Basic Cooling system
ASAM
Campur 900 gram Sodium Bisulfat (NaHSO4) per 38 liter air (25 gram per liter).
NEUTRALIZER (PENETRAL)
Campur 225 gram Sodium Karbonat Kristal (Na2CO3) per 38 liter air (6 gram per liter).
Cooling system dapat juga dibersihkan dengan Caterpillar Cooling System Cleaner. Ini dirancang
untuk membersihkan sistem dari kerak dan korosi yang berbahaya tanpa menghentikan kegiatan
pengoperasian engine. Cleaner ini dapat digunakan pada semua engine Caterpillar maupun bukan
dalam aplikasi apapun. Pelarut ringan ini tidak boleh digunakan di dalam sistem-sistem yang tidak
terpelihara atau kerak telah menumpuk terlalu banyak. Sistem ini membutuhkan pelarut komersial
yang lebih keras untuk membersihkan kerak yang ada didalam sistem dan dibersihkan secara
mekanis.
Caterpillar Cooling System Cleaner tersedia (P/N 6V4511) dalam kemasan 1,9 liter, atau, jika
benar-benar dibutuhkan, berikut ini Cooling System Cleaner Caterpillar dapat digunakan:
4C4609: 0,236 L
4C4610: 1,980 L
4C4611: 3,780 L
4C4612: 18,90 L
4C4613: 208 L
Kosongkan cooling system sepenuhnya. Isi kembali dengan air bersih dan cleaner dengan
konsentrasi 6% sampai 10%. Hidupkan engine selama 1 jam. Kemudian, keluarkan coolant dan
bilas sistem dengan air bersih. Isi kembali sistem dengan Caterpillar Antifreeze dengan jumlah
secukupnya (P/N Komponen 8C3684) dan air. Jika Caterpillar Antifreeze tidak digunakan,sejumlah
Supplemental Coolant Additive yang sesuai harus ditambahkan.
Reverse-Flush
Gambar 77
Cooling system dapat dibilas dengan air biasa menggunakan selang air biasa.
Ada juga Alat pembilas , yang menggunakan udara dan air yang bertekanan. Dengan alat ini,
tekanan udara digunakan untuk menimbulkan sentakan air, yang membantu mengeluarkan kerak
dan korosi. Radiator dan water jacket di dalam engine biasanya dibilas secara terpisah.
Gambar 77 memperlihatkan sebuah radiator yang sedang dibilas terbalik (reverse-flushed). Udara
dan air yang bertekanan diberikan pada dasar radiator, dan sebuah selang telah dihubungkan ke
bagian atas radiator untuk membawa air keluar. Reverse flushing (pembilasan balik) mengeluarkan
partikel-partikel yang tidak dapat dibuang dengan pembilasan dalam arah normal, terutama
Page 51
Basic Cooling system
partikel-partikel karat dan kerak yang telah menempel di dalam tabung-tabung/pipa-pipa pada
tangki radiator atas.
Water jacket di dalam engine dapat dibilas dengan cara yang sama dengan melepas thermostat
sebelum memulai pembilasan. Selama pembilasan dan pembersihan, interior heater control harus
diputar ke posisi heat (panas) sehingga air akan bersirkulasi melalui heater.
Page 52
Basic Cooling system
TOPIK 5
ALAT TES
INSPEKSI COOLANT (BAHAN PENDINGIN) DAN PENEGETESAN KONSENTRASI
Seiring dengan berjalannya waktu, konsentrasi coolant berkurang dan oleh karena itu perlu
dilakukan pengetesan secara rutin. Aditif coolant tambahan dapat ditambahkan untuk
meningkatkan konsentrasi sampai pada besaran yang diperlukan. Ini dapat dalam bentuk zat cair
jenuh, coolant yang dicampur terlebih dahulu atau yang terkandung di dalam water filter
replacement unit.
Tingkat konsentrasi coolant harus diperiksa pada setiap interval penggantian oli sebagaimana
ditentukan oleh pabrik pembuat.
Para pabrik pembuat engine biasanya memiliki alat tes konsentrasi coolant mereka sendiri.
Inspeksi visual terhadap coolant perlu dilakukan terlebih dahulu. Inspeksi ini harus menunjukkan
warna dan bebas dari karat dan lumpur.
Beberapa pabrik pembuat menggunakan paper test strip khusus yang dicelupkan ke dalam coolant
dan membandingkan perubahan warna pada lembar utama (master sheet) yang menunjukkan
berbagai tingkat konsentrasi. Pengetesan ini dapat mencakup tingkat antifreeze dan tingkat
pelindungan korosi/kavitasi. Tingkat antifreeze dapat juga diperiksa dengan menggunakan sebuah
refractometer atau coolant hydrometer.
Tingkat pelindungan korosi/kavitasi dapat juga diukur dengan menggunakan chemical test kit
pabrik pembuat tertentu. Kuantitas bahan bakar yang terukur ditempatkan di dalam tabung tes (test
tube). Bahan-bahan kimia tertentu kemudian ditambahkan, sambil mencatat jumlah tetesan untuk
menyebabkan perubahan warna yang jelas. Jumlah tetesan ini kemudian ditransfer ke diagram
induk (master chart), yang kemudian menyatakan tingkat konsentrasi dan jumlah aditif untuk bahan
tambahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat konsentrasi kembali ke proporsi yang
benar.
Selalu:
Gunakan test kit yang disediakan oleh pabrik pembuat engine tertentu untuk mengetes
coolant dan ikuti petunjuknya.
Gunakan atau water filter tertentu yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Jangan:
Mencampur berbagai coolant atau filter air buatan pabrik pembuat engine yang berbeda.
Menambahkan konsentrasi bahan aditif yang berlebihan dalam mengantisipasi
berkurangnya tingkat pelindungan yang terjadi seiring berjalannya waktu.
Tindakan menambah konsentrasi bahan aditif berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya
endapan pada semua permukaan coolant, yang dapat mengurangi transfer panas. Endapan kering
sangat sulit untuk dibersihkan/dibuang, yang menuntut dibongkarnya engine dan pembersihan
lubang-lubang saluran pendingin secara mekanis.
Atau, jika cooling system kurang dipelihara, maka pelindungan terhadap korosi, kavitasi dan
freezing akan berkurang.
Sebagian besar pabrik pembuat menganjurkan penggantian coolant secara teratur. Coolant harus
dibuang dengan benar dan sistemnya dibilas dengan air bersih. Coolant harus dikumpulkan dan
dibuang sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.
ALAT TEST
Troubleshooting dan analisis terhadap kondisi cooling system dapat lebih mudah dilakukan dengan
alat tes yang tepat. Alat tes cooling system (sistem pendingin) yang tersedia dari Caterpillar terdiri
dari:
Page 53
Basic Cooling system
8T2700 Blowby/Air Flow Indicator Group
Gambar 78
8T2700 Blowby/Air Flow Indicator Group (Gambar 78) terdiri dari sebuah digital indicator yang
digenggam dengan tangan, sebuah pickup yang dipasang pada jarak jauh, kabel sepanjang 915
mm (3 ft), blowby hose, dan sambungan-sambungan yang diperlukan. Group alat ini dapat
mengukur volume blowby gas yang keluar dari crankcase breather atau kecepatan udara melalui
radiator. Secara khusus, alat ini akan menunjukkan apakah aliran udara melalui radiator masih
dalam batas spesifikasi. Dengan menggunakan alat tes ini untuk memeriksa berbagai bagian di
dalam suatu core, alat ini juga dapat mengidentifikasi bagian-bagian yang tersumbat. Petunjuk
khusus, formulir SEHS8712 memuat petunjuk untuk menggunakan 8T2700 Blowby/Air Flow
Indicator Group.
4C6500 Digital Thermometer Group (Ex 8T0470)
Gambar 79
4C6500 digital Thermometer Group (Gambar 79) digunakan dalam mendiagnosa engine
overheating atau overcooling. Group alat ini dapat digunakan untuk memeriksa temperatur di
dalam beberapa komponen berbeda di dalam cooling system. Prosedur pengetesan tercantum di
dalam Pedoman Pengoperasian NEHSO554.
5P2700, 5P2725 dan 5P3591 Self-Sealing Probe Adaptor
Page 54
Basic Cooling system
Gambar 80
1. 5P-2720 Self-Sealing Probe 3. 5P-3591 Self-Sealing Probe
Adapter Group (1/8 inch pipe Adapter Group (9/16 inch
thread) standard thread)
2. 5P-2725 Self-Sealing Probe
Adapter Group (1/4 inch pipe
thread).
Self-sealing probe adaptor (Gambar 80) ini memungkinkan temperature probe dan pressure probe
dipasang di dalam cooling system tanpa harus terlebih dulu mendinginkan dan mengosongkan
sistem. Probe adaptor menyekat sendiri secara otomatis bila probe dilepas. Penggunaan probe
adaptor membuat pemasangan untuk pengetesan pendinginan jauh lebih cepat dan mudah. Probe
adaptor dapat digunakan dalam setiap cooling system dengan tekanan sampai 690 kPa (100 psi)
dan temperatur sampai 120ºC (250ºF). 5P2720 Self-Sealing Probe Adaptor memiliki ulir pipa 1/8”.
5P2725 Self-Sealing Probe Adaptor memiliki ulir pipa ¼” dan 5P3591 Self-Sealing Adaptor memiliki
9/16”-18” TPI.
Gambar 81
1U7297 Coolant and Battery Tester
Gambar 82
Coolant and battery tester (Gambar 82) memberikan pembacaan temperatur beku coolant yang
cepat dan akurat. Tester ini dapat digunakan untuk bahan-coolant dengan ethylene glycol. Hanya
sedikit tetesan dibutuhkan untuk melakukan pengetesan. Coolant dapat diuji panas atau dingin
karena tester akan mengoreksi secara otomatis temperatur coolant. 5P0957 Tester menunjukkan
temperatur dalam derajat Fahrenheit dan 5P3514 Tester memberikan temperatur dalam derajat
Page 55
Basic Cooling system
centigrade. Tester ini dapat juga digunakan untuk mengetes berat jenis elektrolit baterai asam
timbel (lead-acid battery electrolyte).
Supplemental Coolant Additive Test Kit (8T5296)
Gambar 83 Gambar 84
Test kit yang sederhana dan murah ini (Gambar 83 dan Gambar 84) mengukur dengan tepat
konsentrasi bahan aditif untuk Caterpillar supplemental coolant dan kisaran ethylene glycol di
dalam campuran coolant. Test kit ini membantu melindungi konsentrasi yang tidak cukup atau
berlebihan yang dapat merusak engine. Pengetesan ini hanya membutuhkan waktu beberapa
menit.
Pengetesan ini menentukan tingkat conditioner dan memberikan anjuran pemeliharaan untuk
cooling system. Test kit ini digunakan secara khusus pada conditioner cooling system (sistem
pendingin) cair dan conditioner coolant “precharge” dan “maintenance” element filter.
Dianjurkan pengetesan dilakukan secara teratur karena conditioner akan habis secara konstan
dengan laju yang tidak selalu dapat diprediksi. Berbagai rumus antifreeze, kesalahan pemeliharaan,
blowby gas, penambahan air radiator, penggunaan engine dan kondisi umum lain yang ditemukan
dalam penggunaan heavy duty diesel engine dan gasoline engine, mempengaruhi kecepatan
habisnya conditioner.
CATATAN:
Caterpillar Supplemental Coolant Additive Test Kit memeriksa konsentrasi nitrit di dalam coolant.
Beberapa merek supplemental coolant additive lain menggunakan bahan dasar fosfat , dan test kit
akan menghasilkan pembacaan yang tidak tepat. Jika supplemental coolant additive lain digunakan,
Caterpillar merekomendasikan penggunaan metode pengetesan pabrik pembuat tersebut.
Thermocouple Temperature Adaptor (6V9130)
Gambar 85
Page 56
Basic Cooling system
Thermocouple Temperature Adaptor (Gambar 85) dirancang untuk digunakan pada sebagian besar
digital multimeter. Kisaran dari –46º sampai 900ºC (-50º sampai 1,652ºF). Jarum pendeteksi (probe)
yang tersedia terdiri dari sebuah hand prove, kabel, immersion probe, dan exhaust probe.
9U7400 (Sebelumnya 6V3121) Multitach Group
Gambar 86
9U7400 Multitach Group (Gambar 86) adalah tambahan dan dilengkapi dengan phototach
attachment yang dibutuhkan untuk mengukur kecepatan fan. Prosedur pengetesan tercantum di
dalam Pedoman Operator NEHO605.
9S8140 System Pressurizing Pump
Gambar 87
9S8140 System Pressurizing Pump (Gambar 87) dirancang untuk memberikan tekanan ke dalam
cooling system untuk mengetes kebocoran. Pompa ini dapat juga digunakan untuk mengetes
pressure relief valve dan pressure gauge.
164-2192 Pressure Probe
Gambar 88
Pressure prove (Gambar 88) digunakan pada sebuah pressure gauge untuk memeriksa tekanan
coolant yang biasanya digunakan pada water pump inlet atau water pump outlet. Probe ini dapat
dipasang di dalam lubang dengan ulir pipa 1/8” atau probe adaptor manapun tersebut di atas.
Page 57
Basic Cooling system
TOPIK 6
EVALUASI COOLING SYSTEM
PENDAHULUAN
Setiap kali mendiagnosa system apa saja, yang penting adalah terlebih dulu memahami
sepenuhnya sistem tersebut, cara kerjanya, dan hubungannya dengan sistem-sistem lain.
Temukan semua informasi yang dapat Anda temukan mengenai mesin dari operator dan petugas
pemeliharaan. Catat penyebab yang memungkinkan terjadinya masalah, dan cari penyebab-
penyebab tersebut secara logis. Pedoman troubleshooting yang tercantum di dalam Pedoman
Penyervisan ini akan membantu. (PERIKSA TERLEBIH DULU HAL-HAL YANG MUDAH DAN
JELAS). Kemudian periksa item-item yang lebih sulit dengan peralatan diagnosis. Hal terakhir
adalah pembongkaran aktual dan inspeksi komponen-komponen.
Masalah cooling system biasanya cukup umum. Walaupun overheating merupakan masalah yang
paling umum, masalah-masalah yang terjadi dapat berupa salah satu dari beberapa jenis
overheating atau overcooling. Langkah pertama dalam melakukan troubleshooting terhadap
cooling system untuk masalah pendinginan dan pemanasan, adalah memeriksa riwayat mesin.
Perbaikan-perbaikan apa yang telah diselesaikan baru-baru ini?
Dapatkah perbaikan-perbaikan tersebut mempengaruhi cooling system?
Setiap informasi tersebut dapat memberikan indikasi penyebab yang memungkinkan timbulnya
masalah tersebut.
Langkah berikutnya adalah berbicara dengan operator.
Ajukan pertanyaan, kapan, seberapa sering, dan dalam kondisi bagaimana masalah
tersebut terjadi?
Gejala-gejala apa yang terlihat?
Apakah coolant perlu ditambahkan secara rutin?
Aplikasi apa yang sedang dijalani oleh mesin?
Apakah beban faktor lebih tinggi dari yang normal?
Langkah ini sangat penting. Seorang operator dapat secara umum memberikan indikasi tentang
dimana masalah tersebut terjadi.
Ada tiga masalah dasar di dalam cooling system:
Overheating
Ini terjadi bila engine beroperasi pada temperatur yang jauh lebih tinggi dari normal.
Loss of coolant / kehilangan coolant
Ini dapat terjadi karena kekurangan atau panas berlebihan.
Overcooling
Ini adalah suatu kondisi dimana engine tidak mencapai temperatur kerja normal.
Overcooling lebih umum terjadi di daerah-daerah yang lebih dingin. Namun demikian,
overcooling dapat terjadi di daerah-daerah panas. Akibat pengoperasian mesin dalam
kondisi ini dalam suatu periode waktu dapat berupa aus pada engine karena pembentukan
asam di dalam bagian piston ring dan pembentukan endapan karbon abrasif keras.
Suatu masalah dalam cooling system harus terlebih dulu didiagnosa melalui inspeksi visual.
Umumnya, penyebab masalah dapat ditemukan dengan cepat karena mata dan alat pengindera
lain dapat menemukan gangguan dengan cepat. Jika penyebab tidak dapat dengan mudah
ditemukan, penggunaan peralatan diagnosis dan bahkan pelepasan komponen untuk inspeksi
mungkin perlu dilakukan.
Page 58
Basic Cooling system
PANAS BERLEBIHAN (OVER HEATING)-INSPEKSI VISUAL
Ketinggian Permukaan Coolant (Coolant Level)
Gambar 89
Masalah pertama dan yang paling umum untuk diperhatikan adalah overheating. Ini sangat penting
karena kemungkinan kegagalan fungsi engine disebabkan oleh kekurangan coolant. Item pertama
dan yang paling mudah untuk diperiksa adalah ketinggian permukaan coolant (coolant level)
(Gambar 89). Jika permukaan coolant rendah, maka ini dapat menyebabkan overheating dan
keretakan pada cylinder head atau block.
PERINGATAN:
JANGAN melonggarkan filter atau pressure cap pada saat engine yang sedang panas. Uap atau coolant
yang panas dapat menyebabkan luka bakar parah. Periksa kebocoran coolant atau uap yang keluar dari
overflow pada radiator pada saat engine sudah dimatikan.
Periksa ketinggian permukaan coolant (coolant level) di dalam radiator dan pastikan coolant
tersebut sudah dingin terlebih dulu. Permukaan coolant (Coolant level) yang rendah kadang-
kadang dapat menyebabkan overheating, tetapi ini juga dapat disebabkan oleh overheating. Jika
coolant mulai mendidih, pressure relief valve di dalam radiator tank akan membuka. Ini menjaga
cooling system (sistem pendingin) konstan, tetapi cooling dibiarkan hilang
Petunjuk Praktis:
Coolant harus menutupi tabung-tabung/pipa-pipa internal atau core element.
Di dalam sebuah non-recovery system, tangki atas harus memiliki ketinggian permukaan
coolant sekitar 12 sampai 20 mm (1/2” sampai ¼” di bawah leher).
Di dalam recovery system, ketinggian permukaan coolant harus mencapai leher bila sistem
sedang panas dan seperti ditunjukkan oleh tanda pada botol pada saat dingin.
Jika ketinggian permukaan coolant rendah, tambahkan coolant sesuai dengan kebutuhan. Lihat
Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan untuk jumlah coolant yang ditambahkan. Jika engine
mengalami panas berlebihan lagi, maka panas yang berlebihan ini bukan disebabkan oleh
permukaan coolant yang rendah. Jika ketinggian permukaan coolant terus turun secara konstan,
maka masalahnya adalah kehilangan coolant”.
Radiator
Gambar 90 – Radiator dengan Cooling Fin Bengkok
Page 59
Basic Cooling system
Jika ketinggian permukaan coolant sudah benar, berikutnya perhatikan radiator. Periksa hambatan
yang dapat menghentikan aliran udara melalui radiator. Perhatikan kotoran di dalam core, terutama
di bagian luar fan blast area. Untuk memeriksa kondisi ini, tempatkan sebuah lampu di belakang
radiator. Jika lampu tersebut tidak menembus ke sisi lain, maka radiator tersebut tersumbat oleh
kotoran dan sampah.
Periksa juga radiator apakah fin-nya bengkok atau patah yang dapat menghambat aliran udara
atau menunjukkan tanda-tanda kebocoran dari radiator (Gambar 90). Pada engine-engine truk
yang memiliki shutter pada radiator-nya, periksa untuk mengetahui apakah shutter lengket dalam
posisi tertutup. Gunakan radiator fin comb untuk meluruskan fin-fin yang bengkok. Gunakan udara
yang bertekanan untuk membersihkan kotoran dari radiator core. Periksa lubang masuk dan keluar
udara radiator.
Fan Shroud
Gambar 91
Periksa kondisi shroud (Gambar 91). Pastikan shroud dipasang dengan benar. Juga, pastikan strip
karet dalam kondisi baik. Fan dan radiator shroud meningkatkan efisiensi fan dengan membantu
menggerakkan udara melalui radiator dan mencegah sirkulasi kembali udara di seputar samping
radiator. Fan shroud harus dipasang dekat dengan pinggiran luar fan blade untuk mencegah
resirkulasi (sirkulasi kembali) udara di sekeliling ujung-ujung fan.
Pastikan guard berfungsi.
Fan
Gambar 92
Pastikan bahwa fan blade tidak rusak (Gambar 92 kiri). Pastikan bahwa fan dipasang dengan
benar. Fixed-blade fan (fan dengan baling-baling tetap) yang dipasang menghadap ke belakang
dapat longgar sekitar 50% dari kapasitasnya. Periksa apakah fan yang benar dipasang pada mesin.
Periksa fan belt dan pulley groove (Gambar 92 kanan) (baca SEBF8046 jika perlu untuk
memeriksa batas-batas aus alur pulley. Fan belt yang longgar akan aus lebih cepat dan
menyebabkan kerusakan pada pulley. Fan belt yang longgar dapat juga slip dan menyebabkan fan
berputar pada kecepatan yang lebih rendah. Ini dapat menyebabkan overheating.
Pastikan tidak ada oli atau grease pada fan belt atau pulley. Oli atau grease akan menyebabkan
belt selip. Diameter luar fan belt yang baru harus melewati bagian pinggir pulley sedikit. Jika fan
belt rata dengan diameter luar pulley, mungkin fan belt atau pulley sudahn aus. Periksa permukaan
Page 60
Basic Cooling system
dalam fan belt apakah ada keretakan. Keretakan pada permukaan dalam fan belt akan
menyebabkan belt pecah setelah suatu periode waktu tertentu. Ganti fan belt dalam satu set. Fan
belt yang baru akan meregang sedikit setelah beberapa hari pengoperasian. Fan belt yang baru
dan fan belt bekas yang digunakan bersama-sama akan menyebabkan tekanan berlebihan pada
fan belt yang baru. Bila penyetelan dilakukan pada belt, belt yang baru akan mengencang sebelum
belt bekas dan menaggung semua beban yang ada.
CATATAN:
Tegangan berlebihan akan memberikan beban yang tidak perlu pada water pump bearing dan pulley
bearing lain. Ini juga akan menyebabkan belt aus dengan cepat. Tegangan yang kurang akan
menyebabkan belt selip, yang akan menyebabkan fan berputar lebih lambat dari biasanya. Belt harus
lentur sekitar 10mm (1/2”) bila ditekan kedalam pada bagian terpanjangnya.
Fan Clutch
Gambar 93
Pada kendaraan-kendaraan yang dilengkapi dengan fan clutch (Gambar 93), jika fan clutch selip,
gejala-gejalanya akan sama dengan aliran udara bila dihambat. Jika clutch tidak bekerja dengan
benar, fan mungkin tidak berputar. Jika fan tidak berputar, maka tidak akan ada cukup aliran udara
melalui radiator untuk mendinginkan engine coolant.
Dengan menggunakan 9U7400 Multitach II, kecepatan fan dapat diukur dan dibandingkan dengan
kecepatan engine untuk mengetahui apakah clutch bekerja dengan benar.
Pengukuran kecepatan fan akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Petunjuk Praktis
Ketika panas dan dalam keadaan diam, usahakan memutar fluid fan dengan tangan. Jika fluid fan
berputar lebih dari empat kali, maka fluid fan ini tidak bekerja dengan benar. Periksa juga
kekasarannya. Hati-hati agar tangan dan lengan tidak mengalami luka bakar ketika melaksanakan
pengetesan ini.
Selang-selang Coolant (Coolant Hoses)
Gambar 95
Masalah aliran coolant dapat juga disebabkan oleh hose yang kempis (collapsed) atau buntu
(Gambar 95). Juga periksa apakah hose mengalami keausan dan dipasang dengan cara yang
salah.
Page 61
Basic Cooling system
Hose yang bocor pada sisi isap (suction side) menuju ke water pump adalah indikasi bahwa water
pump tidak menarik cukup coolant karena hambatan di bagian hulu.
Jika cat yang ada di hose di usap dan ternyata cat nya terkelupan itu menandakan jika hose sudah
mulai rapuh.
Water Pump dan Cylinder Head Gasket
Periksa apakah ada kebocoran di sekeliling water pump. Pada semua engine, ada sebuah lubang
buang antara coolant seal dan bearing seal di dalam water pump. Tanpa lubang buang ini, coolant
dapat masuk ke dalam oli jika terjadi kerusakan pada seal di dalam water pump.
Lubang buang ini adalah untuk pemuaian dan kontraksi. Coolant yang agak tua dan keras di
seputar bukaan/lubang adalah normal. Seal dirancang untuk sedikit bocor untuk menjaganya tetap
dingin dan terlumasi.
Perhatikan tanda-tanda kebocoran coolant atau oli pada sambungan (junction) cylinder head dan
cylinder block. Kebocoran di bagian ini merupakan indikasi kerusakan head gasket.
Pemeriksaan-pemeriksaan Lain
Periksa kondisi gasket di dalam radiator cap. Jika perlu, pasang gasket atau radiator cap baru.
Periksa radiator gasket yang menyekat permukaan didalam cap jika telah mengalami
luka/takik-takikan atau beralur. Permukaan ini harus mulus dan rata.
Pada engine-engine yang berbahan bakar gas, manifold dan converter juga diisi dengan
coolant. Komponen-komponen ini dapat bocor di bagian dalam dan bagian luar.
Pada kendaraan biasa, periksa rangkaian heater/demister apakah mengalami
kebocoran.Jika radiator cap ditahan dengan stud, kencangkan cap dan rasakan kontak
antara gasket dan permukaan pada radiator top tank. Jika stud terlalu panjang atau rusak,
cap tidak akan memberikan penyekatan yang baik.
Air compressor didinginkan oleh jacket water yang mengelilinginya. Ini dapat membocorkan
coolant atau mengaerasi coolant.
Inspeksi recovery pipe dan recovery hoses apakah telah mengalami kebocoran.
PERINGATAN:
Jangan membongkar relief valve pada cooling system sebelum radiator cap dilepas dan tekanan di
dalam sistem dibuang. Jika masih terdapat tekanan di dalam cooling system pada saat relief valve
dilepas, uap dapat lepas atau keluar secara mendadak. Ini dapat menyebabkan cedera pada orang.
Jika sebuah pressure relief valve dipasang pada tangki atas radiator, lepaskan relief valve
dan periksa kondisinya dan kondisi permukaan gasket. Jika komponen-komponen tersebut
dalam kondisi baik, buang karat atau kerak-kerak yang menempel dan pasang kembali
relief valve.
Periksa seal governor untuk melihat apakah setelan bahan bakar (fuel setting) telah diubah.
Pastikan mesin tidak digunakan dalam kondisi beban lebih (overload) atau tidak
dioperasikan di dekat kecepatan diam (stall speed) torque converter.
Periksa apakah transmission dan steering clutch selip.
Pastikan break pada mesin tidak tersendat (dragging).
Jika dipasang, periksa alat pengurang kecepatan kendaraan (retarding device) untuk
melihat apakah alat ini telah disengage sepenuhnya.
Periksa konsentrasi glycol di dalam coolant. Glycol tidak boleh melebihi 50%.
Page 62
Basic Cooling system
OVERHEATING-PENGETESAN
Gambar 96 – 4C6500 Digital Thermometer Group
Jika inspeksi visual menyeluruh tidak berhasil mengidentifikasi penyebab masalah, beberapa
pemeriksaan diagnosis perlu dilakukan.
Cara yang mungkin menguntungkan adalah dengan memasang digital thermometer group
(Gambar 96) di beberapa tempat sebelum melakukan pengetesan. Untuk melakukan ini, pertama-
tama biarkan temperatur engine dingin terlebih dahulu kemudian pasang self-sealing probe adaptor
dalam posisi berikut ini:
Radiator top tank
Radiator bottom tank atau water pump inlet
Water pump outlet
Thermostat housing
Torque converter oil cooler inlet dan outlet
Engine oil manifold atau oil cooler outlet.
Temperatur oli cooler inlet tidak boleh lebih dari 132ºC (270ºF). Kisaran temperatur normal untuk
temperatur oli cooler inlet adalah 6º sampai 11ºC (42º sampai 52ºF) di atas temperatur radiator top
tank bila mesin dioperasikan dengan beban penuh. Temperatur oli cooler outlet akan mencapai 8º
sampai 22ºC (45º sampai 72ºF) lebih rendah dari temperatur oli cooler inlet.
Periksa Cooling System Relief Valve
Gambar 97
Cooling system relief valve harus membuka pada level tekanan yang ditunjukkan di dalam Modul
Spesifikasi Engine. Untuk memeriksa tekanan, pasang pressure gauge pada radiator top tank
(Gambar 97). Gunakan Air Pressure Pump untuk memberikan tekanan di dalam cooling system.
Setiap tekanan tambahan diatas spesifikasi pabrik pembuat harus keluar melalui relief valve.
Page 63
Basic Cooling system
Sistem tersebut harus menahan tekanan minimum yang diperlihatkan di dalam spesifikasi untuk
periode waktu tertentu.
Udara, Gas dan Uap di dalam Cooling System
Cooling system yang tidak diisi sampai ke level yang benar atau tidak diisi dengan benar dapat
menyebabkan adanya udara di dalam cooling system. Kebocoran dalam beberapa komponen,
seperti aftercooler dan hose-hose nya, memungkinkan udara masuk ke dalam cooling system,
terutama pada sisi inlet pada water pump.
Udara di dalam cooling system menyebabkan pembusaan atau aerasi dan mempengaruhi kinerja
water pump. Gelembung-gelembung udara di dalam system berfungsi sebagai isolasi dan akan
mengurangi aliran pompa. Coolant tidak dapat kontak dengan berbagai bagian engine yang
mengalami gelembung-gelembung udara, sehingga “hot spot” panas terbentuk pada komponen-
komponen ini. Untuk menjaga agar udara tidak memasuki sistem, isi cooling system secara
perlahan ditempat semestinya dan pastikan semua clamp suction hose sudah kencang. Hidupkan
engine. Periksa level coolant untuk memastikan radiator masih penuh, terutama setelah thermostat
membuka dan coolant bersirkulasi di seluruh sistem.
Kebocoran gas buang ke dalam cooling system juga menyebabkan pembusaan atau aerasi. Gas
buang dapat masuk ke dalam cooling system melalui cylinder head gasket yang mengalami
keretakan internal atau cacat internal. Sebagian besar penyebab dapat ditemukan dengan
mengadakan pemeriksaan visual, tetapi beberapa penyebab baru dapat ditemukan setelah
dilakukan pembongkaran atau pengetesan sederhana.
Gas di dalam cooling system adalah salah satu penyebab overheating yang dapat ditemukan
dengan pengetesan yang disebut ”bottle test” (“tes botol”). Gunakan 9U6737 Radiator Tool Group
untuk melakukan pengetesan botol (bottle test). Isi cooling system sampai mencapai level coolant
yang benar. Hubungkan sebuah hose ke outlet relief valve di dalam radiator top tank. Hubungkan
ujung yang lain selang ke dalam wadah yang berisi air. Pasang radiator cap dan kencangkan.
Hidupkan engine hingga temperatur kerja dicapai (thermostat membuka). Pastikan temperature
cooling system berada di antara 80ºC (185ºF) dan 90ºC (210ºF). Temperatur ini dapat diperiksa
dengan memasang sebuah thermistor probe di dalam regulator housing sebelum regulator.
Ini adalah pengetesan untuk gas yang ada di dalam sistem, bukan uap, yang dapat menimbulkan
kondisi yang sama jika temperatur dibiarkan naik. Perhatikan jumlah gelembung di dalam bejana
kaca. Jika gelembung-gelembung jarang terlihat, maka tidak ada udara atau gas pembakaran di
dalam cooling system.Tetapi jika, aliran gelembungnya konstan menunjukkan adanya udara atau
gas pembakaran.
Pre-combustion chamber yang longgar, pre-combustion chamber seal yang rusak, cylinder head
yang longgar atau head gasket yang rusak juga menyebabkan gas pembakaran masuk ke dalam
cooling system. Pemeriksaan cepat untuk kondisi ini dilakukan dengan mengisi radiator dengan
coolant , menjaga radiator cap tetap terbuka dan hidupkan engine. Gelembung-gelembung kasar di
dalam top tank akan menunjukkan adanya gas pembakaran di dalam cooling system.
Temperature Gauge
Gambar 98
Page 64
Basic Cooling system
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat apakah coolant temperature gauge menunjukkan angka yang
tepat dengan membandingkan temperatur yang ditunjukkan oleh gauge temperatur coolant di
dalam thermostat housing (Gambar 98). Coolant temperature gauge model lama untuk cooling
system bertekanan dikalibrasi untuk menunjukkan overheating pada temperatur sekitar 108ºC
(226ºF) atau 113ºC (235ºF) untuk sebagian besar model.
Pasang thermometer probe ke water temperature regulator housing dan biarkan sistem memanas
hingga mencapai temperatur kerja.
Bila engine telah mencapai temperatur kerja, lakukan pembandingan temperatur pada thermometer
group dengan temperatur yang diperlihatkan pada gauge. Jika gauge menunjukkan overheating
dan thermometer menunjukkan temperatur normal, konfirmasikan bahwa gauge mengalami
gangguan dengan melakukan pengetesan lagi dengan thermometer probe lain sebelum mengganti
gauge tersebut. Sudah barang tentu, jika kedua gauge dan digital thermometer menunjukkan
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur normal, maka masalah overheating terjadi.
Radiator - Perbedaan Temperature udara sekitar
Gambar 99
Pasang thermometer probe ke top tank radiator dan pegang satu probe di tangan untuk mengukur
temperatur udara sekitar. Pastikan bahwa temperatur udara sekitar diambil di area yang tidak
terkena pengaruh sumber heat (panas) lain. Jika fan menghembuskan udara panas di atas
manifold, ini dapat mempengaruhi pembacaan temperatur udara sekitar.
Jika cooling system dilengkapi dengan sebuah shunt line, pasang top tank probe di dalam water
temperature regulator housing outlet. Dengan engine dalam keadaan beroperasi dan thermostat
terbuka sepenuhnya pada mesin Caterpillar, perbedaan temperatur antara radiator top tank dan
temperatur udara sekitar tidak boleh lebih dari 61ºC dengan mesin berada pada beban penuh dan
thermostat membuka sepenuhnya. Ini disebut sebagai temperature differential. Temperature
differential akan digunakan pada waktu-waktu lain dalam melaksanakan prosedur troubleshooting
(menemukan dan mengatasi masalah).
Temperatur Torque Converter
Gambar 100
Page 65
Basic Cooling system
Periksa apakah temperatur torque converter tinggi. Jika torque converter tidak bekerja dengan baik
dan memberikan terlalu banyak beban pada engine, maka torque converter mungkin menimbulkan
panas terlalu banyak ke dalam cooling system (Gambar 100).
Jika jarum penunjuk gauge berada di zona bahaya yang berwarna merah, pasang thermometer
probe di dalam torque converter oil cooler, oil inlet dan outlet. Dengan engine dalam keadaan hidup,
diferensial temperatur harus antara 8ºC dan 22ºC (45ºF dan 72ºF). Jika diferensial kurang dari 8ºC
(45ºF), water tube mungkin tersumbat dan harus dibersihkan atau diganti. Jika diferensial lebih dari
22ºC (72ºF), lubang-lubang saluran oli mungkin terblokir. Oli kemudian tidak mengalir dengan
cukup cepat melalui lubang-lubang saluran tersebut. Oli kontak dengan water tube lebih lama, yang
menyebabkan water tube lebih dingin dari biasanya.
Retarder
Gambar 101
Jika mesin dilengkapi dengan oil cooled retarding system atau braking system, ini merupakan
penyebab overheating yang memungkinkan (Gambar 101). Jika retarding system tidak bekerja
dengan benar, komponen ini dapat memberikan lebih banyak panas ke dalam cooling system
dibandingkan dengan yang biasanya. Ini dapat juga disebabkan karena operator tidak
menggunakan rem dengan benar, terutama untuk hauling unit. Oil cooler dapat diperiksa dengan
cara yang sama dengan cara memeriksa torque converter.
Resistensi aliran Coolant Radiator
Gambar 102
Radiator dapat diverifikasi untuk mengetahui transfer panas dan hambatan aliran. Ini dilakukan
dengan mengukur perbedaan temperatur antara top tank dan bottom tank pada radiator. Pastikan
ujung jarum pendeteksi (probe) di dalam top tank direndam (dibawah permukaan) di dalam coolant .
Tempatkan bottom probe ke elbow outlet radiator atau inlet pada water pump. Masalah overheating
sekarang dapat diarahkan ke masalah aliran atau kapasitas. Jika perbedaan temperatur lebih dari
11ºC (52ºF), air mengalir melalui radiator fin sangat lambat. Ini akan menunjukkan hambatan aliran
Page 66
Basic Cooling system
di dalam cooling system. Jika perbedaan tersebut kurang dari 4,5ºC (40ºF), maka transfer panas
tidak cukup oleh radiator, karena itu coolant tidak didinginkan dengan baik. Ini dapat disebabkan
oleh terlalu banyak panas yang dibawa masuk ke dalam coolant atau kurangnya panas yang
diserap oleh sistem. Kedua masalah ini dapat menyebabkan overheating di dalam cooling system.
Temperature Regulator atau Thermostat
Gambar 103
Jika masalah overheating disebabkan oleh hambatan aliran, ada beberapa cara untuk mengetahui
penyebab masalah tersebut. Item pertama yang diperiksa adalah thermostat. Temperatur
pembukaan thermostat dapat diperiksa tanpa melepaskan thermostat. Untuk memeriksa secara
lengkap thermostat, thermostat perlu dilepas dari sistem.
Temperatur awal thermostat adalah temperatur yang telah ditetapkan saat thermostat mulai
terbuka. Temperatur kerja adalah temperatur dimana thermostat terbuka penuh dan lebih tinggi
dari temperatur awal.
Untuk memeriksa temperatur awal thermostat di dalam sistem, tempatkan sebuah thermistor probe
(jarum pendeteksi thermistor) di dalam water pump outlet dan jarum pendeteksi kedua di dalam
thermostat housing.
Hidupkan engine dan perhatikan temperatur water pump outlet. Saat engine dalam keadaan dingin,
air akan mem-bypass radiator. Coolant akan menghangat secara bertahap hingga suatu titik
dicapai dimana temperatur turun secara mendadak. Ini adalah temperatur bukaan untuk thermostat
dan harus dalam 1 atau 2 ºC temperatur yang ditetapkan untuk membuka penuh (Gambar 103).
Jika ragu, thermostat harus diperiksa di luar engine seperti diuraikan sebelumnya.
Jika thermostat tidak bekerja dengan benar, ganti dengan yang baru.
Waterpump
Gambar 104
Page 67
Basic Cooling system
Jika thermostat bekerja dengan benar, maka ada kemungkinan terjadi hambatan aliran di tempat
lain di dalam sistem, atau pompa mungkin tidak bekerja sesui kapasitas operasinya. Pressure
gauge adalah alat yang baik digunakan dalam menemukan masalah tersebut. Pasang satu di
dalam lubang inlet pompa, outlet pompa, dan bagian atas radiator (Gambar 104). Hasil pembacaan
tekanan dapat digunakan untuk membantu mengisolasi hambatan.
Hambatan aliran udara Radiator
Sebelum kecepatan udara diperiksa, tempatkan transmisi pada posisi netral. Aktifkan rem parkir
dan turunkan semua implemen (jika dipasang). Lakukan semua pemeriksaan pada batas
kecepatan dengan radiator grill diguncang/diayun-ayun.
CATATAN:
Gunakan kaca mata dan ear plug.
Periksa kecepatan udara dengan sebuah Blowby/Air Flow Indicator. Hati-hati ketika mencoba
menunjukkan bagian-bagian yang bermasalah di dalam radiator core. Adalah normal jika
kecepatan di titik pusat (bagian fan hub) dan pinggiran luar radiator lima kali lebih rendah
dibandingkan kecepatan pada bagian blade sweep pada core tersebut.
Alat ukur ini tidak hanya mengukur kecepatan udara, tetapi juga membantu
menemukan/menunjukkan letak penyumbatan core yang dapat menyebabkan overheating.
Gunakan Petunjuk Khusus, Formulir SEHS8712, sebagai panduan untuk menggunakan Caterpillar
8T2700 Blowby/Air Flow Indicator Group.
Kecepatan Fan
Gambar 105
Jika radiator core tidak mengalami hambatan, periksa kecepatan fan dengan Caterpillar 9V7400
Multitach II Group (Gambar 105). Prosedur pengetesan lengkap dicantumkan di dalam Petunjuk
Khusus, Formulir SEHS7807. yang Ini bekerja berdasarkan hitungan berapa kali lampu terinterupsi
oleh fan blade. Alat ukur ini memiliki ketentuan untuk jumlah blade pada fan dan
mempertimbangkannya untuk mengukur berapa rpm fan tersebut.
Jika kecepatannya tidak benar, ganti atau perbaiki fan clutch atau fluid drive. Selain itu, belt
mungkin aus atau longgar, atau pulley mungkin salah ukuran.
Fan pada track type tractor atau wheel loader kadang-kadang digerakkan oleh motor hidraulik
terpisah. Baca Sistem Informasi Penyervisan mengenai prosedur pengetesan untuk jenis fan ini.
Ukur Temperatur Manifold dan After-Cooler
Page 68
Basic Cooling system
Temperatur oli dalam engine oil cooler manifold adalah sekitar 6 sampai 11ºC (42º sampai 52ºF)
lebih tinggi dari temperatur air pada pump outlet. Jika temperatur oli di dalam oil manifold adalah
19ºC sampai 22ºC (66º sampai 72ºF) lebih tinggi dari temperatur water pump outlet, maka
kemungkinan penyebabnya adalah kerak (scaling).
After-cooler yang kotor akan menyebabkan temperatur udara inlet tinggi. Untuk setiap kenaikan 1º
(Fahrenheit atau Centigrade) temperatur udara inlet, temperatur exhaust naik sebesar 3º
(Fahrenheit atau Centigrade). Temperatur exhaust yang tinggi akan menyebabkan overheating.
After-cooler yang kotor, yang terkontaminasi oleh uap oli atau korosi, tidak memungkinkan
perpidahan panas dengan baik.
Engine Timing
Gambar 106
Engine fuel timing yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah overheating. Engine timing dapat
diperiksa dengan 1P3500 Injection Timing Group (Gambar 106). Jika timing terlambat, overheating
pada engine akan menjadi masalah karena bahan bakar akan terbakar dalam waktu terlalu singkat.
Jika timing terlalu dini, bahan bakar akan terbakar di dalam cylinder lebih lama. Panas tambahan
dihasilkan oleh timing yang dini ini harus juga dibuang oleh cooling system.
KEHILANGAN COOLANT
Periksa Ketinggian Permukaan Coolant
Gambar 107
Masalah cooling system berikutnya yang akan dibahas adalah kehilangan coolant. Jika operator
mengeluh tentang kehilangan coolant, baca prosedur pengisiannya. Sebagai contoh: mereka
mengisi radiator sampai bagian atas filler tube dan hari berikutnya ketinggian level coolant berada
tepat di bawah filler tube. Jika ketinggian permukaan tersebut tidak turun dibawah titik ini, maka
mereka mengisi cooling system terlalu penuh. Air memuai bila panas dan keluar melalui relief valve.
Ketinggian permukaan coolant yang benar untuk sistem diperlihatkan di dalam Pedoman
Pelumasan dan Pemeliharaan.
Page 69
Basic Cooling system
Sebagai pedoman umum, recovery system harus penuh. Non-recovery system harus memiliki
ketinggian permukaan air sekitar 20 mm (3/4”) di bawah filler neck (Gambar 107).
Periksa Kebocoran
Jika terjadi masalah kehilangan coolant, mulailah dengan mencari masalah paling sederhana
terlebih dulu. Periksa semua sistem apakah ada kemungkinan bocor. Kadang-kadang kebocoran
tidak tampak kecuali bila sistem memiliki tekanan. Gunakan 9S8140 Pump Group untuk
memberikan tekanan ke dalam cooling system. Isi sistem dengan tekanan sampai batas cap rating.
Periksa lagi kebocoran dan perbaiki jika ditemukan.
Untuk kebocoran yang sangat lambat, hubungkan suplai udara melalui air regulator. Suplai udara
ini kemudian akan menjaga tekanan yang telah ditetapkan, sehingga kebocoran tetap terjadi
sampai ditemukan.
Memeriksa Pressure Relief Valve dan Radiator Cap
Gambar 108
Jika tidak terjadi kebocoran, gunakan pump group untuk memeriksa kondisi pressure relief valve
(Gambar 108). Beri lagi tekanan ke dalam sistem hingga pemompaan konstan tidak meningkatkan
pembacaan pressure gauge. Setelah mencapai setelan ini, tekanan akan turun sekitar 7 kPa,
kemudian bertahan. Selama pengoperasian ini, tempatkan ujung radiator overflow tube di dalam
wadah yang berisi air. Jika relief valve bekerja dengan benar, gelembung-gelembung akan berhenti.
Jika gelembung-gelembung tidak berhenti, maka terjadi masalah dengan pressure relief valve dan
ini harus diganti. Jika gelembung udara berhenti, tetapi pembacaan pada pressure gauge masih
turun, maka terjadi kebocoran di tempat lain. Periksa kondisi seal radiator cap.
Periksa Apakah Ada Indikasi Gas Pembakaran di dalam Cooling System
Gambar 109
Jika pump group menunjukkan indikasi adanya kebocoran di suatu tempat di dalam sistem dan
tidak ada indikasi kebocoran luar, periksa gas pembakaran yang masuk ke dalam cooling system.
Buka radiator cap dan hidupkan engine dalam keadaan terbebani. Perhatikan gelembung-
gelembung di dalam coolant. Jika gelembung-gelembung sulit dilihat, Bottle Test juga dapat
digunakan untuk memeriksa gas pembakaran di dalam cooling system (Gambar 109).
Page 70
Basic Cooling system
Sebelum melakukan Bottle Test, pastikan cooling system diisi dengan benar. Gunakan sebuah
kawat untuk menahan relief valve di dalam radiator cap tetap terbuka. Pasang radiator cap dan
kencangkan.
Pasang hose di atas ujung overflow tube, atau hubungkan hose ke relief valve outlet. Hidupkan
engine dan operasikan pada high idle RPM selama sekurang-kurangnya 5 menit setelah engine
mencapai temperatur kerja normal. Gunakan cover pada radiator core untuk menjaga engine tetap
pada temperatur kerja. Setelah 5 menit atau lebih pada temperatur kerja, tempatkan ujung lain dari
hose ke dalam botol yang berisi air. Tempatkan botol di dalam sebuah ember yang berisi air
dengan bagian atasnya menghadap kebawaqh ( dibalik). Jika air keluar dari botol dalam waktu
kurang dari 40 detik, maka terdapat kebocoran gas pembakaran terlalu banyak di dalam cooling
system.
Gambar 110
Gas pembakaran dapat masuk ke dalam cooling system melalui head, block, pre-combustion
chamber yang retak, atau head gasket yang sudah rusak seperti diperlihatkan pada Gambar 110
tersebut di atas, atau pre-combustion chamber seal yang sudah rusak. Periksa komponen-
komponen ini dan perbaiki atau ganti jika perlu.
Air compressor dapat juga menjadi sumber masuknya udara ke dalam cooling system dari gasket
yang rusak atau dari bagian-bagian yang retak.
Memeriksa Air di dalam Oli
Gambar 111
Periksa oli crankcase (Gambar 111). Jika oli berwarna keabu-abuan (campuran air dan oli), ini
merupakan tanda bahwa air masuk ke dalam oli. Kebocoran ini dapat terjadi melalui gasket yang
rusak, seal yang aus, atau oil cooler yang bocor, head atau block yang retak, atau di titik-titik lain
dimana oli dan air dapat saling berdekatan.
Umumnya, fluida yang bertekanan lebih tinggi akan bocor dan masuk ke dalam fluida yang
bertekanan lebih rendah. Sebagai contoh, water pump gasket atau seal yang bocor dapat
menyebabkan air masuk ke dalam lubang saluran buang oli yang bertekanan rendah.
Periksa Oli di dalam Air Pendingin
Page 71
Basic Cooling system
Gambar 112
Oli dapat juga berada di dalam air pendingin (Gambar 112). Oli dapat masuk ke dalam air
pendingin dengan cara yang sama seperti coolant masuk ke dalam oli.
Periksa Oli Torque Converter
Gambar 113
Periksa oli torque converter (Gambar 113). Jika tampak seperti susu (campuran air dan oli), maka
oli ini biasanya mengandung air. Dalam hal ini, satu-satunya pemisah (divider) antara oli dan air di
dalam cooling system adalah torque converter atau marine gear oil cooler. Cooler dapat bocor dan
harus dibongkar dan diinspeksi.
Jika oli telah masuk ke dalam cooling system, maka sistem ini perlu dibersihkan secara
menyeluruh sebelum dipasang kembali untuk dioperasikan pada mesin.
ENGINE OVERCOOLING
Umumnya, bila seorang operator mengeluh tentang masalah overcooling, maka ini terjadi dalam
musim dingin bila heater-nya tidak mensuplai cukup panas.
Overcooling dapat merusak engine sama seperti overheating. Overcooling terjadi bila temperatur
normal dimana engine bekerja tidak dapat dicapai. Kondisi ini paling parah jika menggunakan
bahan bakar sulfur tinggi. Bahan bakar dengan kandungan sulfur tinggi meningkatkan aus jika
temperatur tidak melampaui 80ºC (125ºF). Overcooling merupakan akibat dari coolant yang
langsung melewati water temperature regulator dan mengalir langsung ke radiator.
Penyebab Overcooling
Temperatur udara sekitar yang rendah dan aplikasi beban yang ringan menyebabkan overcooling
walaupun tidak ada coolant yang mengalir melalui radiator pada kondisi ini.
Penyebab yang paling umum overcooling adalah thermostat yang terbuka terus karena rusak. Ada
kemungkinan coolant mengalir di sekeliling thermostat yang berada dalam kondisi baik. Ini juga
akan menunjukkan indikasi overcooling.
Page 72
Basic Cooling system
INSPEKSI
Alat Pengukur Temperatur
Gambar 114
Alat Pengukur Temperatur yang rusak dapat memberikan indikasi overcooling. Gauge dapat
diperiksa keakuratannya dengan membandingkan temperatur aktual coolant di dalam thermostat
housing dengan temperatur yang ditunjukkan pada gauge. Gunakan thermometer untuk memeriksa
temperatur coolant. Jika perlu, pasang gauge baru.
Periksa temperatur gauge apakah berfungsi benar dengan memasang sebuah thermistor probe di
dalam thermostat housing. Bandingkan hasil pembacaan temperatur dengan temperature gauge
(Gambar 114). Jika tidak mendekati sama, ganti gauge tersebut.
Shutter System
Jika gauge bekerja dengan benar, dan tidak ada masalah overcooling, periksa kerja shutter system
(jika dilengkapi). Jika shutter macet terbuka atau terbuka sebagian, air akan didinginkan terlalu
banyak dan tidak akan dapat mempertahankan temperatur yang benar.
Radiator kendaraan dirancang untuk mengatasi operasi beban penuh dan kondisi tanpa beban,
dapat menyebabkan overcooling dan mengakibatkan terjadinya beban kejut termal di dalam
cooling system.
Fan Clutch
Gambar 115
Hal yang sama juga berlaku pada fan clutch. Jika fan jalan terus atau jalan sebagian, hal ini
menyebabkan lebih banyak udara yang mengalir melalui radiator dari pada yang diperlukan untuk
mendinginkan air. Air kemudian didinginkan secara berlebihan dan tidak akan dapat menjaga
engine pada temperatur kerja yang benar.
Thermostat
Page 73
Basic Cooling system
Gambar 116
Ada kemungkinan thermostat tetap terbuka atau terbuka sebagian. Thermometer group dapat
digunakan untuk memeriksa kerja regulator. Tempatkan sebuah probe (jarum pendeteksi) di top
tank radiator, dan outlet block. Hidupkan engine selama 10-15 menit. Baca temperatur pada
thermometer gauge. Jika temperatur kira-kira sama dan dibawah temperatur kerja normal engine,
berarti thermostat tetap terbuka. Ini menyebabkan air mengalir secara konstan melalui radiator
untuk didinginkan, dan menyebabkan engine didinginkan secara berlebihan. Jika ini terjadi, ganti
thermostat. Jika thermostat bekerja dengan benar, temperatur pada top tank radiator akan jauh
lebih rendah dari temperatur pada outlet block.
Walaupun thermostat membuka dan menutup dengan benar, periksa apakah terjadi kerusakan lain
pada thermostat.
Gambar 117 – Periksa thermostat jenis bonnet apakah terdapat alur atau lekukan
Pada thermostat jenis bonnet yang digunakan di dalam sistem bypass aliran penuh (full-flow
bypass system), periksa bonnet apakah ada alur-alur atau lekukan/penyok (Gambar 117). Ini dapat
membuat regulator tidak dapat menyekat dengan benar.
Page 74
Basic Cooling system
Gambar 118
Setelah thermostat diperiksa secara menyeluruh, secara thermostat housing. Periksa counterbore
dimana thermostat duduk, pastikan permukaannya bersih, mulus dan bebas dari material asing
(Gambar 118). Periksa seal di dalam thermostat housing dan periksa apakah posisinya miring
(choking) yang menyebabkan coolant mengalir melalui thermostat dan seal. Beberapa housing
memiliki lubang buang (bleed hole) dan orifice untuk membiarkan coolant mengalir melalui
thermostat dan membuang udara keluar dari cooling system bila cooling system diisi dengan
coolant. Pastikan lubang buang ini terbuka. Jangan membesarkan lubang buang ini; itu dapat
menyebabkan overcooling. Di dalam beberapa mesin, check valve digunakan untuk membatasi
aliran coolant melalui bleed hole.
Vent Line pada saat Beban Rendah
Overcooling dapat terjadi pada beberapa engine truk karena terbukanya fan line yang dipasang
oleh pabrik pembuat alat lain. Line ini memungkinkan coolant yang tidak terhambat mengalir ke
radiator top tank dan menyebabkan overcooling selama beban rendah atau kondisi idle yang
singkat. Situasi ini biasanya dapat dihilangkan dengan memasang sebuah check valve di dalam
vent line.
KOMPONEN KOMPONEN YANG MEMPENGARUHI COOLING SISTEM
Battery Ground Connection
Hubungan ground yang tidak tepat pada engine dapat menyebabkan masalah di dalam cooling
system oleh proses electrolysis. Pastikan semua hubungan graound bersih dan kencang.
Oil Cooler Core
Pemeriksaan tekanan oil cooler core dapat dilakukan untuk mendeteksi kebocoran; cooler harus
dilepas untuk pemeriksaan tersebut. Tergantung dari ukuran dan lokasinya, beberapa kebocoran
dapat diperbaiki.
Oli mengalir di seputar tube bundle di dalam oil cooler core dan air mengalir melalui pipa-pipa
tersebut. Jika pipa-pipa yang dilewati aliran air tersumbat, maka pipa-pipa tersebut harus
dibersihkan. Jika lubang-lubang saluran oli di dalam cooler core tersumbat, lubang-lubang saluran
tersebut tidak dapat dibersihkan.
Cooler core yang terkontaminasi oleh kerusakan sistem harus diganti. Sebelum memasang core
yang baru, inspeksi oil filter. Oil filter akan memberikan indikasi kondisi oil cooler core. Inspeksi oil
filter sebagai berikut:
Periksa skema sistem pelumas untuk mengetahui apakah oli mengalir melalui oil filter
sebelum mengalir ke oil cooler core, atau apakah oli mengalir melalui oil cooler terlebih dulu
dan kemudian mengalir ke oil filter. Dalam sebagian besar sistem pelumasan, oli mengalir
melalui cooler dan kemudian ke oil filter sebelum mengalir ke oil gallery.
Page 75
Basic Cooling system
Cari serpihan-serpihan di dalam oil fiter. Jika oli mengalir dari oil cooler ke oil filter dan filter
penuh dengan serpihan chip, oil cooler tersebut dapat juga penuh dengan serpihan chip.
Chip ini tidak mungkin dapat dibersihkan dari cooler core, jadi core tidak dapat digunakan
kembali. Jika oli mengalir
Periksa penyebab keausan. Jika kerusakan bersifat cepat (instant), hanya sedikit serpihan
yang ada. Jika kerusakan karena aus berlangsung secara perlahan, beberapa serpihan
pertama berukuran kecil, kemudian semakin besar seiring dengan berkembangnya
kerusakan
Kegagalan/kerusakan yang menghentikan aliran oli tidak akan menimbulkan serpihan di dalam oil
cooler walaupun terdapat kotoran yang menyebabkan kerusakan dalam jumlah besar.
Baca SEBF8077 Caterpillar ® Guideline For Reusable Part and Salvage Operation “Engine Oil
Cooler” dan SEBF8085 Caterpillar ® Guideline For Reusable Parts and Salvage Operations
“Endsheet inspection of Rubber Endsheet Oil Coolers”.
After-cooler Core
Biasanya, sebuah after-cooler core yang digunakan pada sebuah kendaraan menerima suplai
udara yang cukup. Namun demikian, suplai udara yang cukup menjadi penting jika after-cooler
core digunakan pada engine yang dipasang di dalam ruang. Dalam hal ini, pastikan semua asap
blowby diarahkan keluar ruangan. Jika gas diarahkan ke dalam air intake, gas-gas ini akan
mengurangi efisiensi after-cooler.
Karena konstruksi after-cooler, bagian dalam tube bundle tidak mungkin dapat dibersihkan dengan
sebuah rod. Tetapi akan mungkin, dengan menggunakan pipa khusus, untuk membalikkan aliran
air baku melalui after-cooler untuk membilas balik tube bundle tersebut. Ini dapat dilakukan dengan
menghidupkan engine selama sekitar 1 jam dengan beban ringan atau tanpa beban. Ini akan
membantu membersihkan core. Jika ini tidak mungkin dilakukan, lepaskan semua pipa yang
dihubungkan ke after-cooler dan membuat adaptor yang dapat digunakan untuk membilas core
dengan air segar. Jika air segar digunakan untuk membersihkan core, tekanan air tidak boleh lebih
dari 170 sampai 210 kPa (25 sampai 30 psi). Jangan menghentikan aliran air pada lubang buang
(outlet) core dan biarkan tekanan air menumpuk di dalam core. Jika after-cooler core dapat dilepas
dengan mudah, yang terbaik adalah membersihkannya di workshop.
Radiator Cap
Radiator cap harus dapat mencegah kehilangan air dan tekanan di dalam cooling system. Pada
radiator cap besar, gasket yang rusak dapat diganti. Radiator cap jenis otomotif yang berukuran
kecil tidak dapat diservis; radiator cap baru harus dipasang.
Relief Valve
Cooling system relief valve tidak dapat diservis, tetapi dapat dibersihkan. Jika terjadi kehilangan
tekanan di dalam cooling system, pasang relief valve dan pelat yang baru.
Fan Belt
Fan belt tersedia dalam satu set. Jika satu fan belt aus, semua fan belt harus diganti.
Pulley
Beberapa pulley dapat direkondisi pada kondisi tertentu. Pulley direkondisi dengan menghaluskan
kembali groove-nya. Untuk prosedur rekondisi dan spesifikasi, baca Guideline for Reusable Parts,
Cast Iron and Steel Pulley Grooves, Form SEBF8046. Pulley yang mengalami aus pada
permukaan samping alur. Aus ini disebabkan oleh material abrasif antara belt dan groove. Jika
pulley aus, belt akan jatuh lebih dalam ke dalam groove. Jika belt dan pulley dalam kondisi baik,
belt akan memanjang melewati pinggiran pulley.
Page 76
Basic Cooling system
Jangan menggunakan pelumas belt (belt dressing) atau senyawa-senyawa lain untuk mencegah
belt selip. Sebagian besar dari senyawa-senyawa ini akan membuat dinding-dinding samping belt
lunak dan lemah dan menyebabkan belt aus.
Fan Assembly
Jangan memperbaiki fan assembly yang rusak. Ketika fan dibuat, titik keseimbangan telah
ditentukan sehingga fan akan berputar dengan getaran minimum. Perbaikan akan mempengaruhi
titik keseimbangan ini dan akan melemahkan struktur fan.
Fan Shroud dan Baffle
Fan shroud dan baffle tidak dapat direkondisi. Pastikan komponen-komponen ini dipasang bila
radiator core diganti. Fan shroud dan baffle berpengaruh terhadap efisiensi fan dan mencegah
resirkulasi udara. Kadang-kadang, aus atau interferensi antara ujung baling-baling fan dan baffle
akan terlihat. Keadaan ini normal. Bila radiator guard melentur, ini dapat menyebabkan shroud
kontak dengan ujung-ujung baling-baling fan.
Radiator Mount
Radiator mount yang fleksibel melindungi radiator dari kerusakan yang biasanya disebabkan oleh
getaran mesin atau engine. Bila radiator dilepas untuk diperbaiki, periksa dudukannya (mount),
terutama kondisi karetnya. Jika karetnya sudah rusak, pasang dudukan yang baru. Pastikan baut-
baut dudukannya dikencangkan sampai torsi yang benar. Baca pedoman penyervisan.
Fan Guard
Getaran dapat merusak fan guard. Pastikan baut-baut yang menahan fan guard selalu kencang.
Jika kawat guard putus pada sambungan las aslinya, maka ini dapat di-tack weld di posisinya. Jika
kawat guard putus, kawat yang baru harus dipasang.
Hose dan Clamp
Gambar 119
Hose-hose harus dijepit dengan benar, seperti diperlihatkan pada Gambar 119 tersebut di atas,
kalau tidak akan terjadi kavitasi.
Bila memasang hose clamp, jangan mengencangkannya secara berlebihan. Kencangkan clamp
hingga menjepit karet pelapis yang ada hose. Jika clamp merobek karet pelapis, akan menyingkap
kawat-kawat yang didalam hose, maka ini berarti clamp telah dikencangkan secara berlebihan.
Hose-hose biasanya diganti bila sudah bocor atau selama interval penyervisan terjadwal. Perlu
diingat, semua hose di dalam cooling system terbuat dari bahan yang sama dan bekerja di dalam
lingkungan yang sama pula. Jadi, jika salah satu mulai bocor, maka ganti semua hose. Jika interval
penyervisan terjadwal digunakan, penggantian selang dianjurkan setiap 3 tahun atau 4.000 jam.
Kadang-kadang sulit memeriksa kondisi hose karena mungkin dicat dan cat biasanya dapat
menyerpih atau retak. Sementara penampilan luar selang bukan indikasi yang baik adanya aus,
“meraba” hose dapat menunjukkan kondisi aus pada hose. Bila temperatur cooling system rendah
dan tekanan di dalam sistem dilepas, bila hose terasa lunak maka hose ini perlu diganti Kelunakan
hose dapat disebabkan oleh sejumlah faktor Jika radiator atau cooling system telah dimasuki oli,
Page 77
Basic Cooling system
maka pelapis didalam hose akan lunak. Hose tersebut akan terasa lunak jika sudah sangat tua dan
pelapis dalam telah lepas dari serat hose. Pelapis dalam yang lepas dapat terelipat masuk ke
dalam lubang saluran air pada sisi isap water pump dan menghambat aliran coolant. Ini tidak
hanya jarang terjadi, tetapi karena tidak ada kebocoran luar, masalah ini juga sulit ditemukan,
terutama ketika melakukan troubleshooting terhadap masalah overheating.
Selama musim panas, putar valve di dalam saluran-saluran heater ke posisi “Off” sehingga tidak
ada tekanan sistem di dalam hose heater. Jika salah satu hose heater lepas, semua coolant dapat
hilang jika aliran coolant tersedia untuk hose-hose ini. Mengetahui letak hose heater sangatlah
penting karena hose-hose tersebut harus sering diperiksa.
Thermostat
Tidak ada bagian-bagian di dalam thermostat yang dapat diperbaiki.
Alat Pengukur Temperatur (Temperature Gauge)
Ada dua jenis temperature gauge, listrik dan mekanis. Jika ada masalah dengan electric gauge,
temperature sending unit dan gauge harus diperiksa secara terpisah.
Pemeriksaan Praktis:
Jenis kawat tunggal dapat digunakan sebagai ground. Dengan kunci kontak pada posisi on, gauge
seharusnya bergerak ke posisi panas (overheat). Jika tidak, periksa gauge dan kabel.
Pada alat pengukur mekanis (mechanical gauge), bola lampu (bulb) dan tabung (tube)
dihubungkan ke gauge dan harus diperiksa satu unit. Jika mechanical gauge baru dipasang, untuk
pemasangan yang benar pastikan tube cukup panjang.
Ada berbagai jenis mechanical gauge dan peringkat merahnya berbeda. Peringkat merah adalah
108ºC (227ºF) untuk sebagian besar gauge, 113ºC (235ºF) untuk Track Type Tractor, dan 99ºC
(210ºF) untuk truk jalan raya. Peringkat merah untuk sebagian besar transmission temperature
gauge adalah 132ºC (270ºF). Nomor komponennya berbeda pada masing-masing gauge karena
perbedaan panjang tube ke bulb.
Mesin-mesin model yang lebih baru memiliki EMS panel. Pada mesin-mesin ini, lampu temperatur
coolant tinggi akan menyala pada temperatur 107ºC (225ºF).
Water Pump
Gambar 120
Kebutuhan akan perbaikan water pump umumnya disebabkan oleh kebocoran seal. Semua water
pump memiliki sebuah rongga pembuangan (drain cavity) di dalam pump housing. Rongga tersebut
akan mengarahkan kebocoran air ke tanah. Jika rongga ini tertutup, air akan didorong melewati oil
seal pada shaft, yang memungkinkana air masuk ke dalam sistem oli engine. Ini akan
menyebabkan kerusakan pada engine. Beberapa lubang buang disumbat dengan bahan berpori-
pori. Ini mencegah masuknya kontaminasi ke rongga tersebut. Ini tampak mirip dengan ear plug.
Sea assembliesl tersedia untuk semua water pump. Beberapa seal assemblies tersedia bersama
dengan sebuah alat kecil yang digunakan untuk memasang seal dan ring dengan benar. Air bersih,
yang digunakan sebagai pelumas, akan mempermudah pemasangan seal. Jangan sekali-kali
Page 78
Basic Cooling system
menggunakan oli sebagai pelumas. Oli dapat membuat seal membengkak atau melunak atau
menyebabkan seal berputar pada shaft. Sebagian besar seal terbuat dari teflon, yang juga
berfungsi sebagai pelumas. Anda jangan menyentuhnya atau menempatkan apapun pada bahan
tersebut selama perakitan.
Bearing di dalam water pump dapat diganti bila pump direkondisi. Impeller, shaft dan cover dapat
digunakan lagi kecuali bila terjadi kerusakan pada bearing dan pump yang telah beroperasi dalam
jangka waktu lama. Impeller hampir selalu aus pada bagian tutup (cover) bila terjadi kerusakan
bearing dan water pump assembly akan perlu diganti.
Ketika merekondisi water pump, sebelum Anda menariknya lepas, Anda harus memeriksa:
Posisi shaft
Kesejajaran pulley
Clearance impeller
Pastikan shaft bersih sebelum seal dipasang. Karat atau kerak dapat merobek seal. Jangan
menggunakan palu untuk memasang impeller. Palu akan meretakkan permukaan seal. Gunakan
press atau baut penahan untuk menempatkan seal di posisinya pada shaft. Karena rapuh pastikan
housing ditopang dengan benar . Housing akan pecah jika ditekan.
Ketika memasang water pump baru, berikan sedikit oli pada bearing. Jangan menghidupkan atau
memutar engine kecuali bila cooling system telah diisi dengan coolant. Jika water pump
dioperasikan dalam kondisi kering, seal akan rusak karena overheating.
Jika cooling system telah dibilas, periksa kondisinya dengan cermat selama satu minggu.
Seringkali, kerusakan seal akan terjadi segera setelah cooling system dibilas. Ini karena karat dan
kerak yang lepas-lepas, yang dihembuskan oleh proses pembersihan, mengalir melalui bagian
pump seal.
Cylinder Head
Biasanya, perbaikan cylinder head perlu dilakukan karena kebocoran atau keretakan. Cacat di
dalam expansion plug (welch plug) di dalam deck atas cylinder head dapat menyebabkan
kebocoran. Jika terjadi kebocoran di dalam bagian ini, titik-titik air akan terlihat di dalam slot plug.
Plug yang sudah usang harus dilepas, lubang plug dibersihkan dan plug baru dipasang. Pastikan
untuk memberikan sealant pada plug yang baru sebelum dipasang.
Keretakan di dalam cylinder head biasanya ditemukan diantara valve port. Keretakan juga dapat
ditemukan pada pre-combustion chamber atau lubang nozzle yang mengarah ke valve port.
Keretakan di dalam cylinder head dapat diperbaiki dengan re-manufacturing welding process.
Periksa apakah cylinder head bengkok dan melengkung. Sebelum memasang pre-combustion baru
di dalam cylinder head, periksa permukaan gasket pre-combustion chamber di dalam head-nya
apakah ada lubang atau karat. Jika terdapat lubang-lubang atau karat, pre-combustion chamber
yang baru tidak akan menyekat dengan baik.
Jika pre-combustion chamber dilepas dari cylinder head, pasang O-ring seal yang baru pada pre-
combustion chamber sebelum digunakan kembali di dalam head. O-ring seal dapat mengeras dan
pecah. Jika terjadi kebocoran di dalam bagian di sekeliling seal, hal in akan menyebabkan
overheating, terutama jika kerak air mencegah perpindahan panas dari bodi pre-combustion
chamber. Selain itu, yang penting adalah bahwa gasket baru harus dipasang. Gasket ini membantu
memastikan lubang untuk glow plug sudah dalam posisi yang benar. Baca modul pedoman
penyervisan untuk orientasi lubang ini.
MASALAH MASALAH ELECTRIC GROUOND
Secara umum telah diketahui bahwa banyak kegagalan engine preventif dikarenakan masalah
didalam cooling system, yang disebabkan oleh arus listrik yang mengalir melalui coolant karena
electrical ground bermasalah dan pembangkitan listrik statis di bagian lain pada alat. Ini dapat
Page 79
Basic Cooling system
merusak engine dalam 24.000 mile, terlepas dari seberapa bagus kualitas pemeliharaan cooling
system. Satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah memperbaiki masalah listrik yang
menyebabkan adanya aliran arus dan electrositi yang ditimbulkannya.
Kerusakan engine karena arus listrik akan menyebabkan adanya lubang-lubang pada liner, oil
cooler, radiator, korosi aluminium yang sangat parah, kerusakan water pump dan head gasket
secara tidak normal. Hasil korosi aluminium akan menghentikan aliran coolant melalui oil cooler
yang menyebabkan keausan yang parah pada ring dan bearing karena oli engine yang didinginkan
tidak tepat. Tembaga akan menempel pada komponen-komponen besi yang menyebabkan
kerusakan pada besi. Anda juga dapat melihat karat yang tidak normal pada kabin dan bagian-
bagian lain mesin.
Masalah-Masalah Dilapangan yang Menuntut Pelaksanaan Prosedur Pengetesan Ini
Copper injector shell di engine truk yang rusak dalam masa 30 hari karena rusaknya ground
strap di kabin yang membiarkan arus listrik mengalir ke ground melalui coolant.
Marine engine 12 cylinder rusak karena liner nya berlubang. Seperti ditunjukkan oleh
pengetesan coolant di laboratorium , engine yang telah di ovehaul kembali rusak. Starter,
yang berfungsi untuk menghidupkan engine menyebabkan arus 12 volt mengalir melalui
coolant yang bagi operator tidak tampak sebagai masalah .
Engine block pada kapal tunda (kapal tarik )yang besar rusak karena pelubangan (pitting).
Pelubangan (pitting) disebabkan oleh arus listrik karena dua sakelar listrik yang rusak pada
after-cooler system dan satu sakelar pada air conditioning unit didalam kabin Kapten.
Top tank yang terbuat dari aluminium untuk radiator truk juga mengalami pitting (berlubang)
pada armada baru truk yang dilengkapi dengan rubber air bag suspension pada ujung-ujung
belakang. Ujung-ujung belakang tersebut menimbulkan arus yang mengalir melalui drive
shaft ke cooling system. Grounding diujung-ujung belakang dan transmisi menghentikan
masalah tersebut sebelum engine rusak.
Armada besar truk yang terdiri dari separuh tanker dan separuh flatbed, yang menggunakan
merek engine dan truk yang sama, dalam satu tahun kehilangan 60 engine. 44 engine rusak
pada flatbed, sementara hanya 6 engine rusak pada tanker. Tanker memiliki bonded ground
system sedangkan flatbed tidak. Perbandingan sembilan berbanding satu menunjukkan
potensi kerusakan.
Truk yang mengangkut pipa plastik kehilangan engine setiap 100.000 mile (161.000 km).
Operator memperhatikan muatan berpijar karena listrik statis disebabkan air brushing
(penyikatan udara) pada pipa yang ujung-ujungnya terbuka. Operator menutup pipa dengan
terpal dan engine dites setelah melampaui 300.000 mile (483.000 km).
Engine-engine model baru yang dikontrol secara elektronik, head gasket, water pump,
radiator, oil cooler, dan transmission rusak. Kapasitor di dalam komputer membiarkan arus
listrik yang tersimpan memasuki coolant ketika engine dimatikan atau dihidupkan setelah
beberapa waktu engine tidak digunakan. Arus listrik muncul walaupun baterai telah dilepas
dari unit.
Pengetesan Tegangan Listrik Di Dalam Cooling System pada Kendaraan Darat dan Laut
Alat yang Dibutuhkan
Dibutuhkan sebuah multimeter atau voltmeter yang mampu membaca arus AC (bolak balik) dan
DC (searah). Alat ukur tersebut perlu membaca 0 sampai tegangan maksimum sistem yang dites
dalam sepersepuluh volt. Kabel-kabel alat ukur ini harus cukup panjang untuk mencapai titik
diantara coolant dan sisi ground baterai. Digital Volt Meter tidak dianjurkan.
Prosedur Pengetesan untuk Kendaraan Darat
Hubungkan kabel pengukur yang tepat ke sisi ground baterai, negatif ke negatif atau positif
ke positif.
Pasang kabel (lead) di dalam coolant, hanya menyentuh coolant.
Page 80
Basic Cooling system
Baca tegangan DC dan AC dengan kondisi semua sistem dimatikan. Jika block heater
dipasang, juga lakukan pembacaan dengan heater dalam keadaan dihidupkan. Jika
menggunakan automatic battery charger digunakan, seperti di dalam stand by system,
lakukan juga pembacaan dengan sistem dalam keadaan bekerja. Matikan engine dan baca
tegangan DC dan AC.
Baca tegangan DC dan AC dengan starter listrik sedang diaktifkan.
Baca tegangan DC dan AC dengan engine dalam keadaan hidup dan semua sistem
dihidupkan; lampu, heater, air conditioner, radio dua arah, dan radio pada standby dan
transmit.
Lepaskan lead dari coolant dan ulangi pengetesan tegangan DC dan AC dengan lead
menyentuh top radiator tank metal hose connection.
Lepaskan lead dari coolant dan ulangi pengetesan tegangan DC dan AC dengan lead
menyentuh bagian luar engine block.
Prosedur tersebut di atas akan mengetes sistem decara lengkap kecuali untuk arus listrik yang
dapat dibangkitkan oleh rear end dan transmission. Terutama berlaku pada air bag suspensions,
rubber pad suspension, dan rubber mounted transmission. Setiap arus yang dibangkitkan akan
mengalir ke drive shaft menuju ke ground melalui engine coolant. Kita merekomendasikan meng
grounding rear end dan transmisi ke frame rail ke ground baterai.
Prosedur Pengetesan untuk Kendaraan Laut
Tes masing-masing engine seperti dijelaskan pada langkah 1 sampai 4.
Tes tegangan DC dan AC masing-masing engine coolant dengan semua lampu, alat-alat
elektronik, air conditioning, dan item-item listrik dalam keadaan dihidupkan. Standby
generator dan main engine prop harus dalam keadaan hidup untuk pengetesan ini.
Juga, tes dari bagian luar engine block ke sisi ground pada baterai.
Hasil Pembacaan Alat Ukur
0 – 0,3 volt adalah normal di dalam coolant cast iron engine. 0,5 volt akan merusak cast iron
engine dan para pabrik pembuat melaporkan 0,15 volt akan merusak aluminium engine.
Arus akan menjadi arus searah (AC) jika masalah yang terjadi disebabkan oleh listrik statis
atau masalah dioda di dalam alternator.
Jika coolant menunjukkan adanya masalah listrik pada semua alat yang dihidupkan, matikan
satu sistem pada satu waktu hingga akhirnya Anda mematikan sistem yang menghentikan
arus listrik. Bila arus berhenti, ini akan menunjukkan sistem listrik tersebut merupakan
penyebab masalah tersebut.
Hati-hati dengan starter. Starter dapat menyebabkan kerusakan banyak pada engine seperti
hubungan langsung di arc welder. Ini karena adanya pemakaian amper (amperage).
Selalu ganti coolant jika arus terdeteksi. Bahan kimia pelindung besi di dalam coolant yang
dibatasi secara baik akan rusak oleh arus listrik.
Jika terjadi kerusakan pada aluminium, periksa oil cooler dan radiator untuk memastikan
kedua komponen tersebut tidak diblokir oleh korosi hasil dari oksida aluminium. Ini dapat
menyebabkan liner tergores dan menyebabkan engine rusak.
Jika terdapat arus pada engine dalam keadaan dimatikan, lepai baterai dan balik arah nya, ini
biasanya menunjukkan kapasitor mengalami masalah di dalam komputer.
Kendaraan yang Tidak Bergerak
Jika kendaraan tidak bergerak (diam) dalam jangka waktu tertentu, masalah dapat timbul di dalam
cooling system terutama di elemen. Kontaminan dapat nyangkut di dalam sistem pada komponen-
komponen dan menggumpal. Beberapa dari masalah berikut ini harus diwaspadai:
Page 81
Basic Cooling system
Pump seal
Setelah diam selama jangka waktu tertentu, seal dapat mengeras,rapuh dan mengalami
endapan kontaminan yang telah memadat sampai pada tingkat tertentu. Pada start up awal,
seal ini dapat sobek atau retak.
Hose
Dapat rapuh dan cenderung retak atau terbelah, terutama di sekitar bagian clamp.
Thermostat
Dapat macet dalam keadaan terbuka atau tertutup karena adanya tumpukan kontaminan.
Radiator core
Dapat tersumbat oleh tumpukan kontaminan (kerak atau karat)
Radiator pressure cap
Seal mungkin telah mengering dan retak dan reaksi valve dapat terhambat oleh kontaminan.
Gallery
Melalui oil cooler, bypass line dan shunt line dapat tersumbat karena tumpukan kontaminan.
Sebelum start up, inspeksi visual harus dilakukan terutama pada, line, radiator cap dan jumlah
coolant di dalam sistem. Setelah menghidupkan kendaraan, periksa coolant hilang/berkurang dan
pastikan thermostat berfungsi dengan benar.
Jika kendaraan tidak bergerak dalam periode waktu lama, dianjurkan agar pembilasan balik
(reverse flush) dilakukan pada sistem dan coolant diganti.
Afterboil
Jika cooling system kendaraan telah bekerja pada temperatur kerja dan engine kemudian
dimatikan, efeknya pada cooling system adalah temperatur coolant akan naik secara aktual
sebelum mulai mendingin.
Peningkatan panas di sekitar cylinder dan cylinder head masih akan berlangsung pada coolant,
dengan water pump dalam keadaan diam, coolant tidak akan mengalir melalui radiator dan efek
pendinginan melalui pengoperasian fan tidak akan terjadi. Di beberapa kendaraan coolant akan
cenderung mendidih karena peristiwa ini dan coolant yang diarahkan melalui pressure cap akan
dikumpulkan oleh reservoir.
Setelah engine dan coolant mulai dingin, tekanan rendah yang timbul di dalam cooling system akan
membiarkan engine coolant dari reservoir diarahkan kembali masuk ke dalam radiator. Ketinggian
permukaan coolant di dalam reservoir harus selalu diperiksa bila engine sedang dingin.
RINGKASAN OVERHEATING-MASALH DAN PENYEBAB
1. Permukaan Coolant (bahan pendingin) Rendah
a. Kebocoran luar yang disebabkan oleh sambungan-sambungan yang longgar,
radiator cap atau cooling system relief valve rusak.
b. Kebocoran bagian dalam yang disebabkan oleh cylinder head retak, cylinder block
retak, cylinder head longgar, cooler core rusak, after cooler rusak, gasket rusak
2. Aliran Udara Melalui Radiator Berkurang
a. Radiator core tersumbat
b. Radiator fin rusak atau bengkok
c. Kecepatan fan rendah karena kecepatan high idle engine rendah
d. Fan rusak atau dipasang terbalik
e. Fan belt dan pulley longgar atau aus
Page 82
Basic Cooling system
f. Fan shroud rusak, fan dengan diameter yang salah atau jumlah fan blade tidak
tepat
g. Posisi fan blade tidak tepat (tonjolan fan keluar dari shroud harus sekitar 50%)
h. Jarak bebas ujung fan ke shroud berlebihan. Clearance maksimum harus 0.38”
i. Shutter (jika ada) tertutup
j. Fluid coupling untuk fan tidak aktif
3. Tekanan cooling system tidak cukup
a. Pressure gauge rusak
b. Radiator cap rusak
c. Cooling system pressure relief valve rusak
d. Radiator top tank neck atau stud berkurang
4. Coolant meluap
a. Ada udara di dalam cooling system karena pengisian cooling system tidak benar
b. Ada gas pembangkaran di dalam cooling system yang disebabkan karena cylinder
head rusak, cylinder head retak, pre combustion chamber longgar atau rusak,
cylinder head gasket rusak, cylinder liner counterbore aus
c. Ada uap air di dalam cooling system karena beban berlebihan pada engine torque
converter atau permukaan coolant rendah
d. Air compressor rusak
5. Coolant flow stuck water temperature regulator tidak cukup
a. Regulator temperature air tidak ada
b. Kecepatan high idle engine rendah
c. Water pump impeller longgar
d. Radiator tersumbat di bagian dalam
6. Temperature udara inlet tinggi atu terhambat
a. Temperature udara di sekitar tinggi
b. Pipa udara inlet di dalam engine room lepas
c. After cooler core kotor
d. Air cleaner tersumbat
e. Turbocharger rusak atau endapon karbon menumpuk
7. Transfer panas rendah
a. Aliran air baku melalui heat exchanger tidak cukup
b. Over keel cooler berkarat
c. Udara panas untuk radiator yang disebabkan oleh hydraulic oil cooler mengalami
overheating
d. Kerak pada cylinder liner atau cylinder head
8. Exhaust terhambat
a. Air cleaner tersumbat
b. Turbocharger rusak
c. Ada hambatan di dalam pipa exhaust
d. Air di dalam muffler
e. Baffle di dalam muffler longgar
f. Pipa exhaust terlalu panjang atau terlalu banyak lekukan
Page 83
Basic Cooling system
Page 84