The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Satker KPPN Lebih Pintar versi 4.0 KPPN Mukomuko

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by spmkppn, 2021-09-16 04:53:42

SAKLAR 4.0 KPPN MUKOMUKO

Satker KPPN Lebih Pintar versi 4.0 KPPN Mukomuko

Saklar versi 4.0 1|Page

Saklar versi 4.0 2|Page

Saklar versi 4.0 3|Page

KATA SAMBUTAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

KPPN Mukomuko merupakan salah satu KPPN di Lingkup Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bengkulu. Sebagai kantor pelayanan,
KPPN Mukomuko terus mengikuti
perkembangan organisasi dan teknologi yang
ada. Hal ini terlihat dari inovasi-inovasi yang
selalu dilakukan untuk perbaikan layanan dan
juga sebagai wujud aktualisasi diri. Salah satu
wujud inovasi yang dilakukan adalah
penerbitan buku SAKLAR. Buku SAKLAR
merupakan panduan satuan kerja dalam
pelaksanaan dan pengelolaan APBN. Semoga
KPPN Mukomuko dapat meningkatkan dan
menjaga kualitas pelayanan demi kelancaran pembangunan negeri khususnya di
Kabupaten Mukomuko.

Wassalamualaikum Warahmahtullahi Wabarakaatuh.

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu

Saklar versi 4.0 Syarwan, S.E., M.M.
4|Page

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME atas nikmat yang
dianugerahkan kepada kita semua, sehingga KPPN Mukomuko pada kesempatan ini
dapat menyelesaikan sebuah buku panduan bagi Satuan Kerja (Satker) mitra KPPN
Mukomuko yang dinamakan;

“SAKLAR yaitu kependekan dari Satker KPPN Lebih Pintar”.

SAKLAR versi 4.0 yang merupakan pembaharuan dari Buku Saklar versi
sebelumnya. Terdapat beberapa perubahan yang disesuaikan dengan regulasi terbaru
guna mempermudah satuan kerja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) sampai dengan pelaporan pertanggungjawabannya.

Buku SAKLAR versi 4.0 ini disusun berdasarkan peraturan-peraturan terbaru
yang berlaku dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN dengan menggunakan
kata-kata yang mudah dicerna sebagai terjemahan peraturan-peraturan tersebut.
Adapun jenis penambahan atau update pada buku Saklar versi 4.0 ini di antaranya:

1. Aplikasi e-SPM,
2. Aplikasi SAKTI Web,
3. Inovasi SKPP 181.

Akhirnya dengan adanya buku panduan ini kami mengharapkan dapat
bermanfaat dan menjadi panduan Satker dalam pelaksanaan dan pengelolaan APBN.
Menyadari segala keterbatasan yang ada, kami mengharapkan segala saran untuk
penyempurnaan buku ini.

Kepala KPPN Mukomuko

Saklar versi 4.0 Rusli Zulfian, Sst.Ak., M.S.E.

5|Page

Saklar versi 4.0 6|Page

Saklar versi 4.0 7|Page

Daftar Isi

PROSEDUR PENYELESAIAN SPM ............................................................................... 11
KARTU KREDIT PEMERINTAH .................................................................................... 15
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN ................................................................................. 16
PERBEDAAN KODE DI SPM........................................................................................ 18
RETUR SP2D .............................................................................................................. 19
PROSEDUR PENGAJUAN SKPP................................................................................... 21
RALAT/KOREKSI SPM ................................................................................................ 23
KOREKSI DATA PENGELUARAN DAN/ATAU POTONGAN MELALUI SPM/SP2D......... 23
PENGAJUAN KARTU IDENTITAS PETUGAS SATKER ................................................... 24
REGISTRASI PIN PPSPM............................................................................................. 24
PENGESAHAN HIBAH UANG...................................................................................... 25
PENGELOLAAN REKENING MILIK SATKER ................................................................. 31
KONFIRMASI PENERIMAAN ...................................................................................... 32
KOREKSI DATA PENERIMAAN ................................................................................... 36
REKONSILIASI ELEKTRONIK (E-REKON) ..................................................................... 39
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ) BENDAHARA.......................................... 41
PENGESAHAN HIBAH BARANG/JASA/SURAT BERHARGA ......................................... 43
PORTAL181 ............................................................................................................... 50

Saklar versi 4.0 8|Page

Saklar versi 4.0 9|Page

Saklar versi 4.0 10 | P a g e

URAIAN PADA SPM

PEMBAYARAN LS BELANJA PEGAWAI (51)

No. Pembayaran Uraian SPM Lampiran

Pembayaran belanja pegawai Gaji Induk bulan
1 Gaji Induk … tahun … untuk … pegawai/… jiwa sesuai

Daftar Gaji nomor ... SPP nomor ... tanggal ... 1. ADK dari Aplikasi

Pembayaran belanja pegawai Gaji Susulan GPP/BPP untuk

2 Gaji Susulan bulan … tahun … untuk … pegawai/… jiwa pembayaran (1), (2), (3),
sesuai Daftar Gaji nomor ... SPP nomor ... dan (4);
tanggal ... 2. ADK pendukung yang

3 Kekurangan Pembayaran belanja pegawai Kekurangan dipersyaratkan (contoh:
Gaji Gaji bulan … tahun … untuk … pegawai/… jiwa ADK Pegawai Pindah);
sesuai Daftar Gaji nomor ... SPP nomor ... 3. ADK dari Aplikasi SAS;
tanggal ...
4. Daftar Nominatif
4 Gaji Terusan Pembayaran belanja pegawai Gaji Terusan ke- penerima yang
… a.n. … (… pegawai/… jiwa) sesuai Daftar Gaji
ditandatangani PPSPM;
nomor ... SPP nomor ... tanggal ...
5. SSP PPh pasal 21
6 Uang Muka Pembayaran belanja pegawai Uang Muka (411121) bila
Gaji Gaji/Persekot Gaji untuk … pegawai/… jiwa dikenakan pajak;
sesuai SPP nomor ... tanggal ...
6. Daftar Perubahan Data
Pembayaran belanja pegawai Uang Makan
7 Uang Makan bulan … untuk … pegawai sesuai SPP nomor ... Pegawai yang telah
tanggal ... diuji & ditandatangani

Pembayaran belanja pegawai Uang Lembur oleh PPSPM.

8 Uang Lembur bulan … sesuai SPK Lembur nomor … tanggal
… untuk … pegawai sesuai SPP nomor ...

tanggal ...

1. ADK dari Aplikasi SAS

Pembayaran belanja pegawai 2. Daftar Nominatif
penerima (Lampiran
Sertifikasi/ Sertifikasi/Tunjangan Profesi bulan … tahun ...
nomor rekening
9 Tunjangan untuk … pegawai sesuai
cetakan Aplikasi SAS)
Profesi (Peraturan/Keputusan) nomor … tanggal …
sesuai SPP nomor ... tanggal ...
yang ditandatangani

PPSPM

3. SSP PPh pasal 21

(411121)

10 Tunjangan Lain Pembayaran belanja pegawai berupa 4. SPTJM dari KPA
(Jenis Belanja Tunjangan ... bulan … untuk … pegawai sesuai (Tunjangan Profesi)
Pegawai [51]) (Peraturan/Keputusan) nomor … tanggal …
sesuai SPP nomor ... tanggal ... 5. Daftar Rekap
Pembayaran

(Tunjangan Kinerja)

Saklar versi 4.0 11 | P a g e

PEMBAYARAN LS BELANJA BARANG (52) DAN BELANJA MODAL (53)

No. Pembayaran Uraian SPM Lampiran

Pembayaran belanja barang/modal 1. ADK dari Aplikasi SAS
Perjalanan Dinas sesuai Surat Tugas
2. Daftar Nominatif penerima
1 Perjalanan Dinas (ST)/Surat Perjalanan Dinas yang ditandatangani

(SPD)/dokumen sejenis nomor …

tanggal … a.n. ... dalam rangka ... sesuai PPSPM
SPP nomor ... tanggal ...

2 Honorarium Pembayaran belanja barang/modal 1. ADK dari Aplikasi SAS
(bulanan) Honorarium ... bulan … sesuai Surat 2. SSP bila dikenakan
Keputusan ... nomor … tanggal … sesuai
SPP nomor ... tanggal ... potongan pajak

3 Honorarium Pembayaran belanja barang/modal 3. Daftar Nominatif penerima
Kegiatan (sekali Honorarium kegiatan ... sesuai Surat yang ditandatangani
Keputusan ... nomor … tanggal … sesuai PPSPM
bayar) SPP nomor ... tanggal ...

Pembayaran belanja barang 1. ADK dari Aplikasi SAS

Honorarium PPNPN/GTT/PTT bulan … (ADK SPM dan PPNPN)
untuk ... orang sesuai Surat Keputusan ...
4 Honorarium nomor ... tanggal ... DPP nomor … dan 2. Daftar Nominatif penerima
PPNPN/GTT/PTT SPP nomor … tanggal … ditandatangani PPSPM

3. SSP (jika ada)

4. DPP

5 LS Non- Pembayaran belanja barang/modal 1. ADK dari Aplikasi SAS
Kontraktual berupa ... bulan ... sesuai 2. SSP bila dikenakan
Kuitansi/Tagihan nomor ... tanggal ...
(rutin) dan sesuai SPP nomor ... tanggal ... potongan pajak

Pembayaran belanja barang/modal

6 LS Non- berupa ... sesuai Surat 1. ADK dari Aplikasi SAS
Kontraktual Pesanan/Kuitansi/Tagihan nomor ... 2. SSP bila dikenakan
(Pengadaan tanggal ... BAST nomor ... tanggal ... BAP potongan pajak
Barang dan Jasa) nomor ... tanggal ... dan sesuai SPP

nomor ... tanggal ...

No. Pembayaran Uraian SPM Lampiran

7 Belanja Barang/Modal LS Kontraktual

a. Pembayaran Pembayaran belanja barang/modal 1. ADK dari Aplikasi SAS
Sekaligus sesuai kontrak nomor … tanggal … nilai 2. Ringkasan kontrak
kontrak Rp ... BAST nomor … tanggal … 3. SSP sesuai potongan pajak
BAP nomor … tanggal … sesuai SPP
nomor ... tanggal ... yang dikenakan apabila
dikenakan pajak

b. Uang Muka Pembayaran belanja barang/modal 1. ADK dari Aplikasi SAS
Kerja berupa Uang Muka Kerja (…%) 2. Ringkasan kontrak
Pekerjaan ... sesuai kontrak nomor … 3. Fotokopi Jaminan Uang
tanggal … nilai kontrak Rp ...
BAP/BAPP nomor … tanggal … Jaminan Muka yang disahkan oleh
Uang Muka ... (Penerbit) nomor … PPK

Saklar versi 4.0 12 | P a g e

c. Bertahap tanggal … dan sesuai SPP nomor … 4. SSP sesuai potongan pajak
d. Tahap Terakhir tanggal … yang dikenakan apabila
e. Retensi dikenakan pajak
Pembayaran belanja barang/modal
termin ke-… (I/II/III/dst.) sesuai 1. ADK dari Aplikasi SAS
kontrak nomor … tanggal … nilai 2. Ringkasan kontrak
kontrak Rp ... BAP/BAPP nomor … 3. SSP sesuai potongan pajak
tanggal … dan sesuai SPP nomor …
tanggal … yang dikenakan apabila
Pembayaran belanja barang/modal dikenakan pajak
termin ke-… sesuai kontrak nomor …
tanggal … nilai kontrak Rp ... BAST
nomor … tanggal … BAP/BAPP nomor
… tanggal … dan sesuai SPP nomor ...
tanggal ...
Pembayaran belanja modal sesuai
kontrak nomor … tanggal … nilai
kontrak Rp ... BAST nomor … tanggal …
Jaminan Pemeliharaan nomor …
tanggal … BAP/BAPP nomor … tanggal
… dan sesuai SPP nomor ... tanggal ...

PEMBAYARAN LS BENDAHARA

No. Pembayaran Uraian SPM Lampiran

LS Bendahara

Pembayaran belanja barang/modal

Honorarium Honorarium ... bulan … sesuai Surat
Keputusan ... nomor … tanggal … 1. ADK dari Aplikasi SAS
sesuai SPP nomor ... tanggal ...
1 2. Daftar Nominatif penerima
Pembayaran belanja barang/modal yang ditandatangani oleh
PPSPM
Perjalanan Dinas sesuai Surat Tugas
3. SSP (jika ada)
Perjalanan Dinas (ST)/Surat Perjalanan Dinas

(SPD)/dokumen sejenis nomor …

tanggal … a.n. ... dalam rangka ...
sesuai SPP nomor ... tanggal ...

Penyediaan Uang Persediaan Rupiah
Murni/PNBP/Pinjaman/Hibah Luar
Negeri Satker … Tahun Anggaran ... Surat Persetujuan UP dari
2 Uang Persediaan sesuai Surat Persetujuan Kepala KPPN Kepala KPPN Mukomuko

Mukomuko nomor ... tanggal ... sesuai

SPP nomor ... tanggal ...

Penggantian Uang Persediaan untuk
keperluan belanja barang/modal/lain- (MINIMAL 50% DARI UP)
3 Ganti UP

lain sesuai SPP nomor ... tanggal ...

4 Ganti UP Nihil Penggantian Uang Persediaan untuk (AKUN PENGEMBALIAN UP:
keperluan belanja barang/modal/ lain- 815111 [RM], 815113 [PNBP])
lain sesuai SPP nomor … tanggal …

Saklar versi 4.0 13 | P a g e

Penyediaan Tambahan Uang

Persediaan Rupiah Murni/PNBP Satker
… Tahun Anggaran ... sesuai Surat Surat Persetujuan TUP dari
5 TUP Persetujuan Kepala KPPN Mukomuko Kepala KPPN Mukomuko

nomor ... tanggal ... sesuai SPP nomor

... tanggal ...

Pertanggungjawaban Tambahan Uang

Persediaan untuk keperluan belanja (AKUN PENGEMBALIAN TUP:
815511 [RM], 815513 [PNBP])
6 PTUP barang/modal/lain-lain Tahun

Anggaran ... sesuai SPP nomor ...

tanggal ...

Penggantian Uang Persediaan Kartu 1. Billing (Tagihan)
Kredit Pemerintah untuk keperluan
7 GUP KKP belanja barang/modal/lain-lain sesuai 2. Daftar Persetujuan Tagihan
SPP nomor … tanggal … (KKP Perjadin)

PERSYARATAN UP/TUP

Syarat permintaan UP/TUP:
 UP/TUP Tahun Anggaran sebelumnya sudah Nihil
 Memiliki Bendahara yang telah bersertifikasi
 Kewajiban administrasi tersebut di atas sudah diselesaikan
Lampiran:
 Surat Pernyataan UP/TUP (sesuai Lampiran PMK Nomor 196/PMK.05/2018 atau sesuai Aplikasi

SAS)
 Surat Permohonan UP/TUP (sesuai Lampiran PMK Nomor 196/PMK.05/2018 atau sesuai Aplikasi

SAS)
 Surat Persetujuan dari Kanwil DJPb (untuk perubahan proporsi UP Tunai dan KKP)
 Daftar Rincian Pengeluaran TUP (sesuai Lampiran PMK Nomor 196/PMK.05/2018 atau sesuai

aplikasi SAS)

Saklar versi 4.0 14 | P a g e

PERSYARATAN KARTU KREDIT PEMERINTAH

Persyaratan penggunaan KKP:
1. Memiliki Pagu yang bisa dibayarkan menggunakan UP minimal Rp 2.400.000.000 (dua miliar
empat ratus juta rupiah),
2. UP Tunai Satker minimal Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah),
3. Tersedia mesin EDC.

Sebelum mengajukan permohonan Kartu Kredit, harap melengkapi/menyelesaikan:
1. Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Bank Himbara dimana rekening bendahara pengeluaran
dibuka,
2. Membuat surat referensi (dari Aplikasi SAS),
3. Mendapat Surat Persetujuan besaran UP dari KPPN dan apabila ingin mengubah besaran
UP, Satker mengajukan permohonan dispensasi ke Kanwil DJPb,
4. SK Penunjukan KPA tentang Pemegang KKP dan administrator.

GUP KARTU KREDIT PEMERINTAH (GUP KKP)

Proses pengajuan SPM GUP KKP hampir sama dengan pengajuan SPM GUP Tunai. Adapun
perbedaannya adalah sebagai berikut:
 GUP dilakukan sesuai periode billing/tagihan Bank terkait,
 Berdasarkan Billing/Tagihan, Pemegang KKP membuat Daftar Pengeluaran Riil,
 PPK menguji Tagihan dan Daftar Pengeluaran Riil serta membuat Daftar Pembayaran Tagihan KKP,
 Atas tagihan tersebut, PPSPM menguji kebenaran atas tagihan tersebut dan membuat SPM GUP

KKP (ke Bendahara Pengeluaran),
 Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran tagihan paling lambat 2 hari kerja setelah

pencairan dana SP2D diterima/masuk ke rekening,
 Seluruh transaksi menggunakan KKP dibebaskan dari kewajiban perpajakan Bendahara.

SPM DISAMPAIKAN KE KPPN PALING LAMBAT
2 HARI KERJA SETELAH TANGGAL SPM

Saklar versi 4.0 15 | P a g e

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

1. Sebelum mengajukan SPM pertama kali Tahun Anggaran berjalan, lengkapi/selesaikan :
a. Rekonsiliasi dan LPJ Bendahara Desember Tahun Anggaran sebelumnya,
b. Pengiriman Surat Pengajuan KIPS Tahun Anggaran berjalan,
c. Pengiriman Surat Penetapan Pengelola Keuangan Tahun Anggaran Berjalan,
d. Surat Pemberitahuan Rekening,
e. Pengiriman Spesimen Tandatangan Pengelola Keuangan Tahun Anggaran Berjalan,
f. Pengiriman Surat Konfirmasi DIPA Tahun Anggaran berjalan,
g. UP/TUP Tahun Anggaran sebelumnya sudah Nihil,
h. Registrasi PIN PPSPM (PPSPM baru),
i. Surat Pemberitahuan Tidak Terdapat Perubahan Pejabat Perbendaharaan.

2. ADK Kontrak disampaikan ke KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatangani nya
perjanjian/kontrak dan dilampiri:
a. Ringkasan Kontrak yang telah ditandatangani oleh PPK satker bersangkutan,
b. Kartu Pengawasan Kontrak,
c. Data Realisasi Kontrak sebelum realisasi membebani nilai kontrak.
*Dalam hal ADK Kontrak terlambat disampaikan ke KPPN, PPK wajib membuat surat alasan.

3. KPPN tidak dapat menerima SPM dan tidak dapat menerbitkan SP2D apabila satuan kerja belum
menyampaikan:
a. Data perjanjian/kontrak beserta ADK untuk pembayaran melalui SPM-LS Kontraktual kepada
penyedia barang/jasa; atau
d. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai untuk belanja
pegawai yang menggunakan aplikasi GPP.

4. SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, harus dilampiri faktur pajak dan ketentuan lain
mengenai pencairan dana yang bersumber dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri diatur dengan
peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

5. Setiap lampiran SPM, sepanjang formatnya telah diatur dalam PMK atau peraturan pelaksanaan
lainnya, satuan kerja harus membuat lampiran tersebut sesuai format yang telah ditentukan.

6. KPPN berhak menolak SPM yang disampaikan satker apabila:
• Ada cacat penulisan/kesalahan tulis dalam SPM baik menyangkut nama penerima, nomor
rekening, uraian SPM dan kesalahan lain yang ada dalam SPM yang disampaikan; dan
• Aplikasi KPPN menolak secara otomatis (kesalahan PIN, aplikasi SAS yang belum update,
ketidaksesuaian barcode, dsb.).

7. Ketentuan lain yang belum tercantum dalam persyaratan pengajuan SPM di atas, akan
diberitahukan di kemudian waktu.

Saklar versi 4.0 16 | P a g e

ALUR PENERBITAN SP2D

PENDAFTARAN DATA KONTRAK
DISAMPAIKAN KE KPPN PALING LAMBAT
5 HARI KERJA SETELAH TANGGAL KONTRAK

Saklar versi 4.0 17 | P a g e

PERBEDAAN KODE SPM versi SAS

SPM JENIS CARA JENIS SIFAT
SPM BAYAR PEMBAYARAN
SPM UP TUNAI 1
SPM GUP TUNAI 10 2 4 3
SPM GUP NIHIL 5 2 1 5
SPM GUP KKP 5 5 1 3
SPM TUP TUNAI 26 2 1 2
SPM PTUP TUNAI 10 2 4 6
SPM PTUP KKP 5 5 1 6
SPM Gaji Induk 27 5 1 4
SPM Gaji Susulan/ Gaji 1 2 1
Terusan 4
SPM Kekurangan Gaji/ 2 2 1
UDW/ Persekot 4
SPM Gaji Lainnya (uang 3 21
makan, sertifikasi, vakasi) 4
SPM Gaji Ke-13 4 21
SPM THR 4
SPM Tukin Ke-13 72 21 4
SPM THR Tukin 73 21 4
SPM LS 74 21 4
SPM PPNPN INDUK 75 21 4
SPM PPNPN SUSULAN 7 21 4
54 21 4
55 21

*UDW sudah tidak dibayar oleh KPPN

Saklar versi 4.0 18 | P a g e

RETUR SP2D

Retur SP2D adalah penolakan/pengembalian atas pemindahbukuan dan/atau transfer pencairan
APBN dari Bank/Kantor Pos Penerima kepada Bank/Kantor Pos Pengirim.

Alasan terjadi retur SP2D antara lain:

 Kesalahan/perbedaan nama/nomor rekening pada SP2D dengan data perbankan;

 Kesalahan penulisan nama bank penerima; atau

 Rekening tidak aktif/tutup/pasif.

Penyelesaian Retur SP2D

Dasar hukum penyelesaian retur SP2D adalah Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor :
PER-9/PB/2018 tanggal 28 Juni 2018 tentang Tata Cara Penyelesaian Retur Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D).

Penyebab Contoh Kasus Satker Menyampaikan Dokumen ke KPPN
Retur

Salah Nama Pada uraian SPM tertulis a. Surat Permintaan Pembayaran Kembali (SPPK)
Bank nama bank "Bank Mandiri" sesuai format dalam Lampiran H pada PER-
Salah Nama pada rekening koran 9/PB/2018
Rekening seharusnya "Bank BRI"
Salah Nomor Pada uraian SPM tertulis b. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak
Rekening nama rekening "KANARI" (SPTJM) sesuai format dalam Lampiran G pada
Rekening Pasif pada rekening koran PER-9/PB/2018
seharusnya "KENARI"
Pada uraian SPM tertulis c. Fotokopi surat pemberitahuan penyetoran
nomor rekening "12345778" dana Retur SP2D ke Kas Negara;
pada rekening koran
seharusnya "12345678" d. Daftar Retur SP2D yang telah disetor ke Kas
Rekening pasif diakibatkan Negara yang disahkan oleh Kepala Seksi Bank
karena tidak terdapat dan diketahui oleh Kepala KPPN yang berasal
transaksi keuangan pada dari aplikasi yang disediakan Direktorat
rekening selama lebih dari 3 Jenderal Perbendaharaan;
bulan. Oleh sebab itu, PPSPM
harus memastikan ke Bank e. Softcopy Data Supplier penerima
bahwa nomor rekening aktif. pengembalian dana Retur SP2D dalam format
Excel;

f. Fotokopi buku tabungan dan/atau rekening

koran penerima pengembalian dana Retur

SP2D yang akurat dan masih aktif;

g. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

penerima.

Mekanisme Penyelesaian Retur SP2D:

1. KPPN menerima Surat Pemberitahuan Retur SP2D dari BO I/BO II/BO III/Pos Pengeluaran;
2. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, Seksi Bank KPPN membukukan transaksi

Saklar versi 4.0 19 | P a g e

penerimaan dana retur SP2D melalui SPAN;
3. Berdasarkan pembukuan transaksi penerimaan dana retur SP2D, KPPN menyampaikan Surat

Pemberitahuan Retur SP2D ke KPA/Satker dengan dilampiri Daftar Retur SP2D;
4. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, KPA/Satker melakukan perbaikan data supplier

dan/atau data Kontrak pada Aplikasi SAS/GPP Satker;
5. Berdasarkan perbaikan data supplier dan/atau data Kontrak, Satker menyampaikan Surat

Ralat/Perbaikan Rekening ke KPPN paling lambat 7 hari setelah Surat Pemberitahuan Retur SP2D
diterima sesuai format dalam Lampiran III PER-9/PB/2018, dengan dilampiri:
a. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak,
b. ADK Pendaftaran Supplier apabila Supplier belum pernah didaftarkan ke SPAN dan/atau data

Supplier yang telah didaftarkan memerlukan perubahan pada nama bank dan/atau nomor
rekening,
c. Surat Permintaan Perubahan Data Supplier,
d. ADK Perubahan Data Kontrak apabila perubahan data supplier mengakibatkan perubahan
data kontrak yang telah didaftarkan di SPAN.

Pembayaran kembali retur SP2D pada KPPN SPAN pencairan kembali berdasarkan SP2D satker
KPPN sebagai Kuasa BUN. Jadi alur pencairan kembali menjadi lebih panjang karena harus melalui
tahap pembuatan SPP menjadi SPM menjadi SP2D.

Selain itu tahap pemberitahuan retur SP2D ke satker juga menjadi lebih lama karena Bank
Operasional tidak langsung menginformasikan retur tersebut ke KPPN, tetapi menginformasikan ke
Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Selanjutnya Direktorat PKN yang akan menginformasikan ke
KPPN. Jadi kami kembali mengingatkan agar perlu lebih berhati-hati dalam pengisian data Supplier
supaya tidak terjadi retur yang mengakibatkan lambatnya pencairan dana ke rekening penerima.

Saklar versi 4.0 20 | P a g e

#tips181 untuk menghindari terjadinya retur, pastikan:
1. Pastikan nama dan nomor rekening telah dituliskan dengan benar;

dan
2. Pastikan bahwa nomor rekening berstatus aktif, dengan cara

melakukan konfirmasi kepada pihak bank.

SKPP 181

Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah Surat Keterangan tentang
penghentian pembayaran gaji terhitung mulai bulan dihentikan pembayarannya yang
dibuat/dikeluarkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran atas pegawai yang pindah atau pensiun
berdasarkan surat keputusan yang diterbitkan oleh Kementerian Negara/Lembaga atau satker dan
disahkan oleh KPPN setempat bahwa record pegawai tersebut dalam database pegawai telah
dipindahkan ke dalam tabel pegawai nonaktif.

SKPP 181 sebagai salah satu inovasi KPPN Mukomuko dimana dilakukan pemotongan
terhadap waktu penyelesaian SKPP semula 1 hari kerja menjadi 181 menit.

Dasar Hukum

Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-37/PB/2009 tanggal 12 Agustus 2009 Tentang
Petunjuk Teknis Pengalihan Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai Negeri Sipil Pusat Kepada
Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga pasal 15.

Jenis-jenis SKPP`

Jenis SKPP Pindah, untuk:
1. Pegawai yang pindah ke satker lain;
2. Pegawai yang pindah ke/dari luar negeri;
3. Pegawai yang diperbantukan/pindah ke daerah otonom;
4. Siswa ikatan dinas yang diangkat menjadi pegawai; atau
5. Pegawai yang dipindah dari suatu kementerian/lembaga ke kementerian/lembaga lain.
Sedangkan SKPP Pensiun, untuk:
1. Pegawai yang diberhentikan dengan hormat yang mendapat hak pensiun atau menerima uang

tunggu; atau
2. Pegawai yang meninggal dunia.

Saklar versi 4.0 21 | P a g e

Syarat-syarat Penerbitan SKPP

1. Surat Keputusan Mutasi/Pindah, Pensiun, Pensiun Janda/Duda, Uang Tunggu, atau
Pengangkatan Pegawai bagi mantan siswa ikatan dinas;

2. Berita Acara Serah Terima Jabatan bagi yang memangku jabatan.
Untuk pengajuan SKPP ke KPPN Mukomuko, lampiran pendukung yang harus dilengkapi adalah
sebagai berikut:
SKPP Pindah
Diajukan dalam 4 rangkap, dilampiri salinan/copy SK Mutasi yang telah dilegalisasi dan cetakan kartu
pegawai dari aplikasi GPP.
SKPP Pensiun
Diajukan dalam 6 rangkap, dilampiri salinan/copy SK Pensiun yang telah dilegalisasi dan cetakan kartu
pegawai dari aplikasi GPP.

Prosedur Penerbitan SKPP

SKPP Pindah diterbitkan rangkap empat dengan penjelasan:
1. Lembar I untuk pegawai yang bersangkutan, untuk dilampirkan pada saat pengajuan gaji
pertama kali di satker yang baru;
2. Lembar II untuk satker yang baru, dilampiri dosir kepegawaian dan ADK Pegawai pindah;
3. Lembar III untuk KPPN sebagai pertinggal (arsip);
4. Lembar IV untuk pertinggal satker lama.

Apabila SKPP Pindah hilang setelah diterbitkan, maka SKPP Pindah diterbitkan ulang dan KPPN asal
mengirimkan Surat Edaran pemberitahuan kepada semua KPPN di Indonesia. Hal ini untuk mencegah
SKPP yang hilang (apabila ditemukan) disalahgunakan untuk permintaan gaji di KPPN lain.

SKPP Pensiun diterbitkan rangkap lima dengan penjelasan:
1. Lembar I dan II untuk PT Taspen bagi PNS atau PT Asabri (Persero) bagi anggota TNI/Polri;
2. Lembar III untuk pegawai yang bersangkutan;
3. Lembar IV untuk KPPN sebagai pertinggal (arsip);
4. Lembar V untuk pertinggal satker lama.

Baik SKPP Pindah maupun SKPP Pensiun dikirim oleh satker asal sesuai dengan peruntukannya setelah
diberi keterangan oleh Kepala Seksi Pencairan Dana KPPN asal bahwa data pegawai pindah/pensiun
telah dinonaktifkan dari database pegawai satker tersebut pada KPPN asal. Pengajuan SKPP dilampiri
salinan SK Mutasi atau SK Pensiun yang telah dilegalisasi dan cetakan kartu pegawai dari aplikasi GPP.

Saklar versi 4.0 22 | P a g e

RALAT/KOREKSI SPM

SPM salah akun pengeluaran atau potongan?
“Prosedur mengenai Koreksi/Ralat SPM telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan nomor PER-16/PB/2014 tanggal 11 Juni 2014 “tentang Tata cara koreksi data
transaksi keuangan pada sistem perbendaharaan dan anggaran negara”. Satker yang hendak
melakukan perubahan atau Koreksi/Ralat atas SPM yang telah diterbitkan SP2Dnya oleh KPPN wajib
berpedoman pada peraturan tersebut.”

Koreksi Data Pengeluaran dan/atau Potongan Melalui SPM/SP2D

Koreksi data yang diajukan pada KPPN berupa:
1. Koreksi Data transaksi terhadap Bagan Akun Standar (BAS)
2. Koreksi Data transaksi terhadap Pembebanan Rekening Khusus
3. Koreksi Data transaksi terhadap Deskripsi/uraian pengeluaran.

Persyaratan Koreksi/Ralat SPM

Mengajukan surat permintaan koreksi data pengeluaran dan/atau potongan SPM/SP2D kepada
KPPN mitra kerja masing-masing. Format surat sebagaimana Lampiran I PER- 16/PB/2014. Surat
permintaan koreksi tersebut wajib dilampirkan dengan:

1. Surat Permintaan koreksi;
2. Copy SPM dan daftar SP2D sebelum koreksi;
3. SPM setelah koreksi;
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Koreksi/Ralat SPM;
5. Detil Ralat/Koreksi;
6. ADK Koreksi SPM (SPM yang sudah diperbaiki).
Koreksi/perbaikan/ralat SPM tidak dapat dilakukan terhadap data SPM yang mengakibatkan
perubahan jumlah uang baik pada jumlah total pengeluaran, jumlah total potongan, dan/atau jumlah
bersih dalam SPM.
KPPN akan meneliti/memeriksa koreksi/ralat SPM tersebut apakah benar dan dapat dilakukan
sesuai PER-16/PB/2014. Bila koreksi/ralat SPM dapat dilakukan maka KPPN akan menerbitkan Surat
tanggapan koreksi. Bila koreksi/ralat SPM tidak dapat dilakukan maka KPPN akan menerbitkan surat
pengembalian atas koreksi/ralat SPM tersebut.

Saklar versi 4.0 23 | P a g e

PENGAJUAN KARTU IDENTITAS PETUGAS SATKER

Dasar Hukum : PER-57/PB/2010 tentang Tata Cara Penerbitan SPM dan SP2D, Dalam rangka
penyampaian SPM dan pengambilan SP2D, Kuasa PA menunjuk petugas pengantar SPM dan
Pengambil SP2D.
Ketentuan :
1. Petugas ditunjuk oleh KPA;
2. Petugas dimaksud adalah pejabat perbendaharaan atau pegawai negeri yang memahami prosedur

pencairan dana;
3. Petugas yang ditunjuk dilakukan secara selektif dan sesuai kebutuhan, paling banyak 3 orang;
4. Surat penunjukan dibuat sesuai format, dan disampaikan kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN

dengan dilampiri :
a. Fotocopy KTP/SIM/Identitas lainnya;
b. Foto berwarna terbaru berukuran 4×6.

KPPN mencetak KIPS dan menyampaikan kepada KPA dengan menggunakan Berita Acara
Penyampaikan KIPS; Dalam hal terjadi perubahan petugas, KPA penyampaikan kembali surat
penunjukan beserta lampirannya kepada Kepala KPPN untuk dibuatkan KIPS.

REGISTRASI PIN PPSPM

Prinsip Dasar Pelaksanaan
1. PIN PPSPM adalah sistem untuk melindungi PPSPM dan Petugas KPPN dalam transaksi

pencairan dana APBN dengan mengacu pada Undang Undang tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
2. PIN PPSPM bersifat rahasia dan penggunaannya menjadi tanggung jawab PPSPM
3. ADK SPM yang disampaikan kepada KPPN wajib dilengkapi dengan PIN PPSPM sebagai tanda
tangan elektronik pada ADK SPM
4. PIN PPSPM yang dapat diterima pada aplikasi SP2D merupakan bentuk pernyataan bahwa SPM
adalah benar telah diterbitkan dan ditandatangani oleh PPSPM pada satker yang bersangkutan

PPSPM melakukan registrasi dengan didampingi operator SPM dengan membawa laptop untuk
diinstall Aplikasi Injeksi PIN Satker. Dalam pelaksanaan registrasi ini PP SPM tidak boleh diwakili.
Berikut adalah syarat registrasi yang harus disiapkan oleh satuan kerja:

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk
2. Fotokopi dan asli SK penunjukan Pejabat Penanda tangan SPM
3. Materai 6000 yang akan digunakan untuk membuat surat pernyataan yang telah disediakan

KPPN.
4. Formulir Pendaftaran PIN PPSPM (terlampir dalam surat )
5. Formulir Permohonan Penonaktifan PIN PPSPM (Penggantian PPSPM)

Prosedur registrasi PIN PP SPM adalah sebagai berikut:

Saklar versi 4.0 24 | P a g e

1. Menyerahkan persyaratan sebagaimana tersebut, kemudian Customer Service KPPN akan
mengeceknya dan menuangkanya dalam check list kelengkapan

2. Menandatangani surat pernyataan (disediakan di KPPN) yang telah dibubuhi materai 6000
3. PIN PPSPM diterima pada ponsel sesuai dengan nomor PPSPM yang didaftarkan.
4. Meng-install aplikasi injeksi PIN PPSPM pada laptop yang telah dibawa
5. Melakukan encoding PIN dengan aplikasi injeksi PIN PPSPM
6. Melakukan Aktivasi PIN dengan mengirimkan SMS PIN

PENGESAHAN HIBAH UANG

1. Pengajuan Nomor Register Hibah

A. Untuk Hibah Luar Negeri (HLN) ke Ditjen PPR (Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko) :

 Pimpinan Lembaga/Satker selaku PA/Kuasa PA mengajukan permohonan nomor register
atas hibah langsung bentuk uang kepada DJPPR c.q. Direktur Direktur Evaluasi, Akuntansi
dan Setelmen (EAS).

 Permohonan nomor register dilampiri :
o Perjanjian Hibah (Grant Agreement) atau dokumen lain yang dipersamakan
o Ringkasan Hibah (Grant Summary) sesuai dengan Lampiran huruf C dalam PMK
No : 99/PMK.05/2017

 Jumlah yang diregister Sejumlah Perjanjian Hibah

 Dapat dengan sarana elektronik (fax/email), namun tetap diwajibkan menyampaikan
hardcopy (asli bertandatangan basah) ke alamat :
o Gedung Frans Seda Lantai 7, Jl. Wahidin Raya No. 1 Jakarta 10710,
o Telp. 021-3505052/3865330 ekstensi 2726 (untuk Hibah Langsung) atau ekstensi
2615 (untuk Hibah Terencana),
o Fax 021-3846635
o Email: [email protected] atau [email protected]
o Website : http://www.djppr.kemenkeu.go.id/

B. Untuk Hibah Dalam Negeri (HDN) ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan :

 PA/KPA mengajukan permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk uang
dari dalam negeri kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

 Permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk uang dibuat sesuai
Lampiran B dalam PMK No : 99/PMK.05/2017

 Permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk uang dilampiri dokumen :
1. perjanjian Hibah;
2. ringkasan Hibah (Lampiran huruf C dalam PMK No : 99/PMK.05/2017)
3. surat kuasa pendelegasian kewenangan untuk menandatangani perjanjian Hibah

 Dalam hal penggunaan Hibah langsung untuk mendukung penanggulangan bencana alam
dan bantuan kemanusiaan , permohonan nomor register untuk Hibah langsung dalam
bentuk uang, dilampiri dengan :

1. SPTMHL

2. rekening koran

Saklar versi 4.0 25 | P a g e

Dokumen persyaratan yang disampaikan untuk pengajuan nomor register merupakan dokumen
asli/salinan yang dilegalisir penerima Hibah.

2. Pengajuan Persetujuan Pembukaan Rekening Hibah

 Satu rekening hibah langsung untuk satu register
 Pengelolaan Rekening Hibah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran, dapat dibantu oleh

Bendahara Pengeluaran Pembantu.
 K/L mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening Hibah kepada BUN/Kuasa

BUN (KPPN) dengan melampirkan paling sedikit :
1. Surat permohonan persetujuan pembukaan rekening pemerintah sesuai format

lampiran PMK No : 182/PMK.05/2017
2. Surat Kuasa KPA/Pemimpin BLU kepada Kuasa BUN Pusat/Daerah sesuai format

lampiran PMK No : 182/PMK.05/2017
3. Salinan/copy surat penerbitan nomor register hibah.
 Dalam hal telah dibuka rekening untuk menampung dana Hibah sebelum persetujuan
pembukaan rekening pengelolaan Hibah diterbitkan, K/L atau satuan kerja melakukan hal
sebagai berikut :
1. mengajukan persetujuan pembukaan rekening pengelolaan Hibah
2. membuka rekening pengelolaan Hibah berdasarkan persetujuan yang telah diterbitkan
3. memindahkan saldo dana Hibah ke rekening yang telah mendapat persetujuan
4. menutup rekening penampungan dana Hibah sebelumnya.
 Rekening Hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan saldonya disetor ke Rekening
KUN kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan.
Jasa giro/bunga yang diperoleh dari Rekening Hibah disetor ke Kas Negara sebagai PNBP kecuali
ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan.

3. Revisi DIPA

 PA/KPA pada K/L melakukan penyesuaian pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung
dalam bentuk uang dalam DIPA K/L kepada Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJPB untuk
disahkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran.

 Jumlah yang direvisi adalah Jumlah yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 1 tahun,
setinggi-tingginya sebesar Perjanjian Hibah

 Persyaratan revisi DIPA terdiri dari :
1. Ringkasan Naskah Perjanjian,
2. Nomor Register,
3. Persetujuan Pembukaan Rekening Penampung
4. Surat Pernyataan KPA bahwa perhitungan dan penggunaan dana hibah sesuai standar
biaya dan peruntukan

Untuk Pendapatan Hibah Langsung yang bersifat tahun jamak (multiyears), pelaksanaan revisi
penambahan pagu DIPA dapat digabungkan dengan revisi penambahan pagu DIPA dari rencana
penerimaan hibah langsung tahun berikutnya.

Saklar versi 4.0 26 | P a g e

4. Pengesahan Hibah Dalam Bentuk Uang ke KPPN (pengajuan SP2HL)

Membuat SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung) melalui Aplikasi SAS Pengajuan SP2HL
disampaikan ke KPPN dengan dilampiri :

1. Hardcopy dan ADK SP2HL (sudah diinject PIN PPSPM)

2. SPTMHL (Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung)

3. Copy rekening koran atas rekening hibah,
4. Copy surat penetapan nomor register Hibah untuk pengajuan SP2HL pertama kali
5. Copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama kali.
Dalam hal penyampaian SP2HL tersebut tidak dapat melampirkan dokumen Persetujuan Pembukaan
Rekening maka dapat menggunakan Surat Pernyataan Penggunaan Rekening Bendahara untuk Hibah
sebagai dokumen yang dipersamakan.

5. Perlakuan Sisa Hibah Dalam Bentuk Uang (pengajuan SP4HL)

Sisa Hibah bisa langsung dikembalikan ke Pemberi Hibah, selanjutnya satker K/L harus membuat
dokumen SP4HL (Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung) melalui
Aplikasi SAS level PPSPM di menu SPM >> RUH SPM Pengesahan Hibah >> SP4HL
Perlakuan sisa hibah uang dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Sisa Hibah dikembalikan kepada Donor;
2. Sisa Hibah disetor ke Kas Negara;
3. Sisa Hibah dipergunakan/ dibelanjakan di tahun berikutnya
(A) Pengembalian Hibah kepada Donor
 Sisa Uang yang bersumber dari hibah langsung dapat dikembalikan kepada Pemberi

Hibah sesuai PH/dokumen yang dipersamakan. Syaratnya adalah Saldo Kas di
Kementerian/Lembaga dari Hibah tidak boleh bernilai negatif.
 Dokumen yang digunakan:
1. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL)
2. Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL)
 Lampiran SP4HL :
1. Copy Rekening atas Rekening Hibah;
2. Copy bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah
3. SPTJM.
Jika dana hibah belum pernah dilakukan pengesahan maka :
 Dalam Pengajuan pengesahan (SP2HL), pendapatan dicatat sebesar nettonya (pendapatan
hibah dicantumkan sama dengan jumlah belanja yang bersumber dari hibah yang telah
direalisasikan).
 Sisa dana kemudian disetorkan langsung kepada Pemberi Hibah. Transaksi pengembalian dana
kepada Pemberi Hibah cukup diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Jika dana hibah telah dilakukan pengesahan (telah diterbitkan SP2HL/SPHL) sebesar yang diterima
seluruhnya maka :
 Satker mengajukan SP4HL kepada KPPN sebesar jumlah yang dikembalikan ke donor.
 Penerbitan SP4HL disesuaikan dengan tanggal dan tahun pengembalian ke donor.

(B) Sisa Hibah disetor ke Kas Negara
Khusus Hibah Langsung bentuk Uang yang disetor ke Rekening Kas Negara, satker tidak perlu

Saklar versi 4.0 27 | P a g e

membuat SP4HL untuk disahkan ke KPPN lagi.
Jika dana hibah belum pernah dilakukan pengesahan:

 Maka pengajuan pengesahan (SP2HL), pendapatan dicatat sebesar nettonya.
 Kemudian Sisa dana hibah disetorkan ke Kas Negara melalui Bank Persepsi dengan SSBP (via

SIMPONI menu Billing Kementerian/Lembaga) dan Kode Akun 425997 (Pendapatan dari
Hibah yang Belum Disahkan) dan menggunakan Kode Kementerian, Kode Eselon I dan
Kode Satker penerima hibah berkenaan, sedangkan untuk keterangan dapat diisi
“Penyetoran sisa dana hibah langsung bentuk uang tahun 20XX nomor register zzzzzzzz”
 Salinan bukti setor SSBP agar disampaikan ke :
1. Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
2. KPPN mitra kerjanya
3. Kementerian/Lembaga bersangkutan (sebagai arsip)
 Satker tidak perlu membuat SP4HL
Hibah yang telah dilakukan pengesahan sebesar yang diterima seluruhnya maka:
 Sisa dana hibah disetorkan ke Kas Negara melalui Bank Persepsi dengan SSPB (via SIMPONI
menu Billing Non Anggaran) dan Kode Akun 815131 (Penerimaan penyetoran dana hibah
langsung yang telah disahkan) dan menggunakan Kode Kementerian, Kode Eselon I dan
Kode Satker penerima hibah berkenaan, sedangkan untuk keterangan dapat diisi
“Penyetoran sisa dana hibah langsung bentuk uang tahun 20XX nomor register zzzzzzzz”
 Salinan bukti setor SSPB agar disampaikan ke :
1. Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
2. KPPN mitra kerjanya
3. Kementerian/Lembaga bersangkutan (sebagai arsip)
 Satker tidak perlu membuat SP4HL
(C) Sisa Hibah digunakan di tahun berikutnya
 Dalam hal terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk
uang untuk membiayai kegiatan pada DIPA K/L tahun anggaran berjalan yang akan
digunakan pada tahun anggaran berikutnya, dapat menambah pagu belanja DIPA tahun
anggaran berikutnya.
 Penambahan pagu DIPA sebagaimana dimaksud setinggi-tingginya sebesar sisa uang yang
bersumber dari hibah pada akhir tahun berjalan.
 Kementerian/Lembaga harus mengajukan Revisi DIPA untuk tahun berikutnya maksimal
sebesar sisa hibah tahun anggaran sebelumnya yang masih belum terpakai.
 Untuk pendapatan Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN yang bersifat tahun
jamak (multi years), pelaksanaan revisi penambahan pagu DIPA dapat digabungkan dengan
revisi penambahan pagu DIPA dari rencana penerimaan Hibah yang penarikannya tidak
melalui Kuasa BUN tahun anggaran berikutnya
SP4HL yang pengesahan pendapatan hibahnya dilakukan antara Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL)
dengan Tahun Anggaran Berjalan (TAB) harus dibedakan dalam penggunaan akunnya.

Saklar versi 4.0 28 | P a g e

Saklar versi 4.0 29 | P a g e

Saklar versi 4.0 30 | P a g e

PENGELOLAAN REKENING MILIK SATKER

DASAR HUKUM

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik
Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga dan 183/PMK.05/2019 tentang Pengelolaan
Rekening Pengeluaran Milik Kementerian,
Rekening adalah Rekening milik Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang dibuka
pada bank umum di dalam atau di luar negeri dalam bentuk giro atau deposito, yang dapat didebit
dan/atau dikredit untuk pengelolaan Keuangan, sesuai tugas dan fungsi satuan kerja lingkup
Kementerian Negara Lembaga dalam mata uang Rupiah atau mata uang asing.
Rekening milik satker dikelompokkan menjadi 3 kelompok:
1. Rekening Penerimaan;
2. Rekening Pengeluaran (termasuk Rekening Pengeluaran Pembantu) ; dan
3. Rekening Lainnya.
KPPN selaku Kuasa BUN di Daerah, berwenang melakukan pengelolaan atas seluruh Rekening Milik
Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang terdiri atas:
1. Memberikan persetujuan pembukaan rekening;
2. Menolak permohonan persetujuan pembukaan rekening;
3. Menutup rekening satker
4. Melakukan blokir Rekening;
5. Penutupan Rekening; dan
6. Memperoleh Informasi atas Rekening.

Alur pembukaan rekening satuan kerja adalah seperti ini:
1. KPA/Kepala Satker mengajukan Surat Permohonan Persetujuan Pembukaan Rekening, yang

dilampiri dengan Surat Kuasa KPA/Kepala Satker kepada Kuasa BUN di Daerah (Kepala KPPN),
sesuai format pada PMK182/PMK.05/2017 atau PMK 183/PMK.05/2019 khusus Rekening
Pengeluaran. Surat tersebut diunggah pada Aplikasi SPRINT (Sistem Pengelolaan Rekening
Terintegrasi) diakses melalui https://sprint.kemenkeu.go.id/. Terdapat 2 (dua) level
kewenangan Aplikasi SPRINT di tingkat satker, yaitu level staff satker dan level KPA satker.
2. KPPN selaku Kuasa BUN di Daerah memeriksa kelengkapan dokumen dan menilai kelayakan
pemberian persetujuan pembukaan rekening.
Surat Persetujuan maupun surat penolakan pembukaan rekening, diterbitkan paling lambat 5
(lima) hari kerja sejak diterima surat permohonan dari KPA/Kepala Satker.
3. Jika permohonan pembukaan rekening disetujui, KPA/Kepala Satker segera membuka rekening
pada Bank Umum. Surat Persetujuan tersebut hanya berlaku selama 15 (lima belas) hari kerja.
Penamaan rekening harus sesuai dengan ketentuan PMK182/PMK.05/2017 dan PMK
183/PMK.05/2019.
4. Setelah dilakukan pembukaan rekening, KPA/Kepala Satker harus menyampaikan Laporan
Pembukaan Rekening kepada KPPN paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak terbitnya
surat persetujuan pembukaan rekening.
KPPN melakukan rekonsiliasi data rekening tingkat daerah dengan Satuan Kerja pemilik Rekening
setiap bulan paling lambat tanggal 20 (dua puluh).

Saklar versi 4.0 31 | P a g e

KPA/Kepala Satker wajib melaporkan saldo seluruh rekening yang dikelolanya kepada KPPN, paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya. Jika tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka
penyampaian Laporan Saldo Rekening disampaikan pada hari kerja sebelumnya.

Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di Daerah dapat mengenakan sanksi blokir rekening dalam hal
KPA/Kepala Satker tidak menyampaikan Laporan Saldo Rekening sesuai ketentuan pada
PMK182/PMK.05/2017 dan PMK 183/PMK.05/2019

Selain memblokir Rekening, Kuasa BUN di daerah juga berwenang menutup Rekening milik Satuan
Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga paling lambat 1 (satu) tahun sejak rekening
dikategorikan sebagai rekening pasif, setelah sebelumnya menyampaikan surat pemberitahuan
Rekening pasif kepada KPA/Kepala Satker.
Yang dimaksud dengan Rekening Pasif adalah Rekening yang tidak terdapat transaksi pendebitan
maupun pengkreditan Rekening selama 1 (satu) tahun sejak tanggal transaksi terakhir.

KPA/Kepala Satker harus menutup Rekening yang sudah tidak digunakan sesuai dengan tujuan dan
peruntukannya dan memindahkan saldo Rekening ke Kas Negara.
Setelah dilakukan penutupan Rekening, KPA/Kepala Satker harus menyampaikan Laporan
Penutupan Rekening kepada Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di Daerah paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah tanggal penutupan, dengan dilampiri bukti penutupan rekening dan/atau bukti
pemindahbukuan saldo Rekening atau bukti setor ke Kas Negara. Laporan penutupan Rekening ini
juga harus diupload ke Aplikasi SPRINT.

KONFIRMASI PENERIMAAN

Konfirmasi Penerimaan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
5/PB/2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara. Konfirmasi
Setoran Penerimaan Negara berguna bagi Satker/Wajib Pajak/Wajib Setor/Wajib Bayar
(WP/WS/WB) untuk memastikan apakah setoran yang dilakukan sudah masuk ke Kas Negara atau
belum. Setoran penerimaan negara yang disetor pada Bank/Pos Persepsi, dapat dikonfirmasi paling
cepat H+1 setelah penyetoran penerimaan negara.
Prosedur Konfirmasi Penerimaan Negara adalah dengan menyampaikan surat permohonan
konfirmasi setoran penerimaan negara sesuai format pada lampiran Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-5/PB/2018, yang dilampiri dengan:
1. Rekapitulasi daftar setoran penerimaan negara;
2. ADK konfrimasi setoran penerimaan negara (bisa dibentuk melalui aplikasi SAS maupun

membuat dengan notepad dengan ekstensi .txt);
Untuk ADK yang dibuat sendiri, harus sesuai dengan contoh di bawah ini:

Saklar versi 4.0 32 | P a g e

3. Fotokopi bukti penerimaan negara atau dokumen lain yang dipersamakan.
Atas surat permohonan konfirmasi dari Satker/WP/WS/WB, KPPN menerbitkan Nota Konfirmasi
Setoran Penerimaan Negara.

KONFIRMASI MANDIRI VIA OM SPAN

Tahukah Kawan Padek dapat mengecek secara mandiri apakah Nomor Transaksi Penerimaan Negara
sudah betul dan valid sebelum dilaksanakan Konfirmasi Penerimaan Negara oleh KPPN Mukomuko
atau dimasukkan ke Sistem Aplikasi Satker (SAS) dan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual
(Saiba)? Jadi tidak ada lagi NTPN yang berbeda saat dilaksanakan Konfirmasi Penerimaan Negara atau
saat rekonsiliasi eksternal bersama KPPN. Hal ini akan memudahkan satker tanpa perlu melakukan
konfirmasi ulang atau mengunggah ulang ADK rekonsiliasi eksternal.
Pengecekan ini dilaksanakan dengan mengetikkan Kode Billing Penerimaan ke aplikasi Online
Monitoring Sistetm Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN) masing-masing akun Kawan
Padek. Kenapa Kode Billing..? Kode Billing lebih mudah dikenali dari pada NTPN dikarenakan Kode
Billing terdiri dari 15 digit angka sedangkan NTPN terdiri dari 16 karakter gabungan antara angka dan
huruf. Kadang kala satker mengalami kesalahan input pada karakter huruf “I” dan angka “1”, huruf
“O” dan angka “0”, huruf “B” dan angka “8”, dan sebagainya.

Tahapan pengecekan NTPN dapat dilaksanakan dengan beberapa langkah mudah sebagai berikut:
1. Login ke aplikasi OMSPAN menggunakan akun dan kata sandi Kawan Padek.

Saklar versi 4.0 33 | P a g e

2. Masuk ke Modul Penerimaan >> Konfirmasi Penerimaan.
3. Masukkan 15 digit nomor Billing Code

Saklar versi 4.0 34 | P a g e

4. Jika ada lebih dari 1 (satu) Kode Billing pisahkan dengan tanda “semikolom” ( ; )
5. Klik tombol kirim dan hasil dapat diunduh pada ADK Konfirmasi.
Selesai

Saklar versi 4.0 35 | P a g e

KOREKSI DATA PENERIMAAN

Koreksi Data adalah proses memperbaiki data transaksi tanpa mengubah data awal dan hasil
koreksi membentuk history. Prosedur mengenai Koreksi Data Transaksi Keuangan diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-16/PB/2014 tentang Tata Cara Koreksi
Data Transaksi Keuangan pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
Data transaksi keuangan dapat dilakukan koreksi oleh KPPN atau Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Perbendaharaan. Data transaksi keuangan dimaksud merupakan data transaksi keuangan yang
diproses melalui aplikasi SPAN, yang meliputi:
1. Data Transaksi Pengeluaran, antara lain berupa: SP2D, SP2B BLU, SPHL, SP3HL,

Persetujuan MPHL BJS, dan SP3.
2. Data Transaksi Penerimaan, antara lain berupa:

a. Data setoran transaksi penerimaan Negara melalui bank/pos persepsi atau Bank Indonesia;
b. Data penerimaan kiriman uang antar rekening milik BUN;
c. Data penerimaan yang berasal dari potongan SPM atau pengesahan pendapatan dan

belanja; dan
d. Data penerimaan lainnya yang menurut undang-undang termasuk dalam penerimaan

negara.
Ketentuan Koreksi Data Transaksi Penerimaan :
1. Dapat dilakukan terhadap seluruh segmen BAS;
2. Tidak merubah total nilai penerimaan;
3. KPPN hanya dapat melakukan koreksi penerimaan yang menjadi penerimaan Satker

dalam wilayah kerja KPPN berkenaan;
4. Apabila terdapat permintaan koreksi atas setoran pada Satker dalam wilayah kerja KPPN

lain, KPPN akan meneruskan permintaan koreksi dimaksud kepada KPPN lain tersebut
dengan disertai informasi original BAS atas penerimaan Negara berkenaan;
Mekanisme Koreksi Data Transaksi Penerimaan Negara :
Satker mengajukan Surat Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara ke KPPN sesuai
format Lampiran IV PER-16/PB/2014 dengan dilampiri:
1. Copy SSP/SSBP/SSPB/SSPCP beserta NTPN/BPN;
2. Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara sesuai PER-16/PB/2014;
3. Daftar Rincian Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara sesuai format Lampiran IV PER-
16/PB/2014;
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak;
5. ADK Koreksi Setoran hasil dari Aplikasi OMSPAN.
Setelah Koreksi Data Transaksi Penerimaan Negara berhasil dilakukan, KPPN akan menerbitkan
Nota Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara untuk disampaikan kepada pihak yang mengajukan
permintaan koreksi.

Saklar versi 4.0 36 | P a g e

Saklar versi 4.0 37 | P a g e

Saklar versi 4.0 38 | P a g e

REKONSILIASI ELEKTRONIK (E-REKON)

Dasar Hukum :
• UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
• UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
• PMK Nomor 213/PMK.05/2013 tentang · Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor
215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas PMK Nomor 213/PMK.05./2013
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
• PMK 104/PMK.05/2017 tentang Pedoman Rekonsiliasi Dalam Penyusunan
Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian
Negara/Lembaga

Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses
dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen
sumber yang sama.

Aplikasi e-Rekon&LK adalah aplikasi berbasis web yang berfungsi sebagai tools
pelaksanaan Rekonsiliasi internal dan eksternal, penyusunan Laporan Keuangan
dan laporan BMN, serta penyatuan data Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.

UAKPA wajib melakukan rekonsiliasi dengan UAKBUN-D (KPPN) sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Satuan kerja melakukan upload Arsip Data
Komputer (ADK) ke aplikasi e-Rekon&LK sesuai jadwal selama periode
pelaksanaan Rekonsiliasi.
Sebelum melakukan Upload ADK Rekonsialisi ke Aplikasi e-rekon&LK satker
wajib melakukan perekaman seluruh transaksi (Pagu DIPA, Pendapatan, Belanja,
Pengembalian, Hibah, transaksi BMN) sesusi dengan periode dan dokumen
sumber yang seharusnya pada aplikasi SAIBA/SAKTI.

Proses Bisnis Rekonsiliasi Dengan e-Rekon&LK
Dengan adanya Aplikasi e-Rekon&LK, satuan kerja dapat melakukan rekonsiliasi
secara mandiri dengan mekanisme :
1. Aplikasi e-Rekon&LK dapat diakses pada alamat http://e-rekon-

lk.kemenkeu.go.id melalui jaringan internet, Satker (Operator/KPA) login
menggunakan masing-masing username dan password kemudian Satker
menggunggah data kiriman dari Aplikasi SAIBA ke Aplikasi e-Rekon&LK;
2. Proses rekonsiliasi akan berjalan secara otomatis oleh sistem kemudian hasil
proses rekonsiliasi diunduh dan dianalisa oleh petugas satker dan operator
VERA;
3. Dari Analisa hasil rekon, apabila menurut ketentuan bisa diterbitkan Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR), Petugas Operatos VERA dapat menyetujui Hasil

Saklar versi 4.0 39 | P a g e

Rekonsiliasi dan sistem akan membentuk BAR siap untuk ditandatangani
oleh KPA;
4. Apabila hasil analisa dari satker diperlukan perbaikan, satker dapat
melakukan perbaikan data sesuai dengan dokumen sumber dan
mengunggah ulang data SAIBA ke Aplikasi e-Rekon&LK. Setiap perubahan
data yang diunggah ke e-Rekon&LK memerlukan approval dari KPPN;
5. Setelah BAR ditandatangani oleh KPA, sistem akan memberikan status
bahwa BAR siap untuk ditandatangani oleh KPPN (tanda tangan elektronik
dengan mengisikan PIN);
6. Rekonsiliasi dinyatakan selesai. Apabila BAR telah di tandatangani oleh KPA
satker dan KPPN, tanda tangan yang tertera pada BAR untuk KPA maupun
KPPN tersaji dalam bentuk barcode. Setelah selesai di tandatangani Satker
dapat mengunduh BAR beserta lampirannya.
Proses rekonsiliasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

SANKSI :
Apabila Satker Belum/tidak melaksanakan Rekonsiliasi akan diterbitkan SP2S
dan dikenakan sanksi administratif berupa pengembalian SPM yang diajukan
oleh satker dikecualikan untuk SPM LS Belanja Pegawai, SPM LS Pihak Ke-3 SPM
Pengembalian.

Saklar versi 4.0 40 | P a g e

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)
BENDAHARA

LPJ Bendahara adalah laporan yang dibuat oleh Bendahara
Penerimaan/Pegeluaran atas uang/surat berharga yang dikelolanya sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan uang.

Dasar Hukum :
1. Peraturan Menteri Keuangan nomor 162/PMK.05/2013 tentang
Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-03/PB/2014
tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuaan, dan
Pertanggungjawaban Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara serta Verifikasi Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara.
3. Surat Dirjen Perbendaharaan nomor S-3303/PB/2018 tanggal 11 April
2018 hal penggunaan Aplikasi SPRINT (Sistem Pengelolaan Rekening
terintegrasi)

Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara:
1. Proses Penyampaian LPJ dilaksanakan melalui Aplikasi SPRINT di alamat

http://sprint.kemenkeu.go.id/
2. Satker diwajibkan mengupload ADK LPJ yang dihasilkan dari aplikasi SAS

Modul SILABI beserta SCAN Hardcopy LPJ Bendahara beserta :
1. Berita Acara Pemeriksaan KAS dan Rekonsiliasi
2. Salinan Rekening Koran Bendahara Pengeluaran/Penerimaan/RPL
3. Daftar Saldo Rekening
4. Daftar hasil konfirmasi penerimaan negara
ke aplikasi SPRINT setiap awal bulan dengan batas waktu tanggal 10
(sepuluh) setelah bulan bersangkutan berakhir atau pada hari kerja
sebelumnya jika tanggal 10 adalah hari libur,
3. Selain mengupload ADK LPJ ke aplikasi SPRINT, satker juga wajib
menyampaikan hardcopy LPJ Bendahara ke KPPN sebelum batas sesuai poin
2. di atas
4. Proses Verifikasi LPJ Bendahara yang dilakukan, yaitu ::
a. Menguji kesesuaian saldo awal;
b. Menguji kesesuaian saldo rekening bank;
c. Menguji kesesuaian jumlah uang di brankas;
d. Menguji kebenaran perhitungan;
e. Menguji kesesuaian saldo UP;
f. Menguji kesesuaian penyetoran ke Kas Negara;
g. Meneliti kepatuhan Bendahara dalam penyetoran pajak;
h. Meneliti ijin rekening Bendahara

Saklar versi 4.0 41 | P a g e

Sanksi

Apabila Bendahara Terlambat/tidak Menyampaikan LPJ Bendahara akan
diterbitkan SP2S dan dikenakan sanksi administratif berupa penundaan
penerbitan SP2D atas SPM-UP/SPM-TUP/SPM-GUP Maupun SPM-LS yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran.

Saklar versi 4.0 42 | P a g e

PENGESAHAN HIBAH BARANG/JASA/SURAT
BERHARGA

Dasar Hukum:

Peraturan Menteri Keuangan nomor 99/PMK.05/2017 tentang
Administrasi Pengelolaan Hibah
3. Pengajuan Pengesahan SP3HL-BJS dan MPHL-BJS ke KPPN

 Dalam rangka pengesahan pendapatan Hibah yang bersumber dari
Hibah langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga, PA/KPA
menerbitkan SP3HL-BJS (Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah
Langsung bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga).

 Dalam rangka pencatatan beban dan/atau aset yang bersumber dari
Hibah langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga, PA/KPA
menerbitkan MPHL-BJS (Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga).

Kedua dokumen tersebut harus diajukan pengesahannya ke KPPN Mukomuko
sebelum mencatat barang di dalam SIMAK-BMN dan mencatat transaksi
pengesahan hibah di SAIBA.

Penyampaian MPHL-BJS (dari aplikasi SAS) dan SP3HL-BJS oleh
KPA ke KPPN dilampiri :

1. Surat Penetapan Register Hibah (Dari Kanwil DJPb);
2. BAST Hibah (dari pemberi Hibah dan Satker);
3. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung

(SPTMHL); (Sesuai Format)

Saklar versi 4.0 43 | P a g e

Pengesahan Hibah Barang/Jasa/Surat berharga Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL)
Perekaman MPHL-BJS Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL):

Dalam hal Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga TAYL belum
mempunyai nomor register, Satker mengajukan permohonan nomor register
kepada:

1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk Hibah yang
berasal dari Dalam Negeri

2. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) c.q.
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen untuk Hibah yang berasal
dari Luar Negeri.

Format MPHL-BJS TAYL:
 Kode akun kolom Pendapatan (sebelah kanan) : 391133 (Pengesahan
Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu)
 Kode akun kolom Aset/Beban Jasa (sebelah kiri) :
1. Diisi kode akun Aset Tetap/Aset Lainnya sesuai dengan jenis
barang yang diterima dari donor, untuk mencatat hibah
bentuk barang
2. Diisi kode akun Beban Jasa sesuai dengan jenis jasa yang
diterima dari donor, untuk mencatat hibah bentuk jasa
 Uraian untuk MPHL-BJS atas hibah langsung bentuk barang TAYL agar
disebutkan pada uraian MPHL-BJS: “Penerimaan Hibah Langsung
Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga pada tahun 20xx)”
 Penerbitan SP3HL-BJS dan MPHL-BJS agar diberi tanggal aktual.

Pengesahan MPHL-BJS TAYL diajukan ke KPPN dengan melampirkan :
a. Surat penetapan nomor register Hibah
b. BAST
c. SPTMHL (Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung)

SP3HL-BJS (Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga)

Saklar versi 4.0 44 | P a g e

Format

Saklar versi 4.0 45 | P a g e

Saklar versi 4.0 46 | P a g e

Saklar versi 4.0 47 | P a g e

Saklar versi 4.0 48 | P a g e

Saklar versi 4.0 49 | P a g e

#STOP PRESS

PORTAL181

PORTAL181 merupakan sarana elektronik yang disediakan oleh KPPN Mukomuko
untuk mengakomodir keperluan satuan kerja lingkup KPPN Mukomuko. Portal 181
berisikan tentang:
1. Surat dari KPPN Mukomuko untuk seluruh Satuan Kerja;
2. Format-format surat;
3. Peraturan yang berlaku seputar perbendaharaan negara;
4. Update informasi mengenai perbendaharaan negara;
5. Buku panduan teknis penggunaan aplikasi.
Seluruh informasi dapat diunduh secara mandiri oleh satuan kerja pada
PORTAL181 dengan alamat www.bit.ly/PORTAL181

Saklar versi 4.0 50 | P a g e


Click to View FlipBook Version