RELASI MASSA MELALUI MEDIA MASSA DAN TEORI-TEORI KOMUNIKASI KONTEMPORER Penulis Alvida Meylia Aristanty Editor Alvida Meylia Aristanty Cover Alvida Meylia Aristanty Dosen Pengampu Abu Amar Bustomi, M.Si PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AMPEL SURABAYA 2023
i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya kepada sehingga Penulis mampu menyelesaikan penyusunan tugas Mini book mata kuliah Sosiologi Komunikasi untuk memenuhi penugasan Ujian Akhir Semester dengan judul “RELASI MASSA MELALUI MEDIA MASSA DAN TEORI-TEORI KOMUNIKASI KONTEMPORER” dapat diselesaikan tepat waktu dan tanpa suatu halangan yang berarti. Besar harapan Penulis Mini book ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu serta wawasan bagi para pembaca. Kegiatan penyusunan Mini book ini memberikan Penulis tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan. Saya sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Komunikasi Bapak Abu Amar Bustomi, M.Si., teman saya dan juga semua pihak yang turut membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari dalam makalah ini masih terdapat begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun struktur penyusunannya, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari. Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat, umumnya kepada para pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri. Aamiin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Surabaya, 20 Juni 2023 Penulis, Alvida Meylia Aristanty
ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii BAB I Pengantar Sosiologi Komunikasi............................................................................ 1 A. Pengertian Konsep Dasar Sosiologi .......................................................................... 1 B. Definisi Media Massa dalam Perspektif Sosiologi..................................................... 3 C. Hubungan Antara Media Massa dengan Masyarakat................................................. 4 BAB II Media Massa Sebagai Institusi Sosial................................................................... 7 A. Peran Media Massa dalam Masyarakat ..................................................................... 7 B. Struktur dan Organisasi Media Massa ....................................................................... 9 C. Dampak Media Massa Terhadap Struktur Sosial..................................................... 10 BAB III Teori-Teori Komunikasi Kontemporer ............................................................ 13 A. Teori Efek Media.................................................................................................... 13 3.1. Teori Agenda Setting........................................................................................................ 13 3.2. Teori Kultivasi.................................................................................................................. 14 3.3. Teori Pengaruh Sosial....................................................................................................... 15 3.4. Teori Penerimaan dan Penggunaan Media......................................................................... 17 BAB IV Media Massa dan Pemrosesan Informasi.......................................................... 19 A. Pengaruh Media Massa dalam Pembentukan Opini Publik ...................................... 19 B. Pemanfaatan Media Massa Terhadap Teknologi Digital dan Sosial Media .............. 20 C. Dampak Relasi Massa Melalui Media Massa Terhadap Pola Pikir dan Perilaku Masyarakat ............................................................................................................. 21 BAB V Relasi Media Massa dengan Masyarakat ........................................................... 23 A. Pengaruh Media Massa Terhadap Suatu Isu atau Peristiwa ..................................... 23 B. Penggunaan Media Massa dalam Pembentukan Identitas Individu dan Kelompok .. 24 C. Representasi Sosial dalam Media Massa ................................................................. 25 BAB VI Media Massa dan Perubahan Sosial.................................................................. 27 A. Peran Media Massa dalam Perubahan Sosial........................................................... 27 B. Media Massa Sebagai Agen Sosialisasi................................................................... 28 PENUTUP ........................................................................................................................ 30 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 32
1 BAB I Pengantar Sosiologi Komunikasi A. Pengertian Konsep Dasar Sosiologi Komunikasi Konsep dasar sosiologi komunikasi merupakan bidang studi yang mengkaji hubungan antara komunikasi dan masyarakat dalam perspektif sosiologis. Ini melibatkan analisis komunikasi sebagai salah satu proses sosial yang terjadi dalam konteks sosial yang lebih luas. Sosiologi komunikasi adalah cabang ilmu sosiologi yang fokus pada studi tentang bagaimana komunikasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur sosial, budaya, dan institusi dalam masyarakat. Pertama, komunikasi dipahami sebagai proses sosial yang terjadi di antara individuindividu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat. Ini melibatkan pertukaran pesan, gagasan, informasi, dan makna antara pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Pemahaman ini menekankan bahwa komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk memindahkan informasi, tetapi juga merupakan bagian integral dari interaksi sosial yang lebih luas. Kedua, sosiologi komunikasi menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pemahaman tentang komunikasi. Interaksi sosial terjadi ketika individu atau kelompok saling berhubungan, berkomunikasi, dan berinteraksi satu sama lain. Selanjutnya, konsep konstruksi sosial juga penting dalam sosiologi komunikasi. Konstruksi sosial mengacu pada cara di mana masyarakat membangun makna, persepsi, dan pemahaman kolektif melalui proses komunikasi. Dalam konteks ini, komunikasi berperan dalam membentuk norma, nilai, identitas sosial, dan realitas sosial yang diterima oleh anggota masyarakat. Misalnya, media massa memiliki peran penting dalam konstruksi sosial melalui representasi yang mereka buat tentang realitas sosial. Terakhir, peran media massa dalam masyarakat juga menjadi perhatian dalam sosiologi komunikasi. Media massa adalah sarana komunikasi massal, seperti surat kabar, televisi, radio, dan internet, yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat. Media massa tidak hanya menyediakan informasi dan hiburan, tetapi juga berperan dalam membentuk opini publik, mempengaruhi budaya populer, dan menciptakan narasi sosial. Dalam sosiologi komunikasi, peran media massa dianalisis dalam konteks kekuasaan, ideologi, dan dinamika sosial yang lebih luas. Dalam kesimpulannya, sosiologi komunikasi adalah bidang studi yang mempelajari hubungan antara komunikasi dan masyarakat dalam perspektif sosiologis. Konsep dasar dalam
2 sosiologi komunikasi melibatkan pemahaman tentang komunikasi sebagai proses sosial, interaksi sosial, konstruksi sosial, dan peran media massa dalam masyarakat. Pemahaman tentang konsep-konsep ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana komunikasi berperan dalam membentuk dan dipengaruhi oleh struktur sosial, budaya, dan institusi dalam masyarakat. Dalam sosiologi komunikasi, komunikasi dipandang sebagai jaringan hubungan sosial yang kompleks yang membentuk dan mempengaruhi dinamika masyarakat. Salah satu konsep penting dalam sosiologi komunikasi adalah “sistem komunikasi”. Sistem komunikasi mengacu pada pola interaksi dan pertukaran pesan yang terjadi dalam masyarakat. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana individu dan kelompok berkomunikasi, bagaimana pesan dipindahkan, dan bagaimana pesan diterima dan dipahami. Dalam konteks sosiologi, penting untuk memahami bahwa komunikasi bukan hanya tentang kata-kata dan bahasa. Komunikasi juga melibatkan bahasa tubuh, ekspresi wajah, isyarat, simbol, dan bentuk komunikasi nonverbal lainnya. Komunikasi nonverbal dapat memberikan informasi tambahan tentang emosi, niat, dan relasi sosial di antara individu atau kelompok. Selain itu, sosiologi komunikasi juga memperhatikan konteks sosial dimana komunikasi terjadi. Setiap Bentuk komunikasi terjadi dalam konteks sosial tertentu, seperti keluarga, komunitas, organisasi, atau masyarakat secara keseluruhan. Konteks sosial ini mempengaruhi pola komunikasi, aturan komunikasi, dan norma-norma sosial yang mengatur interaksi komunikatif. Salah satu konsep penting dalam sosiologi komunikasi adalah “struktur sosial”. Struktur sosial mengacu pada pola-pola yang terorganisasi dalam masyarakat, termasuk hubungan sosial, hierarki, dan pola distribusi kekuasaan. Komunikasi berperan dalam mempertahankan, mengubah, atau merombak struktur sosial. Misalnya, melalui komunikasi politik, kelompok-kelompok masyarakat dapat memperjuangkan perubahan sosial atau mempertahankan status quo. Selanjutnya, sosiologi komunikasi juga memperhatikan konflik sosial dan kekuasaan dalam konteks komunikasi. Komunikasi dapat menjadi arena pertempuran kepentingan dan perbedaan kekuasaan di antara individu atau kelompok. Dalam masyarakat yang tidak setara secara sosial, komunikasi sering digunakan untuk menjaga dan memperkuat ketidaksetaraan tersebut. Misalnya, media massa dapat memainkan peran penting dalam memperkuat dominasi kelompok tertentu atau mengabaikan suara-suara minoritas. Selain itu, sosiologi komunikasi juga menyoroti peran teknologi dalam transformasi komunikasi sosial. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi. Media sosial, internet, dan platform komunikasi digital lainnya telah menciptakan ruang baru untuk pertukaran pesan dan memperluas jangkauan
3 komunikasi. Namun, mereka juga membawa tantangan baru terkait privasi, manipulasi informasi, dan dampak sosial yang kompleks. Dalam kesimpulannya, sosiologi komunikasi adalah bidang studi yang melibatkan pemahaman tentang komunikasi sebagai proses sosial, interaksi sosial, konstruksi sosial, peran media massa, dan konteks sosial, konflik sosial, kekuasaan, dan perubahan sosial. Konsep-konsep ini membantu kita memahami bagaimana komunikasi membentuk dan dipengaruhi oleh dinamika sosial dalam masyarakat. B. Definisi Media Massa dalam Perspektif Sosiologi Definisi media massa dalam perspektif sosiologi adalah konsep yang melibatkan pemahaman tentang peran, fungsi, dan dampak media massa dalam masyarakat. Media massa merujuk pada sarana komunikasi yang mencakup surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, dan platform media sosial yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak yang luas. Dalam perspektif sosiologi, media massa dipandang sebagai institusi sosial yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik, budaya populer, dan konstruksi sosial di masyarakat. Media massa berperan sebagai saluran komunikasi yang membantu menyebarkan informasi, berita, dan pesan kepada khalayak yang luas. Media massa berfungsi sebagai jembatan antara pembuat pesan (misalnya wartawan, penulis, atau produser) dan penerima pesan (masyarakat umum). Melalui media massa, informasi dapat diakses secara massal oleh ribuan, bahkan jutaan orang, dalam waktu yang relatif singkat. Ini memberikan kekuatan dan kecepatan dalam menyampaikan berita, gagasan, dan pandangan kepada masyarakat. Media massa mempengaruhi pembentukan opini publik dan agenda publik. Opini publik merujuk pada pandangan, sikap, dan keyakinan yang dimiliki oleh masyarakat terhadap isu-isu penting dalam masyarakat. Media massa memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik melalui penyajian berita, editorial, dan program-program yang mereka tayangkan. Media massa juga berperan dalam menentukan agenda publik dengan menyoroti isu-isu tertentu dan mengarahkan perhatian masyarakat ke topik-topik tertentu. Media massa juga memainkan peran penting dalam membentuk budaya populer. Budaya populer merujuk pada praktik, norma, dan nilai-nilai yang diterima dan diadopsi secara luas oleh masyarakat. Media massa memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk dan mengubah budaya populer melalui konten yang mereka hasilkan. Misalnya, film, musik, acara televisi, dan tren fashion yang diperkenalkan melalui media massa dapat mempengaruhi gaya hidup, citra diri, dan preferensi konsumen dalam masyarakat. Selanjutnya, media massa juga
4 berperan dalam konstruksi sosial. Konstruksi sosial mengacu pada cara di mana masyarakat membangun makna, persepsi, dan pemahaman kolektif tentang realitas sosial. Media massa berkontribusi dalam konstruksi sosial melalui representasi dan framing yang mereka buat tentang isu-isu sosial. Media massa memiliki kekuatan untuk memilih dan menyoroti ceritacerita tertentu, memilih sudut pandang tertentu, dan menciptakan narasi yang dapat mempengaruhi cara masyarakat memahami dan merespons masalah sosial. Selain itu, peran teknologi dan digitalisasi juga menjadi aspek penting dalam perspektif sosiologi tentang media massa. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara media massa beroperasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Perkembangan media sosial, platform digital, dan internet telah memberikan akses yang lebih luas dan partisipasi yang lebih besar bagi individu dalam menyebarkan informasi dan berkomunikasi. Namun, ini juga menimbulkan tantangan baru, seperti penyebaran berita palsu, privasi, dan polarisasi opini dalam ruang digital. Dalam kesimpulannya, definisi media massa dalam perspektif sosiologi mencakup peran, fungsi, dan dampak media massa dalam masyarakat. Media massa berperan sebagai saluran komunikasi yang menyebarkan informasi kepada khalayak yang luas, mempengaruhi pembentukan opini publik dan agenda publik, membentuk budaya populer, mengkonstruksi sosial, serta menjadi arena pertempuran kepentingan dan konflik sosial. Pemahaman tentang media massa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dinamika sosial, struktur sosial, kekuasaan, dan perubahan dalam masyarakat. C. Hubungan Antara Media Massa dengan Masyarakat Hubungan antara media massa dan masyarakat adalah interaksi yang kompleks dan saling mempengaruhi. Media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini publik, menyediakan informasi, dan mempengaruhi perilaku masyarakat secara luas. Dalam era digital saat ini, media massa tidak hanya terbatas pada media cetak dan elektronik tradisional, tetapi juga meliputi media sosial dan platform online lainnya. Peran media massa dalam masyarakat adalah sebagai penyedia informasi. Media massa bertindak sebagai perantara antara peristiwa yang terjadi di sekitar kita dengan masyarakat luas. Melalui berbagai saluran komunikasi, media massa menyediakan berita, laporan, dan informasi tentang berbagai topik seperti politik, ekonomi, budaya, dan olahraga. Masyarakat mengandalkan media massa untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penting untuk diingat bahwa media massa memiliki kekuatan untuk memilih dan mengarahkan narasi yang
5 disampaikan kepada masyarakat. Mereka memiliki kekuatan untuk memilih berita mana yang akan dipublikasikan dan bagaimana cara penyampaian informasi tersebut. Selain sebagai penyedia informasi, media massa juga memiliki peran dalam membentuk opini publik. Melalui pemberitaan yang mereka sampaikan, media massa dapat mempengaruhi pandangan dan sikap masyarakat terhadap berbagai isu. Masyarakat seringkali membentuk opini mereka berdasarkan apa yang mereka baca, dengar, atau tonton di media massa. Media massa memiliki kekuatan untuk menyoroti atau mengabaikan suatu isu, yang dapat mempengaruhi tingkat perhatian dan pemahaman masyarakat tentang masalah tersebut. Selanitu, media massa juga dapat mempengaruhi opini publik melalui editorial, kolom opini, atau melalui kehadiran selebriti dan tokoh terkenal yang mereka angkat. Selanjutnya, media massa juga berperan dalam mempengaruhi perilaku masyarakat. Melalui iklan, media massa dapat mempromosikan produk dan layanan tertentu kepada masyarakat. Iklan dapat mempengaruhi preferensi konsumen dan mendorong mereka untuk memberi atau menggunakan suatu produk. Selain itu, media massa juga memainkan peran penting dalam membentuk budaya dan gaya hidup. Melalui film, musik, dan program televisi, media massa dapat memperkenalkan tren baru, mempengaruhi gaya berpakaian, pola makan, dan gaya hidup secara umum. Masyarakat sering kali terpengaruh oleh gambaran ideal tentang kecantikan, kekayaan, dan popularitas yang disajikan oleh media massa. Hubungan antara media massa dan masyarakat juga merupakan sebuah proses saling mempengaruhi. Masyarakat juga memiliki peran dalam membentuk media massa. Permintaan masyarakat akan jenis berita tertentu atau konten hiburan tertentu media massa. Jika masyarakat menunjukkan minat yang besar pada topik kesehatan, misalnya, maka media massa cenderung memberikan liputan yang lebih luas tentang masalah kesehatan. Begitu pula sebaliknya, jika masyarakat menunjukkan minat yang besar pada hiburan dan selebriti, maka media massa akan lebih banyak menyajikan berita dan program yang berkaitan dengan dunia hiburan. Selain itu, dengan perkembangan teknologi digital dan munculnya media sosial, hubungan antara media massa dan masyarakat semakin kompleks. Masyarakat sekarang dapat berpartisipasi secara aktif dalam produksi dan penyebaran konten melalui platform media sosial. Masyarakat dapat mengunggah foto, video, atau meme, dan dapat memberikan komentar dan tanggapan langsung terhadap berita atau peristiwa tertentu. Ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk menjadi lebih aktif dalam membentuk narasi, dan memberikan sudut pandang yang berbeda dari yang disampaikan oleh media massa tradisional. Dalam kesimpulannya, hubungan antara media massa dan masyarakat adalah interaksi yang kompleks dan saling mempengaruhi. Media massa berperan sebagai penyedia informasi,
6 pembentuk opini publik, dan pengaruh dalam perilaku masyarakat. namun, masyarakat juga memiliki peran dalam membentuk media massa melalui permintaan dan partisipasi mereka. Dengan perkembangan teknologi, hubungan ini semakin kompleks dengan munculnya media sosial dan partisipasi aktif masyarakat dalam produksi dan penyebaran konten. Penting bagi masyarakat untuk menjadi konsumen media yang kritis dan sadar, dengan menyaring informasi yang diterima dan melibatkan diri secara aktif dalam proses pembentukan media massa.
7 BAB II Media Massa Sebagai Institusi Sosial A. Peran Media Massa dalam Masyarakat Peran media massa dalam masyarakat sangat penting dan kompleks. Media massa memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi, membentuk opini publik, mempengaruhi perilaku masyarakat, dan memainkan peran penting dalam membangun hubungan antara pemerintah, institusi, dan masyarakat. Peran media massa sebagai penyedia informasi sangat signifikan. Media massa bertindak sebagai sumber utama informasi bagi masyarakat. Melalui berbagai saluran komunikasi seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, dan platform online, media massa menyediakan berita, laporan, dan informasi tentang berbagai topik seperti politik, ekonomi, sosil, budaya, olahraga, dan masih banyak lagi. Masyarakat mengandalkan media massa untuk mendapatkan informasi yang akurat, aktual, dan terpercaya. Media massa juga berperan dalam menyoroti isu-isu penting dan memberikan liputan mendalam terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam maupun luar negeri. Dengan memberikan informasi yang berimbang dan objektif, media massa membantu masyarakat untuk mengerti dan memahami dunia di sekitar mereka. Selain itu, media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini publik. Melalui pemberitaan yang mereka sampaikan, media massa dapat mempengaruhi pandangan dan sikap masyarakat terhadap berbagai isu. Media massa dapat menyoroti masalah sosial, politik, dan ekonomi yang relevan dengan kehidupan masyarakat. Masyarakat seringkali membentuk opini mereka berdasarkan apa yang mereka baca, dengar, atau tonton di media massa. Bagaimana isu diberitakan, sudut pandang yang digunakan, dan narasi yang disampaikan oleh media massa dapat mempengaruhi persepsi dan penilaian masyarakat terhadap suatu isu. Oleh karena itu, media massa memiliki tanggung jawab besar dalam menyajikan berita dengan objektivitas dan kualitas yang baik, sehingga masyarakat dapat membentuk opini yang berdasarkan fakta dan pemahaman yang benar. Selanjutnya, media massa juga memiliki peran dalam mempengaruhi perilaku masyarakat. Melalui iklan, media massa dapat mempromosikan produk dan layanan tertentu kepada masyarakat. Iklan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi preferensi konsumen dan mendorong mereka untuk membeli atau menggunakan suatu produk. Media massa juga berperan dalam membentuk tren dan gaya hidup. Melalui film, musik, program televisi, dan media sosial, media massa memperkenalkan
8 gaya hidup, kebiasaan komunikasi, tren mode, dan pola pikir tertentu kepada masyarakat. Media massa juga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap tubuh, kecantikan, dan citra diri. Oleh karena itu, penting bagi media massa untuk mempertimbangkan dampak dari pesan yang mereka sampaikan kepada masyarakat dan berusaha untuk menyajikan konten yang mendukung nilai-nilai positif dan kesejahteraan masyarakat. Media massa juga berperan dalam membangun hubungan antara pemerintah, institusi, dan masyarakat. Media massa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Mereka menyampaikan informasi kebijakan pemerintah, program-program publik, dan isu-isu politik kepada masyarakat. Media massa juga dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, pendapat, dan kritik terhadap pemerintah atau institusi lainnya melalui surat pembaca, forum diskusi, atau wawancara. Dalam konteks ini, media massa berperan sebagai penjaga kebebasan berbicara dan penjaga demokrasi. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menyajikan berita secara akurat, berimbang, dan menjunjung tinggi etika jurnalistik. Dalam era digital saat ini, peran media massa semakin berkembang. Media sosial dan platform online memberikan kesempatan bagi individu dan kelompok untuk menghasilkan dan menyebarkan konten mereka sendiri. Masyarakat sekarang dapat berpartisipasi aktif dalam produksi dan penyebaran berita melalui platform seperti blog, vlog, media sosial, dan situs berbagi video. Hal ini memberikan kesempatan untuk suara-suara yang sebelumnya tidak terdengar untuk diungkapkan dan didengar oleh masyarakat luas. Namun, perlu diingat bahwa dengan kemerdekaan ini juga muncul tantangan, seperti penyebaran berita palsu dan kurangnya verifikasi fakta. Oleh karena itu, media massa dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memfilter dan memverifikasi informasi yang tersebar di media sosial guna menjaga integritas informasi yang disampaikan kepada masyarakat. Dalam kesimpulannya, media massa memiliki peran penting dalam masyarakat sebagai penyedia informasi, pembentuk opini publik, pengaruh perilaku, dan sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah, institusi, dan masyarakat. Peran ini juga berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial. Media massa memiliki tanggung jawab besar untuk menyajikan berita yang akurat, berimbang, dan berkualitas kepada masyarakat. Di sisi lain, masyarakat juga perlu mengembangkan sikap kritis dalam mengkonsumsi media massa dan berperan aktif dalam mempengaruhi jenis berita dan konten yang diproduksi oleh media massa. Dalam hubungan yang saling mempengaruhi ini, media massa dan masyarakat dapat bekerja bersama untuk membangun masyarakat yang berinformasi, kritis, dan berpartisipasi aktif.
9 B. Struktur dan Organisasi Media Massa Struktur dan organisasi media massa sangat beragam tergantung pada jenis media dan lingkungan hukum dan sosial di negara tertentu. Struktur media massa mencakup berbagai aspek seperti kepemilikan, manajemen, redaksi, dan departemen lainnya. Kepemilikan media massa dapat beragam. Ada media massa yang dimiliki oleh perusahaan besar atau kelompok media yang memiliki portofolio media yang luas. Beberapa contoh perusahaan media massa besar di dunia adalah News Crop, Time Warner, dan Bertelsmann. Mereka memiliki beberapa platform media seperti surat kabar, majalah, stasiun televisi, dan saluran radio. Di sisi lain, ada juga media massa yang independen atau dimiliki oleh individu atau kelompok kecil. Mediamedia ini sering kali berfokus pada lingkup lokal atau topik tertentu. Struktur kepemilikan ini dapat mempengaruhi independensi dan kebebasan media massa dalam menyampaikan berita dan opini. Selanjutnya, manajemen media massa bertanggung jawab untuk mengelola aspek bisnis dalam operasi media tersebut. Mereka berfokus pada strategi pemasaran, keuangan, dan pengembangan bisnis. Manajemen media massa juga bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan finansial media tersebut dan menentukan kebijakan umum. Mereka juga berperan dalam mengambil keputusan strategis seperti perluasanke pasar baru atau pengembangan platform online. Organisasi redaksi dalam media massa bertanggung jawab untuk menyusun dan mengedit berita serta konten yang akan dipublikasikan. Redaksi terdiri dari jurnalis, editor, penulis, dan staf lainnya yang bekerja untuk mengumpulkan berita, menyelidiki, melakukan wawancara, dan menulis artikel. Mereka bertugas untuk menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan relevan kepada pembaca atau pemirsa. Redaksi juga berperan dalam mempertahankan standar jurnalistik, mengikuti etika dalam pemberitaan, dan menjaga independensi editorial. Keputusan tentang berita mana yang akan dipublikasikan, bagaimana penyampaian informasi, dan tata letak halaman dalam media cetak, semuanya ditentukan oleh organisasi redaksi. Selain itu, media massa juga memiliki departemen lain yang berfungsi dalam operasional harian. Misalnya, departemen iklan bertanggung jawab untuk menjual ruang iklan kepada pengiklan. Mereka berkoordinasi dengan pengiklan, membuat kampanye iklan, dan menentukan harga dan jadwal iklan. Departemen pemasaran bertugas untuk mempromosikan media massa kepada masyarakat dan membangun hubungan dengan pembaca atau pemirsa. Mereka menggunakan strategi pemasaran seperti iklan luar ruang, iklan televisi, promosi online, dan kegiatan pemasaran lainnya untuk menarik perhatian dan meningkatkan
10 jumlah audiens. Selain itu, media massa juga memiliki departemen teknologi informasi yang mengelola sistem komputer, jaringan, dan infrastruktur teknologi untuk mendukung operasional media massa. Struktur dan organisasi media massa juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan hukum dan sosial di negara tertentu. Beberapa negara memiliki undang-undang yang mengatur kepemilikan media dan membatasi konsentrasi kepemilikan dalam tangan sedikit pihak. Ada juga negara yang mendorong pluralisme media dengan memberikan subsidi atau intensif kepada media independen. Selain itu, faktor sosial seperti kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan kebebasan akses informasi juga dapat mempengaruhi struktur dan organisasi media massa. Negara-negara yang memiliki kebebasan pers yang tinggi cenderung memiliki media massa yang lebih independen dan beragam. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan teknologi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur dan organisasi media massa. Munculnya internet dan platform media sosial telah mengubah cara media massa beroperasi. Banyak media massa tradisional yang telah meluncurkan platform online mereka sendiri dan berusaha untuk menghadirkan konten melalui berbagai saluran digital. Hal ini telah memperluas jangkauan media massa dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam produksi dan penyebaran konten. Selain itu, teknologi juga memungkinkan media massa untuk mengumpulkan data tentang perilaku konsumen dan mempersonalisasi konten yang disajikan kepada audiens. C. Dampak Media Massa Terhadap Struktur Sosial Dampak media massa terhadap struktur sosial sangat signifikan. Media massa memiliki kemampuan untuk membentuk persepsi, nilai, sikap, dan perilaku masyarakat secara luas. Berikut adalah penjelasan tentang dampaknya. Pertama, media massa memiliki peran dalam membentuk identitas sosial. Melalui representasi yang disampaikan dalam berita, program televisi, film, dan iklan, media massa membentuk gambaran tentang kelompok sosial tertentu. Misalnya, media massa dapat menggambarkan kelompok etnis, agama, atau gender dengan cara tertentu, yang dapat mempengaruhi cara masyarakat memandang dan memahami kelompok tersebut. Media massa juga dapat memperkuat stereotip dan prasangka sosial melalui narasi yang disampaikan. Dengan demikian, media massa memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi dan pemahaman masyarakat tentang identitas sosial. Selain itu, media massa juga dapat mempengaruhi nilai-nilai dan norma sosial. Media massa memiliki kekuatan untuk
11 mempengaruhi apa yang dianggap penting, diinginkan, atau dihormati dalam masyarakat. Melalui pemberitaan, program hiburan, dan iklan, media massa dapat memperkenalkan atau memperkuat nilai-nilai tertentu seperti kesuksesan materi, citra tubuh ideal, konsumsi berlebihan, atau pandangan politik tertentu. Media massa juga dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap isu-isu sosial seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, atau isu lingkungan. Dengan demikian, media massa memiliki peran penting dalam membentuk sistem nilai dan norma dalam masyarakat. Media massa juga mempengaruhi pola komunikasi dan interaksi sosial. Media massa menyediakan sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain melalui komentar, diskusi online, dan media sosial. Ini dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat berinteraksi satu sama lain dan membangun hubungan sosial. Misalnya, media sosial memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam diskusi publik, membagikan pendapat, dan menghubungkan diri dengan kelompok-kelompok sosial tertentu. Media massa juga mempengaruhi cara masyarakat berkomunikasi dalam lingkup yang lebih kecil, seperti keluarga dan teman-teman, melalui pengaruh budaya populer dan model komunikasi yang ditampilkan oleh media. Selain itu, media massa juga memiliki dampak terhadap partisipasi politik dan keterlibatan masyarakat dalam isu-isu publik. Media massa berperan dalam menyediakan informasi politik, melaporkan pemilihan umum, dan mempromosikan partisipasi politik. Masyarakat sering kali mendapatkan informasi tentang kandidat politik dan isu-isu politik melalui media massa. Media massa juga dapat mempengaruhi pemilih melalui opini editorial, liputan pemberitaan yang bias, atau pemilihan topik yang disorot. Media massa juga dapat mempengaruhi sikap politik dan keterlibatan masyarakat dalam isu-isu sosial. Dengan menyajikan berita dan opini yang dapat mempengaruhi preferensi politik dan sikap masyarakat, media massa dapat membentuk partisipasi politik dan aksi kolektif. Media massa juga memainkan peran dalam pembentukan budaya populer. Melalui film, musik, program televisi, dan tren yang disajikan, media massa membentuk citra tentang budaya dan gaya hidup tertentu. Media massa memiliki kemampuan untuk mengubah tren dan citra diri yang diikuti oleh masyarakat. Misalnya, media massa dapat mempopulerkan gaya berpakaian tertentu, tren musik, atau perilaku konsumsi tertentu. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku dan gaya hidup masyarakat secara luas. Namun, perlu diingat bahwa dampak media massa terhadap struktur sosial juga merupakan hasil dari interaksi yang kompleks antara media massa dan masyarakat itu sendiri. Masyarakat tidak hanya menjadi konsumen pasif dari media massa, tetapi juga aktor yang aktif dalam membentuk media massa. Masyarakat memiliki
12 kekuatan untuk memilih dan menyaring informasi yang mereka terima, memberikan tanggapan, dan berpartisipasi dalam produksi konten melalui media sosial. Oleh karena itu, masyarakat perlu menjadi konsumen media yang kritis dan sadar, mampu menyaring informasi, mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda, dan berpartisipasi secara aktif dalam proses media. Dalam kesimpulannya, media massa memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur sosial. Media massa membentuk identitas sosial, nilai-nilai, dan norma dalam masyarakat. Mereka mempengaruhi pola komunikasi dan interaksi sosial, partisipasi politik, dan pembentukan budaya populer. Namun, dampak media massa juga dipengaruhi oleh interaksi kompleks dengan masyarakat itu sendiri. Masyarakat perlu menjadi konsumen media yang kritis dan aktif dalam mempengaruhi jenis berita dan konten yang diproduksi oleh media massa.
13 BAB III Teori-Teori Komunikasi Kontemporer A. Teori Efek Media 1. Teori Agenda Setting Teori Agenda Setting adalah sebuah teori komunikasi massa yang menjelaskan bagaimana media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perhatian publik terhadap isu-isu tertentu. Teori ini menyatakan bahwa media massa tidak hanya memberitakan isu-isu yang terjadi di masyarakat, tetapi juga memainkan peran aktif dalam menentukan isu-isu mana yang penting dan perlu dibicarakan oleh publik. Teori Agenda Setting pertama kali dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw pada tahun 1972. Mereka melakukan penelitian terkait kampanye pemilihan gubernur di Chapel Hill, North Carolina, Amerika Serikat. Dalam penelitian mereka, McCombs dan Shaw menemukan bahwa masyarakat cenderung memberikan perhatian yang lebih besar pada isuisu yang mendapat liputan media massa yang intensif. Dengan demikian, media massa secara efektif menetapkan agenda atau daftar isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat. Pada dasarnya, teori Agenda Setting berisi tiga konsep utama. Pertama, media massa memiliki kekuatan untuk memilih dan menentukan isu-isu yang akan dibicarakan oleh masyarakat. Media massa memiliki kontrol atas perhatian publik dengan memilih berita mana yang akan disajikan secara terus-menerus dan intensif. Kedua, media massa memiliki kekuatan untuk menentukan urutan pentingnya isu-isu yang dibicarakan. Dalam pemberitaan mereka, media massa dapat menekankan pentingnya isu tertentu sehingga masyarakat memberikan perhatian yang lebih besar padanya. Ketiga, media massa memiliki kekuatan untuk menentukan sudut pandang atau penekanan dalam membahas isu-isu tertentu. Dengan mengatur bagaimana isu-isu tersebut dipresentasikan, media massa dapat mempengaruhi persepsi dan pemahaman publik terhadap suatu masalah. Implikasi dari teori Agenda Setting adalah bahwa media massa bukan hanya merupakan perantara informasi, tetapi juga memiliki peran yang kuat dalam membentuk opini dan sikap publik. Media massa dapat mengarahkan perhatian publik ke isu-isu yang dianggap penting, mempengaruhi bagaimana isu-isu tersebut dipahami dan dipersepsikan, serta mempengaruhi agenda kebijakan publik. Dengan demikian, teori ini memiliki dampak yang signifikan dalam proses pembentukan opini dan keputusan masyarakat.
14 Selain itu, teori Agenda Setting juga menggarisbawahi pentingnya memahami bagaimana media massa bekerja dan bagaimana kita sebagai konsumen informasi dapat mengkritisinya. Dalam era digital saat ini, pengaruh media massa tidak hanya terbatas pada media tradisional seperti televisi, radio, dan surat kabar, tetapi juga meluas ke platform online seperti media sosial dan situs berita daring. Penggunaan algoritma dan teknologi juga memainkan peran dalam menentukan apa yang muncul di feed berita kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjadi konsumen berita yang cerdas dan kritis, serta mempertimbangkan berbagai sumber dan sudut pandang sebelum membentuk opini dan sikap. Secara keseluruhan, teori Agenda Setting menggambarkan kekuatan media massa dalam mempengaruhi agenda dan perhatian publik terhadap isu-isu tertentu. Dalam dunia yang semakin terhubung dan tergantung pada media, pemahaman tentang teori ini menjadi penting untuk dapat memahami bagaimana informasi dan opini kita dibentuk. Dengan mengenali peran media massa dan mengembangkan kemampuan untuk menjadi konsumen berita yang kritis, kita dapat lebih memahami isu-isu yang relevan, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang realitas sosial, dan berpartisipasi secara aktif dalam proses pembentukan kebijakan publik. 2. Teori Kultivasi Teori kultivasi, juga dikenal sebagai teori kultivasi media, adalah sebuah kerangka konteks yang dikembangkan oleh George Gerbner dan rekan-rekannya pada tahun 1960-an. Teori ini tersembunyi pengaruh jangka panjang media massa terhadap persepsi, keyakinan, dan perilaku individu dalam masyarakat. Dalam teori penanaman, media dianggap memiliki kekuatan untuk "membudayakan" pemirsa dengan cara membentuk gambaran dunia yang seragam dan konsisten. Menurut teori kultivasi, pemirsa yang terpapar dengan jumlah besar dan konsisten dari konten tertentu dalam media akan mengadopsi pandangan dunia yang sejalan dengan apa yang mereka lihat dalam media tersebut. Ini terjadi karena media massa, terutama televisi, memberikan representasi yang tidak proporsional dan seringkali negatif tentang realitas sosial. Gerbner menyebut sebagai "paparan jangka panjang" yang mempengaruhi persepsi individu terhadap realitas. Salah satu aspek penting dalam teori kultivasi adalah konsep "realitas yang dibudidayakan" (cultivated reality). Ini merujuk pada persepsi yang dibentuk oleh pemirsa melalui pengalaman mereka dengan media massa. Pemirsa yang terekspos dengan tingkat
15 kekerasan, agresi, atau ketidakadilan yang tinggi dalam media, cenderung melihat dunia sebagai tempat yang lebih berbahaya atau lebih kekerasan daripada kenyataan objektif. Dalam konteks teori kultivasi, George Gerbner adalah salah satu penemu utamanya. Ia adalah seorang sarjana komunikasi Amerika yang memimpin Proyek Kultivasi di University of Pennsylvania. Selama bertahun-tahun, Gerbner dan rekan-rekannya melakukan penelitian empiris yang melibatkan survei dan analisis konten media untuk mendukung teori kultivasi. Implikasi dari teori kultivasi adalah adanya kekhawatiran bahwa paparan yang berlebihan terhadap media yang berfokus pada kekerasan, kriminalitas, dan stereotip dapat membentuk pandangan negatif dan tidak realistis tentang dunia. Dalam jangka panjang, pemirsa yang terpapar dengan konten semacam itu mungkin mengadopsi sikap atau keyakinan yang didasarkan pada persepsi yang terdistorsi. Teori kultivasi juga memahami peran media massa dalam membentuk pandangan masyarakat tentang topik sosial yang sensitif, seperti gender, ras, dan politik. Paparan yang berulang terhadap stereotip dan representasi yang bias dapat mempengaruhi cara individu memahami dan memperlakukan kelompok-kelompok tersebut. Namun seiring dengan perubahan media dan kemajuan teknologi, terdapat kritik terhadap teori kultivasi. Beberapa peneliti berpendapat bahwa teori ini mungkin terlalu meremehkan hubungan antara media dan pengaruhnya, serta mengabaikan peran faktor-faktor lain yang mempengaruhi persepsi individu, seperti pengalaman pribadi dan interaksi sosial. Kesimpulannya, teori kultivasi adalah sebuah kerangka konseptual yang menggambarkan bagaimana media massa dapat membentuk persepsi individu tentang realitas sosial. Paparan jangka panjang terhadap media dengan konten yang konsisten dapat membentuk pandangan yang tidak seragam dan bias. Meskipun teori ini telah memberikan wawasan penting tentang peran media dalam membentuk persepsi dan keyakinan individu, pemahaman tentang validitas dan relevansinya terus berlanjut di era digital ini. 3. Teori Pengaruh Sosial Teori pengaruh sosial adalah suatu kerangka pemahaman yang mempelajari bagaimana individu-individu dalam suatu kelompok saling mempengaruhi dalam perilaku dan keyakinan mereka. Teori ini menganggap bahwa perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, seperti keyakinan dan nilai-nilai individu, tetapi juga oleh faktor eksternal, seperti norma sosial dan tekanan dari kelompok.
16 Salah satu teori pengaruh sosial yang terkenal adalah Teori Pengaruh Sosial Asch yang dikemukakan oleh Solomon Asch pada tahun 1951. Teori ini mengkaji bagaimana individu dapat mengalami konformitas terhadap pendapat mayoritas, meskipun pendapat tersebut bertentangan dengan pendapat pribadi mereka. Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Asch, peserta diminta untuk memilih gambar yang memiliki garis yang memiliki panjang yang sama dengan garis referensi. Namun, mayoritas peserta dalam eksperimen adalah aktor yang sengaja memberikan jawaban yang salah. Hasilnya, sebagian besar peserta mengikuti pendapat mayoritas meskipun tahu bahwa jawaban mereka salah. Implikasi dari teori ini adalah bahwa tekanan sosial dapat mempengaruhi individu untuk mengubah keyakinan atau perilaku mereka demi konsistensi dengan kelompok. Teori lain yang terkenal adalah Teori Norma Sosial yang dikemukakan oleh Muzafer Sherif pada tahun 1936. Teori ini mengemukakan bahwa individu memiliki kecenderungan untuk mengikuti norma-norma sosial yang ada dalam kelompok. Dalam eksperimen Sherif, peserta diminta untuk mengevaluasi sejauh mana sebuah titik cahaya bergerak di ruangan yang gelap. Hasilnya, individu-individu dalam kelompok cenderung menyesuaikan persepsi mereka dengan persepsi kelompok, meskipun persepsi tersebut bertentangan dengan persepsi mereka sendiri. Implikasi dari teori ini adalah bahwa individu cenderung menyesuaikan perilaku dan keyakinan mereka dengan norma-norma sosial yang ada dalam kelompok. Teori pengaruh sosial juga mencakup eksperimen Milgram yang dikemukakan oleh Stanley Milgram pada tahun 1963. Eksperimen ini bertujuan untuk memahami sejauh mana seseorang dapat mematuhi perintah otoritas, meskipun perintah tersebut bertentangan dengan nilai-nilai moral mereka. Dalam eksperimen Milgram, peserta diminta untuk memberikan sengatan listrik yang meningkat kepada "peserta lain" setiap kali mereka menjawab pertanyaan secara salah. Meskipun peserta tahu bahwa tindakan mereka dapat menyebabkan rasa sakit atau bahkan kematian bagi peserta lain, sebagian besar peserta tetap mematuhi perintah otoritas. Implikasi dari eksperimen ini adalah bahwa tekanan dari otoritas dapat mempengaruhi individu untuk melakukan tindakan yang sejatinya bertentangan dengan nilai dan moral mereka. Selain itu, terdapat teori lain seperti Teori Identitas Sosial yang dikemukakan oleh Henri Tajfel pada tahun 1979. Teori ini mengkaji bagaimana identitas kelompok dapat mempengaruhi perilaku dan persepsi individu. Menurut teori ini, individu cenderung mencari identitas positif dalam kelompok mereka, dan hal ini dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan kelompok lain. Implikasi dari teori ini adalah bahwa identitas kelompok dapat memicu konflik antar-kelompok dan stereotipe negatif.
17 Dalam kesimpulannya, teori pengaruh sosial mempelajari bagaimana individu dalam suatu kelompok saling mempengaruhi dalam perilaku dan keyakinan mereka. Beberapa teori yang terkenal dalam bidang ini adalah Teori Pengaruh Sosial Asch, Teori Norma Sosial, eksperimen Milgram, dan Teori Identitas Sosial. Implikasi dari teori ini mencakup konformitas terhadap pendapat mayoritas, pengaruh norma sosial, ketaatan terhadap otoritas, dan peran identitas kelompok dalam persepsi dan perilaku individu. Studi tentang pengaruh sosial ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana faktor eksternal dapat mempengaruhi individu dan membentuk perilaku dan keyakinan mereka dalam konteks sosial. 4. Teori Penerimaan dan Penggunaan Media Teori penerimaan dan penggunaan media adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk memahami bagaimana orang menerima, mengadopsi, dan menggunakan media baru. Teori ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan media serta implikasi dari interaksi manusia dengan media tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas teori penerimaan dan penggunaan media yang dikembangkan oleh Fred Davis dan implikasi serta konsep-konsep utama yang terkait. Teori penerimaan dan penggunaan media dikembangkan oleh Fred Davis pada tahun 1989 dan merupakan pengembangan dari Teori Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model) yang diusulkan oleh Fred Davis pada tahun 1986. Teori ini berfokus pada penerimaan dan penggunaan media baru, seperti internet, perangkat mobile, dan platform digital lainnya. Ada beberapa konsep utama dalam teori ini. Pertama, teori ini mengidentifikasi dua faktor utama yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan media, yaitu faktor utilitarian dan faktor hedonik. Faktor utilitarian berkaitan dengan manfaat praktis yang diberikan oleh media, seperti meningkatkan efisiensi, produktivitas, atau kinerja. Sedangkan faktor hedonik berkaitan dengan kepuasan emosional atau pengalaman positif yang diperoleh dari penggunaan media. Selanjutnya, teori ini juga memperhatikan pengaruh dari faktor sosial dan pengaruh subjektif terhadap penerimaan dan penggunaan media. Faktor sosial mencakup norma sosial, tekanan sosial, dukungan sosial, dan pengaruh kelompok dalam mendorong atau menghambat penggunaan media. Pengaruh subjektif merujuk pada persepsi individu terhadap kegunaan dan kemudahan penggunaan media. Jika individu menganggap media itu berguna dan mudah digunakan, maka mereka cenderung lebih menerima dan menggunakan media tersebut.
18 Implikasi dari teori ini sangat relevan dalam konteks pengembangan teknologi dan media baru. Para pengembang media dapat menggunakan teori ini untuk memahami faktorfaktor yang mempengaruhi adopsi media baru oleh pengguna. Mereka dapat memperhatikan aspek utilitarian dan hedonik dalam mendesain dan memasarkan media agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Selain itu, teori ini juga dapat membantu dalam memahami pola perilaku pengguna terhadap media. Para peneliti dapat menggali faktor-faktor sosial yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan media serta bagaimana penggunaan media tersebut dapat membentuk interaksi sosial dan pengaruh sosial antarindividu. Dalam era digital saat ini, di mana media baru terus bermunculan, teori penerimaan dan penggunaan media menjadi sangat penting. Para peneliti dan praktisi dapat menggunakan teori ini untuk mengidentifikasi faktorfaktor kunci yang mempengaruhi adopsi media baru dan untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mempromosikan dan mengintegrasikan media tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari pengguna. Dalam kesimpulannya, teori penerimaan dan penggunaan media memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami penerimaan dan penggunaan media baru. Faktor utilitarian, hedonik, sosial, dan subjektif merupakan konsep-konsep utama dalam teori ini. Implikasi dari teori ini sangat penting dalam pengembangan media baru dan pemahaman tentang pola perilaku pengguna terhadap media. Dengan memahami teori ini, kita dapat lebih efektif dalam merancang, memasarkan, dan mengintegrasikan media baru ke dalam kehidupan pengguna.
19 BAB IV Media Massa dan Pemrosesan Informasi A. Pengaruh Media Massa dalam Pembentukan Opini Publik Media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media daring, memiliki jangkauan yang luas dan daya tarik yang besar bagi khalayak. Melalui berbagai bentuk pemberitaan dan konten, media massa mampu mempengaruhi persepsi dan pemikiran masyarakat terhadap suatu topik. Salah satu pengaruh utama media massa terhadap pembentukan opini publik adalah melalui seleksi berita dan penekanan pada topik tertentu. Media massa memiliki kebebasan dalam memilih berita mana yang akan diberitakan dan bagaimana berita tersebut akan disajikan. Dalam proses ini, mereka dapat memilih untuk memberikan penekanan yang berbeda pada suatu isu atau peristiwa. Dengan demikian, media massa dapat mempengaruhi fokus dan prioritas publik terhadap topik tertentu. Misalnya, dengan memberikan liputan yang intens terhadap suatu isu, media massa dapat membuat publik menjadi lebih sadar dan terlibat dalam isu tersebut. Selain itu, media massa juga memiliki peran penting dalam menyajikan sudut pandang atau opini tertentu terhadap suatu isu. Melalui penyampaian berita, editorial, dan opini publik, media massa dapat membentuk persepsi publik terhadap suatu topik. Misalnya, media massa dapat menggunakan penggunaan kata-kata yang emosional atau framing yang berbeda untuk mengarahkan opini publik terhadap pandangan tertentu. Media massa juga memiliki kekuatan untuk membentuk agenda publik. Dalam konteks ini, media massa dapat menentukan topik apa yang menjadi perhatian publik dan topik mana yang diabaikan. Dengan mengangkat isu-isu tertentu ke permukaan, media massa dapat mempengaruhi perdebatan dan diskusi publik. Mereka juga dapat membantu memicu perubahan dalam kebijakan publik dengan memberikan tekanan melalui liputan dan opini mereka. Pengaruh media massa dalam pembentukan opini publik juga terkait dengan seleksi sumber dan penggunaan narasumber dalam pemberitaan. Media massa sering kali menggunakan narasumber yang memiliki otoritas atau keahlian dalam suatu bidang sebagai sumber informasi. Dengan memilih narasumber yang memiliki pandangan tertentu, media massa dapat mempengaruhi opini publik melalui perspektif yang disajikan. Namun, perlu diingat bahwa media massa juga merupakan bagian dari masyarakat dan terpengaruh oleh berbagai kepentingan politik, ekonomi, dan sosial. Keterlibatan mereka
20 dalam kepentingan tertentu dapat mempengaruhi sudut pandang dan penyebaran informasi. Oleh karena itu, penting bagi publik untuk mengadopsi sikap kritis terhadap berita yang disampaikan oleh media massa dan mencari sumber informasi yang beragam untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif. B. Pemanfaatan Media Massa Terhadap Teknologi Digital dan Sosial Media Pemanfaatan media massa terhadap teknologi digital dan media sosial telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat berinteraksi, mengonsumsi informasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Perkembangan teknologi digital dan media sosial telah memungkinkan media massa untuk menyampaikan konten secara lebih cepat, luas, dan interaktif, sehingga menciptakan dampak yang mendalam pada berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu manfaat utama pemanfaatan media massa terhadap teknologi digital adalah akses yang lebih mudah dan cepat terhadap informasi. Dengan adanya platform online seperti situs berita, blog, dan media sosial, masyarakat dapat dengan mudah mengakses berita dan konten informatif lainnya dengan hanya menggunakan perangkat digital mereka. Hal ini telah mengubah lanskap media tradisional yang terbatas oleh batasan geografis dan waktu. Sekarang, seseorang dapat dengan cepat mendapatkan informasi terkini dari seluruh dunia hanya dengan beberapa klik. Pemanfaatan media massa terhadap teknologi digital dan media sosial juga telah memperluas partisipasi masyarakat dalam diskusi dan perdebatan publik. Platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan individu untuk berbagi pendapat, mengomentari, dan berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Ini menciptakan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam isu-isu sosial, politik, dan budaya dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin. Kini, individu dapat berkontribusi pada diskusi dan mempengaruhi opini publik melalui berbagai platform digital ini. Selain itu, media massa dan teknologi digital juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan mobilitas sosial. Dalam era digital ini, informasi dan pengetahuan dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja yang memiliki akses ke internet. Hal ini berarti bahwa individu atau kelompok yang sebelumnya terpinggirkan atau kurang terwakili dalam media tradisional kini memiliki kesempatan untuk mendapatkan perhatian dan
21 memperjuangkan hak-hak mereka melalui media digital. Hal ini terutama berlaku bagi gerakan sosial dan advokasi, yang dapat menggunakan media massa digital untuk menyebarkan pesan mereka dengan cepat dan luas. Namun, pemanfaatan media massa terhadap teknologi digital dan media sosial juga menghadirkan tantangan dan permasalahan baru. Informasi yang beredar di media sosial tidak selalu dapat diverifikasi kebenarannya, sehingga masyarakat perlu memiliki keterampilan kritis dalam menyaring dan menilai informasi yang mereka terima. Selain itu, adanya kemungkinan penyebaran berita palsu (hoaks) dan pembentukan filter bubble di media sosial juga dapat membatasi keragaman pandangan dan menyebabkan polarisasi dalam masyarakat. C. Dampak Relasi Massa Melalui Media Massa Terhadap Pola Pikir dan Perilaku Masyarakat Dampak relasi massa melalui media massa terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk opini, sikap, dan tindakan individu dalam masyarakat. Media massa, seperti surat kabar, televisi, radio, dan internet, memiliki daya jelajah yang luas dan kekuatan untuk mencapai audiens yang besar. Dalam konteks ini, berikut adalah penjelasan mengenai dampak dari relasi massa melalui media massa terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat. Pertama, media massa memiliki kemampuan untuk membentuk pola pikir masyarakat melalui penyampaian informasi dan pesan-pesan yang disajikan. Media massa berperan sebagai sumber utama berita dan informasi bagi banyak orang. Masyarakat bergantung pada media untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai isu-isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Cara informasi disajikan oleh media massa dapat mempengaruhi persepsi dan penilaian individu terhadap berbagai isu. Jika media massa memberikan berita yang tidak objektif atau memunculkan bias tertentu, hal tersebut dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat dan membentuk opini yang mungkin tidak akurat. Kedua, media massa memiliki kekuatan untuk membentuk sikap dan perilaku masyarakat. Melalui media massa, pesan-pesan yang berhubungan dengan nilai-nilai, norma, dan budaya masyarakat dapat dipengaruhi. Misalnya, iklan-iklan produk atau layanan tertentu dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk. Konten media yang menampilkan perilaku tertentu, seperti kekerasan atau perilaku yang tidak etis, dapat
22 memberikan pandangan yang salah kepada masyarakat mengenai apa yang diterima atau dianggap normal dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, media massa dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat melalui proses sosialisasi. Media massa menjadi sumber utama bagi banyak orang dalam mempelajari nilai-nilai, norma, dan budaya yang berlaku dalam masyarakat. Apa yang ditampilkan dalam media massa dapat menjadi contoh atau model bagi individu dalam menentukan sikap dan perilaku mereka. Misalnya, film atau program televisi yang menampilkan gaya hidup yang glamor atau gaya hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku individu dalam mengejar citra diri yang serupa. Keempat, media massa juga dapat memperkuat dan menguatkan sikap dan perilaku masyarakat yang sudah ada sebelumnya. Jika individu memiliki sikap atau keyakinan tertentu, media massa dapat menyediakan konten yang mendukung dan mengkonfirmasi pandangan mereka. Hal ini dapat memperkuat pandangan yang sudah ada dan mengurangi keterbukaan terhadap sudut pandang yang berbeda. Misalnya, saluran berita atau situs web dengan orientasi politik tertentu dapat memperkuat pandangan politik individu dan mendorong mereka untuk lebih tegas dalam pendirian mereka. Dalam kesimpulannya, relasi massa melalui media massa memiliki dampak yang signifikan terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat. Media massa dapat membentuk pola pikir masyarakat melalui penyampaian informasi dan pesan-pesan yang disajikan. Media massa juga memiliki kekuatan untuk membentuk sikap dan perilaku masyarakat melalui proses sosialisasi dan pengaruh terhadap nilai-nilai, norma, dan budaya masyarakat. Penting bagi individu untuk mengembangkan kritis dan menyadari pengaruh media massa dalam rangka mengembangkan pola pikir dan perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
23 BAB V Relasi Media Massa dengan Masyarakat A. Pengaruh Media Massa Terhadap Suatu Isu atau Peristiwa Pengaruh media massa terhadap suatu isu atau peristiwa memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pandangan dan persepsi masyarakat. Media massa merupakan salah satu sumber informasi utama yang digunakan oleh banyak orang untuk memperoleh berita dan pemahaman tentang dunia di sekitar mereka. Dalam menjalankan peran ini, media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini, sikap, dan tindakan individu serta kelompok. Salah satu pengaruh media massa terhadap suatu isu atau peristiwa adalah dalam membentuk agenda-setting atau penentuan agenda. Media massa memiliki kekuatan untuk menentukan isu mana yang dianggap penting oleh masyarakat. Dengan memilih berita tertentu dan memberikannya pemberitaan yang intensif, media massa dapat mempengaruhi perhatian dan fokus masyarakat terhadap isu tersebut. Sebagai contoh, jika media massa memberikan pemberitaan yang luas tentang suatu peristiwa atau isu, masyarakat cenderung akan menganggap hal tersebut penting dan memberikan perhatian yang lebih besar. Selain itu, media massa memiliki kemampuan untuk membentuk persepsi dan penilaian masyarakat terhadap suatu isu atau peristiwa. Cara berita disajikan, termasuk penggunaan gambar, headline, dan bahasa yang digunakan, dapat mempengaruhi cara masyarakat memahami dan menafsirkan suatu isu. Media massa juga dapat menggunakan teknik retorika tertentu untuk membentuk opini dan sudut pandang tertentu terkait suatu isu. Dengan demikian, media massa dapat memengaruhi bagaimana masyarakat merespons dan bereaksi terhadap isu atau peristiwa tersebut. Media massa juga dapat mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat terhadap suatu isu atau peristiwa. Ketika media massa memberikan pemberitaan yang mendalam dan terusmenerus tentang suatu isu, hal tersebut dapat mempengaruhi sikap masyarakat terhadap isu tersebut. Media massa juga dapat memobilisasi masyarakat untuk mengambil tindakan tertentu, baik dalam bentuk protes, kampanye, atau dukungan terhadap suatu isu atau peristiwa. Dengan demikian, media massa memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi perubahan sosial dan politik.
24 Namun, perlu diingat bahwa media massa juga dapat memiliki bias atau kecenderungan dalam memberikan pemberitaan. Bias ini dapat muncul dari kepentingan politik, ekonomi, atau ideologi tertentu yang dimiliki oleh media massa atau individu di dalamnya. Hal ini dapat mempengaruhi cara media massa menyajikan isu atau peristiwa serta sudut pandang yang diberikan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan kritis dalam mengkonsumsi berita dan mempertimbangkan sumber-sumber informasi yang beragam. Secara keseluruhan, pengaruh media massa terhadap suatu isu atau peristiwa sangat signifikan. Media massa memiliki kekuatan untuk menentukan agenda, membentuk persepsi, dan mempengaruhi sikap serta tindakan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi media massa untuk bertanggung jawab dalam menyajikan berita dan mempertimbangkan kepentingan publik. Di sisi lain, penting pula bagi masyarakat untuk menjadi konsumen berita yang kritis dan bijak, dengan mempertimbangkan berbagai sumber informasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu isu atau peristiwa. B. Penggunaan Media Massa dalam Pembentukan Identitas Individu dan Kelompok Penggunaan media massa memiliki peran yang signifikan dalam membentuk identitas individu dan kelompok dalam masyarakat. Media massa mencakup berbagai bentuk media seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, dan internet. Dalam 500 kata ini, kita akan menjelaskan bagaimana penggunaan media massa dapat mempengaruhi pembentukan identitas individu dan kelompok. Pertama-tama, media massa memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu. Melalui berbagai platform media, individu dapat terhubung dengan informasi, ide, dan budaya yang berbeda. Misalnya, surat kabar dan majalah menyajikan berita, opini, dan cerita inspiratif yang dapat mempengaruhi pandangan hidup dan nilai-nilai individu. Televisi dan radio juga memberikan akses ke program-program yang mencakup beragam topik, mulai dari politik, hiburan, olahraga, hingga pendidikan. Dengan terpapar pada berbagai konten ini, individu dapat membentuk preferensi dan ketertarikan yang khas, yang kemudian membentuk identitas mereka. Selanjutnya, media massa juga berperan dalam membentuk identitas kelompok. Dalam masyarakat yang terdiri dari beragam kelompok sosial, media massa dapat menjadi saluran
25 untuk menyatukan individu dalam kelompok yang memiliki nilai-nilai dan kepentingan yang sama. Misalnya, media massa dapat menyediakan platform bagi komunitas etnis, agama, atau kelompok minat khusus untuk berbagi informasi, mengorganisir acara, atau mempromosikan tujuan mereka. Dengan demikian, media massa membantu mempertahankan dan memperkuat identitas kelompok, serta menghubungkan anggotanya yang tersebar secara geografis. Namun, penggunaan media massa juga memiliki potensi untuk menghasilkan konflik dan perpecahan. Ketika media massa digunakan dengan tidak bertanggung jawab atau dimanipulasi, mereka dapat memperkuat stereotip dan prasangka antar kelompok. Berita yang bias atau konten yang provokatif dapat memperkuat perpecahan sosial dan mengurangi pemahaman yang lebih mendalam antar kelompok. Dalam era media sosial yang kuat, informasi yang salah atau palsu dapat dengan mudah menyebar dan memperkuat pemisahan kelompok yang ada. Oleh karena itu, penting bagi individu dan kelompok untuk mengembangkan literasi media yang kritis. Literasi media mengacu pada kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari media massa. Dengan memiliki keterampilan literasi media yang baik, individu dan kelompok dapat mengenali konten yang dapat mempengaruhi pembentukan identitas mereka dengan cara yang positif dan menghindari terjebak dalam persepsi yang sempit atau prasangka. Secara keseluruhan, penggunaan media massa memiliki dampak yang signifikan dalam pembentukan identitas individu dan kelompok. Media massa dapat memberikan akses ke berbagai informasi dan perspektif yang mempengaruhi pandangan hidup individu dan memperkuat identitas kelompok. Namun, perlu diingat bahwa media massa juga dapat memperkuat konflik dan pemisahan kelompok jika digunakan dengan tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, literasi media yang kritis sangat penting dalam memanfaatkan potensi positif dari media massa sambil menghindari dampak negatifnya. C. Representasi Sosial dalam Media Massa Representasi sosial dalam media massa mengacu pada bagaimana cara media massa mempengaruhi persepsi, pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap kelompok sosial tertentu atau isu-isu sosial. Media massa memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik karena dapat menciptakan representasi yang kuat dan berpengaruh terhadap realitas sosial. Media massa seperti televisi, surat kabar, majalah, radio, dan platform digital telah menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat modern. Representasi sosial dalam media massa
26 melibatkan proses seleksi, penempatan, dan penekanan informasi yang mempengaruhi cara kita memahami dan mempersepsikan dunia di sekitar kita. Salah satu aspek penting dari representasi sosial dalam media massa adalah stereotipe. Stereotipe adalah gambaran umum yang terlalu sederhana dan umum dari kelompok sosial atau individu tertentu. Media massa sering menggunakan stereotipe untuk menyederhanakan kompleksitas realitas sosial dan memfasilitasi pemahaman yang lebih cepat bagi audiens. Namun, stereotipe juga dapat menyebabkan generalisasi yang tidak akurat dan memperkuat prasangka negatif terhadap kelompok tertentu. Selain stereotipe, media massa juga dapat mempengaruhi persepsi dan sikap kita melalui framing. Framing adalah proses di mana media massa memilih aspek tertentu dari suatu isu dan menonjolkan atau mengabaikan aspek lainnya. Dengan memilih frame yang tepat, media massa dapat mengubah cara kita memandang isu atau kelompok tertentu. Misalnya, media massa dapat memilih untuk membingkai imigrasi sebagai ancaman keamanan nasional, yang dapat memicu rasa takut dan penolakan terhadap imigran. Selain itu, media massa juga memiliki peran penting dalam menentukan agenda publik. Mereka memilih topik dan isu yang diberitakan secara teratur, sementara isu-isu lainnya diabaikan. Dengan demikian, media massa dapat mempengaruhi apa yang kita bicarakan, apa yang kita anggap penting, dan bagaimana kita memandang dunia di sekitar kita. Representasi sosial dalam media massa juga dapat mempengaruhi identitas kelompok sosial. Misalnya, media massa seringkali menampilkan stereotip negatif tentang kelompok minoritas tertentu, yang dapat mempengaruhi bagaimana kelompok tersebut melihat diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dipersepsikan oleh masyarakat luas. Namun, penting untuk diingat bahwa representasi sosial dalam media massa bukanlah hal yang statis atau satu arah. Masyarakat juga berperan dalam mempengaruhi media massa melalui tanggapan dan interpretasi mereka terhadap konten yang disajikan. Dalam era digital saat ini, masyarakat memiliki akses lebih besar untuk berpartisipasi dalam produksi dan distribusi konten media. Dalam menghadapi representasi sosial dalam media massa, penting bagi kita untuk menjadi konsumen media yang kritis. Kita perlu mempertanyakan framing, stereotipe, dan agenda yang muncul dalam berita dan konten media lainnya. Selain itu, penting juga untuk mencari sumber informasi yang beragam dan memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang isu-isu sosial.
27 BAB VI Media Massa dan Perubahan Sosial A. Peran Media Massa dalam Perubahan Sosial Peran media massa dalam perubahan sosial sangat signifikan dan dapat membentuk, mengarahkan, dan mengubah tatanan sosial dalam masyarakat. Media massa, seperti surat kabar, televisi, radio, dan media sosial, memiliki pengaruh yang luas dan dapat mencapai khalayak yang sangat besar. Salah satu peran utama media massa adalah sebagai penghubung antara individu dengan informasi dan berbagai peristiwa yang terjadi di seluruh dunia. Media massa memiliki kekuatan untuk mengumpulkan, menyaring, dan menyajikan berita kepada khalayak secara cepat dan efektif. Dengan menyediakan informasi yang relevan, media massamemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tentang masalah sosial, politik, budaya, dan ekonomi yang terjadi di lingkungan mereka. Melalui pemberitaan yang objektif dan berimbang, media massa dapat mempengaruhi kesadaran publik tentang isu-isu penting dan memotivasi masyarakat untuk bertindak. Selain itu, media massa juga berperan sebagai pengawas sosial yang penting. Dalam masyarakat yang demokratis, media massa memiliki tanggung jawab untuk mengkritik dan mengawasi kegiatan pemerintah, lembaga publik, dan korporasi. Dengan memberikan liputan yang kritis dan investigatif, media massa dapat mengekspos kecurangan, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan ketidakadilan sosial. Hal ini dapat memicu perubahan sosial dengan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam reformasi dan perubahan yang lebih baik. Media massa juga berperan dalam membentuk opini publik. Melalui editorial, kolom opini, dan program diskusi, media massa dapat mempengaruhi dan membentuk pendapat serta sikap masyarakat terhadap berbagai isu. Media massa juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pola pikir dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Misalnya, melalui program pendidikan dan hiburan, media massa dapat memperkenalkan ide-ide baru, mempromosikan kesetaraan gender, mendukung keragaman budaya, dan mengedukasi masyarakat tentang masalah-masalah sosial yang penting. Tidak dapat dipungkiri bahwa media massa juga memiliki potensi untuk menyebarluaskan pesan-pesan yang negatif atau merusak. Sensasionalisme, disinformasi, dan memanipulasi fakta dapat merusak kepercayaan publik terhadap media massa. Oleh karena itu, peran media massa sebagai penyampai informasi yang akurat, terpercaya, dan bertanggung jawab sangat penting dalammenjaga integritas dan kreadibilitasnya. Selain itu, dengan perkembangan teknologi informasi dan media sosial, peran media massa semakin berkembang. Media sosial memungkinkan individu untuk menjadi produsen konten dan menyebarkan pesan mereka sendiri kepada khalayak yang lebih luas. Hal ini memberikan peluang bagi partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai informasi, membangun jejaring, dan memobilisasi dukungan untuk tujuan tertentu. Namun, media sosial juga memiliki tantangan tersendiri, seperti penyebaran berita palsu, perundungan daring dan hilangnya privasi individu. Secara keseluruhan, peran media massa dalam perubahan sosial sangat kompleks dan beragam. Media massa memiliki kekuatan untuk memberikan informasi, mengawasi
28 pemerintah, membentuk opini publik, dan mengedukasi masyarakat. Namun, dengan kekuatan tersebut juga datang tanggung jawab besar untuk menjaga keseimbangan, keadilan, dan integritas dalam menyampaikan informasi. Dalam era digital yang terus berkembang, media massa perlu terus beradaptasi dan menghadapi tantangan baru untuk tetap relevan dan berdampak positif dalam membentuk perubahan sosial yang lebih baik. B. Media Massa Sebagai Agen Sosialisasi Media massa merupakan salah satu agen sosialisasi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern. Sebagai sarana komunikasi massa yang luas dan dapat menjangkau audiens yang besar, media massa memiliki peran yang signifikan dalammembentuk pandangan, nilai, sikap, dan perilaku individu dalam masyarakat. Sebagai agen sosialisasi, media massa berperan sebagai penghubung antara individu dengan informasi, ide, nilai, dan norma yang ada dalam masyarakat. Melalui berbagai jenis media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan internet, media massa menyampaikan berbagai informasi dan pesan kepada masyarakat luas. Proses sosialisasi yang dilakukan oleh media massa melibatkan tiga tahap penting : seleksi, presentasi, dan interpretasi. Pertama, tahap seleksi. Media massa memiliki kekuatan untuk memilih dan memilah informasi serta pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Proses seleksi ini didasarkan pada kepentingan redaksi, kebijakan perusahaan media, dan faktor ekonomi. Dalam tahap ini, media massa memilih berita, cerita, dan konten lainnya yang dianggap paling menarik dan relevan bagi audiens. Pemilihan ini dapat mempengaruhi jenis informasi yang diterima oleh masyarakat dan membentuk persepsi mereka tentang realitas sosial. Kedua, tahap presentasi. Setelah melakukan seleksi, media massa mempresentasikan informasi dan pesan tersebut kepada masyarakat. Media massa menggunakan berbagai startegi untuk presentasi seperti narasi, gambar, suara, dan visual untuk mengkomunikasikan pesanpesan mereka. Presentasi yang efektif dapat mempengaruhi cara individu memahami dan menafsirkan informasiyang disampaikan oleh media massa. Misalnya, melalui penggunaan efek dramatis dalam program televisi, media massa dapat mempengaruhi emosi dan perasaan individu. Ketiga, tahap interpretasi. Setelah menerima informasi dan pesan dari media massa, individu akan menginterpretasikan makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Interpretasi ini dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, dan nilai-nilai ang dimiliki individu melalui pemilihan sudut pandang, framing, dan penekanan terhadap suatu isu. Misalnya, jika media massa terus menerus mempresentasikan suatu kelompok sosial sebagai
29 ancaman, individu cenderung akan menginterpretasikan kelompok tersebut dengan sikap yang negatif. Selain tahap-tahap tersebut, media massa juga memiliki peran penting dalam menentukan agenda publik. Dalam proses ini, media massa memilih isu-isu yang dianggap penting dan layakuntuk dibahas oleh masyarakat. Dengan menyoroti isu-isu tertentu, media massa dapat membentuk agenda publik dan mempengaruhi prioritas masyarakat dalam hal perhatian dan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial. Media massa juga berperan dalam membentuk identitas individu dan kelompok. Melalui representasi yang diberikan oleh media massa, individu dapat mengembangkan persepsi tentang diri mereka sendiri dan kelompok mereka. Misalnya, media massa dapat memberikan gambaran stereotip tentang suatu kelompok etnis atau agama, yang dapat mempengaruhi cara individu dari kelompok tersebut melihadiri mereka sendiri dan bagaimana mereka dilihat oleh masyarakat lainnya. Selain itu, media massa juga berperan dalam membentuk nilai dan norma sosial. Melalui program-program televisi, film, dan publikasi lainnya, mediamassa membawa nilai-nilai tertentu ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Misalnya, melalui tayangan yang mengedepankan kerjasama, toleransi, dan keberagaman, media massa dapat mempengaruhi nilai-nilai yang diadopsi oleh masyarakat. Begitu juga sebaliknya, media massa yang mempromosikan kekerasan, konsumerisme berlebihan, atau perilaku negatif lainnya dapat mempengaruhi nilai dan perilaku masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa media massa bukanlah satu-satunya agen sosialisasi dalam masyarakat. Terdapat agen-agen sosialisasi lainnya seperti keluarga, sekolah, dan teman sebaya yang juga memiliki kemampuan untuk mengkritisi dan memfilter informasi yang diterima dari media massa, serta mengembangkan kesadaran kritis terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh media. Secara keseluruhan, media massa memiliki peran yang sangat penting sebagai agen sosialisasi dalam masyarakat modern. Melalui tahap seleksi, presentasi, dan interpretasi, mediamassa mempengaruhi pandangan, nilai, sikap, dan perilaku individu dalam masyarakat. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang peran media massa sebagai agen sosialisasi, individu dapat mengembangkan kesadaran kritis dan bertanggung jawab dalam mengkonsumsi informasi dari media massa, serta mengambil bagian dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
30 PENUTUP Dalam minibook yang berjudul ”RELASI MASSA MELALUI MEDIA MASSA DAN TEORI-TEORI KOMUNIKASI KONTEMPORER” ini, telah mempelajari relasi massa melalui media massa dan teori-teori komunikasi kontemporer yang relevan. Kami telah membahas peran media massa sebagai agen sosialisasi yang kuat dalam membentuk pandangan, nilai, sikap, dan perilaku individu dalam masyarakat. Minibook ini juga telah menguraikan beberapa teori komunikasi kontemporer yang memberikan pemahaman lebih dalam tentang dinamika komunikasi massa dalam era modern. Dalam era digital yang terus berkembang, media massa memiliki peran yang semakin penting dan kompleks dalam kehidupan. Akses mudah keinternet, platform media sosial, dan teknologi canggih telah mengubah cara kita mengkonsumsi, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam konten media. Hal ini membawa dampak yang signifikan terhadap cara media massa berinteraksi dengan audiens dan mempengaruhi proses sosialisasi. Penting bagi kita sebagai konsumen media untuk memahami bahwa kita memiliki peran aktif dalam mengontrol dampak media massa terhadap diri kita. Sementara media massa dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku kita. Kita juga memiliki kemampuan untuk menyaring, mengevaluasi, dan memilih informasi yang kita konsumsi. Mengembangkan literasi media yang baik adalah kunci untuk mengambil manfaat dari media massa sambil tetap kritis dan selektif dalam penerimaan informasi. Selain itu, perkembangan media sosial dan jejaring digital juga memperkuat peran kita sebagai produsen dan penyampai konten. Kita dapat berkontribusi dalam membentuk narasi, membagikan pandangan kita, dan mempengaruhi opini publik melalui berbagai platform. Namun, dengan kebebasan ini juga datang tanggung jawab untuk bertanggung jawab dalam penggunaan media sosial, menghindari penyebaran berita palsu atau konten yang merugikan, serta membangun lingkungan onlineyang inklusif dan bermakna. Penting juga untuk diingat bahwa media massa tidak hanya terbatas pada platform digital. Televisi, radio, dan surat kabar masih berperan penting dalam menyampaikan informasi dan mempengaruhi audiens. Oleh karena itu, konsumen media peru mengembangkan kepekaan terhadap berbagai jenis media dan mengenali potensi keberagaman perspektif yang dapat diakses melalui saluran komunikasi yang berbeda. Dengan demikian, meskipun media massa memiliki peran yang kuat dalam agen sosialisasi, kita sebagai individu memiliki peran penting dalam menyaring, menafsirkan, dan
31 merespons informasi yang disampaikan oleh media massa. Dengan kesadaran kritis dan partisipasi aktif dalam proses komunikasi, kita dapat mempengaruhi narasi, menghadapi tantangan baru yang dibawa oleh era digital, dan menciptakan masyarakat yang lebih berbudaya, inklusif, dan berdaya.
32 DAFTAR PUSTAKA Zain, Nor Razinah Mohd. "Agenda setting theory." International Islamic University Malaysia (2014): 1-11. Rachman, RANI AULIAWATI. "Mengenal Teori Kultivasi George Gerbner." Academia. Edu,(210120180031) (1976). Karunia, Hans, Nauvaliana Ashri, and Irwansyah Irwansyah. "Fenomena Penggunaan Media Sosial: Studi Pada Teori Uses and Gratification." Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis 3.1 (2021): 92-104. Nur, Emilsyah. "Peran media massa dalam menghadapi serbuan media online." Majalah Semi Ilmiah Populer Komunikasi Massa 2.1 (2021). Nida, Fatma Laili Khoirun. "Persuasi dalam media komunikasi massa." Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 2.2 (2014): 77-95. Habibie, D. K. (2018). Dwi Fungsi Media Massa. Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(2), 79. Nurhadi, Z. F. (2017). Teori komunikasi kontemporer. Prenada Media. Berger, P., & Luckmann, T. (2016). The social construction of reality. Social Theory ReWired: New Connections to Classical and Contemporary Perspectives: Second Edition, 110–122. https://doi.org/10.4324/9781315775357