AKSI NYATA MODUL 3.1 , CGP Angkatan 7 , Kab. Bireuen Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Dian Annisa, S.Pd UPTD SD NEGERI 5 MAKMUR
P E R I S T I W A DILEMA ETIKA Di SDN 5 Makmur, saya diberikan tanggung jawab sebagai guru kelas VI sekaligus ketua ekstrakulikuler. Sebagai guru, saya mengupayakan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan murid di kelas. Melakukan pengamatan dan diskusi untuk menemukan minat dan bakat murid yang dapat membantu pengembangan diri mereka. Dari hasil diskusi tersebut, kami membuat kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan yang dapat memanfaatkan aset manusia yaitu mengembangkan ektsrakulikuler seni tari. Namun, di sisi lain saya mengalami dilema karena anggaran/RKAS sudah tahap pelaporan dan tentunya untuk melaksanakan kegiatan eskul seni tari tersebut juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun sudah tidak bisa dimasukkan RKAS. Jika kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, murid-murid yang memiliki minat menjadi kecewa.
P E RIS TIW A Setelah mendiskusikannya bersama komunitas sekolah, akhirnya kegiatan eskul tari diputuskan untuk dilaksanakan. Sebagai hasil kesepakatan bersama, guru dengan kesadaran diri memberi dukungan materi dan non materi, sedangkan saya meluangkan waktu untuk menjadi pelatih dengan sukarela melatih dan tidak menuntut materi. Dalam mengambil keputusan tersebut, kami menggunakan paradigma kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) dan menggunakan prinsip berpikir berbasis peraturan. Dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan kita tempuh, diantaranya: 1.Nilai-nilai yang bertentangan: rasa kebenaran/kejujuran lawan rasa tanggung jawab 2.Yang terlibat: komunitas sekolah (murid, guru, kepala sekolah, walimurid) 3.Fakta yang relevan dengan situasi: regulasi/peraturan penggunaan dana BOS berdasarkan RKAS kegiatan eskul sebagai pengembangan diri dan karakter murid (mengakomodir minat dan bakat murid) tanggung jawab sebagai bentuk keprofesionalan guru dalam pengabdiannya, mengupayakan untuk dapat menuntun anak mengenali dan mengembangkan diri tanggung jawab sebagai bentuk keprofesionalan eksul dalam melestarikan budaya
P E RIS TIW A 4. Pengujian benar atau salah: Uji legal: tidak ada unsur pelanggaran hukum Uji regulasi: tidak ada pelanggaran kode etik Uji intuisi: rasa tanggung jawab sebagai bentuk kesetiaan profesi guru dan pelatih berupaya untuk memfasilitasi keinginan murid Uji publikasi: sebagai refleksi, perlu dipublikasikan di forum sekolah Uji idola: jika saya menjadi kepala sekolah saya akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan murid, dengan tetap mempertimbangkan regulasi dan peraturan yang telah ditetapkan, seperti halnya yang dilakukan oleh kepala sekolah 5. Pengujian paradigma benar lawan salah: kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 6. Melakukan prinsip resolusi: berpikir berbasis peraturan 7. Investigasi opsi trilema diskusi dan pendapat dari komunitas sekolah untuk penyusunan RKAS tahun berikutnya kesediaan partisipasi walimurid 8. Buat keputusan: Murid menjalankan kegiatan karawitan atas persetujuan dan kerelaan walimurid 9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan: keputusan yang telah diambil telah terlaksana dengan baik, jika memungkinkan ke depannya akan memaksimalkan kegiatan latihan n untuk dipentaskan dengan meminta partisipasi walimurid untuk penyusunan anggaran tahun berikutnya.
PERASAAN Saya senang dan bersyukur dapat mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana dengan melalui langkah panjang untuk dapat menentukan keputusan yang terbaik dan berpihak pada kepentingan murid. Sebelumnya ketika saya memiliki ide/program untuk sekolah dan membutuhkan dukungan materi/biaya yang tidak termasuk dalam anggaran yang telah ditetapkan, maka rencana tersebut akan dipending dan pada akhirnya tidak dapat terlaksana. Setelah melalui 9 langkah pengambilan keputusan ini, saya tentunya bersama dengan komunitas dalam sekolah akan berpikir lebih terbuka dengan segala aspek yang dapat memberikan dampak positif bagi murid dengan pertimbangan kebenaran dan kesetiaan terhadap profesi.
IN SIG H T PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, kini saya lebih mengerti bagaimana langkah mengambil keputusan yang tepat, bijaksana, dan berpihak pada murid. Dalam mengambil keputusan perlu untuk mempertimbangkan 4 paradigma dilema etika, yakni: 1) individu lawan kelompok; 2) rasa keadilan lawan rasa kasihan; 3) kebenaran lawan kesetiaan; dan 4) jangka pendek lawan jangka panjang, 3 prinsip penyelesaian dilema, yakni: 1) berpikir berbasis hasil akhir; 2) berpikir berbasis peraturan; dan 3) berpikir berbasis rasa peduli, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan salah, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, membuat keputusan, dan melihat kembali keputusan atau refleksi.
Untuk menjalankan ide atau dalam menanggapi peristiwa yang menjadikan dilema etika, yang didalamnya terdapat dua kebenaran yang dipertentangkan, maka perlu untuk segera diambil keputusan oleh semua pihak yang terlibat. Ke depannya saya akan membuka ruang kolaborasi bersama komunitas dalam sekolah untuk menentukan keputusan yang tepat dan bijaksana dengan mempertimbangkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, paradigma, dan prinsip pengambilan keputusan terhadap dilema etika. PENERAPAN
TERIMA KASIH