The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Tugas kelompok Piaud B

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by zhadizamzami, 2021-10-04 08:18:57

B.indonesia

Tugas kelompok Piaud B

Keywords: B.INDOSESIA

PARAGRAF

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu Wirani Atqia M.pd

Disusun Oleh :

1. Dian Heni Lestari (2421061)
2. Nur Fatkhun Khasanah (2421062)
3. Zulfi Hadi Zamzami (2421060)

Semester 1

JURUSAN PIAUD B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Paragraf ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Ibu Wirani
Atqia M.pd, pada Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang paragraf dalam bahasa Indonesia bagi para pembaca dan
bagi penulis.
Dari kelompok kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Wirani Atqia M.pd, selaku
dosen Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami pelajari.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagaian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan, Kamis 23 September 2021

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ii
BAB I (PENDAHULUAN) ................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................2
BAB II (PEMABAHASAN) ..............................................................................3
A. Pengertian Paragraf .................................................................................
B. Syarat-syarat Paragraf ..............................................................................2
C. Unsur-unsur Paragraf ...............................................................................4
D. Variasi Paragraf........................................................................................
E. Jenis-jenis Paragraf ..................................................................................
F. Jenis Paragraf Teknik Pemaparannya .......................................................
G. Paragraf Deduktif, Induktif, Deduktif-Induktif .........................................
BAB III (PENUTUP) ........................................................................................5
A. Kesimpulan ..............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................1

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umumnya sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu
kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat
lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragrafh, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya
terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena
disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab
formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

4

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf?
2. Apa syarat-syarat pragraf?
3. Apa unsur-unsur paragraf?
4. Apa variasi paragraf?
5. Apa jenis-jenis paragraf?
6. Apa jenis paragraf menurut teknik pemaparannya?
7.

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian paragraf?
2. Untuk mengetahui syarat-syarat paragraf?
3. Untuk mengetahui unsur-unsur paragraf?
4. Untuk mengetahui variasi paragraf?
5. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf?
6. Untuk mengetahui jenis paragraf menurut teknik pemaparannya?
7.

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Pengertian Paragraf dari beberapa ahli antara lain;
a. Menurut Ramlan sebuah paragraf selalu memiliki ide pokok yang
merupakan inti dari informasi yang diungkapkan dalam paragraf.
b. Menurut Handayani dkk, paragraf (alenia) adalah serangkaian kalimat
yang saling bertalian untuk membuat sebuah gagasan/ide.
c. Menurut Akhadiah (dalam Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009: 33)
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah pikiran.
d. Menurut Wiyanto, (2004:20) Paragraf adalah sekelompok kalimat yang
saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit pokok
pikiran.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, pada dasarnya mereka mempunyai

pandangan yang sama mengenai paragraf. Bahwa paragraf selalu mempunyai ide
pokok/gagasan utama yang digunakan untuk membangun kesatuan kalimat dalam
suatu paragraf.
B. Syarat-syarat paragraf yang baik
1. Kesatuan paragraf

Paragraf dikatakan kesatuan jika tiap paragraf hanya mengandung satu
pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.
2. Kepaduan paragraf

Adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga berkaitan satu
sama lain sehingga logis dan serasi. Gunakan kata penghubung yang dapat
membuat kalimat saling berkaitan.

Kepaduan di bagi menjadi 2 yaitu :

6

 Kohesi : Kepaduan makna berhubungan dengan isi
 Koherensi : dikatakan apabila ada kekompakan antara gagasan yang

di kemukakan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain
3. Kelengkapan paragraf

Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran
atau kalimat utama.
C. Unsur-Unsur Paragraf
1. Ide Pokok

Ide pokok adalah hal yang dibahas dalam paragraf atau pikiran yang
menjiwai seluruh paragraf. Setiap paragraf memiliki ide pokok. Ide pokok itu
tersurat dalam paragraf, tetapi mungkin juga tersirat. Ide pokok yang tersurat
biasanya ada pada bagian awal paragraf,bagian akhir paragraf,atau terdapat
pada bagian awal lalu dipertegas lagi pada bagian akhir paragraf. Ide pokok
yang tersirat dirumuskan dalam bentuk frasa yang merupakan intisari dari
kalimat utama (kalimat tanggal/induk kalimat).
2. Kalimat utama

Kalimat utama adalah kalimat tempat dituangkannya ide pokok atau
pikiran utama. Berdasarkan letaknya, kalimat utama dapat berada di awal
paragraf (deduktif), di akhir paragraf (induktif) atau di awal dan akhir paragraf
(deduktif-induktif). Selain itu ada juga paragraf yang tidak mengandung
kalimat utama, tetapi memiliki ide pokok, yang seperti itu ide pokoknya
tersirat dalam seluruh paragraf.
3. Kalimat Pendukung

Kalimat pendukung adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat
utama. Kalimat-kalimat pendukung/penjelas harus memiliki kesatuan yang
padu, yaitu semua kalimat tersebut membentuk sebuah paragraf secara
bersama-sama menyatakan ide pokok tersebut. Selain itu, kalimat-kalimat

7

pendukung/penjelas harus koheren, yakni memiliki kekompakan hubungan
dengan kalimat yang lain sehingga membina keutuhan paragraf.
Kekoherensian dapat dibantu dengan kata penghubung atau kata acuan. Kata
penghubung atau kata acuan dapat diletakkan pada kalimat sebelum atau
sesudah rangkaian kalimat dalam paragraf.
D. Variasi Variasi Paragraf
1.Variasi Struktur Paragraf Deduktif Sejajar
Variasi struktur paragraf deduktif sejajar adalah gagasan utama yang
dituangkan dalam kalimat topik dan dikembangkan oleh beberapa kalimat
pengembang langsung dan setiap kalimat pengembang langsung tersebut tidak
dikembangkan lagi oleh kalimat pengembang taklangsung, sehingga kalimat
pengembang langsung memiliki kedudukan sejajar satu sama lain. Dengan kata
lain, dalam variasi ini hanya ada dua tingkatan informasi, yaitu informasi topik
dan informasi pengembang langsung. Berdasarkan hasil penelitian, paragraf
yang menggunakan variasi struktur pertama sejajar berjumlah 50 dengan
persentase 40,65%.

Paragraf di atas termasuk paragraph deduktif, karena kalimat topiknya
terdapat pada awal kalimat. Paragraf di atas terdiri atas empat kalimat yang
diikat oleh gagasan utama yang terkandung dalam kalimat topik. Kalimat topik
terletak pada kalimat pertama yang menjelaskan tentang “kurikulum 2013 yang
menyatakan bahwa bahasa berperan penting sebagai wahana untuk
menyebarkan pengetahuan dari seorang ke orang lain”. Kalimat pengembang
langsung terletak pada kalimat kedua, ketiga, dan keempat. Semua kalimat
pengembang langsung, menjelaskan secara langsung kalimat topik. Kalimat
pengembang langsung kedua menjelaskan tentang penguasaan bahasa yang
dipergunakan oleh penerima dan pengirim untuk menyebarkan pengetahuan.
Kalimat pengembang langsung ketiga menjelaskan tentang arti peran penting
memahami bahasa. Kalimat pengembang langsung keempat menegaskan
kembali kalimat pertama yaitu peran penting bahasa sebagai wahana untuk

8

menyebarkan pengetahuan dengan demikian paragraph di atas dapat
diklasifikasikan ke dalam variasi struktur paragraf deduktif sejajar karena
semua kalimat pengembang langsung menjelaskan secara langsung kalimat
topik dan memiliki kedudukan sejajar satu sama lain.
2. Variasi Struktur Paragraf

Deduktif Berantai Variasi strukur paragraf deduktif berantai adalah gagasan
utama yang diterangkan oleh satu kalimat topik dan kalimat pengembang
langsung, kemudian kalimat pengembang langsung itu dikembangkan oleh
beberapa kalimat pengembang taklangsung, sehingga semua kalimat
pengembang duduk berurutan. Dengan kata lain, dalam variasi ini ada tiga
tingkatan informasi, yaitu informasi kalimat topik, informasi kalimat
pengembang langsung, dan informasi kalimat pengembang taklangsung.
Berdasarkan hasil penelitian, paragraph yang menggunakan variasi struktur
paragraf deduktif berantai berjumlah 27 dengan persentase 21,951%.Paragraf
di atas termasuk paragraph deduktif, karena kalimat topik terdapat pada awal
kalimat. Paragraf di atas terdiri dari tiga kalimat yang diikat oleh gagasan utama
yang terkandung dalam kalimat topik.

Kalimat topik terletak pada kalimat pertama yang menjelaskan tentang
“rancangan kurikulum 2013 yang dirancang untuk menyongsong model
pembelajaran. Kalimat pengembang langsung terletak pada kalimat kedua,
kalimat pengembang langsung menjelaskan secara langsung kalimat topik.
Kalimat langsung kedua menjelaskan tentang kurikulum 2013 yang
menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan harus
berada di depan semua mata pelajaran lain. Pada kalimat ketiga terdapat kalimat
pengembang tak langsung yang tidak menjelaskan kalimat topik secara
langsung. Kalimat pengembang tak langsung ketiga menjelaskan tentang
bahasa yang dipergunakan pendidik kepada peserta didik dapat dipahami
dengan baik apabila peserta didik tidak menguasai pelajaran tertentu dapat
dipastikan bahwa yang tidak di kuasainya adalah substansi mata pelajaran

9

tersebut bukan karena penguasaan bahasa penghantar yang digunakan. Dengan
demikian paragraf diatas dapat diklasifikasikan kedalam variasi struktur
paragraf deduktif berantai karena kalimat topik, kalimat pengembang yang
berkaitan langsung dengan kalimat topik dan diikuti oleh kalimat pengembang
tak langsung yang menjelaskan kalimat topik melalui kalimat pengembang
langsung sehinggasemua kalimat pengembang duduk berurutan.
3. Variasi Struktur Paragraf

Deduktif Kombinasi Satu Variasi struktur paragraf kombinasi satu adalah
satu gagasan utama diterangkan oleh kalimat topik beberapa kalimat
pengembang langsung dan salah satu kalimat pengembang langsung itu
mempunyai kalimat pengembang tak langsung sehingga semua kalimat
pengembang duduk berurutan. Struktur ini lebih dekat dengan variasi struktur
dua tingkat. Bedanya, hanyalah salah satu pengembang kalimat langsung dari
topik itu dijelaskan oleh kalimat pengembang yang lebih rendah. Berdasarkan
hasil analisis, paragraph yang menggunakan variasi struktur paragraf deduktif
keempat berjumlah 25 dengan persentase 20,325% terdiri atas empat kalimat
yang diikat oleh gagasan utama yang terkandung dalam kalimat topik. Kalimat
topik dalam paragraf tersebut menjelaskan tentang terumbu karang di taman
nasional Bunaken yang sangat banyak jenisnya.

Kalimat kedua dan ketiga menjelaskan kalimat topik secara langsung.
Kalimat keempat menjelaskan kalimat topik secara tidak langsung. Kalimat
pengembang langsung kedua menjelaskan tentang habitat terumbu karang.
Kalimat pengembang langsung ketiga menjelaskan macam-macam hewan yang
berada di taman laut. Kalimat pengembang tidak langsung yang terdapat pada
kalimat keempat menjelaskan jenis-jenis ikan yang sudah di jadikan industri.
Dengan demikian paragraf di atas dapat diklasifikasikan ke dalam variasi
struktur paragraf deduktif kombinasi satu karena kalimat topik, kalimat
pengembang yang berkaitan langsung kalimat topik dan salah satu kalimat

10

pengembang langsung sehingga semua kalimat pengembang langsung duduk
berurutan.
4. Variasi Struktur Paragraf

Deduktif Kombinasi Dua Variasi struktur paragraf deduktif kombinasi dua
atau terakhir dari sebuah paragraf yang mengandung satu gagasan utama
diterangkan oleh beberapa kalimat pengembang langsung dan beberapa kalimat
taklangsung. Dalam struktur ini kalimat pengemban taklangsung itu dapat
berinduk kepada satu atau beberapa kalimat pengembang langsung, tetapi harus
dicatat bahwa tidak setiap kalimat pengembang langsung dapat memiliki
kalimat pengembang taklangsung. Berdasarkan hasil analisis, paragraf yang
menggunakan variasi struktur paragra eduktif keempat berjumlah 1 dengan
persentase 0,813% Paragraf di atas termasuk paragraph deduktif, karena
kalimat topik terdapat pada awal paragraf. Paragraf di atas terdiri atas delapan
kalimat yang diikat oleh gagasan utama yang terkandung dalam kalimat topik.
Kalimat topik terletak pada kalimat ke satu, kalimat pengembang langsung
terletak pada kalimat kedua dan kelima. Kalimat pengembang tak langsung
terdapat pada kalimat ketiga, keempat, keenam, ketujuh, dan kedelapan.
Kalimat kesatu disebut kalimat topik karena berisi gagasan utama yang
menjelaskan kostum atau busana tari saman yang terbagi menjadi tiga bagian.

Kalimat kedua disebut kalimat pengembang langsung karena menjelaskan
secra langsung gagasan utama dan mempunyai hubungan erat dengan kalimat
topik, yaitu padi kepala dipakai bulung telen yang termasuk bagian dari kostum
yang dipakai penari. Kalimat kelima disebut juga kalimat pengembang
langsung yaitu menjelaskan kembali bagian kostum yang dipakai penari, antara
lain baju pokok, celana dan kain sarung. Kalimat ketiga dan keempat disebut
juga kalimat pengembang tak langsung karena tidak menjelaskan secara
langsung gagasan utama yang dituangkan ke dalam kalimat topik. kalimat ini
bersifat mengembangkan kalimat pengembang langsung kedua, yang
menjelaskan bulung teleng yaitu kain berdasarkan berbentuk empat persegi

11

panjang dan sunting kapies yang digunakan dibagian kepala. Pada kalimat
keenam, ketujuh, dan kedelapan disebut juga kalimat pengembang tak langsung
yang menjelaskan kalimat pengembang langsung kelima, yaitu menjelaskan
tentang kostum dan macam-macam warna kostum yang dipakai penari.

Dengan demikian paragraf di atas dapat diklasifikasikan ke dalam variasi
struktur paragraf deduktif kombinasi dua yang kalimat topik, lebih dari satu
kalimat pengembang yang berkaitan langsung dengan kalimat topik dan
masing-masing kalimat pengembang langsung diikuti oleh kalimat
pengembang tak langsung yang menjelaskan kalimat topik melalui kalimat
pengembang langsung sehingga semua kalimat pengembang duduk sejajar dan
berurutan.
5. Variasi Struktur Paragraf

Deduktif Baru Variasi struktur paragraf deduktif baru. Variasi ini ditemukan
berdasarkan hasi temuan. Pada variasi ini terdapat dua tingkatan informasi
yaitu, informasi kalimat topik dan informasi kalimat pengembang langsung.
Variasi ini hampir sama dengan variasi struktur paragraf deduktif sejajar,
namun pada variasi ini kalimat topik diterangkan oleh satu kalimat pengembang
langsung saja. Variasi struktur paragraf deduktif baru berjumlah 20 paragraf
dengan presentase 16,26%.

E. Jenis Jenis Paragraf
Adapun pembagian dari jenis-jenis paragraf sebagai berikut:1

1. Paragraf Pembukaan
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada

segala pembicaraan yang akan menyusul. Oleh sebab itu paragraf pembuka
harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,serta sanggup

1Zaenal Arifin, dkk., 2010, Bahasa Indonesia Akademik (mata kuliah pengembangan
kepribadian),PT.Pustaka Mandiri: Tangerang. Hal 116-117

12

menghubungkan pemiiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan
selanjutnya.

Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip
persyaratan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau
orang yang terkenal.
2. Paragraf Pegembang

Paragraf pengembang ialah paragraph yang terletak antara paragraph
pembuka dan paragraph yang terakir yang sekali dalam bab atau anak bab itu.
Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan
kata lain,paragraf pengembang mengemukan inti persoalan yang akan
dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraph dan paragraph lain harus
memperhatikan

Hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan
cara ekspositoris, dengan cara naratif, deskriprif, dengan cara naratif, atau
dengan cara argumentasi yang akan di bicarakan pada halaman halaman
berikutnya.
3. Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraph yang terdapat pada akhir karangan
atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil didala karangan itu. Biasanya,
paragraph penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah
dipaparkan pada bagian bagian sebelumnya.

Paragraf yang meletakan kalimat topik pada awal paragraf disebut
paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakan kaliamat topik diakhir
paragraf disebut paragraf induktif. Ada pula paragraf yang tidak
memperhatikan kalimat utamanya. Gagasan utama sebuah paragraf itu berada
di seluruh paragraf. Paragraf seperti ini tidak mempunyai kalimat yang umum.
Semua kalimat bersifat khusus. Biasanya paragraf seperti ini terdapat pada
paragraf yang bersifat naratif.

13

Kalimat topik yang ideal adalah kalimat topik yang jelas maksudnya dan
mudah dipahami. Biasanya, kaliamat yang mudah di pahami itu adalh kalimat
yang sederhana, ringkas, da tidak berbelit-belit
F. Jenis jenis paragraf menurut Teknik pemaparannya
1. Paragraf Deduksi

Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan
kalimat topiknya selalu diawal.

Contoh:

Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye
pilkada (pemilihan kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi,
kolusi, dan nepotisme dikalangan pejabat daerah merupaan prioritas utama
yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya
pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani,
nelayan, dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan
ditingkatkan. Anggaran pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih
besar dari pada anggaran sebelumnya. Gedung-gedung sekolah dan
peralatannya akan diperbaharui dan ditambah. Selain itu, tidak akan ada lagi
anak yang tidak mampu bersekolah karena SPP dan buku murid-murid SD/MI
sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang mampu akan ditanggung
oleh pemerintah daerah.
2. Paragraf Induksi

Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian
kecil atau hal-hal yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang
bersifat umum disebut paragraf induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari
khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini penempatan kalimat topiknya
berada diakhir paragraf.

14

Contoh:

Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda disebuah rumah dekat
masjid. Setelah ibunya meninggal, dia diajak ke rumah pamannya di sebuah
perkampungan kumuh yang sangat jauh dari masjid. Anak-anak muda di
kampung itu terkenal dengan kenakalannya dan mereka senang bergerombol
di mulut-mulut gang sambil menenggak minuman keras dan mengganggu
orang-orang yang lewat. Akhirnya Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk
dan suka berkelahi. Dia tidak segan-segan melukai seseorang ketika mabuk
dan sering terlibat aksi tawuran antarkelompok remaja kampung itu. Kini Budi
meringkuk dalam tahanan polisi, padahal dahulu ia seorang anak yang baik
dan rajin shalat.
3. Paragraf Campuran

Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah
paragraf. Paragraf ini di mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau
kata transisi kalau ada. Setelah itu, kalimat topik di kembangkan lagi dan
diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.

Contoh:

Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga setiap orang amat
suka bersahabat dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah mencari
perhatian orang lain dan selalu menyesuaikan dengan lingkungan tempat dia
tinggal. Dia pandai berhias diri tetapi tidak pernah memakai make up yang
berlebihan. Pantas laila menjadi idaman setiap jejaka. Di samping itu,dia pun
rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat yang lima waktu atau tes
yang sesuai dengan anjuran gurunya, prestasi setiap semesternya selalu
meningkat dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama
dikelasnya.
4. Paragraf Perbandingan

15

Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara
membanding-bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai
hal yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret
dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau
bagian bagian kecil.
Contoh:

Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-
tempat yang kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja
dia pergi pasti pasti membawa penyakit. Begitu juga orang jahat biasa tinggal
di tempat-tempat maksiat dan biasa makan makanan yang diharamkan.
Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang meresahkan warga.
5. Paragraf Pertanyaan

Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan
kalimat-kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan
jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.

Contoh:

Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak
pengusaha terkenal di negeri tersebut. Dia seorang politis Muslim yang
menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab, akibat pertentangannya
dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin sebuah
organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh Amerika Srikat
sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan
Petagon dan WTC. Oleh karena itu , dia menjadi salah seorang daftar
pencarian orang di Negara Amerika Serikat.
6. Paragraf Sebab-Akibat

Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat
peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat
pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat

16

pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika
kalimat topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan
sebab-sebab dari akibat itu.

Contoh :

Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak sawah yang
akan ditanami padi selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau sudah
diketahui tingkat keasamannya, beliau taburi kapur atau kalsit secukupnya dan
dibiarkan beberapa hari sebelum diaduk. Ketika menanam, beliau selalu
mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan pertanian) baik jarak dari rumpun ke
rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam pada setiap rumpun. Dalam hal
pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri, beliau juga
menggunakan pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan aturan.
Setiap pagi beliau pergi ke sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air
yang dialirkan dari irigasi. Hama-hamanya, baik hama tikus maupun ulat
penggerek batang selalu diberantas. Selain itu, Pa Ahmad selalu berdoa agar
hasil panennya melimpah. Maka tak mengherankan apabila panen padi pak
Ahmad tahun ini sangat melimpah.
7. Paragraf Contoh

Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah
paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai
untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik.

Contoh :

Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara
“Menembak” atau ”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku).

17

Contohnya waktu membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi
menyuruh calo yang biasa mangkal disana. Beresnya cepat sekali. Contoh lain
waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya memberikan uang da salinan
KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa menit kemudian,
SIM pun selesai. Selain itu waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya
memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin
alakadarnya. Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran
anaknya beberapa jam setelah menyerahkan formulir karena tidak memberi
uang pelicin.
8. Paragraf Perulangan

Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang
kata atau kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa
dilakukan dengan cara mengulang bagian-bagian kalimat yang penting.
Contoh :

Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada manusia.
Setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. Hidup tidak hanya unuk
makan. Akan tetapi hidup manusia mempunyai tujuan. Tujuan hidup berbeda-
beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi ada persamaannya yakni
salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan merupakan
penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh
menghadap segala tantangan dan rintangan. Rintangan dan tantangan
membuat manusia berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir tetapi berpikir
jernih utuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan
(Taringan,1981:34).
9. Paragraf Definisi

Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian
atau istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya

18

mudah dipahami oleh pembaca. Alat untuk memperjelas pengertian itu ialah
kalimat pengembang.

Contoh :

Sosiolinguistik adalah ilmu antardisipliner yakni sosiologi dan lingustik.
Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah bagi manusia didalam
masyarakat. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Sosiolinguistik
merupakan subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor sosial
yang berperan dalam penggunaan bahasa dalam pergaulan sosial.
Sosiolinguistik mengkaji bahasa dan pemakaiannya dalam sosial budaya.
Selain itu, sosiolinguistik dalam pengembangan subsidang linguistik
memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dalam konteks sosial.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa: “Sosiolinguistik
adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan sosiologi
dengan penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial
didalam suatu masyarakat”.
10. Paragraf Deskriptif

Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak tersurat seperti pada
paragraf-paragraf yang lain. Kalimat topik paragraf ini tersirat pada semua
kalimat pengembang. Kita akan mengetahui kallimat topik setelah selesai
membaca paragraf karena kalimat topik paragraf deskriptif merupakan
simpulan semua paparan dalam paragraf.

Contoh :

Waktu itu jam 16.00, wasit mulai membunyikan peluitnya tanda
pertandingan dimulai. Kedua kesebelasan sibuk mengatur strategi untuk
menyerang dan mempertahankan gawangnya dari serangan lawan. Permainan

19

cukup seru karena kedua keebelasan kekuatan dan semangatnya cukup
seimbang. Penonton bersorak-sorai mendukung kesebelasan kesayangannya
masing-masing. Tidak lama kemudian, salah satu kesebelasan ada yang
“merobek gawang” lawannya. Pendukung yang menang mengejek habis-
habisan kesebelasan yang kalah sampai mengeluarkan kata-kata “kotor”.
Pendukung yang kalah merasa tidak enak sehingga terjadilah pertengkaran
antarpendukung kesebelasan. Bukan hanya berperang mulut, melainkan juga
mereka saling melempar dan berkelahi. Akhirnya, sebelum pertandingan
selesai, wasit terpaksa membunyikan peluit panjangnya tanda pertandingan
berakhir.

G. Paragraf Deduktif, Induktif, Deduktif-Induktif

1. Pengembangan paragraf Induktif

Pengembangan induktif dilakukan dengan menyebutkan permasalahan-
permasalahan khusus dan berangsur-angsur menuju simpulan (permasalahan
umum).

Jenis Pengembangan Induktif yaitu :
•Generalisasi
•Analogi
•Sebab-akibat (kausalitas)
• Generalisasi

Pengembangan secara generalisasi dilakukan dengan mengemukakan
hal-hal khusus lalu menarik simpulannya secara umum.

Contoh :

20

- Jika dipanaskan, besi memuai.

- Jika dipanaskan, tembaga memuai.

- Jika dipanaskan, perak memuai.

- Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Contoh paragraf generalisasi

Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalah
sarjana. Akan tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki
Indeks Prestasi bagus di Perguruan Tingginya, minimal 2,75. Calon karyawan
juga harus menguasai salah satu bahasa asing, Inggris atau Mandarin. Jika
semua persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus lulus
serangkaian tes yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang
tidak mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern.
• Analogi

Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang
berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi persamaan.

Contoh paragraf analogi

Orang yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi
seharusnya bersifat seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan
merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu
pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin ia
berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti merunduknya setangkai
padi yang berbulir bernas.
• Kausalitas

21

Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab-akibat atau akibat-
sebab.

Contoh paragraf kausalitas

(sebab-akibat)

Penduduk dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-
imingi oleh gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari
kerja. Akibatnya, Jakarta semakin penuh oleh pendatang.

Contoh paragraf kausalitas yang lain

(akibat-sebab)

Pengurusan KTP sangat mahal sehingga menimbulkan kegusaran
masyarakat. Pasalnya, karena birokrasi yang berbelit. Selain itu, masih kerap
terjadi oknum-oknum mencantumkan biaya ini-itu untuk pengurusan KTP
yang sebenarnya fiktif belaka.

2. Pengembangan paragraf Deduktif

Pengembangan deduktif menyampaikan hal-hal umum terlebih dahulu,
lalu berangsur-angsur menjelaskan hal-hal khusus.

Contoh

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa the mempunyai banyak
manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun
tidak terlalu besar. The juga menguatkan tulang dan mencegahpertumbuhan
plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya
memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, the juga melawan
penyakit jantung.

22

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat di awal paragraf (deduktif)
yaitu Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa the mempunyai banyak
manfaat.

Jenis Penalaran Deduktif

•Silogisme

•Silogisme negatif

•Entimem

• Silogisme

Pada silogisme terdapat dua premis (pernyataan) dan satu simpulan.
Kedua premis itu adalah premis umum (mayor) dan khusus (minor).

Rumus silogisme

PU : Semua A = B

PK : C=A

S: C=B

contoh

PU : Semua orang Islam wajib melaksanakan salat.

AB

PK : Radit adalah orang Islam.

CA

S : Radit wajib melaksanakan salat.

CB

23

• Silogisme Negative

Silogisme negatif adalah sebuah silogisme yang salah satu premisnya
bersifat negatif. Jika salah satu premisnya negatif, simpulannya juga negatif.

Dalam silogisme negatif biasanya digunakan kata ‘tidak’ atau ‘bukan’.

Contoh

PU : Siswi di sekolah negeri tidak wajib berjilbab.

AB

PK : Desi adalah seorang siswi di sekolah negeri.

CA

S : Desi tidak wajib berjilbab.

C B
• Entimem

Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Dari sebuah silogisme
dapat dibuat entimemnya. Demikian pula sebaliknya, dari sebuah entimem
dapat disusun silogisme.

Rumus Entimem

C = B karena C = A

contoh

PU : Semua orang Islam wajib melaksanakan salat.

AB

PK : Radit adalah orang Islam.

24

CA

K : Radit wajib melaksanakan salat.

CB

Entimem :

Radit wajib melaksanakan salat karena ia orang Islam

CB CA

25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, paragraf mempunyai pandangan

yang sama bahwa paragraf selalu mempunyai ide pokok/gagasan utama yang

digunakan untuk membangun kesatuan kalimat dalam suatu paragraf. Syarat-syarat

Paragraf yang baik yaitu : 1. Kesatuan Paragraf, 2. Kepaduan Paragraf, 3.

Kelengkapan Paragraf. Unsur-unsur Paragraf terdiri dari ; Ide pokok, kalimat utama,

dan kalimat pendukung. Variasi –Variasi Paragraf ; Variasi Struktur Paragraf Deduktif

Sejajar, Variasi Struktur Paragraf Deduktif Berantai, Variasi Struktur Paragraf

Deduktif Kombinasi Satu, Variasi Struktur Paragraf Deduktif Kombinasi Dua, Variasi

Struktur Paragraf Deduktif Baru. Jenis-jenis Paragraf terdiri dari ; Paragraf Pembuka,

Paragraf Pengembang, dan Paragraf Penutup. Jenis-jenis paragraf menurut teknik

pemaparannya ada 10 yaitu ; 1. Paragraf Deduksi, 2. Paragraf Induksi, 3. Paragraf

Campuran, 4. Paragraf Perbandingan, 5. Paragraf Pertanyaan, 6. Paragraf Sebab-

Akibat, 7. Paragraf Contoh, 8. Paragraf Perulangan, 9. Paragraf Definisi, 10. Paragraf

Deskriptif. Pengembangan Deduktif,Induktif,Deduktif-Induktif,a. Jenis

pengembangan induktif yaitu ; Generalisasi, Analogi, Sebab-Akibat(Kausalitas),

Generalisasi, b. Jenis Penalaran Deduktif yaitu ; Silogisme, Silogisme negatif,

Entimem, Silogisme.

26

Daftar Pustaka

Zaenal Arifin, dkk, 2010, Bahasa Indonesia Akademik (mata kuliah pengembangan
kepribadian),PT.Pustaka Mandiri : Tangerang.
Alwi, Hasan. 2001. Paragraf. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Heffernan, James. 1991. Writing A College Handbook. New york : Norton.
Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta :
Kemendikbud.
Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

27


Click to View FlipBook Version