1
Buku panduan pratikum fisika Pengukuran diameter tabung menggunakan jangka Sorong Disusun guna memenuhi tugas UAS fisika teknik Mata kuliah fisika teknik GTM 1102 Dosen pengampu: Apit Fathurohman S.Pd.M.Pd.Si.Ph.D Disusun oleh : Putri Dera Andesta Nim (06121382328071 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2023/2024 BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan izin-Nya Buku Panduan Praktikum Fisika ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku panduan Praktikum Fisika ini berisi materi penuntun Praktikum. Dengan ditulisnya Buku Panduan praktikum fisika ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku panduan ini. Kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan dalam penyajian materi praktikum Fisika ke depan. Tanjung mas, 29 November 2023 Penyusun Putri Dera Andesta BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 3
DAFTAR ISI Cover...............................................................................................I Kata pengantar…...........................................................................II Daftar isi.........................................................................................III Tata tertib dan sop pratikum………………………………………..IV BAB I Pendahuluan........................................................................1 1.1 Latar belakang………………………………………………………2 1.2 Rumusan masalah.....................................................................3 1.3 Tujuan………………………………………………………………..4 1.4 Manfaat percobaan....................................................................5 BAB II Kajian pustaka...................................................................V BAB III metode percobaan…………………………………………..VI 1.5 Alat dan Bahan..........................................................................6 1.6 Prosedur kerja...........................................................................7 BAB IV hasil dan pembahasan………………..……………….…..VII Pengamatan data............................................................................8 Analisis data…………………………………………………………….9 Pembahasan…………………………………………………………..10 Pertanyaan percobaan………………………………………………..11 BAB V penutup……………………….……………………………...VIII Kesimpulan dan saran....................................................................12 Refrensi..........................................................................................13 Lampiran……………………………………………………………….14 BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 4
TATA TERTIB DAN SOP PRAKTIKUM Pelaksanaan praktikum Fisika mempunyai tujuan antara lain agar mahasiswa memiliki pemahaman konsep Fisika secara lebih dalam, lebih luas dan terpadu, memiliki ketrampilan menggunakan alat, membiasakan diri menggunakan metoda ilmiah, mampu melakukan pengukuran, dan mampu menyusun laporan ilmiah. Pada kuliah praktikum mahasiswa mengalami dan memahami peristiwa Fisika secara langsung dengan aktif melakukan kegiatan sesuai dengan materi praktikum. Mahasiswa menyusun peralatan, melakukan pengamatan, mengukur besaran terkait, menganalisa hasil pengamatan dan juga mengkomunikasikannya. Agar para mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut dengan benar dan lancar, maka disusunlah buku petunjuk praktikum ini oleh mahasiswa prodi pendidikan teknik mesin Setiap mata praktikum berisikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan praktikum yaitu: ● Tujuan. Pada bagian ini disebutkan tujuan dilaksanakannya praktikum. ● Alat yang digunakan. Semua peralatan pokok yang akan digunakan selama praktikum dicantumkan pada bagian ini. ● Dasar teori. Sebagai dasar pelaksanaan praktikum disajikan teorinya secara singkat. Dengan dasar teori ini para mahasiswa dapat memahami hubungan antar besaran yang ada pada peristiwa yang diamati selama praktikum. Teori juga digunakan untuk menghitung nilai besaran yang diamati. ● Prosedur percobaan. Secara singkat disajikan prosedur percobaan dengan maksud agar para mahasiswa dapat mengikuti dan melaksanakan kegiatan praktikum. ● Tugas dan pertanyaan. Untuk lebih memahami peristiwa Fisika yang telah dipraktikumkan, para mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan tugas dan menjawab pertanyaan yang disajikan di bagian akhir setiap mata praktikum. Agar dapat melaksanakan praktikum dengan baik, maka mahasiswa perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1). Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa wajib mempelajari petunjuk praktikum sesuai dengan materi yang akan dipraktikumkan. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 5
2). Untuk menjaga keamanan / keselamatan pribadi dan alat yang digunakan, mahasiswa wajib berhati-hati, tidak gegabah terutama bila menggunakan peralatan yang berarus listrik, menggunakan api, dan mudah pecah. Dan sebaliknya mahasiswa tidak perlu takut untuk bertindak melakukan eksperimen, bersikaplah wajar terhadap eksperimen. 3). Bila selama praktikum ada hal yang tidak jelas misalnya berkenaan dengan peralatan, cara pengoperasian, mahasiswa wajib menghubungi dosen pengampu, asisten atau petugas laboratorium. 4). Setelah melaksanakan kegiatan praktikum mahasiswa wajib mengembalikan dan merapikan peralatan yang digunakan, seperti semula Tata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama Praktikum Fisika Dasar adalah : 1). Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. 2). Praktikan baru diperkenankan masuk laboratorium setelah percobaan yang dilaksanakan dinyatakan SIAP oleh Asisten. 3). Sebelum melakukan praktikum, semua perlengkapan kecuali buku petunjuk praktikum, alat tulis dan peralatan penunjang harus diletakkan ditempat yang telah ditentukan. 4). Setiap praktikan harus melakukan percobaan dengan teman praktikum yang telah ditentukan. 5). Selama mengikuti praktikum, praktikan harus berpakaian sopan dan tidak diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok, membuat gaduh, dll. 6). Selama praktikum, Praktikan hanya diperbolehkan menyelesaikan tugasnya pada meja yang telah disediakan (melakukan percobaan,membuat laporan sementara dan resmi). 7). Selama melakukan percobaan semua data hasil percobaan ditulis dalam kolom-kolom tabel yang dipersiapkan lebih dahulu. Laporan BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 6
sementara dibuat rangkap n+1 dan dilaporkan pada asisten untuk ditanda tangani. n adalah jumlah praktikan dalam satu kelompok. 8). Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten, setiap praktikan membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan dalam buku petunjuk. Kemudian diserahkan kepada asisten masing-masing dengan dilampiri laporan sementara. 9). Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkan pada asisten dan demikian pula sebaliknya. 10).Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya, diharuskan meninggalkan ruang praktikum. Larangan Praktikan dilarang untuk: a. Melanggar kewajiban yang tertulis maupun tak tertulis yang telah disepakati; b. Makan dan minum di dalam Laboratorium; c. Menggunakan alat selain yang ditentukan tanpa seizin asisten laboratorium atau pembimbing praktikum; d. Berpindah ke meja praktikum yang bukan tempatnya; e. Menganggu atau mencampuri kegiatan kelompok lain; f. Merubah/mengganti alat praktikum tanpa seizin asisten laboratorium atau laboran; g. Melakukan praktikum diluar jam praktikum tanpa didampingi asisten laboratorium atau pembimbing praktikum; h. Melakukan manipulasi data sehingga tidak sesuai dengan hasil praktikum; i. Merusak peralatan praktikum baik sengaja maupun tidak sengaja; dan j. Tidak melakukan praktikum pada jadwal yang telah ditetapkan tanpa alasan/tanpa ijin. SANGSI Ada beberapa sangsi yang dapat diterapkan terhadap praktikan yang melanggar peraturan tata tertib : 1). Praktikan yang melakukan kecurangan dapat dikenakan sangsi berupa BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 7
pembatalan seluruh praktikum dan diberi “Nilai E”. 2). Praktikan yang karena kelalaiannya menyebabkan kerusakan atau menghilangkan alat milik laboratorium harus mengganti alat tersebut. Apabila dalam waktu yang ditentukan belum mengganti, maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum berikutnya. 3). Praktikan yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 4 kali diberi sangsi pembatalan seluruh praktikum dan diberi nilai E. 4). Sangsi lain yang yang ada diluar sangsi-sangsi diatas ditentukan kemudian oleh Kepala Laboratorium Fisika Dasar. Setiap kali setelah melaksanakan kegiatan praktikum, mahasiswa wajib membuat laporan praktikum yaitu: A. Laporan sementara. Laporan ini hanya berisikan data pengamatan yang dihasilkan selama praktikum. Laporan ini merupakan laporan kelompok yang disusun setelah praktikum selesai dilaksanakan. B. Laporan resmi. Laporan ini merupakan laporan pribadi, yang dikumpulkan sebelum melaksanakan praktikum pada minggu berikutnya. Laporan resmi disampaikan dengan format sebagai berikut: Judul : .............................. Nama / No Mhs. : .............................. Teman Kelompok : .............................. Tanggal Praktikum : .............................. 1). Tujuan 2). Alat 3). Dasar teori 4). Prosedur 5). Data dan pengolahannya Pada bagian ini disajikan data hasil praktikum dalam bentuk tabel. Termasuk dalam tabel data ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dasar teori yang sesuai, dan perhitungan ralatnya serta grafik yang sesuai. Besaran yang BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 8
dicantumkan dalam tabel dan grafik harus disertai dengan satuannya. Bila dalam tabel data juga dimasukkan hasil perhitungan, maka di bawah tabel perlu disertakan satu buah contoh perhitungannya. 6). Pembahasan. Berdasarkan tujuan praktikum, teori yang digunakan, alat dan langkah kerjanya serta data dan hasil pengolahan datanya dapat dibahas, dikupas praktikum yang sudah dilaksanakan. Pembahasan ini menyangkut seluruh kegiatan praktikum dari pelaksanaan di laboratorium sampai penghitungan hasil praktikum, terutama keterkaitan antara tujuan yang hendak dicapai, teori yang digunakan, alat yang dipakai serta hasil yang sesungguhnya dan ralat, termasuk di dalamnya semua permasalahan selama praktikum. 7). Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang sudah dilakukan dapat dibuat kesimpulan secara singkat, padat dari seluruh kegiatan praktikum. 8). Penyelesaian tugas. Selain hal di atas, pada praktikum tertentu, mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas. Tugas ini diberi / ditentukan oleh dosen pembimbing praktikum. Penilaian Praktikum Fisika Dasar Secara teknis, penilaian Praktikum Fisika Dasar dilakukan setiap tahap pelaksanaan, yaitu tahap pralaboratorium, tahap pelaksanaan praktikum, dan tahap pelaporan. 1. Penilaian tahap pralaboratorium Penilaian tahap pralaboratorium dilakukan secara kelompok dan dipergunakan sebagai keputusan untuk diizinkan atau belum diizinkan melakukan praktikum. Kelompok yang belum diizinkan harus melakukan pralaboratorium kembali sampai dinilai layak untuk melakukan kegiatan praktikum. Kelompok dikatakan layak ketika mendapatkan skor paling sedikit 10. No Uraian Baik Cukup Kurang 1 Memahami tujuan praktikum yang akan dilakukan BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 9
2 Memahami konsep-konsep yang terkait dalam praktikum 3 Mengidentifikasi variabel yang harus diukur dan dihitung 4 Memahami spesifikasi dan cara menggunakan alat-alat yang akan digunakan 5 Mampu menentukan data-data yang harus diperoleh,cara memproleh,serta cara menganalisis nya 6 Jumlah Skor =(jumlah baik x 3) +( jumlah cukup x 2) +( jumlah kurang x1) Nilai = skor/15 x 85 2. Penilaian tahap pelaksanaan praktikum Penilaian tahap pelaksanaan praktikum dikalukan secara individu No Uraian Baik Cukup Kurang 1 Kemampuan merangkai alat dengan benar 2 Kemampuan menggunakan dan membaca skala alat ukur dengan benar 3 Kerja sama antar anggota kelompok 4 Jumlah BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 10
Skor = (jumlah baik x 3) +(jumlah cukup x 2) +( jumlah kurang x1) Nilai = skor/9 x 85 3. Penilaian tahap pelaporan Penilaian pelaporan dilakukan secara individu No Uraian Skor 1 Kemampuan menulis abstrak 2 Kemampuan menulis dasar teori ringkas yang mendukung percobaan 3 Kemampuan merumuskan metode percobaan 4 Kemampuan menganalisis data beserta perhitungan ralatnya dan menjawab pertanyaan dengan benar 5 Kemampuan merumuskan kesimpulan 6 Jumlah Ketentuan skor: Sangat Baik : 85 Baik : 80 Cukup : 70 Kurang : 65 Sangat Kurang : 60 Nilai = jumlah skor / 5 Nilai akhir praktikum fisika dasar ditentukan dari setiap nilai yang ada, yaitu nilai pralaboratorium, nilai pelaksanaan praktikum, dan nilai pelaporan dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai akhir = (2x pralaboratorium)+(3x pelaksanaan)+(5x pelaporan) BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 11
Dengan adanya buku panduan Praktikum fisika ini Kami mengharapkan bahwa dengan buku petunjuk ini kegiatan praktikum Fisika dapat berjalan dengan baik. Tetapi kami menyadari bahwa buku petunjuk ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon sumbang saran dari pembaca BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 12
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai dengan control kualitas di akhir produksi. Pengukuran suatu objek dilakukan menggunakan alat ukur. Setiap alat ukur mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda. Selain fungsinya yang berbeda-beda, setiap alat ukur juga mempunyai karakteristik dan sklala yang berbeda- beda, serta cara penggunaan dan cara membaca skala yang berbeda-beda pula. Contoh alat ukur dasar dalam fisika adalah jangka sorong. Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel mesin. Jangka sorong berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakai operator mesin, yang dapat mengukur panjang sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm. 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana cara mengukur sebuah benda dengan menggunakan alat ukur jangka sorong? 2. Bagaimana cara menghitung rata-rata hasil pengukuran di setiap percobaan yang dilakukan adakah rumus yang digunakan dalam menghitung rata-rata hasil percobaan tersebut? BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 13
1.3 Tujuan 1.Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar jangka sorong. 2. Memahami prinsip dasar penggunaan jangka sorong dan bagaimana menggunakannya dengan benar. 3. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengamati, mengukur, dan menganalisis data pengukuran. 1.4 MANFAAT PERCOBAAN 1. Memahami prinsip pengukuran Praktikum ini membantu mahasiswa memahami prinsip dasar pengukuran menggunakan jangka sorong. Mahasiswa akan belajar tentang skala utama dan skala nonius pada jangka sorong, serta cara membaca dan menginterpretasi hasil pengukuran. 2. Meningkatkan keterampilan pengukuran Praktikum ini membantu mahasiswa meningkatkan keterampilan praktis dalam melakukan pengukuran dengan jangka sorong. Mahasiswa akan belajar tentang teknik pengukuran yang akurat, termasuk cara menempatkan benda yang akan diukur, membaca skala dengan tepat, dan menghindari kesalahan pengukuran. 3. Memahami ketelitian pengukuran: Praktikum ini membantu mahasiswa memahami konsep ketelitian pengukuran. Mahasiswa akan belajar tentang ketelitian skala utama dan skala nonius pada jangka sorong 4. Meningkatkan pemahaman tentang diameter Praktikum ini membantu mahasiswa memahami konsep diameter dan bagaimana mengukurnya dengan jangka sorong. Mahasiswa akan belajar tentang pengukuran diameter Luar Silinder Materi,Diameter Dalam Tabung,Tinggi Silinder Materi,Kedalaman Tabung Reaksi BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 14
BAB II LANDASAN TEORI Pengukuran adalah perbandingan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika, pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Pengukuran besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan tertentu. Dikatakan relatif di sini, maksudnya adalah setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda, sehingga hasil pengukuran yang diperoleh berbeda pula. Ketelitian dapat didefinisikan sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu pengukuran, dan ini sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat ukur yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran diameter Luar Silinder Materi,Diameter Dalam Tabung,Tinggi Silinder Materi,Kedalaman Tabung Reaksi BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 15
Gambar 1. Jangka Sorong Sejarah dan Pengertian Jangka Sorong Jangka sorong pertama kali ditemukan pada tahun 1631 oleh seorang berkebangsaan prancis bernama Pierre Vernier. (Physic Level 1 Laboratory, 2). Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0.1 mm atau 0.01 cm. (Agustiana dan Tika, 2013). Jangka sorong memiliki berbagai ukuran dengan rentang pengukuran dari 100 mm hingga 3000 mm (4 inci sampai 120 inci). (Flack, 2014:6) Jangka sorong tidak hanya digunakan untuk mengukur panjang tetapi jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah cincin, diameter bagian dalam pipa dan juga dapat digunakan untuk mengukur kedalam sebuah benda serta dapat digunakan untuk mengukur luas benda.Jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur bagian dalam dan luas suatu benda terdiri dari bilah utama atau bilah yang dibagi dalam mm dan suatu bilah pembantu yang dibagi 100. Seratus garis pada bilah pembantu sama dengan 49 milimeter pada bilah utama sehingga setiap garis = 100/49mm. Bila suatu garis bilah pembantu berimpit dengan suatu tanda pada skala utama, maka harga ukurnya adalah jumlah skala dihitung dari angka 0×0.02 mm. (Poerwanto dkk, 2012:79) Cara Menggunakan Jangka Sorong : 1. Letakkan benda pada posisi A-B (untuk mengukur diameter digunakan C-D dan lubang digunakan P-Q). BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 16
2. Tekan E agar posisi A-B, C-D, dan P-Q dapat berubah sesuai dengan ukuran besar benda. 3. Baca skala utama F (satuan cm) dan skala nonius G (satuan mm). Jika skala G penuh berarti 1 mm. Misalnya pada Gambar 1 ditunjukkan garis “nol” pada skala nonius (skala bantu) G berada 3,10 cm pada skala utama (skala dasar) F, sedangkan pada skala bantu yang paling berimpit dengan skala dasar adalah 0,9 mm. Jadi panjang benda yang diukur adalah : 3,10 cm + 0,9 mm = 3,10 cm + 0,09 cm = 3,19 cm. Seandainya garis “nol” dari skala bantu sudah tepat berimpit dengan skala dasar, maka panjangnya adalah harga dari skala dasar tersebut. 4. Skala dasar H adalah dengan satuan inchi. Cara Menghitung dan Membaca Jangka sorong Alat ukur seperti jangka sorong memiliki dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Untuk menentukan NST alat ukur tersebut dapat ditentukan dengan rumus berikut ini. • Perhatikan gambar jangka sorong berikut! BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 17
Jarak skala 4 dan 5 adalah 1 cm dan antara skala 4 dan 5 terdapat 10 garis skala, maka nilai skala terkecil skala utamanya adalah 1 cm : 10 = 0,1 cm Selanjutnya, perhatikan skala nonius. Pada skala nonius terdapat 50 garis skala. Oleh karena itu NST jangka sorong tersebut adalah: a. Skala Utama; skala utama adalah skala yang tertera pada rahang tetap dibaca mulai dari angka nol pada rahang tetap sampai skala atau angka di depan skala nol pada skala nonius (rahang geser). b. Skala nonius; skala nonius adalah skala yang terbaca pada rahang geser. Carilah skala Nonius yang berimpit (segaris lurus) dengan skala utama, kemudian dikalikan dengan skala terkecil atau skala nonius jangka sorong. Contoh Membaca Jangka Sorong 1. Jangka sorong dengan nst 0, 1 mm ● Skala Utama = 2,3 mm ● Skala Nonius = (2 x 0,01 cm) = 0,02 cm ● Hasil Pengukuran = 2,3 cm + 0,02 cm= 2,32 cm 2. Jangka sorong dengan nst 0,05 mm BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 18
● Skala Utama = 0,5 cm ● Skala nonius = (10 x 0,005 cm) = 0,05 cm ● Hasil Pengukuran = 0,5 cm + 0,05 cm = 0,55 c 3. Jangka sorong dengan nst 0,02 mm ● Skala Utama = 12,1 cm ● Skala Nonius = (34 x 0,002 cm) = 0,068 cm ● Hasil Pengukuran = 12,1 cm + 0,068 cm= 12,168 cm Ketepatan hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala induk yang ada pada alat ukur. Kesalahan demikian dinamakan paralaks. Ketidakastian hasil pengukuran dapat bersumber pada keterbatasannya skala terkecil yang ada pada skala induk. Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius sehingga tingkat ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm. Tanpa nonius, janga sorong memiliki nst skala utama adalah 1 mm dan bata ukur 150 mm. Bagian-bagian terpenting dari jangka sorong adalah: ● Bagian tetap bersala panjang (rahang tetap), ● Bagian yang dapat digeser-geser (rahang geser). Kegunaan jangka sorong: ● Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit/ diameter luar benda. ● Untuk mengukur sisi dalam benda/diameter dalam benda, BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 19
● Untuk mengukur kedalaman benda dengan cara menancapkan atau memasukan bagian pengukuran atau dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak kedalam benda. Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: ● Bacalah skala utama yang berimpit/ skala yang terdekat tepat didepan titik nol skala nonius. ● Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama. ● Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan berikut H = skala utama + (skala nonius yang berimpit x 0,05 mm) Berikut adalah beberapa kegunaan jangka sorong dalam kehidupan sehari-hari: 1. Pengukuran dimensi benda: Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi panjang, lebar, dan kedalaman benda dengan akurasi tinggi. Misalnya, Anda dapat menggunakannya untuk mengukur panjang suatu benda, ketebalan plat logam, atau diameter suatu lubang. 2. Pengukuran ketebalan benda tipis: Jangka sorong sangat berguna dalam mengukur ketebalan benda tipis seperti kertas, kain, atau lembaran logam. Dengan menggunakan rahang geser yang tipis, jangka sorong dapat memberikan hasil pengukuran yang sangat akurat. 3. Pengukuran dalam industri manufaktur: Jangka sorong sering digunakan dalam industri manufaktur untuk mengukur dimensi komponen atau produk yang dihasilkan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. 4. Pengukuran dalam bidang teknik: Jangka sorong merupakan alat yang penting dalam bidang teknik, seperti mesin, otomotif, dan konstruksi. Dalam bidang ini, jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi komponen, toleransi, dan kepresisian. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 20
5. Pengukuran dalam bidang kedokteran: Jangka sorong juga digunakan dalam bidang kedokteran untuk mengukur panjang tulang, diameter pembuluh darah, atau ketebalan jaringan. Hal ini membantu dokter dalam diagnosis dan perawatan pasien. 6. Pengukuran dalam bidang perhiasan: Jangka sorong digunakan dalam industri perhiasan untuk mengukur ukuran dan dimensi berlian, permata, atau perhiasan lainnya. Akurasi pengukuran yang tinggi sangat penting dalam bidang ini. 7. Pengukuran dalam bidang elektronik: Jangka sorong juga digunakan dalam bidang elektronik untuk mengukur dimensi komponen elektronik, seperti resistor, kapasitor, atau transistor. Hal ini membantu dalam perakitan dan perbaikan perangkat elektronik. Jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut. 1 Mengukur diameter luar Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah berikut : ● Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap), ● Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang tersebut. ● Geserlah rahang geser ke kiri sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang. ● Catatlah hasil pengukuran. 2 Mengukur diameter dalam Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : ● Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan. ● Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk kedalam benda/cincin tersebut. ● Geserlah rahang geser sedemikian sehingga kedua tahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur. ● Catatlah hasil pengukuran. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 21
3 Mengukur kedalaman Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : ● Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak. ● Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur kedalamannya. ● Geserlah rahang geser ke bawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung. ● Catatlah hasil pengukuran. ● Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : ● Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonius. ● Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama. ● Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : ● Hasil skala utama + (Skala nonius yang berimpit Skala terkecil jangka sorong). JENIS-JENIS JANGKA SORONG 1. Jangka Sorong Analog Atau Manual Jangka sorong jenis ini biasanya digunakan untuk praktikum di sekolah atau laboratorium sekolah. Karena hanya untuk keperluan praktik, cara menggunakannya pun lumayan sulit, yakni masih secara manual sehingga membutuhkan ketelitian yang lebih saat menggunakannya. Kemudian untuk mengetahui hasil pengukurannya, Grameds perlu menghitungnya terlebih dahulu. 2. Jangka Sorong Digital Jangka sorong jenis ini sudah dikembangkan dari jenis sebelumnya yang masih analog atau manual. Grameds mungkin akan kesulitan menemukan jangka sorong digital di sekolah atau di laboratorium sekolah. Jangka sorong BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 22
ini memiliki layar yang dapat menampilkan nilai dari ukuran benda yang telah diukur tersebut tanpa harus menghitungnya terlebih dahulu secara manual. Jangka sorong digital ini akan sangat memudahkan dan mempercepat saat mengukur bentuk benda- benda, misalnya dalam jumlah yang banyak. Namun dari segi harga, jangka sorong digital lebih mahal harganya dibandingkan dengan jenis analognya. 3. Jangka Sorong Arloji Atau Jam Jangka sorong arloji adalah salah satu jenis jangka sorong yang cara membacanya menggunakan jarum ukuran analog yang di bagian mukanya tertempel atau menggunakan stopper. Jangka sorong ini menggunakan jam ukur sebagai ganti skala nonius saat menginterpolasikan garis indeks terhadap skala batang ukur. 4. Jangka Sorong Ketinggian Jangka sorong ketinggian adalah salah satu jenis mistar ingsut yang berfungsi untuk mengukur ketinggian. Jangka sorong ini memiliki rahang ukur yang BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 23
bergerak secara vertikal pada batang yang berskala tegak lurus dengan landasannya. Rahang ukur pada jangka sorong ini sejajar dengan alasanya agar garis ukur tegak lurus dengan permukaan di mana landasannya diletakan. Itulah sebabnya penggunaan jangka sorong ini membutuhkan permukaan acuan yang rata, seperti permukaan meja yang rata. Langkah-langkah dalam merawat jangka Sorong 1). Bersihkan jangka sorong secara teratur: Setelah digunakan, pastikan untuk membersihkan jangka sorong dengan menggunakan lap bersih dan kering. Hindari penggunaan bahan kimia yang keras atau abrasif yang dapat merusak permukaan jangka sorong. 2). Lindungi jangka sorong dari kelembaban: Jangka sorong rentan terhadap korosi jika terpapar kelembaban. Pastikan untuk menyimpannya di tempat yang kering dan terlindung dari kelembaban. Anda juga dapat menggunakan pelumas atau minyak pelumas yang sesuai untuk melindungi permukaan logam jangka sorong. 3). Periksa dan kalibrasi secara berkala: Jangka sorong perlu diperiksa dan dikalibrasi secara berkala untuk memastikan keakuratannya. Anda dapat mengacu pada petunjuk penggunaan atau menghubungi produsen untuk mengetahui frekuensi kalibrasi yang direkomendasikan. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 24
4). Hindari benturan atau jatuh: Jangka sorong adalah alat yang sensitif, jadi hindari menjatuhkannya atau membiarkannya terkena benturan yang keras. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada skala atau komponen lainnya. 5). Simpan dengan baik: Setelah digunakan, pastikan untuk menyimpan jangka sorong di tempat yang aman dan terlindung dari debu atau kotoran. Gunakan kotak atau wadah yang sesuai untuk melindunginya dari kerusakan. 6). Gunakan dengan hati-hati: Saat menggunakan jangka sorong, pastikan untuk menggunakannya dengan hati-hati dan menghindari gaya yang berlebihan. Jangan menekan terlalu keras atau memutar bagian-bagian yang sensitif. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 25
BAB III METODE PERCOBAAN 1.5 Alat dan Bahan 1.Jangka sorong 2.Silinder materi 3.Tabung reaksi/ gelas ukur yang kecil 4.Mistar 1.6 Prosedur Kerja 1.Sebelum melakukan pengukuran diobservasi jangkka sorong yang akan digunakan. Diari batas ukur maksimum serta ketelitiannya. 2 Dilakukan pengukuran dengan menjepitkan benda ukur antara rahang bawah untuk mengukur diameter luar dan panjang benda. Emudian dikencangkan skrup penahan dan dibaca skala yang ditunjukkan skaa utama + skala nonius. 3.Dilakukan juga pengukuran diameter dalam benda, dikur dengan memasukkan rahang atas pada rongga benda tersebut. Dikencangkan skrup penahan dan dibaca skalanya. 4.Kemudian dilaukan pengukuran kedalaman tabung reaksi atau gelas ukur dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak kedalam benda ukur tersebut dan dikencangkan skrup penahan serta dibaca skala yang ditunjukkan. 5. Dilakukan pengukuran masing-masing lima kali pengukuran untuk: ● Diameter silinder luar, ● Tinggi silinder materi, ● Diameter dalam tabung reaksi, ● Kedalaman tabung reaksi. 6.Dicari isi silinder materi dan tabung reaksi. 7.Dilaporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Percobaan / Data pengamatan a.Diameter Luar Silinder Materi No Skala utama Skala nonius Hasil 1 11 mm 0 mm 11 mm 2 11 mm 0 mm 11 mm 3 11 mm 0 mm 11 mm 4 10 mm 16 x 0,05 mm 10,8 mm 5 10 mm 16 x 0,05 mm 10,8 mm b. Tinggi Silinder Materi No Skala utama Skala nonius Hasil 1 41 mm 0 mm 41 mm 2 41 mm 0 mm 41 mm 3 41 mm 0 mm 41 mm 4 41 mm 0 mm 41 mm 5 41 mm 0 mm 41 mm BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 27
c. Diameter Dalam Tabung No Skala utama Skala nonius Hasil 1 13 mm 8 x 0,05 mm 13,4 mm 2 13 mm 8 x 0,05 mm 13,4 mm 3 13 mm 8 x 0,05 mm 13,4 mm 4 13 mm 8 x 0,05 mm 13,4 mm 5 13 mm 8 x 0,05 mm 13,4 mm d. Kedalaman Tabung Reaksi No Skala utama Skala nonius Hasil 1 147 mm 18 x 0,05 mm 147,9 mm 2 147 mm 19 x 0,05 mm 147,95 mm 3 147 mm 14 x 0,05 mm 147,7 mm 4 147 mm 16 x 0,05 mm 147,8 mm 5 147 mm 18 x 0,05 mm 147,9 mm Analisi data Rumus : Rata-rata = jumlah seluruh hasil pengukuran /n Keterangan : n= banyak percobaan a.Menghitung rata-rata diameter luar silinder Hasil 11 mm BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 28
11 mm 11 mm 10,8 mm 10,8 mm Rata-rata = (11+11+11+10,8+10,8)/5 = 54,6 / 5 = 10,92 b.menghitung rata rata tinggi silinder Hasil 41 mm 41 mm 41 mm 41 mm 41 mm Rata-rata = (41+41+41+41+41)/5 = 205/5 = 41 c.menghitung rata-rata diameter dalam tabung Hasil 13,4 mm 13,4 mm 13,4 mm 13,4 mm 13,4 mm BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 29
Rata-rata = (13,4+13,4+13,4+13,4+13,4)/5 = 67/5 = 13,4 d.memghitung rata-rata kedalaman tabung reaksi Hasil 147,9 mm 147,95 mm 147,7 mm 147,8 mm 147,9 mm Rata-rata =(147,9+147,95+147,7+147,8+147,9/5) = 739,25 = 147,85 Pembahasan Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Pada percobaan ini, jangka sorong yang kita gunakan adalah jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,05 mm. Dalam percobaan ini kami mengadakan pengukuran pada diameter luar, tinggi silinder materi, diameter dalam tabung reaksi dan kedalaman tabung reaksi. Masing-masing percobaan dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil pengukuran diperoleh dari pembacaan skala utama yang ditambah dengan nilai skala nonius yang sudah dikali dengan ketelitian jangka sorong. H = SU + (SN*0,05 mm) BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 30
Dari anaisis percobaan, kami telah menghitung rata-rata pengukuran sebanyak 5 kali. Pada pengukuran pertama, pada diameter luar silinder materi rata-rata pengukurannya adalah 10,92 mm, rata-rata ketidakpastiannya 0,528 mm dan jumlah angka penting yang didapat adalah 1. Kemudian ketidakpastian relatifnya yaitu 4,835% dan ketidakpastian mutlaknya 4,835. Pada pengukuran kedua yaitu pengukuran tinggi silinder materi, rata-rata pengukurannya adalah 41 mm, rata-rata ketidakpastiannya adalah 0. Karena dari pengukuran yang dilakukan selama 5 kali mendapatkan hasil yang sama sehingga rata-rata ketidakpastiannya 0. Pada pengukuran ketiga yaitu pengukuran diameter dalam tabung reaksi, rata-rata pengukuran yang didapat adalah 13,4 mm. Dan rata-rata ketidakpastiannya 0. Hal ini disebabkan karena hasil pengukuran yang didapat selama 5 kali adalah sama. Pada pengukuran keempat yaitu mengukur kedaaman tabung reaksi, rata-rata pengukuran yang didapat adalah 147,85 mm, rata-rata ketidakpastiannya 0,07 mm dan jumlah angka penting yang didapat adalah 3 angka penting. Kemudian ketidakpastian reatifnya adalah 0,047 % dan ketidakpastian mutlaknya 0,047. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil yang berbeda-beda dalam satu percobaan. Hal itu disebabkan oleh percobaan yang dilakukan oleh pengamat yang berbeda, kondisi alat indera pengamat dan keadaan alat yang digunakan. Pertanyaan percobaan Dan Jawabannya Pilihan ganda 1.Apa fungsi jangka sorong dalam percobaan ini? a. Mengukur panjang tabung b. Mengukur diameter tabung c. Mengukur volume tabung Jawaban: b. Mengukur diameter tabung 2.Mengapa pengukuran diameter tabung penting dalam percobaan ini? a. Untuk menentukan tinggi tabung b. Untuk menentukan luas permukaan tabung c. Untuk menentukan volume tabung Jawaban: c. Untuk menentukan volume tabung BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 31
3.Bagaimana cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter tabung? a. Letakkan jangka sorong pada permukaan tabung b. Geser rahang geser jangka sorong hingga menyentuh kedua sisi tabung c. Baca hasil pengukuran pada skala jangka sorong Jawaban: b. Geser rahang geser jangka sorong hingga menyentuh kedua sisi tabung 4. Apa satuan yang digunakan dalam pengukuran diameter tabung menggunakan jangka sorong? a. Milimeter b. Centimeter c. Meter Jawaban: a. Milimeter 5.Apa yang harus diperhatikan saat menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter tabung? a. Pastikan jangka sorong dalam keadaan bersih b. Pastikan tabung dalam keadaan kosong c. Pastikan jangka sorong dalam keadaan terkalibrasi Jawaban: a. Pastikan jangka sorong dalam keadaan bersih 6.Mengapa penting untuk menjaga kebersihan jangka sorong? a. Agar hasil pengukuran akurat b. Agar jangka sorong tahan lama c. Agar tabung tidak terkontaminasi Jawaban: a. Agar hasil pengukuran akurat 7.Apa yang harus dilakukan jika hasil pengukuran pada jangka sorong tidak tepat? a. Mengulangi pengukuran b. Mengabaikan hasil pengukuran tersebut c. Mengganti jangka sorong dengan yang baru Jawaban: a. Mengulangi pengukuran 8. Apa yang harus dilakukan jika tabung memiliki permukaan yang tidak rata? a. Mengabaikan pengukuran tersebut b. Mengukur diameter pada bagian yang paling rata BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 32
c. Menggunakan jangka sorong dengan rahang geser yang lebih tipis Jawaban: b. Mengukur diameter pada bagian yang paling rata 9.Apa yang harus dilakukan jika tabung terlalu besar untuk jangka sorong yang tersedia? a. Menggunakan jangka sorong dengan rahang geser yang lebih panjang b. Menggunakan jangka sorong dengan rahang geser yang lebih pendek c. Menggunakan alat pengukur lain yang sesuai Jawaban: c. Menggunakan alat pengukur lain yang sesuai 10. Apa yang harus dilakukan jika tabung terlalu kecil untuk jangka sorong yang tersedia? a. Menggunakan jangka sorong dengan rahang geser yang lebih panjang b. Menggunakan jangka sorong dengan rahang geser yang lebih pendek c. Menggunakan alat pengukur lain yang sesuai Jawaban: c. Menggunakan alat pengukur lain yang sesuai 11.Apa yang harus dilakukan jika tabung memiliki permukaan yang berlekuk? a. Mengabaikan pengukuran tersebut b. Mengukur diameter pada bagian yang paling dalam c. Mengukur diameter pada bagian yang paling luas Jawaban: b. Mengukur diameter pada bagian yang paling dalam Esay 1. Apa tujuan dari percobaan ini? Jawaban: Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur diameter tabung menggunakan Jangka sorong. 2. Apa yang dimaksud dengan jangka sorong Jawaban: Jangka sorong adalah alat pengukur presisi yang digunakan untuk mengukur panjang BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 33
ketebalan, dan diameter benda dengan akurasi tinggi. 3. Bagaimana cara mengukur diameter tabung menggunakan jangka sorong? Jawaban: Letakkan jangka sorong pada bagian luar tabung dan sesuaikan posisi geserannya hingga kedua rahang jangka sorong menyentuh permukaan tabung. Baca skala pada jangka sorong untuk mendapatkan ukuran diameter. 4. Apa unit pengukuran yang digunakan dalam percobaan ini Jawaban: Unit pengukuran yang digunakan dalam percobaan ini adalah milimeter (mm). 5. Apa yang harus diperhatikan saat mengukur diameter tabung? Jawaban: Pastikan jangka sorong dalam posisi yang tepat dan rahang jangka sorong benarbenar menyentuh permukaan tabung untuk mendapatkan hasil yang akurat. 6. Apa yang harus dilakukan jika hasil pengukuran tidak tepat? Jawaban: Jika hasil pengukuran tidak tepat, periksa kembali posisi jangkasorong dan pastikan tidak ada gangguan yang menghalangi jalan pengukuran yang akurat. 7.Apa yang dimaksud dengan ketelitian pengukuran Jawaban: Ketelitian pengukuran adalah tingkat akurasi atau kepresisian hasil pengukuran yang dinyatakan dalam jumlah angka desimal yang signifikan. 8. Bagaimana cara menghitung ketelitian pengukuran? Jawaban: Ketelitian pengukuran dapat dihitung dengan memperhatikan jumlah angka desimal yang signifikan pada hasil pengukuran. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 34
9. Apa yang dimaksud dengan ketepatan pengukuran? Jawaban: Ketepatan pengukuran adalah tingkat kesesuaian hasil pengukuran dengan nilai yang sebenarnya atau nilai yang diharapkan. 10.Bagaimana cara menghitung ketepatan pengukuran? Jawaban: Ketepatan pengukuran dapat dihitung dengan membandingkan hasil pengukuran dengan nilai yang sebenarnya atau nilai yang diharapkan. 11. Apa yang dimaksud dengan ketidakpastian pengukuran? Jawaban: Ketidakpastian pengukuran adalah rentang nilai yang mungkin terjadi pada hasil pengukuran akibat adanya faktor-faktor ketidak pastian dalam proses pengukuran. 12. Apa yang mempengaruhi ketidakpastian pengukuran dalam percobaan ini? Jawaban: Ketidakpastian pengukuran dalam percobaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ketelitian jangka sorong, ketepatan posisi pengukuran, dan ketepatan bacaan skala. 13. Bagaimana cara menghitung ketidakpastian pengukuran? Jawaban: Ketidakpastian pengukuran dapat dihitung dengan memperhatikan faktorfaktor ketidakpastian yang ada dan mengaplikasikan metode statistik yang sesuai. 14. Apa yang harus dilakukan setelah melakukan pengukuran diameter tabung? Jawaban: Setelah melakukan pengukuran diameter tabung, catat hasil pengukuran dengan unit yang tepat dan analisis ketelitian, ketepatan, dan ketidakpastian pengukuran. 15. Mengapa penting untuk melakukan analisis ketelitian, ketepatan, dan ketidakpastian pengukuran? BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 35
Jawaban: Analisis ketelitian, ketepatan, dan ketidak pastian pengukuran membantu mengevaluasi keakuratan dan keandalan hasil pengukuran serta memberikan informasi tentang tingkat pastian yang mungkin terjadi BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 36
BAB V PENUTUP Kesimpulan Ketelitian jangka sorong dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu: ● Selisih jarak antara nilai skala terkecil (nst) skala utama dengan skala terkecil pada skala nonius. ● Nilai skala terkecil nonius = n= banyak skala pada nonius dengan perhitungan tersebut, maka didapatlah ketelitian jangka sorong pada percobaan ini yaitu 0,05 mm. Jangka sorong digunakan utuk mengukur: ● Diameter luar silinder materi dengan cara menjepitkan silinder pada rahang bawah jangka sorong degn posisi silinder berdiri. ● Tinggi silinder materi dengan cara menjepitkan silinder pada rahang bawah jangka sorong dengan posisi melintang. ● Diameter dalam tabung dengan cara memasukkan rahang atas ketabung. ● Kedalaman tabung reaksi dengan cara memasukkan tangkai jangka sorong kedalam tabungreaksi. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 37
Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah agar pratikum lebih teliti saat melakukan percobaan dan dalam melakukan percobaan harus sesuai dengan prosedur yang seharusnya agar hasil percobaan yang dilakukan memperoleh hasil yang akurat Berikut beberapa saran dari penulis untuk melakukan pratikum selanjutnya 1. Pastikan jangka sorong dalam kondisi baik dan kalibrasi dengan benar sebelum praktikum dimulai. 2. Berikan instruksi yang jelas kepada peserta praktikum tentang cara menggunakan jangka sorong dengan benar. 3. Persiapkan tabung-tabung dengan diameter yang berbeda untuk memperoleh variasi pengukuran. 4. Ajarkan peserta praktikum untuk mengukur diameter tabung dengan hati-hati dan teliti, menghindari kesalahan pengukuran yang mungkin terjadi. 5. Berikan penggaris atau alat ukur lainnya untuk membandingkan hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya (jika diketahui). 6. Diskusikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi akurasi pengukuran, seperti ketelitian jangka sorong, deformasi tabung, atau faktor lainnya. BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 38
Daftar pustaka Abdullah Mikhrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Institut Teknologi Bandung. Samlawi, A.K. 2017. Modul Praktikum Fisika Dasar.Universitas Lambung Mangkurat. Referensi: https://id.scribd.com/doc/48719330/Laporan-Praktikum-Jangka-SorongMikrometer-Sekrup-dan-Kalorimeter https://www.researchgate.net/publication/336284702_ALAT_UKUR_DAN_ PENGUKURAN https://id.scribd.com/document/395068173/praktikum-pengukuran https://www.researchgate.net/publication/336284702_ALAT_UKUR_DAN_ PENGUKURAN https://onesearch.id/Record/IOS5491.article-687?widget=1 https://www.scribd.com/document/598871538/LAPORAN-PRAKTIKUM-FI SIKA https://mmc.tirto.id/documents/2022/09/02/310-toazinfo-modul-jangka-so rong-pr-7b9c87cfbbd715682193a2300dab0529.pdf?x=2676 https://pdfcoffee.com/laporan-jangka-sorong-pdf-free.html https://www.its.ac.id/fisika/wp-content/uploads/sites/19/2020/11/Petunjuk -Praktikum-FisDas-I-2018.pdf https://www.coursehero.com/file/p1gdrh3n/Sejarah-dan-Pengertian-Jang ka-Sorong-Jangka-sorong-pertama-kali-ditemukan-pada/#:~:text=JANGK A%20SORONG%20A.-,Sejarah%20dan%20Pengertian%20Jangka%20Sor ong%20Jangka%20sorong%20pertama%20kali%20ditemukan,0.1%20mm %20atau%200.01%20cm http://lib.unnes.ac.id/26674/1/4201412030.pdf BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 39
Link video pratikum https://youtu.be/caiUX2L8J54?si=C_TfJhB2JleSRUrE https://youtu.be/Ks8JZSF9TQ8?si=HaR9Bqtm-qpJ42K9 https://youtu.be/eZIBm9Xiw8M?si=E2oFiJKKtyvJR7fp BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 40
LAMPIRAN I GAMBAR ALAT No Gambar alat Fungsi 1 Jangka sorong Kegunaan jangka sorong adalah: untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur; untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara "menancapkan/menusukkan" bagian penguku 2 Slinder materi Fungsi slinder materi adalah untuk menyimpan dan mengangkut bahan atau zat dalam bentuk cair atau gas. Slinder materi umumnya terbuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan dan korosi, seperti logam atau plastik yang kuat. Beberapa fungsi utama dari slinder materi adalah: 3 Tabung reaksi Tabung reaksi adalah perangkat laboratorium yang digunakan untuk melakukan berbagai reaksi kimia dalam skala kecil. Fungsi utama tabung reaksi adalah : 1. Campuran dan reaksi: Tabung reaksi digunakan untuk mencampurkan bahan kimia dalam jumlah kecil dan melakukan reaksi kimia. Tabung reaksi memiliki bentuk silinder dengan dasar datar dan dinding yang tinggi, sehingga memungkinkan bahan kimia dicampur dengan baik dan reaksi dapat terjadi dengan efisien. 2. Pemanasan: Tabung reaksi dapat digunakan untuk memanaskan bahan kimia. Tabung reaksi yang terbuat dari kaca borosilikat tahan terhadap perubahan suhu yang cepat dan tahan terhadap panas, sehingga dapat digunakan untuk memanaskan bahan kimia di atas api atau dalam pemanas air BUKU PANDUAN PRATIKUM FISIKA PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 41