KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas izinNya penulis dapat menyelesaikan Buku Ajar Pembelajaran Fisika SMA Pengukuran untuk peserta didik Kelas X Fase E. Buku Ajar ini disusun dengan tujuan untuk menunjang proses pembelajaran Fisika SMA/MA yang lebih mudah dan efektif. Materi dalam bahan ajar disusun untuk Konsep Pengukuran dalam Capaian Pembelajaran Fase E yang ada dalam Kurikulum Merdeka. Penyusunan buku ajar ini dapat terselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Meskipun penulis telah berupaya dengan sungguh-sungguh, namun masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan karena keterbatasan kemampuan penulis. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengharapkan masukan/ saran dari berbagai pihak, terutama pihak praktisi (guru) dan peserta didik di sekolah sebagai pengguna buku ajar untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga buku ajar ini dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan. Payakumbuh, April 2023 Penyusun i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................................................................................................ ii PETA KONSEP.........................................................................................................................................................................iii GLOSARIUM............................................................................................................................................................................. iv PENDAHULUAN...................................................................................................................................................................... 1 A. Capaian Pembelajaran.......................................................................................................................................... 1 B. Alur Tujuan Pembelajaran.................................................................................................................................. 2 C. Petunjuk Penggunaan Modul............................................................................................................................. 3 PENGUKURAN ........................................................................................................................................................................ 4 A. Pendahuluan Materi............................................................................................................................................... 4 1. Uraian Materi..................................................................................................................................................... 5 a. Besaran .......................................................................................................................................................... 5 b. Satuan............................................................................................................................................................. 6 c. Kesalahan Pengukuran .......................................................................................................................... 7 d. Alat ukur .....................................................................................................................................................11 e. Pengukuran Tidak Langsung.............................................................................................................28 EVALUASI ................................................................................................................................................................................29 A. Soal Evaluasi............................................................................................................................................................29 B. Kunci Jawaban........................................................................................................................................................33 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................................34 PROFIL PENULIS ..................................................................................................................................................................35 ii
PETA KONSEP iii
GLOSARIUM Akurasi : sifat pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya Angka penting : angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan taksiran Besaran : sesuatu yang ingin diketahui ukurannnya dengan skala satuan tertentu. Besaran pokok : besaran yang sudah ditetapkan dan tidak diturunkan dari besaran lain Besaran turunan : besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok Dimensi : cara penyusunan suatu besaran turunan dari besaran Kalibrasi :pengaturan akurasi suatu alat ukur dengan cara membandingkan alat ukur dengan acuan standar alat ukur tersebut. Mikrometer : satuan panjang yang besarnya satu persejuta meter. Nano : satuan yang menyatakan seperseribu juta bagian. Nanometer : satuan panjang yang besarnya satu perseribu juta meter. Notasi ilmiah :cara menuliskan nilai untuk mengakomodir nilai yang terlalu kecil atau terlalu besar. Paralaks : perubahan kedudukan suatu penglihatan dalam mengamati suatu objek. Pikometer : satuan panjang yang besarnya satu pertriliyun meter. Satuan : pembanding dalam pengukuran yang ditetapkan berdasar acuan tertentu. Sistem internasional (SI) :sistem satuan internasional yang ditetapkan oleh organisasi standar internasional yakni International Bureau of Weights and Measures (BPIM). iv
A. Capaian Pembelajaran PENDAHULUAN Pada akhir fase E, peserta didik mampu untuk responsif terhadap isu-isu global dan berperan aktif dalam memberikan penyelesaian masalah mencakup: mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan penyelidikan, memproses dan menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan refleksi, mengkomunikasikan hasil dalam bentuk projek sederhana atau simulasi visual menggunakan apilkasi teknologi yang tersedia terkait dengan pengukuran, perubahan iklim dalam pemanasan global, pencemaran lingkungan, dan energi alternatif serta pemanfaatannya. Peserta didik mampu memberi penguatan pada aspek fisika sesuai dengan minat untuk ke perguruan tinggi yang berhubungan dengan bidang fisika. Melalui kerja ilmiahjuga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila khususnya mandiri, inovatif, bernalar kritis, kreatif dan bergotong royong. 1
2 Alur Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Pemahaman Sains 10.1 Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan keterampilan proses dalam pengukuran pada kegiatan ilmiah dan kegiatan sehari-hari. Keterampilan Proses 12.3. mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan penyelidikan, memproses dan menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan refleksi, mengkomunikasika n hasil dalam bentuk projek sederhana atau simulasi visual menggunakan apilkasi teknologi yang tersedia terkait dengan pengukuran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu: 1. mendeskripsikan konsep pengukuran dan besaran dan satuan dengan tepat; 2. mengklasifikasikan macam-macam alat ukur berdasarkan besaran yang diukur dengan tepat; 3. mendeskripsikan alat ukur panjang, massa, dan waktu, mengkomunikasikan hasil pengukuran, dan menampilkan sikap ilmiah yang baik; 4. mendeskripsikan alat ukur listrik dan penggunaannya dengan tepat; 5. mendeskripsikan metode pengukuran tidak langsung dengan benar: 6. mendeskripsikan penggunaan alat ukur dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. B. Alur Tujuan Pembelajn
Sebelum melanjutkan belajar melalui buku ajar ini, sebaiknya bacalah dengan cermat petunjuk penggunaan buku ajar ini! 1. Buku ajar berjudul “Pengukuran” diperuntukan bagi peserta didik kelas X Fase E yang dirancang dengan alokasi waktu 10 x 3 JP (Jam Pelajaran). 2. Pelajari daftar isi buku ajar dengan cermat dan teliti. 3. Pelajari setiap kegiatan belajar ini dengan membaca berulang-ulang sehingga kalian benar-benar paham dan mengerti 4. Jawablah latihan soal dengan tepat kemudian cocokkan hasil jawaban kalian dengan kuncijawaban yang sudah tersedia 5. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis, Ananda dapat mengerjakan penugasan mandiri pada kegiatan belajar. Ananda dapat memilih salah satu penugasan pada kegiatan belajar 6. Catatlah kesulitan yang kalian temui dalam buku ajar ini untuk ditanyakan pada guru saat tatap muka. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi buku ajar agar pengetahuan Ananda bisa bertambah. 7. Kerjakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian materi yang sudah Ananda dapatkan. 8. Lakukan penilaian diri di akhir pembelajaran 3 C. Petunjuk Penggunaan Buku Ajar
A. Pendahuluan Materi Pengukuran telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada gambar diatas, aktivitas mengukur tinggi badan balita pada kegiatan posyandu dan mengukur massa cabe menggunakan timbangan sudah biasa kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti kita ketahui kegiatan posyandu selalu dilakukan setiap tahunnya terhadap balita untuk melihat bagaimana perkembangan dari balita tersebut. Mulai dari mengukur tingi badan, lingkar kepala, dan juga mengukur massa badan dari sibalita. Selain itu, tentunya bagi kaum perempuan apalagi bagi ibuk-ibuk. Berbelanja merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Ada yang berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari setiap seminggu sekali dan ada juga yang berbelanja setiap harinya. Bagi ibuk-ibuk yang berbelanja kebutuhan bahan makanan di pasar tradisional tentu kegiatan mengukur bahan pokok menggunakan timbangan tidak asing lagi. Dari membeli ikan, daging, cabe, kentang dan lain sebagainya biasanya akan diukur terlebih dahulu massa dari bahan pokok yang kita beli bukan? Tentunya dari kita sudah pernah dong melihat atau mengamati orang melakukan pengukuran. Bahkan dari kita sudah banyak yang melakukan langsung kegiatan pengukuran. Namun, pahamkah ananda semua apa itu pengukuran? Pernahkah Ananda memperhatikan alat apa yang digunkana untuk mengukur massa, panjang dan waktu? Nah, dalam pengukuran itu sendiri terdapat berbagai macam alat ukur. Alat ukur ini digunakan sesuai dengan besaran apa yang akan kita gunakan loh!! Anada akan lebih memahami materi ini setelah mempelajari uraian materi pada kegiatan belajar kali ini. Semoga Ananda bisa mudah dalam mempelajari dan memahami modul listrik arus searah dan menjadikan pengetahuan yang bermakna sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selamat Belajar. PENGUKURAN (a) (b) Gambar 1. (a) mengukur tinggi badan balita pada kegiatan posyandu (b) Menimbang berat cabe 4
1. Uraian materi 1.1 BESARAN Saat ini, orang tua selalu melakukan pengukuran terhadap tinggi anak, karena orang tua tentunya tidak mau anak mengalami stunting. Salah satu hal yang dilakukan untuk memastikan anak tidak terkena stunting yaitu dengan melakukan kegiatan rutin dalam mengukur perkembangan tinggi badan anak. Apa yang diamksud dengan pengukuran? Nah, pengukuran adalah membandingkan ukuran suatu suatu benda yang belum diketahui ukurannya dengan alat yang dianggap sebagai ukuran standar. Hasil dari pengukuran terdiri dari besaran dan satuan. Sekarang, berdasarkan hasil pengukuran tersebut, tuliskan apa besaran dan satuan dari hasil pengukurannya? Gambar 2. Hasil pengukuran tinggi anak (Sumber: https://mommyasia.id/3427/article/begini-caramengukur-tinggi-dan-berat-badan-anakse&source=lmns&bih=649&biw=1366&hl=id&sa= X&ved=2ahUKEwix76-iqsz-AhVQ3MBHeoIBM4Q_AUoAHoECAEQAA ) Berdasarkan gambar 2, besaran yang diukur yaitu adaah panjang. Dimana besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan mempunyai nilai atau dinyatakan dengan angka. Besar yang didapatkan dari suatu pengukuran dikatakan sebagai “ Besaran”. Besaran fisika itu sendiri dikelompokkan menjadi 2 yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuan telah ditetapkan lebih dulu dan tidak meruapakn besaran yang diturunkan dari besaran lainnya. Besaran pokok ini sendiri terdiri dari 7 macam besaran. Sedangkan besaran turunan adala besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. 5
1.2. SATUAN Satuan merupakan ukuran yang menjadi acuan dari suatu besaran. Terdapat beberapa sistem satuan yang digunakan di dunia, seperti sistem FPS (feet, pound, sekon), CGS (centimeter, gram, sekon), dan MKS (meter, kilogram, sekon). Beberapa negara memiliki kebiasaannya masing-masing dalam penggunaan sistem satuan. Oleh karena itu, masyarakat ilmiah bersama-sama membuat kesepakatan tentang satu sistem satuan baku yang resmi digunakan secara universal. Satuan tersebut adalah Satuan Internasional, dalam bahasa aslinya Systeme International D’ Unites, atau biasa disingkat dengan SI. Ananda semua dapat melihat berbagai satuan SI yang ada pada besaran pokok dan besaran turunan pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Besaran pokok, satuan dan dimensinya No Besaran pokok Lambang Satuan Dimensi 1 Panjang l Meter (m) [L] 2 Massa m Kilogram (Kg) [M] 3 Waktu t Sekon (s) [T] 4 Kuat arus listrik i Ampere (A) [I] 5 Suhu mutlak T Kelvin (K) [q] 6 Intensitas cahaya I Candela (Cd) [J] 7 Jumlah zat n Mol (mol) [N] Tabel 2. Besaran turunan, satuan dan dimensinya No Besaran turunan Lambang dan rumusnya Satuan Dimensi 1 Luas Luas A = p × l m2 [L]2 2 Volume Volume V = p × l × t m3 [L]3 3 Massa jenis ρ = m/v kg/m3 [M][L]–3 4 Kecepatan v = _∆s/∆t m/s [L][T]–1 5 Percepatan a = ∆v / ∆t m/s2 [L][T]–2 6
1.3. KESALAHAN PENGUKURAN Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besarann yang akan diukur dengan besaran sejenis yang telah ditetapkan sebagai satuan. Besaran pembanding yang ditetapkan sebagai satauan dimaksud adalah sistem satuan yang ditetapkan secara internasional sebagaimana diuraikan diatas. Dalam setiap pengukuran biasanya kita di baying-bayangi oleh pertanyaan-pertanyaan bagaimanakah hasil pengukuran kita, bagaimaana cara melaporkannya, apakah jaminannya bahwa hasil pengukuran kita tidak salah, seberapa kurang tepatnya pengukuran kita dan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya ingin mendapatkan kepastian. Artinya dalam setiap pengukuran selalu diikuti dengan ketidakpastian dan apakah ketidakpastian hasil pengukuran itu? Secara umum faktor munculnya ketidakpastian hasil pengukuran disebabkan karena adanya kesalahan (error). Pada setiap aktivitas pengukuran, kesalahan pengukuran tidak dapat dihindarkan, apalagi jika pengukuran hanya dilakukan sekali, peluang ketidaksesuaian antara hasil pengukuran dengan kondisi sebenarnya semakin besar. Banyak faktor kesalahan yang dapat menyebabkan hasil pengukuran tidak sesuai dengan kondisi aslinya. 7 Ayooo diskusikan dan asah kemampuanmu!!!! 1. Setelah mempelajari besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan dan dimensinya. Silahkan ananda lengkapi tabel 3 dibawah ini Abel 3. Besaran turunan, satuan dan dimensi Besaran turunan Lambang dan rumus Satuan Dimensi Momentum Energi potensial Energi kinetik Impuls Gaya Usaha 2. Coba ananda analisi bersama temanmu kenapa dari beberapa beberapa besaran turunan memilii dimensi yang sama? Kenapa hal tersebut dapat terjadi? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………… Kegiatan 1
(a) (b) Gambar 5. (a) Contoh Voltmeter; (b) Ilustrasi Voltmeter yang dipasang paralel Cara membaca skala hasil ukur voltmeter: 8 Ayooo diskusikan dan asah kemampuanmu!!!! Orientasi : Menyatakan permasalahan yang akan diselidiki dalam pembelajaran 1 Pernahkah Anda berbelanja sesuatu barang yang ditimbang di pasar lalu setelah sampai di rumah Anda timbang kembali ternyata beratnya tidak sesuai dengan yang Anda timbang di pasar dan apa yang Anda lakukan? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………… 2 Merumuskan Masalah Berdasarkan berita yang diamati diatas terkait perbedaan hasil timbangan yang dilakukan dipasar dan di rumah. Coba ananda kemukakan pertanyaan yang muncul berdasarkan informasi/berita tersebut. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………… 3 Merumuskan Hipotesis Coba ananda kemukakan hipotesis/pernyataan sementara berdasarkan pertanyaan yang dirumuskan pada bagian perumusan masalah …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………… 4 Mengumpulkan Data Untuk membantu pemahaman kalian mengenai materi-materi ini, mari kita lakukan sebuah percobaan sederhana. Pertama-tama duduklah dengan kelompok yang sudah ditetapkan yang terdiri dari 5-6 orang kemudian lakukan percobaan dibawah ini 1. Alat dan Bahan a. Penggaris c. Pensil b. Pena d. Buku Kegiatan 2
9 2. Langkah Kerja a. Pengukuran 1 1) Siapkan alat dan bahan percobaan 2) Ukurlah panjang buku menggunakan penggaris/ mistar 3) Baca dan catatlah hasil pengukuran yang telah dilakukan 4) Masukkan hasilnya ke dalam tabel 4 5) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali bergantian dengan teman kelompokmu 6) Ulangi langkah 1-5 dengan mengganti buku dengan pena dan pensil Tabel 4. Pengukuran menggunakan mistar Aspek yang diukur Pengukuran keHasil pengukuran (cm) Panjang buku 1 2 3 Panjang pena 1 2 3 Panjang pensil 1 2 3 b. Pengukuran ke 2 1) Siapkan alat dan bahan percobaan 2) Ukurlah panjang buku menggunakan penggaris/ mistar 3) Sebelum mengukur pastikan bahwa ujung buku berada tepat di angka 0 4) Kemudian pastikan posisi badan tegak lurus dengan penggaris/mistar 5) Baca dan catatlah hasil pengukuran yang telah dilakukan 6) Masukkan hasilnya ke dalam tabel 5 7) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali bergantian dengan teman kelompokmu 8) Ulangi langkah 1-7 dengan mengganti buku dengan pena dan pensil
10 Tabel 5. Data pengukuran menggunakan mistar dengan posisi penglihatan tegak lurus Aspek yang diukur Pengukuran keHasil pengukuran (cm) Panjang buku 1 2 3 Panjang pena 1 2 3 Panjang pensil 1 2 3 Analisi data 1. Apakah pada percobaan 1 terdapat perbedaan pengukuran antara yang kamu lakukan dengan temanmu lakukan? Kenapa terjadi perbedaan? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 2. Apakah pada percobaan 2 terdapat perbedaan pengukuran antara yang kamu lakukan dengan temanmu lakukan? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 3. Apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara pengukuran yang kamu lakukan dengan temanmu pada percobaan 1? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 5 Menguji Hipotesis Setelah mengumpulkan informasi melalui studi literatur, silahkan ananda periksa hipotesis yang telah ananda kemukakan, kemudian cocok kan dengan hasil percobaan. Apakah terbukti atau tidak? Jelaskan berdasarkan referensi yang ananda pelajari. …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
1.4. Alat Ukur Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita tidak pernah luput dari kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula, beras, daging, mengukur tinggibadan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh merupakan bentuk aktivitas pengukuran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran merupakan bagian dari kehidupanmanusia. Melalui hasil pengukuran kita bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran agar memberikan hasil yang baik maka haruslah menggunakan alat ukur yang memenuhi syarat. Suatu alat ukur dikatakan baik bila memenuhi syarat yaitu valid (sahih) dan reliable (dipercaya). 1. Ala t ukur panjang a. Mistar Pada mistar, jarak antara dua goresan yang berdekatan merupakan skala terkecilnya. Umumnya, skala terkecil mistar adalah 1 mm, tetapi ada juga mistar yang skala terkecilnya lebih besar dari 1 mm, misalnya 1 cm. Gambar 3. Cara membaca skala mistar yang tepat Dalam setiap pengukuran dengan menggunakan mistar, usahakan kedudukan pengamat (mata) tegak lurus dengan skala yang akan diukur. Hal ini untuk menghindari kesalahan penglihatan (paralaks). Paralaks yaitu kesalahanyang terjadi saat membaca skala suatu alat ukur karena kedudukan mata pengamat tidak tepat. 11 6 Membuat Kesimpulan Berdasarkan hipotesis serta data percobaan yang ananda lakukan, silahkan ananda simpulkan poin penting berdasarkan kegiatan yang telah kita lakukan dan berdasarkan literature yang telah ananda pelajari. Tuliskan kesimpulan tersebut pada kolom berikut …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
Contoh mengukur panjang dengan mistar Jawab: * Panjang karet penghapus A Ujung depan dititik 0 dan ujung belakang di 2 cm lebih 3mm. Jadi panjangnya 2,3 cm. * Panjang karet penghapus B Ujung depan di titik 3 cm dan ujung belakang di 4 cm lebih 7 mm. Jadi panjang karet penghapus B 4,7 cm – 3 cm = 1,7 cm. b. Jangka sorong Jangka sorong memiliki bagian utama yang disebut rahang tetap dimana terdapat skala utama dan rahang geser dimana terdapat skala nonius atau vernier. Nilai skala terkecil jangka sorong bergantung pada pembagian skala nonius yang terdapat pada rahang geser. Umumnya, jangka sorong yang banyak beredar di pasaran saat ini adalah jangka sorong yang memiliki nilai skala terkecil 0,1 mm. Gambar 5. Bagian-bagian jangka sorong 1) Rahang dalam untuk mengukur diameter dalam. 2) Rahang luar untuk mengukur diameter luar. 3) Bagian untuk mengukur kedalaman/tinggi suatu benda. Contoh Pengukuran dengan jangka sorong Gambar 6. Cara pengukuran jangka sorong 12 Gambar 4.Mengukur dengan mistar 3 3 2 3 1
Cara Membaca Jangka Sorong 1) Menentukan angka yang di tunjuk pada skala utama yang tepat dibaca sebelum angka 0 (nol) di skala nonius di jangka sorong. 2) Kemudian tentukan skala nonius yang segaris/berhimpit dengan skala utama, dan kalikan dengan ketelitian angkanya. 3) Jumlahkan skala nonius dan juga skala utama Perhitungan : Hasil Pengukuran = Skala Utama + (Skala Nonius x 0,01) cm . c. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan selubung luar yang memiliki skala putar sebagai nonius. Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur dari 0,01 mm – 0,50 mm 13. Contoh soal Pak Budiman adalah seorang pengrajin kayu. Suatu hari ia diminta oleh Budi untuk membuat sebuah pijakan engrang. Pijakan tersebut terbuat dari kayu yang ukurannya harus pas yaitu setengah dari pegangan engrang sehingga diukur dengan sangat teliti menggunakan jangka sorong. Berikut merupakan hasil pengukuran panjang pijakan oleh Budi Gambar 7. Hasil pengukuran pijakan kayu dari jangka sorong Penyelesaian: Diketahui: Skala utama = 3,1 cm Skala nonius = 9 NST = 0,1 mm Ditanya: Hasil pengukuran? dijawab: Hasil pengukuran = Skala tetap + ( skala nonius× nst ) = 3,1 cm + (9 × 0,1 mm) = 3,1 cm + 0,9 mm = 3,1 cm + 0,09 cm = 3,19 cm
Gambar 8. Bagian-bagian mikrometer sekrup Contoh Pengukuran dengan mikrometer sekrup Gambar 9. Cara pengukuran mikrometer sekrup Cara Membaca Mikrometer Sekrup Gambar 10. Cara membaca mikrometer sekrup 1) Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble yang telah melewati angka “5” pada bagian atas. 2) Sedangkan skala utama selanjutnya bisa dilihat pada bagian bawah garis horizontal yang telah melewati 1 strip. 3) 0.5 mm memiliki arti pada bagian ini ditemukan hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. 4) Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip pada setiap 1 strip menandakan jarak 0.5 mm. Hal ini dipengaruhi oleh terlewatinya 5 strip di atas garis horizontal. 5) Sedangkan untuk 6 strip di bawah garis horizontal yang digabung dengan 5 strip bisa terbaca dengan total jarak (5+6) x 0.5mm = 5.5 mm 6) Bagian kedua terlihat ada garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di skala nonius. Angka ini bisa berarti pada skala nonius didapat tambahan panjang 0.28 mm. 7) Pada hasil akhir pengukuran skala mikrometer sekrup pada contoh ini didapat angka 5.5 + 0.28 = 5.78 mm. Untuk hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm. 14
2. Alat ukur massa a. Neraca Ohauss Neraca ohauss terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala puluhan gram dan batang ketiga berskala satuan gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Gambar 12. Neraca Ohauss 15 Contoh soal Budi adalah seorang siswa di SMAN 8 Padang yang akan mengikuti lomba engreng. Sebelum mengikuti perlombaan Budi meminta ayahnya untuk membuatkan engreng dari bambu. Untuk membuat engreng ini ayah Budi menyuruhnya untuk mengukur diameter bambu yang akan dipakai menggunakan mikrometer sekrup. Berikut ini merupakan hasil pengukuran diameter bambu dengan menggunakan mikrometer sekrup oleh Budi. Gambar 11. Hasil pengukuran bambu menggunakan micrometer sekrup Penyelesaian: Diketahui: Skala tetap = 4,5 mm Skala nonius = 30 NST = 0,01 mm Ditanya: Hasil pengukuran? dijawab: Hasil pengukuran = Skala tetap + ( skala nonius× nst ) = 4,5 mm + (30 × 0,01 mm) = 4,5 mm + 0,30 mm = 4,80 mm
Cara Membaca Dan Mengukur Skala Hasil Pengukuran Neraca Ohaus Gambar 13. Cara Membaca Dan Mengukur Skala Hasil Pengukuran Neraca Ohaus Skala Lengan Depan = 2,4 gram Skala Lengan Tengah = 500 gram Skala Lengan Belakang = 40 gram + 542,4 gram Dengan demikian, hasil pengukuran yaitu 542,4 gram. 16 Contoh soal Budi adalah seorang siswa di SMAN 8 Padang yang akan melakukan pratikum pengukuran massa sebuah balok logam . budi menggunakan neeraca ohaus untuk melakukan pengukuran terhadap massa balok logam tersebut. Setelag balok loganm dilettakkan diatas neaca ohaus. Didapatkan skala lengan depan, tengan dan belakang seperti gambar berikut ini Gambar 16. Hasul pengukuran balok logam menggunakan neraca ohaus Tentukanlah hasil pengukuran dari balok logam tersebut! Penyelesaian: Diketahui: Skala lengan depan = 200 gram Skala lengan tengah 20 gram Skala lengan belakang 1 gram Ditanya: Hasil pengukuran? dijawab: Hasil pengukuran = Skala Lengan Depan = 200 gram Skala Lengan Tengah = 20 gram Skala Lengan Belakang = 1 gram + 221 gram
3. Alat ukur stopwatch a. Stopwatch Stopwatch merupakan alat ukur waktu yang umum digunakan. Dengan ketelitian 0,1 detik karena setiap skala pada stopwatch dibagi menjadi 10 bagian. (a) (b) Gambar 17. (a) Stopwatch analog dan (b) Stopwatch digital 17 Ayooo diskusikan dan asah kemampuanmu!!!! Untuk membantu pemahaman kalian mengenai materi-materi ini, mari kita lakukan sebuah percobaan sederhana. Pertama-tama duduklah dengan kelompok yang sudah ditetapkan yang terdiri dari 5-6 orang kemudian lakukan percobaan dibawah ini 3. Alat dan Bahan a. Buku c. Neraca ohaus e. Stopwatch b. Koin d. Mistar f. Mikrometer sekrup c. Tabung Reaksi e. Jangka sorong 4. Langkah Kerja a. Mistar 2) Siapkan mistar dan buku 3) Ukurlah panjang buku menggunakan mistar 4) Baca dan catatlah hasil pengukuran yang telah dilakukan 5) Masukkan hasilnya ke dalam tabel 6 6) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali Kegiatan 3
17 18 Tabel 6. Pengukuran menggunakan mistar Aspek yang diukur Pengukuran keHasil pengukuran (cm) Panjang buku 1 2 3 b. Jangka Sorong 1) Siapkan jangka sorong dan tabung reaksi! 2) Ukurlah diameter luar, diameter dalam dan kedalaman tabung reaksi menggunakan jangka sorong 3) Bacalah skala utama dan skala noniusnya 4) Masukkan hasilnya ke dalam tabel 7 5) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali. Tabel 7. Data pengukuran menggunakan jangka sorong Aspek yang diukur Pengukura n keNilai skala utama (SU) (cm) Nilai skala Nonius (SN) (cm) Hasil pengukuran Diameter luar 1 2 3 Diameter dalam 1 2 3 Kedalaman 1 2 3 c. Mikrometer Sekrup 1) Siapkan mikrometer sekrup 2) Siapkan beban koin dan buku 3) Ukurlah tebal koin logam dan tebal buku menggunakan mikrometer sekrup 4) Bacalah skala utama dan skala noniusnya 5) Masukkan hasilnya ke dalam tabel 8 6) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali Kegiatan 3
19 d. Neraca 1) Siapkan neraca Ohauss dan batu! 2) Kalibrasikan/setimbangkan dahulu neraca dengan menempatkan pemberat di skala 0. 3) Letakkan batu pada tempat beban neraca! 4) Geser skala sampai mendapatkan posisi setimbang. Penggeseran di mulai dari skala yang paling besar! (Posisi setimbang ditandai dengan sejajarnya pointer dengan titik nol) 5) Baca skala yang ditunjukkan oleh pemberat pada masing-masing lengan neraca 6) Masukkan hasilnya ke dalam tabel 9 7) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali Tabel 9. Data pengukuran menggunakan neraca Ohauss Aspek yang diukur Pengukura n keNilai pada lengan 1 (l1) (gram) Nilai pada lengan 2 (l2) (gram) Nilai pada lengan 3 (l3) (gram) Hasil pengukuran (l1 + l2+ l3) (gram) Massa batu 1 2 3 e. Stopwatch 1) Siapkan stopwatch 2) Berjalanlah dari sisi kiri kelas menuju sisi kanan kelas dan kembali lagi ke sisi kiri kelas, 3) Ukurlah waktu yang dibutuhkan untuk dari anda mulai berjalan hingga berhenti dengan menggunakan stopwatch 4) Catatlah skala penunjukan yang terbaca. 5) Masukkan hasilnya ke dalam tabel 10 6) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali Tabel 10. Data pengukuran menggunakan stopwatch Aspek yang diukur Pengukuran keHasil pengukuran (sekon) Waktu berjalan 1 2 3 Kegiatan 3
4. Alat ukur listrik a. Bagian-bagian Multimeter / Avometer Gambar 18. Bagian-bagian Avometer AVOmeter merupakan alat ukur kelistrikan. AVO sendiri merupakan sebuah singkatan dari Ampere (satuan arus listrik), Volt (satuan tegangan listrik, baik itu arus AC maupun DC), dan Ohm (satuan resistansi atau hambatan listrik). Fungsi AVOmeter adalah untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik (AC dan DC), sekaligus resistensi. Jadi, bisa dibilang bahwa AVOmeter merupakan multimeter atau multitester. Bagian-bagian AVOmeter antara lain skala, pointer (jarum penunjuk), selektor batas ukur,pengatur posisi jarum, pengatur 0 ohm, terminal, dan probe. 1) Skala Gambar 19. Bagian skala Skala berupa garis berbentuk busur yang terdapat rentang angka yang dipecah oleh beberapa garis. Terdapat beberapa skala dengan rentang angka dan warna yang berbeda. Dalam skala ada simbol Ω hanya digunakan dalam pembacaan nilai hambatan. Terdapat pula skala yang digunakan dalam pembacaan nilai tegangan DC/AC dan kuat arus listrik DC. Terdapat tiga skala dengan rentang berbeda yang dapat digunakan dalam pengukuran tegangan dan kuat arus listrik. 2) Pointer (jarum penunjuk) Jarum penunjukan akan berangka pada skala sebagian hasil pembacaan pengukuran yang dilakukan. Dalam mengamati angka yang ditunjukan jarum, maka harus dilihat secara tegak lurus pada jarum. “Untuk membantu pembacaan secara tegak harus, pada papan skala terdapat cermin sebagai alat untuk mengurangi kesalahan” 20
3) Selektor Batas Ukur Gambar 20. Bagian selektor batas ukur Selektor batas ukur berupa skalar yang dapat diputar untuk memilih batas ukur yang hendak digunakan. Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting ketika menggunakan AVOmeter. Karena menentukan fungsi dan pengukuran yang akan digunakan. Pada bagian tepi selektor terdapat tanda AC V, Ω, DC Ma dan DC V. Penjelasan masingmasing tanda adalah sebagai berikut: AC V : untuk mengukur tegangan listrik PLN (arus bolak balik). DC V : khusus untuk mengukur tegangan listrik DC. Misalnya tegangan yang di timbulkan oleh baterai. DC mA : untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir pada suatu komponene. Ω : digunakan untuk mengukut nilai hambatan suatu komponen 4) Zero Position Adjuster (Pengatur Posisi Nol jarum) Gambar 21. Bagian zero position adjuster Pada AVOmeter, bagian ini digunakan untuk mengatur posisi jarum pada angka nol yang letaknya paling kiri pada skala. “sebelum melakukan pengukuran, cek apakah jarum sudah pada posisi nol, jika belum, atur menggunakan pengaturan posisi jarum dengan memutar ke kanan atau ke kiri hingga jarum pada posisi nol. 5) Pengatur Nol Ohm Gambar 22. Bagian pengatur nol ohm 21
Bagian ini berfungsi untuk memutar jarum pada posisi nol skala ukur hambatan ketika mengenolkan AVOmeter dalam mengukur hambatan 6) Probe Gambar 23. Bagian probe Probe merupakan bagian AVOmeter yang bersentuhan langsung dengan objek yang akan diukur nilai besaran listriknya. Terdapat dua probe pada AVOmeter yaitu warna merah dan warna hitam. 7) Terminal Pengukuran Gambar 24. Bagian terminal Terminal pengukuran adalah bagian untuk menghubungkan probe dengan AVOmeter. Biasanya terdapat dua terminal pada AVOmeter yaitu terminal + dan –. b. Penggunaan Alat Ukur Listrik Avometer 1) Mengukur Hambatan Listrik Gambar 25. Pengukuran hambatan Tahap persiapan sebelum melakukan pengukuran hambatan menggunakan AVOmeter adalah mengenolkan AVOmeter terlebih dahulu dengan menyentuhkan probe merah dan probe hitam, kemudian pada tombol kecil berlabel “0 Adjust” putar perlahan hingga jarum mengarah ke angka nol. a. Memasang ujung kabel probe hitam dipasang ke teminal yang ditandai “Common” atau – dan ujung kabel probe merah dipasang ke terminal yang ditandai dengan +. Pastikan Probe benar-benar terpasang pada AVOmeter. 22
b. Mencari dua titik kontak listrik (kaki) dari komponen yang hendak diukur. Tekan probe hitam dan probe merah pada masing-masing titik (kaki). Kemudian jarum akan bergerak dari posisi kiri ke kanan. c. Pembacaan skala atau hasil pengukuran yaitu mengamati skala dengan mata tegak lurus terhadap skala. Untuk memperoleh nilai hambatan menggunakan persamaan 2) Mengukur Tegangan Listrik Gambar 27. Pengukuran tegangan listrik 23 Contoh soal Perhatikan simbol berikut Gambar 26. Hasil pengukuran hambatan Apabila saklar pemilih (selector switch) pada multimeter terletak pada posisi X100. Berdasarkan gambar tersebut, berapakah nilai yang terukur oleh alat ukur tersebut Penyelesaian: Diketahui: Skala yang ditunjuk jarum = 1 Batas ukur = ×100 Ditanya: Hasil pengukuran? dijawab: Hasil pengukuran = skala yang ditunjukkan jarum × 100 = 1× 100 = 100Ω
Mengenolkan posisi pointer terlebih dahulu sebelum digunakan dalam pengukuran dengan cara “pada tombol kecil berlabel “Zero Adjust” putar perlahan hingga jarum mengarah ke posisi angka nol pada skala. a. Memutar tombol selektor sacara perlahan dan tempatkan pada fungsi Voltmeter sebagai alat ukur tegangan listrik. Pilih batas ukur yang digunakan. Untuk menjaga kondisi AVOmeter supaya tidak terjadi tegangan berlebih, pilih pada batas ukur yang besar untuk pengukuran pertama. b. Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur. Memasang AVOmeter secara paralel dengan komponen dalam rangkaian yang hendak diukur. c. Pembacaan skala, mengamati skala dengan mata tegak lurus, untuk memperoleh nilai tegangan listrik hitung dengan menggunakan persamaan 3) Mengukur Arus Listrik Gambar 29. Pengukuran kuat arus listrik 24 Contoh soal Perhatikan simbol berikut Gambar 28. Hasil pengukuran tegangan listrik Apabila batas ukur voltmeter DC (VDC) pada angka 50. Berapakah volt tegangan yang terukur oleh alat ukur tersebut Penyelesaian: Diketahui: Skala yang ditunjuk jarum = 20, skala maksimum 50 , Batas ukur = 50 Ditanya: Hasil pengukuran tegangan ? dijawab: Hasil pengukuran = skala ditunjuk/skala maksimum × batas ukur = 20/50×50= 20 volt
Mengenolkan posisi jarum terlebih dahulu sebelum digunakan dalam pengukuran dengan cara memutar tombol kecil berlabel “Zero Adjust” perlahan hingga jarum mengarah ke posis angka nol skala. a. Pemilihan fungsi amperemeter dengan memutar selektor secara perlahan dan tempatkan pada fungsi Amperemeter sebagai alat ukur kuat arus listrik. Memilih batas ukur yang hendak digunakan. Untuk pertama kali pilih batas ukur yang terbesar. b. Menghubungkan probe dengan rangkaian yang akan diukur, memasang AVOmeter secara seri terhadap rangkaian. c. Pembacaan skala dan hasil pengukuran, yaitu dengan mengamati skala dengan tegak lurus. Untuk memperoleh nilai kuat arus listrik dengan menggunakan rumus sebagai beriku : 25 Untuk membantu pemahaman kalian mengenai materi-materi ini, mari kita lakukan sebuah percobaan sederhana. Pertama-tama duduklah dengan kelompok yang sudah ditetapkan yang terdiri dari 5-6 orang kemudian lakukan percobaan dibawah ini 1. Alat dan Bahan a. Avometer c. 3 baterai b. 3 resistor A,B,C d. Lampu LED 2. Langkah Kerja a. Mengukur Besar Hambatan 1) Mempersiapkan semua alat dan bahan 2) Memasang ujung kabel probe hitam ke terminal yang ditandai “common”atau – dan ujung probe merah diasang pada terminal yang ditandai dengan + 3) Mengkalibrasi avometer kedalam bentuk 0 (menyentuhkan probe merah dan probe hitam, jika jarum belum menunjukkan angka 0 putar perlahan tombol kecil berlabel “0 adjust” hinga mengarah ke angka nol pada skala 4) Memutar tombol selector an menempatkan fungsi Ohmeter dengan batas pengukuran yang akan digunakan (usahakan dimulai dari X1) 5) Ubah batas ukur fungsi Ohmeter sampai skala terbaca dengan tepat Kegiatan 4
26 7) Mencari dua titik kontak listrik (kaki) dari komponen yang akan diukur (resistor), tekan probe hitam dan probe merah pada masing-masing titik (kaki) 8) Memasukkan data pengamatan yang didapatkan pada table 11 9) Lakukan percobaan 1-3 dengan resistor yang berbeda Tabel 11. Pengukuran besar hambatan listrik No Hambatan Batas ukur Skala yang ditunjuk Besar hambatan (Ω) 1 Resistor 1 2 Resistor 2 3 Resistor 3 b. Mengukur tegangan listrik 1) Mempersiapkan alat dan bahan percobaan 2) Memasang ujung kabel probe hitam ke terminal yang ditandai “common”atau – dan ujung probe merah diasang pada terminal yang ditandai dengan + 3) Mengkalibrasi avometer kedalam bentuk 0 (menyentuhkan probe merah dan probe hitam, jika jarum belum menunjukkan angka 0 putar perlahan tombol kecil berlabel “zero adjust” hinga mengarah ke angka nol pada skala 4) Memutar tombol selector secara perlahan dan tempatkan pada fungsi voltmeter sebagai alat ukur tegangan listrik 5) Memilih batas ukur yang akan digunakan 6) Merangkai rangkaian seperti pada gambar berikut 7) Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur 8) Memasang avometer secara parallel dengan komponen dalam rangkaian yang hendak diukur 9) Jarm yang bergerak akan berhenti pada nilai skala yang sesuai pengukuran 10)Mengamati skala dengan mata tegak lurus 11)Mencatat hasil pengematan ke dalam table 12 data hasil pengamatan 12)Ulangi 3 kali percobaan dengan memvariasikan baterai Kegiatan 4
27 Tabel 12. Data pengukuran besar tegangan listrik No Baterai Batas ukur Skala maksimu m alat Skala yang ditunjuk Hasil pengukuran (Volt) 1 1 baterai 2 2 baterai 3 3 baterai c. Mengukur kuat arus listrik 1) Mempersipakan alat dan bahan percobaan 2) Memasang ujung kabel probe hitam ke terminal yang ditandai “common”atau – dan ujung probe merah diasang pada terminal yang ditandai dengan + 3) Mengkalibrasi avometer kedalam bentuk 0 (menyentuhkan probe merah dan probe hitam, jika jarum belum menunjukkan angka 0 putar perlahan tombol kecil berlabel “zero adjust” hinga mengarah ke angka nol pada skala 4) Memutar tombol selector secara perlahan dan tempatkan pada fungsi amperemeter sebagai alat ukur kuat arus listrik 5) Memilih batas ukur yang hendak digunakan 6) Menyusun rangkaian 7) Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur 8) Memasang avometer secara seri terhadap rangkaian 9) Mengamati jarum yang bergerak, jarum yang bergerak akan berhenti pada nilai skala sesuai pengukuran 10)Mengamati skala dengan tegak lurus 11)Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel 13 data hasil pengamatan 12)Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali dengan memvariasikan baterai Tabel 13. Data pengukuran besar kuat arus listrik No Baterai Batas ukur Skala maksim um alat Skala yang ditunjuk Hasil pengukura n (Ampere) 1 1 baterai 2 2 baterai 3 3 baterai Kegiatan 4
1.5. PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG Berikut ini adalah 2 jenis pengukuran yang dapat digunakan: Pengukuran berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Berikut penjelasannya: 1. Pengukuran Langsung Pengukuran langsung mengambil karakteristik objek yang akan diukur secara eksplisit tanpa terlebih dahulu memprosesnya. Pengukuran langsung adalah proses pengukuran dengan memakai alat ukur langsung dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada alat ukur tersebut. Contohnya adalah ketika kita langsung mengukur lebar lapangan bola dengan meteran dan langsung memperoleh hasilnya atau saat mengukur panjang suatu benda dengan meteran.Ketika kita mengukur panjang buku dengan mistar, berarti kita melakukan pengukuran langsung karena hasil pengukuran panjang buku terbaca langsung pada skala mistar tersebut. 2. Pengukuran Tidak Langsung Pengukuran tidak langsung adalah proses pengukuran suatu besaran dengan cara mengukur besaran lain. Pada pengukuran tidak langsung, digunakan beberapa jenis alat ukur, dan hasil pengukuran nantinya merupakan hasil operasi (bisa pembagian/perkalian) dari hasil pengukuran alat-alat ukur tersebut.Di dalam pengukuran tidak langsung, hasilnya tidak langsung diperoleh, karena harus terlebih dahulu diproses dengan konversi. Contohnya adalah saat mengukur luas lapangan bola, kita perlu mengukur panjang dan lebar lapangan, kemudian memperoleh luasnya dengan mengalikan panjang dan lebar dari lapangan bola itu. Begitu pula dengan pengukuran volume, massa jenis, nilai rata-rata, medan magnet, medan listrik, dan gaya benda. Untuk mengukur kecepatan gerak suatu benda, maka besaran-besaran yang harus kita ukur adalah panjang dan waktu (v = s/t). Jadi alat ukur yang digunakan adalah alat ukur panjang seperti penggaris/rollmeterdan alat ukur waktu seperti stopwatch. Dan hasil pengukuran nantinya dalah hasil pengukuran penggaris/rollmeter dibagi hasil pengukuran stopwatc. 3. Hubungan Pengukuran Tidak Langsung dengan Besaran Turunan Besaran turunan muncul dalam aktivitas sehari-hari, membuatnya bisa dihitung menggunakan alat ukur atau dengan rumus. Pengukuran dengan alat ukur disebut dengan pengukuran langsung, sementara penggunaan rumus untuk menghitung besaran turunan adalah pengukuran tidak langsung. Berikut beberapa alat-alat ukur terkait dalam pengukuran tidak langsung 28.
29
EVALUASI Setelah mempelajari seluruh kegiatan belajar, maka ujilah pemahaman Anda dengan menyelesaikan evaluasi materi pengukuran . Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Besaran fisika berikut yang termasuk besaran pokok adalah a. Massa, Berat, Jarak, Gaya b. Panjang, Daya, Momentum, Kecepatan c. Kuat Arus, Jumlah Zat, Suhu, Panjang d. Waktu, Energi Percepatan,Tekanan e. Usaha, Intensitas Cahaya, Gravitasi, Gaya Normal 2. Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran pokok dalam system Internasional adalah …. a. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus b. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis c. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat d. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu e. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu 4. Dari kelompok besaran dibawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah... a. kuat arus, massa, gaya b. suhu, massa, volume c. waktu, percepatan, momentum d. usaha, momentum, percepatan e. kecepatan, suhu, jumlah zat 30
5. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebutkan kesalahan pengukuran, kecuali.... a. Ketidakpastian b. Keterbatasan Pengamat c. Kondisi pengukuran Random d. Kesalahan kalibrasi e. Kesalahan sekolah 6. Untuk mengukur diameter dalam sebuah pipa digunakan …. a. mikrometer sekrup b. jangka sorong c. meteran d. mistar e. stopwatch 7. Lani melakukan pengukuran panjang sebuah plat dengan menggunakan jangka sorong, hasil yang diperoleh dari pengukuran tersebut seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini... a. 5,00 cm b. 6,00 cm c. 6,10 cm d. 6,20 cm e. 6,50 cm 8. Hasil pengukuran tebal sebuah uang coin dengan menggunakan mikrometer sekrup di tunjukkan oleh gambar di bawah ini. Tebal coin tersebut adalah... 31
a. 3,25 mm b. 3,50 mm c. 3,75 mm d. 6,50 mm e. 6,75 mm 9. Ketelitian dari jangka sorong dan mikrometer sekrup berturut-turut adalah .... a. 0,01 cm dan 0,01 mm b. 0,001 cm dan 0,001 mm c. 0,05 cm dan 0,05 mm d. 0,005 cm dan 0,005 mm e. 1 mm dan 0,1 mm 9. Perhatikan simbol berikut Apabila batas ukur voltmeter DC (VDC) pada angka 50. Berapa volt tegangan yang terukur oleh alat ukur tersebut. a. 4 Volt b. 8 Volt c. 20 Volt d. 100 Volt e. 250 Volt 10. Sebuah balok yang diukur menggunakan jangka sorong menghasilkan pembacaan panjang, lebar, dan tinggi seperti pada gambar berikut. 32
Volume balok tersebut sesuai dengan kaidah angka penting adalah… a. 4 Volt b. 8 Volt c. 20 Volt d. 100 Volt e. 250 Volt - Jika kalian bersungguh-sungguh, pasti berhasil. – Semoga Sukse 33
1. C 2. D 3. D 4. E 5. B 6. D 7. C 8. A 9. C 10. A 34 B. Kunci Jawaban
DAFTAR PUSTAKA Ari, Damari. 2017. Buku Penilaian BUPENA Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga. Damari, A. & Handayani, S. (2009). Fisika 1 : Untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional. Farchani Rosyid, Muhammad, dkk. 2016. Buku Siswa Kajian Konsep Fisika untuk Kelas XI SMA/MA Giancoli, D.C. (2005). Physics. New York: Pretice Hall. Inc. Kamajaya, Ketut, dkk. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kreatif belajar Fisika untuk Sekolah menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama. Kangenan, M. (2013). Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. Puspaningsih, Ayuk Ratna dkk. 2021. Buku Panduan Siswa Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA kelas X. Kementrian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Puspaningsih, Ayuk Ratna dkk. 2021. Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA kelas X. Kementrian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 35
PROFIL PENULIS Elsa Imelda merupakan seorang mahasiswi Program Profesi Guru Pra Jabatan Gelombang 1 periode 2022-2023, Universitas Negeri Padang . Lahir pada 07 Januari 1997 di Payakumbuh , Provinsi Sumatera Barat. Sebelumnya, ia telah menyelesaikan studi dan mendapat gelar sarjana Pendidikan Fisika dari Universitas Negeri Padang tahun 2019 lalu. Email elsaimelda83@gmail.com 36