PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Menggunakan tangga kebakaran adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam situasi kebakaran dan penyelamatan. Untuk
mengatasi hal tersebut, taktik dalam penyelamatan sangat penting bagi
petugas pemadam yang harus diektetahui, penggunaan tangga dengan
baik dan tepat yang disesuaikan dengan situasi atau sifat dari tangga.
Kegunaan tangga kebakaran hampir sama dengan orang, mengenai
bentuk dan coraknya, meskipun perawatan dan pembuatannya bahan
yang kuat dan mampu menahan beban berat, sesuai dengan
kebutuhan yang diharapkan. Para petugas perlu disediakan sarana
yang untuk penyelamatan yang biasanya memerlukan tangga. (NFPA
1931)
Dalam bagian pertama akan dijelaskan mengenai dasar tangga
dan bagianbagiannya yang sebagian besar ada pada tangga itu sendiri.
Ada bermacam-macam tipe tangga yang digunakan oleh petugas
pemadam dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai : cara
membawa, cara memasang (merakit), dan cara menggunakannya.
Untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut dalam pengoperasiannya
dan penggunaanya terdapat pada IFSTA (Fire Dept Aereal Apparatus).
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi tangga peserta diklat diharapkan memahami
dan mengerti berbagai jenis tangga dan kegunaannya untuk
mendukung kelancaran operasional pemadaman maupun
penyelamatan.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Tujuan pembelajaran khusus modul Diklat ini adalah agar setelah
mengikuti ini diharapkan kompetensi peserta diklat dapat meningkat
khususnya yang terkait dengan :
1. Menyebutkan bagian bagian pada tangga manual
2. Menyebutkan macam dan fungsi tangga manual
3. Memahami kontruksi tangga manual
4. Membawa tangga manual dengan benar
5. Menempatkan tangga dengan benar
6. Menstabilkan tangga sebelum digunakan
7. Tehnik menaiki tangga dengan benar
8. Tehnik penyelamatan menggunakan tangga
9. Perawatan tangga manual
BAB I
A. Bagian Tangga Manual
Diharapkan apabila kita akan berhasil secara
berkesinambungan, maka kita harus mempelajari terus mengenai
kegunaan tangga kebakaran. Bagi petugas pemadam harus menguasai
dan mengerti dasar tangga dan macam-macam bagian dari tangga.
Untuk mengetahui cara menggunakan dan tipe-tipe tangga, seseorang
harus berpengetahuan khusus secara pasti dari tipe-tipe tersebut.
• BASE SACTION (Bagian dasar): Bagian dasar atau bagian utama pada
tangga jalur.
• BEAM : Induk tangga adalah tempat tersusunnya anak tangga.
• BUTT (Pangkal tangga): Adalah dasar dari tangga yang berada dilantai,
tempat untuk menyangga tangga dipermukaan ketika tangga dinaikkan.
• BUTT SPURS (Karet/Plat pengaman): Adalah besi plat pengamanan
atau sepatu pengaman tangga yang menempel pada lantai.
• FLY: Adalah bagian atas atau bagian atas dari tangga jalur.
• HALYARD (Tali pengerek): Adalah sebuah tali atau kawat yang
berguna untuk menaikkan atau menurunkan bagian atas dari dasar
tangga.
• HOKS (Sangkutan): Adalah sepasang lekukan diujung tangga, yang
bagian luarnya dapat dilipat sesuai beam.
• PAWLS (Gantolan/Cakar), juga dapat disebutkan cakar anjing: Adalah
perlengkapan yang menempel pada sisi beam yang terdapat yang
digunakan untuk mengunci tangga setelah tangga terjulur.
• PULLEY (Kerekan): Roda kecil yang beralur, dimana tali penggerak
ditempatkan untuk menarik atau memperpanjang dan menurunkan
tangga.
• RUNGS (Anak Tangga): Bagian yang melintang diantara beam yang
dipanjat secara bertahap.
• SAFETY SHOES (Sepatu pengaman): Karet yang menempel pada
pangkal dan ujung tangga.
• Spurs: Ujung paku yang terbuat dari besi yang berada pada bagian
bawah tiang penyanggah
• STAY POLES (Tiang penyenggah): Tiang penyanggah yang menempel
sepanjang beam pada tanggal utama untuk membantu mendirikan
tangga atau memantapkan tangga.
• STOPS (Pemberhentian/Pembatas): terbuat dari kayu atau potonga
besi yang berada pada bagian atas untuk menahan kelebihan
perpanjangan tangga.
• TOP OR TIP: Bagian tangga yang terdapat pada puncak tangga atau
ujung tangga.
• TRUSS BLOCK: Bagian yang terpisah diantara beam untuk menopang
tangga. Kadang-kadang digunakan untuk menyangga anak tangga.
TOGGLE: Engsel tempat menempelnya tiang penyangga pada tangga.
BAB II
MENYEBUTKAN MACAM DAN FUNGSI TANGGA MANUAL
A. MACAM-MACAM TANGGA MANUAL
Ada bermacam-macam tipe tangga kebakaran dan cara
penggunaanya. Meskipun kita harus menyesuaikan fungsi khusus,
ketika akan digunakan. Secara umum kita harus mengenal nama-nama
tangga dan kegunaan tangga tersebut, dan anggota pemadam
seringkali dipercaya oleh suatu organisasi untuk
mengenal/menginformasikan dengan jelas beberapa kegunaan tangga
kebakaran.
1. SINGLE LADDER (TANGGA TUNGGAL)
Adalah tangga lurus yang tidak dapat distel/disesuaikan panjangnya,
dan terdiri dari satu bagian yang berdiri sendiri. Ukurannya disesuaikan
dengan susunan samping. Pemakaian tangga lurus disesuaikan
dengan dinding yang bagian ujungnya dapat untuk jalan masuk jendela
dan atap pada tembok suatu gedung. Konstruksi dari tangga lurus
harus berkekuatan maximum dan beratnya minimum.
Pada tangga tersebut terdapat tiang penunjang yang berguna untuk
menurunkan beban. Secara umum penggunaan dari tangga lurus
mempunyai ukuran panjang; 12,14,16,18,24 dengan kaki
4m,4.3m,5m,5.5m dan 8m. Tetapi ada salah satu tangga yang
panjangnya lebih. Menurut NFPA 1932 kekuatan tangga lurus harus
mencapai 750 pound atau 340 kg.
2. ROOF LADDER (TANGGA ATAP)
Tangga atap adalah seperti tangga lurus yang dilengkapi cantolan
atau lipatan yang terdapat pada bagian atas atau bagian bawah. Pada
Umumnya tangga atap dapat untuk menapak pada permukaan atap
sehingga petugas pemadam bisa berada diatas tangga pada atap
rumah. Tangga tersebut sangat perlu bagi petugas pemadam, untuk
memberikan pertolongan dengan cara tiduran. Tangga atap juga dapat
digunakan seperti tangga lurus yang dapat berdiri sendiri. Panjang
tangga antara 12-20 feet atau 4m-6m. Ini menurut standar NFPA 1932.
Tangga atap harus berkekuatan tidak boleh kurang dari 750 pound (340
kg).
3. FOLDING LADDER (TANGGA LIPAT)
Tanggga lipat adalah seperti tangga lurus, hanya ditempel engsel
pada anak tangga yang dapart dilipat atau dijadikan satu pada beam
dengan cara berlawanan. Tangga ini bisa diangkat atau dibawa melalui
bagian yang sempit seperti gang atau jalan terusan dan juga dapat
digunakan untuk membersihkan loteng, ruangan dan WC. Tangga lipat
biasanya berukuran 10 feet (3m), karena jangkauannya harus sampai
pada jarak tertentu. Tangga ini dilengkapi sepatu pengaman untuk
menjaga tangga tersebut roboh. Menurut standar NFPA 1932 tangga
lipat harus berkekuatan kurang lebih 300 pound (136 kg).
4. EXTENSION LADDER (TANGGA MENJULUR)
Tangga jalur adalah tangga yang dapat distel atau disesuaikan
panjangnya, yang terdiri dari bagian dasar salah satu bagian dasar
adalah satu bagian ujungnya terdapat tali untuk memindahkan atau
brackets untuk menyetel panjang tangga tersebut. Panjangnya diukur
berdasarkan bagian panjang dan penjulurannya dapat diatur melalui rel
sampai puncak (fuul). Tangga ini dapat digunakan sebagai tangga
masuk melalui jendela dan pinggir atap yang tinggi. Tangga menjulur
juga dilengkapi dengan tiang penunjang. Tangga ini juga seperti tangga
lurus yang dilengkapi
dengan cantolan atau jangka untuk pegangan. Tangga menjulur
mempunyai panjang 24-39 feet (7m-12m). Tangga menjulur yang
dibuat sebelum Tahun 1984 mempunyai beban maximum 500 pound
(188 kg), sedangkan Tahun 1984 mempunyai total berat lebih dari 750
pound (340 kg).
5. POLE LEADDER (TANGGA GALAH)
Tangga menjulur yang dilengkapi dengan tiang penyangga untuk
tambahan dan keseimbangan ketika tangga diangkat. Menurut standart
NFPA 1931 tangga galah harus berukuran 40 feet (12m) atau
panjangnya disesuaikan dengan tiang penyangga. Sedangkan tangga
galah berukuran 65 feet (20m) dan tidak boleh kurang dari 50 feet
(15m). Tangga ini juga terdapat konstruksi tiang penyangga 1-3 pada
bagian atas, meskipun pada kenyataannya harus mempunyai kekuatan
seperti tangga penjulur.
6. POMPIER LADDER (TANGGA UDARA)
Pompier ladder tidak sama dengan tangga dinding, tangga ini
mempunyai satu beam dengan anak tangga untuk naik melalui samping
bangunan atau dinding bangunan. Besi yang ada pada ujung tangga,
tercantol pada dinding untuk masuk melalui jendela atau untuk
membuka. Kegunaan dari tangga ini adalah untuk mendaki pada
bangunan dari lantai ke lantai melalui jendela atau lubang bangunan
atau dinding. NFPA 1931 menetapkan panjang tangga 16 feet (5m).
NFPA 1932 menetapkan pompier ladder harus dapat menanggung
beban berat, tidak boleh kurang dari 300 pound (136 kg).
7. KOMBINATION LADDER
Adalah tangga campuran yang mempunyai bermacam - macam
kegunaan diantaranya dapat berdiri sendiri, dapat menjulurkan sesuai
dengan bentuk tangga. panjangnya 8-14 feet atau (2-4m). Tangga ini
dilengkapi dengan alat pengunci dan pegangan tangga dalam posisi
terbuka. Tangga kombinasi harus bisa menahan beban berat, tidak
boleh kurang dari 70 pound (340 kg).
BAB III
MEMAHAMI KONTRUKSI TANGGA MANUAL
KONSTRUKSI DAN PEMELIHARAAN
Kegunaan dari tangga kebakaran dapat dipertimbangkan atau
diperkirakan, jangan sampai salah guna seperti menahan beban yang
terlalu berat mengakibatkan usaknya atau terbukanya suhu pancaran
dan jatuhnya reruntuhan atau puing. Karena pengeluaran sangat
penting untuk mengurangi penurunan kerusakan struktur dan
kelemahan, yang tertulis pada NFPA 1931.
KONSTRUKSI
Komponen utama dari konstruksi tangga adalah tiang dan anak
tangga. Bahan tiang dan tiang penunjang yang konstruksinya ada dua
bagian kegunaan, Gb 8.26 a-b. Meskipun kedua tipe tersebut harus
baik dan memenuhi syarat menurut NFPA 1931 dan 1932. Untuk
panjangnya adalah 24 feet (8m) atau kurang, konstruksi dari bahan
tiang dilengkapi penerangan sepanjang tangga. Untuk tingkatan
panjangnya adalah 25-35 feet (8-11m). Bahan tiang tangga dari besi
berguna untuk penerangan dalam ketinggian. Meskipun dengan tangga
kayu, dengan konstruksi tiang penunjang dengan bahan tiang tongkat.
Panjang tangga tersebut adalah 35 feet (11m). Konstruksi tiang
penunjang disediakan tongkat panjang, pada tangga apakah tangga
dari kayu atau dari besi. Anak harus tidak boleh kurang dari 1 ¼ inch
dengan diameter dan jarak 14 inch (360 mm) Gb 8.27. ketika anak
tangga besi digunakan, konstruksinya harus kuat. Kegunaan tangga
kebakaran yang berkonstruksi dari besi kayu atau fiberglass.
Bagaimanapun juga tipe dari bahan berguna untuk konstruksi dari
tangga dan harus berkekuatan (berkualitas) yang baik. Macam dan
kegunaan dari bahan mungkin hasil dari bahan yang tersedia dan tetap
diusahakan untuk memperkuat konstruksi dari tangga. Menurut bagian
puncaknya mempunyai karakteristik pada tiap-tiap bahannya.
KONSTRUKSI TANGGA LOGAM
Kegunaan tangga kebakaran dari besi, biasanya lebih tahan panas
apabila dibandingkan dengan allumunium alloy. Allumunium berguna
karena bercahaya cukup kuat dan ada syarat jaminan yang dapat
dipercaya melalui pemeriksaan visual terhadap bagian tangga tersebut.
Kegunaan tangga allumunium harus dijaga atau dipelihara seperti
tangga kayu karena kayu harus dibuat lapisan alat pada bagian luar.
Juga kadang-kadang sulit untuk melakukan sendiri dalam
pemeliharaan visual, pemeriksaan tangga kayu, karena menahan
hubungan (pockets), simpul, nodes dan bagian lain yang kadang-
kadang tersembunyi. Ini adalah cara relative dalam proses
pemeliharaan tangga allumunium agar selalu bersih dan sarat
pemeliharaan bagian lain yang jarang diperlukan. Dan bagaimanapun
ada yang merugikan untuk penggunaan allumunium ladder untuk Dinas
Kebakaran. Tangga tersebut baik untuk menghantar listrik, latihan hati-
hati (perhatian) dalam menggunakan tangga besi yang berkekuatan
listrik tinggi. Ada bagian yang merugikan adalah untuk mengangkat
keluar dari pembekuan tangga dari peralatan air dingin.
KONSTRUKSI TANGGA KAYU
Meskipun disini kayu relatif lebih sedikit pada Dinas Kebakaran yang
ada pada pabrik tangga pada saat ini, jelas kayu cabang yang lurus
panjang lebih penting untuk tiang tangga, karena ini relatif lebih mudah
menggunakan tali simpul dan bertahan pada suatu ketinggian (puncak).
Bahan yang kecil atau kayu yang keras dapat digunakan untuk anak
tangga dengan kayu tambahan pada suatu tempat tambahan yang
kritis. Selama 2 (dua) tahun kayu tersebut akan kering dan bisa
digunakan sebab persediaan tangga sudah memenuhi syarat karena
sudah tidak lembab dan siap digunakan antara 9 dan 12 parcent.
Konstruksi tangga dari kayu yang masih banyak getahnya (lembab)
kemungkinan lebih banyak penyusutannya akibat pembengkokan atau
dapat longgar pada anak tangga. Bahan kayu akan kelihatan menyusut
setelah tangga kayu tidak lembab dan telah terkena panas. Ini secara
perlahan-lahan mengalami proses pengeringan dapat sebagai dasar
utama karena jika anak tangga longgar dan retak dalam susunan
tangga kayu.
KONSTRUKSI TANGGA FIBERGLASS
Tangga yang dibuat dari fiberglass lebih baik diperkenalkan atau
ditambahkan dalam pelayanan kebakaran. Tangga ini tidak semata-
mata terbuat dari fiberglass tapi merupakan kombinasi tiang tangga dari
fiberglass dan anak tangga dari besi. Keuntungan utama dari fiberglass
ini adalah tidak dapat mengantar listrik dan dapat mengurangi
penghantar panas. Ini tergantung dari kualitas yang tepat dan baik dari
fiberglass dan kualitas bahan yang diperlukan sebagai syarat yang
memenuhi standart kekuatan. Tangga fiberglass dari tiang tangga yang
padat type solid beam. Salah satu dari keadaan yang merugikan dari
fiberglass tergantung dari perawatan, kepingan dan keretakan ketika
membongkar atau mengambilnya.
PERAWATAN
Diharapkan setelah tangga dipakai secara tepat dan dapat
dipercaya harus tetap dirawat atau dipelihara dengan baik. Ini dapat
dilakukan dengan cara membersihkan dan memeriksa
kelengkapannya. Ini adalah bagian tugas yang amat penting.
MEMBERSIHKAN TANGGA
Membersihkan tangga dengan teratur dan baik sesuai dengan
bahan pembuatannya. Hal yang tidak menguntungkan karena adanya
kotoran atau reruntuhan pada waktu dipakai, untuk mengangkat dan
menggerakan adalah salah satu point dimana bagian tangga yang tidak
panjang bisa dioperasikan dalam kebakaran. Mereka akan
membersihkannya setelah digunakan. Mengangkat kotoran dengan
sikat dan semprotan air, dengan menggunakan cairan atau bahan
pelarut pembersih, dan diakui oleh perusahaan juga dapat mengngkat
minyak atau sisa pelumas. Setelah dibilas atau pada waktu tangga
masih basah harus segera dibilas sampai bersih. Pada waktu
dibersihkan, petugas pemadam akan memeriksa keadaan atau
kerusakan tangga. Beberapa kerusakan akan dicatat dari pegangan
sampai anak tangga dan dilaporkan Dinas Kebakaran.
PEMERIKSAAN TANGGA
Ini sangat tepat untuk tangga, tanpa memperhatikan konstruksi
kerusakan dan deteriarate karena tidak baik dalam pemeliharaan.
Kerusakan akan menjadi jelek atau lemah pada bagian sebuah tangga,
akan tetapi diperiksa dengan baik dan secara sistematis, dalam
pemeriksaan akan melindungi dari tangga dan Ketika bagian yang
dipertunjukan secara berlebihan dalam pemakaian, karena akan selalu
tetap. Tangga Dinas Kebakaran akan diperiksa sewaktu-waktu setelah
digunakan akan diperiksa, diperbaiki dan dites setiap tahun. Apabila
masih baik akan dijaga setiap tangga. Pemeriksaan tangga sebelum
mereka melaksanakan bebeerapa test secara fisik. Anak tangga akan
dicek untuk keketatan, sepatu tangga paku sumbat dan menyatukan
atau mengelas kelonggaran dan beam, tiang penunjang, dan tiang blok
untuk bukti jika pemadatan atau tekanannya baik. Tekanan pada kayu
tidak mudah, tetapi kadang-kadang dipenuhi oleh perhambatan kondisi
pada urat kayu tersebut. Pembongkaran dari tangga besi temperatur
minimal 300 ̊ F (149 ̊ C), karena akan digunakan untuk pengetesan.
Petunjuk dari temperatur panas yang akan mendidih alam air, ketika air
akan disemprotkan pada tangga atau petunjuk dari pabrik pada label
dan adanya perubahan warna Pada waktu pemeriksaan tangga,
pemeriksaan akan mencatat kerusakan dengan memberi tanda. Tanda
tersebut dapat dibaca orang yang akan memperbaiki dan memberi
kesempatan jika lepas dari beberapa kerusakan sebelum didirikan.
Perbaikan tangga akan dibuat menurut persetujuan rekomendasi
pabrik. Perbaikan tangga kayu harus teliti pemeriksaannya dari pada
tangga besi, karena tiang penunjang dan beam mudah retak dan pecah.
Anak tangga kayu akan mudah terkena kerusakan dimana terjadi
kontak atau hubungan langsung dengan pengunciatau sangkutan.
Pernis (minyak) sangat berguna untuk melindungi atau mengawetkan
tangga kayu, sebab tanda dari minyak alami dan damar dapat menjaga
udara lembab dari luar, pernis juga mencegah kotoran yang kering dan
serangan jamur yang tumbuh atau berkembang. Ketika pernis habis
atau terkikis itu tanda sudah usang atau rusak, tangga tidak sanggup
untuk menahan beban. Cat tidak dijamin oleh tangga Dinas Kebakaran
kecuali dipakai untuk tangga dasar atau bagian akhir perlu
keseimbangan atau panjang. Cat berguna untuk bagian luar dalam
melindungi sebuah tangga kayu menjadi praktias yang tidak mungkin
diperiksa selamanya untuk mendapatkan jalur yang berkembang,
kotoran kering atau keretakan. Tangga tidak menimbulkan banyak
masalah dan persoalan, seperti tangga kayu atau udara lembab dan
kondisi iklim. Jika dibandingkan drngan tangga maupun alat penguat
untuk meluncur, alat pemberhenti, pengunci, tali pengerak, penyumbat
atau pemancang, kerekan dan peralatan yang dapat digerakan akan
mudah diperiksa. Penggerakan alat tersebut harus sering diminyaki
paling sedikit 6 bulan sekali dengan minyak tahan air. Minyak tersebut
akan menghilangkan bahan pelarut. Tangga fiberglass akan dicek atau
diperiksa keretakannya, kerusakan atau cacat yang lain.
BAB IV
MERAWAT TANGGA MANUAL
A. PERAWATAN
Diharapkan setelah tangga dipakai secara tepat dan dapat dipercaya
harus tetap dirawat atau dipelihara dengan baik. Ini dapat dilakukan
dengan cara membersihkan dan memeriksa kelengkapannya. Ini
adalah bagian tugas yang amat penting.
B. MEMBERSIHKAN TANGGA
Membersihkan tangga dengan teratur dan baik sesuai dengan bahan
pembuatannya. Hal yang tidak menguntungkan karena adanya kotoran
atau reruntuhan pada waktu dipakai, untuk mengangkat dan
menggerakan adalah salah satu point dimana bagian tangga yang tidak
panjang bisa dioperasikan dalam kebakaran. Mereka akan
membersihkannya setelah digunakan. Mengangkat kotoran dengan
sikat dan semprotan air, dengan menggunakan cairan atau bahan
pelarut pembersih, dan diakui oleh perusahaan juga dapat mengngkat
minyak atau sisa pelumas. Setelah dibilas atau pada waktu tangga
masih basah harus segera dibilas sampai bersih. Pada waktu
dibersihkan, petugas pemadam akan memeriksa keadaan atau
kerusakan tangga. Beberapa kerusakan akan dicatat dari pegangan
sampai anak tangga dan dilaporkan Dinas Kebakaran.
C. PEMERIKSAAN TANGGA
Ini sangat tepat untuk tangga, tanpa memperhatikan konstruksi
kerusakan dan deteriarate karena tidak baik dalam pemeliharaan.
Kerusakan akan menjadi jelek atau lemah pada bagian sebuah tangga,
akan tetapi diperiksa dengan baik dan secara sistematis, dalam
pemeriksaan akan melindungi dari tangga dan Ketika bagian yang
dipertunjukan secara berlebihan dalam pemakaian, karena akan selalu
tetap. Tangga Dinas Kebakaran akan diperiksa sewaktu-waktu setelah
digunakan akan diperiksa, diperbaiki dan dites setiap tahun. Apabila
masih baik akan dijaga setiap tangga. Pemeriksaan tangga sebelum
mereka melaksanakan bebeerapa test secara fisik. Anak tangga akan
dicek untuk keketatan, sepatu tangga paku sumbat dan menyatukan
atau mengelas kelonggaran dan beam, tiang penunjang, dan tiang blok
untuk bukti jika pemadatan atau tekanannya baik. Tekanan pada kayu
tidak mudah, tetapi kadang-kadang dipenuhi oleh perhambatan kondisi
pada urat kayu tersebut.Pembongkaran dari tangga besi temperatur
minimal 300 ̊ F (149 ̊ C), karena akan digunakan untuk pengetesan.
Petunjuk dari temperatur panas yang akan mendidih dalam air, ketika
air akan disemprotkan pada tangga atau petunjuk dari pabrik pada label
dan adanya perubahan warna. Pada waktu pemeriksaan tangga,
pemeriksaan akan mencatat kerusakan dengan memberi tanda. Tanda
tersebut dapat dibaca orang yang akan memperbaiki dan memberi
kesempatan jika lepas dari beberapa kerusakan sebelum didirikan.
Perbaikan tangga akan dibuat menurut persetujuan rekomendasi
pabrik. Perbaikan tangga kayu harus teliti pemeriksaannya dari pada
tangga besi, karena tiang penunjang dan beam mudah retak dan pecah.
Anak tangga kayu akan mudah terkena kerusakan dimana terjadi
kontak atau hubungan langsung dengan pengunci atau sangkutan.
Pernis (minyak) sangat berguna untuk melindungi atau mengawetkan
tangga kayu, sebab tanda dari minyak alami dan damar dapat menjaga
udara lembab dari luar, pernis juga mencegah kotoran yang kering dan
serangan jamur yang tumbuh atau berkembang. Ketika pernis habis
atau terkikis itu tanda sudah usang atau rusak, tangga tidak sanggup
untuk menahan beban. Cat tidak dijamin oleh tangga Dinas Kebakaran
kecuali dipakai untuk tangga dasar atau bagian akhir perlu
keseimbangan atau panjang. Cat berguna untuk bagian luar dalam
melindungi sebuah tangga kayu menjadi praktias yang tidak mungkin
diperiksa selamanya untuk mendapatkan jalur yang berkembang,
kotoran kering atau keretakan. Tangga tidak menimbulkan banyak
masalah dan persoalan, seperti tangga kayu atau udara lembab dan
kondisi iklim. Jika dibandingkan drngan tangga maupun alat penguat
untuk meluncur, alat pemberhenti, pengunci, tali pengerak, penyumbat
atau pemancang, kerekan dan peralatan yang dapat digerakan akan
mudah diperiksa. Penggerakan alat tersebut harus sering diminyaki
paling sedikit 6 bulan sekali dengan minyak tahan air. Minyak tersebut
akan menghilangkan bahan pelarut. Tangga fiberglass akan dicek atau
diperiksa keretakannya, kerusakan atau cacat yang lain.
BAB V
MEMBAWA TANGGA MANUAL DENGAN BENAR
CARA MEMBAWA DAN MENURUNKAN TANGGA
Apabila tangga akan diangkat dari tanah harus menggunakan
kekuatan otot kaki dan tidak menggunakan tulang belakang/punggung.
Sebelum mengangkat dan menurunkan tangga dilakukan adanya
persiapan agar prosedur yang ada dapat dilakukan dengan benar.
Untuk mengangkat tangga dari tanah prosedur persiapannya sebagai
berikut :
- Personil mampu melakukan pekerjaan
- Penempatan petugas secara pararel pada tangga
- Petugas berlutut, dengan aba-aba petugas berdiri mengangkat tangga
dengan kekuatan otot kaki.
Contoh aba-aba:
“Persiapan”
“Angkat tangan”
“Yak” atau “1,2,3”
Begitu juga menurunkan tangga, pastikan dengan kekuatan otot kaki,
bukan dengan otot tulang belakang
MEMBAWA TANGGA
DIPUNDAK (LOW SHOULDER)
Pada waktu memindahkan tangga, banyak cara untuk
mengangkutnya. Cara membawa tangga dengan pundak (shoulder
methode) dengan satu petugas dari rak dengan posisi tegak. Langkah-
lagkah yang harus dilakukan:
1. Pilih bagian tengah-tengah tangga, untuk mendapatkan keseimbangan.
2. Masukan salah satu lengan diantara beam (induk tangga) dari posisi
tengah tengah
3. Turunkan ujung tangga sedikit untuk mendapatkan pandangan.
DIPUNDAK BAWAH (LOW SHOULDER)
Dilakukan oleh dua orang petugas dengan keberadaan tangga dirak
dengan posisi tegak. Dengan menggunkan prosedur sebagai berikut:
1. Sau petugas berposisi disamping pada ujung tangga dan satu petugas
yang lain berposisi dipangkal tangga.
2. Bebaskan tangga dari jepitannya, petugas memegang beam (induk
tangga).
3. Masukkan satu tangga diantara beam dan pindahkan tangga kepundak
dengan posisi petugas menghadap kepangkal tangga.
Apabila mengangkat tangga dari tanah, kekuatan mengangkatnya
akan datang dari kaki dan tidak dari tulang belakang. Jika tangga
dipindahkan dari suatau tempat ke tempat lain, banyak jalan yang dapat
dilakukan antara lain:
A. DIPUNDAK (LOW SHOULDER)
Dilakukan oleh satu petugas. Ketika mengambil tangga dari
tanah, menggunakan prosedur sebagai berikut:
1. Petugas berlutut dengan kaki satu disampng tangga dan menggenggam
anak tangga dengan tangan yang lain dekat pada tangga.
2. Berdiri menggunakan otot kaki dan membuat kekuatan kembali tegak,
pada saat tangga diangkat berputar kearah dalam tangga dan lengan
siap masuk diantara beam sehingga satu beam diatas pundak.
3. Turunkan bagian depan tangga sedikit sehingga masih seimbang dan
stabil.
B. DIPUNDAK (LOW SHOULDER)
Dilakukan oleh dua orang petugas. Ketika mengangkat tangga dari
tanah, menggunakan prosedur sebagai berikut:
1. Posisis kedua petugas sama, disebelah/sisi tangga, satu petugas drkat
dengan tumit tangga dan petugas yang lain dekat ujung tangga.
2. Kedua petugas berlutut dengan kaki satu, menghadap keujung tangga,
tangan menggenggam anak tangga dengan tangan yang lain dekat
tangga.
3. Tumit petugas melangkah pada saat tangan diangkat, kedua petugas
berdiri tegak dan menggunakan otot kaki, kedua petugas mengangkat
tangga bergerak berdiri.
4. Petugas menaikan tangga dengan miring, pada saat tangga setingkat
pundak, petugas berputar dan menempatkan lengannya bebas diantara
anak tangga, beam ditempatkan pada pundak dengan spatu tangga
didepan petugas.
C. DIPUNDAK (FLAT SHOULDER)
Dilakukan oleh tiga orang petugas. Jika akan mengangkat tangga
dari tanah oleh tiga orang petugas, menggunakan prosedur sebagai
berikut:
1. Dua petugas berada pada satu sisi yang sama, satu petuas didekat
ujung
tangga dan petugas kedua berada didekat pangkal tangga, serta
petugas ketiga menggunakan posisi tengah pada sisi yang berlawanan,
ketiga petugas menghadap ke tumit tangga.
2. Setiap petugas berlutut dengan kaki satu dan menggenggam beam
dengan tangan yang lain dekat tangga.
3. Pada saat petugas dalam keadaan siap semua petugas berdiri
mengangkat tangga dan berputar menghadap ke tumit tangga.
4. Beam ditempatkan dipundak dengan tumit tangga didepan petugas.
D. DIJINJING (FLAT ARM” S LENGHT)
Dilakukan oleh tiga orang petugas. Dengan urutan pelaksanaan sebagai
berikut:
1. Dua petugas berada pada satu sisi, satu petugas dekat ujung tangga
dan satu petugas dengan tumit tangga, serta petugas ketiga
menggunakan posisi tengah pada posisi yang berlawanan, ketiga
petugas menghadap ketumit tangga.
2. Semua petugas berlutut dengan kaki satu disisi tangga dengan
menggenggam beam.
3. Pada saat petugas dengan keadaan siap, semua petugas berdiri
menggunakan otot kaki bergerak mengangkat tangga pada posisi
lengan lurus dan kaki kembali lurus.
CARA MENDRIKAN TANGGA
Seorang petugas biasanya dapat menempatkan sepatu tangga pada
batas dimana tangga ditempatkan untuk dipanjat tanpa sepatu tangga
menempel pada gedung atau benda yang lain sebelum tangga didirkan.
Berikut ini beberapa cara mendirikan tangga:
CARA MENDIRIKAN TANGGA TUNGGAL
Dilakukan oleh satu orang petugas. Bila akan mendirikan tangga
dilakukan langsung dari pundak dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menurunkan tumit tangga pada tanah dengan jarang yang tepat dari
Gedung untuk menentukan sudut panjat. Oleh petugas diujung tangga,
pegang anak tangga dan putar 90 derajat pada menggunakan badan
sehingga kedua tumit tangga menempel pada tanah.
2. Dirikan tangga dengan serempak sampai posisi tegak, dengan
mendorong anak tangga per anak tangga.
3. Setelah posisi tegak, genggam kedua anak beam dan petugas berputar
kearah yang berlawanan (didalam tangga), dengan perlahan-lahan
turunkan ujung tanga pada obyek.
CARA MENDIRIKAN TANGGA PADA JULUR
Dilakukan oleh dua orang petugas. Apabila mendirikan tangga julur
(extension ladder) dilakukan langsung dari Pundak oleh dua orang
petugas maka prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Petugas pada tumit tangga menurunkan tangga dan segera menahan
tumit tangga.
2. Petugas pada ujung tangga memutar tangga 90 derajat menggunakan
badan sehingga kedua tumit tangga menempel ditanah dan kedua
tangga memegang dan menarik berdiri tangga.
3. Petugas pada ujung tangga, tangan demi tangan bergerak turun ke
anak tangga bawahnya didepannya dan mendorong tangga hingga
berdiri tegak pada saat bersamaan petugas pada pangkal tangga
melakukan kebalikannya.
4. Petugas pada tumit tangga (didalam tangga) menahan tangga agar
tetap tegak dengan memegang beam pada tangga utama, sedangkan
petugas diluar tangga memperpanjang tangga dengan cara menarik tali
penggerak sampai pada ketinggian yang diinginkannya, kemudian
buatlah tangga terkunci dengan tepat dan kuat.
5. Petugas dipangkal tangga menahan tumit tangga dengan kaki dan
menggenggam beam, yakinkan bahwa tangga terletak pada sudut
panjat yang benar, petugas menyadarkan tangga dengan perlahan-
lahan pada obyek.
BAB VI
MENEMPATKAN TANGGA DENGAN BENAR
Penempatan tangga oleh maksud dan tujuan dari tangga akan
digunakan dan sudutkemiringan untuk keselamatan setiap memanjat
tangga. Penempatan tangga untukVentilasi, Penyelamatan,
Pemadaman dan transportasi sebagai berikut:
1. DISISI AMBANG PADA JENDELA
Jika tangga digunakan untuk pengadaan ventilasi dari jendela, maka
tangga ditempatkan dibagian depan sisi tepi yang datar, yang paling
tinggi dari jendela. Posisi yang sama digunakan ketika petugas ingin
memanjat masuk atau keluar melalui jendela yang sempit.
2. DIAMBANG BAWAH PADA JENDELA
Jika tangga digunakan untuk penyelamatan dari jendela,
perhatian banyak diberikan pada ukuran jendela. Biasanya ujung tangga
ditempatkan pada bagian yang datar atau ambang bawah pada
tambahan yang tetap dan stabil, dimana jendela terbuka cukup lebar dan
dapat juga tangga ditempatkan sampai dua atau tiga anak tangga terjulur
lebih. Posisi yang sama dapat juga digunakan untuk memanjat masuk
atau keluar melalui jendela.
3. DITENGAH AMBANG ATAS PADA JENDELA
Jika tangga digunakan untuk pemadaman, tangga dinaikan langsung
diambang atas pada jendela yang terbuka (ditengah). Penempatan yang
sama dapat juga digunakan untuk penyelamatan.
4. DIATAP
Dengan 2-3 anak tangga terjulur lebih. Penempatan tangga
diperpanjang tiga sampai lima anak tangga terjulur lebih sandara pada
atap, hal ini membantu untuk memanjat masuk dan mengunci atau
mengokohkan tangga sebelum petugas naik keatas atap atau naik
keatas bangunan, penempatan ini juga diperbolehkan jika petugas diatap
untuk memperoleh tangga yang lain.
FAKTOR LAMA YANG PERLU DIPERHATIKAN
- Keadaan ujung atau diatas, seperti kawat, kabel, pilar dll.
- Tanah yang tidak rata dan lembek.
- Gang atau jalan yang sempit.
- Jalan yang licin.
MEMANJAT TANGGA
Memanjat tangga dilakukan dengan cara lancar berirama, petugas
harus memalui tangga cepat dengan tidak menimbulkan banyak
pantulan dan guncangan. Jika melakukan ini dengan lancar lutut akan
mudah melewati tiap-tiap anak tangga tangga dan keseimbangan diatas
tangga akan datang dengan dengan sendirinya, serta jika tangga tepat
penempatannya pada gedung dalam mencapai ketinggian petugas
melalui anak tangga per anak tangga, dengan tangga berpegang pada
anak tangga, kecuali petugas membawa peralatan dan harus berpegang
dengan satu tangga maka petugas boleh berpegang pada beam.
Pandangan pemanjat/petugas kearah depan, sekali-sekali keujung
tangga. Pada waktu mengawali pemanjatan posisi petugas bebas, tetapi
satu kaki berada pada anak tangga yang berlawanan berada pada posisi
yang sama, misalnya kaki kanan diatas anak tangga maka tangan kiri
yang berpegangan pada anak tangga, begitu juga sebaliknya. Praktek
memanjat harus dikerjakan dengan pelan-pelan sampai menjadi
kecepatan yang cukup. Kecepatan akan menjadi pantas apabila memiliki
teknik yang tepat, kecepatan sering kali mengakibatkan tidak mempunyai
kontrol beban dan gerakannya dapat berakibat tangga melengkung atau
goyang.
BAB VII
MENGOKOHKAN TANGGA SEBELUM DIGUNAKAN
MENGOKOHKAN TANGGA
Sebelum tangga dipergunakan, tangga harus dikokohkan agar tidak
tergelincir pada saat petugas memanjat. Kecuali jika sudut kemiringan
tangga layak untuk dipanjat,jika didasar licin dan tidak stabil, maka
diperlukan penambahan kestabilan dengan cara:
DIIKAT PADA OBYEK
Tangga dapat diamankan drngan cara mengikat ujung tangga dan
pangkal tangga pada obyek drngan tali untuk diamankan tangga dari hal-
hal yang tidak diinginkan, agar tangga terhindar kemerosotannya dari
gedung.
MENAHAN/MENUMIT TANGGA
Cara lain adalah petugas menahan dengan kaki sedangkan tangan
memegang beam dan mendorong tangan kearah dalam atau kearah
gedung, sehingga terhindar dari guncangan. Cara ini petugas harus
memakai pelindung mamanjat atau berada diatas tangga.
MEMANCANG TANGGA
Tangga diikat pada ujungnya dengan ikatan jerat sauh atau masing-
masing beam pada ujung tangga diikat dengan tali dan kedua tali ditarik
secara bersama-sama kekanan dan kekiri kearah dalam atau kearah
gedung serta ikatan kedua tali pada penambat yang kuat.
KEMAMPUAN DAN PANJANG TANGGA MANUAL
TANGGA TANGGA TANGGA TANGGA TANGGA
LIPAT
UDARA TUNGGAL& JALUR& KOMBINASI
ATAP GALAH
136 Kg 136 Kg 340 Kg 340 Kg 340 Kg
3M 5M 4-6M 7-12M 2-4,3M
15-20M
BAB VIII
MENAIKI TANGGA DENGAN BENAR
MEMANJAT TANGGA
Memanjat tangga dilakukan dengan cara lancar berirama, petugas
harus memalui tangga cepat dengan tidak menimbulkan banyak
pantulan dan guncangan. Jika melakukan ini dengan lancar lutut akan
mudah melewati tiap-tiap anak tangga tangga dan keseimbangan diatas
tangga akan datang dengan dengan sendirinya, serta jika tangga tepat
penempatannya pada gedung dalam mencapai ketinggian petugas
melalui anak tangga per anak tangga, dengan tangga berpegang pada
anak tangga, kecuali petugas membawa peralatan dan harus berpegang
dengan satu tangga maka petugas boleh berpegang pada beam.
Pandangan pemanjat/petugas kearah depan, sekali-sekali keujung
tangga. Pada waktu mengawali pemanjatan posisi petugas bebas, tetapi
satu kaki berada pada anak tangga yang berlawanan berada pada posisi
yang sama, misalnya kaki kanan diatas anak tangga maka tangan kiri
yang berpegangan pada anak tangga, begitu juga sebaliknya. Praktek
memanjat harus dikerjakan dengan pelan-pelan sampai menjadi
kecepatan yang cukup. Kecepatan akan menjadi pantas apabila memiliki
teknik yang tepat, kecepatan sering kali mengakibatkan tidak mempunyai
kontrol beban dan gerakannya dapat berakibat tangga melengkung atau
goyang.
Daftar Pustaka
1. NFPA 1931, Standard on Design of and Design Verification Test for Fire
Departement Ground Ladder (Standard Uji Rancangan dan Uji
Verifikasi Rancangan untuk Tangga Dinas Pemadam Kebakaran)
2. NFPA 1901, Standard for Automative Fire Apparatus (Standar
Kendaraan Pemadam Kabakaran)
3. NFPA 1932, Standard on Use, Maintenance, and Service Testing of
Fire Departement Ground Ladders (Standar Penggunaan, Perawatan
Dan Pengujian Kelayakan Tangga Dinas Pemadam Kebakaran)
4. Fire Service Ground Ladders (Tangga Layanan Pemadam Kebakaran),
IFSTA