The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rizqisebastian, 2021-04-26 04:02:35

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

TUGAS PPG

SIFAT KOLIGATIFPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
LARUTAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021

RIZQI SEBASTIAN, S.Pd.

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya modul kimia untuk materi sifat koligatif larutan. Modul ini bertujuan
untuk membantu siswa SMS dalam memahami penggunaan dan pengembangan
konsep – konsep baru agar lebih terarah. Saya berharap bahwa modul ini juga dapat
menambah referensi bagi siswa SMA dalam pembelajran Kimia.

Dalam modul ini memuat tentang uraian materi-materi yang berkaitan dengan
―SIFAT KOLIGATIF LARUTAN‖. Selain itu untuk memudahkan pemahaman juga
terdapat rangkuman materi. Modul ini juga disisipkan link video-video pembelajaran
terkait dengan materi sifat koligatif larutan dan fenomena-fenomena dalam
kehidupan yang berkaitan dengan materi. Saya berusaha menyusun modul kimia ini
sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru sehingga dapat terjadi kegiatan belajar
mengajar yang lebih komunikatif dan optimal.

Akhirnya, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan modul ini, semoga dapat memberikan andil dalam
kemajuan siswa untuk mempelajari kimia. Saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan modul ini. Untuk itu, kritik dan saran bagi
kesempurnaan modul ini sangat saya harapkan. Semoga modul ini dapat
memberikan manfaat bagi proses pembelajaran kimia khususnya materi sifat
koligatif larutan.

Jakarta, 21 April 2021
Penyusun
i

Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
Analisis Karakteristik Materi .......................................................................... 1

A. Identitas Materi..........................................................................................1
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran.........................................1
C. Pemetaan Analisis Materi..........................................................................2
D. Rambu-Rambu Penyusunan Materi Bahan Ajar ........................................2

1. Karakteristik Peserta Didik...................................................................2
2. Karakteristik Materi..............................................................................2
3. Fasilitas ...............................................................................................2
Peta Konsep .....................................................................................................3
Sifat Koligatif Larutan......................................................................................4
A. Penurunan Titik Beku (ΔTf ........................................................................5
B. Kenaikan Titik Didih (ΔTb).........................................................................8
C. Penurunan Tekanan Uap Jenuh (ΔP)........................................................9
D. Tekanan Osmotik (π) ..............................................................................11
E. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit ................................................................13
Diskusi ............................................................................................................ 17
Rangkuman ....................................................................................................18
Tes Formatif ...................................................................................................20
Daftar Pustaka................................................................................................23

ii

A. Identitas Materi

Judul Modul : Sifat Koligatif Larutan

Kelas : XII IPA

Semester : Ganjil

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran

Kompetensi Dasar Indikator

3.1 Menganalisis fenomena 3.1.1 Memahami penggunaan garam untuk

sifat koligatif larutan membuat es krim

(penurunan tekanan uap, 3.1.2 Memahami penjelasan tentang sifat

kenaikan titik didih, koligatif larutan dengan menggunakan

penurunan titik beku, diagram P-T

dan tekanan osmotic) 3.1.3 Menganalisis penyebab terjadinya sifat

koligatif larutan

3.1.4 Menganalisis perbedaan sifat koligatif

larutan nonelektrolit dan sifat koligatif

elektrolit

3.1.5 Merancang percobaan sifat koligatif

larutan larutan elektrolit dan non

elektrolit

4.1 Menyajikan hasil 4.1.1 Melakukan percobaan sifat koligatrif

penelusuran informasi larutan elektrolit dan nonelektrolit

tentang kegunaan 4.1.2 Menentukan derajat pengionan (α) zat

prinsip sifat koligatif elektrolit berdasarkan percobaan

larutan dalam kehidupan 4.1.3 Menyelesaikan perhitungan kimia terkait

sehari-hari sifat koligatif larutan elektrolit dan

nonelektrolit

1|Page

C. Pemetaan Analisis Materi

Dimensi DIMENSI PROSES KOGNITIF

Pengetahuan Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta

Faktual

Konseptual 3.1.1; 4.1.2; 3.1.3;

3.1.2 4.1.3 3.1.4

Prosedural 3.1.5

Metakognitif

D. Rambu-Rambu Penyusunan Materi Bahan Ajar
1. Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik di SMAIT Buahati Islamic School menyukai pembelajaran yang
fenomenanya ada disekitar mereka serta dapat digambarkan dengan media-
media pembelajaran yang interaktif. Oleh karena itu saya akan membuat
materi ajar ini dengan pendekatan kontekstual dan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah serta juga ditampilkan media-media interaktif
seperti youtube, percobaan virtual sehingga mereka mendapatkan
pengalaman yang lebih banyak. - Peserta didik mayoritas memiliki
kecerdasan math-logic sehingga akan disajikan tes formatif dan sumatif tidak
hanya berbentuk identifikasi suatu masalah tapi juga terdapat model hitungan
sehingga siswa dapat berlatih membaca, memahami bacaan dan berhitung
2. Karakteristik Materi
Karakteristik materi sifat koligatif lebih banyak pada dimensi pengetahuan
konseptual. Pembuatan materi bahan ajar ini akan memperdalam konsep
melalui contoh-contoh yang ada dalah kehidupan sehari-hari siswa. Hal
tersebut bisa membantu siswa lebih mampu memahami konsep pada materi
ini
3. Fasilitas
Fasilitas sebagian besar memadai untuk mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan dan model pembelajaran seperti ini. Sebagian besar peserta didik
memiliki akses internet yang memadai sehingga daianggap mampu
melaksanakan pembelajaran yang diharapkan.

2|Page

SIFAT

KOLIGATIF

LARUTAN

Larutan Larutan Non

Elektrolit Elektrolit

PENURUNAN PENURUNAN KENAIKAN TEKANAN
TEKANAN TITIK BEKU TITIK DIDIH OSMOTIK (π)
UAP (ΔP) (ΔTf) (ΔTB)

3|Page

Sifat Koligatif Larutan

Daftar Istilah

Sifat koligatif larutan Kenaikan titik didih (ΔTb) Tekanan Osmosis

Zat nonvolatile Konstanta molal titik didih (Kb) Osmosis

Konstanta molal titik beku (Kf) Membran semipermiabel
Penurunan titik beku (ΔTf) Penurunan tekanan uap jenuh larutan

ada saat kita memasak sayur dengan cara memanaskan air terlebih dahulu,
maka lama kelamaan air akan mendidih. Setelah air mendidih, kita tambahkan
bumbu-bumbu dapur ke dalam air mendidih tersebut. Penambahan bumbu dapur

tersebut membuat air yang semula mendidih akan
berhenti beberapa saat, kemudian mendidih kembali. Hal
ini menunjukkan bahwa dengan penambahan bumbu ke
dalam air menyebabkan titik didih menjadi lebih tinggi
sehingga butuh waktu beberapa saat untuk membuat air
yang telah dicampur bumbu tersebut mendidih kembali.
Peristiwa ini membuktikan bahwa titik didih air murni lebih
rendah dibandingkan air yang telah dimasukkan suatu zat terlarut.
Peristiwa lain yang kalian dapat amati adalah pembasmian cacing. Cacing bisa
menjadi hewan yang mengganggu untuk manusia. Kalian tentu sudah sering
mendengar berbagai cara untuk untuk membasmi cacing tersebut. Salah satu cara
yang dapat digunakan adalah dengan menaburkan garam
ke atas tubuh cacing. Cacing akan kehilangan cairan
tubuhnya kemudian tubuhnya akan kering dan mati dalam
keadaan kering.
Peristiwa-peristiwa tersebut erat kaitannya dengan sifat koligatif larutan. Sifat
ini terdiri atas empat jenis yaitu penurunan titik beku, kenaikan titik didih, penurunan
tekanan uap, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif larutan ini adalah sifat yang hanya
tergantung pada konsentrasi zat terlarut dan tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut.
Agar lebih jelas, marilah kita pelajari uraian dari masing-masing sifat koligatif larutan.

4|Page

A. Penurunan Titik Beku (ΔTf)

ES KRIM ASLI INDONESIA: ES GOYANG

Es goyang adalah salah satu hidangan pencuci mulut dari Indonesia serupa es
krim berbahan dasar santan sebagai pengganti susu. es goyang sendiri berasal dari
proses pembuatan esnya yaitu dengan cara menggoyang-goyangkan gerobak
selama kurang lebih 5 menit. Penyajiannya terdahulu dengan dimakan secara polos
begitu saja atau dengan menambahkan cairan coklat cair yang akan menempel
pada es tersebut. Penjual es goyang juga banyak yang membuat variasi rasa
dengan menambahkan buah segar seperti alpukat, durian, bahkan coklat.

Gambar 1. Gerobak dan Penjual Es Goyang Gambar 2. Tampilan Es Goyang berbagai rasa

Cara membuat es goyang ternyata tidak serumit yang dipikirkan. Bahan-bahan
dasar dicampur hingga mencapai kekentalan tertentu kemudian dituangkan ke
dalam cetakan. Cetakan tersebut lalu dimasukkan ke wadah pendingin yang berisi
bongkahan es dan garam. Gerobak penjual es goyang biasanya memiliki wadah
pendingin yang cukup besar di bagian tengahnya. Sebelum adonan es mendingin,
es goyang dibubuhi tusukan sebagai pegangan saat dinikmati. Setelah itu, barulah
gerobak digoyang-goyangkan agar adonan es membeku dengan rata. Apakah fungsi
dari es dan garam? Bagaimanakah proses yang terjadi sehingga es dapat membeku
tanpa dimasukkan kedalam lemari pendingin?

Secara makroskopik, membeku adalah perubahan wujud zat dari cair (tidak
teratur) ke padat (lebih teratur). Secara mikroskopik, membeku adalah perubahan
susunan molekul dari tidak teratur menjadi teratur. Adanya garam dalam es batu

5|Page

akan mengubah struktur es yang tadinya teratur menjadi tidak teratur. Garam
memiliki senyawa ionic yang terdiri dari ion positif (katio) dan ion negatif (anion).
Garam akan terurai menjadi ion-ion komponennya yaitu ion Natrium dan ion Klorida.
Komponen ini yang dapat memecah partikel es batu jadi cair. Pada proses tersebut
membutuhkan energi, dan air mengandung energi termal yang dapat membantu
proses tersebut. Dari proses ini, garam mampu menurunkan suhu es sehingga
menjadi lebih dingin. Keadaan yang menjadi lebih dingin ini mengakibatkan adonan
es goyang tersebut dapat membeku tanpa dimasukkan ke dalam lemari pendingin
(lihat video: https://www.youtube.com/watch?v=JkhWV2uaHaA )

Peristiwa tersebut membuktikan bahwa larutan memiliki titik beku lebih rendah
dibandingkan pelarut murninya. Adanya zat terlarut membuat struktur es yang
awalnya teratur menjadi tidak teratur. Energi yang dilepaskan harus semakin banyak
agar larutan membeku sehingga hal terebut membuat larutan akan sulit membeku
dan titik beku larutan menjadi lebih rendah.

Gambar 3. Perbedaan struktur molekul antara es (padat) dengan air (cair)
(Brady, 2012)

6|Page

Gambar 4. Perubahan titik beku larutan dibanding pelarutnya akibat jumlah partikel zat terlarut
(Brady, 2012)

Gambar 5. Diagram fasa P-T mengilustrasikan
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih dari
suatu larutan. Garis putus-putus merupakan garis
larutan sedangkan garis penuh merupakan garis
pelarut murni. Dapat dilihat titik beku larutan lebih
rendah daripada titik beku pelarut murninya
sedangkan titik didih larutan lebih tinggi daripada
titik didih pelarut murninya.

Penambahan zat terlarut akan menyebabkan adanya penurunan titik beku.
Penurunan titik beku (ΔTf) adalah selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku
larutan. Menurut Hukum Raoult: penurunan titik beku suatu larutan non elektrolit
berbanding lurus dengan tetapan molalitas beku air (Kf) dan molalitas larutan (m).
Berdasarkan hal tersebut kita dapat merumuskan bahwa:

ΔTf = penurunan titik beku Tf = Titik beku larutan
= molalitas
Tfo = Titik beku pelarut murni m

Kf = konstanta molal titik beku pelarut

7|Page

B. Kenaikan Titik Didih (ΔTb)

Pada awal modul ini dijelaskan bahwa ketika kita memasukkan bumbu saat
memasak pada air yang mendidih maka air akan berhenti mendidih untuk beberapa
saat namung kemudian mendidih kembali. Hal ini menandakan adanya bumbu yang
dimasukkan menandakan bahwa titik didih larutan yang terbentuk antara air dengan
bumbu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut air murni.

Mendidih dipandang sebagai merenggangnya semua molekul penyusun cairan
serta meningkatnya energi kinetik semua partikel, Titik didih normal adalah suhu
yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan uap jenuh suatu zat cair sama dengan
tekanan atmosfer 760 mmHg (1 atm) di permukaannya. Semakin tinggi tekanan
atmosfer suatu tempat maka semakin sulit suatu zat mendidih, sedangkan semakin
rendah tekanan atmosfer suatu tempat maka semakin rendah titik didih suatu zat
pada tempat tersebut. Hal itu pula yang menyebabkan air lebih cepat mendidih
ketika kita berada di gunung karena tekanan di gunung kecil.

Gambar 6. Mendidih terjadi ketika tekanan uap zat sama dengan
tekanan uap udaranya (atmosfer)

Keberadaan molekul zat terlarut dapat mengganggu kemampuan pelarut untuk
membentuk uap. Hal tersebut menurunkan tekanan uap pelarut murni. Oleh karena
itu dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi untuk dapat membuat larutan tersebut
mencapai titik didihnya. Naiknya titik didih larutan (Tb larutan) dibanding titik didih
pelarut murni (Tb0) karena terdapatnya sejumlah zat terlarut disebut dengan
kenaikan titik didih (ΔTb). Menurut Hukum Raoult : kenaikan titik suatu larutan non
elektrolit berbanding lurus dengan tetapan molalitas didih air (Kb) dan molalitas
larutan (m). Berdasarkan hal tersebut kita dapat merumuskan bahwa:

8|Page

ΔTb = Kenaikan titik didih Tb = Titik didih larutan

Tbo = Titik didih pelarut murni m = molalitas

Kb = konstanta molal titik didih pelarut

Gambar 7. Adanya molekul sukrosa
mengakibatkan tekanan uap sulit terbentuk
sehingga dibutuhkan energi yang lebih tinggi
agar tebentuk tekanan uap sama dengan
tekanan udara sekitar dan mendidih

C. Penurunan Tekanan Uap Jenuh (ΔP)

Kalian tentu sudah tahu alat memasak yang bernama panci presto. Panci
presto biasa digunakan untuk memasak dalam tekanan tinggi sehingga makan dapat
matang lebih cepat. Presto juga digunakan agar daging cepat empuk bahkan sampai
ke tulang-tulangnya. Cara kerja panci presto menggunakan sifat tekanan uap jenuh
untuk menghasilkan suhu yang lebih tinggi lagi.

Panci presto memiliki tutup yang dapat mengamankan panci agar tekanan uap
yang terbentuk dari air yang ada didalamnya tidak keluar. Katup yang ada pada
panci presto digunakan untuk mengontrol agar tekanan uap yang dibentuk tidak
terlalu tinggi dan menyebabkan panci meledak. Uap yang pada panci akan terus
terbentuk dan meningkatkan tekanan uap pada panci. Dengan demikian suhu air
yang lebih tinggi dapat dicapai, yang membuat makanan lebih cepat matang.
Silahkan tonton video berikut untuk menambah pemahaman kalian
https://youtu.be/TWV3FbgPPXo

9|Page

Gambar 8. Panas dari kompor akan menyebabkan
air berubah menjadi uap karena meregangnya ikatan
antarmolekul sehinga menjadi susunan partikel
menjadi tidak teratur. Uap air yang terjebak dalam
panci menghasilkan tekanan pada panci presto dan
membentuk kesetimbangan fasa cair dan gas. Hal ini
menyebabkan suhu air yang lebih tinggi dapat
dicapai

Tekanan uap cairan adalah titik di mana tekanan kesetimbangan tercapai,
dalam wadah tertutup, antara fase gas ke fase cair dan fase cair ke fase gas.
Dalam wadah terbuka, molekul dalam fase gas akan terbang begitu saja dan
kesetimbangan tidak akan tercapai, karena lebih sedikit molekul gas yang memasuki
kembali fase cair. Perhatikan juga bahwa pada kesetimbangan pergerakan molekul
antara cairan dan gas tidak berhenti, tetapi jumlah molekul dalam fase gas tetap
sama — selalu ada pergerakan antar fase.

Penambahan zat terlarut yang sulit menguap dalam suatu pelarut dapat
mengakibatkan turunnya tekanan uap. Hal ini terjadi karena zat terlarut tersebut
menghalangi molekul pelarut untuk membentuk fase uap. Selisih tekanan uap
larutan dengan tekanan uap yang pelarut disebut dengan penurunan tekanan uap
(ΔP).

Gambar 9. Pada pelarut murni molekul pelarut
mudah untuk menguap dan menghasilkan
tekanan uap. Pada larutan yang di dalamnya
terdapat suatu zat terlarut uap semakin sulit
terbentuk sehingga terjadi penurunan tekanan
uap

Menurut hukum Raoult penurunan tekanan uap larutan non elektrolit berbanding
lurus dengan fraksi mol zat terlarut dan tekanan uap jenuh pelarut murni.
Berdasarkan pernyataan tersebut didapat persamaan sebagai berikut:

10 | P a g e

Karena, ΔP = Penurunan tekanan uap
Maka, Po = Tekanan uap pelarut murni
P = Tekanan uap larutan
Xt = Fraksi mol zat terlarut
Xp = Fraksi mol zat pelarut

D. Tekanan Osmotik (π)

Pada awal modul telah dituliskan bahwa cacing dapat mati dengan
menaburkan garam di tubuhnya. Cacing memiliki banyak sekali lendir dan air
didalam tubuhnya. Lendir tersebut menjaga agar tubuh tetap lembab. Tubuh cacing
ditutupi oleh membran berpori yang mudah ditembus oleh partikel lain. Saat tubuh
mereka ditaburi garam maka garam tersebut akan bercampur dengan lendir yang
ada di badan cacing. Lendir dan garam ini menghasilkan sebuah larutan yang
konsentrasinya lebih tinggi daripada cairan didalam tubuh cacing. Peristiwa osmisis
terjadi pada tubuh cacing sehingga akhirnya cacing mengalami kekurangan cairan,
mengerut dan akhirnya mati.

Gambar 10. Cacing akan mati dalam waktu yang
relatif ketika diberikan garam pada tubuhnya karena
terjadinya peristiwa osmosis

Peristiwa osmosis adalah proses merembes pelarut dari larutan encer ke
larutan pekat melalui selaput semiparmiabel. Dalam peristiwa matinya cacing
dengan garam terjadi perpindahan molekul perlarut dari dalam tubuh cacing ke luar

11 | P a g e

tubuh cacing melalui kulit sebagai membran semipermiabel. Hal ini yang
menyebabkan tubuh cacing kehilangan banyak cairan. Perbedaan volume dua
larutan pada saat kesetimbangan menghasilkan tekanan yang disebut Tekanan
osmosis (π). Tekanan osmosis (π) adalah tekanan yang diberikan untuk mencegah
peristiwa osmosis. Tekanan osmosis (π) berbanding lurus dengan tetapan Rydberg
(R), suhu (T) dan molaritas (M) larutan.
Berdasarkan pernyataan tersebut didapat persamaan sebagai berikut:

Dimana nilai R = 0,082 L atm mol-1 K-1 Π = Tekanan Osmotik
T = dalam derajat Kelvin M = Molaritas larutan
R = Tetapan Rydberg
T = Suhu (dalam derajat Kelvin)

Gambar 11. Osmosis dan tekanan osmosisi (π)
(Brady, 2012)

12 | P a g e

Gambar 12. Gambar (a) menandakan bahwa sel berada pada keadaan normal. Gambar (b)
menandakan bahwa terjadi peristiwa osmosis perpindahan pelarutair dari luar sel ke
dalam sel karena berada dalam larutan hipotonik sehingga sel menjadi bengkak.
Gambar (c) sel mengalami penyusutan karena berada dalam larutan yang hipertonik
sehingga terjadi perpindahan pelarut dari dalam sel ke luar sel. (Chang, 2010)

E. Sifat Koligatif Larutan Elektrolt

Pada saat banjir biasanya pihak PLN mematikan aliran listrik di wilayah yang
terdampak banjir. Hal ini dimaksudkan agar aliran listrik tidak mengalir dalam air
banjir dan menyebabkan sesoran kesetrum. Peristiwa ini membuktikan bahwa air
banji dapat menghantarkan arus listrik. Fenomena ini didasarkan karena adanya ion-
ion yang bergerak bebas dalam air banjir yang bisa saja berasal dari rumah tangga,
pabrik dll. Sifat air banjir yang dapat menghantarkan listrik ini menandakan bahwa
air banjir termasuk larutan elektrolit.

13 | P a g e

Gambar 13. Banjir di Green Village Jakbar juga
mengalami pemadaman listrik oleh pihak PLN

Larutan dibagi menjadi dua jenis yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena
mengandung ion-ion yang bergerak bebas. Contohnya dalam air, NaCl mengalami
ionisasi menjadi Na+ dan Cl- ini berarti larutan NaCl termasuk dalam larutan
elektrolit karena dalam pelarutnya menghasilkan ion Na+ dan Cl- yang bergerak
bebas. Pada larutan elektrolit, senyawa tidak mengalami ionisasi menjadi ion + dan
ion negatif sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan lemah.
Perbedaan jenis elektrolit ini bergantung pada kemampuan zat dalam membentuk
ion – ion nya. Kemampuan zat dalam membentuk ion-ionnya dapat dilihat dari nilai
derajat ionisasinya (α). Derajat ionisasi (α) memiliki nilai 0 sampai 1. Larutan yang
memiliki nilai 0 berarti termasuk senyawa non elektrolit karena tidak mampu
membentuk ion + dan ion -. Larutan dengan derajat ionisasi (α) sama dengan 1
maka termasuk larutan elektrolit kuat karena dapat membentuk ion dengan
sempurna. Larutan elektrolit lemah memiliki derajat ionisasi lebih besar dari 0 namun
lebih kecil dari 1.

Kemampuan mengion suatu zat dalam larutan memberikan pengaruh terhadap
jumlah partikel zat terlarut dalam suatu pelarut. Zat elektrolit dan non elektrolit
dengan konsentrasi yang sama akan berbeda jumlah zat terlarutnya setelah
dilarutkan. Secara mikroskopis, zat terlarut dalam larutan elektrolit jumlahnya lebih
besar dibanding zat mula-mula yang dilarutkan. Hal ini dikarenakan dalam larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ion. Secara mikroskopis, zat terlarut dalam larutan non
elektrolit jumlah tidak berubah sebelum dan setelah dilarutkan, karena dalam larutan
tidak terurai menjadi ion-ion.

14 | P a g e

Perbedaan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit
ini tentu menghasilkan perbedaan sifat koligatif larutan. Hal ini dikarenakan sifat
koligatif yang bergantung pada banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan.
Perbedaan jumlah partikel zat terlarut ini berhubungan dengan Van't Hoff yang biasa
dilambangkan dengan i. Faktor Van’t Hoft (i) ini digunakan untuk menjelaskan efek
perbedaan jumlah partikel zat elektrolit secara kuantitas. Faktor van’t hoff dapat
ditentukan dengan persamaan:

dengan n merupakan jumlah ion penyusun elektrolit dan α merupakan derajat
ionisasi larutan elektrolit tersebut.

Adanya faktor van’t hoff tentu memunculkan persamaan baru dalam mencari
sifat koligatifnya. Persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

Tekanan uap jenuh larutan elektrolit dapat ditentukan dengan mencari nilai fraksi
mol zat terlarut pada larutan tersebut. Fraksi mol zat terlarut dalam menentukan
penurunan tekanan uap larutan dapat dicari dengan persamaan:

Sehingga untuk menentukan tekanan uap larutan dapat menggunakan persamaan:

15 | P a g e

Gambar 13. (A) merupakan zat non elektrolit yang tidak menghantarkan arus listrik karena tidak
memiliki ion-ion di dalamnya. (B) merupakan larutan elektrolit lemah karena terionisasi
tidak sempurna. (C) larutan elektrolit kuat karena mengalami ionisai sempurna

16 | P a g e

1. Tuliskan pengaruh zat terlarut non volatil dalam suatu larutan terhadap sifat
berikut:
a. Tekanan uap larutan
b. Titik didih larutan
c. Titik beku larutan
d. Tekanan osmotik

2. Dengan menggunakan gambar 5 (diagram P-T sebagai panduan),
a. Buatlah grafik P-T yang menunjukkan perbandingan air murni, larutan
dengan konsentrasi x dan larutan dengan konsentrasi 2x!
b. Tentukan hubungan ΔTb pada larutan konsentrasi x dengan ΔTb pada
larutan dengan konsentrasi 2x!

3. Garam biasanya digunakan untuk mencairkan salju di negara-negara Eropa.
Garam hanya efektif digunakan pada musim salju dengan suhu yang tidak
ekstrim. Pada kedinginan yang ekstrim garam kurang efektif dan efisien dalam
mencairkan salju. Jelaskan mengapa hal itu bisa terjadi!

4. Rancanglah sebuah percobaan yang dapat digunakan untuk membedakan sifat
koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit! (tuliskan tujuan percobaan, alat dan
bahan percobaan dan langkah-langkah percobaannya)

5. Cairan infus yang masuk ke darah pasien di rumah sakit mengandung NaCl.
Cairan infus yang masuk harus isotonik dengan darah yang memiliki tekanan
osmotik sebesar 7.4 atm pada suhu 37oC. Jelaskan:
a. Mengapa cairan infus harus isotonik dengan darah?
b. Berapa massa NaCl dalam cairan infus pada kasus tersebut?

6. Jika diberi 100 gram larutan gula C12H22O11 30%. Berapakah nilai ΔTb dan pada
suhu berapa larutan akan mendidih? (Mr C12H22O11 = 342; Kb air = 0,512 0C
kg/mol; Tb air = 1000C

7. Tekanan osmotik 0,166 gram kalium iodida dalam 100 mL larutan pada 250C
adalah 0,465 atm. Hitunglah derajat ionisasi (α) dari kalium iodida tersebut!

17 | P a g e

1. Sifat koligatif adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut

2. Sifat koligatif terbagi menjadi empat yaitu: penurunan titik beku, kenaikan titik
didih, penurunan tekanan uap dan tekanan osmotik

3. Secara makroskopik, membeku adalah perubahan wujud zat dari cair (tidak
teratur) ke padat (lebih teratur)

4. Secara mikroskopik, membeku adalah perubahan susunan molekul dari tidak
teratur menjadi teratur

5. Penurunan titik beku (ΔTf) adalah selisih antara titik beku pelarut dengan titik
beku larutan

6. Naiknya titik didih larutan (Tb larutan) dibanding titik didih pelarut murni (Tb0)
karena terdapatnya sejumlah zat terlarut disebut dengan kenaikan titik didih
(ΔTb).

7. Selisih tekanan uap larutan dengan tekanan uap yang pelarut disebut dengan
penurunan tekanan uap (ΔP).

8. Peristiwa osmosis adalah proses merembes pelarut dari larutan encer ke larutan
pekat melalui selaput semiparmiabel.

9. Tekanan osmosis (π) adalah tekanan yang diberikan untuk mencegah peristiwa
osmosis

10. Secara mikroskopis, zat terlarut dalam larutan elektrolit jumlahnya lebih besar
dibanding zat mula-mula yang dilarutkan

11. Perbedaan jumlah partikel zat terlarut ini berhubungan dengan Van't Hoff yang
biasa dilambangkan dengan i.

12. Faktor Van’t Hoft (i) ini digunakan untuk menjelaskan efek perbedaan jumlah
partikel zat elektrolit secara kuantitas

18 | P a g e

13. Persamaan matematika dalam menentukan sifat koligatif larutan non elektrolit
adalah:

14. Persamaan matematika dalam menentukan sifat koligatif larutan adalah:

19 | P a g e

1. Suatu larutan gliserin, C3H5(OH)3 dibuat dengan melarutkan 45 gram senyawa
tersebut dalam 100 gram air, jika Ar C= 12, O = 16 dan H = 1 maka molalitas
gliserin dalam larutan tersebut adalah…
A. 8,01
B. 4,89
C. 31,0
D. 0,31
E. 0,081

2. Jika larutan CH3COOH 30 %, memiliki masa jenis 1,04 x 9 cm-3, (Mr CH3COOH
= 60), molaritas larutan CH3COOH tersebut adalah….
A. 5,45
B. 5,20
C. 4,00
D. 2,72
E. 2,60

3. Sebanyak 6 gram urea (Mr = 60) dicampur dengan 27 gram air (Mr = 18). Jika
tekanan uap air pada suhu tersebut sama dengan 32 mmHg, maka tekanan uap
jenuh larutan adalah….
A. 30 mmHg
B. 28 mmHg
C. 26 mmHg
D. 24 mmHg
E. 20 mmHg

4. Di antara kelima macam larutan di bawah ini yang titik didih larutannya paling
rendah adalah….
A. Na2CO3 0,04 m
B. C6H12O6 0,08 m
C. Mg(NO3)2 0,03 m
D. CO(NH2)2 0,06 m
E. CuSO4 0,04 m

20 | P a g e

5. Suatu larutan NaOH dalam air membeku pada suhu - 0,93 0C. Jika Kf air = 1,86
0C/molal dan Kb air 0,52 0C/molal, maka titik didih larutan NaOH tersebut
adalah….
A. 102,08 0C
B. 101,04 0C
C. 100,52 0C
D. 1,04 0C
E. 0,26 0C

6. Sebanyak 5,4 gram suatu basa bervalensi dua dalam 500 gram air mendidih
pada suhu 100,156 0C, jika derajat ionisasinya= 0,75 dan Kb air = 0,52 0C.
Maka massa atom relatif logam basa tersebut adalah…. .
A. 24
B. 40
C. 52
D. 56
E. 90

7. Larutan 5,85 gram natrium klorida ( Mr = 58,5) dalam 100 gram air mendidih
pada 101,04 0C. Jika harga Kb air = 0,52 0C/m, maka derajat ionisasi NaCI
adalah….
A. 1,00
B. 0,95
C. 0,90
D. 0,85
E. 0,80

8. Jika 0,68 gram suatu elektronik biner (Mr = 204) dilarutkan ke dalam 100 gram
air dan mendidih pada suhu 100,026 0C (Kb air = 0,52 0C/m), maka besarnya
derajat lonisasi elektrolit di atas, adalah….
A. 0,75
B. 0,70
C. 0,60
D. 0,50
E. 0,25

21 | P a g e

9. Jika diketahui tekanan osmosis larutan 10 gram asam benzoat, C6H5COOH
dalam benzena adalah 2 atm pada suhu tertentu maka larutan 20 gram senyawa
dimernya, (C6H5COOH)2, dalam pelarut yang sama mempunyai tekanan
osmosis sebesar... .(Ar C = 12; H = 1; O = 16)
A. 0,5 atm
B. 1,0 atm
C. 2,0 atm
D. 4,0 atm
E. 8,0 atm

10. Untuk mengetahui jenis gula yang digunakan dalam pembuatan sirop, larutan
diencerkan sampai diperoleh kadar 10% massa. Larutan tersebut membeku
pada suhu -0,60oC (Kf air = 1,86). Dari data tersebut, sirop dapat diduga
mengandung gula jenis.…
A. Dekstrosa (Mr = 180)
B. Sukrosa (Mr = 342)
C. Sakarin (Mr = 173)
D. Natrium siklamat (Mr = 201)
E. Dulsina (Mr = 180)

22 | P a g e

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung; PT. Citra Aditya Bakti.
Atkins, P.W. 2006. Physical Chemistry 8th Edition. New York: W.H Freeman

Company
Brady, E. James. 2003. Chemistry, Matter and Its Changes. New York: St. John’s

University
Brady, James E, Jespersen, D. Neil, Alison Hyslop. 2012. Chemistry. 6th Edition,

Hoboken River Street: John Wiley and Sons
Chang, Raymond. 2010. General Chemistry The Essential Concept. 10th Edition,

New York : McGraw Hill.
D. Ebbing, Steven D. Gammon. 2009. General Chemistry, Ninth Edition. Boston:

Houghton Miflin Company
Hiskia, Ahmad. 1992. Struktur Atom, Struktur Molekul, dan Sistem Periodik.

Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
John W. Moore, Conrad L. Stanitski, Peter C. Jurs. 2011. Chemistry The Molecular

Science.Fourth Edition. Canada:Nelson Education, Ltd.
Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, 1996, Principles of Modern Chemistry, Fourth Edition.
Silberbeg, Martin S. 2009. Chemistry The Molecular of Matter and Change.

New York : Mc. Graw Hill
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Jilid 2. Bandung: Penerbit ITB
Tro, Nivaldo, J. 2011. Introdution Chemistry, Fouth Edition. Boston: Prentice Hall
Tro. Nivaldo, J. 2011. Chemistry: A Molecular Approach. USA: Pearson

Education, Inc
Sugiarti, Afrida Era, dkk. 2015. Super Kimia SMA Kelas XI. Jakarta: Kompas Ilmu

23 | P a g e


Click to View FlipBook Version