The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

4.3 MODUL AJAR Foya, Riya, Takabur, Hasad

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mashudi37, 2023-01-02 03:36:36

4.3 MODUL AJAR Foya, Riya, Takabur, Hasad

4.3 MODUL AJAR Foya, Riya, Takabur, Hasad

4.3. Menjalani Hidup Penuh Manfaat dengan Menghindari Berfoya-foya, Riya’,

Sum’ah, Takabur, dan Hasad

Disusun oleh :
Mashudi S.Pd. I

SMK NEGERI 1 TEBING TINGGI
KEPULAUAN MERANTI

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X

3. Menjalani Hidup Penuh Manfaat dengan Menghindari
Berfoya-foya, Riya’, Sum’ah, Takabur, dan Hasad

M

A. Identitias Modul Program Keahlian : Semua program keahlian

Nama Penyusun : Mashudi, S.Pd.I Alokasi Waktu : 3x45 menit
Jenjang Sekolah : SMK Negeri 1 Tebing Tinggi
Kelas : X

B. Kompetensi Awal

Elemen Capaian Pembelajaran :
Akhlak
Menganalisis pengertian, dalil dan contoh
perilaku berfoya-foya, riya’, sum’ah,
takabur, dan hasad.

Menganalisis dampak negatif dan cara
menghindari perilaku berfoya-foya, riya’,
sum’ah, takabur dan hasad.

Membuat dan menyajikan quote tentang
perilaku berfoya-foya, riya’, sum’ah,
takabur, dan hasad. Serta terbiasa bersikap
rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.

Deskripsi

 Akhlak merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang
mewarnai keseluruhan elemen dalam PAI. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami pentingnya
akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela
(mazmūmah). Dengan memahami perbedaan ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari
perilaku tercela danmendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari.

 Peserta didik juga akan memahami pentingnya melatih (riyādah), disiplin (tahzīb) dan upaya sungguh-sungguh
dalam mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya,
baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta (mahabbah). Pendidikan
Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai sesama manusia sehingga tidak ada
kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang ada. Aspek atau elemen akhlak ini harus
menjadi mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada mata pelajaran PAI, akhlak harus menghiasai
keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran PAI baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya.

Kompetensi

 Peserta didik dapat menganalisis pengertian, dalil dan contoh perilaku berfoya-foya, riya’,
sum’ah, takabur, dan hasad.

 Peserta didik dapat menganalisis dampak negatif dan cara menghindari perilaku berfoya-foya,
riya’, sum’ah, takabur dan hasad.

 Peserta didik dapat membuat dan menyajikan quote tentang perilaku berfoya-foya, riya’,
sum’ah, takabur, dan hasad.

 Peserta didik terbiasa bersikap rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.

C. Profil Pelajar Pancasila

Peserta didik akan mengembangkan kemampuan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak mulia, bernalar kritis, gotong royong, berkebinekaan global, kreatif dan mandiri dalam
menyelesaikan masalah.

D. Sarana dan Prasarana

Buku cetak Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kementrian Agama Republik Indonesia 2021 kelas X,
Al- Qur’an, Laptop, alat tulis.

E. Target Peserta Didik

 Peserta didik regular : mengeksplorasi materi dan identifikasi peta konsep yang diberikan.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : mengeksplorasi materi dan identifikasi peta konsep secara

berulang.
 Peserta didik dengan pencapaian tertinggi: Mengeksplorasi dan mengembangkan materi serta peka

konsep dari berbagai sumber.

F. Model Pembelajaran

The learning cell, jiqsaw learning, dan berbasis produk

Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi

2. KOMPONEN INTI

A. Tujuan Pembelajaran

 Melalui model pembelajaran the learning cell, peserta didik menganalisis pengertian, dalil dan contoh
perilaku berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad.

 Melalui model pembelajaran jigsaw leraning, peserta didik menganalisis dampak negatif dan cara
menghindari perilaku berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur dan hasad serta meyakini Islam melarang
perilaku tercela sehingga termotivasi untuk menghindarinya.

 Melalui model pembelajaran berbasis produk, peserta didik dapat membuat dan menyajikan quote
tentang perilaku berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad serta terbiasa bersikap rendah hati
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Pemahaman Bermakna

 Berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad adalah merupakan akhlak tercela Mazmuah yaitu
golongan akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia, karena dapat
mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.

C. Pertanyaan Pemantik

 Pernahkan ananda mendengar kata berfoya-foya, riya, sum’ah?
 Apa contoh perbuatan befoya-foya, riya, sum’ah?
 Bagaimana pendapat ananda tentang gaya hidup berfoya-foya, riya, sum’ah ?
 Apakah yang ananda ketahui tentang istilah takabur dan hasad?
 Apa contoh perbuatan takabur dan hasad?

D. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 Daring/Luring

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempersiapkan alat peraga/media/bahan berupa latop, LCD.
b. Guru membuka pelajaran dengan salam dan meminta peserta didik untuk berdo’a bersama-sama,

tadarus qur’an, mempersiapkan kesiapan peserta didik, memeriksa kehadiran, kerapian, dan posisi
tempat duduk.
c. Guru memberi motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi pembelajarn,
menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup
dan tekhnik penilaian.
d. Mengkondisikan peserta didik agar duduk secara berkelompok.

2. Kegiatan inti

a. Sebelum guru memberikan penjelasan informasi grafis terlebih dahulu guru bersama peserta didik
membaca q.s luqman/31 16-19 dalil qur’an yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

b. Peserta didik mengamati info grafis. Info grafis tersebut berisi materi tentang perilaku berfoya-foya,
riya’, sum’ah, takabur, dan hasad.

c. Guru memberikan informasi tambahan untuk memperkuat pemahaman peserta didik terhadap
infografis tersebut.

d. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar (tadabur) dan menuliskan pesan-pesan moral pada
setiap gambar.

e. Guru meminta peserta didik membaca kisah inspiratif terkait dengan materi pembelajaran, yakni kisah
penghuni surga.

f. Peserta didik diminta menuliskan nilai-nilai keteladanan dari kisah inspiratif tersebut dibuku masing-
masing.

g. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk memulai membahas materi pembelajaran, peserta didik
diminta membentuk kelompok sesuai panduan guru.

h. Guru menjelaskan materi secara singkat.
i. Dengan metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan mengenai:

 Menghindari sifat Hidup berfoya-foya
 Contoh perilaku tabzir dan israf
 Dampak negative sifat hidup berfoya-foya

j. Peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi kelompok dengan studi pustaka
(browsing dan/ atau mengunjungi perpustakaan) guna mengeksplorasi:
 Pengertian ( berfoya-foya, riya, sum’ah, takabur, dan hasad)
 Contoh perilaku (berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad).
 Dampak negative sifat hidup berfoya-foya, riya, sum’ah, takabur, dan hasad

k. Perwakilan dari peserta didik mengemukakan informasi dari teks laporan hasil observasi.
l. Peserta didik lain memberikan tanggapan.
m. Guru dan peserta didik bersama-sama merumuskan kesimpulan tentang pengertian, contoh, dan

dampak negative dari hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad.

3. Kegiatan Penutup

a. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
b. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran.
c. Guru mengingatkan peserta didik untuk mengulang kembali pelajaran di rumah.
d. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran.
e. Peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

Pertemuan 2 (Daring/Luring)

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempersiapkan alat peraga/media/bahan berupa latop, LCD.
b. Guru membuka pelajaran dengan salam dan meminta peserta didik untuk berdo’a bersama-sama,

tadarus qur’an, mempersiapkan kesiapan peserta didik, memeriksa kehadiran, kerapian, dan posisi
tempat duduk.
c. Guru memberi motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi pembelajarn,
menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup
dan tekhnik penilaian.
d. Mengkondisikan peserta didik agar duduk secara berkelompok

2. Kegiatan inti

a. Guru memberi segmen materi menjadi lima, yakni perilaku berfoya-foya, riya, sum’ah, takabur, dan
hasad. Cakupan materi meliputi manfaat dan cara menghindari perilaku berfoya-foya, riya’, sum’ah,
takabur, dan hasad.

b. Peserta didik membentuk kelompok sesuai dengan jumlah segmen materi.

c. Setiap anggota kelompok memiliki tugas untuk membaca dan memahami materi yang berbeda-beda.

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain sesuai dengan tugas yang harus
diselesaikan untuk menyampaikan materi yang sudah dipelajari di kolompok awal.

e. Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan tugas, maka masing-masing anggota kelompok
kembali ke kelompok awalnya. Masing-masing anggota kelompok dapat mengajukan pertanyaan jika
diperlukan..

f. Guru dan peserta didik bersama-sama merumuskan kesimpulan tentang manfaat dan cara menghindari
perilaku berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad.

3. Kegiatan Penutup

a. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
b. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran.
c. Guru mengingatkan peserta didik untuk mengulang kembali pelajaran di rumah.
d. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran.
e. Peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

Pertemuan 3 (Daring/Luring)

1. Kegiatan Awal

e. Guru mempersiapkan alat peraga/media/bahan berupa latop, LCD.
f. Guru membuka pelajaran dengan salam dan meminta peserta didik untuk berdo’a bersama-sama,

tadarus qur’an, mempersiapkan kesiapan peserta didik, memeriksa kehadiran, kerapian, dan posisi
tempat duduk.
g. Guru memberi motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi pembelajarn,
menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup
dan tekhnik penilaian.
h. Mengkondisikan peserta didik agar duduk secara berkelompok

2. Kegiatan inti

a. Guru mengajukan pertanyaan tentang perilaku berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad.
b. Guru bersama perserta didik merancang untuk membuat quote terkait materi.

c. Menyusun jadwal yang berisi target waktu penyelesaian pembuatan quote dan mengunggah ke media
social masing-masing.

d. Guru memantau aktivitas peserta didik dan kemajuan hasil produk.

e. Menilai hasil produk untuk mengukur ketercapaian kriteria ketuntasan minimal.

f. Mengevaluasi pengalaman saat merancang dan membuat produk

g. Guru bersama-sama peserta didik melakukan evaluasi dan refleksi.

h. Guru meminta peserta didik untuk membaca rangkuman yang berisi point-point penting materi.

3. Kegiatan Penutup

f. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
g. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran.
h. Guru mengingatkan peserta didik untuk mengulang kembali pelajaran di rumah.
i. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran.
j. Peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

E. Asesmen : observasi

Sikap

 Teknik Penilaian
 Instrumen Penilaian Sikap

Profil Pelajar Pancasila Jumlah
Skor

No Nama Siswa Beriman & Berakhlak Gotong Berkebinekaan
bertaqwa 1- mulia royong global
(jujur)
4 1-4 1-4 (menghargai) 1-
4

1

2

3

4

5

Profil Pelajar Pancasila

Indikator Sikap“Beriman dan bertaqwa”:

• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan 7esame teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “Berakhlak mulia(jujur)”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.

Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “Gotong royong”
• Peduli kepada 7esame
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Ramah dengan 7esame.

Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

Indikator sikap “berkebinekaan global (menghargai)”
• Saling menghargai/ toleran
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Rubrik pemberian skor
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut

• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut

• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

 Pengetahuan : Tes tertulis
Teknik penilaian

2. Tes Tertulis KUNCI JAWABAN SKOR
NO SOAL

1. Secara kodrat alamiah, manusia Ia merasa mampu membeli semua 15

memang memiliki tabiat barang yang diingkan. Ada perasaan
mencintai harta. Pada saat uang puas dan bangga apabila mampu
dan hartanya melimpah, membeli barang mewah, unik dan
perilakunya biasanya berubah berbeda dari kepunyaan orang lain.

menjadi lebih konsumtif. Cara menghindarinya yaitu dengan

Mengapa bisa demikian? membuat skla prioritas kebutuhan.
Bagaimana cara mengindari sifat Membeli sesuatu berdasarkan
konsumtif? kebutuhan, bukan keinginan

2. Sifat berfoya-foya akan Seseorang yang bergaya hidup foya- 15

berdampak negative dalam foya akan banyak mengeluarkan
kehidupan sehari-hari. Salah harta secara tidak terkontrol karena
satunya adalah memicu frustasi memperturutkan gengsi dan hawa
dan tekanan batin, takut hartanya nafsu. Pada akhirnya mereka sangat
habis. Mengapa hal ini bisa khawatir apabila hartanya habis dan
tidak bisa lagi membeli sesuatu

terjadi? Jelaskan! untuk memuaskan keinginannya.

Lebih parah lagi jika pengeluaran

lebih banyak dari penghasilan, maka

akan menimbulkan frustasi yang

lebih parah.

3. Sifat Riya’ dan Sum’ah bisa Syirik khafi yaitu syirik yang samar 20

muncul pada diri seseorang pada dan tersembunyi.

saat melakukan ibadah ataupun

setelah melakukannya. Rasullah
Saw menegaskan bahwa riya’

termasuk syirik khafi. Jelaskan

apa yang dimaksud dengan syirik

khafi!.

4. Ditinjau dari bentuknya, riya’ Contoh riya’ dalam niat: 20

dibagi menjadi dua, yaitu riya’ Seseorang berkata bahwa ikhlas

dalam niat dan riya’ dalam beribadah karena Allah Swt, padahal

perbuatan. Sebutkan sebuah dalam hatinya tidak demikian, maka
contoh riya’ dalam niat! hal ini termasuk riya’ dalam niat.

5. Salah satu sifat tercela yang Ciri-ciri orang yang bersifat takabur 30
adalah:

termasuk dosa besar adalah a. Merasa lebih kuat, lebih

takabur. Oleh karenanya setiap hebat disbanding orang lain.
umat Islam harus berusaha sekuat b. Selalu meremehkan dan
tenaga untuk menghindari sifat
tersebut. Sebutkan ciri-ciri orang merendahkan orang lain.
yang bersifat takabur! c. Tidak mau mengakui

kehebatan dan keberhasilan
orang lain.

d. Tidak mau menerima saran

dan pendapat dari orang lain

TOTAL NILAI 100

Instrumen Penilaian Pengetahuan

1. Soal Objektif

Kunci jawaban soal objektif:
Indikator Penilaian soal objektif
Penskoran jawaban dan pengolahan nilai:
Nilai 20 : Jika sesuai kunci jawaban
Nilai 0 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban

Contoh pengolahan nilai objektif

IPK NO SKOR NILAI
1
1 SOAL PENILAIAN
1
1. 20
Jumlah
2. 20 Nilai perolehan KD
3. 20 pengetahuan :
4.
Rata-Rata dari nilai
IPK =

5. (60/100)*100 = 60

60

Soal essai
Kunci jawaban Soal essai:

Indikator Penilaian Soal essai

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai :

Nilai 25 : Jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban.

Nilai 20 : Jika jawaban sesuai kunci jawaban.

Nilai 10 : Jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban.
Nilai 5 : Jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban.

Contoh pengolahan nilai essai

IPK NO SOAL SKOR NILAI

PENILAIAN

1 1. 30

F. Pengayaan dan Remedial

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :
Ulangan Harian Ke :
Tanggal Ulangan Harian :
Bentuk Ulangan Harian :
Materi Ulangan Harian :
(KD / Indikator) :
KKM :

Nama Nilai Indikator yang Bentuk Nilai Setelah Keterangan
No Peserta Ulangan Belum Tindakan Remedial
Dikuasai Remedial
Didik
1
2
3
4
5
6
dts

Pengayaan dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik sudah
mencapai dan melebihi KKM,tetapi peserta didik belum puas dengan hasil belajar
yang dicapai dan atau peserta didik dengan daya nalar yang tinggi diberikan

lemabar kerja mandiri untuk tugas yang tersetruktur. Guru memberikan soal
pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.

3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

PENGHUNI SURGA

Penghuni Surga Pada sebuah kesempatan di masjid Nabawi, ketika para sahabat duduk-duduk
bersama Rasulullah Saw., beliau berkata : “akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki
penghuni surga”. Ucapan Rasulullah Saw. tersebut tentu saja membuat para sahabat penasaran
terhadap sosok tersebut. Apakah dia salah satu sahabat yang paling luar biasa ibadah shalatnya,
puasanya? Atau punya amal istimewa seperti apa?. Tak lama kemudian, seorang laki-laki dari
golongan sahabat Anshar lewat, tampak jenggotnya basah dengan air wudhu dan tangan kirinya
membawa sandal. Para sahabat bertanya-tanya alasan apa yang membuat laki-laki tersebut menjadi
penghuni surga. Keesokan harinya, Nabi Saw. berkata lagi: “akan datang kepada kalian sekarang ini
seorang laki-laki penghuni surga”. Namun justru yang muncul lagi adalah laki-laki dengan wajah
basah wudhu sambil membawa sandal. Tak ada satu pun sahabat yang berani bertanya kepada
Rasulullah Saw. Keesokan harinya, Rasulullah Saw. mengatakan hal sama, dan lakilaki itu yang
muncul lagi. Para sahabat sangat yakin bahwa sosok lakilaki itulah yang dimaksud oleh Rasulullah
Saw. sebagai calon penghuni surga. Namun tidak ada satu pun sahabat yang mengetahui alasan di
balik pemberian nikmat surga kepada laki-laki itu. Abdullah bin Amr bin Ash membuntuti laki-laki itu
hingga sampai di rumahnya. Ini didasari rasa ingin tahu tentang keistimewaan yang dimilikinya hingga
berstatus sebagai calon penghuni surga. Selama tiga malam menginap di rumah laki-laki tersebut,
Abdullah bin Amr bin Ash mengamati setiap ibadah dan amalan yang dilakukan oleh laki-laki itu.

Abdullah bin Amr tidak menemukan amalan yang istimewa, ibadahnya biasa saja, tidak tahajud pada
malam hari, dan tidak puasa sunah. Hanya, Abdullah sering mendengar laki-laki itu berzikir dan
bertakbir setiap terbangun dari tidur, dan laki-laki itu baru bangun untuk shalat subuh. Abdullah bin
Amr juga tak pernah mendengar kecuali ucapan yang baik. Tiga hari berlalu, Abdullah bin Amr
berkata: “apakah sebenarnya amal ibadahmu hingga engkau mendapat nikmat sebagai calon
penghuni surga seperti yang dikatakan Rasulullah Saw.?”. Laki-laki itu menjawab sambil tersenyum:
“Aku tidak memiliki amalan, kecuali yang engkau lihat selama tiga hari.” Jawaban ini tidak
memuaskan Abdullah bin Amr bin Ash. Namun ketika Abdullah bin Amr bin Ash melangkah untuk
meninggalkan rumahnya, laki-laki tersebut berkata: ”benar, amalanku seperti yang engkau lihat.
Hanya saja aku tidak pernah berbuat curang kepada seorang pun. Aku juga tidak pernah iri ataupun
hasad kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Mendengar perkataan

tersebut, Abdullah bin Amr bin Ash tercengang dan takjub kepadanya. Ia yakin sifat tak pernah iri,
dengki, dan hasad inilah yang menjadikan laki-laki itu menjadi calon penghuni surga.

Sumber: Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan, Karya M. Quraish Shihab F. Wawasan
Keislaman

Dari kisah inspiratif yang telah dibaca diatas:
Baca dan cermatilah artikel di bawah ini, kemudian tulislah nilai-nilai keteladanan yang dapat diambil dari
artikel tersebut!

B. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
A. Menghindari sifat Hidup berfoya-foya

Sesungguhnya gaya hidup seperti itu salah, karena termasuk katagori menghamburkan harta, pemborosan
dan berfoya-foya. Berfoya-foya merupakan pola pikir, sikap dan tindakan yang tidak seimbang dalam
memperlakukan harta.
Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf) dan boros ( tabzir) dalam
pembelanjakan harta, keduanya termasuk perbuatan setan. Sebaliknya, Islam menganjurkan umatnya untuk
hidup bersahaja, seimbang dan proposional. Perhatikan Q.S al- isra’/17: 26-27 berikut ini!

26. dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

1. Contoh perilaku tabzir dan israf

Contoh tabzir dan israf dalam makan dan minuman :

Seseorang yang mengambil banyak makanan dan minuman pada suatu acara tasyakuran

Contoh tabzir dan israf dalam berbicara ;

Berkata-kata yang tidak penting dan tidak perlu, baik secara langsung maupun melalui media
elektronik/media social.

Contoh tabzir dan israf dalam penampilan :

Memakai perhiasan emas dikedua tangan, leher, jari jemari, dan kaki secara perlebihan pada setiap acara

2. Dampak negative sifat hidup berfoya-foya

1. Terlalu sibuk mengurusi kebahagian duniawi, melalaikan akhirat.

2. Menimbulkan sifat iri, dengki, dan pamer

3. Dapat memicu frustasi apabila hartanya habis

4. Berpotensi menimbulkan sifat kikir

5. Cara menghindari sifat hidup berfoya-foya

a. Membelanjakan harta sesuai dengan skala prioritas kebutuhan
b. Membiasakan bersedekah dan membantu orang lain.
c. Bergaya hidup sederhana
d. Selalu bersyukur
e. Bertindak selektif dan terencana
f. Bersikap rendah hati
.
B. Menghindari sifat Riya’ dan Sum’ah :
Riya dan Sum’ah merupakan sifat tercela yang menyebabkan amal ibadah kita menjadi sia-sia.
Rasullah Saw menegaskan bahwa Riya termasuk syirik kahfi, yaitu syirik yang samar dan tersembunyi.
Hal ini dikarenakan sifat riya’ terkait dengan niat dalam hati, sedangkan isi hati manusia hanya
diketahui oleh Allah Swt. Sesuai firman Allah Q.S al- Baqarah/2: 264

264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari
apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[168].

[168] Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.

1. Syarat diterimanya amal ada tiga ;
a. Beramal dengan landasan ilmu
b. Berniat ikhlas karena Allah Swt
c. Melakukan dengan sabar dan ikhlas

2. Riya dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu riya khalish dan riya syirik

d. Riya khalish yaitu melakukan ibadah untuk mendapatkan pujian dari manusia

e. Riya syirik yaitu melakukan suatu perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan
sekaligus juga karena ingin mendapatkan sanjungan dari orang lain.

2. Ditinjau dari bentuknya riya dibagi menjadi dua, yaitu riya dalam niat dan riya dalam perbuatan.
Riya dalam niat :
Seseorang berkata bahwa ia ikhlas beribadah karena Allah padahal dalam hatinya tidak demikian,
maka ini termasuk riya dalam niat.

Riya dalam perbuatan :
1. Seseorang memperlihatkan badan yang kurus dan wajah yang pucat agar disangka sedang berpuasa

dan menghabiskan malam untuk sholat tahajud.
2. Seseorang memakai baju muslim lengkap dengan syurbannya agar disangka sebagai orang shaleh.
3. Seseorang memperlihatkan tanda hitam didahi agar disangka sebagai ahli tahajud.

3. Seseorang yang bersifat riya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Selalu menyebut dan mengungkit hal baik yang pernah dilakukan.
2. Beramal hanya sekadar ikut-ikutan bersama orang lain.
3. Malas atau enggan melakukan amal shaleh apabila tidak dilihat oleh orang lain.
4. Melakukan amal kebaikan apabila sedang berada di tengah khalayak ramai.
5. Amalannya selalu ingin dilihat dan didengar agar dipuji oleh oleh orang lain.
6. Ekspresi amal berbeda karena sedang dilihat oleh orang lain atau tidak.
7. Tampak lebih rajin dan bersemangat dalam beramal saat mendapat sanjungan, sebaliknya
semangatnya akan turun apabila mendapat cemoohan dari orang lain.

4. Dampak negatif riya bagi pelakunya dan masyarakat secara umum antara lain:
1. Muncul rasa tidak puas atas amal yang telah yang dikerjakan.
2. Muncul rasa gelisah saat mengerjakan amal kebaikan.
3. Merusak nilai pahala dari suatu ibadah, bahkan hilang sama sekali.
4. Mengurangi kepercayaan dan simpati orang lain.
5. Menyesal apabila amalnya tidak diperhatikan oleh orang lain.
6. Menimbulkan sentiment pribadi dari orang lain karena adanya perasaan iri dan dengki.

5. Berikut ini beberapa cara menghindari sifat riya:
1. Meluruskan niat

2. Menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah Swt
3. Memohon pertolongan Allah Swt
4. Memperbanyak rasa syukur
5. Memperbanyak ingat kematian
6. Membiasakan hidup sederhana

C. Menghindari Sifat Takabur
Takabur adalah sifat seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat, lebih hebat
dibanding orang lain.
Allah Swt. Berfirman dalam Q.S al-A’raf/7: 40 berikut ini

40. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak
akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit[540] dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang
jarum[541]. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
[540] Artinya: doa dan amal mereka tidak diterima oleh Allah.
[541] Artinya: mereka tidak mungkin masuk surga sebagaimana tidak mungkin masuknya unta ke lubang jarum.

Bahkan dalam Q.S al-A’raf/7: 36 secara tegas dinyatakan bahwa orang takabur akan dimasukkan
dalam neraka.

6. dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

1. Dampak negatif sifat takabur dalam kehidupan seseorang antara lain:
1. Dibenci oleh Allah Swt. dan rasul-Nya
2. Dibenci dan dijauhi oleh masyarakat
3. Mata hatinya terkunci dari memperoleh hidayah kebenaran
4. Mendapat siksa dan kehinaan di akhirat
5. Dimasukkan ke dalam neraka

2. Beberapa cara menghindari sifat takabur di antaranya adalah:
1. Menyadari kekurangan dan kelemahan dirinya
2. Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara
3. Berusaha selalu menghargai orang lain
4. Bersifat rendah hati (tawadhu’)

5. Ikhlas dalam melakukan ibadah

D. Menghindari Sifat Hasad
Hasad adalah sifat seseorang yang tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain karena memperoleh
suatu nikmat dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut.

Allah Swt. secara tegas melarang sifat hasad. Perhatikan Q.S an-Nisa/4: 32 di bawah ini

32. dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita
(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

1. Ada dua sifat hasad yang dibolehkan, sesuai dengan sabda Nabi Saw (HR. Ahmad):
1. Orang yang diberi kekayaan oleh Allah lalu digunakan untuk menegakkan haq dan kebaikan
2. Orang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu) lalu diamalkan dan diajarkan kepada orang lain

2. Menurut Imam Ghazali, ada tiga jenis hasad yang membahayakan manusia, yaitu:
1. Mengharapkan hilangnya kenikmatan yang dimiliki orang lain dan ia mendapat nikmat tersebut
2. Mengharapkan hilangnya kebahagiaan orang lain, sekalipun ia tidak mendapatkan apa yang
membuat orang tersebut bahagia.
3. Merasa tidak ridha terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. Kepada orang lain, meskipun ia
tidak mengharapkan hilangnya nikmat dari orang tersebut

3. Dampak negatif dari sifat hasad antara lain:
1. Menentang takdir Allah Swt
2. Hati menjadi susah
3. Menghalangi keinginan berdoa kepada Allah Swt
4. Meremehkan nikmat dari Allah Swt
5. Merendahkan martabat orang lain

4. Berikut ini merupakan cara menghindari sifat hasad:
1. Meyakini keadilan Allah Swt
2. Memperbanyak rasa syukur
3. Menjaga sifat rendah hati (tawadhu’)
4. Senang membantu orang lain
5. Mempererat tali silaturahmi
6. Mendahulukan kepentingan umum

E. GLOSARIUM

Observasi Peninjauan secara cermat
Evaluasi Melakukan penilaian
Objektif Tidak memihak/apa adanya
Sistematis Dipaparkan secara runtut dan mudah dipahami
Simak Mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa
yang diucapkan atau dibaca orang

F. DAFTAR PUSTAKA
Al- Ghazali, Muhammad 2001. Selalu melibatkan Allah. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.

Kepala SMK Negeri 1 Tebing Tinggi, Selatpanjang, 10 Juli2022
Penyusun,

Tengku Yulizar, S.Pd Mashudi, S.Pd.I
NIP. 198404162010011017 NIP. 198407132010011031


Click to View FlipBook Version