13 RESEARCH JOURNAL ON TEACHER PROFESSIONAL DEVELOPMENT 2023, VOL. …, NO. ….,…-…. https://doi.org/...... Penerapan Metode Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV UPTD SDN 4 Trimulyo Tahun Pelajaran 2023/2024 Aan Hermawati, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, 5123, Indonesia ABSTRACK The learning methods used to improve student learning outcomes must be appropriate. This research was conducted with the aim of improving student learning outcomes in Islamic Religious Education (PAI) subjects through the application of the picture and picture learning method. An action study (action research) was carried out on PAI learning material regarding material on welcoming puberty in class IV UPTD SDn 4 Trimulyo for the 2023/2024 academic year. Indicator results: The application of the Picture and Picture method can improve the learning outcomes of class IV students at SDN 4 Trimulyo, Sekampung District, East Lampung for the 2023/2024 academic year. Students' learning completeness in cycle I was 70%, and in cycle II it was 90%. Increased learning completeness by 20% on the theme of welcoming puberty, material according to biology and jurisprudence, as well as obligations after puberty. Keywords: learning outcomes, puberty age, pictures ABSTRAK Metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik haruslah tepat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui penerapan metode pembelajaran picture and picture. Studi tindakan (action research) dilakukan pada pembelajaran PAI materi mengenai materi menyambut usia baligh pada kelas IV UPTD SDn 4 Trimulyo tahun pelajaran 2023/2024. Indicator hasil Penerapan metode Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 4 Trimulyo Kecamatan Sekampung Lampung Timur tahun pelajaran 2023/2024. Ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I sebesar 70%, dan pada siklus IIsebesar 90%. Peningkatan ketuntasan belajar sebesar 20% pada tema menyambut usia baligh materi baligh menurut biologi dan fiqih serta serta kewajiban-kewajiban setelah baligh. Kata kunci : hasil belajar, usia baligh, gambar
14 A. Pendahuluan Kurikulum merdeka memiliki agar siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi karena para guru diberikan “kemerdekaan” dalam mengajar. Guru dibebaskan untuk memilih metode pengjaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Pembelajaran pada kurikulum merdekan menuntut adanya keaktifan peserta didik. Untuk dapat menjadikan peserta didik aktif dalan kegiatan pembelajaran, maka guru harus kreatif dalam mencari dan menetapkan metode pembelajaran unruk mengakrifkan aktivitas belajar peserta didik. Pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, pengetahuan awal para peserta didik yang diperoleh melalui pre-tes tertulis maupun tanya jawab diawal pelajaran, serta pokok bahasan yang akan disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan guru telah berhasil dalam mengajar. Metode yang akan peneliti terapkan adalah metode picture and picture. Picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Metode pembelajaran picture and picture, mengandalkan gambar sebagai media dalamproses pembelajaran. Metode ini dipilih karena dalam menggunakan metode ini melibatkan seluruh peserta didik dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV UPTD SDN 4 Trimulyo Tahun Pelajaran 2023/2024. B. Kerangka teori Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.1 Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional, yang didefinisikan sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh seseorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan tahapantahapan tertentu. Pemilihan metode belajar yang tepat memungkinkan peserta didik untuk menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran 1 Uno, HB, Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efisien, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), h.
15 yang dikeluarkan3 sehingga akan lebih mudah dalam memahami materi. Picture and picture adalah strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran, gambar yang digunakan sebagai media dipasangkan dan dirutkan secara logis”2 Menurut Johonson kelebihan metode pembelajaran picture and picture yaitu guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis, membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, mengembangkanmotivasi untuk belajar yang lebih baik, dan siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.3 Sedangkan kekurangan metode pembelajaran picture and picture menurut Johonson yaitu memakai banyak waktu, banyak siswa yang pasif, guru khawatir akanterjadi kekacauan di kelas, banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama, dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. Belajar adalah serangkaian kegiatan fisik dan psikis untuk memperoleh pengalaman. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku secaramenyeluruh baik yang kasat mata maupun perubahan sebagai hasil dari pengalaman belajar untuk menjadi individu yang lebih baik lagi. Hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor4 Hasil belajar adalah hasil usaha peserta didik yang diperoleh sellama peserta didik yang diperoleh selama peserta didik menerima pengalaman belajar yang akan memberikan perubahan dari sesuatu yang kurang baik menjadi sesuatu yang lebih baik. Perubahan ini meliputi perubahan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penulis dapat menguraikan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang terjadi pada diri peserta didik yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. perubahan prilaku peserta didik meliputi wawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan ciri-ciri perubahan prilaku peserta didik bersifat intensional, positif, dan efektif. Hasil belajar dapat diukur dan dinilai setelah peserta didik melakukan proses belajar. 2 Huda, M., Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013). 3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. (Surabaya:Kencana, 2009). 4 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.80
16 C. Metode Penelitian ini diawali dengan observasi awal untuk mendapatkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik dan guru. Aktivitas tersebut diikuti dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kegiatan ini diulang sampai terpenuhinya target yang telah diterapkan dalam indikator kinerja. Dalam penelitian ini keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam 2 siklus yang sebelumnya telah dilaksanakan pembelajaran awal (pra siklus). Setiap tahapan siklus didasarkan atas masukan dari siklus sebelumnya sebagaimana Gambar 1. Gambar 1. Rancangan PenelitianTindakan Kelas D. Hasil penelitian Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 4 Trimulyo Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur diperoleh data sebabagai berikut: Tabel 3. Hasil Belajar Peserta Didik Prasiklus No Komponen Analisis Pra Siklus 1 Tuntas Belajar ≥ 75 20 % 2 Belum Tuntas ≤ 75 80 % Refleksi Perencanaan Pengamatan Pelaksanaan ? SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan SIKLUS I Perencanaan Refleksi
17 Pra Siklus 90 80 70 60 50 40 30 Tuntas Tidak Tuntas Pra Siklus Gambar 4. Hasil Belajar Pra Siklus Secara visual diketahui bahwa hasil belajar peserta didik yang tuntas pada pra siklus adalah 20% dan yang tidak tuntas sebanyak 80% dengan rata-rata nilai 65. Berdasarkan hasil pengamatan prasiklus ini diketahui bahawa peserta didik yang tuntas belajar belum mencapai 75%. Pada prasiklus guru menggunakan metode ceramah dan diselingi tanya jawab untuk menjelaskan materi. Kegitan pembelajaran terkesan monoton, sehingga menyebabkan peserta didik bosan dan kurang fokus dalam belajar. Kegiatan observasi dan tes awal ini digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk pemberian tindakan agar peserta didik dapat mecapai kriteria ketuntasan minimal. Solusi yang diambil guru dalam memecahkan masalah mengenai mengenai materi aku senang berwudhu ini, maka akan dilakukan tindakan berupa penerapan metode picture and picture. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam satu pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode pembelajaran picture and picture di kelas IV UPTD SD Negeri 4 Trimulyo dengan jumlah peserta didik 17 peserta didik yang terdiri dari 7 peserta didik laki-laki dan 10 peserta didik perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Setelah melalui tahapan-tahapan
18 tersebut maka diperoleh data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan pembelajaran picture and picture di kelas IV UPTD SD Negeri 4 Trimulyo. 1. Siklus I Pelaksanaan siklus I dilakukan satu kali pertemuan, yaitu pada Senin, 02 oktober 2023 dengan memberikan tes siklus 1 kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. a. Tahap Perencanaan Siklus I Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan dilaksanakan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain sebagai berikut: Menyusun alur tujuan pembelajaran (ATP). Pada tahapan ini jugaterdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu peneliti terlebih dahulu menentukan tema dan subtema yang akan diambil, adapun tema dan subtema yang diambil yaitu tema menyambut usia baligh. Kemudian alur tujuan pembelajaran (ATP) tersebut juga harus dicantumkan dan disesuaikan dengan metode pembelajaran yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran yaitu pembelajaran picture and picture. Menyusun dan mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan. Pada tahapan ini beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu peneliti menyiapkan buku guru dan buku siswa sesuai dengan tema yang akan diajarkan dan digunakan sebagai pedoman ketika mengajar, lalu peneliti juga menyiapkan gambar-gambar yang disesuaikan dengan materi untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Menyiapkan media pembelajaran. Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan, yaitu peneliti terlebih dahulu menyesuaikan antara materi yang akan diajarkan dengan media yang akan dibuat, setelah itu peneliti membuat media berupa potongan-potongan gambar, kemudian menyiapkan karton yang akan digunakan sebagai tempat untuk menempel potongan-potongan gambar, pada karton tersebut diberi judul besar di bagian atas sesuai dengan materi.
19 Mempersiapkan lembar observasi. Pada tahapan ini peneliti membuat lembar observasi aktivitas siswa. Pada lembar observasi ini peneliti akan mengobservasi aktivitas peserta didik yaitu membaca materi, memperhatikan penjelasan guru, memberikan pertanyaan dan mengemukakan pendapat, berdiskusi di dalam kelompok, dan bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan lembar observasi guru disusun untuk mengamati aktivitas guru dalam penerapan langkah-langkah pembelajaran mengginakan metode picture and picture. Mempersiapkan lembar soal diakhir siklus. Pada tahapan ini, peneliti menyusun soal yang akan digunakan pada akhir pertemuan atau diakhir siklus. Selain soal peneliti juga menyusun rubric penlaian untuk penilaian ranah psikomotorik. b. Tahap Pelaksanaan Siklus I Siklus I ini tindakan dilakukan sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Seperti yang sudah dirincikan di dalam tahap perencanaan maka pada siklus pertama ini akan disampaikan pengertian baligh, baligh menurut fiqih dan biologi. Pada saat pembelajaran dengan menjelaskan meteri pengertian baligh sudah mulai menggunakan gambar-gambar yang menggambarkan tentang materi yang dipelajari. Sedangkan pada materi pengertian baligh diberikan penjelasan disertai dengan contoh- contoh. Selama kegiatan pembelajaran guru selalu memotivasi supaya peserta didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru mengistruksikan peserta didik untuk mencatat setiap materi penting yang disampaikan oleh guru, dan membimbing peserta didik dalam kegiatan belajar kelompok. Guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya. Setekah bekerja dalam kelompok menggunakan media gambar, peserta didik secara bergantian mengurutkan dan mengumpulkan gambar- gambar sehingga menjadi urutan dan kumpulan yang logis. Guru memberikan tes pada akhir siklus I. Adapun hasil belajar pada akhir siklus I ini adalah sebagai berikut:
20 Gambar 5. Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui peserta didik yang telah tuntas belajar atau sudah melampaui KKM yang ditetapkan yaitu 75 sudah mencapai 70% atau 12 peserta didik. Ini berarti 5 peserta didik lainnya belum tuntas belajar. Rata-rata nilai peserta didik mencapai 74. Berdasarkan hasil belajar siklus I ini terlihat bahwa peserta didik telah mengalami peningkatan. Pada prasiklus diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik hanya 65 sedangkan pada siklus I naik menjadi 74. Adapun presentase ketuntasan peserta didik juga mengalami peningkatan sebesar 50%, yakni pra siklus menunjukkan 20% sedangkan pada siklus I mencapai 70%. Meskipun rata-rata nilai peserta didik sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan namun indikator keberhasilan ketuntasan secara umum belum mencapai 75%. Oleh karena itu masih diperlukan refleksi lalu diperbaiki lagi pada siklus II. Tahap Observasi: pada tahap ini aktivitas guru dan peserta didik diamati oleh observer. Adapun hasil pengamatan terhadap guru dan peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Hasil Observasi pada Peserta Didik Siklus I No Aspek yang Diamati Skor 1 Membaca Materi 3 2 Mendengarkan Penjelasan Guru 3 3 Memberikan Pertanyaan dan Mengemukakan Pendapat 2 4 Berdiskusi di dalam Kelompok 3 Siklus I 80% 70% 60% 50% Siklus I 30% 20% 10% 0% Tuntas Tidak Tuntas
21 5 Bersemangat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran 3 Jumlah Skor 14 Presentase 70% Baik Keterangan: Skor terdiri atas 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), dan 4 (sangat baik) Terdapat 5 aspek yang dinilai, sehingga total skor adalah 20. Kriteria penilaian : < 25% (kurang); >25 – 50% (cukup); >50 – 75% (baik); dan > 75% (sangat baik). Berdasarkan tabel 4 maka dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik mencapai 70% dengan kategori baik. Tetapi aktivitas peserta didik dikatakan tuntas dalam kegiatan pembelajaran apabila sudah mencapai 75%. Oleh karena itu pada aktivitas peserta didik masih harus ditingkatkan lagi pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. Tabel 5. Hasil Observasi pada Guru Siklus I No Aspek yang Diamati Skor 1 Keterampilan Membuka Pelajaran 4 2 Penguasaan Materi 3 3 Penguasaan Metode 4 4 Keterampilan Menjelaskan 3 5 Penguasaan Kelas 3 6 Kemampuan Menggunakan Alat/ Media 3 7 Kemampuan Berkomunikasi dalam Kegiatan Pembelajaran 4 8 Keterampilan Menggunakan Penguatan 3 9 Keterampilan Mengevaluasi 4 10 Kemampuan Menutup Pelajaran 3 Jumlah Skor 34 Presentase 85% Sangat Baik Keterangan: Skor terdiri atas 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), dan 4 (sangat baik) Terdapat 10 aspek yang dinilai, sehingga total skor adalah 40. Kriteria penilaian : < 10% (kurang); >10 – 50% (cukup); >50 – 75% (baik); dan > 75% (sangat baik). Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran sudah mencapai 85% dengan kategori sangat baik. Ini dapat dimaknai bahwa guru telah melaksanakan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran dengan sangat baik. Tetapi dengan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran yang sudah ada pada kategori sangat
22 baik ini masih perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi aktivitasnya. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar minimal. Tahap Refleksi: Berdasarkan hasil belajar peserta didik dan hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik dan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I maka dapat disimpulkan adanya beberapa perubahan yaitu: pertama, terjadi adanya peningkatan hasil belajar peserta didik yang semula rata-rata pada prasiklus hanya 65, setelah adanya siklus I menjadi 74. Sedangkan presentase ketuntasan pada prasiklus sebesar 20% dan terjadi kenaikan pada siklus I menjadi 70%. Namun demikian presentase ketuntasan belum mencapai 75%. Kedua, aktivitas belajar peserta didik pada siklus I sudah masuk kategori baik yaitu mencapai 70%. Namun, ini belum termasuk kategori aktivitas belajar peserta didik menjadi tinggi karena belum mencapai angka 75% sebagai batas ketuntasan minimal. Adapun aktivitas yang harus diperbaiki adalah pada aktivitas memberikan bertanya dan memberikan pendapat. Ketiga, kegiatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran sudah ada pada kategorisangat baik yaitu mencapai 85%. Namun ternyata aktivitas guru yang sudah sangat baik ini belum cukup untuk memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencapai ketuntasan minimal. Dengan mempertimbangkan hasil refleksi ini maka sangat perlu adanya perbaikan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya. Hal ini dimaksudkan unruk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan aktivitas belajar peseseta didik. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Siklus II Siklus II ini peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran sama dengan siklus I hanya saja ada perubahan sebagai perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Perencanaan pemberian tindakan pada siklus II tertuang di dalam alur tujuan pembelajaran (ATP). Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah mengenai kewajiabn setelah baligh. Peneliti menyiapkan gambar-gambar yang berisimengenai kewajiban setelah baligh, lembar observasi peserta didik, lembar observasiuntuk guru, dan lembar soal untuk tes akhir. b. Tahap Pelaksanaan Siklus II Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Materi yang diajarkan pada
23 siklus II ini adalah kewajiban setelah baligh. Pelaksanaan pembelajaran mengacu padamodul ajar yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan pada siklus I. Perbedaanya pada siklus II guru menekankan pada pemberian motivasi kepada peserta didik agar peserta didik menjadi lebih aktif
24 dalam kegiatan pembelajaran. Tes akhir dilakukan di akhir siklus untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Adapun hasil tes akhir peserta didik adalah sebagai berikut: Gambar 6. Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan gambar 6 tersebut dapat diketahui bahwa peserta didik yang telah tuntas belajar atau sudah melampaui KKM yang ditetapkan yaitu 75 sudah mencapai 90% atau 15 peserta didik. Ini berarti 2 peserta didik lainnya belum tuntas belajar. Rata-rata nilai peserta didik mencapai 86. Berdasarkan hasil belajar siklus II ini terlihat bahwa peserta didik telah mengalami peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 12. Pada siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik hanya 74 sedangkan pada siklusII naik menjadi 86. Adapun presentase ketuntasan peserta didik juga mengalami peningkatan sebesar 20%, yakni siklus I menunjukkan 70% sedangkan pada siklus II mencapai 90%. c. Tahap Observasi Siklus II Pada tahap ini aktivitas guru dan peserta didik tetap diamati oleh observer seperti pada siklus I. Adapun hasil pengamatan terhadap guru dan peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Siklus II 100 80 60 Tuntas Tidak Tuntas Siklus II
25 Tabel 6. Hasil Observasi pada Peserta Didik Siklus II No Aspek yang Diamati Skor 1 Membaca Materi 3 2 Mendengarkan Penjelasan Guru 4 3 Memberikan Pertanyaan dan Mengemukakan Pendapat 3 4 Berdiskusi di dalam Kelompok 4 5 Bersemangat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran 4 Jumlah Skor 14 90% Presentase Sangat Baik Keterangan: Skor terdiri atas 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), dan 4 (sangat baik) Terdapat 5 aspek yang dinilai, sehingga total skor adalah 20. Kriteria penilaian : < 25% (kurang); >25 – 50% (cukup); >50 – 75% (baik); dan > 75% (sangat baik). Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 70% menjadi 90% pada siklus II. Aktivitas belajar peserta didik pada siklus II ini berada dalam kategori sangat baik dan sudah melampaui persentase ketuntasan pembelajaran minimal, yaitu 75%. Ini berarti aktivitas belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan. Tabel 7. Hasil Observasi pada Guru Siklus II No Aspek yang Diamati Skor 1 Keterampilan Membuka Pelajaran 4 2 Penguasaan Materi 4 3 Penguasaan Metode 4 4 Keterampilan Menjelaskan 4 5 Penguasaan Kelas 4 6 Kemampuan Menggunakan Alat/ Media 4 7 Kemampuan Berkomunikasi dalam Kegiatan Pembelajaran 4 8 Keterampilan Menggunakan Penguatan 3 9 Keterampilan Mengevaluasi 4 10 Kemampuan Menutup Pelajaran 3 Jumlah Skor 34 95% Presentase Sangat Baik
26 Keterangan: Skor terdiri atas 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), dan 4 (sangat baik) Terdapat 10 aspek yang dinilai, sehingga total skor adalah 40. Kriteria penilaian : < 10% (kurang); >10 – 50% (cukup); >50 – 75% (baik); dan > 75% (sangat baik). Berdasarkan pada tabel 8 dapat diketahui bahwa pada siklus II ini aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran sudah mencapai 95% yang sebelumnya pada siklus I mencapai 85%. Ini berarti terdapat peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan guru sudah sangat baik dalam melakukan pengelolaan pembelajaran. d. Tahap Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II berupa tes dan observasi terhadap guru dan peserta didik maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut: pertama, hasil belajar peserta didik pada siklus II ini sudah menunjukkan adanya peningkatan sehingga dapat dikatakan lebih baik dari siklus I. Ini terlihat dari rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus I yaitu 74 menjadi 86. Sedangkan presentase ketuntasannya dari 70% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II. Maka hal ini menunjukkan bahwa presentase ketuntasannya telah melebihi indikator keberhasilan yaitu 75. Kedua, aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 70% menjadi 90% pada siklus II. Dengan demikian ketuntasan minimal pembelajaran telah terpenuhi. Ketiga, aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 85% menjadi 95% ada siklus II. E. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dan aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya. Hasil belajar peserta didik diukur menggunakan tes di akhir setiap siklus. Adapun indikator keberhasilannya adalah apabila ketuntasan belajar sudah mencapai 75%. Pembelajaran pada siklus I difokuskan pada penerapan metode picture and picture. Metode pembelajaran ini masih tergolong baru di kalangan peserta didik karena metode inibaru
27 pertama kali diterapkan di SD Negeri 4 Trimulyo Kecamatan Sekampung. Dikarenakan metode ini belum pernah diterapkan, maka secara teknis, guru dan peserta didik juga belum sepenuhnya memahami penerapan metode picture and picture. Maka sebelum kegiatan pembelajaran, guru dan teman sejawat melakukan diskusi mengenai penerapan metode ini. Walaupun guru telah melakukan diskusi sebelum kegiatan pembelajaran, ternyata pada saat penerapan masih terjadi beberapa kendala, yaitu peserta didik belum mampu memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara maksimal. Selain kendala dari peserta didik, guru juga merasa kewalahan dalam pengelolaan kelas. Namun kendala ini dengan cepat bisa diatasi oleh guru. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan pada saat pra siklus. Peningkatan rata-rata belajar dari pra siklus ke siklus I mencapai 9. Peningkatan ini terlihat dari rata-rata hasil belajar peserta didik pra siklus sebesar 65 dan pada saat siklus I mencapai 74. Sedangkan untuk ketuntasan belajar menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu 50%. Ini terlihat dari ketuntasan belajar pada prasiklus yang hanya 20%, dan setelah siklus I menjadi 70%. Meskipun hasil belajar sudah menunjukkan adanya peningkatan namun masih perlu diadakan perbaikan di siklus II. Hal ini dikarenakan ketuntasan minimal yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 75%. Pembelajaran pada siklus II difokuskan pada peningkatan aktifitas belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik diminta lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menjelaskan gambar-gambar yang telah disusunnya dengan bergantian. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II ini setiap peserta didik harus mampu menjelaskan gambargambar yang disusunnya. Cara ini ditempuh guru untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman materi yang telah dipelajarai. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus I adalah 74 dan ketuntasan belajar peserta didik mencapai 70%. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 86 dan ketuntasan belajar peserta didik mencapai 90%. Ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tidak hanya hasil belajar yang mengalami peningkatan, aktifitas belajar peserta didik juga menunjukkan ada peningkatan. Presentase aktifitas peserta didik pada siklus I adalah 70%, sedangkan pada siklus II mencapai 90%. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas belajar peserta didik telah memenuhi target yang peneliti tetapkan.
28 Peningkatan hasil belajar peserta didik pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Perbandingan Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I, dan SiklusII No Komponen Analisis Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Tuntas Belajar ≥ 75 20% 70% 90% 2 Belum Tuntas < 75 80% 30% 10% Gambar 7. Perbandingan Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Tabel 9. Perbandingan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No Tahap Pembelajaran Presentase 1 Pra Siklus 40% 2 Siklus I 70% 3 Siklus II 90% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% Tuntas Tidak Tuntas Pra Siklus Siklus I SiklusII
29 Gambar 8. Perbandingan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I, dan SiklusII Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode picture andpicture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik sebesar 50% dan hasil belajar sebesar 70% pada materi bersih itu sehat terkhusus materi mengenal arti bersih dan suci dan aku senang berwudhu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IV SDN 4 Trimulyo Kecamatan Sekampung. F. Kesimpulan Penerapan metode Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 4 Trimulyo Kecamatan Sekampung Lampung Timur tahun pelajaran2023/2024. Ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I sebesar 70%, dan pada siklus IIsebesar 90%. Peningkatan ketuntasan belajar sebesar 20% pada tema menyambut usia baligh materi baligh menurut biologi dan fiqih serta serta kewajiban-kewajiban setelah baligh. Ucapan terimakasih Peneliti telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag 2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang Dr. H. Ahmad Ismail, M.Ag 100% 80% Series1 20% Pra Siklus Siklus I SiklusII
30 3. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Mahfud Junaidi, M.Ag 4. Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang Drs. H. Muslam, M.Ag 5. Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Muslih, MA 6. Ketua Program Studi PPG Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (FTIK) UIN Walisongo Semarang Dr. H. Musthofa, M.Ag 7. Sekretaris Program Studi PPG Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (FTIK) UIN Walisongo Semarang Dr. Dwi Istiyani, M.Ag 8. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Sofa Muthohar, M.Ag 9. Ibu Irma Zuhraida,S.Ag selaku Guru Pamong 10. Bapak Bibit,S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah UPTD SDN 4 Trimulyo Kec.Sekampung Kab.Lampung Timur 11. Seluruh Dewan Guru dan Siswa-Siswi UPTD SDN 4 Trimulyo Kec.Sekampung 12. Anak-anak tercinta,serta seluruh keluarga yang selalu mendukungmoril dan materil 13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas ini. Kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan penelitian tindakan kelas ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Akhirnya semoga hasil penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan model dan metode pembelarjan khusnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan umumnya untuk mata pelajaran lain. Referensi Mulyasa, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum merdeka. Bandung: Remaja Rosdakarya. Feny Sellah, 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pembelajaran Tematik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi. Skripsi Tidak Diterbitkan. Jambi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin. Frisca Kumala Dewi, 2013. Penerapan Model Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas II SDN Bringin 02 Semarang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
31 Hakim, T. 2005. Belajar Secara Efektif. 5thed. Jakarta: Puspa Swara. Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya:Kencana. Dimyati dan Mudjiono. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.