The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by armwijaya, 2023-05-23 12:48:31

MAKANAN TRADISIONAL

MAKANAN TRADISIONAL

Makananku Budayaku E-book Berbasis Kearifan Lokal Oleh : Arma Wijayanti 2023


KATA PENGANTAR Penulis Salam sejahtera bagi siswa-siswi kelas 4. Kalian sebagai generasi penerus bangsa harus mempunyai sikap cinta budaya pada diri sendiri, karena budaya merupakan bagian dari kehidupan kalian. Budaya merupakan pikiran, akal budi, serta sesuatu yang menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Dengan adanya perkembangan jaman yang begitu canggih membuat kita harus tetap menjaganya. Salah satunya dengan mengenali berbagai budaya yang ada di Ponorogo dan perwujudan dari Profil Pelajar Pancasila. Berkaitan dengan budaya yang ada di Ponorogo, tentu ada banyak hal yang dapat kita pelajari. Salah satunya adalah makanan tradisional. Dapat kita ketahui makanan tradisional juga termasuk dalam budaya yang antara lain Sate Ayam, Getuk Golan, Dawet Jabung, Jenang Ketan, Nasi Goreng Tiwul dan masih ada banyak lagi . Kalian dapat mempelajari makanan tradisional melalui banyak cara. Salah satunya dengan mempelajari e-book. E-book ini sebagai media belajar sambil mengenal makanan tradisional yang ada di Ponorogo sehingga pembelajaran lebih bervariasi karena berkaitan dengan lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal kalian.


Daftar Isi


TUJUAN, ALUR, DAN TARGET PENCAPAIAN Tujuan : Mengenal kearifan lokal dalam suatu daerah melalui makanan tradisional yang mungkin sudah tidak dikenal oleh anak-anak Target Melalui pengembangan,e-book berbasis kearifan lokal makanan tradisional Ponorogo dapat mengembangkan dua dimensi dari Profil Pelajar Pancasila dan Gotong Royong berserta elemen yang terkait Mencari jenis-jenis makanan yang dijumpai di daerah tempat tinggal Menyebutkan makanan modern yang sering dijumpai dan mengembangkan permasalahan melalui isu yang terjadi Mengenal makanan tradisional khas daerahnya masing-masing Mengembangkan kemandirian diri dan berkolaborasi untuk membuat makanan tradisional Alur


E-book ini dirancang untuk membantu teori siswa dan guru kelas 4 Fase B untuk mendukung pembelajaran kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). E-book ini bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta budaya dan kesadaran siswa terkait makanan tradisional sebagai salah satu produk kearifan lokal budaya daerah Penggunaan e-book ini dapat digunakan oleh guru sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan P5 dengan materi yang akan dilakukan dan disarankan siswa tidak hanya mengenali beberapa macam makanan tradisional dari e-book ini melainkan dapat melakukan aksi nyata dalam upaya menjaga rasa cinta budaya terhadap makanan tradisional CARA PENGGUNAAN E-BOOK


1 Kearifan Lokal Kearifan lokal (local wisdom) dapat diartikan sebagai identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri (Wibowo, 2015). Nilai religi Nilai gotong-royong Nilai seni Nilai sejarah Nilai ekonomi Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal di Indonesia antara lain : Nilai merupakan suatu hal yang diyakini seseorang maupun kelompok dalam menggerakkan tindakan dan perilaku. Nilai yang tumbuh dalam masyarakat dan diterima dengan baik akan menjadi suatu pedoman dalam menjalani kehidpun bersama.


Sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar Mengakomodasi unsur-unsur budaya luar Mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli Memberi arah pada perkembangan budaya. Adapun fungsi kearifan lokal terhadap masuknya budaya luar adalah sebagai berikut : Dalam masyarakat kearifan lokal dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, dongeng, petuah, semboyan, dan kitabkitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Selain berupa nilai dan kebiasaan, kearifan lokal juga dapat berwujud benda-benda nyata salah satunya ialah ganongan. Ganongan merupakan salah satu alat seni tari yang digunakan dalam pentas seni Reog Ponorogo. Ganongan terbuat dari kayu yang terdapat hiasan dan rambut sebagai pelengkap


Kearifan Lokal tidak hanya berupa benda maupun katakata, melainkan juga meliputi rumah adat, bahasa daerah yang digunakan, pakaian daerah. makanan tradisional, tempat wisata, pagelaran seni, dan makanan tradisional. Seperti halnya, di Kabupaten Ponorogo ini memiliki beragam kearifan lokal yang dapat kita temui dengan mudah antara lain Telaga Ngebel, Gunung Gajah, Masjid Besar Tegalsari, Pagelaran Seni Reog, Larungan Ngebel, Grebeg Suro, Makam Batoro Katong dan berbagai macam makanan tradisional. Berikut beberapa foto kearifan lokal yang ada di Ponorogo


Makanan tradisional dibuat tidak hanya untuk dimakan dan memberikan rasa kenyang. Selain itu, makanan tradisional juga merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia. Berikut beberapa makanan daerah beserta asalnya 2 Makanan Tradisional Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan keragaman budaya terbanyak di dunia. Bentukbentukbudaya bangsa Indonesia, antara lain seni tari, seni pertunjukan,upacara adat, bahasa daerah, dan pakaian tradisional Nasi Liwet dari Solo Nasi Gudeg dari Yogyakarta


Papeda dari Papua Nasi Pecel dari Madiun Kerak telur dari Betawi Ayam Betutu dari Bali Makanan tradisional menjadi bagian dari budaya suatu masyarakat


Seperti halnya makanan tradisional di daerah Ponorogo yang memiliki beragam macam. Makanan tersebut tentunya juga mengandung kiasan juga digunakan di berbagai acara adat ataupun tradisi. Apa saja ya makanan tradisional Ponorogo itu ??? Budaya masyarakat yang beragam menjadikan makanan tradisional Indonesia juga banyak. Banyak makanan tradisional yang memiliki makna mendalam. Makanan tersebut menjadi simbol untuk menyampaikan nasihat bijak. Jika dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari., ajaran-ajaran kebaikan yang disampaikan melalui makanan tradisional akan membawa kebaikan Bagaimana yaa pembuatannya ?


Berikut makanan tradisional Ponorogo yang masih dapat kita temui : 1.Sate Ayam Ponorogo Sate ayam merupakan makanan khas Indonesia yang terbuat dari daging ayam dengan campuran bumbu kacang dan lontong sebagai pelengkap. Kita dapat menjumpai sate ayam Ponorogo, di sepanjang jalan. Tentunya setiap pedagang mempunyai cita rasa dan potongan daging berbeda yang membuat Sate Ayam tersebut menjadi lebih menarik dan berbeda dengan yang lain


Tentu kita sebagai warga Ponorogo tidak asing dengan Warung Sate Ayam H. Tukri Sobikun yang sangat legendaris dan dikenal oleh wisatawan luar. Warung ini terletak di kawasan perkampungan yang sebagian besarnya juga pedagang sate. Mempunyai sajian lezat dan daging ayam empuk yang dirintis sejak tahun 1970-an Pembuatan sate ayam ini termasuk mudah apabila mengetahui bagaimana cara proses pembuatannya dengan benar. Pembuatan sate ayam dapat kalian lakukan untuk mendukung kearifan lokal Kabupaten Ponorogo melalui P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan bantuan dan pengawasan Bapak/Ibu Guru di sekolah


Tungku pemanggang Kipas Arang Daging ayam Tusuk sate Bumbu (bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, kecap, dan penyedap rasa) Alat dan Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk membuat sate ayam memerlukan langkah-langkah yang benar, berikut cara pembuatannya : Panaskan arang menggunakan cairan ringan dengan api kecil Masukkan arang yang sudah dipanaskan ke dalam tungku Potong kecil atau seperti dadu daging ayam dan tusukkan 3-4 daging pada 1 tusuk yang digunakan Oleskan sate ke bumbu yang sudah dihaluskan Kemudian, bakar sate dengan bolak-balik dan kipas-kipas untuk memberikan hasil yang pas Lakukan secara berulang Cara pembuatan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.


Jenang Ketan Murni Jenang ketan murni merupakan salah satu makanan tradisional khas Ponorogo yang terbuat dari beras ketan, kelapa, dan gula merah. Jenang ketan murni memiliki beragam rasa yang diproduksi mulai dari kacang hijau, kacang mete, nanas, bahkan rasa taro Jenang ketan murni ini menjadi salah satu oleh-oleh dari Ponorogo yang banyak di buru oleh masyarakat maupun wisatawan luar karena rasa legit dan khas yang membuat jenang ini menjadi pilihan. Keberadaan jenang ini masih ada dan sering kita temui di pusat oleh-oleh Kota Besar meskipun dengan cita rasa yang berbeda. Hal ini membuktikan bahwa jenang yang menjadi ciri khas kota - kota yang lain tentu tidak jauh beda dengan jenang yang lain. Akan tetapi, tentunya mempunyai resep secara turun temurun sehingga dapat memberikan rasa yang berbeda pada jenang umumnya


Dawet Jabung merupakan kuliner asli Khas Ponorogo, Jawa Timur. Dawet jabung ini bahan dasar yang diguanakn yaitu cendol yang terbuat dari bahan alami. Dawet jabung memiliki cita rasa yang manis dan gurih sedikit asam tetapi menyegarkan. Sepintas dawet jabung ini dengan tampilan yang dominan dengan warna putih atau santan yang kental. Dawet jabung ini terletak di sekitar 7 km selatan kota, antara Keruk Sing-Jetis dekat dengan Pondok Modern Darussalam, Gontor Ponorogo. Tentu kalian sudah tidak asing dengan dawet ini, apabila kita melewati Desa Mlarak sepanjang jalan warung dawet berjajar. Dawet Jabung


Cendol Dawet Jabung ini memiliki isian berupa cendol, gempol, dan isian pisang Cendol yang digunakan terbuat dari tepung aren. Tepung aren yang dipakai berasal dari pohon yang sudah berusia tua. Menurut penjual, bahan ini sulit untuk didapatkan dan harus mencarinya di kawasan Ngebel. Sehingga saat ini terdapat kelompok sendiri yang khusus mencari tepung aren Gempol dan garam Dawet jabung juga memiliki keunikan pada isinya yang menggunakan gempol. Gempol sendiri terbuat dari tepung beras yang berfungsi sebagai pelengkap isian bersama pisang kepok dan ketan hitam.


Gempol sendiri terbuat dari tepung beras yang diuleni, kemudian dikukus selama 2 jam menggunakan air pandan supaya harum. Setelah itu didinginkan lalu diparut dan kemudian di kukus lagi, jadi gempol tersebut 2 kali kukus Dalam satu porsi dawet Jabung terdapat santan, juruh (gula aren), gempol, es batu, dan air garam sebagai penambah cita rasa dan tape ketan hitam yang membuatnya kian amat segar Selain dawet, juga tersedia berbagai gorengan antara lain, tempe goreng, pisang goreng, lentho, tahu isi, dan kemplang yang menjadi menambah kenikmatan dalam secangkir dawet jabung tersebut Berikut salah satu gorengan yakni kemplang


Makanan atau camilan satu ini konon sudah ada sejak jaman penjajahan yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah. Selain itu, saat ini magelang sudah dikenal sebagai "Kota Getuk" tak hanya itu bahan pokok getuk sangat langka pada jaman dulu, sehingga penduduk banyak memanfaatkan singkong sebagai bahan utamanya. Getuk Golan Onggolono Getuk merupakan makanan tradisional yang dapat kita jumpai di berbagai daerah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Nama Getuk sendiri diambil dari bunyinya yaitu "tuktuk" atau salah satu kegiatan menumbuk singkong hingga halus. Selain itu, beberapa orang juga mengartikan nama " getuk"berasal dari "Pas di gigit Manthuk-Manthuk" arti manthuk-manthuk menandakan makanan tersebut enak


Tidak lain Getuk Golan ini juga merupakan salah satu variasi dari berbagai macam getuk yang ada. Sejak dulu sudah turun-temurun penduduk desa Golan membuat dan menjual getuk ini. Getuk yang dibuat masyarakat Golan masih getuk murni berbahan utama singkong tanpa ada tambahan gula merah. Tentu dengan seiring perkembangan jaman, getuk banyak divariasi berbagai macam seperti getuk original, getuk lindri, getuk trio magelang, getuk gulung, getuk goreng , dan getuk talas Dari segi tampilan dan rasa , getuk Golan memang berbeda dari getuk biasa. Jika getuk biasa ialah olahan singkong yang ditumbuk dengan gula jawa, getuk golan disajikan bersama ketan atau jadah, taburan parutan kelapa dan cairan gula kelapa yang manis juga disajikan diatas daun pisang, tampilan tradisional sangat kental dirasakan.


Getuk golan juga turut dalam kegiatan festival Honggolono yang dimana makanan dan jajanan tradisional khas Ponorogo disajikan dalam bentuk tumpeng yang nantinya akan dibagikan kepada warga sekitar. Hal ini merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya dalam konteks makanan tradisional. Adanya festival tersebut memberikan dampak baik pada warga masyarakat dan anakanak yakni mengenal berbagai macam jajanan dan makanan tradisional, hal ini salah satu langkah untuk melestarikan budaya Jawa yakni Kirab tetapi dengan nuansa yang berbeda. Pada umumnya kirab hanya pagelaran kesenian Ponorogo ataupun sayuran hasil panen, sekarang mulai bertambah ke makanan tradisional


Click to View FlipBook Version