The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by DINA TRI LESTARI, 2024-04-27 12:51:21

E-MODUL SEJARAH (PTK DINA)

E-MODUL SEJARAH (PTK DINA)

e-modul s Kera e jaan j -ker a ajaan r Islam a di Ind h onesia Disusun oleh Dina Tri Lestari, S. Hum.


Capaian Umum Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsep-konsep dasar manusia, ruang, waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode penelitian sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, kunjungan langsung ke tempat bersejarah, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menganalisis serta mengevaluasi berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia meliputi konsep asal-usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia. Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer atau sekunder untuk melakukan penelitian sejarah lokalyang memiliki benang merah dengan keindonesiaan baik langsung ataupun tidak langsung, secara diakronis dan/ atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/ atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan berbagai keterampilan sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. FASEE Sejarah


K O N T E N SEJARAH X FASEE Teori Masuknya Islam ke Indonesia Saluran Penyebaran Islam di Indonesia Bukti-bukti Peninggalan Perkembangan Islam di Indonesia Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Malaka Kerajaan Aceh Kerajaan Demak Kerajaan Mataram Islam Kerajaan Banten Kerajaan Gowa-Tallo Kerajaan Ternate dan Tidore 02 05 07 10 14 17 20 24 28 33 39


TEORI MASUKNYA ISLAM KEINDONESIA Teori Gujarat Tokoh: Pijnappel dan Moqette Teori ini menyebutkan bahwa Islam dibawa ke Indonesia pada abad ke-13 M, yang membawa agama Islam ke Indonesia ialah orang-orang Arab yang sudah lama tinggal di Gujarat (India). Keunggulan: Makam Sultan Malik As-Saleh Keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) Kelemahan: Samudera Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. saat Islamisasi Samudera Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu. Tokoh: Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningra Teori ini menyebutkan bahwa Islam dibawa ke Indonesia pada abad ke-7 M,yang membawa agama Islam ke Indonesia ialah kaum Syiah, Persia. Keunggulan: Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein, di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut di Pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Kelemahan: Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara. Teori Persia 02


Tokoh: Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby Teori ini menyebutkan bahwa Islam dibawa ke Indonesia pada abad ke-10 M, Islam masuk ke Indonesia karena dibawa perantau Muslim China yang datang ke Indonesia. Keunggulan: Fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M Adanya masjid tua beraksitektur China diJawa Raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah) Catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China. Kelemahan: Teori ini hanya menjabarkan peranan China dalam mendatangkan Islam ke nusantara, yang didukung dengan bukti-bukti Islam di Indonesia ternyata dipengaruhi oleh budaya China Teori Cina Teori Arab Tokoh: Van Leur, Anthony H.Johns, T.W Arnold, Buya Hamka, Naquib al-Attas, Keyzer, M. YunusJamil, dan Crawfurd Teori ini menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung saat abad ke-7 M. Islam dibawa para musafir Arab(Mesir)yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia. Kelebihan: Pada abad ke 7yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab), Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, Adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasaiyang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir. Kelemahan: Kurangnya fakta dan buktiyang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia Jacob Cornelisvan Leur 03


04


SALURAN PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik dari kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri para saudagar itu. Sebelum melaksanakan perkawinan, mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan muslim. Dalam perkembangan berikutnya ada pula wanita Muslim yang dikawinkan oleh keturunan bangsawan. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak bupati, karena hal tersebut turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Nyai Kawungaten, Brawijaya dengan putri Campa yang menurunkan Raden Patah (raja pertama Demak), dll. ada taraf awal permulaan Islamisasi adalah Pperdagangan. Kesibukan lalu lintas perdangan pada abad ke-7 hingga ke-16 Masehi membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negerinegeri bagian barat, tenggara dan timur benua Asia. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mengutip pendapat Tome Pires berkenaan dengan saluran Islamisasi melalui perdagangan di pesisir Pulau Jawa, Uka Tjandrasasmita menyebutkan bahwa para pedagang Muslim banyak yang bermukim di pesisir Pulau Jawa yang penduduknya ketika itu masih kafir. Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar, sehingga jumlah mereka menjadi banyak dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat, penguasa-penguasa Jawa, yang menjabat sebagai bupati-bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan hanya sekadar faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena faktor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang muslim. Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama-ulama. Di pesantren atau pondok, calon ulama, guru agama, dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masingmasing kemudian berdakwah ke tempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel daeah Surabaya dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren Giri ini banyak yang diundang untuk mengajarkan agama Islam. 05


Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang, Sunan Bonang juga menggunakan media sinden dalam menyebarkan agama Islam. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni musik (lagu tradisional, gamelan, dan lain-lain), seni bangunan dan seni ukir. Pengajaran-pengajaran tasawuf atau para sufi, mengajarkan filosofiyang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Di antara mereka ada juga yang mengawini putri-putri bangsawan setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Di antara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Muhammad Nawawi alBantani di Banten, Syekh Yusuf al-Makassari di Makassar. Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di abad ke-19 bahkan di abad ke-20 ini. Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah Rajanya masuk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat berpengaruh tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatra dan Jawa maupun di Indonesia bagain timur, demi kepentingan politik kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non-Islam. Kemengan kerajaan Islam secara politik banyak menarik penduduk kerajaan non-Islam untuk masuk Islam. 06


BUKTI - BUKTI PENINGGALAN PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA BUKTI - BUKTI PENINGGALAN PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA Dalam seni bangunan di zaman perkembangan Islam, nampak pada perpaduan antara unsur Islam dengan kebudayaan pra Islam yang telah ada. Seni bangunan Islam yang menonjol adalah masjid. Fungsi utama masjid adalah tempat beribadah bagi orang Islam. Masjid atau mesjid dalam bahasa Arab mungkin berasal dari bahasa Aramik atau bentuk bebas dari perkataan sajada yang artinya merebahkan diri untuk bersujud. Dalam bahasa Ethiopia terdapat perkataan mesgad yang dapat diartikan dengan kuil atau gereja. Di antara dua pengertian tersebut yang mungkin primer ialah tempat orang merebahkan diri untuk bersujud ketika salat atau sembayang. Di Indonesia sebutan masjid serta bangunan tempat peribadatan lainnya ada bermacam-macam sesuai dan tergantung kepada masyarakat dan bahasa setempat. Sebutan masjid, dalam bahasa Jawa lazim disebut mesjid, dalam bahasa Sunda disebut masigit, dalam bahasa Aceh disebut meuseugit, dalam bahasa Makassar dan Bugis disebut masigi. 07


HIKAYAT HANG TUAH 08


P ada masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembangan ajaran bahwa seni ukir patung dan melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata tidak diperbolehkan. Di Indonesoa ajaran tersebut ditaati. Hal ini menyebabkan seni patung di Indonesia pada zaman madya, kurang berkembang. Padahal pada masa sebeluknya seni patung sangat berkembang, baik patung-patung bentuk manusia maupun binatang. Akan tetapi, sesudah zaman madya seni patung berkembang seperti yang dapat kita saksikan sekarang ini. Walaupun seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak diperbolehkan. Para seniman tidak ragu-ragu mengambangkan seni hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan sebelumnya. Kemudian juga ditambahlan seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). 09


KERAJAAN SAMUDERA PASAI KERAJAAN SAMUDERA PASAI 10


yaitu Selat Malaka. Dengan posisi yang sangat strategis ini, Kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan Islam yang cukup kuat pada masa itu. Pendiri kerajaan ini adalah Nazimuddin al-Kamil, seorang laksamana laut dari Mesir. Beliau meletakkan dasar-dasar pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai dengan berlandaskan kepada hukumhukum ajaran agama Islam. Sultan Malik As-Saleh memerintah Samudera Pasai dari tahu 1285 - 1297 M. Perkawinan Sultan Maik As-Saleh dengan Putri Ganggang Sari (Putri dari Raja Perlak) dapat memperkuat kedudukannya di daerah pantai timur Aceh. Sultan Malik Thair (Malik at-Thahir) memerintah dari tahun 1927 - 1326 M. Setelahnya pemerintahan dilanjutkan oleh Sultan Mahmad Malik Az-Zahir atau Sultan Malik at-Thahir II. Pada masa kepemimpinannya kerajaan ini berhasil mencapai puncak kejayaanya. Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang menganut agama Islam. Secara geografis, letak Kerajaan Samudera Pasai di daerah pantai timur pulau Sumatra bagian utara. Letak ini dekat dengan jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu, 11


KEHIDUPAN EKONOMI SOSIAL BUDAYA Dengan letaknya yang strategis, Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan maritim dan bandar transito. Menurut keterangan Ibnu Bathutah, komoditi perdagangan Samudra Pasai adalah lada, kapur barus, dan emas. Untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai alat tukar yaitu uang emas yang dinamakan Deureuham (dirham) dan Cietis. Banyak pedagang asing yang sering singgah bahkan menetap di daerah Samudra Pasai. Mereka yang datang dari berbagai negara seperti Persia, Arab dan Gujarat kemudian bergaul dengan penduduk setempat dan menyebarkan agama serta kebudayaan masing-masing. Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis karya mereka dalam bahasa melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalag Hikayat Raja Pasai (HRP). Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf. 12


AKHIR KERAJAAN SAMUDERA PASAI Pada waktu Samudra Pasai berkembang, Majapahit juga sedang mengembangkan politik ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera Pasai dan Delhiyang membahayakan kedudukannya, maka pada tahun 1350 Masehi segara menyerang Samudra Pasai. Akibatnya, Samudra Pasai mengalami kemunduran. Pusat perdagangan Samudra Pasai pindah ke Pulau Bintan dan Aceh Utara (Banda Aceh). Kemudian Samudra Pasai runtuh ditaklukan Aceh. 13


KERAJAAN MALAKA 14


KHEHIDUPAN POLITIK Iskandar Syah adalah nama lain dari Paramisora, seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit yang berhasil melarikan diri dari Perang Paregreg. Beliau memutuskan menganut agama Islam dan menjadikan Kerajaan Malaka sebagai kerajaan Islam dan berhasil menjadikan Malaka sebagai kerajaan penting di Selat Malaka. Beliau memerintah Kerajaan Malaka dari tahun 1396 - 1414 M. Setelah Iskandar Syah meninggal, tahta kerajaan Malaka dipegang oleh putranya yang bernama Muhammad Iskandar Syah yang memerintah dari tahun 1414 - 1424 M. Pada masa pemerintahannya, wilayah Kerajaan Malaka diperluas hingga mencapai seluruh wilayah semenanjung Malaya. Muhammad Iskandar Syah berhasil membawa kerajaan ke arah kejayaannnya sebagai kerajaan maritim. Namun, ditengah-tengah keberhasilan itu terjadi pemberontakan dari saudaranya sendiriyang bernama Mudzafat Syah. Setelah Mudzafat Syah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah dari tahta Kerajaan Malaka, maka Mudzafat Syah mulai memimpin Kerajaan Malaka dari tahun 1424 - 1458 M. Mudzafat Syah merupakan raja pertama dari Kerajaan Malaka yang menggunakan gelar sultan. Setelah beliau wafat, kepemimpinan Malaka dilanjutkan oleh putranya yang bernama Mansyur Syah yang memerintah dari tahun 1458 - 1477 M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Malaka mengalami kemuajuan yang sangat peat dan berhasil menjadi pusat perdagangan dan pusta penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. 15


KEHIDUPAN EKONOMI Peranan Kerajaan Malaka sebagai penguasa perdagangan di Asi Tenggara terlihat dari ramainya perdagangan yang berpusat di ibu kota kerajaan tersebut. Kapal-kapal dari Indonesia bagian timur membongkar sauh di pelabuhan Malaka, demikian pula kapalkapal Negeri Tiongkok. Adapun kapal-kapal dari Arab datang dari arah utara untuk membeli dan mengangkit barang dagangan ke negerinya atau diteruskan ke Eropa melalui Pelabuhan Venesia. Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya Undang-undang laut yang berisi peraturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Dalam undang-undang itu ditemukan syarat-syarat sebuah kapal untuk berlayar, nama-nama jabatan serta tanggung jawab masing-masing saat berlabuhnya suatu kapal dan sebagainya guna mempermudah terjalinnya komunikasi antarpedagang, maka bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa perantara yang disebut juga sebagai bahasa Kwun-Iun. 16


KERAJAAN ACEH KERAJAAN ACEH Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Secara geogarfis letak Kerajaan Aceh sangat strategis, yaitu di Pulau Sumatra bagian utara dan dekat dengan jalur palayaran perdagangan internasional pada masa itu,yaitu di sekitar Selat Malaka. KEHIDUPAN POLITIK Berdasarkan Kitab Bustanul’ssalatin yang berisi tentang silsilah sultansultan Aceh, yang dikarang oleh Nuruddin ar Raniri tahun 1637 M dan juga berdasrkan berita-berita orang Eropa diketahui bahwa Kerajaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pedir. Sultan Iskandar Muda memerintah Aceh dari tahun 1607-1636 M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan Islam, bahkan menjadi bandar transito yang dapat menghubungkan dengan pedagang Islam di dunia barat. 17


18


Untuk mencapai kebesaran Kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya. Tujuannya adalah menguasi jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasi daerah-daerah penghasil lada. Sultan Iskandar Muda juga menolak permintaan Inggris dan Belanda untuk membeli lada di pesisir Sumatra bagian barat. Di samping itu, Kerajaan Aceh melakukan pendudukan terhadap daerah-daerah seperti Aru, Pahang, Kedah, Perak dan Indragiri, sehingga di bawah pemerintahakan Sultan Iskandar Mudah, Kerajaan Aceh memiliki kekyasaan yang sangat luas. Pada masa kekuasaanya terdapat dua orang ahli tasawuf yang terkenal di Aceh, yaitu Syech Syamsu’ddin bin Abdu’llah a-Samatrani dan Syech Ibrahim as-Syamsi. Setalah Sultan Iskandar Muda wafat, tahta Kerajaan Aceh digantikan oleh mennatunya yang bergelar Sultan Iskandar Thani. KEHIDUPAN EKONOMI Dalam masa kejayaanya, perekonomian Aceh berkembang pesat. Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah-daerah pantai timur dan barat Sumatra menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting, seperti timah dan lada yang dihasilkan di daerah itu. RUNTUHNYA KERAJAAN ACEH Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1636 tidak ada raja-raja besar yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas. Di bawah Sultan Iskandar Thani (1637 - 1642 M), kemunduran itu mulai terasa dan terlebih lagi setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani. Timbulnya pertikaian yang terus-meneruts di Aceh antara golongan bangsawan (teuku) dengan golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan melamahnya Kerajaan Aceh. Daerah-daerah kekuasanya banyak yang melepaskan diri seperti Johor, Pahang, Perak, Minangkabau, dan Siak. 19


KERAJAAN DEMAK 20


erajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Secara geografis Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah yang pada awalnya hanya sebuah bawahan Kerajaan Majapahit, kemudian berkembang hingga Kmencapai Banten di barat dan Pasuruan di timur. Peranan Kerajaan Demak dalam penyebaran agama Islam adalah: Menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan oleh para wali Mengadakan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar utara Jawa yang kemudian diislamkan melalui pendekatan politik, sosial, dan budaya. Di bawah pemerintahan Raden Fatah Kerajaan Demak berkembang dengan pesat karena: Memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam. Dibangun masjid Demak yang proses pembangunan masjid itu dibantu oleh para wali atau sunan Tahun 1512 M, Raden Fatah memerintahkan Adipati Unus memimpin pasukan Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Serangan itu belum berhasil, karena pasukan Portugis jauh lebih kuat dan persenjataannya lengkap. Atas usahanya itu, Adipati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. 21


Setelah Raden Fatah wafat, tahta Kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu lama, namun pasukan Demak dapat menyerang Portigis di Malaka. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggono. Sultan Trenggono memerintah Demak dari tajun 1521-1546 M. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggono berusaha memperluas daerah kekuasannya hingga ke daerah Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil dikuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dengan Kerajaan Pajajaran. Armada Portigis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M itu kemudian diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta. Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggono memimpin sendiri pasukannya. Ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggono gugur. Keraton Demak mengalami kehancuran total akibat perang saudara Mendekati daerah yang subur Menjauhi musuh-musuh politik yanh ada di sekitar Demak Menekati daerah pendukungnya. Selanjutnya pusat pemerintahan Kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang oleh Joko Tingkir (Hadiwijaya). Alasan pemindahan itu, antara lain: 22


Wafatnya Sultan Trenggono menimbulkan kekacauan politik di keraton Demak. Di Demak sendiri timbul pertentagan diantara para warisyang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan Trenggono adalah Pangeran Sekar Seda Ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh Sunan Prawoto yang berharap dapat mewaris tahta kerajaan. Arya Penangsang, anak laki-laki Pangeran Seda Ing Lepen, tidak tinggal diam karena ia merasa lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan Prawoto dengan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh, Arya Penangsamg berhasil naik tahta. Akan tetapi, Arya Penangsang tidak berkuasa lama karena ia kemudian dikalahkan oleh Jaka Tingkiryang dibantu Kiai Gede Pamanahan dan putranya Sutawijaya.Jaka Tingkir naik tahta dan penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri. Setelah menjadi raja, ia bergelar Sultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat pemerintahannya dari Demak ke Pajang pada tahun 1568 Masehi. 23


Letak daerah Kerajaan Mataram Islam adalah daerah Jawa Tengah bagian selatan dengan pusatnya di KotaGede, Yogyakarta. Dari daerah tersebutlah Kerajaan Mataram Terus berkembang menjadi kerajaan besar dengan wilayah kekuasaanya meliputi daerah Jawa Tengah,Jawa Timur, dan sebagain Jawa Barat. KERAJAAN MATARAM ISLAM 24


POLITIK KEHIDUPAN Penembahan Senopati (1584-1601 M) Selama pemerintahannya, Kasultanan Demak menyerah. Panaraga, Pasuruan, Kediri dan Surabaya berurut-urut direbut. Cirebon pun berada di bawah pengaruhnya. Panembahan Senopati dalam babad dipuji sebagai pembangun Mataram Islam. Setelah Panembahan Senopati meninggal, kekuasannya digantikan oleh anaknya yang bernama Pangeran Seda Ing Krapyak. Pangeran Seda Ing Krapyak (1601-1613 M) Ia hanya memerinta selama 12 tahun, tercatat bahwa pada pemerintahannya beliau membangun sebuah taman Danalaya di sebelah barat keraton. Pemerintahannya berakhir ketika beliau sedang berburu dan meninggal di hutan Krapyak. Selanjutnya, bertahtalah Sultan Agung Hanyokrokusumo. Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1646 M) Di bawah pemerintahannya, Mataram Islam mengalami masa kejayaan. Ibu kota kerajaan di Kota Gede dipindahkan ke Keraton Plered. Sultan Agung juga menaklukkan daerah pesisir supaya kelak tidak membahayakan kedudukan Mataram Islam. Beliau juga merupakan penguasa yang secara besarbesaran memerangi VOC yang pada saat itu sudah menguasai Batavia. Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. Ia diganti oleh putranya yang bergelar Amangkurat I. 25


Amangkurat I Amangkurat I tidak mewarisi sifat-sifat ayahnya. Pemerintahannya yang berlangsung tahun 1645-1676 diwarnai dengan banyak pembunuhan dan kekejaman. Pada masa pemerintahannya ibukota Kerajaan Mataram Islam dipindahkan ke Kartasura. Pada tahun 1674 pecahlah Perang Trunojoyo yang didukung para ulama dan bangsawan. Ibu kota Kartasura jatuh dan Amangkurat I melarikan diri untuk mencari bantuan VOC. Akan tetapi sampai di Tegalarum (dekat Tegal, Jawa Tengah). Amangkurat I jatuh sakit dan akhirnya wafat. Ia digantikan oleh putra mahkota yang bergelar Amangkurat II Amangkurat II Sunan Amangkurat II bertahta pada tahun 1677-1703. Ia sangat tunduk kepada VOC demi mempertahankan tahtanya. Pada akhirnya Trunojoyo berhasil dibunuh oleh Amangkurat II dengan bantuan VOC. Setelah Sunan Amangkurat II meninggal pada tahun 1703 situasi politik Mataram Islam semakin buruk yang ditandai adanya Perjanjian Giyanti (1755). KEHIDUPAN Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. EKONOMI SOSIAL BUDAYA Kehidupan masyarakat di Kerajaan Mataram Islam tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaab tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-angeryang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk. Timbulnya kebudayaan kejawen. Misalnya upacara Grebeg yang semula merupakan pemujaan roh nenek moyang. Sultan Agung berhasil menyusun tarikh Jawa. Sejak tahun 1633 M (1555 Hindu), tarikh Hindu diubah ke tarikh Islam berdasarkan peredaran bulan (tarikh komariah). Berkembangnya kesusastraan Jawa. Pada masa Sultan Agung terdapat kitab yang berjudul Sastra Gending yang merupakan kitab filsafat kehidupan dan kenegaraan. 26


AKHIR Pada masa pemerintahan Amangkurat I. Kerajaan Mataram Islam mulai mengalami kemunduran. Wilayah kekuasaan Mataram Islam berangsurangsur menyempit karena direbut oleh VOC. Pada perkembangan selanjutnya, Mataram Islam mengalami perpecahan yang didalangi oleh VOC melalui: 1. Perjanjian Giyanti tahun 1755, berisi: (a) Mataram Timuryang dikenal Kesunanan Surakarta di bawah kekuasaan Paku Buwono III. (b) Mataram Baratyang dilenal dengan Kesultanan Yogyakarta di bawah kekuasaan Mangkubhumiyang bergelar Sultan Hamengku Bowono I. 2. Perjanjian Salatiga tahun 1757 berisi; (a) Kesunanan Surakarta pecah menjadi dua Kesunanan Surakarta dan Mangkunegaran. (b) Kesultanan Yogyakarta juga terbagi atas Kasultanan Yogyakarta dan Paku Alaman. KERAJAAN MATARAM ISLAM 27


KERAJAAN BANTEN 28


Setelah berhasil menduduki Banten, Fatahillah dari Demak berkuasa di daerah itu. Daerah Cirebon diserahkan kepada putranya bernama Pangeran Pasarean. Pada tahun 1522 Masehi Pangeran Pasarean wafat, sehingga Fatahillah menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin. Kerajaan Banten mampu berkembang pesat, antara lain dikarenakan didukung oleh faktor-faktor: Banten mempunyai komoditas ekspor yang penting misalnya lada yang menjadi daya tarik bagi pedagang asing. Islamisasi di Banten menjadikan Banten sebagai pusat politik Kerajaan Banten. Banten merupakan pelabuhan penting di Selat Sunda. Pelabuhan Banten memenuhi syarat sebagai pelabuhan yang baik. POLITIK KEHIDUPAN Sultan Hasanuddin (1552-1570) Dikenal sebagai Sultan pertama berhasil memperluas kekuasaannya ke Lampung. Banten menjafi penguasa tunggal pelayaran di Selat Sunda. Di bawah Sultan Hasanuddin, Banten banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari Gujarat, Persia, Cina, Turki, Pegu (Burma Selatan), dan Keling. Pada tahun 1570 M, Sultan Hasanuddin wafat dan digantikan putranya bergelar Panembahan Yusuf. Panembahan Yusuf (1570-1585) Berupaya meluaslan kekuasaannya. Tahun 1579 Kerajaan Hindu terakhir di Jawa Barat, Pakuan Pajajaran berhasil ditaklulan. Tahun 1580, Panembahan Yusuf wafat. Ia digantikan putranya yang masih berusia 9 tahun, Maulana Muhammad. Karena usianya terlalu muda, pemerintahan dipegang oleh seorang Mangkubhumi sampai ia dewasa. 29


Abdul Mufakhir (1596-1647) Abdul Mufakhir menggantikan Maulana Muhammad saat berumur 5 bulan. Dengan kondisi tersebut, pemerintahannya dipegang oleh mangkubhumi yang bernama Ranamenggala pada tahun 1608 Masehi. Namun Ranamenggala justru berkuasa sampai ia wafat pada tahun 1624. Pada masa Abdul Mufakhir, Banten mengalami kemunduran karena semakin kuatnya blokade VOC yang sudah menguasi Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) Ia merupakan raja terbesar Banten, ia berhasil memajukan perdagangan, sehingga Banten berkembang menjadi bandar intermasional yang dikunjungi oleh kapal-kapal Persia, Arab, Cina, Inggris, Perancis dan Denmark, tetapi Sultan Ageng Tirtayasa sangat anti VOC yang telah merebut Jayakarta dari Banten, sehingga Belanda pun selalu berupaya menjatuhkan Banten. Akhirnya terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya Sultan Abu Nashar Abdul Qahat atau dikenal sebagai Sultan Haji. Perselisihan ini terjadi untuk memperebutkan tahta putra mahkota. Sultan Ageng lebih memilih Pangeran Purbaya sebagai putra mahkota daripada Sultan Haji yang dianggap sebagai tabiatnya kurang baik. 30


Banten tumbuh menjadi pusat perdafangan dan pelayaran yang ramai karena menghasilkan lada dan pala yang banyak. Pedagang Cina, India, Gujarat, Persia, dan Arab banyak yang datang berlabuh di Banten. Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Banten meningkat sangat pesat pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Secara perlahan, kehidupan sosial Kerajaan Banten mulai berlandaskan pada hukum-hukum Islam. Orang-orang yang menolak ajaran baru memisahkan diri ke daerah pedalaman yaitu ke daerah Banten selatan dan kemudian dikenal dengan nama Suku Baduy, kepercayaan ini kemudian disebut dengan Pasundan Kawitan (Pasaundan yang pertama). KEHIDUPAN EKONOMI SOSIAL BUDAYA Dalam bidang seni bangunan, Banten meninggalkan Masjid Agung Banten yang dibangun pada abad ke-16 dengan gaya arsitektur Eropa. Selain itu, Kerajaan Banten memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada Istana Kaibon yang dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang Belanda yang telah memeluk agama Islam. 31


AKHIR KERAJAAN BANTEN Kemunduran Kerajaan Banten disebabkan adanya politik adu domva (devide et impera) dari VOC dengan tujuan menguasai Banten. Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, VOC melancarkan aksinya dengan cara membujuk Sultan Haji untuk melenyapkan kekuasaan ayahnya (Sultan Ageng Tirtayasa). Akibatnya, Sultan Haji berhasil menyingkirlan Sultan Ageng Tirtayasa dan ditandatanganilah perjanjian antara VOC dengan Sultan Hajiyaitu Perjanjian Banten. 32


KERAJAAN GOWA TALLO Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Secara geografis, daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat penting karena dekat dengan jalur pelayanan perdaganga Nusantara. 33


Kerajaan Makassar yang pertama memeluk agama Islam bernama Raja Alauddin. Raja Alauddin memerintah Makassar dari tahun 1591 - 1638 M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Makassar mulai terjun dalam dunia pelayaran perdagangan (dunia maritim). Perkembangan ini menyebabkan meningkatnya kesejahteraan rakyat Kerajaan Makassar. KEHIDUPAN POLITIK Pada masa pemerinyahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Gowa Tallo mencapai masa kejayaannya. Dalam waktu yang cukup singkat. Kerajaan Gowa Tallo telah berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Dengan demikian, seluruh aktivitas pelayaran perdagangan yang melalui Laut Flores harus singgah lebih dulu di ibu kota Kerajaan Makassar. Keadaan seperti itu ditentang oleh Belanda yang memiliki daerah kekuasaan di Maluku dengan pusatnya Ambon. Hubungan Batavia dengan Ambon terhalang oleh kekuasaan Kerajaan Makassar. Pertentangan antara Makassar dan Belanda sering menimbulkan peperangan. Setelah Sultan Hasanuddin turun tahta, beliau digantikan oleh putranya yang bernama Mapasomba. Sultan Hasanuddin sangat berharap agar Mapasomba dapat bekerja sama dengan Belanda. Tujuannya agar Kerajaan Makassar tetap dapat bertahan. Ternyata Mapasomba jauh lebih keras dari ayahnya, sehingga Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran untuk menghadapi Mapasomba. Pasukan Mapasomba berhasil dihancurkan dan ia tidak diketahui nasibnya. Dengan kemenangan itu, akhirnya Belanda berkuasa atas Kerajaan Makassar. 34


Benteng Jumpandang (Benteng Fort Rotterdam) 35


KEHIDUPAN Kerajaan Makassar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor seperti letak yang strategis, memiliki pelabuhan yang baik, dan didukung oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 Masehi yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur. Masyarat Makassar mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan Anakarung/Karaeng, sedangkan rakyat kebanyakan disebut Maradeka dan masyarakat lapisan bawah yaitu hamba sahaya disebut dengan golongan Ata. Dari segi kebudayaan, masyarakat Makassar banyak menghasilkan bendabenda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembiat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makassar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makassar dan terkenal sampai mancanegara. EKONOMI SOSIAL BUDAYA 36


AKHIR KERAJAAN GOWA TALLO (MAKASSAR) d aerah kekuasaan Makassar yang luas menyebabkan VOC berambisi untuk berkuasa di Makassar. Hal tersebut menimbulkan pertentangan antara Kerajaan Makassar di bawah Sultan Hasanuddin dengan VOC. Dan peperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin tersebut maka Belanda memberi julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makassar yaitu dengan melakukan politik adu domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar). Raja Bone,yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makassar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makassar. Sebagai akibatnya, Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makassar. Dampak dari persekutian tersebut, akhirnya Belanda dapat menguasi ibulota Kerajaan Makassar dan secara terpaksa Kerajaan Makassar harus mengakui kekalahannya dan menandatangani Perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan Kerajaan Makassar. 37


KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE Secara geografis, Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di Kepulauan Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan pengahasil rempah-repmah terbesar, sehingga dijuluki sebagai “The SpicyIsland”. 39


Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Wilayah Maluku bagian Timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh Kesultanan Tidore. Sebagian besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi sampai ke Flores dan Mindanao dikuasi oleh Kesultanan Ternate. Ketika Bangsa Portugis masuk, Portugis langsung memihak dan membantu Ternate, hal ini dikarenakan Portugis mengira Ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol memihak Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa tersebut, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menyusun Perjanjian Saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan pindah ke Filipina sedangkan Portugis tetap berada di Maluku. KEHIDUPAN POLITIK Sultan Hairun Pada masa pemerintahannya, Portugis diizinlan mendiriman sebuah benteng yang diberi nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan Portugis semakin lama dibenci oleh rakyat dan para pejabat Kerajaan Ternate. Oleh karena itu, Sultan Hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari banga Portugis. Sultan Baabullah Sultan Baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang Portugis. Tahun 1575 M, Portugis dapat dikalahlan dan meninggalkan benteng. Sedangkan Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Nuku. Persaingan antara Kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan dagang, masing-masing menjadi pemimpin dalam persekutian tersebut,yaitu: a. Uli-Lima (persekutian lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Pada masa Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mencapai zqn keemasan dan disebutkan daerah kekuasaanya meluas ke Filipina. b. Uli-Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi: Halamahera, Jailalo sampai ke Papua. Kerajaan Tidore mencapai masa keemadan di bawah pemerintahan Sultan Nuku. 40


KEHIDUPAN EKONOMI SOSIAL BUDAYA Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat, sehingga pada abad ke-15 M telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate, sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat. Masuknya Belanda ke Maluku menjadikan Maluku menjadi wialayah yang terjajah. Pada awalnya mereka diterima dengan tujuan mengusir Portugal dari Maluku, namun itu berubah setelah Belanda terlalu banyak turut campur dala pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat. Rakyat Maluku yang semula beragama Katholik harus menjadi Kristen Protestan. Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam. Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate dengan de Mesquita dari Portugis melakuksn perdamaian dengan mengangkat sumpah di bawah kitab Suci Al-Qur'an. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora. 41


AKHIR KERAJAAN TERNATE- TIDORE Kemunduruan Kerajaan Ternate disebabkan karena di adu domba dengan Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing (Portugis dan Spanyol) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun, kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklullan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasiyanh baik. 42


T ERIMA K A SIH! DINA T R I L E S T A R I 2 3 0 1 6 2 0 0 1 2


Click to View FlipBook Version