The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Kiban Krisantono, 2023-10-19 03:01:33

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

Keywords: Koneksi Antar Materi Modul 1.4

Koneksi antar materi merupakan salah satu tugas untuk penutup sebuah modul. Kali ini, yang akan saya kerjakan adalah tugas 1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 tentang Budaya Positif. Pada tahap ini CGP diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di paket Modul 1 dan membuat sebuah koneksi antar materi yang sudah CGP pelajari. CGP akan membuat sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi. Ada beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengerjakan tugas ini.


a. Kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.


1. Kaitan Budaya Positif dengan Materi Modul 1.1. Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Budaya positif sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Dalam Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dijelaskan mengenai pendidikan yang menuntun sesuai dengan kodrat anak. Dalam proses menuntun tersebut tentunya membutuhkan ekosistem pendidikan yang menerapkan budaya positif.


2. Kaitan Budaya Positif dengan Materi Modul 1.2. Peran dan Nilai Guru Penggerak Pemahaman tentang budaya positif akan mendukung peran dan nilai guru penggerak dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Guru harus senantiasa menerapkan konsep inti budaya positif dalam mengaktualisasikan nilai dan peran yang dimilikinya.


3. Kaitan Budaya Positif dengan Materi Modul 1.3. Visi Guru Penggerak Dalam rangka mewujudkan visinya, seorang guru penggerak harus menerapkan budaya positif dalam prosesnya. Visi guru yang luar biasa akan mudah tercapai jika dirinya dan lingkungan pembelajarannya sudah menerapkan budaya positif.


b. Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: c. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsepkonsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?


d. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini? Setelah mempelajari modul ini, ada perubahan cara berpikir saya, yaitu : 1. Membuka sudut pandang saya tentang motivasi yang dilakukan oleh seseorang dan kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya. Oleh sebab itu, saya bisa menganalisis apa yang dibutuhkan dan diinginkannya sehingga bisa mempermudah dalam mencarikan solusi yang tepat. 2. Ternyata baik hukuman dan penghargaan kurang efektif jika diterapkan dalam pembelajaran. 3. Saya berpikir bahwa guru harus menempatkan dirinya sebagai manajer dalam menangani permasalah pada siswa. 4. Dengan segitiga restitusi saya percaya akan mendukung pembelajaran yang berpihak kepada siswa dan mendukung terciptanya budaya positif.


e. Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsepkonsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda? Saya pernah melakukan bagian dari segitiga restitusi, tetapi tidak menerapkan langkah “menanyakan keyakinan” karena memang belum membuat suatu keyakinan kelas/sekolah. Oleh karena itu, ke depannya saya akan membentuk keyakinan kelas agar bisa menjadi pedoman saat menerapkan segitiga restitusi pada siswa.


f. Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut? Saat mendapati siswa yang bermasalah, ada rasa amarah yang muncul. Namun, saya segera sadar bahwa amarah justru akan menambah masalah. Oleh sebab itu, saya menggali apa motivasi yang mendorong siswa untuk berbuat salah. Saat siswa menyadari bahwa dia salah dan berupaya memperbaiki diri, saya cukup lega dan senang.


g. Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki? Dalam penerapan segitiga restitusi, saya kurang di bagian menanyakan keyakinan. Untuk itu, ke depannya saya akan membuat keyakinan kelas/sekolah untuk bisa dipedomani saat menerapkan segitiga restitusi kepada siswa yang melakukan suatu kesalahan.


h. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya? Sebelum mempelajari modul 1.4. saya lebih banyak menempatkan diri di posisi guru sebagai teman dan pemantau. Perasaannya masih kurang puas karena siswa terkadang masih melakukan masalah yang sama (berulang). Setelah mempelajari modul ini saya akan memakai posisi sebagai manajer. Perbedaannya adalah dengan posisi manajer, siswa bisa menyadari masalah yang dilakukannya dan memberikan ruang kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan solusinya sendiri.


i. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya? Pernah, tetapi belum lengkap. Saya menerapkan di bagian menstabilkan identitas dan validasi tindakan yang salah. Nah, bagian yang belum saya laksanakan adalah bagian menanyakan keyakinan karena belum ada pembentukan keyakinan kelas/sekolah.


j. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah? Hal yang penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif di lingkungan kelas atau sekolah adalah perlunya tindakan konsisten dan kolaboratif untuk mendukung tumbuhnya budaya positif.


Di bagian koneksi antarmateri modul 1.4., CGP juga diminta untuk membuat rancangan aksi nyata modul 1.4. budaya positif. Berikut rancangan aksi nyata yang akan saya laksanakan. RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA Judul Modul: “Sosialisasi Pembuatan Keyakinan Kelas dan Penerapan Segitiga Restitusi di Sekolah” Nama Peserta : Guru di SDN Kertasari 01


A. LATAR BELAKANG Pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan baik jika didukung penerapan budaya positif. Dengan budaya positif, akan terwujud pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga siswa bisa belajar dengan aman, nyaman, dan senang. Untuk mendukung terwujudnya budaya positif di sekolah perlu adanya pembentukan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi. Di SDN Kertasari 01 tidak semua guru paham tentang keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi tentang pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi bagi para guru di SDN Kertasari 01.


B. TUJUAN Tujuan dari aksi nyata adalah guru mendapatkan pemahaman mengenai keyakinan kelas dan segitiga restitusi sehingga bisa diterapkan di sekolah untuk mendukung terwujudnya budaya positif.


C. TOLAK UKUR Tolok ukur keberhasilan kegiatan ini adalah: 1. Guru memahami konsep pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi. 2. Adanya poster atau dokumen keyakinan kelas yang dipajang di setiap kelas. 3. Guru mampu menerapkan segitiga restitusi saat menangani permasalahan siswa.


D. LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN 1. Membuat perencanaan kegiatan 2. Membuat materi tentang budaya positif dalam bentuk slide Powerpoint 3. Berkonsultasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan masukan mengenai materi yang sudah dibuat dan penentuan jadwal sosialisasi. 4. Bekerja sama dengan petugas sarana prasarana untuk mempersiapkan ruang presentasi. 5. Melaksanakan presentasi/sosialisasi 6. Refleksi kegiatan


E. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN 1.Dukungan berupa izin pelaksanaan kegiatan dari kepala sekolah 2.Dukungan dari rekan sejawat/guru untuk mengikuti kegiatan sosialisasi. 3. Sarana prasarana dan petugas yang mendukung pelaksanaan sosialisasi


Demikian semoga bermanfaat Salam dan Bahagia Bapak/Ibu Guru Hebat Terima Kasih


Click to View FlipBook Version