PORTOFOLIO GURU PENGGERAK MODUL 2

PORTOFOLIO

GURU PENGGERAK

MODUL 2

PRAKTEK
PEMBELAJARAN YANG
BERPIHAK PADA MURID

Oleh :
Suparti
CGP Angkatan 4 Kabupaten Karanganyar
SMAN 1 Karanganyar

[Type text] Page i

Daftar Isi

A. Pendahuluan .................................................................................................................... 1
B. Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi 2
2
1. Mulai dari Diri ........................................................................................................... 2
2. Eksplorasi Konsep ..................................................................................................... 4
3. Ruang Kolaborasi ...................................................................................................... 4
4. Pembentukan Komunitas Praktisi ............................................................................ 5
5. Refleksi Terbimbing .................................................................................................. 5
6. Demonstrasi Kontekstual .......................................................................................... 6
7. Jurnal Refleksi Minggu ke-9 ..................................................................................... 7
8. Elaborasi Pemahaman ............................................................................................... 7
9. Koneksi Antar Materi ............................................................................................... 8
10. Aksi Nyata .................................................................................................................. 8
C. Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional ............................................................. 8
1. Mulai dari Diri ........................................................................................................... 8
2. Jurnal Refleksi Minggu ke-10 ................................................................................... 9
3. Eksplorasi Konsep ..................................................................................................... 12
4. Jurnal Refleksi Minggu ke-11 …………………………………………………………. 13
5. Ruang Kolaborasi ...................................................................................................... 14
6. Refleksi Terbimbing .................................................................................................. 14
7. Demonstrasi Kontekstual .......................................................................................... 14
8. Jurnal Refleksi Minggu ke-12 ................................................................................... 15
9. Elaborasi Pemahaman ............................................................................................... 15
10. Koneksi Antar Materi ............................................................................................... 16
11. Aksi Nyata .................................................................................................................. 16
D. Modul 2.3 Coaching ........................................................................................................ 16
1. Mulai dari Diri ........................................................................................................... 16
2. Pendampingan Individu ke-2 ..................................................................................... 17
3. Lokakarya 3 ............................................................................................................... 17
4. Jurnal Refleksi Minggu ke-13 ................................................................................... 18
5. Eksplorasi Konsep .....................................................................................................

[Type text] Page ii

6. Ruang Kolaborasi ...................................................................................................... 19
7. Jurnal Refleksi Minggu ke-14 ................................................................................... 19
8. Refleksi Terbimbing .................................................................................................. 20
9. Demonstrasi Kontekstual .......................................................................................... 20
10. Elaborasi Pemahaman ............................................................................................... 21
11. Jurnal Refleksi Minggu ke-15 ................................................................................... 21
12. Koneksi Antar Materi ............................................................................................... 22
13. Aksi Nyata .................................................................................................................. 23
14. Jurnal Refleksi Minggu ke-16 ................................................................................... 23
E. Penutup ............................................................................................................................ 24
F. Lampiran ......................................................................................................................... 25
1. RPP berdiferensiasi
2. 7 Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil
3. Beberapa Contoh Scenario Pembelajaran Berdifensiasi
4. Mulai dari Diri 2.2
5. Transkrip video 2a.2
6. Transkrip 2a.3
7. Kesadaran Diri – Pengenalan Emosi
8. Pengelolaan Diri-Mengelola Emosi dan Fokus untuk Mencapai Tujuan
9. Kesadaran Sosial-KetrampilanBerempati
10. Ketrampilan Berelasi-Kerjasama dan Resolusi Konflik
11. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
12. Contoh PSE
13. Ruang Kolaborasi 2.2- PSE
14. Refleksi Terbimbing 2.2 PSE
15. Demostrasi Kontekstual 2.2 RPP PSE
16. LKPD Fungsi Komposisi
17. Tugas Koneksi Antar Materi PSE
18. Mulai dari Diri 2.3
19. Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan
20. Komunikasi yang Memberdayakan

[Type text] Page iii

21. TIRTA sebagai Model Coaching
22. Refleksi Terbimbing 2.3
23. Dokumentasi Lokakarya ke-3
24. Laporan Komunitas Praktisi SMAN 1 Karanganyar

[Type text] Page iv

A. Pendahuluan

Modul 2 Pendidikan Guru Penggerak berisi tentang Praktek Pembelajaran yang Berpihak
Pada Murid dengan Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi,
Pembelajaran Social Emosional dan Coaching. Pembelajaran tersebut mengikuti alur
MERRDEKA yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi
Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi
Nyata. Portofolio ini dibuat dengan tujuan untuk bisa diambil pelajaran dengan sesama rekan
kerja atau sesama pendidik bahkan khalayak umum selain sebagai salah satu tugas Pendidikan
Guru Penggerak. Saya mengharapkan saran dan kritik dari rekan-rekan untuk kebaikan.

Portofolio ini disusun oleh :

Nama : Suparti, S.Pd
Pengampu : Matematika
Instansi : SMAN 1 Karanganyar
CGP : Angkatan 4 Kabupaten Karanganyar
Email : [email protected]

Akun Belajar : [email protected]

Channel Youtube : Suparti Nisa

Blog : SUPARTI MAT
Pengajar Praktik : Siti Chotijah, S.Pd
Fasilitator : Hellie, S.Pd

Kegiatan modul 2 dimulai dengan pretest pada hari senin tanggal 7 februari 2022, yang
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Mulai dari Diri.

[Type text] Page 1

B. Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
1. Mulai dari Diri

Pada ruang ini CGP akan mengaktivasi pengetahuan yang telah dimiliki terkait
dengan pembelajaran berdiferensiasi dan mengidentifikasi apa saja yang ingin diketahui
lebih lanjut untuk menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan pembelajaran
berdiferensiasi, menonton sebuah video yang berjudul Sekolah Hewan dan memberikan
pendapat tentang video tersebut serta menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang saat ini
dimiliki terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada
link https://lms21-
gp.simpkb.id/mod/questionnaire/myreport.php?instance=37014&user=9730&byresponse=1
&action=vresp.

2. Eksplorasi Konsep

Diruang Eksplorasi konsep ini CGP dapat menunjukkan pemahaman
tentang diferensiasi konten, proses, dan produk serta dapat menyimpulkan apa yang
dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diagram Frayer.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang dibuat
berdasarkan kebutuhan siswa dan bertujuan untuk membantu siswa sukses dalam belajar.
Strategi pembelajaran berdiferensiasi ada 3 yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan
diferensiasi produk. Diferensiasi Konten berhubungan dengan apa yang diajarkan pada
murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek
kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari
ketiganya. Pada diferensiasi proses guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara
berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada
murid-murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang
membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Semua
hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan dirancang. Cara
diferensiasi proses di antaranya adalah kegiatan berjenjang, menyediakan pertanyaan
pemandu, membuat agenda individual untuk murid, memfasilitasi lama waktu murid dalam
menyelesaikan tugasnya dan menggunakan pengelompokkan yang fleksibel sesuai dengan
minat atau kesiapan murid. Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan
atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan
pembelajaran yang diinginkan. Diagram Frayer merupakan sebuah diagram yang bertujuan

[Type text] Page 2

untuk mempermudah penyampaian sebuah informasi. Informasi yang disampaikan berupa
kosakata. Diagram ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa sehingga lebih
mudah menganalisis sebuah kosakata. Diagram ini membantu siswa berpikir tentang makna
kata baru atau konsep baru dengan mengaktifkan pengetahuan mereka berdasarkan kata
kunci atau pengetahuan sebelumnya.

[Type text] Page 3

3. Ruang Kolaborasi

Pada ruang kolaborasi CGP diharapkan dapat meningkatkan pemahamannya tentang

berbagai strategi diferensiasi melalui latihan mencermati rencana pembelajaran milik orang

lain Dalam sesi pembelajaran ini, CGP akan mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi

dengan fasilitator, dan sesama CGP untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam

tentang pembelajaran berdiferensiasi. CGP bersama rekan kelompok diminta untuk

membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk satu materi yang dapat dipilih

sendiri. Rencana Pembelajaran berdiferensiasi tersebut dapat dibuat berdasarkan konteks atau

kasus nyata yang terjadi di kelas salah satu anggota kelompok atau dapat juga menggunakan

contoh kasus yang telah tersedia. Sesi pembelajaran ruang kolaborasi bisa dilihat pada link

https://drive.google.com/file/d/1iTgkgXR2Id4XysG5ipDHwuKg-eq6Et4z/view dan

https://drive.google.com/file/d/1zrPV-Qz-CTmzttDHEqwq4t2UhxJjGd-n/view, selanjutnya

RPP berdiferensiasi dapat dilihat pada lampiran 1.

4. Pembentukan Komunitas Praktisi Guru SMAN 1 Karanganyar

Komunitas praktisi Guru SMAN 1 Karanganyar , Setelah pelaksanaan Lokakarya Ke
2, dalam kegiatan lokakarya ada kegiatan pembimbingan dari Pengajar praktek Ibu Siti
Chotijah tentang Komunitas praktisi pada tanggal 12 Februari 2022. Kemudian saya mohon
ijin kepada kepala sekolah untuk membuat komunitas praktisi yang terdiri dari guru-guru
SMAN 1 Karanganyar, Dengan kolaborasi sesama guru akhirnya pada tanggal 15 Maret
2022 terbentuklah Komunitas Praktisi Guru SMAN 1 Karanganyar.

Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang
berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi
dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala
sekolah dan pengawas sekolah.

Komunitas praktisi memberikan wadah bagi para guru untuk belajar dan berpartisipasi
dalam pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota komunitas dapat berupa
berbagai kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan bersama-sama. Dengan
begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk mandiri dan berdaya memenuhi
kebutuhan profesionalismenya. Maka dari itu penting bagi semua anggota komunitas untuk
berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di dalam komunitas tersebut. Penjelasan
selengkapnya tentang komunitas praktisi ada pada lampiran 24.

[Type text] Page 4

5. Refleksi Terbimbing
Pada pembelajaran refleksi terbimbing CGP dapat melakukan refleksi dan

metakognisi terhadap proses pembelajaran yang telah di lalui serta menggunakan
pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diampunya. Sesi
pembelajaran ini juga akan diberikan kesempatan untuk melakukan konsultasi daring
asinkron secara khusus dalam kelompok kecil, sehingga dapat membawa langsung
permasalahan dalam konteks nyata yang dihadapi di sekolah. Dibawah ini adalah hasil
refleksi saya :

6. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi demostrasi kontekstual CGP dapat membuat Rencana pembelajaran

berdiferensiasi dan mengevaluasi efektivitas RPP yang dibuat oleh sesama rekan CGP. (peer
assessment). Karya saya pada sesi ini dapat dilihat pada link
https://www.youtube.com/watch?v=GsTI5tuuLhs&t=37s

[Type text] Page 5

7. Jurnal Refleksi Minggu ke-9

2.1.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 9

Model 9: Gaya Round Robin

a. Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa Anda merasa
hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya?
Modul 2 dimulai hari senin tanggal 7 februari 2022. Kegiatan ini dimulai dengan pretest
terlebih dahulu meski hasil pretest saya tidak terlalu memuaskan akan tetapi saya akan
selalu berusaha untuk semangat belajar. Diahri berikutnya pembelajaran dilanjutkan
dengan mulai dari diri, eksplorasi konsep dimana CGP belajar mandiri dengan menyerap
ilmu sendiri dan menjawab pertanyaan. Kemudian dilanjutkan Ruang kolaborasi kami
bekerja kelompok untuk membuat RPP berdiferensiasi, kelompok disesuaikan dengan
jenjang atau tingkat pendidikan kami mengajar, karena saya SMA kami bekerja dengan
kelompok SMK kebetulan di kelas saya hanya ada 1 SMA yaitu saya 1 lagi SMK
sehingga dikelompok saya hanya berdua. Materi modul 2.1 ini sebenarnya sudah saya
terapkan disekolah hanya saja secara teori mungkin saya belum mendalami yang saya
lakukan ini namanya apa. Saya mengampu matematika sedikit banyak saya selalu
menerapkan diferensiasi proses, sedangkan diferensiasi produk saya terapkan setelah
saya belajar di PGP ini. Ada banyak ide muncul setelah belajar di PGP ini. Jadi pada
materi minggu ini hal yang sudah saya kuasai adalah diferensiasi proses.

b. Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan Anda
lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Hal yang belum saya kuasai, masih ngambang dalam minggu ini adalah diferensiasi
konten karena materi saya matematika SMA otomatis materi bab subab sudah dipatok
dari kurikulum, hal ini membuat saya harus banyak belajar lagi bagaimana memunculkan
ide tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut saya akan belajar lagi cari tahu lebih banyak
lagi dengan baca buku atau Tanya ke instrukstur atau siapa saja yang lebih tahu bisa
kolaborasi dengan teman sejawat berbagi ilmu dan sharing.

c. Apa hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini? Ceritakan hal-hal
apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan.
Penerapan diferensiasi konten dan diferensiasi proses di masa pandemic akan sangat
terbatas. Hal ini membuat saya harus banyak berfikir bagaimana menciptakan

[Type text] Page 6

pembelajaran tersebut agar tercapai dengan waktu terbatas saat ini. Kebetulan kelas yang
saya ampu adalah proses IPS, masa pandemic seperti ini langkah pertama yang harus say
lakukan adalah menumbuhkan semangat belajar anak-anak terlebih dahulu. Membuat
pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan murid hal ini sangat diperlukan.
Semoga saya bisa mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan menerapkan
sesuai ilmunya serta konsep-konsepnya juga masuk.

8. Elaborasi Pemahaman
Pada sesi ini CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang pembelajaran

berdiferensiasi lewat proses tanya jawab dan diskusi bersama instruktur, namun sebelumnya
CGP diminta untuk meningkatkan pemahamannya dengan membaca materi tentang 7 Alasan
mengapa pembelajaran berdiferensiasi dapat berhasil dan beberapa contoh scenario
pembelajaran berdiferensiasi, hal ini bisa dilihat pada lampiran 2 dan 3. Pembelajaran pada
sesi elaborasi pemahaman bisa dilihat pada link
https://drive.google.com/file/d/11yvmXech4XTbZmaz-8DkzkCql2c_TlQ-/view.

9. Koneksi Antar Materi

Sesi koneksi antar materi CGP menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang
meningkat dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. CGP membuat
kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana
hal ini dapat dilakukan di kelas dan dapat menjelaskan bagaimana pembelajaran
berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil
belajar yang optimal serta menjelaskan bagaimana saya melihat kaitan antara materi dalam
modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak. Selengkapnya dapat
dilihat pada link https://www.youtube.com/watch?v=AUfy4cQxQsc.

[Type text] Page 7

10. Aksi Nyata
Dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam

modul ini, CGP dapat mengevaluasi rencana pembelajaran yang telah dibuat dan dapat
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelasnya sendiri.

C. Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
1. Mulai dari Diri
Pada sesi Mulai dari Diri diharapkan CGP mampu mengaitkan peranan aspek sosial
dan emosional dalam keseharian sebagai guru, secara lengkapnya bisa dilihat pada lampiran
4.

2. Jurnal Refleksi Minggu ke-10

2.1.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 10

Model 9: Gaya Round Robin

a. Hal yang paling saya kuasai setelah pembelajaran pecan ini adalah pada sesi sinkron
bertemu dengan instruktur, pada sesi ini saya bisa bertanya apa saja yang saya ingin tahu
kepada instruktur atau teman sesama CGP, dalam room yang lumayan besar, bisa pula
bertukar pengalaman selama mengikuti PGP ini. Pada pecan ini dilanjutkan dengan
membuat konten tentang koneksi antar materi pembelajaran diferensisasi yang dikaitkan
dengan modul sebelumnya. Saya merasa materi pemebelajaran diferensiasi ini cukup
menguasai karena saya belum lama ini PPG dan kebetulan materi ini telah disampaikan
termasuk bagaimana pembuatan RPP pembelajaran berdiferensiasi.

[Type text] Page 8

b. Hal yang belum saya kuasai setelah pembelajaran pecan ini adalah tentang modul 2.2.
Pada pecan ini juga mulai dari diri dan eksplorasi konsep tentang social emosional. Pada
eksplorasi konsep tentang sosial emosional pada minggu ini belum bisa menguasai secara
penuh dan penerapan belum bisa secara konsisten. Berdoa mungkin bisa saya kategorikan
dalam kegiatan social emosional, walaupun berdoa sudah kami biasakan pada saat
memulai pelajran secara rutin namun kami belum secara terstruksur anak diarahkan
seperti teorinya CASEL. Saya akan berusaha melakukan teori CASEL semampu saya.

c. Pembelajaran minggu ini menurut saya tidak ada yang membingungkan hanya saja
mungkin tentang pembagian waktu mengerjakan tugas –tugasnya saja yang perlu
diprioritaskan.

3. Eksplorasi Konsep

Pada sesi Eksplorasi Konsep diharapkan CGP dapat :

a. Menunjukkan pemahaman tentang kesadaran penuh (mindfulness).
b. Menunjukkan pemahaman tentang 5 kompetensi sosial-emosional yaitu kesadaran diri,

pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan sosial dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab.
c. Menunjukkan pemahaman tentang pendekatan berkesadaran penuh (mindfulness) dalam
pembelajaran 5 kompetensi sosial-emosional.

Pembelajaran ini dimulai dengan membayangkan pada suatu hari harus melakukan
banyak sekali pekerjaan. Selain tugas mengajar di depan kelas, mengoreksi pekerjaan murid
dan memberikan umpan balik, menghadiri rapat dengan orang tua murid untuk
mendiskusikan masalah kedisiplinan dan disusul dengan menulis laporan kepada kepala
sekolah, dan berbagai tugas sebagai wali kelas atau panitia kegiatan sekolah sudah antri
untuk dikerjakan. Apa yang di rasakan saat itu? Mungkin merasa sulit bekerja dengan
optimal, mungkin sulit berkonsentrasi saat bersama murid di kelas, merasa kurang sabar saat
berkomunikasi dengan orang tua murid, atau akhirnya lupa mengecek artikel untuk buletin
sekolah hingga sudah larut malam. Belum lagi, dengan berbagai tugas di atas, seorang guru
juga dibutuhkan untuk mendampingi dan membimbing tumbuh-kembang murid. Selain
pendidik, murid-murid pun mengalami situasi yang sama. Mereka dihadapkan dengan
berbagai tantangan untuk dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan

[Type text] Page 9

dirinya. Selain tugas-tugas akademik, mereka juga harus mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan fisik, hubungan dengan teman sebaya, mencapai kemandirian dan tanggung
jawab diri dalam keluarga dan masyarakat, menyiapkan rencana studi dan karier, dan lain-
lain. Untuk menghadapi berbagai situasi dan tantangan yang kompleks ini, baik pendidik
maupun murid membutuhkan berbagai bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat
mengelola kehidupan personal maupun sosialnya. Pembelajaran di sekolah harus dapat
mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, baik aspek kognitif, fisik, sosial dan
emosional. Diharapkan, Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dalam modul ini dapat
membantu pemahaman dan penerapan Bapak/Ibu CGP dalam mengelola aspek sosial dan
emosional diri sendiri sekaligus dapat menerapkannya pembelajaran sosial dan emosional
pada murid secara lebih sistematik dan komprehensif.

Bapak Ki Hajar Dewantara mengemukakan pembelajaran holistik dalam filosofi
budi pekerti (diambil dari Presentasi “Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki
Hajar Dewantara, Syahril, 2020):

“Pendidikan Budi Pekerti berarti pembelajaran tentang batin dan lahir. Pembelajaran batin
bersumber pada “Tri Sakti”, yaitu: cipta (pikiran), rasa, dan karsa (kemauan), sedangkan
pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga/perbuatan. Pembelajaran budi pekerti
adalah pembelajaran jiwa manusia secara holistik. Hasil dari pembelajaran budi pekerti
adalah bersatunya budi (gerak pikiran, perasaan, kemauan) sehingga menimbulkan tenaga
(pekerti). Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam
tajamnya pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.”

Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran budi pekerti tidak lain adalah menyokong
perkembangan hidup anak-anak lahir dan batin, dari sifat kodrati menuju arah peradaban
dalam sifatnya yang umum. Pengajaran ini berlangsung sejak anak-anak hingga dewasa
dengan memperhatikan tingkatan perkembangan jiwa mereka (Ki Hajar Dewantara dalam
Mustofa, 2011).

Pemerintah juga menyadari pentingnya peran sekolah dalam mengembangkan
pendidikan yang dapat mendorong harmonisasi aspek kognitif, sosial dan emosional murid
dengan mengeluarkan Permen Kemendikbud No. 20 tahun 2018. Permen tersebut mengatur
tentang Pendidikan Penguatan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal. Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan

[Type text] Page 10

pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah
rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM). PPK berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara menyeluruh
dan terpadu, keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing
lingkungan pendidikan; dan berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam
kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan

secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini

memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan

menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai

aspek sosial dan emosional. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan:

a. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
(kesadaran diri)

b. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)

c. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

d. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun
relasi)

e. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab)

Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dapat dilakukan dengan 4 cara:

a. Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit

b. Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar
guru dan gaya interaksi dengan murid

c. Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid

d. Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.

Pendekatan SEL yang efektif seringkali menggabungkan empat elemen yang diwakili

oleh akronim SAFE (https://casel.org/what-is-sel/approaches/):

[Type text] Page 11

a. Sequential/berurutan: Aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi untuk mendorong
pengembangan keterampilan

b. Active/aktif: bentuk Pembelajaran Aktif yang melibatkan murid untuk menguasai
keterampilan dan sikap baru

c. Focused/fokus: ada unsur pengembangan keterampilan sosial maupun personal

d. Explicit/eksplisit: tertuju pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu
secara eksplisit.
Penjelasan lengkapnya tentang mindfulness dapat dilihat pada lampiran 5, kemudian

bagaimana kerja otak dapat dilihat pada lampiran 6. Kesadaran diri untuk mengenali emosi
dapat dilihat pada lampiran 7. Lampiran 8 berisi tentang pengelolaan diri untuk mengelola
emosi dan focus untuk mencapai tujuan. Lampiran 9 tentang Kesadaran social dalam hal
ketrampilan berempati. Lampiran 10 tentang ketrampilan berelasi dalam kerja sama dan
resolusi konflik. Lampiran 11 tentang pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Lampiran 12 disajikan beberapa contoh pembelajaran social emosional yang dapat menjadi
inspirasi bagi CGP.

4. Jurnal Refleksi Minggu ke-11

2.1.a.10.3. Jurnal Refleksi - Minggu 11

Model 9: Gaya Round Robin

a. Pada minggu ini bertepatan dengan persiapan penilaian tengah semester, sehingga
pekerjaan tentunya banyak sekali. Membuat soal penilaian tengah semester, mengerjakan
tugas di LMS, juga tugas untuk persiapan pendampingan ke-3 dan lokakarya ke-3, semua
ada tugasnya. Hal yang pertama saya lakukan tentu tugas saya sebagai pendidik harus
saya selesaikan terlebih dahulu membuat soal matematika wajib dan matematika
peminatan kelas x. Setelah selesai kemudian saya menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan
dan tugas di LMS melanjutkan dari eksplorasi konsep yang terdiri dari 14 hal dan 5
kasus, buat saya ini soal yang lumayan banyak. Hal yang paling saya kuasai setelah
pembelajaran pada minggu ini adalah Mengerjakan soal-soal di LMS karena
mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan di LMS bisa saya kerjakan kapan saya tanpa
melibatkan orang lain, yang penting saat itu saya focus konsentrasi saya bisa
mengerjakan.

[Type text] Page 12

b. hal yang belum saya kuasai setelah pembelajaran pada minggu ini adalah untuk
meluangkan waktu membuat komunitas praktisi, karena waktu yang saat ini masih
pandemic kesulitan untuk mengumpulkan beberapa orang dan juga rekan sejawat yang
penuh dengan kegiatan sekolah. Pada minggu ini rekan-rekan guru kebetulan bertepatan
dengan pemberkasan SKTP sehingga kesulitan untuk meminta teman2 berkumpul,
walaupun kemarin kami rekan sejawat sempat berkumpul namun hanya sebentar, hanya
meminta umpan balik saja. Sedangkan untuk murid karena persiapan PTS kamipun hanya
sempat berkumpul sebentar. Sedangkan untuk mengundang orang tua murid belum saya
lakukan karena terkendala waktu, mungkin dalam waktu dekat ini akan saya lakukan.

c. Tugas dari PGP ini sebenarnya tidak membingungkan hanya waktunya saja yang kami
tidak bisa langsung. Membentuk komunitas praktisi itu membutuhkan orang lain
sehingga kita melihat kondisi orang lain juga tidak bisa serta merta langsung jadi.

5. Ruang Kolaborasi
Pada sesi Ruang Kolaborasi CGP bersama dengan fasilitator melakukan

pembelajaran secara sinkronus dengan tujuan pembelajaran CGP dapat menguraikan bentuk
penerapan pembelajaran 5 kompetensi sosial-emosional sesuai dengan jenjang pendidikan
masing-masing. melakukan aktivitas berkelompok bersama guru-guru dari kelompok jenjang
pendidikan yang sama. Ini saatnya saya memperdalam pemahaman saya melalui aktivitas
yang memungkinkan saya saling melempar ide, mendengarkan ide rekan CGP lain, bertanya,
mengklarifikasi pemahaman ataupun miskonsepsi yang mungkin masih saya miliki.
Selanjutnya saya mempresentasikan hasil kolaborasi dalam kelompok tersebut dalam
kelompok besar untuk saling belajar, berbagi, dan menguatkan. Ruang kolaborasi hari ke-1
secara lengkap dapat dilihat pada link
https://drive.google.com/file/d/1uhTZNfysd8d37lQNMq_yr33moVsawPf7/view.

Pada sesi Ruang Kolaborasi hari ke-2 saya bersama rekan kelompok telah melakukan
analisis dan menyusun 5 ide baru penerapan 5 KSE sesuai dengan karakteristik jenjang
pendidikan yang saya ampu, dan saya tuangkan pada tabel 3.2. Selanjutnya, saya akan
bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar dalam ruang virtual yang telah disediakan
untuk mempresentasikan tabel yang telah dibuat tadi, dan masing-masing kelompok
akan saling menncermati hasil tabel 3.2 milik kelompok lain. Hasil diskusi dari kelompok
saya yang sudah saya presentasikan bersama dengan fasilitator dan CGP lainya bisa dilihat
pada lampiran 13.

[Type text] Page 13

6. Refleksi Terbimbing
Pada sesi ini CGP dapat melakukan refleksi dan metakognisi terhadap proses

pembelajaran yang telah dilalui serta menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang diampunya. Secara lengkapnya tugas pada Refleksi Terbimbing
dapat dilihat pada lampiran 14.
7. Demonstrasi Kontekstual

Pada sesi Demonstrasi Kontekstual ini CGP dapat menerapkan pembelajaran sosial
dan emosional berbasis kesadaran penuh dalam mata pelajaran yang diampu. Diruang Ini
saatnya bagi saya untuk menerapkan pembelajaran kompetensi sosial dan emosional
berbasis kesadaran penuh yang sudah saya pelajari, ke dalam perancangan mata pelajaran
yang saya ampu. RPP PSE secara lengkapnya bisa dilihat pada lampiran 15 dan 16.

8. Jurnal Refleksi Minggu ke-12
2.2.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 12

Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok
untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan kunci
yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:
a. Connection

Kegiatan saya pada pecan ini meliputi Ruang kolaborasi sesi kerja kelompok dan ruang
kolaborasi sesi presentasi hasil kerja kelompok tentang kompetensi Sosial Emosional.
Hari berikutnya dilanjutkan dengan Demonstrasi Kontekstual, pada ruang ini saya
menyajikan RPP yang mengandung pembelajaran social emosional. Pada minggu ini
saya awalnya belum begitu paham apa itu KSE sehingga saya agak lama mengumpulkan
tugasnya. KSE ini sangat erat sekali kaitanya dengan peran saya sebagai guru penggerak
karena disana banyak sekali kemampuan emosiaonal yang pahami yang sebelum saya
belajar di guru penggerak ini masih kurang begitu memperhatikan dan menyepelekan
seakan-akan seperti tidak dibutuhkan, namun ternyata setelah belajar dan mempraktekkan
sendiri banyak sekali manfaatnya.
b. Challenge
Materi atau pendapat dari nara sumber selaras dengan apa yang saya praktikkan
disekolah saya, dan saya akan berusaha untuk menggali potensi saya tentang social
emosional ini dalam setiap penerapan kehidupan sehari-hari.

[Type text] Page 14

c. Concept
Dalam pembelajaran tidak cukup hanya penyampaian materi pengetahuan akademik saya
akan tetapi kita sebagai pendidik harus bisa memberikan latihan atau bimbingan dan
mengarahkan kemampuan social emosional anak didik kita.

d. Change
Akan melakukan pembelajaran yang mengandung KSE dari setiap pertemuan atau diluar
pembelajaran agar kemampuan anak tidak hanya kemampuan pengetahuan akademik saja
akan tetapi moral, social dan emosionalnya juga bagus. Dengan harapan ketika anak
memiliki social emosional bagus juga pengetahuan akademiknya juga bagus

9. Elaborasi Pemahaman

Pada sesi ini CGP dapat menggali ide-ide untuk mengkonsolidasi dan menumbuh
kembangkan pembelajaran kompetensi sosial dan emosional baik di kelas, sekolah dan
komunitas sekitar. Dalam dua jam pelajaran , CGP akan memiliki kesempatan untuk
melakukan konferensi video untuk bertemu dengan instruktur. Pada sesi sinkronus dengan
instruktur CGP dapat menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang masih terkait dengan
praktik pembelajaran sosial dan emosional melalui kuesioner pertanyaan. CGP juga diberi
ruang untuk menyampaikan potensi, keraguan, dan tantangan dalam pembelajaran sosial dan
emosional.

10. Koneksi Antar Materi

Pada sesi Koneksi antar Materi CGP dapat menunjukkan keterkaitan antara materi
pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh dengan pembelajaran
berdiferensiasi . CGP diminta untuk mencermati dan merenungkan apakah hubungan
pembelajaran sosial emosionnal dengan modul pembelajaran berdiferensiasi dalam
memenuhi pembelajaran yang berpihak pada murid?. Kali ini, CGP diajak
untuk merumuskan koneksi antara pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran
penuh dengan modul pembelajaran berdiferensiasi. Secara lengkapnya tugas 2.2.a.9 Koneksi
Antar Materi PSE dapat dilihat pada lampiran 17.

[Type text] Page 15

11. Aksi Nyata

Pada sesi Aksi Nyata CGP dapat melakukan aksi nyata pembelajaran kompetensi
sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh dan mendokumentasikannya. Pada sesi
pembelajaran terakhir dari Modul Pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional CGP
mengintegrasikan pemahaman dari modul sebelum ini, yaitu Pembelajaran Diferensiasi. Aksi
Nyata saya dapt dilihat pada link
https://drive.google.com/file/d/15Hylm5enYl4CncWgTjqjw0g9-R7-napC/view?usp=sharing
dengan perangkat pada link
https://drive.google.com/drive/folders/1_FyIMnRznCD1eq_aCKVW9xa19UfrACM?us
p=sharing.

D. Modul 2.3 Coaching
1. Mulai dari Diri

Modul 2.3 sesi Mulai dari Diri bertujuan agar peserta mampu mengidentifikasi
pengetahuan dan pengalaman yang menggambarkan peran mereka sebagai pendidik dalam
berbagai situasi dan mengidentifikasi keterampilan berkomunikasi coaching di dunia
pendidikan. Sebagai seorang guru tentunya sering menjumpai banyak kasus atau tantangan
yang terkait dengan potensi para murid. Kasus dan tantangan tersebut seringkali menjadi
penghambat kemajuan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan
seutuhnya di sekolah. Oleh karena itu, respon cepat dari saya sebagai pendidik sangat
diperlukan. Tugas Mulai dari Diri secara lengkap bisa dilihat pada lampiran 18.

2. Pendampingan Individu ke-2

Pada kegiatan ini, CGP diminta untuk mengisi umpan balik survey 3600 kepada rekan
sejawat, siswa, kepala sekolah dan diri sendiri. Adapun tahapan yang dilakukan oleh CGP
adalah sebagai berikut :

a. CGP mengunduh format umpan balik pada folder format umpan balik.
b. Memberikan format umpan balik kepada 5 orang rekan guru, 5 orang siswa dan kepada

kepala sekolah untuk diisi.
c. Memasukkan hasil umpan balik yang telah dilakukan oleh rekan guru, kepala sekolah,

dan siswa (silahkan pilih umpan balik siswa sesuai dengan yang diajar), serta yang
dilakukan oleh CGP itu sendiri.

[Type text] Page 16

Hasil umpan balik selengkapnya bisa dilihat pada link https://lms21-
gp.simpkb.id/course/view.php?id=324&sectionid=25569 dan dokumentasi bisa dilihat pada
lampiran 25.

3. Lokakarya 3

Lokakarya ke-3 dilaksanakan pada sabtu tanggal 19 Maret 2022 yang bertempat di 2 tempat,
sebagian di The Alana Hotel & Convention Center Jl Adi Sucipto 57174 Colomadu,
Karanganyar dan Hotel Ramada Suites Jl.adi Sucipto 56, Gajahan Karanganyar. Tema
lokakarya ke-3 ini adalah Visi dan Aksi Sekolah Berpihak pada Murid
Pembuatan kesepakatan belajar, berbagi kebanggaan menjadi Guru dan KS, mengenali
harapan murid, merumuskan guru ideal dan sekolah berpihak pada murid, merumuskan cita-
cita dan aksi sekolah berpihak pada murid, memilih pelaksanaan komitmen jangka pendek
Guru dan KS, penutup dan tindak lanjut. Hasil dari lokakarya ke-3 ini di harapkan
Pemahaman Guru dan KS terhadap harapan murid, Visi Misi sekolah berpihak pada murid,
Komitmen Guru dan KS. Dokumentasi dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
23.

4. Jurnal Refleksi Minggu ke-13

2.2.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 13

Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok

untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan kunci

yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:

a. Connection

Kegiatan pada minggu ini dimulai dengan Elaborasi pemahaman bersama Instruktur.

Hari berikutnya dilanjutkan dengan Koneksi antar materi yang mana CGP membuat

kesimpulan keterkaitan anatara modul 2.2 tentang pembelajaran social emosional dengan

materi sebelumnya. Setelah itu jadwal selanjutnya adalah aksi nyata namun karena

minggu ini akan dilaksanakan lokakarya ke-3 yang seharusnya lokakarya dilaksanakan

pada tanggal 12 maret diundur menjadi 19 maret. Pada hari itu kami CGP menyiapkan

hal-hal yang diperlukan untuk lokakarya ke-3 tersebut. Persiapan yang saya lakukan

untuk lokakarya ke-3 anatara lain rancangan dan program komunitas praktisi 6 bulan

kedepan dan Refleksi dan umpan balik dari murid, orang tua, rekan sejawat dan kepala

sekolah terkait pembelajaran saya dibandingkan sebelum mengikuti PGP dengan tujuan

untuk membuat program sekolah, dan visi misi sekolah. Dalam penyusunan visi misi

[Type text] Page 17

sekolah perlu memperhatikan sumber daya atau kompetensi yang ada disekolah itu dan
diakitkan dengan tujuan CGP dalam mewujudkan profil pelajar pancasila.
b. Challenge
Materi atau pendapat dari nara sumber selaras dengan apa yang saya praktikkan
disekolah saya, dan saya akan berusaha untuk menggali potensi saya tentang social
emosional ini dalam setiap penerapan kehidupan sehari-hari.
c. Concept
Dalam pembelajaran tidak cukup hanya penyampaian materi pengetahuan akademik saya
akan tetapi kita sebagai pendidik harus bisa memberikan latihan atau bimbingan dan
mengarahkan kemampuan social emosional anak didik kita.
d. Change
Akan melakukan pembelajaran yang mengandung KSE dari setiap pertemuan atau diluar
pembelajaran agar kemampuan anak tidak hanya kemampuan pengetahuan akademik saja
akan tetapi moral, social dan emosionalnya juga bagus. Dengan harapan ketika anak
memiliki social emosional bagus juga pengetahuan akademiknya juga bagus.

5. Eksplorasi Konsep

Pada sesi Eksplorasi Konsep CGP diharapkan dapat :

a. Memahami konsep coaching dalam konteks pendidikan
b. Mengidentifikasi perbedaan antara coaching dengan mentoring dan konseling dalam

konteks pendidikan
c. Menunjukkan pemahaman tentang Komunikasi yang memberdayakan sebagai

keterampilan dasar coaching
d. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang efektif dalam rangka coaching pada murid
e. Mendemonstrasikan pemahaman mengenai model coaching TIRTA
f. Mengidentifikasi langkah-langkah dalam model coaching TIRTA
g. Menganalisa setiap proses coaching dan mengeksplorasi teknik yang digunakan dalam

coaching.

Pada kegiatan Eksplorasi Konsep, CGP akan melakukan kegiatan mandiri untuk mempelajari
materi melalui kegiatan membaca dan menjawab pertanyaan, dan diskusi asinkron untuk

[Type text] Page 18

menguatkan pemahaman CGP terkait materi yang dipelajari. Adapun materi yang akan
dipelajari adalah:

a. Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan
b. Komunikasi Yang Memberdayakan
c. TIRTA Sebagai Model Coaching.

Tugas secara lengkapnya bisa dilihat pada link https://lms21-
gp.simpkb.id/mod/questionnaire/myreport.php?instance=37026&user=9730&byresponse=1
&action=vresp atau lampiran 19 sampai dengan 21.

6. Ruang Kolaborasi
Pada kegiatan Ruang Kolaborasi Modul 2.3 diharapkan CGP dapat melatih

keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan membentuk komunitas praktisi
untuk melakukan praktek coaching model TIRTA. Pada hari ke-1 sesi latihan dapat dilihat
pada link https://drive.google.com/file/d/1xD541eUn-F3GFp-S3O9emHdSIrkp_6vt/view
kemudian pada sesi praktek kerja kelompok dapat dilihat pada link
https://drive.google.com/file/d/1g3A5P0xsF803hFTcNZydKYFlE3GeN5uD/view. Hasil
unggah tugasnya bisa dilihat pada link
https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1FxzIyQFPy7ty72fTcyGqoV-6t0BDxNMD.

7. Jurnal Refleksi Minggu ke-14
2.2.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 14

Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok
untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan kunci
yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:

a. Connection
Kegiatan pada minggu ini diawali dengan Mulai dari diri dilanjutkan eksplorasi konsep
tentang coaching. Kemudian ruang kolaborasi CGp praktik menjadi coach, coachee dan
pengamat dari setiap kasus yang telah disajikan di LMS. Pada ruang kolaborasi inilah
saya bisa menilai sesame teman CGP dan melakukan refleksi diri pada saat praktik
coaching. Selama ini ternyata yang saya lakukan cenderung menjadi mentor terhadap

[Type text] Page 19

anak didik saya. Semestinya saya sebagai pendidik bisa memposisikan diri kapan
menjasing konselor, kapan menjadi mentor dan kapan sebagai coaching. Pada minggu ini
saya bisa membedakan apa itu konselor, mentor atau coaching.Coaching merupakan
bagian dari proses pendidikan untuk mengarahkan anak pada kehidupan yang bahagia.
b. Challenge
Materi atau pendapat dari nara sumber selaras dengan apa yang saya praktikkan
disekolah saya, dan saya akan berusaha untuk menggali potensi saya tentang coaching ini
dalam setiap penerapan kehidupan sehari-hari.
c. Concept
Dalam pembelajaran tidak mungkin tanpa kendala atau masalah, dan dalam
menyelesaikan masalah kadang kala tidak bisa sendiri, butuh bantuan orang lain atau
kerjasama, kolaborasi sesame coachee.
d. Change
Akan memberikan arahan kepada anak didik saya yang bermasalah dengan menggali
kemampuan mereka agar bisa memiliki ide untuk memecahkan masalahnya sendiri dan
bertanggung jawab atas apa yang sudah direncanakan.

8. Refleksi Terbimbing

Pada sesi ini CGP dapat melakukan refleksi dan metakognisi terhadap proses
pembelajaran yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang diampunya. Selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 22.

9. Demonstrasi Kontekstual

Setelah melakukan refleksi terbimbing, tentunya saya sudah memiliki bekal yang
cukup untuk melakukan praktik coaching lebih lanjut. Pada pembelajaran keenam ini saya
akan melakukan satu (1) praktik kegiatan coaching nyata di sekolah tempat saya bekerja
sesuai dengan model TIRTA. Coachee dapat merupakan murid atau rekan kerja. CGP
membentuk komunitas praktisi di sekolah asal dengan melibatkan murid atau rekan guru
sebagai coachee. Praktik yang saya lakukan dapat dilihat pada
link https://drive.google.com/file/d/1D-
eDW9vDphu5oKrsPkxfaD1IsiYLodQ1/view?usp=sharing.

[Type text] Page 20

10. Elaborasi Pemahaman

Pada fase ini saya berdiskusi untuk mengelaborasi pemahaman saya bersama
instruktur secara tatap maya mengenai konsep coaching dalam konteks pendidikan. Pada sesi
ini, saya mendiskusikan video yang saya buat dalam sesi ruang kolaborasi dan demonstrasi
kontekstual. Selama menyimak, saya diharapkan membuat catatan tanggapan saya mengenai
hal-hal yang baik dan yang masih perlu ditingkatkan dari video praktek coaching tersebut.
Saya juga diharapkan membuat pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya hendak ditanyakan
lebih lanjut kepada para instruktur terkait pemahaman saya pada keseluruhan materi
modul Coaching ini. Selanjutnya, bersama instruktur, saya mendiskusikan hal tersebut dan
bersama-sama membuat kesepakatan pemahaman mengenai coaching dalam konteks
Pendidikan. Selengkapnya dapat dilihat pada link https://drive.google.com/file/d/1FrtotGjE-
tp0-NkSgx-JDdk_DixPu1DY/view.

11. Jurnal Refleksi Minggu ke-15

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15

Model 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R).

Model refleksi 5M diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013).
5M terdiri dari langkah-langkah berikut:

a. Mendeskripsikan (Reporting)

Pada minggu ini kegiatan Pendidikan Guru Penggerak diawali dengan Refleksi
terbimbing diharapkan CGP dapat melakukan refleksi dan metakognisi terhadap proses
pembelajaran yang telah di lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang diampunya. Hari berikutnya dilanjutkan dengan Demonstrai
Kontekstual yaitu praktik coaching dengan siswa. MInggu ini kebetulan disekolah sedang
diadakan ujian sekolah kelas XII sehingga untuk melakukan praktek coaching saya
memanggil anak kesekolah secara khusus. Dalam praktik coaching ini kendala saya adalah
anak cenderunng masih malu-malu untuk bercerita atau diskusi jawabnya cenderung pendek-
pendek kalimatnya dan tidak dengan suara yang keras sehingga hasil rekaman kurang
maksimal. Kemudian hari berikutnya adalah Elaborasi pemahaman bersama Instruktur.

[Type text] Page 21

Disesi ini saya bisa bertambah paham apa itu coaching dan bagaimana membedakan antara
coaching, konseling dan mentoring.

b. Merespon (Responding)
Pada sesi Elaborasi pemahaman dengan Instruktur kami banyak berlatih dan bisa
membedakan antara konseling, mentoring dan coaching. Sebelum saya memahami modul
ini hal yang saya lakukan kepada anak didik saya adalah konseling dan mentoring. Saya
belum terbiasa melakukan coaching, apalagi masa pandemic ini anak didik saya
kecenderungan untuk diam dan jawab singkat ketika diajak diskusi.

c. Mengaitkan (Relating)
Setelah masa pandemic seperti ini anak susah untuk bercerita banyak dengan gurunya
mereka lebih suka bercerita dimedsos. Dengan kondisi seperti itu walaupun saya belum
terbiasa coaching namun akan berusaha untuk merubah kebiasaan konseling dan
mentoring itu menjadi coaching. Untuk terampil dalam coaching memang butuh latihan
dan tidak cukup hanya sekali. Agar coaching dapat dilakukan dengan baik butuh
kompetensi social emosional dan kompetensi seorang coach yang berpancasila.

d. Menganalisis (Reasoning)
Dengan adanya masa pandemic yang belum juga usai maka anak cenderung diam
sehingga susah untuk digali ide-ide untuk menemukan solusi dari permasalahan yang

e. Merancang ulang (Reconstructing)
Dengan adanya kendala yang saya hadapi hal yang saya lakukan adalah untuk selalu
melatih anak didik dan saya sebagai coach latihan tidak hanya sekedar mengerjakan
tugas. Praktek coaching ini tidak hanya bisa diterapkan disekolah akan tetapi bisa juga
diterapkan kepada anak-anak kita, atau lingkungan kita pada kondisi non formal.

12. Koneksi Antar Materi

Pada fase ini saya meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:
Pembelajaran yang berpihak pada murid dan membuat sebuah koneksi antar materi belajar
yang sudah saya lakukan. Selengkapnya dapat dilihat pada link
https://www.youtube.com/watch?v=fxYdC0yhD74&t=69s.

[Type text] Page 22

13. Aksi Nyata
Telah sampai pada bagian akhir dari pembelajaran pada modul Coaching. Pada

tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERRDEKA, CGP akan mempersiapkan diri untuk
mempraktikkan keterampilan komunikasi dengan pendekatan coaching di lingkungan
sekolahnya. Praktik coaching ini sendiri akan dilaksanakan pada saat pendampingan individu
keempat bersama Pengajar Praktik (PP).

Praktik coaching sudah saya laksanakan, koreksi saya dalam praktik ini adalah
kurangnya terampil dalam membuat pertanyaan untuk menggali potensi coachee. Masih
butuh banyak berlatih. Coaching ini bermanfaat tidak hanya untuk anak didik disekolah akan
tetapi bisa juga diterapkan untuk anak-anak kita dirumah.

Lampiran secara lengkap dapat dilihat pada link
https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1cQ2XpGe7Kdqb0e80Rj6WkmU0gX6-c2uO.

14. Jurnal Refleksi Minggu ke-16

2.3.a.10.3. Jurnal Refleksi - Minggu 16

Model 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R) Model refleksi 5M
diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri dari
langkah-langkah berikut:

a. Mendeskripsikan (Reporting)
Pada minggu ini kegiatan dimulai dengan koneksi antar materi, yaitu mengaitkan materi
3.3 tentang coaching dengan materi sebelumnya modul 1. Hari berikutnya lanjut dengan
aksi nyata coaching, aksi nyata coaching dengan murid dan teman sejawat. Dengan murid
coaching untuk menumbuhkan potensi belajar anak sedangkan dengan teman sejawat
meyakinkan bahwa teman saya mampu mengikuti PGP angkatan 7 nanti, karena dia ragu
mau ikut apa tidak. Kemudian hasil rekaman sudah saya unggah di Demonstrasi
Kontekstual. Setelah aksi nyata dilanjutkan dengan posttest modul 2, pretest modul
modul 3 dan ruang mulai dari diri modul 3 termasuk Eksplorasi konsep.

b. Merespon (Responding)

[Type text] Page 23

Pada minggu ini aktivitas lumayan full selain ujian kelas XII juga tugas PGP yang
lumayan materi diatasnya dari pada modul 2. Pada minggu ini dikenalkan teori-teori
pengambilan keputusan, paradigm, prinsip dan langkah pengambilan keputusan. Disisni
saya masih begitu belum begitu paham membedakan dilema etika dengan bujukan moral.
c. Mengaitkan (Relating)
Dengan belajar modul ini saya mulai belajar langkah-langkah pengambilan keutusan
yang lebih baik dengan melalui beberapa uji dan pengumpulan fakta-fakta yang ada.
Sebelumnya saya ketika pengambilan keputusan cenderung ke terlalu cepat mengambil
keputusan tanpa melihat bagaimana efeknya terhadap diri sendiri dan masyarakat atau
melanggar peraturan atau tidak.
d. Menganalisis (Reasoning)
Sebelum belajar modul 3 ini pengambilan keputusan hanya melihat efek dari jangka
pendek dan peraturan, karena sekarang sudah mengetahui teori-teorinya untuk
selanjutnya pengambilan keputusan akan labih valid lagi dan memikirkan berbagai efek
dari sebab keputusan itu diambil.
e. Merancang ulang (Reconstructing)
Harapanya setelah nanti saya akan lebih paham lagi tentang pengambilan keputusan baik
itu secara formal didunia pendidikan sebagai pemimpin pembelajaran ataupun di
lingkungan non formal, di lingkungan sekitar saya.

E. Penutup
Laporan ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Pendidikan Guru

Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Karanganyar. Semoga laporan yang kami buat ini dapat

berguna suatu hari nanti. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penuyusunan laporan

ini. Laporan ini disusun sesuai dengan kenyataan yang telah terjadi di dalam pembelajaran
Pendidikan Guru Penggerak. Kami selama proses pembuatan dari tahapan awal sampai

dengan tahap penyelesaian laporan ini, banyak pengalaman yang kami dapatkan selama

melaksanakan tugas pembuatan portofolio ini. Kami berharap semoga dengan adanya

laporan ini dapat menjadi suatu kenangan manis yang akan bermanfaat bagi kehidupan kita
di kemudian hari. Mulai dari proses awal hingga akhir pembuatan laporan ini, sudah banyak

pihak-pihak lain yang membantu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1) Kemendikbud dan jajaranya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengikuti pendidikan guru penggerak.

[Type text] Page 24

2) Seluruh tim yang tergabung dalam program guru penggerak mulai dari Instruktur dan
Adminyang telah banyak memberikan banyak sekali pengalaman dan membantu
kelancaran tugas kami.

3) Fasilitator kami Ibu Hellie yang telah membimbing kami dalam mengerjakan tugas di
LMS.

4) Pengajar Praktek Siti Chotijah, S.Pd, M.Pd, yang telah membantu kami dalam
menerapkan praktik baik yang di dapat di pendidikan guru penggerak.

5) Drs Bagus Nugroho selaku Kepala SMAN 1 KAranganyar yang kemudian di gantikan
oleh Dra. Suliyastuti, M.M, atas kebijakan beliau berdua kami mendapatkan perijinan
dalam hal menerapkan praktik baik dan perijinan lainnya yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu.

6) Suyatmi, SE selaku KTU SMAN 1 Karanganyar yang selalu memberikan kami
kemudahan dalam setiap proses pelaksanaan pendidikan guru penggerak.

7) Teman-teman CGP angkatan 4 Kabupaten Karanganyar terutama kelas 039 yang saling
kolaborasi dengan baik dan selalu memberikan kami semangat.

8) Rekan-rekan kami pendidik di SMAN 1 Karanganyar yang telah banyak membantu.
9) Waka Kurikulum, Drs.Ibnu Ruslanto, M.Pd, sebab atas persetujuan Beliau program

kurikulum pengerjaan tugas-tugas kami lancar.
Kami mohon maaf kepada para pembaca jika dalam laporan dokumen ini ditemukan
kekurangan ataupun kesalahan-kesalahan.

[Type text] Page 25