The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by DIGITAL LIBRARY, 2023-07-16 09:47:29

Safari Akbar

Safari Akbar

Safari Akbar Original Publisher: Pratham Books Author: Rohini Nilekani Illustrator: Sangeetha Kadur Translator: Ahmad Husni


2/22 Ada yang tidak beres. Saat ini awan semestinya sudah menurunkan hujan yang menyejukkan daratan. Namun, mata-mata air masih kering. Semua hewan di Hutan Kabini kepanasan dan kehausan.


3/22 Suatu hari, keadaan menjadi lebih aneh lagi. Matahari sudah menyembul dari balik pucuk pepohonan tertinggi, tetapi ada yang belum juga tampak. Ke mana perginya para turis manusia yang biasa berkendara dengan jip safari? Mereka biasanya selalu datang pada saat hujan ataupun cerah. Sekarang mereka semestinya sudah mondarmandir naik jip yang bising dan mengganggu di mana-mana.


4/22 Para hewan mulai terheranheran. Para manusia pasti ada di suatu tempat! Para beruang sloth mengendus-endus dengan moncong mereka yang runcing. “Kemari, Papa, kemari!” teriak seekor anak beruang. “Ada bau solar!” Papa beruang beringsut menghampiri anaknya dan menghirup dalam-dalam. “Bagus, Nak, tetapi bau solar ini sudah lama. Coba cari lagi.”


5/22 Hewan di seluruh Kabini pun memulai safari mereka sendiri. Mereka menyebutnya Safari Akbar. Tujuannya? Mencari turis manusia yang hilang beserta jip hutan mereka. Hewan-hewan itu memutuskan untuk mencari ke seluruh tempat kegemaran para turis.


6/22 Beberapa gajah dan rusa tutul berjalan ke perairan tenang di Waduk Kabini. “Mereka pasti ada di sekitar sini,” pikir hewan-hewan itu. Namun, tidak ada jip di sana.


7/22 Kajal, si harimau betina yang elok, membawa kedua putra kecilnya ke kolam kuil. “Mereka pasti mencari kita di sini,” pikirnya. Namun, setelah menunggu lama, ia pun menyerah. Tidak ada manusia hari ini.


8/22 “Mereka pasti mencari kita di belokan S,” aum Chukki, si harimau betina. “Ayo, kita ke sana,” ujarnya mengarahkan ketiga anaknya yang masih kecil dan kakak mereka. Akan tetapi, daerah di sepanjang jalur kabel listrik sangat sunyi.


9/22 Semua hewan berkeliling ke seluruh Hutan Kabini. Mereka mencari di sepanjang sungai, naik ke tempat tertinggi di hutan, dan turun ke lembah terdalam. Kawanan monyet bonnet dan langur mengintai dari pepohonan tertinggi. Elang ular bido dan elang alap membubung di atas awan untuk mencari kendaraan yang bergerak. Namun, mereka tidak melihat jip ataupun manusia. Tidak ada suara klik kamera. Tidak ada kilau teropong yang tersorot matahari. Tidak ada apa-apa. Hewan-hewan di Hutan Kabini merasa gelisah malam itu. Satu hari kemudian, dua hari kemudian, belum juga ada perubahan. Para manusia tiba-tiba saja menghilang.


10/22 Untuk beberapa saat, beberapa hewan menikmati ketenangan. “Pergilah dan tak usah kembali,” pikir mereka tentang para manusia. Sekarang mereka bebas berkeliaran dan berbaring di jalan-jalan. Hewan-hewan pemangsa bisa berburu di tempat terbuka. Seisi hutan bisa menghirup udara yang lebih bersih. Namun, tidak lama kemudian, hewan demi hewan mulai berubah pikiran.


11/22 “Anak-anakku suka berlarian dan bermain. Kadang-kadang para manusia bisa menemukan mereka lebih cepat daripada aku,” ungkap Naama, si harimau betina. “Semoga para manusia segera kembali.”


12/22 Sang induk gajah pun berderum tanda setuju. “Walaupun kadang-kadang para manusia itu mengesalkan,” katanya, “merekalah yang membuat jalan bagi kami untuk melintasi hutan dan menghindari tumbuhan saliara yang berduri.” “Ya, kadang-kadang aku berpura-pura mengejar mereka,” ujar Tambu, si gajah kecil, tertawa. “Membosankan sekali kalau mereka tidak ada.” Hewan-hewan di Hutan Kabini pun memutuskan untuk bertindak. Setelah bertahuntahun tidak diadakan, Musyawarah Hutan kembali diselenggarakan. Bhogeshwara tua nan perkasa, si gajah bergading panjang, menjadi pemimpinnya. Ia menyuruh para langur untuk menghimpun semua hewan. Seisi hutan sontak menjadi riuh oleh bermacam-macam dehaman dan teriakan. “Datanglah ke pertemuan penting!” teriak mereka. “Dijamin aman. Tidak ada pemangsa yang akan menyerang. Ayo, ayo, datang ke perairan tenang sekarang!”


1 3 / 2 2 S a t u d e mi s a t u , s e m u a h e w a n k elu a r k e p a d a n g r u m p u t di d e k a t p e r air a n. P a r a g a j a h d a n h a rim a u , r u s a d a n m o n y e t , t u p ai d a n a y a m h u t a n , b e r u a n g d a n s ela d a n g , s e r t a b e r a n g - b e r a n g d a n b u a y a. Pemandangan yang sungguh menakjubka n! Seladang adalah sapi khas India; disebut juga seb a g ai g a u r


14/22 “Wahai, kawan-kawan ... juga para lawan,” sapa Bhogeshwara dengan suaranya yang berat. “Kita berkumpul di sini hari ini karena sebuah bencana yang akibatnya mungkin ikut kita rasakan. Para manusia sedang diserang penyakit berat. Kabar ini kudapat dari sepupuku di kebun binatang dekat sini. Penyakit yang disebut COVID-19 itu sangat berbahaya sehingga para manusia bersembunyi di rumah mereka. Dahulu mereka seperti kita,” ujarnya sambil menatap gajah-gajah di sekitarnya. “Mereka sering berkerumun. Sekarang mereka harus hidup seperti kamu, Chukki,” ucapnya kepada induk harimau. “Mereka hanya boleh berkumpul dengan keluarga masing-masing. Mereka mungkin tidak datang ke sini agar kita tidak tertular. Itu sikap yang baik, bukan? Akan tetapi, mereka belum akan datang dalam waktu dekat.”


15/22 “Apakah itu berarti kita bebas menjelajah sekarang?” potong Scarface, si macan tutul. “Aku pernah hampir tertabrak jip,” tuturnya bergidik saat mengenang pengalaman itu. Doey, si rusa muda, melangkah maju. “Aku sih suka manusia,” ucapnya dengan tegas. “Mereka selalu tersenyum dan melambai ke arahku. Tidak ada harimau yang menyerang kami saat mereka ada di sini.” “Aku juga suka turis-turis itu,” kicau Paara, si merak. “Mereka benar-benar kagum pada keindahanku. Kalian tahu betapa sering mereka memotret saat aku menari?”


1 6 / 2 2 P a r a la n g u r h a n y a t e r k e k e h. “ O h , m e r e k a itu gampang diatur,” cetus Langa yang b e r b a d a n p alin g b e s a r di a n t a r a m e r e k a. “Begitu kami panggil, mereka langsung berkumpul di sekeliling kami dan mengarahkan kamera ke sana sini. Aku s e rin g b e r p u r a - p u r a b e r a d a d ala m b a h a y a u n t u k m e n gis e n gi m e r e k a. L u c u s e k ali.” “A k ui s a j ala h. Kit a k a n g e n m e r e k a , ” t e g a s S p a n n e r, si h a rim a u. B a n y a k h e w a n m e n g a n g g u k.


17/22 “Kamu? Kamu kangen mereka?” sindir sebuah suara dari balik semak. Karia, si macan kumbang yang kondang sedunia, muncul bagaikan bayangbayang lembut yang menyibak birunya angkasa. “Maaf, aku yang seharusnya paling kangen mereka. Sudah 6 tahun orang dari seluruh dunia datang ke sini demi aku dan hanya demi aku! Aku tinggal menguap dan semua kamera akan memberondong ‘klik-klik-klik’.” Ia kemudian memandang sekelilingnya dengan raut wajah merendahkan, lalu menambahkan, “Kalian semua hanya pelengkap safari. Bukankah cuma aku macan kumbang yang bisa mereka harapkan untuk dilihat?”


18/22 Hewan-hewan yang lain melihat Karia yang sudah melompat ke atas sebatang pohon tumbang. Ia memang cukup tampan, matanya yang kuning berkilauan, ekornya melengkung. Namun, untuk apa bersikap angkuh? Beberapa harimau merasa geli. Namun, para macan tutul tidak. “Masalahnya, kapan mereka datang lagi? Apa mereka tidak kangen kepadaku?” lanjut Karia yang tidak menyadari tatapan tajam Scarface ke arahnya. Seisi hutan menjadi hening.


19/22 “Kalau begitu, kita sepakat bahwa para turis tidak bermaksud buruk kepada kita,” Bhogeshwara mengumumkan. “Ayo, kita berdoa agar keadaan cukup aman bagi mereka untuk datang lagi. Sebelum waktu itu tiba, kita akan melanjutkan Safari.” Hewan-hewan Hutan Kabini menundukkan kepala. Dari para gajah yang perkasa sampai bayi garangan yang mungil berdoa agar para manusia sehat sentosa. Seisi hutan diliputi keheningan.


2 0 / 2 2 M u n g kin h e w a n - h e w a n H u t a n K a bini telah menciptakan keajaiban pada ha ri itu. Di kota-kota, para manusia pun merindukan hutan. Selain berdoa bagi kesehatan orang-orang yang mereka s a y a n gi, m e r e k a tid a k lu p a b e r d o a u n t u k h e w a n - h e w a n lia r y a n g in gin m e r e k a lindungi.


21/22 Akhirnya, para ilmuwan berhasil menciptakan vaksin untuk melawan virus itu! Setelah pandemi mereda dan karantina wilayah dicabut, para pencinta alam kembali berduyun-duyun ke Hutan Kabini. Beberapa hewan sedang melanjutkan Safari pada suatu pagi ketika mendengar derum jip pertama. “Hore!” kawanan gajah menderum untuk mengabarkan kepada seisi hutan bahwa para manusia telah kembali.


22/22 Hari itu para turis disambut dengan istimewa! Para harimau, para beruang, bahkan Karia yang jarang terlihat, menghampiri jip-jip itu seperti hendak berkata, “Selamat datang. Kami tahu kalian sayang kami. Kami pun kangen kalian.” Setelah para manusia kembali bersafari, hewan-hewan pun mengakhiri Safari Akbar mereka.


This book was made possible by Pratham Books' StoryWeaver platform. Content under Creative Commons licenses can be downloaded, translated and can even be used to create new stories - provided you give appropriate credit, and indicate if changes were made. To know more about this, and the full terms of use and attribution, please visit the following link. Disclaimer: https://www.storyweaver.org.in/terms_and_conditions Some rights reserved. This book is CC-BY-4.0 licensed. You can copy, modify, distribute and perform the work, even for commercial purposes, all without asking permission. For full terms of use and attribution, http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ Story Attribution: This story: Safari Akbar is translated by Ahmad Husni . The © for this translation lies with Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2023. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Based on Original story: 'The Great Rifasa', by Rohini Nilekani . © Pratham Books , 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Images Attributions: Cover page: Animals in Kabini forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 2: Aerial view of animals roaming in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 3: Animals and birds looking at the empty roads in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 4: Sloth bears sni ng the roads in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 5: Animals moving on di erent roads in the forest to search, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 6: Elephants and deer gathered at the backwaters in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 7: Tigers looking at empty forest lands, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 8: Five tigers roam near the power line in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 9: Birds and langurs sitting on trees looking over at the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 10: Gaur sleeping in the forest while dholes chase a wild boar, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license.


This book was made possible by Pratham Books' StoryWeaver platform. Content under Creative Commons licenses can be downloaded, translated and can even be used to create new stories - provided you give appropriate credit, and indicate if changes were made. To know more about this, and the full terms of use and attribution, please visit the following link. Disclaimer: https://www.storyweaver.org.in/terms_and_conditions Some rights reserved. This book is CC-BY-4.0 licensed. You can copy, modify, distribute and perform the work, even for commercial purposes, all without asking permission. For full terms of use and attribution, http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ Images Attributions: Page 11: Tigress resting on a rock and yawning while cubs look on, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 12: Langur sitting on a tree and elephant remembering charging at a car, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 13: Animals and birds gathering at the grasslands in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 14: Animals and birds gathered around the elephant in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 15: Leopard peacock and fawn recall encounter with jeep and tourists, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 16: Tourists in jeep taking photos of langurs, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 17: Black panther walking on a log, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 18: Black panther standing majestically on a fallen log, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 19: Elephant and mongooses in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 20: People wearing masks and praying in their balconies, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 21: Tourists in jeep clicking photos of sloth bear, elephants and black panther, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license. Page 22: Tiger looking at other animals in the forest, by Sangeetha Kadur © Pratham Books, 2021. Some rights reserved. Released under CC BY 4.0 license.


This is a Level 3 book for children who are ready to read on their own. (Bahasa Indonesia) Safari Akbar Ada yang tidak beres di Hutan Kabini. Hujan lebat belum juga tiba, para turis manusia yang biasa berkendara dengan jip safari pun tampaknya menghilang. Hewan-hewan di Hutan Kabini berkumpul untuk memulai safari mereka sendiri. Kisah seru dari sudut pandang yang unik tentang luasnya dampak pandemi COVID-19. Pratham Books goes digital to weave a whole new chapter in the realm of multilingual children's stories. Knitting together children, authors, illustrators and publishers. Folding in teachers, and translators. To create a rich fabric of openly licensed multilingual stories for the children of India and the world. Our unique online platform, StoryWeaver, is a playground where children, parents, teachers and librarians can get creative. Come, start weaving today, and help us get a book in every child's hand!


Click to View FlipBook Version