2020
BUKU MATERI
BIMBINGAN DAN
KONSELING KELAS VIII
PENGEMBANGAN BIDANG PRIBADI,
SOSIAL, BELAJAR
1|Kelas VIII/ Semester Ganjil
Bimbingan dan Konseling
10/10/2020
Nilai dan Norma Sosial di Masyarakat
Kelas : VIII Jenis Layanan : Informasi
Semester : Ganjil
Waktu : 1 x 40 Menit Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pemeliharaan
Bidang Pengembangan: Bidang Sosial
A. Nilai Sosial
1. Definisi nilai sosial
Nilai pada hakekatnya adalah sifat dan kualitas yang melekat pada suatu obyek. Nilai
bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku
manusia. Nilai merupakan kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui
perilaku sosial orang yang memiliki nilai sosial. Nilai berperan sebagai pedoman yang
menentukan kehidupan setiap manusia, nilai manusia berada dalam hati nurani, kata hati
dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada berbagai
sistem nilai. Nilai sosial merupakan kualitas perilaku, pikiran, dan karakter yang
dianggap masyarakat baik dan benar, hasilnya diinginkan dan layak ditiru orang lain.
Nilai sosial merupakan sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat
dan merupakan dasar untuk merumuskan sesuatu yang benar dan penting.
2. Peran nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat
Beberapa peran nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat sebagai berikut:
a. Sebagai alat menentukan harga dan kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi.
Misal kelompok masyarakat ekonomi kaya, menengah dan kelas bawah.
b. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat, agar tercipta integrasi dan tertib sosial.
c. Memotivasi untuk mewujudkan diri dalam berperilaku sesuai yang diharapkan oleh
peran-perannya dalam mencapai tujuan.
d. Sebagai alat solidaritas yang mendorong masyarakat untuk saling bekerjasama demi
mencapai suatu tujuan.
e. Sebagai pengontrol, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat
baik.
3. Sumber nilai sosial dalam masyarakat
Nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada tiga hal, yaitu:
a. Bersumber dari Tuhan, yaitu yang biasanya diketahui melalui ajaran yang ditulis
dalam kitab suci. Berisi nilai-nilai yang dapat memberikan pedoman dalam bersikap
dan bertingkah laku terhadap sesama, misal: kasih sayang, ketaatan, kejujuran, hidup
sederhana, dll. Nilai bersumber dari Tuhan disebut nilai theonom.
b. Bersumber dari Masyarakat, yaitu masyarakat menyepakati sesuatu yang dianggap
baik dan luhur, kemudian dijadikan pedoman dalam bertingkah laku. Misalnya
kesopanan dan kesantunan terhadap orang tua. Nilai dari kesepakatan disebut nilai
heterogen.
2|Kelas VIII/ Semester Ganjil
c. Bersumber dari Individu, yaitu setiap individu masing-masing pasti memiliki sesuatu
yang baik, luhur dan penting. Misalnya kegigihan, semangat, kerja keras adalah
sesuatu yang penting untuk mencapai suatu kesuksesan dan keberhasilan. Nilai berasal
dari individu disebut nilai otonomi.
4. Ciri-ciri nilai sosial
Nilai sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Merupakan hasil dari interaksi sosial antar anggota masyarakat
b. Bisa dipertukarkan kepada individu atau kelompok lain.
c. Terbentuk melaui proses belajar.
d. Bervariasi antar masyarakat yang berbeda.
e. Bisa berbeda pengaruhnya terhadap setiap individu dan masyarakat.
f. Bisa berpengaruh positif atau negatif terhadap perkembangan pribadi seseorang.
g. Berisi anggapan-anggapan dari berbagai obyek dalam masyarakat.
B. Norma Sosial
1. Definisi norma sosial
Norma adalah petunjuk atau patokan perilaku yang dibenarkan dan pantas dilakukan
dalam menjalani interaksi sosial di suatu kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan nilai
sosial dan norma sosial adalah, dalam norma sosial ada sanksi sosial (penghargaan dan
hukuman), bagi orang yang menuruti atau melanggar norma tersebut.
2.
Norma bersifat memaksa sehingga seluruh anggota kelompok harus bertindak sesuai
dengan norma yang telah dibentuk sejak lama. Misal menghormati tamu yang datang,
bila tidak dilakukan akan dianggap tidak sopan dan tidak berpendidikan. Norma tidak
boleh dilanggar, yang melanggar akan kena sanksi misalnya, ke sekolah datang terlambat
akan dihukum tidak boleh masuk kelas, anak yang mencontek akan diberi sanksi tidak
boleh melanjutkan ulangan.
Moral dalam perwujudannya berupa peraturan atau prinsip-prinsip yang benar, baik,
terpuji dan mulia. Moral bisa berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
2. Aspek-aspek norma sosial di masyarakat
Norma sosial di masyarakat dibedakan menurut aspek-aspek tertentu tetapi yang satu
dengan yang lain saling berhubungan, yaitu:
a. Norma Agama
Norma Agama(religi), yaitu peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat
ditawar-tawar atau diubah karena aturannya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pelanggaran terhadap norma dikatakan berdosa. Norma agama ialah peraturan hidup
yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan ajaran-
ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini
akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “ siksa” kelak di akherat.
Contoh norma agama ini di antaranya ialah larangan untuk membunuh dan mencuri,
perintah untuk beribadah dan berbuat baik terhadap sesama.
b. Norma Kesusilaan
3|Kelas VIII/ Semester Ganjil
Norma kesusilaan, adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak. Norma kesusilaan, seseorang dapat membedakan apa yang
dianggap baik dan buruk. Pelanggaran terhadap norma berakibat pengucilan secara
fisik(dipenjara, diusir) atau secara batin (dijauhi). Misalnya, kehidupan pelacur,
tindakan korupsi, dsb.)
Norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari
manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat
penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh
seluruh umat manusia. Contoh norma ini di antaranya ialah larangan mencuri milik
orang lain, berlaku jujur, atau berbuat baik terhadap sesame manusia.
c. Norma Kesopanan
Norma Kesopanan, adalah peraturan sosial yang mengarah kepada hal-hal
bagaimana seseorang bertingka laku wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Pelanggaran terhadap norma akan mendapat celaan, kritik, dan pengucilan. Norma
kesopanan ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur
pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormatmenghormati. Akibat
dari pelangaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah
keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakekat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama
atau adat istiadat. Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia,
melainkan bersifat khusus dan setempat ( regional ) dan hanya berlaku bagi
segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan
masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Contoh norma ini di
antaranya adalah : mendahulukan wanita ketika di dalam kereta api, bus dan lain-lain,
terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi, tidak makan sambil berbicara,
tidak meludah di lantai atau di sembarang tempa, orang muda harus menghormati
orang yang lebih tua, dan lain-lain.
Norma kebiasaan, adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibuat secara sadar
atau tidak, berisi tentang petunjuk perilaku yang diulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap norma ini ber akibat celaan, kritik,atau
pengucilan. Misalnya membawa oleh-oleh apabila pulang dari bepergian, bejabat
tabgan saat ketemu, dsb.
d. Norma hukum/ kode etik.
Norma hukum, adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu,
misal lembaga pemerintah, advokat, organisasi profesi dsb. Norma hukum juga
disebut kode etik. Pelanggaran terhadap norma hukum akan mendapat sanksi berupa
sanksi denda atau hukuman fisik. Misalnya wajib bayar pajak, pelanggaran lalu lintas,
dan sebagainya. Norma agama dan norma kesusilaan berlaku secara luas di setiap
kelompok masyarakat, bagaimanapun peradabannya, sedang norma kesopanan dan
norma kebiasaan hanya dipelihara dan dilaksanakan oleh sekelompok masyarakat
tertentu saja.
4|Kelas VIII/ Semester Ganjil
Norma hukum ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga
kekuasaan Negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa
peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin dan
agama.Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya
berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-
peraturan hukum bersifat heteronom artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari
luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma ini di antaranta ialah hukum untuk tidak
menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman
setinggi-tinginya 15 tahun, larangan mengganggu ketertiban umum, dan lain-lain.
Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut juga
perundang-undangan. Perundang-undangan baik yang sifatnya nasional maupun
peraturan daerah dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk
membuatnya. Oleh karena itu, norma hokum sangat mengikat bagi warga negara.
5|Kelas VIII/ Semester Ganjil
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
Kelas : VIII Jenis Layanan : Informasi
Semester : Ganjil
Waktu : 1 x 40 Menit Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pemeliharaan
Bidang Pengembangan: Bidang Belajar
Kata motivasi digunakan untuk mendeskripsikan suatu dorongan, kebutuhan atau
keinginan untuk melakukan sesuatu. Seseorang menggunakan konsep motivasi untuk
memberikan suatu kecendrungan umum yang mendorong ke arah jenis tujuan tertentu. Dalam
pengertian ini, motivasi sering di pandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil.
Sejumlah orang termotivasi untuk berprestasi, sebagian yang lain termotivasi untuk bergaul
dengan orang lain dan mereka menyatakan motivasi ini dalam berbagai cara yang berbeda.
Motivasi sebagai suatu karakteristik yang stabil merupakan konsep yang agak berbeda dari
motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik dalam situasi tertentu. Misalnya, seseorang
dapat termotivasi untuk makan apabila telah cukup lapar (motivasi situsional), namun sejumlah
orang umumnya lebih tertarik pada makanan daripada yang lain (motivasi sebagai suatu
karakteristik pribadi atau motivasi kepribadian). Hal ini tidak bermaksud untuk mengatakan
bahwa motivasi situsional dan motivasi kepribadian tidak berhubungan. Motivasi sebagai suatu
karakteristik pribadi (motivasi kepribadian) sebagian besar merupakan hasil dari sejarah
seseorang (motivasi situsional).
A. Motivasi Belajar
1. Definisi motivasi belajar
Kata motivasi digunakan untuk mendeskripsikan suatu dorongan, kebutuhan atau
keinginan untuk melakukan sesuatu. Seseorang menggunakan konsep motivasi untuk
memberikan suatu kecendrungan umum yang mendorong ke arah jenis tujuan tertentu.
Dalam pengertian ini, motivasi sering di pandang sebagai karakteristik kepribadian yang
relatif stabil. Sejumlah orang termotivasi untuk berprestasi, sebagian yang lain
termotivasi untuk bergaul dengan orang lain dan mereka menyatakan motivasi ini dalam
berbagai cara yang berbeda.
Motivasi sebagai suatu karakteristik yang stabil merupakan konsep yang agak
berbeda dari motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik dalam situasi tertentu.
Misalnya, seseorang dapat termotivasi untuk makan apabila telah cukup lapar (motivasi
situsional), namun sejumlah orang umumnya lebih tertarik pada makanan daripada yang
lain (motivasi sebagai suatu karakteristik pribadi atau motivasi kepribadian). Hal ini
tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa motivasi situsional dan motivasi kepribadian
tidak berhubungan. Motivasi sebagai suatu karakteristik pribadi (motivasi kepribadian)
sebagian besar merupakan hasil dari sejarah seseorang (motivasi situsional).
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan
keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai
motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat
ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan
berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
6|Kelas VIII/ Semester Ganjil
2. Jenis-jenis motivasi
Motivasi ada dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, seperti karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
3. Konsep penting motivasi belajar
a. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai
alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang siswa
dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu sosial dengan tujuan
mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi
tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
b. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan suatu
konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu
hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau
kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan.
c. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan
pemberdayaan atribusi.
d. Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa,
memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi
pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed
back) dengan sering dan segera.
e. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran
yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat dipercaya.
f. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum untuk
mengupayakan keberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada
keberhasilan/kegagalan.
B. Prestasi Belajar
1. Definisi prestasi belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka
perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Adapun prestasi adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang
telah dilakukan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.
Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang
bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil
dari proses belajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.
7|Kelas VIII/ Semester Ganjil
Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar
siswa.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor
yang terdapat dalam diri siswa (faktor internal), dan faktor yang terdiri dari luar siswa
(faktor eksternal).
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun
yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu kecedersan/intelegensi, bakat,
minat dan motivasi. Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan
ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak
yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena
itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi
merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan
keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada
umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut
Slameto (1995:60) faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar adalah
“keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang
dilahirkan dan dibesarkan. pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat
besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran
besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga.
Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan
informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara
orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar
anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua
dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan
tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk
belajar.
8|Kelas VIII/ Semester Ganjil
2) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah
yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Guru harus dituntut untuk menguasai
bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
3) Lingkungan masyarakat
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat bahwa, lingkungan masyarakat
dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya.
Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka
anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak
di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada
menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak,
karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan
dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila
seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar
maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,
sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
9|Kelas VIII/ Semester Ganjil
PENTINGNYA KEJUJURAN
Kelas : VIII Jenis Layanan : Informasi
Semester : Ganjil
Waktu : 1 x 40 Menit Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pemeliharaan
Bidang Pengembangan: Bidang Pribadi
A. Pengertian Kejujuran
Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan
(bentuk perasaan, kata-kata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi
dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Makna jujur lebih
jauh dikolerasikan dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan memiliki makna
kepentingan banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, tetapi semua orang
yang terlibatKejujuran adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang dan merupakan hal
penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia berasal dari kata” jujur” yang mendapat imbuhan ke-an, yang artinya
“lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus atau ikhlas”.Dapat disimpulkan bahwa
kejujuran adalah suatu pernyataan atau tindakan yang sesuai dengan faktanya sehingga dapat
dipercaya dan memberikan pengaruh bagi kesuksesan seseorang. Kejujuran itu ada pada
ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan,
tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya.
Dalam praktiknya, jujur terbagi menjadi tiga, yaitu jujur dalam berucap, jujur dalam niat,
dan jujur dalam bertindak.
1. Jujur dalam berucap adalah berkata benar dan tepat
Lawan jujur dalam berucap adalah berbohongan. Berbohong adalah mengucapkan
sesuatu yang bertentangan dengan apa-apa yang kita ketahui. Seseorang dilarang untuk
berbohong karena bisa menyesatkan dan menyengsarakan orang lain. Orang yang
berbohong adalah orang yang lemah, orang yang takut, dan memiliki jiwa yang sakit.
2. Jujur dalam niat adalah berniat dengan tulus ikhlas, baik kepada Tuhan maupun kepada
manusia
Misalnya dalam member sumbangan, kita harus ikhlas melakukannya. Kita menymbang
karena niat untuk menyumbangkan, buan karena hal-hal lain yang dapat menguntungkan
diri sendiri atau merugikan orang lain.
3. Jujur dalam bertindak adalah melakukan segala tindakan dengan tidaknmerugikan orang
lain demi keuntungan pribadi
Jujur dalam bertindak juga berarti tidak curang, tidak menipu, serta tidak memanipulasi
fakta dan data. Dalam bertindak, selain kita harus benar juga harus tepat. Mialnya, dalam
bertindak melawan kejahatan, bagi kita sebagai warga Negara tindakan yang jujur adalah
melaporkan kejahatan kepada pihak kepolisian. Tidak jujur apabila kita main hakim
sendiri. Bagi polisi, jujur apabila melawan kejahatan dengan mengejar dan menangkap
pelakunya. Bagi pengadilan yang jujur adalah pengadilan yang mampu memberikan
hukuman setimpal atas kejahatan yang diperbuat.
B. Mempertanggungjawabkan Kejujuran
1. Jujur kepada diri sendiri
Jujur kepada diri sendiri adalah suatu sikap memperlakukan diri sendiri dengan baik. Kita
tidak bisa membohongi diri kita sendiri karena yang membohongi dan yang dibohongi
adalah diri sendiri. Menurut Antonius Atosokhi Gea, jujur kepada diri sendiri adalah
mengakui kelebihan atau kekuatan dan kelemahan atau kekurangan diri kita sendiri.
Dengan mengakui kelebihan diri, kita dapat mengembangkan talenta yang diberikan
10 | K e l a s V I I I / S e m e s t e r G a n j i l
Tuhan pada kita. Dengan mengakui kelemahan diri, kita terhindar dari sikap minder yang
merupakan salah satu cara menutupi kelemahan dan kekurangan diri. Hal ini juga dapat
jadi pemicu bagi kita untuk mengatasi kekurangan yang kita miliki secara tepat, misalnya
dengan memperbaiki kekurangan atau mengatasinya.
Selain yang diungkap di atas, jujur kepada diri sendiri juga berarti mau membuka diri
bagi kritik atau koreksi terhadap diri sendiri dan bersedia menerima pujian. Hal ini
merupakan pengakuan dan penerimaan atas kelebihan dan kekurangan diri kita.
2. Jujur kepada orang lain
Jujur kepada orang lain adalah memperlakukan orang lain dengan semestinya. Informasi
atau perilaku yang dibuat tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain, apalagi demi
keuntungan atau kepentingan pribadi. Seseorang yang jujur atau tidak jujur kepada orang
lain akan mendapat predikat dari orang lain tersebut. Orang yang selalu jujur kepada
orang lain akan dipercaya dan disenangi orang lain. Sebaliknya, orang yang selalu tidak
jujur kepada orang lain, tidak akan dipercaya dan dijauhi orang lain.
3. Jujur kepada Tuhan
Jujur kepada Tuhan adalah mengakui fakta bahwa Tuhan itu Esa dalam segala sifat-sifat-
Nya yang Agung, seperti Maha Pemurah, dan Maha Penyayang. Dampak dari kejujuran
ini adalah sebuah keikhlasan dan ketulusan pada Tuhan dalam segala tindakan kita.
Kejujuran dapat membuat kita kuat, karena kejujuran selalu berpihak pada fakta dan
kebenaran. Dengan kejujuran, kita tidak akan tertipu dan khawatir. Cara-cara untuk dapat
selalu menjaga kejujuran adalah sebagai berikut :
a. Mencari teman yang jujur dan menghindari teman yang buruk
b. Mencari lingkungan yang jujur dan menghindari lingkungan yang buruk
c. Selalu mengingat dampak buruk dari ketidakjujuran
d. Selalu mengingat Tuhan
11 | K e l a s V I I I / S e m e s t e r G a n j i l