I. KONSEP DASAR TEORI EKONOMI MIKRO Defenisi Ilmu Ekonomi Oleh Prof. P. A. Samuelson Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumbersumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan komsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat. Ilmu Ekonomi terbagi dua, yaitu : ekonomi mikro dan makro. Ekonomi makro yaitu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagian-bagian kecil ekonomi seperti perilaku individu-individu, perilaku konsumen, perilaku produsen, harga, dll. Ekonomi mikro yaitu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari keseluruhan perekonomian baik suatu negara / daerah seperti inflasi, kemiskinan, neraca. Masalah Pokok Perekonomian Adanya kelangkaan atau kekurangan akibat ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan masyarakat dengan (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Disatu pihak keinginan masyarakat relatif tak terbatas sementara dilain pihak sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang tersebut relatif terbatas. Faktor-faktor poduksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. 1. Tanah dan sumber alam meliputi tanah, berbagai jenis barang tambang, hasil hutan. 2. Tenaga kerja meliputi jumlah maupun keahlian/keterampilan 3. Modal
1 4. Keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Untuk memecahkan masalah tersebut maka solusinya adalah dengan : 1. Perekonomian terpimpin, dimana pengendalian terpusat oleh pemerintah. 2. Perekonomian pasar, yaitu berdasarkan mekanisme pasar, sistem harga dan keuntungan. 3. Perekonomian campuran, merupakan kombinasi antara perekonomian terpimpin dan pasar. Para Pelaku Ekonomi 1. Rumah Tangga , yaitu semua orang yang bertempat tinggal dibawah satu atap dan membuat keputusan ekonomi bersama atau membuat pihak lain mengambil keputusan ekonomi bagi mereka. 2. Perusahaan, merupakan unit yang memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk memproduksi komoditi yang dijual kepada perusahaan lain, rumah tangga atau pemerintah. 3. Pemerintah, yaitu semua badan umum, lembaga pemerintah dan organisasiorganisasi lain yang dimiliki atau dikendalikan oleh pemerintah. Gambar Sirkulasi Aliran Penghasilan dan Pengeluaran Dalam Perusahaan Rumah Tangga Barang dan Jasa Uang Tanah,Tenaga Kerja, Kapital, Ketrampilan Uang (Sewa, Upah,Gaji, Bunga,Laba) PASAR FAKTOR PRODUKSI Penawaran Penerimaan Perusahaan
2 Diagram Alur Aktifitas Ekonomi Sederhana RUMAH TANGGA KONSUMEN RUMAH TANGGA PRODUSEN PASAR BARANG DAN JASA PASAR FAKTOR PRODUKSI RUMAH TANGGA PEMERINTAH Pajak Pajak Barang Publik Barang Publik Modal, Tenaga Kerja Barang dan Jasa Uang Upah/Gaji, Sewa, Suku Bunga, Keuntungan
3 II. PERMINTAAN DAN PENAWARAN Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Beberapa Penentu Permintaan : 1. Harga barang 2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut. 3. Pendapatan RT dan pendapatan rata-rata masyarakat. 4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat. 5. Cita rasa masyarakat. 6. Jumlah penduduk. 7. Ramalan keadaan di masa datang. Harga dan permintaan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Pengaruh Faktor Lain Selain Harga Terhadap Permintaan 1. Harga barang lain Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan kepada tiga (3) golongan, yaitu: i : barang lain itu merupakan pengganti ii : barang lain itu merupakan pelengkap iii : kedua barang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral). P P2 P1 Q1 Q1 Q
4 Barang Pengganti Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan teh adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang suka meminum teh selalu dapat menerima minuman kopi apabila teh tidak ada. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan. Barang Pelengkap Apabila suatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang lain tersebut. Gula adalah barang pelengkap pada kopi atau teh. Karena pada umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi gula. Kenaikan atau penurunan permintaan barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya. Kalau permintaan terhadap kopi atau bertambah begitu juga sebaliknya. Barang Netral Permintaan terhadap beras dan terhadap buku tulis tidak mempunyai hubungan sama sekali, maksudnya perubahan permintaan dan harga beras tidak akan mempengaruhi permintaan buku tulis begitu juga sebaliknya. Pendapatan Para Pembeli Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang. Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah maka barang dibagi menjadi 4 bagian:
5 1. Barang Inferior Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang inferior akan berkurang. Contoh: ubi kayu akan diganti oleh beras jika pendapatan naik. 2. Barang Esensial Barang esensial perubahan pendapatan tidak akan mengurangi atau menambah permintaan terhadap barang esensial. Barang esensial yaitu barang kebutuhan pokok (Sembako). 3. Barang Normal Suatu barang dinamakan barang normal apabila dia mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan Contoh: televisi, atau peralatan rumah tangga. 4. Barang Mewah Jenis barang ini dibeli apabila orang berpendapatan menengah ke atas atau tinggi. Contoh: motor, mobil. Distribusi Pendapatan Cita rasa atau selera masyarakat Jumlah penduduk Ramalan mengenai masa yang akan datang Ramalan pada konsumen bahwa harga akan menjadi mahal atau tinggi pada masa akan datang akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak barang disaat sekarang. Contoh: BBM akan dinaikkan oleh pemerintah pada tahun depan akan mendorong masyarakat atau pengusaha untuk menimbun BBM.
6 Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan PENAWARAN Penawaran adalah berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran: 1. Harga barang itu sendiri, 2. Harga barang lain, 3. Biaya produksi, 4. Tujuan perusahaan, 5. Tingkat teknologi yang digunakan. Hukum Penawaran Hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan menggambarkan hukum penawaran yaitu makin tinggi harga suatu barang maka semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh penjual begitu juga sebaliknya dengan asumsi Cateris Paribus ini juga bisa digambarkan dalam kurva sebagai berikut: P P3 P2 P1 Q1 Q2 Q3 Q D2 D D1 P Pergerakan Kurva Permintaan Pengaruh Harga Pergeseran Kurva Permintaan Pengaruh Bukan Harga
7 Pengaruh Faktor Selain Harga Terhadap Penawaran 1. Harga barang lain Bahwa barang-barang ada yang saling bersaingan atau bersubtitusi dan ada barangbarang yang komplementer (pelengkap) seperti yang telah dijelaskan di permintaan. 2. Biaya Produksi Dibeberapa perusahaan kenaikan pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi akan menyebabkan biaya produksi melebihi hasil penjualannya dan mereka mengalami kerugian. Ini dapat menimbulkan penutupan perusahaan tersebut dan jumlah penawaran barang akan berkurang begitu juga sebaliknya. 3. Tujuan perusahaan Tujuan yang berbeda-beda tersebut menimbulkan efek yang berbeda-beda terhadap penentuan tingkat produksi. Dengan demikian penawaran jua akan berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai. 4. Teknologi Kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi mempertinggi produktifitas, mutu dan menciptakan barang-barang baru. Ini akan mendorong kenaikan penawaran. P P3 P2 P1 Q1 Q2 Q3 Q S
8 Keseimbangan Penawaran Dan Permintaan Keadaan di suatu pasar dikatakan dalam keadaan keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Menentukan Keseimbangan Secara Matematik Persamaan Permintaan Qd = c - dP Persamaan Penawaran Qs = -m + nP Dimana : c adalah suatu angka tetap d adalah kecondongan kurva permintaan m adalah suatu angka tetap P P QS1 QS2 QS3 Q S1 S S2 P QE Kelebihan Permintaan Q PE E Kelebihan Penawaran
9 n adalah kecondongan kurva penawaran Qd adalah kuantitas yang diminta, Qs adalah kuantitas yang ditawarkan dan P adalah tingkat harga Syarat keseimbangan adalah : Qd = Qs atau c – dP = -m + nP Akibat Pergeseran Permintaan atau Penawaran Terhadap Keseimbangan P P1 P 0 Q Q1 S D D1 D1 D E E1 Q Efek pertambahan permintaan P P1 0 P Q Q1 Q S D D S S1 S1 E E1 Efek pertambahan penawaran P P1 P 0 Q Q1 S D D1 D1 D E E1 Q Akibat Pergeseran Permintaan atau Penawaran Terhadap Keseimbangan S S1 S1
10 III. ELASTISITAS Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran. Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah. Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen. Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan divas berbagai jenis elastisitas. Pembahasan elastisitas ini dijelaskan dalam konteks pasar, yaitu antara permintaan dan penawaran barang. Dengan memahami konsep tersebut, Pemerintah Daerah nantinya akan mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam pemerintahan daerah sesuai konteks yang dihadapi, baik dalam hal Pemerintah Daerah menjadi penyedia barang dan jasa publik maupun dalam berbagai kondisi lainnya.
11 Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan adalah tingkat perubahan permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas permintaan. Macam-macam Elastisitas Permintaan Berdasarkan nilainya, elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi lima, yaitu permintaan inelastis sempurna, inelastis, elastis uniter, elastis, dan elastis sempurna. 1. Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) Permintaan inelastis sempurna terjadi ketika perubahan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan (koefisien E = 0). Sebagai contoh adalah permintaan terhadap garam. Kondisi permintaan inelastis sempurna ini dapat dapat digambarkan ke dalam bentuk kurva berikut (Gambar 1). Gambar 1 Kurva Permintaan Inelastis Sempurna 2. Permintaan Inelastis (E < 1) Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan. Nilai E < 1, artinya kenaikan harga sebesar 1 persen hanya diikuti penurunan jumlah yang diminta kurang dari satu persen, sebaliknya penurunan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta kurang dari 1 persen. Sebagai contoh adalah permintaan masyarakat terhadap beras atau kebutuhan pokok lainnya (Gambar 2).
12 Gambar 2 Kurva Permintaan Inelastis 3. Permintaan Elastis Uniter (E = 1) Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan uniter adalah satu (E = 1), artinya kenaikan harga sebesar 1 persen diikuti oleh penurunan jumlah permintaan sebesar 1 persen, dan sebaliknya. Kondisi permintan elastis uniter ini ditunjukkan oleh Gambar 3. Gambar 3 Kurva Permintaan Elastis Uniter 4. Permintaan Elastis (E > 1) Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. Koefisien permintaan elastis bernilai lebih dari satu (E > 1), artinya kenaikan harga sebesar 97 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah permintaan lebih dari 1 persen, dan sebaliknya. Kondisi ini biasanya terjadi pada permintaan permintaan terhadap mobil dan barang mewah lainnya (Gambar 4).
13 Gambar 4 Kurva Permintaan Elastis 5. Permintaan Elastis Sempurna (E = ~) Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu X atau Q (kuantitas barang) seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5 Kurva Permintaan Elastis Sempurna Elastisitas Permintaan dan Total Penerimaan Perhitungan elastisitas biasanya dimanfaatkan oleh pengambil keputusan yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan. Secara sederhana, total penerimaan dapat didefinisikan sebagai perkalian antara harga dengan kuantitas barang dan jasa yang terjual, misalnya jumlah pendapatan yang diterima sebagai hasil dari penjualan barang dan jasa. Total penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
14 TR = P x Q Keterangan: TR : total penerimaan P : harga output Q : kuantitas/jumlah output Salah satu faktor yang menentukan total penerimaan produsen adalah perubahan permintaan. Untuk mengetahui perubahan total penerimaan terhadap perubahan permintaan ditentukan oleh elastisitas permintaannya. Perbedaan tingkat elastisitas permintaan akan menentukan besarnya total penerimaan. 1. Permintaan Elastis Ketika bentuk permintaan suatu barang adalah elastis, maka perubahan kecil dalam harga barang tersebut akan mengakibatkan perubahan total penerimaan yang relatif lebih besar. Sebagai contoh, perusahaan melakukan kebijakan penurunan harga produknya. Jika bentuk permintaan produk tersebut adalah elastis berarti konsumen sangat responsif terhadap perubahan harga. Penurunan harga walaupun kecil akan direspon oleh konsumen dengan membeli barang tersebut dalam jumlah yang relatif banyak. Dengan bentuk permintaan yang elastis, maka keputusan produsen untuk menurunkan harga produknya akan potensial meningkatkan total penerimaan. 2. Permintaan Inelastis Dengan bentuk permintaan yang inelastik, perubahan harga hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap perubahan barang yang diminta, sehingga apabila produsen menetapkan kenaikan harga yang cukup tinggi sekalipun, permintaan terhadap barang tersebut tidak terlalu berubah. Pada kondisi ini, produsen dapat memperoleh tambahan penerimaan dengan menaikkan harga. 3. Permintaan Elastis Uniter Apabila permintaan suatu barang adalah elastis uniter maka kenaikan (penurunan) harga akan direspon secara proporsional dengan penurunan (peningkatan) jumlah yang diminta. Oleh karena itu, baik produsen melakukan peningkatan atau penurunan harga, jika elastisitas barang adalah elastis uniter maka total penerimaannya konstan. Dengan kata lain, peningkatan ataupun penurunan harga tidak merubah total penerimaan produsen.
15 Hubungan antara elastisitas permintaan terhadap total penerimaan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hubungan antara Elastisitas Permintaan dengan Total Penerimaan Elastisitas Penghasilan Permintaan (pembelian) suatu barang atau jasa oleh konsumen dipengaruhi oleh perubahan penghasilan konsumen yang bersangkutan, baik dalam pengertian nominal maupun riil. Suatu konsep untuk mengukur derajat respons perubahan permintaan terhadap adanya perubahan penghasilan adalah elastisitas penghasilan. Dalam kasus sederhana, fungsi permintaan dapat dinotasikan sebagai berikut. Q = f (P, I) Keterangan: Q : fungsi permintaan P : tingkat harga I : penghasilan konsumen Dalam konsep elastisitas penghasilan, asumsi bahwa penghasilan konsumen konstan dihilangkan. Oleh karena itu, elastisitas penghasilan merupakan tingkat perubahan relatif dari jumlah barang yagn diminta konsumen karena adanya perubahan penghasilan. Elastisitas penghasilan dapat didefinisiakan sebagai derajat sensitivitas perubahan permintaan sebagai akibat dari perubahan penghasilan seorang konsumen. Secara matematis, elastisitas penghasilan didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam jumlah barang yang diminta (Qx) dibagi dengan persentase perubahan dalam penghasilan (I). Pada dasarnya terdapat tiga macam elastisitas penghasilan, yaitu:
16 elastisitas positif, negatif, dan nol. Untuk penjelasan lebih lanjut dapat disimak sebagai berikut. 1. Elastisitas penghasilan yang bernilai positif dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (a) Elastisitas penghasilan uniter yaitu ketika peningkatan dalam penghasilan direspon oleh konsumen dengan peningkatan permintaan secara proporsional. Perubahan permintaan yang positif akan memberikan elastisitas penghasilan yang positif pula. Dalam hal ini elastisitas sama dengan satu (E = 1). Sebagai contoh jika penghasilan konsumen meningkat sebesar 50 persen maka akan diimbangi dengan peningkatan permintaan sebesar 50 persen. (b) Elastisitas penghasilan inelastis yaitu jika perubahan penghasilan sebesar 1 persen menyebabkan perubahan permintaan kurang dari 1 persen. Secara matematis, koefisien elastisitas penghasilan inelastis bernilai kurang dari 1 tetapi positif (0 < E <1). (c) Elastisitas penghasilan dikatakan elastis jika perubahan penghasilan sebesar 1 persen menyebabkan perubahan permintaan lebih dari 1 persen. Nilai elastisitas penghasilan tipe ini lebih dari satu (E > 1). 2. Elastisitas penghasilan yang bernilai negatif. Hal ini berarti bahwa kenaikan jumlah penghasilan justru mengakibatkan permintaan terhadap suatu barang menurun. 3. Elastisitas penghasilan bernilai nol. Ketika penghasilan meningkat, jumlah barang yang diminta tidak mengalami perubahan. Berapa pun perubahan penghasilan tidak akan merubah permintaan (konsumsi) barang tersebut. Berdasarkan besarnya koefisien elastisitas penghasilan, suatu barang dapat dikelompokkan ke dalam barang mewah, barang normal, atau barang inferior. Tabel 2 Interpretasi Elastisitas Penghasilan
17 Elastisitas Silang Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga 100 macam respons prubahan permintaan suatu barang (misal barang A) karena perubahan harga barang lain (barang B), yaitu: positif, negatif, dan nol. 1. Elastisitas silang positif. Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi dan teh merupakan dua barang yang dapat saling menggantikan (barang substitutif). 2. Elastisitas silang negatif. Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan terhadap kendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer (pelengkap). 3. Elastisitas silang nol. Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan barang B. Dalam kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan bermotor. Hubungan antarbarang berdasarkan nilai elastisitas silang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Interpretasi Elastisitas Silang Pengukuran Elastisitas Silang
18 Elastisitas Penawaran Pengertian Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas penawaran. Macam-macam Elastisitas Penawaran Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu 1. Penawaran Inelastis Sempurna (E = 0) Penawaran inelastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Kurva penawaran sejajar dengan sumbu vertikal Y atau P (tingkat harga). Kondisi ini dapat dilihat dari kurva pada Gambar 6. Gambar 6 Kurva Penawaran Inelastis Sempurna 2. Penawaran Inelastis (E < 1) Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Dengan kata lain, jumlah yang ditawarkan relatif tidak sensitif terhadap perubahan harga (Gambar 7).
19 Gambar 7 Kurva Penawaran Inelastis 3. Penawaran Elastis Uniter (E = 1) Penawaran elastis uniter terjadi ketika perubahan harga sebanding dengan perubahan jumlah penawaran (Gambar 8). Gambar 8 Kurva Penawaran Elastis Uniter 4. Penawaran Elastis (E > 1) Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar. Penawaran elastis dapat diilustrasikan dengan Gambar 9. Gambar 9 Kurva Penawaran Elastis
20 5. Penawaran Elastis Sempurna (E = ~ ) Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu horisontal (X) atau Q (jumlah output yang ditawarkan). Gambar 10 Kurva Penawaran Elastis Sempurna Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran 1. Sifat ketahanan barang Apabila suatu barang tidak tahan lama (mudah rusak/membusuk) seperti halnya hasilhasil pertanian, maka barang tersebut cenderung memiliki penawaran yang inelastis. Barang tersebut biasanya tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga. Sebagai contoh, peningkatan harga sayuran tidak serta merta mengakibatkan perubahan (kenaikan) jumlah barang yang ditawarkan. 103 2. Biaya dan kemudahan penyimpanan barang Barang dengan biaya penyimpanan yang mahal cenderung memiliki derajat elastisitasn penawaran yang rendah. 3. Waktu Dalam jangka pendek, penawaran cenderung inelastis karena tidak mudah bagi produsen untuk menyesuaikan jumlah barang yang ditawarkan secara cepat sebagai respon dari perubahan harga. Sementara itu, dalam jangka panjang, penawaran akan lebih responsif terhadap perubahan harga sehingga penawarannya lebih elastis. 4. Sifat alamiah suatu barang Produk-produk primer memiliki elastisitas yang rendah (inelastis) dibandingkan dengan produk-produk manufaktur yang memiliki elastisitas penawaran yang tinggi
21 (elastis) relative terhadap perubahan harga. Pengukuran elastisitas penawaran dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut.
22 IV. TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Terdapat dua pendekatan dalam teori tingkah laku konsumen 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti) ordinal Yaitu kenikmatan konsumen tidak dapat dinyatakan secara kuatitatif. A. Pendekatan Marginal Utility/Kardinal Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (atau utility) setiap konsumen dapat diukur secara kuantitatif. Asumsi Penggunaan Pendekatan: Konsisten dalam preferensi More is better Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun. Konsumen selaku berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum. Konsep dasar utility Utility adalah kepuasan yang diperoleh dalam mengkosumsi barang dan jasa. Total Utility adalah kepuasan total dalam mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa. Marginal utility dalah tambahan kepuasan yang diperoleh dalam menambah satu satuan barang/jasa yang dikonsumsi Diminishing Marginal Utility/ MU yang menurun The law of diminishing marginal utility:
23 The more of one good consumed in a given period, the less satisfaction (utility) generated by consuming each additional (marginal) unit of the same good.---Semakin banyak barang/jasa dikonsumsi pada suatu periode tertentu, semakin menurun tambahan kepuasan (MU) Gambar 1 Diminishing Marginal Utility Kepuasan Total Maksimum tercapai bila: X TU MUX Y TU MUY 1 X X P MU
24 dan Px = MUx, atau Perhatikan bahwa dengan pendekatan Marginal Utility ini, kurva Marginal Utility (yang diukur dengan uang) tidak lain adalah Kurva Permintaan Konsumen, karena menunjukkan tingkat pembeliannya (atau jumlah yang ia minta) pada berbagai tingkat harga. Untuk kasus di mana konsumen menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah: Syarat ini bisa dicapai dengan anggapan bahwa konsumen mempunyai uang (atau penghasilan atau „budget‟) yang cukup untuk dibelanjakan bagi setiap barang sampai Marginal Utility setiap barang sama dengan harga masing-masing barang. Bila kita menganggap suatu kasus yang lebih realistis di mana konsumen hanya mempunyai sejumlah uang yang tertentu yang tidak cukup untuk membeli barang sampai pada tingkat MU = P untuk setiap barang, maka dibuktikanbawa dengan uang yang terbatas tersebut ia bisa mencapai kepuasan total yang paling tinggi bila ia mengalokasikan pembelanjaannya sehingga memenuhi syarat: B. Pendekatan Indifference Curve a. Indifference Curve ........... 1 Z Z Y Y X X P MU P MU P MU ........... 1 Z Z Y Y X X P MU P MU P MU
25 Dengan cara kedua, yaitu mendasari penentuan tingkat kepuasan menggunakan metode ordinal; tingkat kepuasan diukur melalui order atau rangking tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti. Misalnya kita ambil contoh dua komoditas yaitu buah jeruk (X) dan apel (Y). Untuk mendapatkan X dan Y konsumen dihadapkan pada kendala keterbatasan dana. Karena itu konsumen dapat mengubah-ubah kombinasi X dan Y yang dibeli sedemikian rupa sehingga jika salah satu diperbanyak jumlahnya maka yang lain mestilah dikurangi agar kepuasan yang diperoleh konsumen tetap sama. Fenomena ini dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau indifference curve. Gambar 2 Kurva Indiference Definisi indifference curve: adalah kurva yang menghubungkan titiktitik kombinasi dari konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama.Indifference curve memperlihatkan A B C D F E 50 40 30 20 0 20 30 40 50 X Y IC Not Preferred Preferred
26 semua kombinasi dari pilihan konsumen yang memberikan tingkat kepuasan atau utility yang sama bagi seseorang atau konsumen Secara teoritis suatu indifference curve memenuhi syarat-syarat berikut: Konsisten (prinsip transitivity); Jika dikatakan kombinasi A lebih disukai dari B dan B lebih disukai dari C, maka A mestilah lebih disukai dari C. Dengan dalil ini maka kurva indifferen tidak ada yang berpotongan b. Budget Line Untuk membangun konsep mengenai preferensi, pertama-tama dibutuhkan mengembangkan konsep apa pilihan yang dibuat oleh konsumen. Daerah yang feasible ditentukan oleh pendapatan konsumen dan harga barangbarang yang di konsumsi. Oleh sebab itu untuk mengkaji secara teoritis tentang kemampuan konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa, faktor-faktor utama berikut ini yang harus diketahui: Px = harga produk X Py = harga produk Y M = pendapatan konsumen Nilai konsumsi harus lebih kurang atau sama dengan jumlah pendapatan konsumen. PxX + PyY M Daerah feasibel bagi konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang adalah sebagai berikut: Jika diketahui masing-masing variabel: Px = Rp. 500 per unit Py = Rp. 250 per unit M = Rp. 10.000.- Berapa jumlah X dan Y dapat dibeli? Titik A = M/Py = 10.000/250 = 40 unit Titik B = M/Px= 10.000/500 = 20 unit
27 Gambar 3 Garis Anggaran Garis AB dibuat dengan mengasumsi fungsi pendapatan dibuat dalam bentuk persamaan yang dalam ilmu ekonomi disebut dengan Budget Line (garis anggaran). Budget line ini mempunyai kemiringan (slope) sama dengan rasio harga. dy/dx = - Px/Py Garis anggaran adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. c. Keseimbangan Tujuan dari model Prilaku Konsumen (consumer behavior) adalah untuk menentukan preferensi, pendapatan dan harga barang mempengaruhi pilihan konsumen (consumer choices). Daerah anggaran Y M/Py A Feasible set B 0 M/Px X
28 Diasumsikan bahwa tujuan dari konsumen adalah untuk memaksimumkan tingkat kepuasan (utility). Subject to batasan bahwa untuk membeli barang konsumen tidak akan melebihi jumlah pendapatan per periode tertentu yang dapat dia belanjakan. Kepuasan maksimal konsumen akan tercapai pada saat, yakni jika rasio marginal utility terhadap harga sendiri suatu barang telah sama. Pada kondisi tersebut tambahan manfaat yang diperoleh persatuan uang yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi komoditas X sama dengan tambahan manfaat yang diperoleh persatuan uang yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi komoditas Y. Jika persamaan di atas disusun kembali menjadi: atau dan Y Y X X P MU P MU Y X Y X P P MU MU Y X P P MRS
29 Gambar 4 Keseimbangan Konsumen Sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi harus mempunyai 2 syarat: 1. Keadaan tersebut terjadi pada saat kurva indiferens terttinggi bersinggungan dengan garis anggaran. 2. Keadaan tersebut akan terjadi pada titik singgung antara kurva indiferens tertinggi dengan garis anggaran Pada Gambar 4. Dengan perpindahan sepanjang budget line missal dari B5 ke B3 dan lantas berpindah pada kurva indiferens yang lebih tinggi U2 > U1 konsumen akan dapat meningkatkan utility-nya. Konsumen juga akan meningkat kepuasannya dengan berpindah dari B2 ke B3. B5 B4 B1 B3 B2 IC3 IC2 IC1 0 1 3 Makanan Pakaian
30 Pada umumnya konsumen dalam keadaan seimbang (equilibrium) bila tingkat kemungkinan tertinggi yang ia dapatkan dihadapkan dengan sejumlah pendapatan yang tersedia dan harga barang X dan Y yang berlaku. Keadaan ini akan terjadi bila kurva indiferens hanya bersinggungan dengan budget line. Equilibrium konsumen adalah kondisi yang dicapai bila pembelian terhadap kombinasi barang oleh konsumen yang memaksimumkan utilitynya subject to budget constraint (kendala anggaran) dan ini akan tercapai bila konsumsi disesuaikan dengan MRSxy = Px / Py untuk setiap dua barang. Gambar 5 Kurva Konsumsi Pendapatan 3 5 7 10 14 F E S Qy 3 5 7 10 14
31 Kurva konsumsi pendapatan dibentuk dengan menghubungkan titik F,E dan S, dimana ketiga titik tersebut merupakan kepuasan maksimal pada garis kendala anggaran masing-masing Gambar 6 Kurva Engel Kurva engel yaitu kurva yang memperlihatkan jumlah suatu komoditi yang ingin dibeli konsumen per periode waktu pada berbagai tingkat pendapatan totalnya 6 10 14 M Qx 3 5 7
32 V. TEORI PRODUKSI Untuk melihat seluk-beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis berbagai aspek kegiatan : 1. Harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksi. 2. Biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang tersebut. 3. Bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang dikeluarkan, untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya. Dalam bab ini pembahasan meliputi uraian tentang bentuk-bentuk organisasi perusahaan dan analisis mengenai hubungan di antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan tingkat produksi yang akan dicapai. Bentuk-Bentuk Organisasi Perusahaan 1. Perusahaan Perseorangan Organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam setiap perekonomian. Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional tidaklah terlalu besar karena kebanyakan dari usaha tersebut dilakukan secara kecil-kecilan. Contoh : penjual sate, restoran, toko kelontong dan toko makanan dan minuman. Keuntungan perusahaan perseroan : kebebasan yang tidak terbatas yang dimiliki pemiliknya. Kelemahan dari perusahaan perseroan : modalnya kecil dan sukar untuk memperoleh pinjaman. 2. Perusahaan Perkongsian atau Firma Organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Kebaikan dari firma : kemungkinan memperoleh modal yang lebih banyak dan tanggung jawab bersama di dalam menjalankan perusahaan. Setiap anggota firma mempunyai tugas untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan yang mereka dirikan. 3. Perseroan Terbatas
33 Kebaikan : kemampuan dalam memperoleh modal. Perusahaan yang berbentuk PT dapat mengumpulkan modal serta mengeluarkan saham (suatu bentuk surat berharga yang menyatakan bahwa pemegangnya adalah menjadi salah serang pemilik perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Dengan mengeluarkan saham perusahaan dan menjualnya kepada masyarakat, PT dapat mengumpulkan modal sebesar yang diingini. Pemegang saham bebas untuk menentukan besarnya saham yang dimilikinya. 4. Bentuk lain organisasi perusahaan Perusahaan Milik Negara Perusahaan Koperasi Perusahaan Ditinjau Dari Sudut Teori Ekonomi Tujuan Perusahaan : Memaksimumkan Keuntungan Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum” Cara Mencapai Tujuan Memaksimumkan Keuntungan Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam upaya memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut, masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah : “Bagaimanakah komposisi dari faktor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing faktor produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan ?” Dua aspek yang harus dipikirkan, yaitu : • Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu digunakan untuk menciptakan tingkat produksi yang tinggi? • Komposisi faktor produksi yang bagaimana akan meminimumkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu? Fungsi Produksi
34 Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi dikenal dengan input, dan jumlah produksi adalah output. Fungsi produksi : Q = f (K, L, R, T) K = jumlah stok modal L = jumlah tenaga kerja R = kekayaan alam T = tingkat teknologi Q = jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai faktor produksi tersebut. Teori Produksi Teori produksi dengan satu faktor berubah Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Teori produksi dengan dua faktor berubah Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. a. Teori Produksi dengan satu factor berubah b. Teori produksi dengan dua faktor berubah Teori produksi dengan satu faktor berubah Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Teori produksi dengan dua faktor berubah Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Kurva Produksi Sama (Isoquant) Isoquant : kurva yang menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.
35 Misalkan seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit. Untuk memproduksikan barang tersebut ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat dipertukarkan. Misalkan : Gabungan Tenaga Kerja dan Modal Untuk Menghasilkan 1000 Unit Produksi Gabungan Tenaga Kerja (unit) Modal (unit) A 1 6 B 2 3 C 3 2 D 6 1 6 3 2 1 0 1 2 3 6 IQ=1000 IQ=2000 IQ=3000 A B C D modal Tenaga kerja
36 Garis Biaya Sama (Isocost) Isocost : kurva yang menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Misalkan upah tenaga kerja adalah 10.000 dan biaya modal per unit adalah 20.000 sedangkan jumlah uang yang tersedia adalah 80.000 Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Produksi Dalam penggabungan dua kurva dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut ; Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan yang yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi ? Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah yang meminimumkan biaya ? Memaksimumkan Produksi Modal 4 5 6 7 2 0 4 8 10 12 14 Tenaga Kerja A TC TC1 TC2 TC3
37 Misalkan biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah 15.000, upah tenaga kerja adalah 10.000 dan biaya yang disediakan produsen adalah 300.000. Dengan uang sebanyak 300.000 produsen dapat sekiranya membeli satu jenis faktor produksi saja : memperoleh 20 unit modal atau 30 tenaga kerja. Meminimumkan Biaya Misal produsen ingin memproduksi sebanyak 1500 unit. Gabungan yg bagaimanakah yg akan memakan biaya paling murah ? Dilihat dalam gambar. Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Produksi 20 14 0 21 30 IQ=1500 IQ1=2000 IQ2=2500 TC TC1 TC2 12 8 9 12 Modal Tenaga Kerja A Q P R B C E D
38 VI. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK Biaya Produksi Semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barangbarang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek Keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan kepada dua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya tetap. Analisis mengenai biaya produksi akan memperhatikan juga tentang : Biaya produksi rata-rata, yang meliputi : biaya produksi total rata-rata, biaya produksi tetap rata-rata dan biaya produksi berubah rata-rata. Biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi. Biaya Total dan Jenis-jenis Biaya Total Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep biaya total dibedakan menjadi tiga pengertian : Biaya total (Total Cost) Biaya tetap total (Total Fixed Cost) Biaya berubah total (Total Variable Cost) Biaya Total (TC) Keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya produksi total (TC) didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC) dan biaya berubah total (TVC). TC = TFC + TVC Biaya Tetap Total (TFC)
39 Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya . Misal : membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik. (contoh dari faktor produksi yang tidak dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek. Biaya Berubah Total (TVC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Misal : tenaga kerja, bahan mentah Biaya Rata-Rata dan Marginal Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga pengertian : Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost) Biaya berubah rata-rata (Average Variable Cost) Biaya total rata-rata (Average Total Cost) Biaya Tetap Rata-Rata (AFC) Rumus menghitung AFC adalah : Dimana : TFC = Biaya tetap total untuk memproduksi sejumlah barang tertentu. Q = Jumlah produksi Biaya Berubah Rata-Rata (AVC) Rumus AVC adalah : Dimana : TVC = Biaya berubah total untuk memproduksi sejumlah barang Q = Jumlah produksi Biaya Total Rata-rata (AC) Q TFC AFC Q TVC AVC
40 Dimana : TC = Biaya total untuk memproduksi sejumlah barang tertentu Q = Jumlah produksi Biaya Marjinal (MC) Biaya marjinal dapat dicari menggunakan rumus : Dimana : adalah biaya marginal produksi ke-n adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n-1 Biaya Marjinal (MC) Persamaan diatas hanya digunakan apabila tabel / data yang diberi menunjukkan perubahan berbagai biaya apabila produksi tetap mengalami pertambahan sebanyak satu unit. Apabila rumus diatas tidak dapat digunakan, rumus yang dapat digunakan adalah : Dimana : adalah biaya marginal produksi ke-n adalah pertambahan jumlah biaya total adalah pertambahan jumlah produksi AC AFC AVC Q TC AC MCn TCn TCn1 MCn TCn TCn1 Q TC MCn MCn TC Q
41 Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek 50 Biaya Produksi Jumlah Produksi 600 0 48 TFC TC TVC a b d e c Biaya tetap total (TFC) 550 Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Berubah Total
42 Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek Hubungan Kurva MC dengan AVC dan AC Biaya Produksi 0 Jumlah Produksi ATC (AC) AVC AFC 25 47 Biaya tetap rata-rata, Biaya berubah rata-rata dan biaya total rata-rata
43 Hubungan Kurva MC dengan AVC dan AC Perlulah disadari dan diingat bahwa bahwa kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut. Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di bawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun). Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik). MC AC AVC Biaya Produksi 0 Jumlah Produksi
44 VII. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakan. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Perusahaan dapat menambah jumlah faktor produksi. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan. CARA MEMINIMUMKAN BIAYA DALAM JANGKA PANJANG Perusahaan harus menentukan kapasitas pabrik (plant size) yang akan meminimumkan biaya produksi. Kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC). Beberapa Kemungkinan Kapasitas Pabrik
45 Peminimuman biaya jangka panjang tergantung pada dua faktor : Tingkat produksi yang ingin dicapai Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia. Kurva Biaya Total Rata-rata Jangka Panjang LRAC (Long Run Average Cost) merupakan kurva yang menunjukkan biaya ratarata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah kapasitas memproduksinya. AC1 B A a b AC2 AC3 Kapasitas 1 Kapasitas 2 Kapasitas 3 0 100 130 160 240 275 Jumlah produksi (unit) Biaya produksi
46 SKALA EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI Skala Ekonomi Skala ekonomi (economies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi : Spesialisasi faktor-faktor produksi Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain Memungkinkan produk sampingan (by-products) diproduksi Mendorong perkembangan usaha lain Skala Tidak Ekonomi Kegiatan memproduksi suatu perusahaan dikatakan mencapai skala tidak ekonomi (diseconomies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi. Beberapa Bentuk Kurva LRAC AC1 A1 A AC2 B ACx C AC3 LRAC Biaya Produksi 0 QA QB QC Jumlah produksi (unit)
47 LRAC LRAC LRAC LRAC LRAC 0 LRAC 0 0 Q Q Q (i) (ii) (iii)