SEJARAH PERKEMBANGAN PERHOTELAN
DI INDONESIA
MUCHLIS NUR FIRDAUS
X PH 1
SMK 66 JAKARTA
1
SEJARAH PERKEMBANGAN HOTEL DI
INDONESIA
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga
belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di
dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang
berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan
wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata
yang memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah
hotel-hotel di Indonesia.
Dari buku PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-
hotel yang sudah hadir pada saat itu diantaranya :
Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel
Rijswijk.
1. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
2. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.
3. Malang, Palace Hotel.
4. Solo, Slier Hotel.
5. Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )
6. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel (
kini Hotel Panghegar ).
7. Bogor, Hotel Salak.
8. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
9. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.
Kebanyakan hotel-hotel ini masih beroperasi hingga sekarang, ada yang
menjadi Herritage Hotel, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada
juga yang telah di redevelopment total sehingga tidak lagi menyerupai bentuk
2
aslinya, seperti Hotel Des Indes. Pada tahun 1960 hotel ini diambil alih oleh
pemerintah Indonesia dan diganti namanya menjadi Hotel Duta Indonesia. Pada
tahun 1971 bangunan hotel ini dibongkar untuk didirikan pertokoan Duta Merlin.
Foto dibawah ini merupakan foto Hotel Des Indes 1925-1940.
3
Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di
Indonesia jauh berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains
‘management’ hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di
Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia, wajah arsitektur
hotel di Indonesia pun sangat berkembang dan innovative. Akan tetapi hal ini
menjadi satu tolak ukur sejarah baru untuk Hotel di Indonesia.
Seiring dengan tumbuhnya dunia pariwisata Indonesia, sejarah Hotel di
Indonesia pun turut andil menyukseskannya. Keberadaan hotel-hotel di
Indonesia, tentu saja sangat dibutuhkan dalam industri pariwisata dan perhotelan,
mengingat tanpa akomodasi yang memadai, mustahil turis untuk mau berkunjung.
Industri pariwisata Indonesia makin menanjak saat kepariwisataan di Bali mulai
mendapatkan perhatian serius. Pada tahun 1963, dibangunlah Hotel Bali Beach,
kemudian dalam tiga tahun berikutnya menyusul diresmikannya Pelabuhan Udara
Ngurah Rai sebagai pelabuhan internasional. Pada perkembangannya baru-baru ini,
Bali makin hotel dipenuhi turis-turis asing yang bisa kita jumpai di berbagai
tempat, hingga di pelosok desa terpencil sekali pun.
Tak berbeda jauh dengan Bali, kehidupan pariwisata di daerah lain pun turut
bangkit. Seperti di Malang, Jawa Timur, yang mempunyai beberapa objek wisata
potensial. Yang paling mencuat dan didatangi pengunjung adalah kawasan Batu,
dengan kontur daerah yang berbukit, perkebunan apel dan Selekta, sebuah objek
wisata yang berhasil mengembangkan tulip, sehingga suasananya mirip dengan
Belanda. Kota berhawa sejuk yang berjarak 90 km di sebelah selatan Kota
Surabaya ini, mulai tumbuh dan membenahi berbagai fasilitas serta sarana dan
prasarana pendukung. Seolah ingin melestarikan peninggalan bersejarah,
pemerintah Kota Malang tetap mempertahankan berbagai yang dibangun pada
jaman kolonial Belanda. Sebagai contoh, Hotel Pelangi, yang tergolong salah satu
4
hotel tertua di kota yang kita kenal juga dengan sebutan Kota Pelajar itu. Hingga
sekarang, hotel yang berlokasi di bilangan Jalan Merdeka ini, tetap menjadi hotel
yang layak huni bagi pelancong dan malah memberikan sebuah keindahan tentang
kenangan masa lampau lewat foto-foto “jadul” yang dipajang di dinding hotel.
Sementara, keadaan perhotelan di Bandung, juga tidak kalah semarak.
Perkembangan beragam usaha, mulai dari distro, kuliner, kafe, home industry,
dan factory outlet (FO), membuat Kota Kembang ini diserbu pengunjung.
Khususnya di akhir pekan/libur, pengunjung yang datang ke Bandung begitu
membludak. Sebagai imbasnya, bisnis hotel di Bandung ikut terdongkrak.
Berbagai kelas hotel, dari kelas melati hingga berbintang, dari harga yang murah
hingga harga yang mahal, dapat ditemui dengan mudah di dekat pusat keramaian
atau di seputar obyek wisata.
Hotel bintang 5 pertama yang ada di Indonesia yang sampai saat ini masih berdiri
yaitu Hotel Indonesia. Pada tanggal 5 agustus 1962, Hotel Indonesia diresmikan
oleh Soekarno saat menyambut Asian Games IV di tahun 1962.
5
Dirancang oleh pasangan arsitek dari Amerika Serikat bernama Abel Sorensen dan
Wendy, istrinya. Pada akhir Februari 2009, Hotel Indonesia rebranding menjadi
Hotel Indonesia Kempinski dan pengelolaannya dibawah jaringan Kempinski.
Setahun setelahnya yaitu pada tahun 1963, Hotel Bali Beach di bangun karena
nama Bali semakin terkenal di dunia Internasional. Hotel ini merupakan hotel
tertinggi di Bali sampai saat ini.
Selain itu beberapa hotel peninggalan sejarah jaman penjajahan Belanda juga
banyak ditemukan di Indonesia dan masih beroperasi sampai sekarang di antaranya
:
1. Hotel Sriwijaya – Jakarta yang awal berdiri pada tahun 1863 dengan nama
Hotel Cavadino
2. Hotel Majapahit – Surabaya : Dibangun pada tahun 1910 oleh orang
berkebangsaan Armenia bernama Lucas Martien Sarkies yang sampai
sekarang masih beroperasi dengan nama Majapahit Mandarin Hotel
3. Hotel Inna Dibya Puri – Semarang : awalnya bernama Du Pavilion di tahun
1874
4. Hotel Garuda – Yogyakarta : Dibuat pada tahun 1908 dengan nama Grand
Hotel De Djokdja
5. Hotel Ambarukmo : Hotel ini sangat eratkaitannya dengan Sultan Hamengku
Buwono V yang membangun Pesanggrahan Ambarrukmo. Di tahun 1895-
1897, Sultan Hamengku Buwono VII merenovasi bangunan ini. Berikutnya
pada tahun 1966 seiring dengan berdirinya Hotel Indonesia dan Bali beach,
berdiri pula Hotel Ambarukmo
6. Inna Bali Heritage – Bali : Dibangun pada jaman kolonial 1927 dan menjadi
hotel pertama di Bali yang melayani wisatawan waktu itu.
6
Sejarah pariwisata di bumi nusantara tak lepas dari peran kolonial Belanda. Salah
satunya ditandai munculnya hotel-hotel di Pulau Jawa. Apalagi sejak dibukanya
terusan Suez, makin memudahkan kapal dari benua Eropa menuju nusantara. Di
abad ke-19, kapal pesiar yang membawa turis dengan dominasi kulit putih asal
Eropa datang ke Indonesia untuk berwisata.
Tahun 1910, Belanda bikin biro wisata dengan menerbitkan buku panduan wisata
dan promosi via brosur wisata Pulau Jawa tersebar di Eropa tahun 1920-an. Awal
abad ke-20 menjadi kejayaan pariwisata Hindia Belanda. Eksotisme bumi
nusantara ditampilkan di brosur dan buku yang ditulis para penjelajah nusantara
sebelumnya, membawa para pelancong Eropa mengarungi lautan untuk berwisata
di nusantara.
Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, hotel pun dibangun di kota-kota besar dan
daerah tujuan wisata. Walaupun berbagai penginapan peristirahatan sudah
berjamur di akhir abad ke-19. Hotel-hotel mewah pertama di Hindia Belanda untuk
kebutuhan para wisatawan berada di Pulau Jawa, Medan, dan Makassar.
Di era kemerdekaan, sebagian besar hotel ini diambil alih oleh pemerintah
Indonesia. Beberapa masih bertahan sampai saat ini. Seperti Hotel Mij De Boer di
Medan yang kini telah menjadi Natour Dharma Deli. Era Orde Lama, Soekarno
membangun hotel berbintang berstandar internasional pertama di Indonesia. Saat
itu, terdapat empat hotel yang dibangun dalam periode berdekatan.
Bung Karno membangun hotel di Pelabuhanratu Sukabumi, Jawa Barat lahannya
sempat dirampas Jepang. Tujuannya ingin menikmati nuansa Laut Selatan.
Akhirnya tahun 1962 hotel itu dibangun dan rampung tiga tahun kemudian.
Sayangnya Presiden Soekarno tak sempat menikmatinya karena persoalan politik
yang membuatnya ia lengser dari tampuk kepemimpinan. Hotel dikenal dengan
7
nama Inna Samudra Beach Hotel. Bahkan sebuah legenda mengatakan di salah
satu kamar hotel ini merupakan tempat bermalam sang Ratu Kidul.
Hotel lainnya Hotel Indonesia jakarta yang didirikan merupakan bangunan
peninggalan kolonial di berbagai daerah yang sudah difungsukan sebagai
penginapan komersil.
Hotel bersejarah yang masih ada di Indonesia saat ini bisa dibagi ke beberapa tipe.
Tipe pertama adalah peninggalan dari masa kolonial Belanda, masa Orde Lama,
maupun masa Orde Baru. Beberapa sudah melewati masa kejayaannya. Juga hotel
bangunan sejarah seperti Hotel Ibis Surabaya yang menempati bangunan cagar
budaya. Dulunya bangunan tersebut merupakan kantor perusahaan gula yang
dibangun tahun 1916 dan dijuluki sebagai Gedung Cerutu.
Kisah sejarah panjang hotel-hotel di Indonesia memiliki beragam cara untuk
membedahnya, mulai dari sudut pandang sejarah, arsitektur, hingga hal
supranatural. Jika bertanya tentang hotel pertama di Indonesia sebagian orang akan
menunjuk Hotel Indonesia. Nah, jika ingin merasakan sensasi sejarah saat
menginap, bagaimana kalau mencoba menginap di salah satu hotel ini. Hotel-hotel
berikut merupakan hotel mewah bersejarah di awal berdiri maupun di masa kini.
# Hotel Sriwijaya Jakarta
Sejarah Hotel Sriwijaya bermula dari sebuah restoran yang dimiliki oleh Conrad
Alexander Willem Cavadino, yang dibangun pada tahun 1863. Melihat usahanya
berkembang, Cavadino memutuskan untuk membuat Hotel Cavadino sembilan
tahun kemudian. Hotel ini dibangun persis di pojokan Rijswik (sekarang Jalan
Veteran) dan Citadelweg (kini Jalan Veteran I). Hotel Cavadino sempat bertahan
sampai tahun 1898, namun sejak 1899 hotel itu berubah nama menjadi Hotel du
Lion dOr. Tahun 1941 nama hotel tersebut menjadi Park Hotel, dan akhirnya pada
8
pertengahan tahun 1950-an hotel tersebut berganti nama menjadi Hotel Sriwijaya.
# Hotel Majapahit, Surabaya
Hotel Majapahit adalah sebuah hotel mewah bersejarah di Jalan Tunjungan,
Surabaya, Jawa Timur. Dahulunya hotel ini bernama LMS, lalu Hotel Oranje. Pada
zaman penjajahan Jepang hotel ini berganti nama menjadi Hotel Yamato dan Hotel
Hoteru. Hotel yang dibangun pada tahun 1910 oleh Sarkies Bersaudara dari
Armenia ini menjadi saksi bisu insiden perobekan bendera Belanda oleh banteng-
banteng revolusi di Surabaya.
#. Hotel Dibya Puri, Semarang
Sebelum bernama Dibya Puri, hotel yang dibangun pada tahun 1847 ini bernama
Du Pavillon. Sejak dulu hotel ini adalah yang termewah di Semarang. Tahun 1913
hotel ini mengalami perombakan besar-besaran untuk menyambut perhelatan
Koloniale Tentoonstelling tahun 1914, sebuah pameran yang dianggap terbesar di
Asia Tenggara saat itu. Hotel ini juga pernah terdampak Pertempuran Lima Hari
Semarang, sehingga mengakibatkan kerusakan yang dahsyat. Sayangnya saat ini
hotel yang telah menjadi Cagar Budaya itu terbengkalai.
9
#. Hotel Pelangi, Malang
Hotel ini berdiri pada tahun 1916 dengan nama Palace Hotel. Pada zaman
penjajahan Jepang, hotel ini berubah nama menjadi Hotel Asoma. Pada tahun 1953
hotel ini berubah namanya menjadi Pelangi. Pemerintah Malang memutuskan tidak
menguah bentuk bangunannya karena ingin menjadikan hotel tersebut sebagai
salah satu ikon kota, bersama dengan bangunan-bangunan tua lainnya.
#. Hotel Savoy Homann, Bandung
Savoy Homann adalah hotel bintang empat yang berada di Jl. Asia-Afrika (dahulu
Jalan Raya Pos). Awalnya bangunan ini bernama Homan, miliki keluarga Homann,
imigran dari Jerman yang tiba di Bandung ada tahun 1870. Bangunan hotel ini
bergaya art deco dengan desain gelombang samudera. Arstekturnya adalah seorang
warga Belanda bernama Albert F. Aalbers.
#. Hotel Salak Bogor
Hotel peninggalan kolonial Belanda jadi tempat favorit peristirahatan orang
Belanda di Batavia. Hotel ini dibangun tahun 1856 diberi nama Bellevue Dibbets
Hotel. Sejak awal dibuka, hotel ini bagi kalangan atas kolonial Belanda. Hotel ini
dimiliki orang Belanda yang miliki hubungan dengan Gubernur Jendral Hindia
Belanda. Bogor dulunya disebut Buitenzorg atau kota beristirahat. Juga fungsi
awal Hotel ini dibangun untuk beristirahat. Karena Buitenzorg menjadi pusat
penelitian aneka tumbuhan tropis dan perkebunan, hotel ini menjadi tempat
pertemuan para pemilik kebun. Era pendudukan Jepang, hotel ini jadi markas
militer Jepang. Tahun 1948, hotel ini kembali ke fungsi awalnya dan berubah nama
menjadi Hotel Salak.
10
#. Hotel Ambarrukmo Yogyakarta
Hotel ini berdiri di dalam kawasan Pesanggrahan Ambarrukmo. Pesanggrahan
Ambarrukmo dibangun Sultan Hamengku Buwono V. Di tahun 1895-1897,
bangunan ini direnovasi Sultan Hamengku Buwono VII. Awalnya untuk tempat
menjamu tamu. Saat Sultan Hamengku Buwono VII turun takhta, tempat ini
menjadi kediaman Sultan. Presiden pertama Indonesia, Soekarno menggagas
pembangunan empat hotel berstandar internasional pertama di Indonesia dari hasil
pampasan perang dari Jepang. Salah satunya adalah Hotel Ambarrukmo yang
diresmikan pada tahun 1966. Area kebon raja sampai gandok kiwa di masa Sultan
Hamengku Buwono VII berubah menjadi area Hotel Ambarrukmo. Sementara area
Balekambang sampai Pendopo tidak beralih fungsi dan masih bisa dikunjungi
sampai saat ini sebagai bangunan cagar budaya. Saat peresmian tahun 1966, hotel
ini menjadi hotel mewah pertama di Yogyakarta.
#. Hotel Indonesia Jakarta
Hotel Indonesia sering disingkat sebagai “HI”. Inilah gedung tertinggi pertama di
Jakarta. Hotel ini dibangun dari hasil pampasan perang dengan Jepang. Di masa
itu, ada beberapa bangunan yang dibangun dari dana yang sama. Di antaranya
adalah 4 hotel mewah berstandar internasional. Salah satunya adalah Hotel
Indonesia sebagai hotel bintang lima pertama di Jakarta. Hotel ini diresmikan
tahun 1962 dalam rangka Asian Games IV. Hotel ini tak bisa lepas dari sosok
Soekarno, presiden pertama Indonesia. Soekarno memang menjadi penggagas
hotel tersebut. Di hotel terdapat restoran yang melegenda yaitu Signatures
Restaurant. Saat melangkah masuk ke Signatures Restaurant, foto-foto Soekarno
dengan tokoh-tokoh dunia terpajang dalam ukuran besar di salah satu sisi dinding.
Di satu sudut, terdapat meja panjang yang merupakan tempat favorit Soekarno.
11
Dulu, ia kerap mengajak keluarganya untuk makan di tempat ini. Tepatnya meja
yang berada di dekat foto Soekarno dan John F. Kennedy, mantan presiden
Amerika Serikat.
#. Hotel Niagara Malang
Hotel di Jalan raya Malang. Dulu sebuah villa pribadi milik Liem Sian Joe, seorang
konglomerat Tionghoa. Villa ini dibangun 15 tahun lamanya (Tahun 1903 dan
selesai 1918). Desain bangunan ditangani Fritz Joseph Pinedo, arsitek Belanda
profesional keturunan Portugis-Brazil. Villa ini hanya difungsikan sebagai tempat
peristirahatan keluarga selama dua tahun. Tahun 1920 Liem Sian Joe pindah ke
Belanda. Villa dipercayakan ahli warisnya. Karenajarang dipakai, villa ini kurang
terurus dan terlantar selama bertahun-tahun sampai sampai tahun 1960. Kemudian
dijual kepada seorang pengusaha Surabaya bernama Ong Kie Tjay. Oleh Ong Kie
Tjay, bangunan berlantai lima itu dibenahi selama 4 tahun, dan difungsikan sebagai
hotel dengan nama Hotel Niagara, yang memiliki arsitektur tempo dulu dengan
nuansa seni yang tinggi sebagai kombinasi gaya Brazil, Belanda, Tiongkok, dan
Victoria yang menawan. (NDY)
Setelah membaca artikel di atas, kita jadi tahu sejarah industri perhotelan dan
ternyata hotel-hotel yang sekarang cukup familiar dan mungkin salah satunya anda
pernah tempati ternyata umurnya hampir ratusan tahun.
Tentunya untuk anda yang ingin mendapatkan experience dan atmosphere yang
berbeda nanti bisa coba untuk menginap di salah satu hotel tersebut.
12
Pengertian dan perkembangan hotel di Indonesia
Seperti apakah perkembangan dan kemajuan Sejarah Hotel di Indonesia ini?Hotel
berasal dari kata hostel yang diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik
mulai dikenal kira-kira pada akhir abad ke-17. Pengertian terdahulu hotel disebut
sebagai tempat penampungan untuk para pendatang atau disebut juga sebagai
bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum. Jadi, pada awalnya hotel
memang diciptakan untuk melayani masyarakat.
Menurut Webster, "Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang
menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya
untuk umum". Sedangkan pengertian hotel menurut Grolier Electronic Publishing
Inc. (1995 ) , menyebutkan bahwa : "Hotel adalah usaha komersial yang
menyediakan tempat menginap , makanan dan pelayanan – pelayanan lain untuk
umum".
Sedangkan pengertian hotel di Indonesia sesuai peraturan yang dituangkan dalam
Surat Keputusan Menteri Pariwisata , Pos dan Telekomunikasi No. KM 37 /
PW.340/MPPT-86 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I , Pasal
1 , Ayat (b) dalam surat keputusan tersebut menyebutkan bahwa : "Hotel adalah
suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagianatau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan , makanan dan minuman serta jasa penunjang
lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial".
Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry bahwa hotel terbagi
menjadi tiga jenis yaitu :
Transient Hotel adalah hotel yang letak / lokasinya di tengah kota dengan jenis
13
tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
Residential Hotel adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah
berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya, dan disewakan secara bulanan
atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan
seperti layaknya hotel, seperti restoran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar,
dan pelayanan kebersihan kamar
Resort Hotel adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata
dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi
untuk tamu – tamunya.
Perkembangan hotel modern ( dibangun dan dikelola dengan menggunakan konsep
–konsep manajemen hotel modern ) di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel
Indonesia diJakarta pada tahun 1962. Kemudian Industri pariwisata Indonesia
makin menanjak saat kepariwisataan di Bali mulai mendapatkan perhatian serius.
Pada tahun 1963, dibangunlah Hotel Bali Beach.
Tak berbeda jauh dengan Bali, kehidupan pariwisata di daerah lain pun turut
bangkit. Seperti di Malang, Jawa Timur, yang mempunyai beberapa objek wisata
potensial. mulai dibangun hotel-hotel yang menunjang industri pariwisata. Begitu
juga di kota-kota lain misalnya, Surabaya dan di kota Bandung.
Saat ini, pertumbuhan industri hotel dan restoran di luar pulau Jawa berpotensi
besar untuk mengungguli pulau Jawa. Karena di pulau Jawa sudah cukup, bahkan
di beberapa daerah sudah over supply. Antara lain di Jawa Tengah, Yogyakarta,
DKI Jakarta, dan Banten. Seperti Medan, Pertumbuhan hotel dan restoran kurang
14
lebih sebesar lima persen dibandingkan tahun 2010. Sekretaris Jenderal Persatuan
Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Carla Parengkuan mengatakan, pertumbuhan
itu didorong oleh makin banyaknya wisatawan mancanegara dan domestik yang
menggunakan jasa hotel dan restoran sebagai pelengkap perjalanan mereka.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator hotel-hotel di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat adalah semakin banyaknya pembangunan
hotel-hotel di Indonesia.
Sekarang hampir di setiap Kota di Indonesia sudah memiliki hotel berbintang 5
yang megah dan mewah serta memiliki fasilitas dan sarana yang sangat lengkap
dan eklusive.
15