The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Penggunaan Aplikasi SAKTI, Digit dan Beberapa Istilah Baru.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by spmkppn, 2022-07-11 04:11:10

Draft Saklar Padek 5.0

Penggunaan Aplikasi SAKTI, Digit dan Beberapa Istilah Baru.

Saklar versi 5.0 2 | P A D E K

Saklar versi 5.0 3 | P A D E K

KATA SAMBUTAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

KPPN Mukomuko merupakan salah satu KPPN di Lingkup Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bengkulu. Sebagai kantor pelayanan,
KPPN Mukomuko terus mengikuti
perkembangan organisasi dan teknologi yang
ada. Hal ini terlihat dari inovasi-inovasi yang
selalu dilakukan untuk perbaikan layanan dan
juga sebagai wujud aktualisasi diri. Salah satu
wujud inovasi yang dilakukan adalah
penerbitan buku SAKLAR. Buku SAKLAR
merupakan panduan satuan kerja dalam
pelaksanaan dan pengelolaan APBN. Semoga
KPPN Mukomuko dapat meningkatkan dan
menjaga kualitas pelayanan demi kelancaran pembangunan negeri khususnya di
Kabupaten Mukomuko.

Wassalamualaikum Warahmahtullahi Wabarakaatuh.

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu

Syarwan, S.E., M.M.

Saklar versi 5.0 4 | P A D E K

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME atas nikmat yang
dianugerahkan kepada kita semua, sehingga KPPN Mukomuko pada kesempatan ini
dapat menyelesaikan sebuah buku panduan bagi Satuan Kerja (Satker) mitra KPPN
Mukomuko yang dinamakan;

“SAKLAR yaitu singkatan dari Satker KPPN Lebih Pintar”.
SAKLAR versi 5.0 yang merupakan pembaharuan dari Buku Saklar versi
sebelumnya. Terdapat beberapa perubahan yang disesuaikan dengan regulasi terbaru
guna mempermudah satuan kerja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) sampai dengan pelaporan pertanggungjawabannya.
Buku SAKLAR versi 5.0 ini disusun berdasarkan peraturan-peraturan terbaru
yang berlaku dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN dengan menggunakan
kata-kata yang mudah dicerna sebagai terjemahan peraturan-peraturan tersebut.
Adapun jenis penambahan atau update pada buku Saklar versi 5.0 ini di antaranya:
1. Penggunaan Aplikasi SAKTI
2. Lupa Password Aplikasi Digit
3. Pengaktifan OTP KPA, PPK dan PPSPM
Akhirnya dengan adanya buku panduan ini kami mengharapkan dapat
bermanfaat dan menjadi panduan Satker dalam pelaksanaan dan pengelolaan APBN.
Menyadari segala keterbatasan yang ada, kami mengharapkan segala saran untuk
penyempurnaan buku ini.

Kepala KPPN Mukomuko

Rusli Zulfian, Sst.Ak., M.S.E.

Saklar versi 5.0 5 | P A D E K

Saklar versi 5.0 6 | P A D E K

Saklar versi 5.0 7 | P A D E K

DAFTAR ISI

URAIAN PADA SPM..............................................................................................................11
PERSYARATAN KARTU KREDIT PEMERINTAH ................................................................15
PERSYARATAN PENGGUNAAN KARTU KREDIT PEMERINTAH (KKP): .........................15
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN .........................................................................................16
ALUR PENERBITAN SP2D ...................................................................................................17
KODE SPM SAKTI.................................................................................................................18
RETUR SP2D .........................................................................................................................19
PENYELESAIAN RETUR SP2D ............................................................................................19
SKPP 181...............................................................................................................................20
PROSEDUR PENERBITAN SKPP ........................................................................................22
RALAT/KOREKSI SPM .........................................................................................................23
PENDAFTARAN USER SAKTI..............................................................................................24
PENGAKTIFAN OTP .............................................................................................................24
PENGESAHAN HIBAH UANG...............................................................................................25
PENGELOLAAN REKENING MILIK SATKER ......................................................................31
KONFIRMASI PENERIMAAN ................................................................................................32
KONFIRMASI MANDIRI VIA OM SPAN ................................................................................33
KOREKSI DATA PENERIMAAN ...........................................................................................35
RETUR SP2D .........................................................................................................................37
REKONSILIASI ELEKTRONIK (E-REKON) ..........................................................................39
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ) BENDAHARA.............................................40
PENGESAHAN HIBAH BARANG/JASA/SURAT BERHARGA ............................................42
PORTAL181 ...........................................................................................................................52
ISTILAH BARU ......................................................................................................................52

Saklar versi 5.0 8 | P A D E K

Saklar versi 5.0 9 | P A D E K

Saklar versi 5.0 10 | P A D E K

URAIAN PADA SPM

PEMBAYARAN LS BELANJA PEGAWAI (51)

No. Pembayaran Uraian SPM Lampiran

Pembayaran Belanja Pegawai Gaji

1 Gaji Induk Induk Bulan … Tahun … untuk …
Pegawai/… Jiwa sesuai Daftar Gaji

nomor ...

Pembayaran Belanja Pegawai Gaji

2 Gaji Susulan Susulan Bulan … Tahun … untuk …
Pegawai/… Jiwa sesuai Daftar Gaji

nomor ...

Pembayaran Belanja Pegawai

3 Kekurangan Gaji Kekurangan Gaji Bulan … Tahun …
untuk … Pegawai/… Jiwa sesuai

Daftar Gaji nomor ... 1. ADK pendukung yang

Pembayaran Belanja Pegawai Gaji dipersyaratkan (contoh:

4 Gaji Terusan Terusan Ke-… a.n. … (… Pegawai/… ADK Pegawai Baru);

Jiwa) sesuai Daftar Gaji nomor ... 2. Daftar Nominatif penerima

Pembayaran Gaji Ketiga Belas Tahun (dari Aplikasi SAKTI)
5 Gaji Ketiga Belas … untuk … Pegawai/Anggota yang ditandatangani oleh
PPSPM;
Polri/Prajurit TNI

Pembayaran THR Tahun … untuk … 3. SSP PPh pasal 21 (411121)

6 Tunjangan Hari Pegawai/Anggota Polri/Prajurit TNI bila dikenakan pajak;
Raya 4. Daftar Perubahan Data

Pembayaran Belanja Pegawai Uang Pegawai yang telah diuji
dan ditandatangani oleh
7 Uang Muka Gaji Muka Gaji/Persekot Gaji untuk … PPSPM (untuk nomor 1, 2,
Pegawai/… Jiwa 3, 4, 5, dan 6).

Pembayaran Belanja Pegawai Uang

8 Uang Makan Makan Bulan … untuk … Pegawai

Pembayaran Belanja Pegawai Uang
Lembur Bulan … sesuai SPK Lembur
9 Uang Lembur nomor … tanggal … untuk …

Pegawai

Pembayaran Belanja Pegawai

10 Sertifikasi/ Sertifikasi/Tunjangan Profesi bulan …
Tunjangan Profesi tahun ... untuk … Pegawai sesuai
(Peraturan/Keputusan) nomor …

tanggal …

Saklar versi 5.0 11 | P A D E K

1. Daftar Nominatif penerima

(dari Aplikasi SAKTI)

yang ditandatangani oleh

Pembayaran Belanja Pegawai berupa PPSPM;

Tunjangan Lain Tunjangan ... bulan … tahun … untuk 2. SSP PPh pasal 21 (411121)
11 (Jenis Belanja … Pegawai sesuai
Pegawai [51]) (Peraturan/Keputusan) nomor … bila dikenakan pajak;
tanggal … 3. Daftar Rekap Pembayaran;

4. SPTJM dari KPA (untuk

Tunjangan Profesi).

PEMBAYARAN LS BELANJA BARANG (52) DAN BELANJA MODAL (53)

No. Pembayaran Uraian SPM Lampiran

Pembayaran Belanja Barang/Modal
Perjalanan Dinas sesuai Surat Tugas 1. Daftar Nominatif penerima

(ST)/Surat Perjalanan Dinas (dari Aplikasi SAKTI) yang
1 Perjalanan Dinas (SPD)/Dokumen Sejenis nomor … ditandatangani oleh
tanggal … a.n. ... dalam rangka ...
PPSPM.

Pembayaran Belanja Barang/Modal

Honorarium Honorarium ... bulan … sesuai Surat
(bulanan)
2 Keputusan ... nomor … tanggal … 1. Daftar Nominatif penerima

(dari Aplikasi SAKTI) yang

Pembayaran Belanja Barang/Modal ditandatangani PPSPM;
Honorarium Kegiatan ... sesuai Surat
Honorarium 2. SSP bila dikenakan

3 Kegiatan (sekali Keputusan ... nomor … tanggal … potongan pajak.

bayar)

Pembayaran Belanja Barang 1. Daftar Nominatif penerima

Honorarium PPNPN/GTT/PTT bulan (dari Aplikasi SAKTI)

… untuk ... orang sesuai Surat yang ditandatangani oleh

4 Honorarium Keputusan ... nomor ... tanggal ... DPP PPSPM;

PPNPN/GTT/PTT nomor … 2. SPTJM (untuk PPNPN

Induk);

3. DPP.

Pembayaran Belanja Barang/Modal

LS Non- berupa ... bulan ... sesuai

5 Kontraktual (rutin) Kuitansi/Tagihan nomor ... tanggal ... 1. SSP bila dikenakan pajak.

Saklar versi 5.0 12 | P A D E K

Pembayaran Belanja Barang/Modal

LS Non- berupa ... sesuai Surat

Kontraktual Pesanan/Kuitansi/Tagihan nomor ...
(Pengadaan
6 tanggal ... BAST nomor ... tanggal ... 1. SSP bila dikenakan pajak.
BAP nomor ... tanggal ...
Barang dan Jasa)

No. Pembayaran Uraian SPM Lampiran

7 Belanja Barang/Modal LS Kontraktual

a. Pembayaran Pembayaran Belanja Barang/Modal 1. Resume Kontrak (dari
Sekaligus sesuai Kontrak nomor … tanggal … Aplikasi SAKTI);
Nilai Kontrak Rp... BAST nomor …
tanggal … BAP nomor … tanggal … 2. Kartu Pengawasan Kontrak
(dari Aplikasi SAKTI);

3. SSP bila dikenakan pajak.

b. Uang Muka Pembayaran Belanja Barang/Modal 1. Resume Kontrak (dari
Kerja berupa Uang Muka Kerja (…%) Aplikasi SAKTI);
Pekerjaan ... sesuai Kontrak nomor …
c. Bertahap tanggal … Nilai Kontrak Rp... 2. Kartu Pengawasan Kontrak
d. Tahap Terakhir BAP/BAPP nomor … tanggal … (dari Aplikasi SAKTI);
Jaminan Uang Muka ... (“Penerbit”)
e. Retensi nomor … tanggal … 3. Fotokopi Jaminan Uang
Muka yang disahkan oleh
Pembayaran Belanja Barang/Modal PPK;
Termin Ke-… (I/II/III/dst.) sesuai
Kontrak nomor … tanggal … Nilai 4. SSP sesuai potongan pajak
Kontrak Rp... BAP/BAPP nomor … yang dikenakan.
tanggal …
1. Resume Kontrak (dari
Pembayaran Belanja Barang/Modal Aplikasi SAKTI);
Termin Ke-… sesuai Kontrak nomor
… tanggal … Nilai Kontrak Rp... 2. Kartu Pengawasan Kontrak
BAST nomor … tanggal … (dari Aplikasi SAKTI);
BAP/BAPP nomor … tanggal …
3. SSP sesuai potongan pajak
Pembayaran Belanja Modal sesuai yang dikenakan.
Kontrak nomor … tanggal … Nilai
Kontrak Rp... BAST nomor …
tanggal … Jaminan Pemeliharaan
nomor … tanggal … BAP/BAPP
nomor … tanggal …

Saklar versi 5.0 13 | P A D E K

PEMBAYARAN LS BENDAHARA

No. Pembayaran Uraian SPM Lampiran
LS Bendahara
Honorarium Pembayaran Belanja Barang/Modal 1. Daftar Nominatif penerima
Honorarium ... bulan … sesuai Surat (dibuat manual);
1 Keputusan ... nomor … tanggal …
Perjalanan Dinas 2. SSP PPh pasal 21 (411121)
Pembayaran Belanja Barang/Modal bila dikenakan pajak.
2 Uang Persediaan
Perjalanan Dinas sesuai Surat Tugas Surat Persetujuan UP dari
3 Ganti UP Kepala KPPN Mukomuko.
4 Ganti UP Nihil (ST)/Surat Perjalanan Dinas
(SPD)/Dokumen Sejenis nomor … -
5 TUP tanggal … a.n. ... dalam rangka ...
Catatan: Akun Pengembalian
6 PTUP Penyediaan Uang Persediaan Rupiah UP 815111 (RM), dan 815113
(PNBP).
7 GUP KKP Murni/PNBP/Pinjaman/Hibah Luar
Negeri Satker … Tahun Anggaran ... Surat Persetujuan TUP dari
Kepala KPPN Mukomuko.
sesuai Surat Persetujuan Kepala
Catatan: Akun Pengembalian
KPPN Mukomuko nomor ... tanggal TUP 815511 (RM), dan
815513 (PNBP).
... 1. Billing (Tagihan);
2. Daftar Persetujuan Tagihan
Penggantian Uang Persediaan untuk
(untuk Perjalanan Dinas).
Keperluan Belanja

Barang/Modal/Lain-Lain

Penggantian Uang Persediaan untuk

Keperluan Belanja Barang/Modal/

Lain-Lain

Penyediaan Tambahan Uang

Persediaan Rupiah Murni/PNBP
Satker … Tahun Anggaran ... sesuai

Surat Persetujuan Kepala KPPN

Mukomuko nomor ... tanggal ...

Pertanggungjawaban Tambahan Uang

Persediaan untuk Keperluan Belanja

Barang/Modal/Lain-Lain Tahun

Anggaran ...

Penggantian Uang Persediaan Kartu

Kredit Pemerintah untuk Keperluan

Belanja Barang/Modal/Lain-Lain

PERSYARATAN UP/TUP

Syarat permintaan UP/TUP:
 UP/TUP Tahun Anggaran sebelumnya sudah Nihil
 Memiliki Bendahara yang telah bersertifikasi

Saklar versi 5.0 14 | P A D E K

 Kewajiban administrasi tersebut di atas sudah diselesaikan
Lampiran:
 Surat Pernyataan UP/TUP (sesuai Lampiran PMK Nomor 196/PMK.05/2018 atau menyesuaikan

dengan hasil dari Aplikasi SAKTI)
 Surat Permohonan UP/TUP (sesuai Lampiran PMK Nomor 196/PMK.05/2018 atau menyesuaikan

dengan hasil dari Aplikasi SAKTI)
 Surat Persetujuan dari Kanwil DJPb (untuk perubahan proporsi UP Tunai dan KKP)
 Daftar Rincian Pengeluaran TUP (sesuai Lampiran PMK Nomor 196/PMK.05/2018 atau

menyesuaikan dengan hasil dari Aplikasi SAKTI)

PERSYARATAN KARTU KREDIT PEMERINTAH

Persyaratan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP):
1. Memiliki Pagu yang bisa dibayarkan menggunakan UP minimal Rp2.400.000.000 (dua miliar
empat ratus juta rupiah),
2. UP Tunai Satker minimal Rp20.000.000 (dua puluh juta rupiah),
3. Tersedia mesin EDC.

Sebelum mengajukan permohonan Kartu Kredit Pemerintah (KKP), harap melengkapi:
1. Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Bank Himbara dimana rekening Bendahara Pengeluaran
dibuka,
2. Membuat Surat Referensi (sesuai Lampiran PMK Nomor 196/PMK.05/2018),
3. Mendapat Surat Persetujuan Besaran UP dari KPPN dan apabila ingin mengubah besaran
UP, Satker mengajukan permohonan dispensasi ke Kanwil DJPb,
4. SK Penunjukan KPA tentang Pemegang KKP dan Administrator.

GUP KARTU KREDIT PEMERINTAH (GUP KKP)

Proses pengajuan SPM GUP KKP hampir sama dengan pengajuan SPM GUP Tunai. Adapun
perbedaannya adalah sebagai berikut:
 GUP dilakukan sesuai periode Billing/Tagihan Bank terkait,
 Berdasarkan Billing/Tagihan, Pemegang KKP membuat Daftar Pengeluaran Riil,
 PPK menguji Tagihan dan Daftar Pengeluaran Riil serta membuat Daftar Pembayaran Tagihan KKP,
 Atas tagihan tersebut, PPSPM menguji kebenaran atas tagihan tersebut dan membuat SPM GUP

KKP (ke Bendahara Pengeluaran),
 Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran Billing/Tagihan paling lambat 2 hari kerja setelah

pencairan dana SP2D diterima/masuk ke rekening,
 Seluruh transaksi menggunakan KKP dibebaskan dari kewajiban perpajakan Bendahara.

Saklar versi 5.0 15 | P A D E K

SPM DISAMPAIKAN KE KPPN PALING LAMBAT
2 HARI KERJA SETELAH TANGGAL SPM

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

1. Sebelum mengajukan SPM pertama kali Tahun Anggaran Berjalan, harap melengkapi:
a. Rekonsiliasi dan LPJ Bendahara Desember Tahun Anggaran sebelumnya,
b. Pengiriman Surat Pengajuan KIPS Tahun Anggaran Berjalan,
c. Pengiriman Surat Penetapan Pengelola Keuangan Tahun Anggaran Berjalan,
d. Surat Pemberitahuan Rekening,
e. Pengiriman Spesimen Tanda Tangan Pengelola Keuangan Tahun Anggaran Berjalan,
f. Pengiriman Surat Konfirmasi DIPA Tahun Anggaran Berjalan,
g. UP/TUP Tahun Anggaran sebelumnya sudah Nihil,
h. Registrasi PIN PPSPM (PPSPM baru),
i. Surat Pemberitahuan Tidak Terdapat Perubahan Pejabat Perbendaharaan.

2. ADK Kontrak disampaikan ke KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya
perjanjian/kontrak dan dilampiri:
a. Ringkasan Kontrak yang telah ditandatangani oleh PPK Satker bersangkutan,
b. Kartu Pengawasan Kontrak,
c. Data Realisasi Kontrak sebelum realisasi membebani nilai Kontrak.
*Dalam hal ADK Kontrak terlambat disampaikan ke KPPN, PPK wajib membuat surat alasan.

3. KPPN tidak dapat menerima SPM dan tidak dapat menerbitkan SP2D apabila Satker belum
menyampaikan:
a. Data Perjanjian/Kontrak beserta ADK untuk pembayaran melalui SPM-LS Kontraktual
kepada Penyedia Barang/Jasa; atau
d. Daftar Perubahan Data Pegawai beserta ADK Perubahan Data Pegawai untuk belanja
pegawai yang menggunakan Aplikasi GPP.

4. SPM atas beban Pinjaman/Hibah Luar Negeri, harus dilampiri Faktur Pajak dan ketentuan lain
mengenai pencairan dana yang bersumber dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri diatur dengan
peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

5. Setiap lampiran SPM, sepanjang formatnya telah diatur dalam PMK atau peraturan pelaksanaan
lainnya, Satker harus membuat lampiran tersebut sesuai format yang telah ditentukan.

Saklar versi 5.0 16 | P A D E K

6. KPPN berhak menolak SPM yang disampaikan Satker apabila:
• Ada cacat penulisan/kesalahan tulis dalam SPM baik menyangkut nama penerima, nomor
rekening, uraian SPM dan kesalahan lain yang ada dalam SPM yang disampaikan; dan
• Aplikasi KPPN menolak secara otomatis (kesalahan supplier, rekening, dsb.).

7. Ketentuan lain yang belum tercantum dalam persyaratan pengajuan SPM di atas, akan
diberitahukan di kemudian waktu.

ALUR PENERBITAN SP2D

Saklar versi 5.0 17 | P A D E K

PERBEDAAN KODE SPM SAKTI

SPM KODE
Gaji Induk 211
Gaji Susulan 223
Kekurangan Gaji 222
Gaji Ke-13 ASN 261
Gaji Ke-13 Pejabat Negara 263
Gaji Ke-13 PPNPN 264
Tukin Ke-13 269
THR ASN 251
THR Pejabat Negara 253
THR PPNPN 254
THR Tunkin 259
Uang Makan/Uang Lembur 221
Sertifikasi/Tunjangan 237
Perjalanan Dinas/Honorarium (LS Pegawai) 237
Perjalanan Dinas/Honorarium (LS Bendahara) 231
Penghasilan PPNPN Induk 217
Penghasilan PPNPN Susulan 227
LS Kontraktual 111
LS Non-Kontraktual 231
311
UP 312
GUP 313
GUP Nihil 321
TUP 322
PTUP 317
GUP KKP

PENDAFTARAN DATA KONTRAK
DISAMPAIKAN KE KPPN PALING LAMBAT
5 HARI KERJA SETELAH TANGGAL KONTRAK

Saklar versi 5.0 18 | P A D E K

RETUR SP2D

Retur SP2D adalah penolakan/pengembalian atas pemindahbukuan dan/atau transfer pencairan APBN
dari Bank/Kantor Pos Penerima kepada Bank/Kantor Pos Pengirim.

Alasan terjadi retur SP2D antara lain:
 Kesalahan/perbedaan nama/nomor rekening pada SP2D dengan data perbankan;
 Kesalahan penulisan nama bank penerima; atau
 Rekening tidak aktif/tutup/pasif.

Penyelesaian Retur SP2D

Dasar hukum penyelesaian retur SP2D adalah Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-30/PB/2014 tentang Mekanisme Penyelesaian dan Penatausahaan Retur Surat Perintah
Pencairan Dana Dalam Rangka Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

Penyebab Retur Contoh Kasus Satker Menyampaikan Dokumen ke
KPPN

Salah Nama Bank Pada uraian SPM tertulis nama bank a. Surat Perbaikan Data Rekening
"Bank Mandiri" pada rekening koran Penerima (PER-30/PB/2014
Salah Nama Rekening seharusnya "Bank BRI" Lampiran III),

Salah Nomor Pada uraian SPM tertulis nama b. SPTJM (PER-30/PB/2014
Rekening rekening "KANARI" pada rekening Lampiran IV),
koran seharusnya "KENARI"
Rekening Pasif Pada uraian SPM tertulis nomor c. Surat Permintaan Perubahan
rekening "12345778" pada rekening Data Supplier (PER-30/PB/2014
koran seharusnya "12345678" Lampiran V),

Rekening pasif diakibatkan karena d. Print Out Rekening Koran/Buku
buku rekening sudah lama tidak Bank, dan
dipakai. Oleh sebab itu, PPSPM
harus memastikan ke Bank bahwa e. Retur karena pasif harus
nomor rekening aktif melampirkan Surat Keterangan
Bank bahwa rekening sudah aktif.

Mekanisme Penyelesaian Retur SP2D:

1. KPPN menerima Surat Pemberitahuan Retur SP2D dari BO I/BO II/BO III/Pos Pengeluaran;
2. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, Seksi Bank KPPN membukukan transaksi

penerimaan dana retur SP2D melalui SPAN;
3. Berdasarkan pembukuan transaksi penerimaan dana retur SP2D, KPPN menyampaikan Surat

Pemberitahuan Retur SP2D ke KPA/Satker dengan dilampiri Daftar Retur SP2D;
4. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, KPA/Satker melakukan perbaikan data supplier

Saklar versi 5.0 19 | P A D E K

dan/atau data Kontrak pada Aplikasi SAKTI/GPP Satker;
5. Berdasarkan perbaikan data supplier dan/atau data Kontrak, Satker menyampaikan Surat

Ralat/Perbaikan Rekening ke KPPN paling lambat 7 hari setelah Surat Pemberitahuan Retur SP2D
diterima sesuai format dalam Lampiran III PER-30/PB/2014, dengan dilampiri:
a. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak,
b. ADK Pendaftaran Supplier apabila Supplier belum pernah didaftarkan ke SPAN dan/atau data

Supplier yang telah didaftarkan memerlukan perubahan pada nama bank dan/atau nomor
rekening,
c. Surat Permintaan Perubahan Data Supplier,
d. ADK Perubahan Data Kontrak apabila perubahan data supplier mengakibatkan perubahan
data kontrak yang telah didaftarkan di SPAN.

Pembayaran kembali retur SP2D pada KPPN SPAN pencairan kembali berdasarkan SP2D satker
KPPN sebagai Kuasa BUN. Jadi alur pencairan kembali menjadi lebih panjang karena harus melalui
tahap pembuatan SPP menjadi SPM menjadi SP2D.

Selain itu tahap pemberitahuan retur SP2D ke satker juga menjadi lebih lama karena Bank
Operasional tidak langsung menginformasikan retur tersebut ke KPPN, tetapi menginformasikan ke
Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Selanjutnya Direktorat PKN yang akan menginformasikan ke
KPPN. Jadi kami kembali mengingatkan agar perlu lebih berhati-hati dalam pengisian data Supplier
supaya tidak terjadi retur yang mengakibatkan lambatnya pencairan dana ke rekening penerima.

#tips181 untuk menghindari terjadinya retur, pastikan:
1. Pastikan nomor rekening telah dituliskan dengan benar, dan
2. Pastikan bahwa nomor rekening aktif, dengan cara melakukan

transaksi pada rekening, misalnya melakukan setoran ke
rekening dimaksud.

SKPP 181

Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah Surat Keterangan tentang
penghentian pembayaran gaji terhitung mulai bulan dihentikan pembayarannya yang
dibuat/dikeluarkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran atas pegawai yang pindah atau pensiun
berdasarkan surat keputusan yang diterbitkan oleh Kementerian Negara/Lembaga atau satker
dan disahkan oleh KPPN setempat bahwa record pegawai tersebut dalam database pegawai
telah dipindahkan ke dalam tabel pegawai nonaktif.

SKPP 181 sebagai salah satu inovasi KPPN Mukomuko dimana dilakukan pemotongan

Saklar versi 5.0 20 | P A D E K

terhadap waktu penyelesaian SKPP semula 1 hari kerja menjadi 181 menit.

Dasar Hukum

Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-37/PB/2009 tanggal 12 Agustus 2009
Tentang Petunjuk Teknis Pengalihan Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai Negeri Sipil Pusat
Kepada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga pasal 15.

Jenis-jenis SKPP

Jenis SKPP Pindah, untuk:
1. Pegawai yang pindah ke satker lain;
2. Pegawai yang pindah ke/dari luar negeri;
3. Pegawai yang diperbantukan/pindah ke daerah otonom;
4. Siswa ikatan dinas yang diangkat menjadi pegawai; atau
5. Pegawai yang dipindah dari suatu kementerian/lembaga ke kementerian/lembaga lain.
Sedangkan SKPP Pensiun, untuk:
1. Pegawai yang diberhentikan dengan hormat yang mendapat hak pensiun atau menerima

uang tunggu; atau
2. Pegawai yang meninggal dunia.

Syarat-syarat Penerbitan SKPP

1. Surat Keputusan Mutasi/Pindah, Pensiun, Pensiun Janda/Duda, Uang Tunggu, atau
Pengangkatan Pegawai bagi mantan siswa ikatan dinas;

2. Berita Acara Serah Terima Jabatan bagi yang memangku jabatan.
Untuk pengajuan SKPP ke KPPN Mukomuko, lampiran pendukung yang harus dilengkapi adalah
sebagai berikut:
SKPP Pindah
Diajukan dalam 4 rangkap, dilampiri salinan/copy SK Mutasi yang telah dilegalisasi dan cetakan
kartu pegawai dari aplikasi GPP.
SKPP Pensiun
Diajukan dalam 6 rangkap, dilampiri salinan/copy SK Pensiun yang telah dilegalisasi dan cetakan
kartu pegawai dari aplikasi GPP.

Saklar versi 5.0 21 | P A D E K

Prosedur Penerbitan SKPP

SKPP Pindah diterbitkan rangkap empat dengan penjelasan:
1. Lembar I untuk pegawai yang bersangkutan, untuk dilampirkan pada saat pengajuan
gaji pertama kali di satker yang baru;
2. Lembar II untuk satker yang baru, dilampiri dosir kepegawaian dan ADK Pegawai
pindah;
3. Lembar III untuk KPPN sebagai pertinggal (arsip);
4. Lembar IV untuk pertinggal satker lama.

Apabila SKPP Pindah hilang setelah diterbitkan, maka SKPP Pindah diterbitkan ulang dan KPPN
asal mengirimkan Surat Edaran pemberitahuan kepada semua KPPN di Indonesia. Hal ini untuk
mencegah SKPP yang hilang (apabila ditemukan) disalahgunakan untuk permintaan gaji di KPPN
lain.
SKPP Pensiun diterbitkan rangkap lima dengan penjelasan:

1. Lembar I dan II untuk PT Taspen bagi PNS atau PT Asabri (Persero) bagi anggota
TNI/Polri;

2. Lembar III untuk pegawai yang bersangkutan;
3. Lembar IV untuk KPPN sebagai pertinggal (arsip);
4. Lembar V untuk pertinggal satker lama.

Baik SKPP Pindah maupun SKPP Pensiun dikirim oleh satker asal sesuai dengan peruntukannya
setelah diberi keterangan oleh Kepala Seksi Pencairan Dana KPPN asal bahwa data pegawai
pindah/pensiun telah dinonaktifkan dari database pegawai satker tersebut pada KPPN asal.
Pengajuan SKPP dilampiri salinan SK Mutasi atau SK Pensiun yang telah dilegalisasi dan cetakan
kartu pegawai dari aplikasi GPP.

Saklar versi 5.0 22 | P A D E K

RALAT/KOREKSI SPM

SPM salah akun pengeluaran atau potongan?
“Prosedur mengenai Koreksi/Ralat SPM telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan nomor PER-16/PB/2014 tanggal 11 Juni 2014 “tentang Tata cara koreksi data
transaksi keuangan pada sistem perbendaharaan dan anggaran negara”. Satker yang hendak
melakukan perubahan atau Koreksi/Ralat atas SPM yang telah diterbitkan SP2Dnya oleh KPPN
wajib berpedoman pada peraturan tersebut.”

Koreksi Data Pengeluaran dan/atau Potongan Melalui SPM/SP2D

Koreksi data yang diajukan pada KPPN berupa:
1. Koreksi Data transaksi terhadap Bagan Akun Standar (BAS)
2. Koreksi Data transaksi terhadap Pembebanan Rekening Khusus
3. Koreksi Data transaksi terhadap Deskripsi/uraian pengeluaran.

Persyaratan Koreksi/Ralat SPM

Mengajukan surat permintaan koreksi data pengeluaran dan/atau potongan SPM/SP2D
kepada KPPN mitra kerja masing-masing. Format surat sebagaimana Lampiran I PER- 16/PB/2014.
Surat permintaan koreksi tersebut wajib dilampirkan dengan:

1. Surat Permintaan koreksi;
2. Copy SPM dan daftar SP2D sebelum koreksi;
3. SPM setelah koreksi;
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Koreksi/Ralat SPM;
5. Detil Ralat/Koreksi;
6. ADK Koreksi SPM (SPM yang sudah diperbaiki).
Koreksi/perbaikan/ralat SPM tidak dapat dilakukan terhadap data SPM yang mengakibatkan
perubahan jumlah uang baik pada jumlah total pengeluaran, jumlah total potongan, dan/atau
jumlah bersih dalam SPM.
KPPN akan meneliti/memeriksa koreksi/ralat SPM tersebut apakah benar dan dapat dilakukan
sesuai PER-16/PB/2014. Bila koreksi/ralat SPM dapat dilakukan maka KPPN akan menerbitkan
Surat tanggapan koreksi. Bila koreksi/ralat SPM tidak dapat dilakukan maka KPPN akan
menerbitkan surat pengembalian atas koreksi/ralat SPM tersebut.

Saklar versi 5.0 23 | P A D E K

PENDAFTARAN USER SAKTI

Dasar Hukum : 171/PMK.05/2021 tentang Pelaksanaan Sistem Sakti.
Persyaratan :
1. Surat Permohonan Pendaftaran User SAKTI Satker. Surat Permohonan Pendaftaran User

SAKTI Satker tidak memiliki Format khusus;
2. SK Penetapan User SAKTI Satker sesuai format;
3. Formulir Pendaftaran User SAKTI Satker sesuai Format.

KPPN membuat user SAKTI Satker sesuai dengan Formulir Pendaftaran User yang
disampaikan oleh satker. Satker wajib menggunakan email dengan domain kedinasan atau
email sakti. Untuk Pembuatan Email Sakti, Satker dapat menyampaikan surat permohonan
pembuatan email SAKTI dan Formulir Pendaftaran email SAKTI ke KPPN. Templat Formulir
dan SK dapat diakses di Portal 181.

PENGAKTIFAN OTP

Dalam rangka pengamanan secara elektronik dalam Piloting SAKTI, telah ditetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-16/PB/2020 tentang Hak Akses
Pengguna dan Pengamanan Secara Elektronik Dalam Piloting Sistem Aplikasi Keuangan
Tingkat Instansi. Fitur One Time Password (OTP) menjadi sarana pengamanan otentikasi dua
langkah (2FA) yang banyak dipakai oleh layanan-layanan online. Dalam hal ini, OTP
dipergunakan sebagai PIN untuk menyetujui suatu transaksi dalam aplikasi SAKTI. Kode OTP
yang berisi enam digit angka dikirim via SMS kepada Pejabat satker yang berwenang dan
telah didaftarkan ke KPPN Kotabumi oleh satker.
Penggunaan One Time Password (OTP) ini hanya dikhususkan bagi pejabat pada satuan
kerja yang meliputi:
1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); dan
3. Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM).
Prosedur pengaktifan OTP adalah sebagai berikut:
1. Admin Satker merekam Data Pejabat pada menu Administrasi > Umum > Jabatan >

Pejabat.
2. KPA Satker melakukan verifikasi Nomor HP pada PPK dan PPSPM yang didaftarkan. Jika

KPA Belum melakukan aktivasi OTP, silahkan lakukan aktivasi OTP KPA terlebih dahulu
dengan KPPN.
3. Pejabat mencetak Formulir Pengaktifan Pengguna dan OTP dan mengirimkan hasil cetak
formulir sebanyak 2 (dua) rangkap ke KPPN, yang terdiri dari:
a.Formulir Aktivasi OTP;

Saklar versi 5.0 24 | P A D E K

b.Spesimen tandatangan;

c. Scan SK Penunjukkan sebagai KPA/PPK/PPSPM;

d.Scan KTP/SIM/Paspor.

4. Pejabat dan Admin SAKTI menjadwalkan aktivasi OTP dengan KPPN Pekanbaru, baik

secara tatap muka maupun daring melalui aplikasi video conference.

PENGESAHAN HIBAH UANG

1. Pengajuan Nomor Register Hibah

A. Untuk Hibah Luar Negeri (HLN) ke Ditjen PPR (Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko) :
 Pimpinan Lembaga/Satker selaku PA/Kuasa PA mengajukan permohonan nomor
register atas hibah langsung bentuk uang kepada DJPPR c.q. Direktur Direktur
Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen (EAS).
 Permohonan nomor register dilampiri :
o Perjanjian Hibah (Grant Agreement) atau dokumen lain yang
dipersamakan
o Ringkasan Hibah (Grant Summary) sesuai dengan Lampiran huruf C
dalam PMK No : 99/PMK.05/2017
 Jumlah yang diregister Sejumlah Perjanjian Hibah
 Dapat dengan sarana elektronik (fax/email), namun tetap diwajibkan
menyampaikan hardcopy (asli bertandatangan basah) ke alamat :
o Gedung Frans Seda Lantai 7, Jl. Wahidin Raya No. 1 Jakarta 10710,
o Telp. 021-3505052/3865330 ekstensi 2726 (untuk Hibah Langsung) atau
ekstensi 2615 (untuk Hibah Terencana),
o Fax 021-3846635
o Email: [email protected] atau [email protected]
o Website : http://www.djppr.kemenkeu.go.id/

B. Untuk Hibah Dalam Negeri (HDN) ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan :
 PA/KPA mengajukan permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam
bentuk uang dari dalam negeri kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
 Permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk uang dibuat
sesuai Lampiran B dalam PMK No : 99/PMK.05/2017
 Permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk uang dilampiri
dokumen :
1. perjanjian Hibah;
2. ringkasan Hibah (Lampiran huruf C dalam PMK No : 99/PMK.05/2017)
3. surat kuasa pendelegasian kewenangan untuk menandatangani
perjanjian Hibah
 Dalam hal penggunaan Hibah langsung untuk mendukung penanggulangan
bencana alam dan bantuan kemanusiaan , permohonan nomor register untuk

Saklar versi 5.0 25 | P A D E K

Hibah langsung dalam bentuk uang, dilampiri dengan :

1. SPTMHL

2. rekening koran
Dokumen persyaratan yang disampaikan untuk pengajuan nomor register merupakan
dokumen asli/salinan yang dilegalisir penerima Hibah.

2. Pengajuan Persetujuan Pembukaan Rekening Hibah

 Satu rekening hibah langsung untuk satu register
 Pengelolaan Rekening Hibah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran, dapat

dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.
 K/L mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening Hibah kepada

BUN/Kuasa BUN (KPPN) dengan melampirkan paling sedikit :
1. Surat permohonan persetujuan pembukaan rekening pemerintah sesuai

format lampiran PMK No : 182/PMK.05/2017
2. Surat Kuasa KPA/Pemimpin BLU kepada Kuasa BUN Pusat/Daerah sesuai

format lampiran PMK No : 182/PMK.05/2017
3. Salinan/copy surat penerbitan nomor register hibah.
 Dalam hal telah dibuka rekening untuk menampung dana Hibah sebelum
persetujuan pembukaan rekening pengelolaan Hibah diterbitkan, K/L atau satuan
kerja melakukan hal sebagai berikut :
1. mengajukan persetujuan pembukaan rekening pengelolaan Hibah
2. membuka rekening pengelolaan Hibah berdasarkan persetujuan yang telah

diterbitkan
3. memindahkan saldo dana Hibah ke rekening yang telah mendapat

persetujuan
4. menutup rekening penampungan dana Hibah sebelumnya.
 Rekening Hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan saldonya disetor
ke Rekening KUN kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen
yang dipersamakan.
Jasa giro/bunga yang diperoleh dari Rekening Hibah disetor ke Kas Negara sebagai PNBP
kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan.

Saklar versi 5.0 26 | P A D E K

3. Revisi DIPA

 PA/KPA pada K/L melakukan penyesuaian pagu belanja yang bersumber dari
hibah langsung dalam bentuk uang dalam DIPA K/L kepada Kepala Kantor Wilayah
(Kanwil) DJPB untuk disahkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata
cara revisi anggaran.

 Jumlah yang direvisi adalah Jumlah yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 1
tahun, setinggi-tingginya sebesar Perjanjian Hibah

 Persyaratan revisi DIPA terdiri dari :
1. Ringkasan Naskah Perjanjian,
2. Nomor Register,
3. Persetujuan Pembukaan Rekening Penampung
4. Surat Pernyataan KPA bahwa perhitungan dan penggunaan dana hibah sesuai
standar biaya dan peruntukan

Untuk Pendapatan Hibah Langsung yang bersifat tahun jamak (multiyears), pelaksanaan
revisi penambahan pagu DIPA dapat digabungkan dengan revisi penambahan pagu DIPA
dari rencana penerimaan hibah langsung tahun berikutnya.

4. Pengesahan Hibah Dalam Bentuk Uang ke KPPN (pengajuan SP2HL)

Membuat SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung) melalui Aplikasi SAKTI
Pengajuan SP2HL disampaikan ke KPPN dengan dilampiri :

1. Hardcopy dan ADK SP2HL (sudah diinject PIN PPSPM)

2. SPTMHL (Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung)

3. Copy rekening koran atas rekening hibah,
4. Copy surat penetapan nomor register Hibah untuk pengajuan SP2HL pertama kali
5. Copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama

kali.
Dalam hal penyampaian SP2HL tersebut tidak dapat melampirkan dokumen Persetujuan
Pembukaan Rekening maka dapat menggunakan Surat Pernyataan Penggunaan Rekening
Bendahara untuk Hibah sebagai dokumen yang dipersamakan.

Saklar versi 5.0 27 | P A D E K

5. Perlakuan Sisa Hibah Dalam Bentuk Uang (pengajuan SP4HL)

Sisa Hibah bisa langsung dikembalikan ke Pemberi Hibah, selanjutnya satker K/L harus
membuat dokumen SP4HL (Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah
Langsung) melalui Aplikasi SAKTI level PPSPM di menu SPM >> RUH SPM Pengesahan Hibah
>> SP4HL
Perlakuan sisa hibah uang dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Sisa Hibah dikembalikan kepada Donor;
2. Sisa Hibah disetor ke Kas Negara;
3. Sisa Hibah dipergunakan/ dibelanjakan di tahun berikutnya
(A) Pengembalian Hibah kepada Donor
 Sisa Uang yang bersumber dari hibah langsung dapat dikembalikan kepada Pemberi

Hibah sesuai PH/dokumen yang dipersamakan. Syaratnya adalah Saldo Kas di
Kementerian/Lembaga dari Hibah tidak boleh bernilai negatif.
 Dokumen yang digunakan:
1. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL)
2. Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL)
 Lampiran SP4HL :
1. Copy Rekening atas Rekening Hibah;
2. Copy bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah
3. SPTJM.
Jika dana hibah belum pernah dilakukan pengesahan maka :
 Dalam Pengajuan pengesahan (SP2HL), pendapatan dicatat sebesar nettonya
(pendapatan hibah dicantumkan sama dengan jumlah belanja yang bersumber dari
hibah yang telah direalisasikan).
 Sisa dana kemudian disetorkan langsung kepada Pemberi Hibah. Transaksi
pengembalian dana kepada Pemberi Hibah cukup diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK).
Jika dana hibah telah dilakukan pengesahan (telah diterbitkan SP2HL/SPHL) sebesar yang
diterima seluruhnya maka :
 Satker mengajukan SP4HL kepada KPPN sebesar jumlah yang dikembalikan ke
donor.
 Penerbitan SP4HL disesuaikan dengan tanggal dan tahun pengembalian ke donor.

(B) Sisa Hibah disetor ke Kas Negara
Khusus Hibah Langsung bentuk Uang yang disetor ke Rekening Kas Negara, satker tidak
perlu membuat SP4HL untuk disahkan ke KPPN lagi.
Jika dana hibah belum pernah dilakukan pengesahan:

 Maka pengajuan pengesahan (SP2HL), pendapatan dicatat sebesar nettonya.
 Kemudian Sisa dana hibah disetorkan ke Kas Negara melalui Bank Persepsi

dengan SSBP (via SIMPONI menu Billing Kementerian/Lembaga) dan Kode Akun
425997 (Pendapatan dari Hibah yang Belum Disahkan) dan menggunakan Kode
Kementerian, Kode Eselon I dan Kode Satker penerima hibah berkenaan,

Saklar versi 5.0 28 | P A D E K

sedangkan untuk keterangan dapat diisi “Penyetoran sisa dana hibah langsung
bentuk uang tahun 20XX nomor register zzzzzzzz”
 Salinan bukti setor SSBP agar disampaikan ke :
1. Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
2. KPPN mitra kerjanya
3. Kementerian/Lembaga bersangkutan (sebagai arsip)
 Satker tidak perlu membuat SP4HL
Hibah yang telah dilakukan pengesahan sebesar yang diterima seluruhnya maka:
 Sisa dana hibah disetorkan ke Kas Negara melalui Bank Persepsi dengan SSPB (via
SIMPONI menu Billing Non Anggaran) dan Kode Akun 815131 (Penerimaan
penyetoran dana hibah langsung yang telah disahkan) dan menggunakan Kode
Kementerian, Kode Eselon I dan Kode Satker penerima hibah berkenaan,
sedangkan untuk keterangan dapat diisi “Penyetoran sisa dana hibah langsung
bentuk uang tahun 20XX nomor register zzzzzzzz”
 Salinan bukti setor SSPB agar disampaikan ke :
1. Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
2. KPPN mitra kerjanya
3. Kementerian/Lembaga bersangkutan (sebagai arsip)
 Satker tidak perlu membuat SP4HL
(C) Sisa Hibah digunakan di tahun berikutnya
 Dalam hal terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung dalam
bentuk uang untuk membiayai kegiatan pada DIPA K/L tahun anggaran berjalan
yang akan digunakan pada tahun anggaran berikutnya, dapat menambah pagu
belanja DIPA tahun anggaran berikutnya.
 Penambahan pagu DIPA sebagaimana dimaksud setinggi-tingginya sebesar sisa
uang yang bersumber dari hibah pada akhir tahun berjalan.
 Kementerian/Lembaga harus mengajukan Revisi DIPA untuk tahun berikutnya
maksimal sebesar sisa hibah tahun anggaran sebelumnya yang masih belum
terpakai.
 Untuk pendapatan Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN yang
bersifat tahun jamak (multi years), pelaksanaan revisi penambahan pagu DIPA
dapat digabungkan dengan revisi penambahan pagu DIPA dari rencana
penerimaan Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN tahun anggaran
berikutnya
SP4HL yang pengesahan pendapatan hibahnya dilakukan antara Tahun Anggaran Yang Lalu
(TAYL) dengan Tahun Anggaran Berjalan (TAB) harus dibedakan dalam penggunaan
akunnya.

Saklar versi 5.0 29 | P A D E K

Saklar versi 5.0 30 | P A D E K

PENGELOLAAN REKENING MILIK SATKER

DASAR HUKUM

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan Rekening
Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga dan 183/PMK.05/2019 tentang
Pengelolaan Rekening Pengeluaran Milik Kementerian,
Rekening adalah Rekening milik Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang
dibuka pada bank umum di dalam atau di luar negeri dalam bentuk giro atau deposito,
yang dapat didebit dan/atau dikredit untuk pengelolaan Keuangan, sesuai tugas dan
fungsi satuan kerja lingkup Kementerian Negara Lembaga dalam mata uang Rupiah atau
mata uang asing.
Rekening milik satker dikelompokkan menjadi 3 kelompok:
1. Rekening Penerimaan;
2. Rekening Pengeluaran (termasuk Rekening Pengeluaran Pembantu) ; dan
3. Rekening Lainnya.

KPPN selaku Kuasa BUN di Daerah, berwenang melakukan pengelolaan atas seluruh
Rekening Milik Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang terdiri atas:
1. Memberikan persetujuan pembukaan rekening;
2. Menolak permohonan persetujuan pembukaan rekening;
3. Menutup rekening satker
4. Melakukan blokir Rekening;
5. Penutupan Rekening; dan
6. Memperoleh Informasi atas Rekening.

Alur pembukaan rekening satuan kerja adalah seperti ini:
1. KPA/Kepala Satker mengajukan Surat Permohonan Persetujuan Pembukaan

Rekening, yang dilampiri dengan Surat Kuasa KPA/Kepala Satker kepada Kuasa BUN di
Daerah (Kepala KPPN), sesuai format pada PMK182/PMK.05/2017 atau PMK
183/PMK.05/2019 khusus Rekening Pengeluaran. Surat tersebut diunggah pada
Aplikasi SPRINT (Sistem Pengelolaan Rekening Terintegrasi) diakses melalui
https://sprint.kemenkeu.go.id/. Terdapat 2 (dua) level kewenangan Aplikasi SPRINT
di tingkat satker, yaitu level staff satker dan level KPA satker.
2. KPPN selaku Kuasa BUN di Daerah memeriksa kelengkapan dokumen dan menilai
kelayakan pemberian persetujuan pembukaan rekening.
Surat Persetujuan maupun surat penolakan pembukaan rekening, diterbitkan paling
lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterima surat permohonan dari KPA/Kepala Satker.
3. Jika permohonan pembukaan rekening disetujui, KPA/Kepala Satker segera membuka
rekening pada Bank Umum. Surat Persetujuan tersebut hanya berlaku selama 15
(lima belas) hari kerja.
Penamaan rekening harus sesuai dengan ketentuan PMK182/PMK.05/2017 dan
PMK 183/PMK.05/2019.
4. Setelah dilakukan pembukaan rekening, KPA/Kepala Satker harus menyampaikan

Saklar versi 5.0 31 | P A D E K

Laporan Pembukaan Rekening kepada KPPN paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja
sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan rekening.

KPPN melakukan rekonsiliasi data rekening tingkat daerah dengan Satuan Kerja pemilik
Rekening setiap bulan paling lambat tanggal 20 (dua puluh).

KPA/Kepala Satker wajib melaporkan saldo seluruh rekening yang dikelolanya kepada
KPPN, paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya. Jika tanggal 10 (sepuluh) jatuh
pada hari libur, maka penyampaian Laporan Saldo Rekening disampaikan pada hari kerja
sebelumnya.

Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di Daerah dapat mengenakan sanksi blokir rekening
dalam hal KPA/Kepala Satker tidak menyampaikan Laporan Saldo Rekening sesuai
ketentuan pada PMK182/PMK.05/2017 dan PMK 183/PMK.05/2019

Selain memblokir Rekening, Kuasa BUN di daerah juga berwenang menutup Rekening
milik Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga paling lambat 1 (satu) tahun
sejak rekening dikategorikan sebagai rekening pasif, setelah sebelumnya menyampaikan
surat pemberitahuan Rekening pasif kepada KPA/Kepala Satker.
Yang dimaksud dengan Rekening Pasif adalah Rekening yang tidak terdapat transaksi
pendebitan maupun pengkreditan Rekening selama 1 (satu) tahun sejak tanggal transaksi
terakhir.

KPA/Kepala Satker harus menutup Rekening yang sudah tidak digunakan sesuai dengan
tujuan dan peruntukannya dan memindahkan saldo Rekening ke Kas Negara.
Setelah dilakukan penutupan Rekening, KPA/Kepala Satker harus menyampaikan Laporan
Penutupan Rekening kepada Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di Daerah paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah tanggal penutupan, dengan dilampiri bukti penutupan rekening
dan/atau bukti pemindahbukuan saldo Rekening atau bukti setor ke Kas Negara. Laporan
penutupan Rekening ini juga harus diupload ke Aplikasi SPRINT.

KONFIRMASI PENERIMAAN

Konfirmasi Penerimaan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-5/PB/2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara.
Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara berguna bagi Satker/Wajib Pajak/Wajib
Setor/Wajib Bayar (WP/WS/WB) untuk memastikan apakah setoran yang dilakukan sudah
masuk ke Kas Negara atau belum. Setoran penerimaan negara yang disetor pada
Bank/Pos Persepsi, dapat dikonfirmasi paling cepat H+1 setelah penyetoran penerimaan
negara.
Prosedur Konfirmasi Penerimaan Negara adalah dengan menyampaikan surat
permohonan konfirmasi setoran penerimaan negara sesuai format pada lampiran
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-5/PB/2018, yang dilampiri
dengan:

Saklar versi 5.0 32 | P A D E K

1. Rekapitulasi daftar setoran penerimaan negara (bisa diunduh dari aplikasi
SAKTI);

2. Surat Permohonan Konfirmasi Penerimaan;
3. ADK konfrimasi setoran penerimaan negara (bisa diunduh dari aplikasi SAKTI);
4. Fotokopi Bukti Sektor.
Untuk ADK yang dibuat sendiri, harus sesuai dengan contoh di bawah ini:

5. Fotokopi bukti penerimaan negara atau dokumen lain yang dipersamakan.
Atas surat permohonan konfirmasi dari Satker/WP/WS/WB, KPPN menerbitkan Nota
Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara.

KONFIRMASI MANDIRI VIA OM SPAN

Tahukah Kawan Padek dapat mengecek secara mandiri apakah Nomor Transaksi
Penerimaan Negara sudah betul dan valid sebelum dilaksanakan Konfirmasi Penerimaan
Negara oleh KPPN Mukomuko ? Jadi tidak ada lagi NTPN yang berbeda saat dilaksanakan
Konfirmasi Penerimaan Negara atau saat rekonsiliasi eksternal bersama KPPN. Hal ini
akan memudahkan satker tanpa perlu melakukan konfirmasi ulang atau mengunggah
ulang ADK rekonsiliasi eksternal.
Pengecekan ini dilaksanakan dengan mengetikkan Kode Billing Penerimaan ke aplikasi
Online Monitoring Sistetm Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN) masing-
masing akun Kawan Padek. Kenapa Kode Billing..? Kode Billing lebih mudah dikenali dari
pada NTPN dikarenakan Kode Billing terdiri dari 15 digit angka sedangkan NTPN terdiri
dari 16 karakter gabungan antara angka dan huruf. Kadang kala satker mengalami
kesalahan input pada karakter huruf “I” dan angka “1”, huruf “O” dan angka “0”, huruf
“B” dan angka “8”, dan sebagainya.
Tahapan pengecekan NTPN dapat dilaksanakan dengan beberapa langkah mudah sebagai
berikut:

1. Login ke aplikasi OMSPAN menggunakan akun dan kata sandi Kawan Padek.

Saklar versi 5.0 33 | P A D E K

2. Masuk ke Modul Penerimaan >> Konfirmasi Penerimaan.
3. Masukkan 15 digit nomor Billing Code

Saklar versi 5.0 34 | P A D E K

4. Jika ada lebih dari 1 (satu) Kode Billing pisahkan dengan tanda “semikolom” ( ; )

5. Klik tombol kirim dan hasil dapat diunduh pada ADK Konfirmasi.

Selesai

KOREKSI DATA PENERIMAAN

Koreksi Data adalah proses memperbaiki data transaksi tanpa mengubah data awal dan
hasil koreksi membentuk history. Prosedur mengenai Koreksi Data Transaksi Keuangan
diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-16/PB/2014
tentang Tata Cara Koreksi Data Transaksi Keuangan pada Sistem Perbendaharaan dan

Saklar versi 5.0 35 | P A D E K

Anggaran Negara.
Data transaksi keuangan dapat dilakukan koreksi oleh KPPN atau Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Perbendaharaan. Data transaksi keuangan dimaksud merupakan data transaksi
keuangan yang diproses melalui aplikasi SPAN, yang meliputi:
1. Data Transaksi Pengeluaran, antara lain berupa: SP2D, SP2B BLU, SPHL, SP3HL,

Persetujuan MPHL BJS, dan SP3.
2. Data Transaksi Penerimaan, antara lain berupa:

a. Data setoran transaksi penerimaan Negara melalui bank/pos persepsi atau Bank
Indonesia;

b. Data penerimaan kiriman uang antar rekening milik BUN;
c. Data penerimaan yang berasal dari potongan SPM atau pengesahan pendapatan

dan belanja; dan
d. Data penerimaan lainnya yang menurut undang-undang termasuk dalam

penerimaan negara.
Ketentuan Koreksi Data Transaksi Penerimaan :
1. Dapat dilakukan terhadap seluruh segmen BAS;
2. Tidak merubah total nilai penerimaan;
3. KPPN hanya dapat melakukan koreksi penerimaan yang menjadi penerimaan

Satker dalam wilayah kerja KPPN berkenaan;
4. Apabila terdapat permintaan koreksi atas setoran pada Satker dalam wilayah

kerja KPPN lain, KPPN akan meneruskan permintaan koreksi dimaksud kepada
KPPN lain tersebut dengan disertai informasi original BAS atas penerimaan
Negara berkenaan;
Mekanisme Koreksi Data Transaksi Penerimaan Negara :
Satker mengajukan Surat Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara ke KPPN
sesuai format Lampiran IV PER-16/PB/2014 dengan dilampiri:
1. Copy SSP/SSBP/SSPB/SSPCP beserta NTPN/BPN;
2. Permohonan Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara sesuai PER-16/PB/2014;
3. Daftar Rincian Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara sesuai format Lampiran
IV PER-16/PB/2014;
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak;
5. ADK Koreksi Setoran hasil dari Aplikasi OMSPAN.
Setelah Koreksi Data Transaksi Penerimaan Negara berhasil dilakukan, KPPN akan
menerbitkan Nota Perbaikan Transaksi Penerimaan Negara untuk disampaikan kepada
pihak yang mengajukan permintaan koreksi.

Saklar versi 5.0 36 | P A D E K

Retur SP2D

Retur SP2D berdasarkan Peraturan Dirjen Pebendaharaan Nomor PER-9/PB/2018 tentang
Tata Cara Penyelesaian Retur Surat Perintah Pencairan Dana adalah
penolakan/pengembalian atas pemindahbukuan dan/atau transfer pencairan APBN dari
Bank Penerima kepada bank pengirim.
Mekanisme Penyelesaian Retur SP2D di KPPN :

1. Berdasarkan pembukuan transaksi penerimaan dana retur SP2D, KPPN
menyampaikan Surat Pemberitahuan Retur SP2D ke Kuasa PA/Satker
dengan dilampiri Daftar Retur SP2D paling lambat 3 (tiga) hari kerja
berikutnya

2. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Retur SP2D, satker menyampaikan:
a. Surat Ralat/perbaikan Rekening (SPPR) sesuai format dalam Lampiran
B pada PER-9/PB/2018 (paling lambat hari kerja terakhir pada minggu
ke-3 bulan berikutnya
b. Surat permintaan Perubahan Data Supplier dalam hal perubahan pada
nama bank, nama dan/atau nomor rekening
c. ADK perubahan data kontrak apabila perubahan data supplier
mengakibatkan perubahan data kontrak yang telah didaftarkan di
SPAN

3. Guna mengurangi kesalahan perekaman data supplier, satker dapat
memeriksa supplier yang sudah didaftar pada SPAN melalui aplikasi OM
SPAN. Masuk ke dalam aplikasi OM SPAN di alamat :
spanint.kemenkeu.go.id. Selanjutnya pilih Modul Komitmen > Cek Data
Supplier > dan masukkan nomor rekening supplier yang dikehendaki

4. Dalam hal Kuasa PA/Satker tidak menyampaikan Surat Ralat/Perbaikan
Rekening (SPPR) sampai dengan hari kerja terakhir minggu ke-3 bulan
berikutnya setelah adanya Surat Pemberitahuan Retur SP2D, KPPN akan :
a. melakukan penyetoran dana Retur SP2D dari Rekening RR
SPAN/Rekening RR Gaji/Rekening RR BI ke Rekening Kas Negara; dan
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan Penyetoran Dana Retur SP2D
kepada Kuasa PA/Satker

Saklar versi 5.0 37 | P A D E K

Saklar versi 5.0 38 | P A D E K

REKONSILIASI ELEKTRONIK (E-REKON)

Dasar Hukum :
• UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
• UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
• PMK Nomor 213/PMK.05/2013 tentang · Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor
215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas PMK Nomor 213/PMK.05./2013
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
• PMK 104/PMK.05/2017 tentang Pedoman Rekonsiliasi Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga

Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan
beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama.

Aplikasi e-Rekon&LK adalah aplikasi berbasis web yang berfungsi sebagai tools
pelaksanaan Rekonsiliasi internal dan eksternal, penyusunan Laporan Keuangan dan
laporan BMN, serta penyatuan data Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

UAKPA wajib melakukan rekonsiliasi dengan UAKBUN-D (KPPN) sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Satuan kerja melakukan upload Arsip Data Komputer (ADK) ke
aplikasi e-Rekon&LK sesuai jadwal selama periode pelaksanaan Rekonsiliasi.
Sebelum melakukan Upload ADK Rekonsialisi ke Aplikasi e-rekon&LK satker wajib
melakukan perekaman seluruh transaksi (Pagu DIPA, Pendapatan, Belanja,
Pengembalian, Hibah, transaksi BMN) sesusi dengan periode dan dokumen sumber
yang seharusnya pada aplikasi SAKTI.
Proses Bisnis Rekonsiliasi Dengan e-Rekon&LK
Dengan adanya Aplikasi e-Rekon&LK, satuan kerja dapat melakukan rekonsiliasi secara
mandiri dengan mekanisme :
1. Aplikasi e-Rekon&LK dapat diakses pada alamat http://e-rekon-lk.kemenkeu.go.id

melalui jaringan internet, Satker (Operator/KPA) login menggunakan masing-
masing username dan password kemudian Satker menggunggah data kiriman dari
Aplikasi SAKTI ke Aplikasi e-Rekon&LK;
2. Proses rekonsiliasi akan berjalan secara otomatis oleh sistem kemudian hasil proses
rekonsiliasi diunduh dan dianalisa oleh petugas satker dan operator VERA;
3. Dari Analisa hasil rekon, apabila menurut ketentuan bisa diterbitkan Berita Acara
Rekonsiliasi (BAR), Petugas Operatos VERA dapat menyetujui Hasil Rekonsiliasi dan
sistem akan membentuk BAR siap untuk ditandatangani oleh KPA;
4. Apabila hasil analisa dari satker diperlukan perbaikan, satker dapat melakukan
perbaikan data sesuai dengan dokumen sumber dan mengunggah ulang data SAKTI

Saklar versi 5.0 39 | P A D E K

ke Aplikasi e-Rekon&LK. Setiap perubahan data yang diunggah ke e-Rekon&LK
memerlukan approval dari KPPN;
5. Setelah BAR ditandatangani oleh KPA, sistem akan memberikan status bahwa BAR
siap untuk ditandatangani oleh KPPN (tanda tangan elektronik dengan mengisikan
PIN);
6. Rekonsiliasi dinyatakan selesai. Apabila BAR telah di tandatangani oleh KPA satker
dan KPPN, tanda tangan yang tertera pada BAR untuk KPA maupun KPPN tersaji
dalam bentuk barcode. Setelah selesai di tandatangani Satker dapat mengunduh
BAR beserta lampirannya.
Proses rekonsiliasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

SANKSI :
Apabila Satker Belum/tidak melaksanakan Rekonsiliasi akan diterbitkan SP2S dan
dikenakan sanksi administratif berupa pengembalian SPM yang diajukan oleh satker
dikecualikan untuk SPM LS Belanja Pegawai, SPM LS Pihak Ke-3 SPM Pengembalian.

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)
BENDAHARA

LPJ Bendahara adalah laporan yang dibuat oleh Bendahara Penerimaan/Pegeluaran
atas uang/surat berharga yang dikelolanya sebagai pertanggungjawaban pengelolaan
uang.

Saklar versi 5.0 40 | P A D E K

Dasar Hukum :
1. Peraturan Menteri Keuangan nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan
Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-03/PB/2014 tentang
Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuaan, dan Pertanggungjawaban
Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara serta Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara.
3. Surat Dirjen Perbendaharaan nomor S-3303/PB/2018 tanggal 11 April 2018 hal
penggunaan Aplikasi SPRINT (Sistem Pengelolaan Rekening terintegrasi)

Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara:
1. Proses Penyampaian LPJ dilaksanakan melalui Aplikasi SPRINT di alamat

http://sprint.kemenkeu.go.id/
2. Satker diwajibkan mengupload ADK LPJ yang dihasilkan dari aplikasi SAKTI Modul

Bendahara beserta SCAN Hardcopy LPJ Bendahara beserta :
a. Berita Acara Pemeriksaan KAS dan Rekonsiliasi
b. Salinan Rekening Koran Bendahara Pengeluaran/Penerimaan/RPL
c. Daftar Saldo Rekening
d. Daftar hasil konfirmasi penerimaan negara
ke aplikasi SPRINT setiap awal bulan dengan batas waktu tanggal 10 (sepuluh)
setelah bulan bersangkutan berakhir atau pada hari kerja sebelumnya jika tanggal
10 adalah hari libur,
3. Selain mengupload ADK LPJ ke aplikasi SPRINT, satker juga wajib menyampaikan
hardcopy LPJ Bendahara ke KPPN sebelum batas sesuai poin 2. di atas
4. Proses Verifikasi LPJ Bendahara yang dilakukan, yaitu :
a. Menguji kesesuaian saldo awal;
b. Menguji kesesuaian saldo rekening bank;
c. Menguji kesesuaian jumlah uang di brankas;
d. Menguji kebenaran perhitungan;
e. Menguji kesesuaian saldo UP;
f. Menguji kesesuaian penyetoran ke Kas Negara;
g. Meneliti kepatuhan Bendahara dalam penyetoran pajak;
h. Meneliti ijin rekening Bendahara

Sanksi

Apabila Bendahara Terlambat/tidak Menyampaikan LPJ Bendahara akan diterbitkan
SP2S dan dikenakan sanksi administratif berupa penundaan penerbitan SP2D atas SPM-
UP/SPM-TUP/SPM-GUP Maupun SPM-LS yang diajukan oleh bendahara pengeluaran.

Saklar versi 5.0 41 | P A D E K

PENGESAHAN HIBAH BARANG/JASA/SURAT
BERHARGA

Dasar Hukum:

Peraturan Menteri Keuangan nomor 99/PMK.05/2017 tentang
Administrasi Pengelolaan Hibah
3. Pengajuan Pengesahan SP3HL-BJS dan MPHL-BJS ke KPPN

 Dalam rangka pengesahan pendapatan Hibah yang bersumber dari Hibah
langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga, PA/KPA menerbitkan
SP3HL-BJS (Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga).

 Dalam rangka pencatatan beban dan/atau aset yang bersumber dari Hibah
langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga, PA/KPA menerbitkan
MPHL-BJS (Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat
Berharga).

Kedua dokumen tersebut harus diajukan pengesahannya ke KPPN Mukomuko sebelum
mencatat barang di dalam SIMAK-BMN dan mencatat transaksi pengesahan hibah di SAKTI.

Penyampaian MPHL-BJS (dari aplikasi SAKTI) dan SP3HL-BJS oleh KPA
ke KPPN dilampiri :

1. Surat Penetapan Register Hibah (Dari Kanwil DJPb);
2. BAST Hibah (dari pemberi Hibah dan Satker);
3. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL);

(Sesuai Format)

Saklar versi 5.0 42 | P A D E K

Pengesahan Hibah Barang/Jasa/Surat berharga Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL)
Perekaman MPHL-BJS Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL) :
Dalam hal Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga TAYL belum mempunyai
nomor register, Satker mengajukan permohonan nomor register kepada:

1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk Hibah yang
berasal dari Dalam Negeri

2. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) c.q.
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen untuk Hibah yang berasal dari
Luar Negeri.

Format MPHL-BJS TAYL:
 Kode akun kolom Pendapatan (sebelah kanan) : 391133 (Pengesahan Hibah
Tahun Anggaran Yang Lalu)
 Kode akun kolom Aset/Beban Jasa (sebelah kiri) :
1. Diisi kode akun Aset Tetap/Aset Lainnya sesuai dengan jenis barang
yang diterima dari donor, untuk mencatat hibah bentuk barang
2. Diisi kode akun Beban Jasa sesuai dengan jenis jasa yang diterima
dari donor, untuk mencatat hibah bentuk jasa
 Uraian untuk MPHL-BJS atas hibah langsung bentuk barang TAYL agar
disebutkan pada uraian MPHL-BJS: “Penerimaan Hibah Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga pada tahun 20xx)”
 Penerbitan SP3HL-BJS dan MPHL-BJS agar diberi tanggal aktual.

Pengesahan MPHL-BJS TAYL diajukan ke KPPN dengan melampirkan :
a. Surat penetapan nomor register Hibah
b. BAST
c. SPTMHL (Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung)

SP3HL-BJS (Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga)

Saklar versi 5.0 43 | P A D E K

Format

Saklar versi 5.0 44 | P A D E K

Saklar versi 5.0 45 | P A D E K

Saklar versi 5.0 46 | P A D E K

Saklar versi 5.0 47 | P A D E K

Saklar versi 5.0 48 | P A D E K

PENYAMPAIAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA

Dasar Hukum:

Peraturan Menteri Keuangan nomor 99/PMK.05/2017 tentang Administrasi
Pengelolaan Hibah
 Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi

keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan. Tujuan umum Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realiSAKTIi anggaran, hasil operasi, dan
perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah
adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas
sumber daya yang dipercayakan kepada entitas;
 Laporan Keuangan yang disusun oleh Kementerian Negara/ Lembaga
diarahkan untuk memenuhi prinsip Laporan Keuangan yang bertujuan
umum. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan Keuangan tidak
dikhususkan untuk memenuhi kelompok pengguna tertentu. Dengan
demikian sistematika penyaJ ian Laporan Keuangan Kementerian Negara/
Lembaga mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu:
1. Pernyataan Telah Direviu (hanya untuk penyajian Laporan Keuangan

Tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/ KL dan untuk periode
triwulanan, semesteran dan tahunan);
2. Pernyataan Tanggung Jawab;
3. Ringkasan La poran Keuangan;
4. Laporan RealiSAKTIi Anggaran;
5. Neraca;
6. Laporan Operasional;
7. Laporan Perubahan Ekuitas;

Saklar versi 5.0 49 | P A D E K

8. Catatan atas Laporan Keuangan yang terdiri dari:
a. Gambaran umum entitas;
b. Penjelasan atas pos-pos Laporan RealiSAKTIi Anggaran;
c. Penjelasan atas pos-pos Neraca;
d. Penjelasan atas pos-pos Laporan Operasional;
e. Penjelasan atas pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas;
f. Pengungkapan Penting Lainnya;
g. Lampiran dan Daftar berupa:
1) Cetakan LRA, LO, Neraca, dan LPE dari aplikasi SAKTI dan e-Rekon
& LK;
2) Cetakan laporan BMN yaitu Laporan KPB (ekstrakomptebel &
intrakomptembel, Laporan Persediaan, dan BA Opname Fisik;
3) Cetakan BAR Rekonsiliasi antara UAKPA Satker dengan KPPN;
4) Telaah Laporan Keuangan yang direviu oleh tim pengelola
keuangan.

 Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga satuan
kerja disampaikan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dan
masing-masing Kantor Wilayah satker sesuai batas waktu yang telah
ditetapkan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dengan periode triwulanan,
semesteran, dan tahunan (unaudited dan audited).

Saklar versi 5.0 50 | P A D E K


Click to View FlipBook Version