAYA KELAUTAN
INDONESIA
INDONSIA SEBAGAI
POROS MARITIM
DUNIA
3
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI SINGKAT
Apakah kalian pernah dengar lagu tentang Nenek Moyangku seorang pelaut anak
anak? Apa yang terbersit dalam ingatan kalian? Tentunya kalian akan memahami
tentang lautan Indonesia yang begitu luas bukan. Dahulu Indonesia berhasil dengan
menyatukan wilayah kekuasaan yang luas dan disegani bangsa lain karena kehebatan
armada niaga laut dan armada militer yang tangguh. Berada di antara dua samudera,
Pasifik dan Hindia. Sejak zaman kuno, lokasi kepulauan Nusantara ini
telah menjadi sebuah lokus persilangan alur lalu lintas laut yang menghubungkan
benua timur dan barat karena itulah Indonesia menjadi poros maritim dunia. Indonesia
merupakan negara Kepulauan dengan luas palin besar di dunia. Wilayah Indonesia
berbentuk memanjang di garis khatulistiwa yang terdiri dari ribuan pulau. Berdasarkan
letak relatifnya, wilayah Indonesia berada diantara dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia. Luas wilayah Lautan Indonesia mencapai hampir dua kali lipat
wilayah daratannya. Dengan posisi strategis serta luas laut yang besar, Indonesia
memiliki potensi yang besar di bidang kelautan. Sebagai warga negara Indonesia, anda
harus mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kesejahteraan seluruh warga
Indonesia.
B. RELEVANSI
Materi ini menjadi dasar untuk memahami aspek geomaritim berpengaruhnya terhadap
manusia akan potensi sumberdaya dan kebencanaan dalam kontek posisi strategi
Indonesia sebagai poros maritim.
C. PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah modul ini dengan baik dan tuntas
2. Ikuti petunjuk kegiatan yang ada di modul ini
3. Belajarlah secara mandiri jika belum paham silahkan bertanya ke guru
3. Silahkan mengerjakan soal, bila benar kurang dari 7, modul dibaca lagi
4
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu untuk menjelaskan letak strategis Indonesia
2. Siswa mampu memperoleh pemahaman tentang poros dunia
3. Siswa mampu memahami tentang posisi strategis Indonesia sebagai
Poros maritim dunia
E. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Melalui proses pembelajaran Posisi Strategis Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, siswa
memperoleh pengalaman belajar sebagai berikut :
1. Memperoleh informasi tentang letak strategis Indonesia
2. Memperoleh pemahaman tentang poros dunia
3. Memahami tentang posisi strategis Indonesia sebagai Poros Maritim dunia
5
PEMBAHASAN
1. JALUR PELAYARAN INDONESIA
A. INDONESIA SEBAGAI
NEGARA MARITIM
Sejarah mencatat dengan tinta emas
bahwa di era Sriwijaya, Majapahit,
hingga Demak “Indonesia” (kerajaan-
kerajaan besar di nusantara yang
merupakan cikal bakal Indonesai)
pernah menjadi center of excellence di bidang kemaritiman, kebudayaan, dan agama di
Asia Tenggara. Kejadian-kejadian besar tersebut pernah menyatukan wilayah kekuasaan
yang luas dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga laut dan armada militer
yang tangguh. Namun, di sisi lain hingga saat ini sebagian masyarakat Indonesia masih
mengidentifikasikan negaranya sebagai negara agraris, yaitu suatu negara yang sebagian
besar kehidupan rakyatnya menggantungkan diri dari bidang pertanian. Dari kajian
antropologis, hal tersebut telah menjadi fakta dan telah terjadi jauh lebih lama sebelum
kedatangan bangsa kolonial. Hal tersebut bukan saja dibuktikan dari data statistik mayoritas
matapencaharian penduduk Indonesia sebagai petani namun oleh keberadaan berbagai
peninggalan sejarahdi pedalaman (kawasan agraris) yang berupa monumen-monumen
raksasa seperti Candi Borobudur, Mendut, Pawon, Prambanan, Kalasan dan sebagainya.
Argumentasi yang dibangun sangat kuat bahwa monumen-monumen keagamaan ini
merupakan karya masyarakat agraris di masa lampau. Tanpa dasar pertanian (persawahan)
yang kuat dan surplus pangan yang melimpah, bangunan-bangunan semacam itu mustahil
dapat didirikan. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa pada saat ini gambaran masyarakat
Indonesia sebagai bangsa pelaut atau bangsa maritim, bukan gambaran yang umum. Namun
demikian, sudah barang tentu pandangan tersebut tidak berlaku side by side atau saling
menegasikan. Dari sisi geografis, laut menjadi kawasan dominan di wilayah nusantara. Laut
tidak hanya menjadi sumber daya makanan dan rekreasi yang luas namun merupakan jalan
raya untuk perdagangan dan komunikasi antar bangsa (konektivitas).
6
B. PELAYARAN KERAJAAN SRIWIJAYA
Gambar 2. Peta Kawasan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai
Musi. Pada mulanya masyarakat Sriwijaya hidup dengan bertani. Namun karena berdekatan
dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang. Kemudian perdagangan
menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Sriwijaya.
Perkembagan perdagangan didukung oleh letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak
dipersimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India ke Cina atau dari
Cina ke India singgah dulu di Sriwijaya, begitu juga pada pedagang yang akan ke Cina. Para
pedagang melakukan bongkar muatan barang dagangan di Sriwijaya. Dengan demikian
Sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat
kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat. Melalui armada
angkatan laut yang kuat Sriwijaya mampu menguasai kawasan perairan Asia Tenggara,
Perairan laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Jawa.
7
C. PELAYARAN KERAJAAN MAJAPAHIT
Gambar 3. Peta wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit menjadi pusat kerajaan maritim Nusantara yang berperan melindungi
jalur perdagangan laut sebagai jalur utama perdagangan dan menghilangkan ancaman jalur
laut di sepanjang wilayah laut Nusantara hingga kawasan di sekitarnya. Armada laut
Majapahit sangat besar di masa itu. Besarnya armada Majapahit memudahkan untuk
mengontrol pelabuhan-pelabuhan yang mengganggu aktivitas bisnisnya. Majapahit
membutuhkan armada agar mampu untuk membeli dan menjual komoditas utama
perdagangan dunia dalam partai besar, melarang negara lain membuat armada besar,
mengatur seluruh perdagangan laut dalam kontrol Majapahit, dan menjaga mitranya agar
tidak langsung berhubungan dengan produsen.
Keberhasilan Majapahit dalam mengembangkan teknologi bahari dengan membangun
kapal bercadik menjadi tumpuan utama kekuatan armada lautnya. Di relief candi Borobudur
kita dapat melihat pahatan kapal ini yang dibangun dengan pasak kayu, tanpa menggunakan
paku. Layarnya terbuat dari tanaman yang dianyam yang mudah digerakkan sesuai arah
angin, sehingga laju kapal dapat bergerak lincah sesuai tujuan. Armada laut Majapahit juga
didukung oleh persenjataan meriam hasil rampasan dari bala tentara Kubilai Khan ketika
menyerang Kediri. Kapal-kapal Jawa berukuran raksasa dengan tiga-empat layar ini
dikagumi dan dipuji kehebatannya oleh para penjelajah dunia di abad ke-14 seperti Rahib
Odrico, Jonhan de Marignolli, dan Ibnu Battuta. Kapal raksasa dengan panjang 70 meter
8
dan berat lebih dari 500 ton ini mampu memuat 600 penumpang. Bisa dibayangkan betapa
sudah majunya teknologi perkapalan waktu itu. Nusantara di bawah Majapahit tujuh abad
yang lalu! Irawan Djoko Nugroho (2011) menyebutkan bahwa jumlah armada Jong
Majapahit ketika itu mencapai 400 kapal. Di abad ke 12, Jawa sudah dikenal di jagat raya.
D. PELAYARAN BANGSA KOLONIAL
Gambar 4. Peta Jalur Pelayaran Bangsa Kolonial ke Indones
9
✓ BANGSA PORTUGIS
Pelayaran bangsa Eropa ke Nusantara dipelopori oleh Bartolomeu Dias
dari bangsa Portugis. Pelayaran pertama ini dimulai dari Lisbon, Portugal
menyusuri pantai barat Afrika hingga sampai ke Tanjung Harapan yang
terletak di Afrika Selatan, berupa tanjung bebatuan yang menghadap ke
Samudra Atlantik. Dias masih ingin meneruskan perjalanan ke Asia,
hanya saja kapal dihadang oleh cuaca buruk, adanya topan sehingga awak
kapal memberontak dan memutuskan untuk kembali ke portugis.
Sepuluh tahun kemudian, perjalanan Dias yang belum tuntas
dilanjutkan oleh Vasco da Gama. Dengan titik awal yang sama yaitu
dari Lisbon, berlayar ke kepulauan Tanjung Verde,
dilanjutkanke arah selatan dan berbelok ke timur hingga sampai pada
titik akhir Dias, di Tanjung Harapan. Dari tanjung harapan, Da Gama
berlayar ke utara menyusuri pantai timur Afrika. Melintasi daerah Kenya, ia banyak
membuang sauh, hingga mengambil seorang muslim Kenya sebagai penunjuk jalan ketika
menyusuri Laut Arab. Pada akhirnya, 10 bulan sejjak keberangkatan dari Portugis Da Gama
sampai di Calicut, yaitu pusat kota perdagangan paling penting di India bagian selatan.
Karena adanya pedagang-pedagang kejam di Samudra Hindia, Da Gama tidak melanjutkan
perjalanan, dan memutuskan kembali. Perjalanan pulang lebih banyak kendala dan
kekurangan nutrisi, sehingga hanya kurang sepertiga awak kapal yang dapat selamat.
Alfonso de Albuquerque melanjutkan pelayaran bangsa portugis menuju
Samudra Hindia. Pada tahun 1511 Alfonso berhasil menguasai selat
Malaka, dan merambah ke kawasan Indonesia timur, yakni menguasai
Maluku.
✓ BANGSA SPANYOL
Christopher Colombus pelopor bangsa Spanyol dalam melakukan
pelayaran. Colombus meyakini bahwa bumi bulat, jika kita berjalan
ke barat maka akan muncul dari timur. Colombus juga meyakini
baahwa bukan mustahil menemukan jalan yang lebih praktis ke
daerah Asia di timur, yaitu dengan berlayar ke arah barat melintasi
Samudra Atlantik.
10
Tahun 1942 di pelabuhan Paulus Spanyol Colombus melepas sauh, berlayar ke arah barat
mengarungi Samudra Atlantik. Selang tiga puluh hari, mereka menemukan daratan yang
awalnya disangka India, tapi ternyata Kepulauan Salvador, di tenggara Amerika Utara.
Tahun 1519 pelayaran dilanjutkan oleh Ferdinand Magelhaensdengan mengarungi Samudra
Atlantik, hingga tiba di Argentina, Amerika Selatan. Armadanya berlayar ke arah selatan
menyusuri pantai timur Amerika Selatan. Perjalanan ke arah selatan berakhir ketika sampai
di ujung benua, kemudian berbelok ke barat, mulai mengarungi Samudra Pasifik.
Magelhaens mengira bahwa ia sudah dekat dengan kepulauan rempah-
rempah, namun ternyata perlu waktu 96 hari hingga kabal berlabuh di
daratan. Kepulauan Massava atau yang sekarang lebih dikenal dengan
Filipina, menjadi daratan Asia pertama yang mereka datangi.
Kedatangan Magelhaens disambut baik, hanya saja Magelhaens ikut
dalam pertempuran daerah yang menyebabkan ia meninggal di tempat
tersebut. Pelayaran dilanjutkan oleh Juan Sebastian del Cano, menuju ke selatan, hingga
sampai di Nusantara, di Kepulauan Maluku. Di Samudra Hindia, Juan menghindari bangsa
Portugis untuk bertahan, agar bisa kembali pulang ke Spanyol dengan selamat meski hanya
tinggal satu armada saja.
✓ BANGSA BELANDA
Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan de Keyzer memimpin pelayaran menuju
nusantara dengan 4 buah kapal. Pelayaran tersebut menempuh rute Belanda – Pantai barat
Afrika – Tanjung Harapan– Samudra Hindia – Selat Sunda – Banten. Pada tahun 1596,
Cornelis de Houtman dengan empat buah kapal berawak kapal 249 orang mendarat di
Banten. Kehadiran Belanda di Nusantara mengawali penjajahan di Indonesia ditandai
dengan terbentuknya VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) tahun 1602. Seiring
dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah- rempah ke tanaman
industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk
menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar
Batavia), kopi dan teh daerah Priangan.
11
E. Perkembangan Jalur Transportasi & Perdagangan Internasional di Indonesia
setelah Indonesia Merdeka
1) Era orde lama (1945-1965)
Pada era ini indonesia menjalankan hukum dari pemerintahan Hindia belanda. Hukum yang
dijalankan oleh Indonesia pada era ini sangat merugikan Indonesia. Hal tersebut karena
wilayah Indonesia dianggap tidak utuh dengan adanya aturan antara pulau – pulau. Pada
tanggal 13 Desember 1957 Indonesia mencetuskan Deklarasi Djuanda. Dalam deklarasi ini
menyebutkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan.
2) Era orde baru (1966- 1998)
Pembangunan pembangunan laut mengalami pengunduran. Hal tersebut dikarenakan pada
era ini pembangunan mengutamakan pada pembangunan darat. Pada tahun 1982 diadakan
konvensi PBB, dimana Indonesia menandatangani hukum laut 1982 atau yang lebih
dikenal dengan United Nation Convention On the law Of the Sea (UNCLOS 1982). Pada
perjanjian ini terdapat 9 pasal, yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa laut bukan
sebagai alat pemisah, melainkan alat untuk menyatukan pulau – pulau yang satu dengan
lainnya (Wawasa Nusantara).
3) Era reformasi dan setelahnya
1. Era reformasi pada pemerintahan B.J Habibie
Pada era ini dicetuskan Deklarasi Bunaken. Deklarani ini menghasilkan 2 pokok
bahasan, yaitu: kesadaran kondisi geografis Indonesia dan potensi kelautan.
2. Masa pemerintahan Abdurahman Wahid
Pada era ini masalah kelautan di Indonesia mendapat perhatian yang lebih. Hal tersebut
dapat dilihat dengan perhatian pemerintah membentuk Departemen Eksplorasi Laut.
Departemen ini seiring dengan waktu berubah menjadi Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
3. Masa pemerintahan Megawati
Pada era ini dicetuskan “Seruan Sunda Kelapa”. Seruan ini mengajak seluruh bangsa
Indonesia bekerjasama untuk membangun kekuatan maritim.
4. Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Pada pemerintahan ini Indonesia mengadakan konfrensi internasional, yaitu World
Ocean Conference. Momentum ini dihadiri 423 delegasi dari berbagai negara. Dari
konfrensi ini menghasilan Deklarasi Kelautan Manado, yang memuat:
a. Menyelamatkan planet bumi dan kelangsungan generasi penerus di masa yang akan
datang.
12
b. Menyelamatkan keaneka ragaman sumber daya hayati laut dunia, utamanya ikan dan
terumbu karang.
4) Masa pemerintahan Joko Widodo – sekarang
Pada masa ini pembangunan sektor laut dikenal dengan poros maritim.
13
2. LETAK, LUAS, BATAS TERITORIAL INDONESIA
1. Letak Wilayah Indonesia
A. Letak absolut
Letak astronomis dapat diartikan sebagai letak wilayah secara tepat berdasarkan
kedudukan garis lintang dan bujur. Secara astronomis, wilayah Indonesia berada antara
6° LU - 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Letak astronomis Indonesia disebut juga letak
absolut.
Batas Wilayah Indonesia berdasarkan letak absolutnya adalah sebagai berikut :
Arah Batas Batas
Wilayah Indonesia paling Utara (6°LU) Pulau We
Wilayah Indonesia paling Selatan Pulau Dana, selatan pulau Rote
(11°LS)
Wilayah Indonesia paling Timur (141° Kota Merauke
BT)
Wilayah Indonesia paling Barat (95° BB) Ujung Utara Pulau Sumatera
Letak ini membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut ini
beberapa pengaruh tersebut:
1. Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis.
2. Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah waktu berikut ini:
➢ Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan patokan garis bujur 105 derajat BT
dengan selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi
Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
➢ Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis bujur 120 derajat
BT dan selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi
14
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya.
➢ Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 135 derajat BT
dan selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi
Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
B. Letak relatif
Letak relatif terdiri atas letak geografis, letak geologis dan letak geomorfologis.
1. Letak geografis
Letak geografis yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataan di muka bumi atau
letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis
disebut juga letak relatif, disebut relative karena posisinya ditentukan oleh
fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai,
lautan, benua, dan samudera.Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua
dan dua samudera, yaitu benua Asia dan benua Australia.Sedangkan samudera yang
membatasi adalah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Letak geografis ini
sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari
kenyataan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.
➢ Batas geografisnya :
Utara Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782
km, Singapura, Filipina, dan Laut Tiongkok Selatan
Selatan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Hindia
Barat Samudra Hindia,
15
Timur Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820
km, Timor Leste, dan Samudra Pasifik
➢ Pengaruh positif letak geografis indonesia yang demikian menyebabkan :
o Indonesia berada pada persilangan lalu lintas perdagangan dunia yang
ramai sehingga sangat menguntungakan terutama pemasukan devisa
negara
o Menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian di antara dua benua
dan dua samudera
o Membantu dalam pengembangan destinasi wisata
o Memudahkan dalam menyebarkan ragam budaya Indonesia, akulturasi
budaya, modernisasi.
o Indonesia yang terdiri banyak pulau yang membuat beragam
kebudayaan, karena terdiri dari suku, budaya, dan bangsa.
o Laut yang sangat begitu luas dan garis pantai membuat Indonesia
menyimpan hasil laut yang berlimpah
➢ Pengaruh negatif letak geografis Indonesia :
o Persaingan global yang cukup sulit dikendalikan
o Eksplorasi sumber daya alam Indonesia secara besar-besaran
o Munculnya pasar-pasar gelap sebagai akibat dari jalur perdagangan
lintas internasional
o Semakin konsumtif terhadap barang-barang produk asing
o Banyak budaya barat yang perlahan menggeser budaya lokal
2. Letak geologis
Letak geologis ialah letak suatu daerah atau negara berdasarkan struktur batu-batuan
yang ada pada kulit buminya.Letak geologis Indonesia dapat terlihat dari beberapa
sudut, yaitu dari sudut formasi geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur
pegunungannya.Indonesia terletak pada pertemuan lempeng, yaitu lempeng Indo-
Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak
ke arah utara, lempeng Eurasia bergerak ke arah selatan, dan lempeng Pasifik
bergerak ke arah barat . Oleh karena itu di Indonesia:
➢ Terdapat banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah.
➢ Sering terjadi gempa bumi baik vulkanik maupun tektonik.
➢ Kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi, batu bara dan bauksit.
16
Indonesia juga merupakan pertemuan dari 3 lempeng tektonik besar, yaitu sebelah
utara berbatasan dengan lempeng asia dan perluasannya ke arah selatan tenggelam
di dalam permukaan laut yang dikenal dengan paparan sunda. Bagian barat dan
selatan dibatasi oleh “Benua Gondwana” atau Lempeng Indo-Australia (Paparan
Sahul) . Bagian timur dibatasi oleh Samudera Pasifik atau disebut lempeng dasar
samudera Pasifik yang meluas ke arah barat daya. Selain itu juga terdapat subduksi
lempeng laut filipina.
3. Letak Geomorfologis
Merupakan letak berdasarkan tinggi randahnya suatu tempat terhadap permukaan
air laut. Letak geomorfologis Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah,
dataran tinggi, gunung, pegunungan, lembah,bukit dan sebagainya. Letak Indonesia
secara geomorfologis ini memberikan berbagai dampak dalam kehidupan
masyarakat. Sebagai contohnya adalah penduduk yang tinggal di daerah
pegunungan, kehidupannya akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di daerah
dataran rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai komponen. Misalnya dapat
dilihat dari jenis matapencahariannya, bentuk rumahnya, cara berpakaiannya bahkan
pola permukimannya.
17
Tabel 1. Pengaruh Letak Geomorlogis Indonesia
No Komponen Pengamatan Dataran rendah Pegunungan
1 Matapencaharian Berbagai sektor Petani
2 Bentuk rumah Beratap genteng Beratap seng,
tanah, banyak sedikit ventilasi
ventilasi
3 Cara berpakaian Berbahan tipis Berbahan tebal
4 Pola permukiman Menyebar Berkelompok
4. Luas Wilayah Indonesia
Luas wilayah Indonesia secara keseluruhan adalah 5.193.252. km2 yang terdiri atas
1.910.931 km2 luas daratan dan 3.282.332 km2 luas lautan. Indonesia adalah Negara
kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 (bps.go.id mei 2015) pulau besar dan
kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar
katulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 60
LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT. Serta terletak di antara dua benua dan dua samudera.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara samudera hindia dan
samudera pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.910.931,32 km² dengan pulau
terpadat adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim.
Luas tiap pulau/kepulauan
Nama Pulau Luas Pulau (km2)
Kalimantan 544.150,07
Maluku – Papua 494.956,85
Sumatera 480.793,28
Sulawesi 188.522,36
Jawa 129.438,28
Bali-NTB-NTT 73.070,48
18
Pengaruh luas Indonesia yang demikian menyebabkan Indonesia menjadi :
A. Negara kepulauan
Berdasarkan konvensi UNCLOS III tahun 1982 pada pasal 46 bahwa negara kepulauan
merupakan suatu negara yang secara keseluruhan terdiri atas satu atau lebih kepulauan
dan dapat mencakup pulau pulau lain. Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terdiri dari gugusan puau pulau dari Sabang sampai Merauke yang mencakup pulau
pulau lain. Sebagai negara kepulauan memiiki kedaulatan teritorial atas perairan
kepulauannya dan perairan kedalaman. Kedaulatan Indonesia mencakup aspek seperti
kekayaan alam didalamnya, dasar laut, udara diatasnya, dan ruang laut.
B. Nusantara
Nusantara merupakan istilah yang diunakan untuk menggambarkan wilayah kepulauan
yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kata Nusantara digunakan untuk
menggambarkan kesatuan geografi-antropologi Indonesia. Dalam GBHN disebutkan
wawasan nusantara yang lebih lanjut ditegaskan bahwa Kepulauan Nusantara
merupakan satu kesatuan, baik arti kesatuan politik, sosial, ekonomi, pertahanan, dan
keamanan.
C. Maritim
Negara maritim adalah negara yang berada dalam kawasan/teritorial laut yang
sangat luas, memiliki banyak pulau, dikelilingi oleh wilayah laut dan perairan, dan
sebagian besar penduduknya bekerja di wilayah perairan. Benua Maritim Indonesia
(BMI) adalah wilayah dengan hamparan pulau-pulau di dalamnya, sebagai satu kesatuan
alamiah antara darat, laut, dan udara dengan sudut pandang iklim, cuaca, keadaan
airnya, tatanan kerak bumi, keberagaman biota serta tatanan sosial budaya.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah menanamkan budaya bahari sejak zaman
Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1957, Bangsa Indonesia mendeklarasikan Wawasan
Nusantara yang memandang bahwa wilayah laut di antara pulau-pulau Indonesia
sebagai satu-kesatuan wilayah Nusantara. Bung Karno saat pembukaan Lemhanas tahun
1965 mengatakan bahwa “Geolitical Destiny” dari Indonesia adalah Maritim. Pada
tahun 1982, Indonesia berhasil memberikan gagasan Negara Nusantara dan diakui oleh
Internasional dalam Konvensi PBB tentang hukum laut. Pada tahun 1998, Presiden BJ
Habibie mendeklarasikan visi pembangunan kelautan Indonesia dalam “Deklarasi
Bunaken”. Sejak tahun 1999 dibentuklah Departemen Eksplorasi Laut dan berubah
nama menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 200.
19
Pada saat ini, semangat budaya maritim kembali dicanangkan oleh Presiden Joko
Widodo dalam Visi, Misi, dan Program Aksi yang terkenal dengan NAWACITA. Di
dalam program tersebut disebutkan Diplomasi Maritim untuk mempercepat
penyelesaian permasalahan perbatasan Indonesia, meningkatkan upaya pengamanan
khusus wilayah kelauatan guna mencegah illegal fishing, dan program tol laut. Program
tol laut yang dibuat oleh Pemerintahan Jokowi menargetkan pembangunan 24 pelabuhan
dan pembelian 609 kapal dengan biaya ±96,8 triliun. Program tol laut ini akan menjadi
bagian penting jalur maritim dunia. Kebijakan-kebijakan di bidang kelautan dibuat
untuk mendukung semangat kemaritiman. Pada masa pemerintahan saat ini, semangat
kemaritiman ditunjukkan dalam bentuk program tol laut sebagai poros maritim dunia.
Dibalik kebijakan-kebijakan yang dibuat, Indonesia mempunyai sejumlah masalah yang
harus diselesaikan terutama masalah perbatasan laut. Hal ini sangat penting karena
dengan dibentuknya kesepakatan batas Negara dengan Negara lain maka pulau-pulau
terluar Indonesia tidak akan hilang dan keamanan Indonesia terjaga. Kemudian
pembangunan di Indonesia haruslah melihat karakteristik Indonesia yang memiliki
perairan yang lebih luas dari daratan. Semangat kemaritiman di Indonesia haruslah
kembali di dalam diri bangsa Indonesia. Seperti dikatakan dalam sebuah lirik lagu
“Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, di dalam lirik ini memberikan arti penting bahwa
Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang sangat kuat. Sehingga mulai saat ini mari
kita kembalikan semangat kemaritiman di dalam diri bangsa untuk Indonesia yang
berdaulat dan sejahtera.
2. Batas Teritorial Indonesia :
A. Deklarasi Djuanda
Deklarasi Djuanda mengandung konsep bahwa tanah air yang tidak lagi memandang
laut sebagai alat pemisah dan pemecah bangsa, seperti pada masa kolonial, namun harus
dipergunakan sebagai alat pemersatu bangsa dan wahana pembangunan nasional yang
terkenal dengan sebutan wawasan nusantara. Deklarasi Djuanda membuat batas
kontinen laut kita diubah dari 3 mil batas air terendah menjadi 12 mil dari batas pulau
terluar. Kondisi ini membuat wilayah Indonesia semakin menjadi luas dari sebelumnya
hanya 2.027.087 km2 menjadi 5.193.250 km2.
20
Gambar Wilayah Indonesia Sebelum Deklarasi Djuanda
Gambar Wilayah Indonesia Setelah Deklarasi Djuanda
Dikeluarkannya Deklarasi Djuanda membuat banyak negara yang keberatan terhadap
konsepsi landasan hukum laut Indonesia yang baru. Untuk merundingkan penyelesaian
masalah hukum laut ini, pemerintah Indonesia melakukan harmonisasi hubungan
diplomatik dengan negara-negara tetangga. Selain itu Indonesia juga melalui konferensi
Jeneva pada tahun 1958, berusaha mempertahankan konsepsinya yang tertuang dalam
deklarasi Djuanda dan memantapkan Indonesia sebagai Archipelagic State Principle
atau negara kepulauan.
Deklarasi Djuanda ini baru bisa diterima di dunia internasional setelah ditetapkan dalam
Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay (Jamaika) pada tahun 1982
(United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Pemerintah
Indonesia kemudian meratifkasinya dalam UU No.17/ 1985 tentang pengesahan
UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.
21
B. Berdasar Konvensi Hukum Laut Internasional
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional pada tahun 1982 yang dihadiri oleh
160 negara, telah menyetujui konvensi yang diusulkan oleh Indonesia mengenai Zona
Ekonomi Eksklusif dengan prinsip negara kepulauan.
1. Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke
arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan
lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari
garis masing-masing negara tersebut.
2. Zona Landas Kontinen
Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).Kedalaman lautnya kurang dari
150 meter.Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan
kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.Adapun batas landas kontinen
tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara
atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut
ditarik sama jauh dari garis dasar masingmasing negara.Di dalam garis batas landas
kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya
alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran
lintas damai.Pengumuman tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh
Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969.
22
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka
diukur dari garis dasar.Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat
kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Hak atas ZEE adalah:
1. Berhak untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi
sumber daya alam.
2. Berhak melakukan penelitian, perlindungan dan pelestarian laut.
3. Mengizinkan pelayaran internasional melalui wilayah ini dan memasang
berbagai sarana perhubungan laut.
C. Batas Udara Teritorial
Batas udara teritorial ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: batas wilayah udara
horizontal dan batas wilayah udara vertikal.
1. Batas wilayah udara secara horizontal
Batas kedaulatan wilayah udara ini adalah sama dengan luas wilayah negara.
Sedangkan untuk negara berpantai, batas wilayahnya ditambah dengan 12 mil laut
diukur dari garis pangkal.
2. Batas wilayah udara secara vertikal
Batas wilayah udara ini masih menjadi menjadi persoalan. Hal tersebut karena
belum adanya hukum umum dan interanasional yang mengaturnya. Oleh karena itu
berbagai negara melakukan claim secara sepihak mengenai batas wilayah udara ini.
Sebagai contoh claim tersebut adalah:
a. Amerika => batas yang ditetapkan setinggi 100 km.
b. Korea Selatan => batas yang ditetapkan setinggi 100 – 110 km.
c. Israel => batas yang ditetapkan setinggi 100 km.
d. Rusia => batas yang ditetapkan setinggi 100 – 120 km.
e. Indonesia => batas yang ditetapkan setinggi 110 km.
23
3. POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA
A. Pengertian Potensi Sumber Daya Kelautan
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan baik
yang sudah, sedang, atau belum dimanfaatkan. Sumber daya kelautan adalah sumber
daya Laut, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui yang
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif serta dapat dipertahankan dalam jangka
panjang.
Jadi, potensi sumber daya kelautan adalah kemampuan sumber daya laut, baik yang
dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui serta mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau belum dimanfaatkan.
Potensi sumber daya kelautan Indonesia sangat beraneka ragam, yaitu perikanan,
terumbu karang, padang lamun, rumput laut, mangrove, mineral, energi, transportasi,
dan pariwisata.
B. Potensi Sumber Daya Kelautan
1. Perikanan
Salah satu upaya dalam mendukung visi pembangunan nasional Indonesia menjadi
poros maritim dunia adalah melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam
laut. Indonesia, yang dua pertiga wilayahnya adalah laut, mempunyai potensi
sumberdaya alam laut, baik perikanan dan energi yang sangat besar. Sumberdaya
perikanan Indonesia yang sangat tinggi sudah seharusnya menjadi komoditas utama
Indonesia dalam percaturan ekonomi regional maupun global. Indonesia memiliki
peluang yang sangat besar untuk pengembangan budidaya laut, antara lain budidaya
ikan konsumsi pada keramba jaring apung (kerapu, kakap, nila) maupun tambak
payau (bandeng, udang), ikan hias, krustasea (udang, lobster, kepiting), kerang
konsumsi, kerang mutiara, teripang, dan rumput laut. Budidaya laut ini umumnya
dilakukan oleh masyarakat di wilayah pesisir pada perairan dengan jarak dari garis
pantai kurang dari 4 mil laut. Potensi budidaya laut yang sangat besar ini jika
dioptimalkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di wilayah
pesisir, dan dalam konteks yang lebih luas dapat mendukung perekonomian dan
pembangunan nasional sebagai poros maritim dunia. Hanya saja, baru 2% dari 4,58
juta hektar lahan potensial nasional untuk budidaya laut yang telah dimanfaatkan
secara optimal.
24
2. Mangrove
Perikanan tangkap dan budidaya masih menjadi perhatian utama pengelolaan dan
pengambilan kebijakan. Namun, sumberdaya alam laut yang tidak kalah pentingnya
adalah ekosistem pesisir dan laut seperti hutan mangrove, terumbu karang, dan padang
lamun yang secara langsung maupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap
keberlanjutan sektor perikanan di Indonesia. Dikarenakan fungsi-fungsi pentingnya,
keterkaitan antar ekosistem tersebut dapat menjadi faktor penentu masa depan
perikanan di Indonesia. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 33.000 km2
(PSSDAL BIG) kurang lebih 21,7% dari total luasan hutan mangrove di dunia. Versi
lain menyebutkan bahwa hutan mangrove di Indonesia adalah seluas 31.129 km2
(Giri). Bersama dengan Australia dan Papua Nugini, Indonesia merupakan pusat
keanekaragaman hayati mangrove dunia.
3. Padang Lamun
Padang lamun di Indonesia memiliki luas 25.742 hektar, dimana Indonesia merupakan
Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati padang lamun tertinggi di Dunia.
Wilayah Indo-pasifik merupakan tempat hidup bagi lebih dari 15 spesies padang
lamun. Adanya charisma gap antara padang lamun dengan ekosistem lain telah
membuat ekosistem ini mengalami kerusakan. Charisma gap ini disebabkan oleh
kurangnya pemahaman akan pentingnya padang lamun bagi berbagai sektor
kehidupan di wilayah pesisir dan laut. Padang lamun mempunyai nilai ekologis dan
ekonomis paling tinggi diantara ekosistem lainnya seperti terumbu karang, rumput
laut, dan hutan mangrove, yaitu sebesar US$ 19.004 per hektar per tahun. Tiap
tahunnya, fungsi ekologis dan ekonomis padang lamun Indonesia bernilai lebih dari
US$ 114.024.000.000. Jumlah tersebut mencakup fungsinya antara lain dalam hal
perikanan (pemijahan, mencari makan, bertelur, berlindung), serapan dan penguburan
karbon yang mencapai 50 kali lipat lebih tinggi daripada ekosistem darat (blue carbon
sink), menstabilkan sedimen dan menjaga kejernihan air, memfilter nutrisi dan polusi
yang masuk ke laut, melindungi pantai dari erosi, bahan dalam industri farmasi, dan
makanan bagi banyak biota laut (dugong, penyu hijau, ikan, burung laut).
Kondisi padang lamun di Indonesia berdasarkan pada persentase tutupan lamun dari
37 lokasi sampling, yaitu lima lokasi berada dalam kondisi tidak sehat atau buruk, 27
dalam kondisi kurang sehat, dan lima lokasi dalam kondisi sehat. Berikut tabel
distribusi kondisi padang lamun di Indonesia.
25
No Wilayah Kondisi
1 Indonesia Bagian Barat Tidak sehat tiga lokasi, kurang sehat tujuh lokasi,
dan sehat satu lokasi.
2 Indonesia Bagian Tengah Tidak sehat sebanyak dua lokasi dan kurang sehat
11 lokasi.
3 Indonesia Bagian Timur Tidak sehat tidak ada, kurang sehat sembilan
lokasi, dan sehat sebanyak empat lokasi.
4. Terumbu Karang
Terumbu karang di Indonesia merupakan bagian dari CTI (Coral Triangle Initiative)
bersama dengan Negara tetangga lain seperti Filipina, Papua Nugini, Malaysia,
Kepulauan Solomon, Timur Leste, dan Republik Palau. Menurut LIPI, kondisi
terumbu karang Indonesia tahun 2021 secara umum adalah 5 persen berstatus sangat
baik, 27,01 persen dalam kondisi baik, 37,97 persen dalam kondisi buruk, dan 30,02
persen dalam kondisi jelek. Kondisi terumbu karang paling buruk dan semakin
menurun terjadi di wilayah Indonesia timur. Kondisinya adalah 4,64 persen berstatus
sangat baik, 21,45 persen baik, 33,62 persen buruk, dan 40,29 persen jelek.
Sedangkan, kondisi paling baik ada di Indonesia bagian tengah dengan 5,48 persen
terkategori sangat baik, 29,39 persen baik, 44,38 persen buruk, dan 20,75 persen jelek.
Sementara untuk status Indonesia bagian barat ialah 4,94 persen sangat baik, 28,92
persen baik, 36,68 persen buruk, dan 29,45 persen jelek.
Tren kondisi terumbu karang di dunia saat ini sedang mengalami penurunan. Hal itu
seperti yang terjadi di Jepang dan Australia. Penyebab kerusakan terumbu karang di
antaranya karena pemakaian alat tangkap yang merusak, peningkatan pencemaran,
permasalahan global pemicu bleaching (pemutihan) karang, serta penyakit karang dan
predasi.
5. ESDM
Kondisi morfologi dasar perairan yang mencakup aspek batimetri, geologi dan
geomorfologi merupakan sumberdaya yang relatif statis, yang tidak akan berubah
selama tidak ada kejadian alam yang luar biasa. Batimetri dapat berubah terutama di
wilayah pesisir, utamanya karena aktivitas pembangunan infrastruktur dan
sedimentasi dari DAS (Daerah Aliran Sungai). Ketiga informasi tersebut dapat
26
digunakan untuk memprediksi potensi energi dan sumberdaya mineral (ESDM) yang
terkandung didalamnya.
Potensi ESDM secara nasional telah dipetakan oleh Kementerian ESDM, terutama
minyak bumi dan gas yang 70% terletak di wilayah pesisir dan lepas pantai.
Berdasarkan, data Badan Geologi Nasional, Indonesia memiliki 60 cekungan minyak
bumi dan gas alam. 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 cekungan berada di
wilayah pesisir dan 6 cekungan berada di daratan. Dari 60 cekungan tersebut,
diperkirakan cadangan minyak bumi dan gas nasional adalah 9,1 milyar barrel dan
101,7 TSCF (Ton Standard of Cubic Feet). Secara potensial, sumberdaya alam minyak
bumi dapat mencapai 87,22 milyar barrel dan gas alam sebesar 594,43 TSCF. Wilayah
laut Indonesia juga kaya akan mineral lain seperti emas, perak, timah, mangan dan
bijih besi. Untuk inventarisasi mineral dasar laut sejauh ini belum banyak dilakukan
eksplorasi. Sudah saatnya intensitas eksplorasi sumberdaya mineral semakin
ditingkatkan untuk mendukung pembangunan kelautan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pada sektor non-migas, Indonesia juga memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan
(EBT) yang cukup Transportasi besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450
MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan
energi nuklir 3 GW. dimana pengembangannya mengacu kepada Perpres No. 5 tahun
2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT
dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan
komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air,
Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-
langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang
Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas
terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu)
sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2
GW pada tahun 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun
2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.
Kondisi oseanografis perairan Indonesia yang meliputi arus, gelombang, pasang surut,
dan suhu menyimpan potensi energi terbarukan yang sangat tinggi, berkelanjutan, dan
ramah lingkungan. Energi laut ini merupakan sumber energi masa depan Indonesia
dan pemerintah perlu serius menggarap sektor energi laut terbarukan untuk
melepaskan ketergantungan pada energi bahan bakar fosil yang jumlahnya semakin
27
menipis. Optimalisasi energi terbarukan merupakan solusi pemenuhan dan
pemerataan kebutuhan energi nasional yang saat ini masih menjadi salah satu isu
utama pembangunan nasional.
Klasifikasi potensi energi laut dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu potensi
teoritis, potensi teknis dan potensi praktis. Pemetaan potensi energi laut tersebut
dilaksanakan oleh Badan Litbang ESDM bekerjasama dengan ASELI (Asosiasi
Energi Laut Indonesia) dan berbagai kementerian/lembaga dan perguruan tinggi, yaitu
Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tabel XX. Potensi energi laut berdasarkan data Asosiasi Energi Laut Indonesia
(ASELI) Jenis Energi Potensi (Giga Watt, GW
No Teoritis Teknis Praktis
1 Gelombang (Wave Energy) 510 GW 2 GW 1,2 GW
2 Arus Pasang Surut (Tidal Energy) 160 GW 22,5 GW 4,8 GW
3 Ocean Thermal Energy Conversion 57 GW 52 W 43 W
(OTEC)
6.Transportasi
Laut sebagai media transportasi mempunyai peran yang besar sebagai jalan raya
navigasi laut, baik untuk armada perniagaan, mobilisasi manusia, maupun armada
angkatan laut. Di sektor transportasi, wilayah laut Indonesia tidak saja berfungsi untuk
menghubungkan seluruh kepulauannya, namun juga melayani angkutan laut/logistik
internasional yang melintasi alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Global Trade
Flow and Indonesia Context (Maersk, 2014) menggambarkan potensi pemanfaatan
wilayah laut Indonesia cukup tinggi mengingat perkembangan aktivitas
ekonomi/perdagangan khususnya di wilayah Eropa, Afrika dan Asia Pasifik yang
tidak lagi mengenal batas negara sehingga menyebabkan tingginya kebutuhan
transportasi mendukung rantai pasok global. Berdasarkan perhitungan pakar maritim
Indonesia diperkirakan sekitar 90% perdagangan international diangkut melalui laut,
sedangkan 40% dari rute perdagangan internasional tersebut melewati Indonesia.
Angka yang luar biasa. Hal ini berarti, Indonesia sampai kapanpun akan menjadi
28
tempat strategis dalam peta dunia. Saat ini total jumlah pelabuhan di Indonesia baik
komersial maupun non-komersial yaitu berjumlah 1.241 pelabuhan, atau satu
pelabuhan melayani 14 pulau (14,1 pulau/pelabuhan) dengan luas rerata 1548
km2/pelabuhan. Keadaan infrastruktur tersebut masih belum berimbang jika
dibandingkan negara kepulauan lainnya di Asia, misalnya: Jepang 3,6
pulau/pelabuhan dan 340 km2/pelabuhan; serta Filipina 10,1 pulau/pelabuhan dan 460
km2/pelabuhan.
Gambar XX. Peta Sebaran Pelabuhan Indonesia
Pemerintah (Bappenas serta Kementerian Perhubungan) bersama Pelindo
menetapkan 24 pelabuhan strategis untuk merealisasikan konsep Tol Laut yang
terdiri dari 5 pelabuhan hub (2 hub internasional dan 3 hub nasional) serta 19
pelabuhan feeder
29
Gambar XX. Peta Sebaran 24 Pelabuhan Strategis Indonesia
30
C. POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM
Konsep poros maritim memiliki 5 pilar yaitu (1) mengembalikan budaya maritim; (2)
ketahanan pangan melalui pengelolaan SDA maritim: (3) Infrastruktur; (4) Diplomasi
maritim; dan (5) Penjaminan pertahanan dan keamanan. Dari kelima pilar ini,
pertahanan maritim lebih tajam jika diterjemahkan sebagai kedaulatan laut, merupakan
syarat mutlak agar NKRI bisa menjadi poros maritim dunia.
Tol Laut Dalam Upaya Menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional adalah merupakan misi Kemenko bidang maritim dan
sumberdaya dalam mendukung visi Presiden Jokowi 5 tahun kedepan guna terwujudnya
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Karena itu, salah satu pilar utama agenda pembangunan dalam mewujudkan Indonesia
sebagai poros maritim dunia yaitu mengembangkan infrastruktur dan konektivitas
maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan, logistik dan industri perkapalan serta
wisata maritim akan menjadi agenda prioritas kita bersama dalam merumuskan
perencanaan dan pelaksanaan kebijakan melalui koordinasi dan sinkronisasi yang
diharapkan dapat menjawab cita cita presiden jokowi menjadikan Indonesia sebagai
poros maritim dunia untuk kemajuan perekonomian dan kemakmuran sebesar-besarnya
bagi bangsa.
31
Urgensi konektivitas maritim harus segera diwujudkan karena luas wilayah Indonesia
70% adalah wilayah laut, salah satunya dengan Tol Laut. Sehingga program tol laut
menjadi cara pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan
dampak positif bagi keberlangsungan perekonomian nasional terutama dalam
menurunkan biaya logistik dan diharapkan stabilitas harga barang maupun komoditas
antar daerah bisa terjaga, sehingga disparitas harganya tidak terlalu tinggi antara
wilayah satu dengan lainnya. Dan kebijakan ini dilakukan agar masyarakat juga
merasakan dampaknya yaitu akses konektivitas nasional meningkat, tarif angkutan
semakin kompetitif, infrastruktur transportasi laut terus berkembang, aktivitas
perdagangan meningkat sehingga lapangan kerja terus tumbuh.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, belum bisa memanfaatkan
wilayah perairan dengan optimal untuk kesejahteraan rakyatnya. Apalagi pembangunan
yang dilakukan selama ini masih terpusat di Kawasan Indonesia Barat, sedangkan lebih
dari 11.000 pulau yang berada di KIT mempunyai kondisi perekonomian tertinggal.
Kesenjangan kondisi perekonomian antara Kawasan Indonesia Timur (KIT) dan
Kawasan Indonesia Barat (KIB) berpotensi memperlemah integritas, kedaulatan dan
ketahanan nasional sehingga untuk memperbaiki kondisi tersebut, program tol laut akan
menjadi agenda prioritas pemerintah melalui Kemenko Maritim dan Sumberdaya
bersama Kementerian dibawah koordinasi Kemenko maritim dalam mensejahterakan
rakyat. sebab pembangunan tol laut bertujuan untuk menurunkan biaya logistik nasional
serta mengkoreksi disparitas harga antara KIB dan KIT.
Selama ini kebijakan pemerintah melakukan transportasi laut di Kawasan Indonesia
Timur berdasarkan Ship Promotes the Trade, yakni pendekatan pelayaran perintis yang
mengangkut orang dan barang, bukan bertumpu pada pendekatan pasar sehingga
Perencanaan pembangunan Tol Laut sebagai salah satu perbaikan transportasi laut di
KIT dirasa tepat dari aspek perkonomian dengan tetap memperhatikan aspek lainnya
terutama aspek keamanan. Karena bila semua aspek dapat terintegrasi dengan baik
maka pemanfaatan tol laut sebagai salah satu sarana transportasi akan memberikan hasil
yang optimal bagi kemakmuran rakyat.
Pembangunan tol laut yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi
Indonesia diantaranya memperlancar arus barang dan penumpang, menurunkan high
cost economy, meningkatkan industri, menciptakan lapangan kerja, mengurangi
kemiskinan, dan meningkatkan produksi masih memerlukan kerja keras dan keseriusan
pemerintah terlebih khusus tanggungjawab Kemenko Maritim dan sumberdaya
32
bersama kementerian terkait dalam mendukung terwujudnya pembangunan tol laut di
indonesia. olehnya itu pemerintah memandang kebutuhan untuk mewujudkan program
tol laut sudah menjadi urgensi. Bila tidak segera diwujudkan, upaya meningkatkan
efisiensi di bidang pengangkutan logistik akan semakin sulit dicapai. Dampaknya, laju
pertumbuhan ekonomi terhambat, pemerataan pembangunan terkendala, dan
pencapaian kemakmuran bagi seluruh rakyat terancam.
Implementasi program tol laut di kawasan Indonesia timur (KIT) akan menjadi jalan untuk
mewujudkan konektifitas, kecepatan, kesetaraan, sekaligus pemerataan pembangunan,
Karena itu, tanggungjawab pemerintah melalui kementerian Maritim dan sumberdaya
bersama kementerian dibawah koordinasi kemenko maritim sudah dapat
mengimplementasikan program tol laut. Bukan hanya pendukung konektifitas dan
kesetaraan antarpulau, tetapi akan menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi nasional
sebab dengan Implementasi Tol laut diharapkan mampu memberi perubahan perekonomian
nasional khususnya di Kawasan Indonesia timur.
33
RANGKUMAN
Negara maritim adalah negara yang berada dalam kawasan/teritorial laut yang sangat luas,
memiliki banyak pulau, dikelilingi oleh wilayah laut dan perairan, dan sebagian besar
penduduknya bekerja di wilayah perairan. Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah
dengan hamparan pulau-pulau di dalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut,
dan udara dengan sudut pandang iklim, cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi,
keberagaman biota serta tatanan sosial budaya. Potensi adalah kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau belum
dimanfaatkan. Sumber daya kelautan adalah sumber daya Laut, baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui yang memiliki keunggulan komparatif
dan kompetitif serta dapat dipertahankan dalam jangka Panjang. Konsep poros maritim
memiliki 5 pilar yaitu (1) mengembalikan budaya maritim; (2) ketahanan pangan melalui
pengelolaan SDA maritim: (3) Infrastruktur; (4) Diplomasi maritim; dan (5) Penjaminan
pertahanan dan keamanan. Dari kelima pilar ini, pertahanan maritim lebih tajam jika
diterjemahkan sebagai kedaulatan laut, merupakan syarat mutlak agar NKRI bisa menjadi
poros maritim dunia. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, belum bisa
memanfaatkan wilayah perairan dengan optimal untuk kesejahteraan rakyatnya.
Implementasi program tol laut di kawasan Indonesia timur (KIT) akan menjadi jalan untuk
mewujudkan konektifitas, kecepatan, kesetaraan, sekaligus pemerataan pembangunan,
POJOK DISKUSI
Dari Pembelajaran di atas silahkan
kalian membuat rangkuman/simpulan
pelajaran, tentang point-point penting
dalam letak strategis Indonesia dalam
poros maritim dunia............................
............................................................
............................................................
.....
.......
34
A. PENUGASAN
Lembar Kerja
Pertemuan ke : 1
Materi : Wilayah Dan Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Kelompok :
Anggota :
1. ……………… 3. ………………...
2. .……………… 4.…………………
Langkah-langkah :
1. Berdasarkan kelompok masing-masing, diskusikan materi yang telah dibagikan.
a. Kelompok 1 dan 5 : Letak Astronomis dan Pengaruhnya
b. Kelompok 2 dan 6 : Letak Geografis dan Pengaruhnya
c. Kelompok 3 dan 7 : Letak Geologis dan Pengaruhnya
d. Kelompok 4 dan 8 : Letak Geomorfologis dan Pengaruhnya
2. Analisis informasi yang kalian peroleh dari berbagai sumber (Buku
Paket/Internet/Jurnal).
3. Tuliskan hasil diskusinya pada kertas yang telah disediakan.
4. Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas secara bergantian setiap
kelompok.
Selamat bekerja
Ukir Prestasi, Raih Mimpi
35
B. LATIHAN SOAL
Pilihlah Jawaban Yang tepat !
1. Posisinya yang strategis memudahkan kapal barang asing masuk ke wilayah Indonesia.
Dampak yang dapat dirasakan masyarakat yaitu ....
a. Komoditas ekspor lebih terjangkau
b. Harga barang impor lebih terjangkau
c. Harga barang lokal menjadi lebih murah
d. Lalu lintas barang lokal kalah bersaing
e. Biaya ekspor makin terjangkau oleh nelayan
2. Masyarakat Indonesia telah mengenal transportasi laut sejak masa kerajaan. Bagi
masyarakat zaman dahulu lebih memilih transportasi laut karena ....
a. Waktu perjalanan singkat
b. Memerlukan pekerja yang sedikit
c. Mampu menghemat bahan bakar
d. Terdapat banyak pelabuhan dagang
e. Mampu menampung banyak muatan
3. Pemanfaatan sumber daya kelautan harus dilakukan dengan ramah lingkungan. Ciri
penangkapan ikan ramah lingkungan yaitu ....
a. Menangkap ikan di perairan laut dalam
b. Menangkap spesies yang jarang ditemui
c. Mengejar kuantitas hasil tangkapan ikan
d. Menggunakan alat tangkap ikan untuk ikan dewasa
e. Memprioritaskan ikan di dekat terumbu karang
4. Dilihat dari letak geologisnya, Indonesia terletak diantara dua deretan pegunungan yaitu ....
a. Pegunungan Alpen dan Pegunungan Pasifik
b. Rangkaian Sirkum Pasifik dan rangkaian Sirkum Mediterania
c. Rangkaian Pegunungan Alpen dan Sirkum Mediterania
d. Rangkaian Sirkum Pasifik dan Pegunungan Sirya
e. Rangkaian Pegunungan Etna dan Sirkum Mediterania
5. Pengaruh letak geologis Indonesia adalah ....
a. Indonesia kaya biodiversitas
b. Indonesia kaya akan bahan tambang
c. Indonesia mempunyai dua musim
d. Indonesia menjadi jalur perdagangan
e. Indonesia memiliki rangkaian gunung api
6. Wilayah laut yang terletak pada sisi dalam dari garis pangkal laut,teluk,dan selat termasuk
pada bagaian ...
a. Perairan Nusantara
b. Laut teritolial
c. Batas landasan kontinen
d. Laut pasang
e. Batas Zona Ekonomi Ekseklusif(ZEE)
36
7. Berikut bukan dari pilar utama untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,
adalah ....
a. Membangun kembali budaya maritim Indonesia
b. Menjaga dan mengelola sumber daya laut
c. Memberi prioritas pada pengembangan infastruktur dan konekitivitas maritime
d. Membuka perairan Indonesia untuk dimanfaatkan pihak luar negeri
e. Bekerja sama di bidang kelautan
8. Jaringan perdagangan selama Hindu-Buddha yang memegang peranan untuk
menghubungkan jaringan dagang dan jaringan budaya antar kepulauan Indonesia adalah
jaringan....
a. Sumatera-Maluku
b. Jawa-Maluku
c. Sumatera-Bali
d. Bali-Papua
e. Bali-Jawa
9. Bidang kemaritiman sangat berkaitan erat dengan ....
a. Pertanian
b. Kelautan
c. Perkebunan
d. Perairan
e. Pertambangan
10. Jalur perdagangan yang mayoritas digunakan untuk perdagangan internasional dinamakan
dengan jalur ....
a. Sutra
b. Emas
c. Maritim
d. Pelayaran
e. Perdagangang
37
C.REFLEKSI
Setelah mempelajari modul diatas, yuk kita lakukan refleksi. Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai
dengan pemahamam kalian ya!
1. Secara astroomis wilayah Indonesia terletak pada.... 6° LU - 11° LS dan 95° BT – 141° BT.
2. Wilayah Indonesia paling selatan adalah ...Pulau Ndana (Selatan Pulau Rote)
3. Pengaruh letak astronomis Indonesia adalah ...Indonesia beriklim tropis dan membagi
wilayah Indonesia dalam 3 daerah waktu
4. Bali termasuk dalam pembagian daerah waktu Indonesia bagian ...Tengah.
5. Sebutkan 3 daerah yang masuk dalam pembagian waktu Indonesia timur ...Maluku, Papua
dan Pulau – pulau kecil disekitarnya
6. Jika di Kalimantan Barat pukul 10.00 pagi, maka di NTT pukul ...11.00 pagi.
7. Jika di Bali pukul 05.00 pagi, maka di Sulawesi Utara pukul ...05.00 pagi.
8. Sebutkan batas geografis wilayah Indonesia bagian utara ...Malaysia, Singapura, Filipina,
Laut Tiongkok
9. Sebutkan salah satu dampak positif letak geografis Indonesia ... Pusat perekonomian di
antara dua benua dan dua samudera/mempermudah pengembangan destinasi wisata
10. Negara maritim merupakan negara ... yang berada dalam kawasan/teritorial laut yang
sangat luas, dikelilingi oleh wilayah laut dan perairan
11. Sebelum deklarasi Djuanda, batas teritorial Indonesia adalah sejauh ...3 mil dari pulau terluar
12. Setelah deklarasi Djuanda, batas teritorial Indonesia adalah sejauh ...12 mil dari pulau terluar
13. Dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen
(benua) disebut zona ...landas kontinen
14. Sebutkan 3 hak Indonesia atas ZEE ...penelitian, eksplorasi, ekploitasi, melakukan
pelayaran
15. Batas udara teritorial sebuah negara diukur secara ...vertikal dan horizontal
D.KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN :
1. B
2. D
3. D
4. B
5. E
6. A
7. C
8. B
9. B
10. A
PEDOMAN PENSKORAN :
Skor Benar 5*2 = 10
38
Daftar Pustaka:
Anonim. 2021. Paradigma Geomaritim: Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim
Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: Badan Informasi Geografis (BIG).
BIG & IGI. 2021. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros
Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI.
Nurul huda dan Lili Somantri. 2015. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Geografi
Geografi 3 Untuk Kelas XII SMA/MA (Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial). Bandung:
Grafindo Media Tama
Samuel Rahallus. 2021. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Diakses pada tanggal 26
Juli 2021
Aji Arifin. 2016. Geografi untuk SMA/Ma XI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Surakarta :
Mediatama
Wardiyatmoko. K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Wikipedia. 2021. Daftar Laut di Indonesia. Diakses melui:
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_laut_di_Indonesia ( Diakses pada 26 Juli 2021
pukul 15.30)
Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa
Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia
39