Modul PenggunaanAlat High Volume Air Sampler (TSP,PM 2.5 & PM 10)
Cara Uji PartikelTersuspensiTotal (TSP) Menggunakan Peralatan High Volume Air Sampler(HVAS) Dengan MetodeGravimetri
Acuan Metode : • SNI 19-7119.6 -Tentang PenentuanTitik Sampling. • SNI 7119.3-2017 – Cara Uji Partikulat TersuspensiTotal (TSP) Di Udara Ambien Dengan Metoda HIGH VOLUME AIR SAMPLER (HVAS)
Perinsip Pengukuran • Udara ambient dihisap menggunakan pompa vakum dan dilewatkan pada filter dengan ukuran 20,3 cm x 25,4 (8 in x 10 in) dan efisiensi penyaringan minimum 98,5% setara dengan porositas 0,3 m pada kecepatan aliran 1,1 M3 /menit sampai dengan 1,7 M3 /menit selama ± 1 jam. Jumlah partikel yang terkumulasi dalam filter dianalisa secara gravimetri dan dilaporkan dengan satuan µg/NM3 .
Bahan Filter Adapun beberapa macam filter yang umum digunakan adalah sebagai berikut: a. filter serat kaca (fiber glass); b. filter serat kuarsa; c. filter poli tetra fluoro etilena (PTFE) d. filter membran PTFE. CATATAN Contoh uji dengan partikel yang mengandung banyak bahan organik gunakan filter PTFE. Wadah penyimpan filter (filter jacket) ➢Wadah penyimpan filter pada umumnya terbuat dari kertas, penggunaan wadah plastic dapat menyebabkan pengaruh elektrostatis yang dapat menarik partikel contoh uji menempel diwadah.
Peralatan a. Peralatan HVAS b. Timbangan analitik ketelitian 0,1 mg c. Barometer d. Manometer e. Pencatat waktu f. Pencatat laju alir mampu membaca laju alir dengan ketelitian 0,03 m3/menit g. Termometer dan desikator
Persiapan filter A. Beri identitas pada filter; B. Simpan filter pada ruangan yang sudah dikondisikan dengan temperatur 15°C -35°C dan kelembaban relatif <50 % serta biarkan selama 24 jam; C. Timbang lembaran filter dengan timbangan analitik (W1); D. Simpan filter ke dalam wadah dengan lembaran antara (glassine) kemudian bungkus dengan plastik selama tranportasi ke lapangan CATATAN Bila digunakan desikator, maka penimbangan filter dilakukan hingga didapatkan berat konstan, yaitu selisih penimbangan terakhir dan sebelumnya 4% atau 0,5mg.
Pengambilan contoh uji 1. Tempatkan alat uji di posisi dan lokasi pengukuran menurut SNI 19 – 7119.6. 2. Tempatkan filter pada filter holder. 3. Hubungkan alat HVAS dengan sumber satu daya. Hidupkan alat selama 24 jam ± 1 jam, catat laju alir udara dan temperatur setiap jam, pastikan laju alir udara berada pada rentang 1,1 m3 /menit sampai dengan 1,7 m3 /menit. Catat lokasi, tanggal, waktu, dan tekanan barometer. 4. Matikan alat HVAS, pindahkan filter secara hati-hati, jaga agar tidak ada partikel yang terlepas. Lipat filter dengan posisi contoh uji berada dibagian dalam lipatan. Simpan filter tersebut kedalam wadah penyimpanan filter dan diberi identitas.
Catatan 1. Bila filter sudah penuh dengan partikel, ditandai dengan turunnya laju alir <1,1 m3 /menit, ganti filter segera dan pengambilan contoh uji dilanjutkan. 2. Aerosol cair, seperti minyak dan partikel sisa pembakaran yang tertinggal di filter dapat menyebabkan filter yang digunakan menjadi basah dan menyebabkan filter rusak dan filtrasi tidak terjadi dengan baik. Jika hal tersebut terjadi segera ganti filter, filter lama tetap diperlukan sebagai contoh uji. 3. Kemungkinan terjadinya kegagalan voltase atau padamnya listrik pada saat pengambilan contoh uji akan menyebabkan kesalahan, maka pencatatan laju alir dilakukan secara berkala. 4. Segera hentikan pengambilan contoh uji apabila kondisi hujan. 5. Bila contoh uji akan dianalisis kandungan logam, maka filter langsung dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan filter dan tidak boleh dilipat.
Penimbangan contoh uji • Simpan filter pada ruangan yang sudah dikondisikan dengan temperatur 15oC sampai dengan 35 oC dan kelembaban relative ≤ 50% serta biarkan selama 24 jam. • Timbang filter dan catat massanya (W2 ).
Koreksi laju alir pada kondisi standar • Qs = Laju alir volume dikoreksi pada kondisi standar ( Nm3 / menit ). • Qo = Laju alir volume uji ( M3 /menit ). • Ts = Temperatur standar, 298 K. • T0 = Temperatur absolute (273 + t ukur) dimana Qo oC ditentukan. • Ps = Tekanan barometik standar, 103 kPa (760 mmHg). • P0 = Tekanan barometik rata-rata actual dimana Qo ditentukan.
Volume udara yang diambil • Keterangan: • Vstd = Volume contoh uji udara dalam keadaan standar ( Nm3 ). • Qs = Laju alir volume dikoreksi pada kondisi standar ke - s ( Nm3 / menit ). • N = Jumlah pencatatan laju alir. • T = Durasi pengambilan contoh uji ( menit ). CATATAN Jika menggunakan alat pengukuran volume otomatis, catat volume dan konversikan ke volume pada keadaan standar.
Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam udara ambient Keterangan: C = Konsentrasi masa partikel tersuspensi ( g/Nm3 ) ; Wl = Berat filter awal ( g ) ; W2 = Berat filter akhir ( g ) ; V std= Volume contoh uji udara dalam keadaan standar (Nm3 ) 106 = Konversi gram (g) ke mikrogram (g) ;
Pengendalian mutu 1. Gunakan filter sesuai persyaratan. 2. Gunakan manometer atau pencatat laju alir, pencatat waktu, termometer, barometer, dan neraca analitik yang terkalibrasi. 3. Bila menggunakan genset sebagai sumber satu daya, posisi genset ditempatkan minimum 20m dengan posisi down wind. 4. Pastikan HVAS yang digunakan laik pakai.
Lembar kerja A. Parameter yang diukur. B. Nama petugas pengambilan contoh uji C. Tanggal pengambilan contoh uji. D.Nomor contoh uji. E. Lokasi pengambilan contoh uji. F. Data pengambilan contoh uji seperti, kondisi meteoroligis, waktu pengambilan contoh uji, volume contoh uji. G.Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam contoh uji.
Tujuan Kalibrasi • Untuk mengetahui kemampuan alat sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya, mampu telusur, memilki akurasi yang terjamin dan dapat dipertanggung jawabkan.
Baku mutu udara ambien berdasarkan pp no 22 tahun 2021
Cara uji Partikel Ukuran ≤ 2,5 μm (PM2,5) Menggunakan High Volume Air Sampler dengan MetodeGravimetri
ACUAN METODE • SNI 19-7119.6 -Tentang PenentuanTitik Sampling. • SNI 7119.3-2017 – Cara Uji Partikel Dengan Ukuran ≤ 2,5µm (PM2,5) Menggunakan Peralatan HIGH VOLUME AIR SAMPLER (HVAS) Dengan MetodeGRAVIMETRI
PRINSIP • Udara diambil melalui inlet selektif PM 2,5 dan dilewatkan pada filter kecepatan aliran 1,1 m3 / menit -1,7 m3/ menit selama 24jam ± 1jam. • Filter di analisis secara gravimetri. Hasilnya di tampilkan dalam bentuk satuan μg/Nm3
Filter • Filter yang umum digunakan: • Filter serat kaca (fiberglass) • Filter serat kuarsa; • Filter politetrafluoroetilena (PTFE) • Filter membran PTFE.
• Filter diberi identitas; • Filter disimpan pada ruangan 15°C -35°C dan RH<50% 24 jam; • Filter ditimbang dengan timbangan analitik (W1); • Filter disimpan kedalam wadah dengan lembaran antara (glassine) kemudian bungkus dengan plastik selama tranportasi kelapangan CATATAN: Bila digunakan desikator, maka penimbangan filter dilakukan hingga didapatkan berat konstan, yaitu selisih penimbangan terakhir dan sebelumnya 4% atau0,5 mg Persiapan Filter
Pengambilan contoh uji 1. Tempatkan alat uji sesuai SNI19-7119.6; 2. Filter ditempatkan pada filter holder; 3. Dipasang inlet selektif PM2,5; 4. Pengambilan contoh uji dilakukan selama 24 jam ±1 jam 5. Catat waktu, tanggal, temperatur, tekanan barometer, serta laju alir, pastikan laju alir udara berada pada rentang 1,1 m3/menit-1,7 m3/menit; 6. Filter dipindahkan, lipat filter dengan posisi contoh uji berada di bagian dalam lipatan.
CATATAN 1. Bila filter sudah penuh dengan partikel, ditandai dengan turunnya laju alir <1,1 m3 /menit, ganti filter segera dan pengambilan contoh uji dilanjutkan. 2. Aerosol cair, seperti minyak dan partikel sisa pembakaran yang tertinggal di filter dapat menyebabkan filter yang digunakan menjadi basah dan menyebabkan filter rusak dan filtrasi tidak terjadi dengan baik. Jika hal tersebut terjadi segera ganti filter, filter lama tetap diperlukan sebagai contoh uji. 3. Kemungkinan terjadinya kegagalan voltase atau padamnya listrik pada saat pengambilan contoh uji akan menyebabkan kesalahan, maka pencatatan laju alir dilakukan secara berkala.
Penimbangan contoh uji • Filter disimpan pada ruangan yang sudah dikondisikan dengan temperatur 15°C -35°C dan RH<50% selama 24 jam; • •Filter ditimbang dan catat massanya(W2). CATATAN: Bila digunakan desikator, maka penimbangan filter dilakukan hingga didapatkan berat konstan, yaitu selisih penimbangan terakhir dan sebelumnya 4% atau 0,5mg.
Koreksi laju alir pada kondisi standar • Qs = Laju alir volume dikoreksi pada kondisi standar ( Nm3 / menit ) ; • Qo = Laju alir volume uji ( M3 /menit ) ; • Ts = Temperatur standar, 298 K ; • T0 = Temperatur absolute (273 + t ukur) dimana Qo oC ditentukan ; • Ps = Tekanan barometik standar, 103 kPa (760 mmHg) ; • P0 = Tekanan barometik rata-rata actual dimana Qo ditentukan.
Volume udara yang diambil • Keterangan: • Vstd = Volume contoh uji udara dalam keadaan standar ( Nm3 ) ; • Qs = Laju alir volume dikoreksi pada kondisi standar ke - s ( Nm3 /menit ) • N = Jumlah pencatatan laju alir ; • T = Durasi pengambilan contoh uji ( menit ). CATATAN Jika menggunakan alat pengukuran volume otomatis, catat volume dan konversikan ke volume pada keadaan standar.
Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam udara ambient Keterangan: C = Konsentrasi masa partikel tersuspensi ( g/Nm3 ) ; Wl = Berat filter awal ( g ) ; W2 = Berat filter akhir ( g ) ; V std= Volume contoh uji udara dalam keadaan standar (Nm3 ) 106 = Konversi gram (g) ke mikrogram (g) ;
Pengendalian Mutu • Gunakan filter sesuai persyaratan. • Gunakan manometer atau pencatat laju alir, termometer, barometer, dan neraca analitik yang terkalibrasi. • Bila menggunakan genset sebagai sumber daya, posisi genset ditempatkan minimum 20m dengan posisi down wind. • Pastikan HVAS yang digunakan layak pakai.
Cara Uji Partikel Ukuran ≤ 10 μm (PM10) Menggunakan High Volume Air Sampler dengan Metode Gravimetri
ACUAN METODE • SNI 19-7119.6 -Tentang PenentuanTitik Sampling. • SNI 7119.3-2017 – Cara Uji Partikel Dengan Ukuran ≤ 10µm (PM10) Menggunakan Peralatan HIGH VOLUME AIR SAMPLER (HVAS) Dengan MetodeGRAVIMETRI
Prinsip • Udara diambil melalui inlet selektif PM 10 dan dilewatkan pada filter kecepatan aliran 1,1 m3 / menit -1,7 m3/ menit selama 24jam ± 1jam. • Filter di analisis secara gravimetri. Hasilnya di tampilkan dalam bentuk satuan μg/Nm3
Filter • Filter yang umum digunakan: • Filter serat kaca (fiberglass); • Filter serat kuarsa; • Filter politetrafluoroetilena (PTFE) yang dilapisi serat kaca (fiberglass); dan • Filter membran PTFE.
Peralatan(1) • HVAS dengan inlet selektif PM10; • Timbangan ketelitian0,1 mg; • barometer; • manometer • Pencatat waktu24 jam; • termometer; • desikator; • pinset.
Persiapan filter • Filter diberi identitas; • Filter disimpan pada ruangan 15°C -35°C dan RH < 50% selama24 jam; • Filter ditimbang(W1); • Filter disimpan kedalam wadah ➢Wadah penyimpan filter pada umumnya terbuat dari kertas, penggunaan wadah plastic dapat menyebabkan pengaruh elektrostatis yang dapat menarik partikel contoh uji menempel diwadah. ❖ CATATAN Bila digunakan desikator, maka penimbangan filter dilakukan hingga didapatkan berat konstan, yaitu selisih penimbangan terakhir dan sebelumnya 4% atau0,5 mg
Pengambilan contoh uji • Tempatkan alat uji sesuai SNI19-7119.6; • Tempatkan filter pada filter holder; • Pasang inlet selektif PM10; • Lakukan pengambilan contoh uji selama 24jam ± 1jam laju alir udara berada pada rentang 1,1m3/ menit -1,7m3/ menit; • Pindahkan filter dan lipat filter dengan posisi contoh uji berada dibagian dalam lipatan. • Simpan filter tersebut kedalam wadah dan beri identitas
CATATAN 1. Bila filter sudah penuh dengan partikel, ditandai dengan turunnya laju alir <1,1 m3 /menit, ganti filter segera dan pengambilan contoh uji dilanjutkan. 2. Aerosol cair, seperti minyak dan partikel sisa pembakaran yang tertinggal di filter dapat menyebabkan filter yang digunakan menjadi basah dan menyebabkan filter rusak dan filtrasi tidak terjadi dengan baik. Jika hal tersebut terjadi segera ganti filter, filter lama tetap diperlukan sebagai contoh uji. 3. Kemungkinan terjadinya kegagalan voltase atau padamnya listrik pada saat pengambilan contoh uji akan menyebabkan kesalahan, maka pencatatan laju alir dilakukan secara berkala.
Penimbangan contoh uji • Filter disimpan pada ruangan yang sudah dikondisikan dengan temperatur 15°C -35°C dan RH <50% selama 24 jam • Filter ditimbang dan dicatat massanya (W2). • CATATAN Bila digunakan desikator, maka penimbangan filter dilakukan hingga didapatkan berat konstan, yaitu selisih penimbangan terakhir dan sebelumnya 4% atau 0,5 mg.
Koreksi laju alir pada kondisi standar • Qs = Laju alir volume dikoreksi pada kondisi standar ( Nm3 / menit ) ; • Qo = Laju alir volume uji ( M3 /menit ) ; • Ts = Temperatur standar, 298 K ; • T0 = Temperatur absolute (273 + t ukur) dimana Qo oC ditentukan ; • Ps = Tekanan barometik standar, 103 kPa (760 mmHg) ; • P0 = Tekanan barometik rata-rata actual dimana Qo ditentukan.
Volume udara yang diambil • Keterangan: • Vstd = Volume contoh uji udara dalam keadaan standar ( Nm3 ) ; • Qs = Laju alir volume dikoreksi pada kondisi standar ke - s ( Nm3 /menit ) • N = Jumlah pencatatan laju alir ; • T = Durasi pengambilan contoh uji ( menit ). CATATAN Jika menggunakan alat pengukuran volume otomatis, catat volume dan konversikan ke volume pada keadaan standar.
Keterangan: C = Konsentrasi masa partikel tersuspensi ( g/Nm3 ) ; Wl = Berat filter awal ( g ) ; W2 = Berat filter akhir ( g ) ; V std= Volume contoh uji udara dalam keadaan standar (Nm3 ) 106 = Konversi gram (g) ke mikrogram (g) ; Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam udara ambient
Pengendalian Mutu • Gunakan filter sesuai persyaratan. • Gunakan manometer atau pencatat laju alir, termometer, barometer, dan neraca analitik yang terkalibrasi. • Bila menggunakan genset sebagai sumber daya, posisi genset ditempatkan minimum 20m dengan posisi down wind. • Pastikan HVAS yang digunakan layak pakai.