The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by p17110213064_fakhitah, 2022-04-23 12:14:57

P17110213064_FAKHITAH FARADISA_1B_EBOOK

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DALAM KEHAMILAN



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Aplikasi Komputer

Yang Dibina Oleh Bapak I Nengah Tanu Komalyna, DCN., SE., M.Kes., RD
































Disusun Oleh :
Fakhitah Faradisa

P17110213064 / 1B










POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI

DIII GIZI
APRIL 2022

BAB I


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG


Asupan gizi selama kehamilan merupakan hal penting karena dapat mengurangi

resiko kesehatan pada janin dan ibu. Kurangnya asupan gizi ibu hamil selama


kehamilan berakibat buruk bagi ibu dan janin. Resiko bagi janin dapat terjadi kecacatan,

lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), keguguran, bayi lahir prematur dan


kematian neonatal. Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat menderita kurang energi

kronis (KEK), kelemahan fisik, anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah.


Ibu hamil dengan status gizi kurang akan beresiko melahirkan bayi berat badan rendah

2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan status gizi baik, kemungkinan bayi

meninggal sebesar 1,5 kali (Marlenywati, 2010). Masalah gizi merupakan penyebab


kematian ibu dan anak secara tidak langsung. Gizi yang baik dapat memperbaiki kondisi


ibu dan janin, meminimalkan risiko perdarahan sebagai salah satu akibat dari

kekurangan zat besi. Rendahnya asupan gizi dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil

selama kehamilan. Resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).


Bayi dengan BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan berat badan lahir di atas 2500 gram.


Pengawasan ibu hamil dilakukan untuk menemukan dan memperbaiki faktor


yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan neonatus (Arisman,

2009). Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia).


Hypervolemia sebagai hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah

merah) yang beredar dalam tubuh. Peningkatan yang terjadi tidak seimbang,

peningkatan volume plasma jauh lebih besar sehingga memberikan efek yaitu


konsentrasi hemoglobin berkurang. Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil

sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah

merah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu


dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum


hamil sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia dan Hb

ibu akan menjadi 9,5-10 gr% (Wiknjosastro, 2012).


Pengukuran lingkar lengan atas (LLA) pada ibu hamil berkaitan dengan

kekurangan energi kronik (KEK). KEK merupakan masalah yang sering terjadi pada ibu


hamil. LLA < 23,5 cm harus mendapatkan penanganan agar tidak terjadi komplikasi

pada janin. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada


ibu, seperti anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal serta

terkena penyakit infeksi. Ibu yang mengalami KEK akan lebih berisiko melahirkan


BBLR (Mutazalimah, 2005). Pemenuhan gizi ibu hamil bukan pada kuantitas, tetapi

juga ditekankan pada kualitas dan keseimbangan komposisi gizi yang cukup. Asupan

makanan ibu hamil perlu memperhatikan anjuran untuk tidak melakukan program diet,


meminum minuman beralkohol dan kafein, maupun obat-obat herbal (jamu) tanpa

konsultasi dokter, olahraga bagi ibu hamil tetap dapat dilakukan dengan pantauan


dokter.


Pengetahuan ibu tentang nutrisi selama kehamilan sangat penting. Minimnya

pengetahuan ibu tentang manfaat nutrisi selama hamil dapat menyebabkan bayi


kekurangan nutrisi, di sisi lain masih banyak perilaku ibu yang salah dalam memilih

makanan dan kebiasaan makan pada jenis makanan tertentu tanpa mempertimbangkan

gizi yang diperlukan oleh tubuh. Pada masyarakat masih terdapat adat kebiasaan


berpantangan terhadap makanan sehingga dapat mempengaruhi sikap dan prilaku ibu

dalam memenuhi kebutuhan akan pentingnya nutrisi selama kehamilan. Ibu hamil

dengan usia muda membutuhkan kebutuhan gizi lebih banyak, selain untuk


pertumbuhan dan perkembangan bagi ibu hamil juga bagi janin yang dikandung. Ibu


dengan pendidikan tinggi diharapkan mempunyai pengetahuan/informasi tentang gizi

yang lebih baik (Proverawati dan Asfuah, 2009).


Berdasarkan data Laporan Puskesmas Poasia tahun 2014 jumlah ibu hamil

yang berkunjung sebanyak 589 orang, 48 orang diantaranya tergolong gizi kurang


ditandai dengan LILA <23,5 cm. Pada tahun 2015 jumlah ibu hamil yang berkunjung

679 orang, 185 orang tergolong gizi kurang. Pada tahun 2016 dari 766 kunjungan ibu


hamil, tercatat ibu dengan gizi kurang sebanyak 30 orang.


B. TUJUAN




Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam kehamilan.

BAB II


PEMBAHASAN




A. DEFINISI PENGETAHUAN

Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah orang melakukan


penginderan terhadap suatu objek tersebut. Sebagai besar pengetahuan manusia


diperoleh Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, rasa dan raba. melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

B. TINGKAT PENGETAHUAN


Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know), diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) suatu yang pesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang


telah diterima. Merupakan tingkatan pengetahuan paling rendah.

b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan


materi tersebut secara benar.


c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis), diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau


suatu objek kedalam kompenen- komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain.


e. Sintesis (synthesis), merujuk kepada suatu kemampuan untuk menentukan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


f. Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian suatu materi atau objek. Penilaian berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.





C. DEFINISI KEHAMILAN

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak

konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2010). Kehamilan


adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya.

Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk ke dalam saluran


sel telur (Astuti, 2010 ).

D. GIZI DAN KEHAMILAN


Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi secara

normal melaui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan metabolism dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,


pertumbuhan dari organ-organ serta menghasilkan energy (Elya, 2010).

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Di masa ini ibu harus


mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Salah satu

factor yang mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu (Waryana,


2010). Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil berkaitan dengan tinggi rendahnya

pengetahuan ibu tentang gizi. Tingkat pengetahuan ibu sendiri dipengaruhi oleh


pengalaman, faktor pendidikan, lingkungan, sosial, sarana dan prasarana maupun

derajat penyuluhan yang diperoleh (Chomariah, 2012).

Gizi bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan masa terjadinya stress


fisiologi pada ibu hamil. Ibu hamil sebenarnya sama dengan ibu yang tidak hamil,

namun kualitas dan kuantitasnya perlu ditingkatkan melalui pola makan yang baik

dengan memilih menu seimbang dengan jenis makanan yang bervariasi (Purwita,


2009). Kehamilan pada trimester pertama merupakan masa pembentukan organ-organ


penting pada janin seperti otak, saraf, organ reproduksi, sepasang tangan, jari-jari

tangan, sepasang kaki, jari-jari kaki, rambut, dan gigi. Ibu hamil biasanya mengalami

sindroma morning sikness, mual, muntah, dan nafsu makan berkurang. Bila asupan gizi


tidak terpenuhi berdampak kecacatan pada janin diantaranya bibir sumbing, jari- jari

tidak lengkap dan mengalami kelainan jantung bawaan. Asupan gizi trimester pertama


seperti asam folat membantu pertumbuhan sistem saraf janin (Sutomo, 2010 dan

D’Adamo 2006).


Kehamilan trimester kedua, nafsu makan sudah mulai menambah, keluhan mual

dan muntah berkurang. Kebutuhan gizi ibu hamil terus meningkat untuk pertumbuhan

janin terutama meningkatkan protein dan kalori. Protein dan kalori dibutuhkan untuk


pembentukan plasenta, ketuban, menambah volume darah, dan d alirkan ke seluruh

tubuh (Sutomo 2010).


Kehamilan trimester ke tiga, nafsu makan sangat baik dan kebutuhan gizi

semakin meningkat terutama pada kebutuhan protein, kalori, vitamin dan asupan zat


besi. Mineral lain yang dibutuhkan adalah iodium yang berfungsi membantu

mengontrol metabolisme sel dan jika kekurangan iodium menyebabkan bayi lahir kerdil


dan pertumbuhannya terhambat (Sutomo 2010). Kekurangan asupan gizi pada

trimester pertama berlanjut pada trimester dua dan tiga dapat mengakibatkan

pertumbuhan janin terhambat atau tidak berkembang sesuai usia kehamilan, contoh


konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terjadi pada ibu hamil yang dapat

menyebabkan anemia (Fairus dan Prasetyo, 2010).


Zat Gizi Yang Penting Dalam Kehamilan

Ibu hamil membutuhkan tambahan asupan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan


oleh ibu dan untuk perkembangan janin agar lebih optimal. Beberapa zat gizi yang perlu

ditambahkan sehingga asupan sesuai dengan standar yang dibutuhkan sehingga

kesehatan ibu tidak terganggu dan perkembangan janin pun bisa optimal. Zat-zat gizi


penting yang dibutuhkan ibu selama hamil terdiri dari :

 Karbohidrat, merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang


dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama

dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Selain


mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat juga meningkatkan asupan serat

serta untuk serta untuk menegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar.


 Protein, tamabahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, uterus, jaringan


payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu serta persiapan laktasi. 2/3

dari protein yang dikomsumsi sebaiknya berasal dari protein hewani seperti


daging, ikan, unggas, telur, kerang yang banyak memiliki nilai biologi tinggi

serta sumber energi nabati banyak terdapat pada kacang-kacangan. Tambahan

protein yang diperlukan selama kehamilan sebanyak 12 gr/hari.


 Lemak, merupakan sumber energi terbesar dalam tubuh berfungsi sebagai


cadangan energi tubuh bagi ibu saat melahirkan, pelarut vitamin A, D, E, K dan

asam lemak. Asam lemak omega 3 dan 6 juga diperlukan untuk perkembangan

sistim saraf, fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak bayi juga sebagai


bantalan lagi organ-organ tertentu seperti biji mata dan ginjal. Sumber lemak

antara lain daging, susu, telur, mentega, dan minyak tumbuhan.


 Vitamin A, diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio.

Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat


lahir rendah. Sumber makanan yang mengandung vitamin A antara lain kuning

telur, mentega, wortel, tomat dan nangka.


 Vitamin B6, penting untuk pembuatan asam amino yaitu bahan protein di dalam


tubuh. Makanan yang mengandung vitamin B6 antara lain hati sapi, daging

ayam tak berlemak, ikan salmon, beras merah, pisang, tomat dan lain-lain.


 Vitamin C, jika kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan keracunan


kehamilan, ketuban pecah dini (KPD). Vitamin C berguna untuk mencegah

terjadinya ruptur membran, sebagai bahan semen jaringan ikat dan pembuluh

darah. Sumber vitamin C terdapat dalam beberapa makanan seperti tomat, jeruk,


jambu biji dan brokoli.


 Asam folat, wajib dikomsumsi bagi ibu yang sedang hamil khususnya pada

trimester 1. Asam folat diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan

putih, mencegah anemia. Beberapa bahan olahan yang banyak mengandung


asam folat adalah bayam, brokoli, jus jeruk, pisang dan lain-lain.


 Kalsium, sebagian besar digunakan untuk perkembangan tulang dan gigi janin

yang banyak terdapat pada produk susu, keju, udang, teri, ikan, kacang-

kacangan, tahu, tempe dan sayuran berdaun hijau.


 Zat besi, bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel

darah merah. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dari makanan yang kaya akan zat


besi, seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun

hijau, kacang-kacangan, tempe dan roti.


 Fosfor, cukup diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor berhubungan erat


dengan kalsium. Jika jumahnya tidak seimbang maka akan menimbulkan

gangguan. Sumber makanannya adalah susu, keju dan daging.


 Yodium, fungsi utama yodium adalah untuk pembentukan tiroksin terdapat

dalam garam dan diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Berfungsi dalam


pertumbuhan. Jika kekurangan terjadi kemudian pertumbuhan anak akan

terhambat.


 Natrium, memengang peranan penting dalam metabolism air dan bersifat

mengikat cairan dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbangan cairan

pada ibu hamil. Sehingga ibu hamil cenderung menderita oedema.


 Flour, diperoleh dari air putih. Flour diperlukan untuk pembentukan gigi bayi


jika ketika hamil ibu mengalami kekurangan flour, maka bayi tidak normal

pertumbuhan giginya. Demikian juga dengan warna serta bangunan gigi

(Chomariah, 2012).

BAB III


PENUTUP




KESIMPULAN

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Di masa ini ibu harus


mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Salah satu

factor yang mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu. Pemenuhan

kebutuhan gizi pada ibu hamil berkaitan dengan tinggi rendahnya pengetahuan ibu


tentang gizi. Tingkat pengetahuan ibu sendiri dipengaruhi oleh pengalaman, faktor

pendidikan, lingkungan, sosial, sarana dan prasarana maupun derajat penyuluhan yang


diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA



Anna Rofiatun, M. 2015. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Gizi Ibu Hamil di BPM Suminten Pule Mantingan Ngawi.
Karya Tulis. Prodi D-III Kebidanan STIKES Kusuma
Husada. Surakarta.



Supriasih, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC


Click to View FlipBook Version