The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

FILSAFAT_ESTETIKA_HAKIKAT_PRINSIP-KONSEP

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by inaisaputra101, 2019-05-21 08:21:44

FILSAFAT_ESTETIKA_HAKIKAT_PRINSIP-KONSEP

FILSAFAT_ESTETIKA_HAKIKAT_PRINSIP-KONSEP

MAKALAH FILSAFAT GEOGRAFI: SELUK BELUK GEOGRAFI SETELAH
PERANG DUNIA KUANTITATIF
FILSAFAT PENDIDIKAN
(AKDK5402)

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Suratno M.Pd.

DISUSUN OLEH:

INAI
(1710115110008)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
BANJARMASIN
TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada
dosen yang memberi saya tugas ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca dan untuk ke depannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari dosen, maupun pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I.............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
ISI DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5
2.1 GEOGRAFI REGIONAL..................................................................................................... 5

A. Regional ............................................................................................................................. 5
B. Geografi.............................................................................................................................. 5
C. Geografi Regional .............................................................................................................. 5
2.2 ILMU WILAYAH ................................................................................................................ 9
2.3 TIGA TAHAP GEOGRAFI ( 1950, 1965, 1980 ).............................................................. 10
2.4 KUANTIFIKASI (1950-1965) ........................................................................................... 11
2.5 TIMES SPACE GEOGRAFI.............................................................................................. 11
2.6 WELFARE GEOGRAPHY (Geografi Kesejahteraan) ...................................................... 11
2.7 RUANG (Space) : BLAUT................................................................................................ 12
2.8 EKSPEKSIONALISME ..................................................................................................... 12
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................... 13
3.2 SARAN............................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Geografi regional yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang ruang atau tempat di
permukaan bumi. Ahli geografi regional memfokuskan pengumpulan informasi deskriptif tentang
suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau
region.

Geografi regional juga mempelajari aspek – aspek fisik dengan aspek – aspek manusia dan
kaitan keruangan di suatu wilayah atau region tertentu. Melalui interpretasi dan analisis geografi
regional maka ciri khas suatu wilayah dapat ditonjolkan sehingga perbedaan antar wilayah akan
nampak semakin jelas.

Geografi regional dianggap sebagai studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang di
wilayah tertentu baik secara lokal, negara maupun benua. Yang dibicarakan semua gejala di
wilayah yang bersangkutan baik gejala fisik maupun manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatiakan latar belakang yang telah dikemukakan,maka dapat dirumus kan

beberapa masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Menentukan definisi geografi regional.

2. Apa yang menjadi ruang lingkup kajian geografi regional?

3. Apa unsur-unsur esensial dalam geografi regional?

4. Pengertian ilmu wilayah.

5. Konsep-konsep apa saja yang terdapat dalm ilmu wilayah?
6. Tiga tahap geografi.

7. Kuantitatif/kuantifikasi.

8. Time-space geografi.

9. Geografi kesejahteraan.

10. Ruang

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 GEOGRAFI REGIONAL
A. Regional

Regional adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah
kedaulatan. Pada masa lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi fisik
alam, seperti sungai, gunung, dan laut. Sedangkan setelah masa kolonialisme, batas-batas tersebut
dibuat oleh negara yang menduduki daerah tersebut, dan dengan adanya negara bangsa, istilah
yang lebih umum digunakan adalah batas nasional.

B. Geografi
Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan keruangan atas

fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Istilah geografi pertama kali diperkenalkan
oleh Erastothenes pada abad ke-1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica
yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Pada awal abad ke-2, muncul tokoh
baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta
dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Ptolomaeus mementingkan peta untuk
memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius
Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.

C. Geografi Regional
Geografi regional yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang ruang atau tempat di

permukaan bumi. Ahli geografi regional memfokuskan pengumpulan informasi deskriptif tentang
suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau
region.Teori ini di kenal kan oleh Richard Hartshorne.

Geografi regional juga mempelajari aspek – aspek fisik dengan aspek – aspek manusia dan
kaitan keruangan di suatu wilayah atau region tertentu. Melalui interpretasi dan analisis geografi
regional maka ciri khas suatu wilayah dapat ditonjolkan sehingga perbedaan antar wilayah akan
nampak semakin jelas. Geografi memiliki ruang lingkup kajian, yaitu :

1. Lokasi

Lokasi adalah konsep geografi terpenting, karena lokasi dapat menunjukkan posisi
suatu tempat, benda atau gejala di permukaan bumi. Lokasi dapat menjawab pertanyaan di

mana (where) dan mengapa di sana (why is it there) tidak di tempat lain. Lokasi adalah
posisi suatu tempat, benda, gejala, peristiwa lain. Ada dua komponen lokasi yaitu arah dan
jarak. Ada dua macam lokasi, yaitu:

a) Lokasi Absolut

Lokasi absolut adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang
dan garis bujur. Lokasi absolut ini mutlak adanya dan dapat dipercaya karena massa
daratan relatif tetap, perubahannya kecil sekali dan berlaku umum di seluruh dunia.
Melalui lokasi absolut kita dapat mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat
lain di permukaan bumi.

b) Lokasi Relatif

Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah
sekitarnya. Kondisi dan situasi disini dapat berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi,
budaya dan keberadaan transportasi dengan daerah disekitarnya. Seperti Indonesia
terletak diantara dua samudera dan dua benua. Dilalui oleh dua jalur pegunungan
dunia. Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis karena
berada di daerah persilangan antara dua budaya yang berbeda yaitu Asia dan
Australia. Kedua benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan
yang berbeda.

2. Tempat (place)

Tempat dapat mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu daerah. Suatu tempat
dibentuk oleh karakter fisik (seperti iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora dan fauna)

dan manusia yang hidup di dalamnya (seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan
penduduk, pendidikan, pendapatan dan kebudayaannya).

Dalam mengkaji suatu tempat, kita dapat melihatnya dari dua aspek yaitu site dan
situasi. Site berkenaan dengan kondisi internal suatu tempat atau daerah, seperti iklimnya,
keadaan tanah, topografi, penduduknya, dan segala sumber daya yang terkandung di
dalamnya. Situasi adalah kondisi eksternal suatu tempat atau kondisi suatu tempat bila
dibandingkan dengan daerah lainnya.

3. Hubungan Timbal balik (interelasi)
Setiap gejala dipermukaan bumi ini pada dasarnya adalah hasil hubungan timbal

balik antara berbagai faktor. Hubungan ini dapat berupa antar faktor fisik, faktor fisik
dengan manusia dan antar faktor manusia.

a) Contoh hubungan antar faktor fisik: ketinggian tempat dengan faktor iklim
makro; kemiringan lereng dengan erosi; kesuburan lahan dengan jenis batuan;

b) Contoh hubungan antara faktor manusia: perdagangan; transportasi; komunikasi
dan organisasi.
c) Contoh hubungan antara faktor manusia dan faktor fisik: penggundulan hutan
oleh manusia yang dapat menimbulkan banjir.
4. Gerakan (movement)
Setiap gejala di permukaan bumi mengalami gerakan. Gerakan obyek tersebut ada
yang tampak dan tidak tampak. Gerakan ini menjadi kajian geografi untuk memahami latar
belakang terjadinya suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi dan dampaknya
terhadap gejala atau fenomena lain. Contohnya adalah terjadinya berbagai macam usaha
tani sebagai akibat dari adanya perbedaan iklim; perbedaan iklim disebabkan oleh adanya
sirkulasi udara secara global di atmosfer.
5. Perwilayahan (regionalisasi)
Tema yang paling mendasar dari studi geografi adalah region, adapun kajian
utamanya adalah berbagai bentuk region dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya
adalah pengklasifikasian atau pengelompokan data kedalam data sejenis.
Dari pengelompokan tersebut maka akan tampak daerah yang menunjukkan
persamaan dan perbedaan. Kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu
sehingga dapat dibedakan dengan daerah lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri
khas daerah suatu tempat itu dapat berupa karakteristik aspek fisik, manusia atau gabungan
keduanya.
Jenis Region Menurut Stephen L.J. Smiith:
a) Region apriori : region yang dibuat tidak berdasarkan regionalisasi secara
metodologis, jadi unsur kesamaannya dibentuk oleh pandangan yang bersifat

individual atau kepentingan tertentu seperti unsur politik, kebiasaan setempat atau
keuntungan-keuntungan lainnya secara sepihak.
b) Region formal atau regional homogenius : region yang dibentuk karena adanya
kesamaan kenampakan secara internal.
c) Regional fungsional : region yang dibentuk oleh tinggi atau rendahnya derajat
interaksi antar tempat di permukaan bumi.
Pembagian regionalisasi berdasarkan presepsi individual yaitu:
a) Region uniform atau formal

Region uniform atau region statis yaitu region yang dibentuk oleh adanya
kesamaan kenampakan, termasuk iklim, vegetasi, tanah, landform, pertanian atau
penggunaan lahan lain.
b) Region nodal

Region nodal atau region dinamis ditandai oleh gerak dari dan ke pusat.
Pusat ini disebut sebagai node. Region nodal dikatakan dinamis sebab didefinisikan
sebagai gerakan bukan objek yang statis dan terdapat fungsi suatu tempat sebagai
pusat sirkulasi.
Terdapat 4 unsur yang esensial dalam struktur regional nodal, yaitu:
a) adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia.
b) adanya node/pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara
terorganisir.
c) adanya wilayah yang makin meluas.
d) adanya jaring-jaring rute tempat tukar-menukar berlangsung.
Geografi regional mempelajari kewilayahan atas dasar luas dan sempitnya daerah
tersebut. Jadi, unsur esensial dalam geografi adalah region. Region adalah wilayah yang
mempunyai kesamaan yang dapat dilihat dari unsur fisikal, manusia , maupun
keduanya.Wittlesay mengemukakan unit-unit region dapat dibentuk oleh:
1. Kenampakan iklim saja, tanah saja, sehingga menunjukkan areal saja.

2. Multiple feature region (region yang menunjukkan kenampakan majemuk seperti
gabungan antara jenis tanah dan tumbuhan, tumbuhan dengan budidaya bercocok tanam).

3. Region total atau compage yang terdiri atas banyak unsur fisik dan manusianya seperti
provinsi, negara atau kawasan tertentu.

Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari:

1. Keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu (region uniform)

2. Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan
dengan garis melingkar (nodal region)

3. Generic region, klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya, fungsinya
diabaikan.

4. Spesific region, klasifikasi wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah
tunggal mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus.

5. Wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistik deskriptif

2.2 ILMU WILAYAH
Geografi adalah ilmu yang mendasarkan diri pada analisis interelasi kerurangan antar

gejala geografi pada suatu regional atau wilayah. Wilayah mempunyai karakter yang dimiliki yaitu
adanya aspek fisik dan aspek sosial budaya. Sifat dan karakteristik merupakan keseluruhan
wilayah geografi yang diaabtraksikan sebagai konsep ilmu wilayah. Para geograf memandang
wilayah adalah tiap bagian yang berada permukaan bumi, dengan wilayah paling luas adalah
seliruh permukaan bumi.

Wilayah dibagi berdasarkan homogenitas tertentu sehingga dapat membedakan antara
suatu wilayah dengan wilayah yang lain. Wilayah merupakan suatu sistem, khususnya yang
menyangkut hubungan interaksi dan interdependensi antara subsistem utama ecosystem dengan
subsistem utama social system, serta kaitannya dengan wilayah-wilayah lainnya dalam
membentuk suatu kesatuan wilayah guna pengembangan, termasuk penjagaan kelestarian wilayah
tersebut. Wilayah adalah bagian permukaan yang teritorialnya ditentukan atas pengertian, batasan,
dan perwatakan geografis tertentu.

4 Konsep ilmu wilayah yaitu:

1. Wilayah homogen

Yaitu wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan keseragaman atau seperangkat ciri
atau karakteristik tertentu dari aspek fisik, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan beserta
kombinasi dan turunannya.

2. Wilayah nodal

Yaitu wilayah yang secara fungsional memiliki sifat saling ketergantungan antara pusat
(inti) dan daerah dibelakangnya (hinterland). Ketergantungan antara pusat dan daerah dapat dilihat
dari faktor produksi, penduduk, barang dan jasa, komunikasi, transportasi serta perhubungan di
antara keduanya.

3. Wilayah perencanaan

Yaitu wilayah yang batasannya didasarkan secara fungsional dalam maksud perencanaan.
Wilayah perencanaan mengalami perubahan-perubahan penting dalam pengembangannya dan
memungkinkan persoalan-persoalan perencanaan sebagai suatu kesatuan. Wilayah perencanaan
punya ciri yaitu masyarakatnya mempunyai kesadaran terhadap permasalahan yang dihadapi
daerah, memiliki kemampuan untuk merubah industri yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga
kerja yang tersedia, menggunakan salah satu model perencannaan, dan memiliki pusat
pertumbuhan.

4. Wilayah administrasi

Yaitu wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi
pemerintahan atau politik, seperti propinsi, kabupaten, kecamatan, desa atau kelurahan.

2.3 TIGA TAHAP GEOGRAFI ( 1950, 1965, 1980 )
Sejak tahun 1980 revolusi kuantitatif sudah luntur, bahkan menurut sementara geograf,

sudah selesai lalu digantikan dengan revolusi kritis. Menurut HAGGETT (1972) yaitu: massa
diantara 1950 dan 1965 para geograf dibuat offer antusias terhadap geografi kuantitatif .

Sejak tahun 1980 dirasakan oleh para pakar geografi modern, bahwa metode statistik matematis
dengan tata kerja yang mekanistis bukan satu-satunya alat untuk memecahkan masalah geografis

Menurut HARVEY (1973) yaitu: paradigma kuantitatif sudah tidak cocok lagi dengan
perkembangan zaman . Pada (1960) geografi bangga bahwa dirinya menjadi ‘hard science’.

2.4 KUANTIFIKASI (1950-1965)
Kuantifikasi dilukiskan revolusi kuantitatif yang melanda ilmu geografi sesudah tahun

1950. Disitu dipaparkan dewi geographia yang semula menjalin keakraban dengan pria dewa
qualifactus diserobot dengan kasarnya oleh dewa kuantifactus lalu disebrangkan lewat fluit
calculus .

Pada awal tahun 60an telah dipakai metode-metode baru serta dibahas pokok-pokok baru
dalam geografi sehingga lahir geografi baru. Banyak teori yang berasal dari ilmu ekonomi umum
dan teori keruangan dioper dalam geografi. Juga dimanfaatkan hasil telaah sosiologi dan psikologis
sosial. Matematika pun ikut berperan dalam studi geografis. Pada tahun1962 BURTON menulis
bahwa revolusi kuantitatif alam geografi sudah dimulai.

Setelah perang dunia kedua, geografi baru menyebar luas keseluruh dunia. Dimana-mana
muncul definisi-definisi dengan tema yang karakteristik dari geografi baru.di polandia, dziewonski
memperhatikan teori CHRISTALLER dan dijadikan dasar dari penelitian yang modern.iklim
akademis dipolandia menguntungkan bagi studi tentang “central placa” penguasa komunitasui
merestui setelah melihat bahwa mekanisme sibernetika yang sebelum nya di curigai, tidak jauh
dari pendekatan yang dialektis.

2.5 TIMES SPACE GEOGRAFI
Time space geografi dikembangkan oleh HAGERSTRAND (1975) yaitu menekankan

pada analisis pola ruang waktu dan proses ruang waktu. Secara normal suatu proyek dalam
perkembangannya diikuti 3 perangkap hambatan (constraints).

1. Capability constraints: hambatan individual atau kelompok yang berupa terbatasnya
kemampuan jasmani ataupun fasilitas yang tersedia.

2. Coupling constraints: sejauh mana individu atau kelompok harus bekerja sama dengan pihak
lain dan sarana lain.

3. Authority constraints: yang menuntut agar adanya persyaratan untuk masuk atau menggabung
kewilayah ruang waktu yang khusus.

2.6 WELFARE GEOGRAPHY (Geografi Kesejahteraan)
Yaitu aspek dari human geografi yang berkembang pada dasa warsa 1970an yang

menyimpang dari revolusi kuantitatif karena ingin memperhatikan kualitas hidup keadilan dan

kesejahteraan wilayah. Masalah yang ditangani adalah seperti kemiskinan, kelaparan, kejahatan,
kurangnya perumahan dan pelayanan sosial yang pincang.

2.7 RUANG (Space) : BLAUT
Dalam bukunya The nature of geography 1939 HARTSHORNE menyimpulkan khorologi

(telaah tentang diferensiasi areal di permukaan bumi). Geografi sebagai ilmu korelatif
menggunakan perbandingan peta untuk membuka (melepaskan) integrasi gejala sehingga tersebar
di ruang,telah membukakan jalan agar berkembangnya suatu ilmu keruangan yang resmi.pada
akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an konsepsi ruang menjadi tradisi penyelidikan yang di akui
pentingnya di dalam geografi modern.

Menurut HARVEY (1973) masalah konsepsualisasi ruang akan dipecahkan sendiri melalui
praktek manusia yang bertalian dengan itu.

Ruang adalah suatu kata filsafati yakni menipu sehingga jelas tidaklah merupakan suatu konsep
yang seragam. Blaut membedakan 3 konsep ruang:

1. Absolut: ruang yang menunjukan suatu hal atau keaadaan yang pada dirinya bersifat khas, fisis
dan empiris.

2. Nisbi(relatif): mewujudkan suatu relasi antara peristiwa-periatiwa dan aspek-aspek dari
peristiwa itu sehingga terikat oleh waktu dan proses.

3. Relasional : ruang yang berisi dan mencerminkan dirinya sendiri berupa hubungannya dengan
objek lain

2.8 EKSPEKSIONALISME
Yaitu paham yang menyatakan bahwa geografi dan sejarah secara metodologis berbeda

dengan ilmu-ilmu lain, karena keduanya istimewa mempelajari keunikan dan kekhususan. Dalam
geografi istilah tersebut dihubungkan dengan F.K SCHAEFER (1953) yang menolak
expetionalisme karena membuat pendekatan idiografis yang ortodoks. Ia mendambakan suatu
geografi baru yang nomotetis, artinya yang dilengkapi dengan hukum-hukum morfologis dari pola
spatial(spatial pattern).

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Regional adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah
kedaulatan. Pada masa lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi fisik
alam, seperti sungai, gunung, dan laut.

Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan keruangan atas
fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.

Jadi geografi regional yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang ruang atau tempat di
permukaan bumi. Ahli geografi regional memfokuskan pengumpulan informasi deskriptif tentang
suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau
region.

Geografi regional juga membahas tentang ilmu wilayah seperti:

1. Wilayah homogen.

2. Wilayah nodal.

3. Wilayah perencanaan.

4. Wilayah administrasi.

3.2 SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan dan referensi bagi para

pembaca, tak lupa juga penulis meminta maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah
ini, dan juga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran agar makalah ini dapat dikatakan
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, Eko. 1995. Pendekatan Sistem Dalam Tata Ruang dan Pembangunan Daerah
Untuk Meningkatkan Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Daldjoeni, N. 1991. Perkembangan Filsafat Geografi. Alumni : Bandung
Prof. Dr. Rijanta, M.Sc ; Bahan Kuliah Ilmu Wilayah


Click to View FlipBook Version